Anda di halaman 1dari 60

LAKTASI

Pembimbing :
dr. Florentina M. Rahardja, Sp. GK,
M.Kes.

Oleh :
Laras Saraswati (2016-061-137)
Definisi
Menyusui : proses pemberian ASI
dari payudara ibu
kepada bayi / anak kecil

Laktasi : produksi ASI + pengeluaran ASI


Manfaat
Untuk bayi
a. Mengandung zat gizi yang cukup
b. Mengandung imunoglobulin kolostrum
c. Tidak menimbulkan alergi

Untuk ibu
a. << risiko kanker ovarium dan kanker payudara
b. Birth control alamiah
Manfaat
Untuk negara
a. << angka kesakitan dan kematian anak
b. << subsidi rumah sakit
c. Meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa
Menyusui

Eksklusif Predominan Parsial


Menyusui EKSKLUSIF
WHO
Tidak memberi makanan /minuman lain termasuk air putih
selain menyusui (kecuali obat, vitamin, mineral tetes), ASI
perah diperbolehkan.

RISKESDAS 2010
Bayi masih disusui, sejak lahir hanya ASI, selama 24 jam
terakhir hanya disusui ASI.
Menyusui PREDOMINAN
WHO
Menyusui bayi tetapi pernah memberi sedikit air atau
minuman berbasis air sebagai makanan prelaktasi sebelum
ASI keluar.

RISKESDAS 2010
Bayi masih disusui, selama 24 jam terakhir hanya disusui,
pernah mendapat makanan atau minuman berbasis air yaitu
air putih atau air teh.
Menyusui PARSIAL
WHO
Menyusui bayi serta diberikan makanan buatan selain ASI, baik
susu formula, bubur atau makanan lainnya sebelum bayi
berumur 6 bulan, baik diberikan secara kontinu ataupun sebagai
makanan prelakteal.

RISKESDAS 2010
Bayi masih disusui, sejak lahir hanya ASI, selama 24 jam terakhir
hanya disusui ASI.
ASI EKSLKUSIF
Menurut WHO 2011
ASI saja NO makanan dan minuman tambahan (bayi 0-6 bulan),
kecuali obat dan vitamin
++ MP-ASI ASI dilanjutkan hingga usia 2 tahun
Durasi ASI EKSKLUSIF
4-6 bulan
WHO
(2002) >6 bulan : makanan pendamping, ASI dilanjutkan sampai 2 tahun

UNICEF 6 bulan

6 bulan
Indonesia
(2003) ASI lanjutan dengan makanan pendamping sampai minimal 12 bulan
Peraturan Hukum ASI EKSKLUSIF
UU Nomor 36/2009 tentang Kesehatan
Ps 128 ayat 2 dan 3 : selama pemberian ASI, pihak keluarga,
pemerintah daerah dan masyarakat harus mendukung ibu
secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus
(di tempat kerja dan sarana umum)
Ps 200 : sanksi pidana dikenakan bagi setiap orang yang
dengan sengaja menghalangi program pemberian ASI
eksklusif dengan ancaman pidana penjara paling lama 1 tahun
dan denda paling banyak 100 juta rupiah
Peraturan Hukum ASI EKSKLUSIF
PPRI No 33 tahun 2012 tentang pemberian ASI
eksklusif pasal 6: setiap ibu yang baru melahirkan
harus memberikan ASI eksklusif pada bayi yang
dilahirkannya.
Peraturan Hukum ASI EKSKLUSIF
KEPMENKES Nomor 450/MENKES/SK/VI/2004 tentang
pemberian ASI secara eksklusif di Indonesia
Menetapkan ASI eksklusif di Indonesia selama 6 bulan dan
dianjurkan dilanjutkan sampai anak berusia 2 tahun atau lebih
dengan pemberian makanan tambahan yang sesuai
Tenaga kesehatan agar menginformasikan kepada semua ibu
yang baru melahirkan agar memberikan ASI eksklusif dengan
mengacu pada 10 langkah keberhasilan menyusui
Profil Kesehatan Indonesia 2014
80% Target program
pemerintah

Secara nasional
52,3% (BELUM mencapai
target)
Susu
formula
bayi Pemberia
Ibu n
bekerja makanan
prelakteal
Kegagalan
ASI
Eksklusif
Merasa sulit memberikan ASI 5,2x beresiko tidak
Ibu bekerja memberikan ASI
Dukungan pengasuh

Susu formula Menurunkan praktek ASI eksklusif sebanyak 4%


bayi

Pemberian Makanan / minuman yang diberikan kepada bayi


sebelum ASI keluar
makan Contoh : susu formula, air putih, air kelapa, madu, air
prelakteal tajin, bubur saring
10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (IDAI)
1. Sarana pelayanan kesehatan mempunyai kebijakan tentang
penerapan 10 langkah menuju keberhasilan menyusui dan
melarang promosi ASI
2. Sarana pelayanan kesehatan melakukan pelatihan untuk staf
sendiri atau lainnya
3. Menyiapkan ibu hamil untuk mengetahui manfaat ASI dan
langkah keberhasilan menyusui. Memberikan konseling apabila
ibu penderita infeksi HIV positif
4. Melakukan kontak dan menyusui dini bayi baru lahir (1/2 - 1 jam
setelah lahir)
5. Membantu ibu melakukan teknik menyusui yang benar (posisi
peletakan tubuh bayi dan pelekatan mulut bayi pada payudara).
10 Langkah Menuju Keberhasilan menyusui (IDAI)

6. Hanya memberikan ASI saja tanpa minuman pralakteal sejak bayi


lahir
7. Melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi
8. Melaksanakan pemberian ASI sesering dan semau bayi
9. Tidak memberikan dot/ kempeng
10. Menindak lanjuti ibu-bayi setelah pulang dari sarana pelayanan
kesehatan
Manfaat ASI
Tidak memerlukan biaya Refleks menghisap,
Zat gizi sesuai dengan menelan, dan napas
kebutuhan bayi Tidak basi
Kekebalan tubuh >> Penyajian mudah
Terjamin kebersihannya Kasih sayang ibu dan bayi
Melindungi bayi dari alergen Tidak dapat digantikan susu
formula
Komposisi ASI
KOLOSTRUM
ASI yang keluar pertama kali
Warna : kuning, kental
Protein utama : imunoglobulin (IgG, IgA dan IgM)
Volume : 150-300 ml/24 jam
Pencahar
membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang
baru lahir
mempersiapkan saluran pencernaan makanan bagi bayi
makanan yang akan datang
Kandungan KOLOSTRUM
KAYA akan MISKIN akan

Protein Lemak

Mineral Laktosa

Garam

Vitamin A

Nitrogen

Sel darah putih

Antibodi
Komposisi ASI vs SUSU SAPI
ASI Susu Sapi

4,2 Lemak 3,9

0,9 Protein 3,4

7,3 Laktosa 4,8


Kenapa ASI?
ASI SUSU FORMULA
Antibodi >> Antibodi <<

Tidak menimbulkan alergi Bisa menimbulkan alergi

Mudah dicerna Sakit perut dan diare

< Kegemukan >> kegemukan

Gratis Mahal
Cara Memerah ASI dengan Tangan
Gunakan container / Wadah bisa terbuat dari plastik atau bahan metal (paling baik karena
WADAH yang paling lemak dari ASI dapat menempel pada sisi wadah dari kaca)
bersih

CUCI TANGAN terlebih


Duduk dengan sedikit mencondongkan badan ke depan. Menggunakan
dahulu dan duduklah wadah dengan mulut yang lebar seperti mangkok akan lebih mudah
dengan santai

Dari dasar payudara kearah puting susu untuk merangsang refleks


MASSAGE dengan
oksitosin (let down reflex). Gunakan kompres hangat atau mandi
lembut dengan air hangat akan membantu ASI lebih mudah keluar

POSISI JARI Letakkan ibu jari di bagian atas di bagian luar areola (di jam 12) dan jari
membentuk huruf C telunjuk serta jari-jari lain di bagian bawah areola (di jam 6)
Cara Memerah ASI dengan Tangan
Tekan payudara dan lepaskan, dorong ke arah puting seperti mengikuti
gerakan mengisap bayi. Ulangi hal ini berulang-ulang

Hindari menarik atau memeras terlalu keras dan bersabarlah, mungkin


akan memakan waktu yang agak lama pada awalnya

Ketika ASI mengalir lambat, gerakkan jari anda di sekitar areola, kemudian
mulai memerah lagi sampai ASI yang tersimpan menjadi kosong

Ulangi prosedur ini sampai payudara menjadi lembek dan merasa telah
mengosongkan payudara sebanyak yang ibu bisa
Tips Memerah ASI
Perahlah payudara sesuai jam bayi minum jika ibu jauh darinya.

Untuk meningkatkan jumlah ASI yang diperah, kompres payudara


dengan air hangat dan pijatlah dengan lembut sebelum memerah.

Jangan putus asa bila saat awal jumlah ASI yang keluar sedikit. Dengan
memerah secara rutin biasanya akan meningkatkan produksi ASI

Simpan ASI sejumlah yang diminum bayi. Coba sedikit-sedikit

Jika ibu memompa saat kerja, dinginkan (atau gunakan portable cooler
bag)
Pompa
Pompa Manual
Dilakukan
Dilakukan dengan
dengan menarik
menarik pompa
pompa menggunakan
menggunakan
tangan
Lebih murah
Lebih

Pompa Elektrik
Mahal,, lebih
lebih mudah
mudah (otomatis)
(otomatis)
Digunakan
Digunakan pada
pada ibu
ibu yang
yang malas
malas atau
atau terlalu
terlalu lelah
lelah
memompa
memompa // memerah
memerah
Listrik tenaga
Listrik tenaga utama
utama
Tips Menyimpan ASI
Wadah : bersih (botol kaca, container plastik BPA-free bertutup
rapat, kantong plastik khusus ASI)
Bekukan ASI
Aman untuk disimpan jangka panjang.

ASI yang Dapat bertahan 24 jam di lemari pendingin.


dicairkan

Berikan sedikit
ruangan pada Seperti kebanyakan cairan lainnya, ASI akan mengembang bila
bagian atas dibekukan.
wadah
Tips Menyimpan ASI
Hangatkan Tempatkan di dalam wadah berisi air hangat untuk beberapa menit
ASI

Menggunakan microwave untuk mencairkan atau menghangatkan


ASI
JANGAN
Memasak ASI

Kocok ASI Secara perlahan, untuk mencampur lemak yang telah mengapung
Panduan Menyimpan ASI
(untuk Bayi Sehat yang Lahir Aterm)
Tips Membekukan ASI
Kencangkan tutup botol atau kontainer pada saat ASI
telah membeku sepenuhnya.

Sisakan ruang sekitar 2,5 cm dari tutup botol karena


volume ASI akan meningkat pada saat beku.

Jangan menyimpan ASI pada bagian pintu lemari es


atau freezer.
Tips Menghangatkan ASI Perah yang Dibekukan
Cek tanggal pada label wadah ASI. Gunakan ASI yang paling dulu disimpan.

ASI tidak harus dihangatkan. Beberapa ibu memberikannya dalam keadaan


dingin.

Untuk ASI beku: pindahkan wadah ke lemari es selama 1 malam atau ke dalam bak berisi
air dingin hingga ASI mencair

Untuk ASI dalam lemari es: Hangatkan wadah ASI dalam bak berisi air hangat atau air
dalam panci yang telah dipanaskan selama beberapa menit. Jangan menghangatkan ASI
dengan api kompor secara langsung.
Jangan menaruh wadah dalam microwave. Microwave tidak dapat memanaskan ASI
secara merata dan justru dapat merusak komponen ASI.

Goyangkan botol ASI dan teteskan pada pergelangan tangan terlebih dahulu untuk
mengecek apakah suhu sudah hangat.

Berikan ASI yang dihangatkan dalam waktu 24 jam. Jangan membekukan ulang ASI
yang sudah dihangatkan.

Perlu diketahui bahwa ASI yang telah dihangatkan kadang terasa seperti sabun karena
hancurnya komponen lemak. ASI dalam kondisi ini masih aman untuk dikonsumsi.

Apabila ASI berbau amis karena kandungan lipase tinggi, setelah diperah, hangatkan ASI hingga
muncul gelembung pada bagian tepi (jangan mendidih) lalu segera didinginkan dan dibekukan. Hal
ini dapat menghentikan aktivitas lipase pada ASI. Dalam kondisi ini pun kualitas ASI masih lebih baik
dibandingkan dengan susu formula.
Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
Bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir
Waktu : 30 menit 1 jam setelah dilahirkan
Cara : breast crawl atau merangkak mencari payudara
UNICEF
ketika bayi memiliki kemampuan untuk dapat
menyusu sendiri.
adanya kontak kulit bayi dengan kulit ibunya dalam
waktu 60 menit pertama setelah lahir.
Tahap-Tahap menyusui
Segera setelah bayi lahir dan diputuskan tidak memerlukan
resusitasi letakkan bayi di atas perut ibunya (bila sectio,bayi
diletakkan diatas dada).

Keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya
kecuali kedua tangannya.

Bau cairan amnion pada tangan bayi akan membantunya mencari


puting ibu yang mempunyai bau yang sama. Maka agar baunya
tetap ada, dada ibu juga tidak boleh dibersihkan.
Mengeringkan tubuh bayi tidak perlu sampai menghilangkan
verniks karena verniks dapat berfungsi sebagai penahan panas
pada bayi.

Setelah tali pusat dipotong dan diikat, tengkurapkan bayi di atas


perut ibu dengan kepala bayi menghadap kearah kepala ibunya.

Kalau ruang bersalin dingin, berikan selimut yang akan


menyelimuti ibu dan bayinya, dan kenakan topi pada kepala bayi.
Pengamatan oleh Windstrom, Righard dan Alade memperlihatkan
bahwa bayi-bayi yang tidak mengalami sedasi mengikuti suatu pola
perilaku prefeeding yang dapat diprediksi. Apabila bayi dibiarkan
tengkurap di perut ibu, selama beberapa waktu bayi akan diam saja
tetapi tetap waspada melihat kesekelilingnya.

Setelah 12-44 menit bayi akan mulai bergerak dengan menendang,


menggerakkan kaki, bahu dan lengannya. Stimulasi ini akan
membantu uterus untuk berkontraksi. Meskipun kemampuan
melihatnya terbatas, bayi dapat melihat areola mammae yang
berwarna lebih gelap dan bergerak menuju ke sana. Bayi akan
membentur-benturkan kepalanya ke dada ibu. Ini merupakan
stimulasi yang menyerupai pijatan pada payudara ibu.
Bayi kemudian mencapai puting dengan mengandalkan indera
penciuman dan dipandu oleh bau pada kedua tangannya. Bayi akan
mengangkat kepala, mulai mengulum puting, dan mulai menyusu.
Hal tersebut dapat tercapai antara 27 - 71 menit.

Pada saat bayi siap untuk menyusu, menyusu pertama berlangsung


sebentar, sekitar 15 menit, dan setelah selesai, selama 2-2,5 jam
berikutnya tidak ada keinginan bayi untuk menyusu. Selama
menyusu bayi akan mengkoordinasi gerakkan menghisap,
menelan, dan bernapas.
Setelah usai tindakan inisiasi menyusu dini ini, baru tindakan asuhan
keperawatan seperti menimbang, pemeriksaan antropometri
lainnya, penyuntikkan vitamin K1, dan pengoleskan salep pada
mata bayi dapat dilakukan.

Tunda memandikan bayi paling kurang 6 jam setelah lahir atau


pada hari berikut.

Bayi tetap berada dalam jangkauan ibunya agar dapat disusukan


sesuai keinginan bayi (rooming in / rawat gabung).
Manfaat IMD
Menjaga suhu tubuh bayi
Bayi dan ibu menjadi lebih tenang
ASI kaya akan Kolostrum (sistem imun awal, Vit A, Faktor
perumbuhan, pembersihan meconium)
Pelepasan oksitosin
Imunisasi dini
Mempererat hubungan ikatan ibu dan anak

UNICEF Malaysia Communications, 2007


Posisi Menyusui

Cross-cradle
Cross-cradle Cradle
Cradle Position
Position
Position
Position

Football
Football // Lying
Lying down
down
Rugby
Rugby Position
Position Position
Position
Refleks
Refleks
Prolaktin
Prolaktin

Menyusui
Menyusui
Refleks Prolaktin

Faktor penghalang
Faktor pendukung

Pengosongan Minum dengan botol,


payudara prelacteal feeding,
Posisi tidak benar,
Payudara sakit
Isapan dini

Pemerasan
ASI

Prolaktin di Impuls sensorik


dalam darah dari puting
Refleks Oksitosin

Oksitosin menyebabkan
kontraksi sel-sel
mioepitel

Impuls Sensorik dari


papila mammae ke otak

Bayi menghisap
Refleks pada Bayi
Refleks Rooting

Ibu belajar untuk


memposisikan Refleks isap
bayi

Bayi belajar untuk


menyusu

Refleks telan
Masalah dalam Menyusui
1. Puting lecet dan nyeri
Penyebab: Kesalahan teknik melepaskan puting dari mulut bayi.
Cara mengatasinya: Lepaskan puting dengan cara memasukkan jari
kelingking ibu ke mulut bayi atau menekan dagu bayi kebawah.

2. Payudara bengkak
Penyebab: Bayi jarang menyusu sehingga ASI tertumpuk di payudara
Cara Mengatasinya: Pemijatan payudara dengan kedua tangan
menggunakan baby oil dari pangkal payudara menuju putting.
Kompres payudara dengan lap handuk yang telah direndam dalam air
hangat dan air dingin secara bergantian.
Masalah dalam Menyusui
3. Bentuk puting melesak kedalam (puting tidak keluar)
Penyebab: Biasanya keadaan bawaan dari lahir
Cara Mengatasinya: Melakukan tarikan pada puting secara terus
menerus, dengan memutar kekiri dan kekanan kemudian tarik keluar.
Akan lebih baik jika penarikan putting dilakukan pada usia kehamilam
diatas 5 bulan.
4. Saluran ASI tersumbat
Penyebab: Kurangnya rangasangan untuk mengeluarkan ASI
Cara Mengatasinya: Susu-kan semua ASI hingga kosong, Kalau bayi
sudah tidak mau menyusu, pompa ASI agar keluar kemudian simpan ASI
untuk digunakan saat bayi membutuhkan. Selain itu bisa juga dengan
mengkompres payudara dengan air hangat dan air dingin bergantian.
Tanda Perlekatan yang Benar
Mulut bayi terbuka lebar
Bayi menyusu pada bagian areola payudara (bagian
yang berwarna gelap), BUKAN hanya pada puting
Dagu bayi menempel pada payudara ibu, hidung
mengahadap ke atas
Suara bayi terdengar pelan. Bila terdengar keras,
maka posisi belum benar
Tanda Menyusui yang Benar
Menghisap secara mendalam dan teratur
Kadang diselingi istirahat
Hanya terdengar suara menelan
Tidak terdengar suara mengecap
Bayi melepas payudara secara spontan
Bayi tampak tenang dan mengantuk
Bayi tampak tidak berminat lagi pada ASI
Tanda Bayi mendapat Cukup ASI
Buang Air kecil sebanyak 6x/24 jam
Buang Air besar berwarna kekuningan berbiji
Bayi tampak puas setelah minum ASI
Payudara terasa kosong
Berat badan bayi bertambah
Daftar Pustaka
1. (Kemenkes) Kementerian Kesehatan RI. 2013. Situasi dan Analisis ASI Eksklusif. Riset
Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Tahun 2014. Kemenkes RI: Jakarta
2. Unicef. Fact Sheer: Breastfeeding - The remarkable first hour of Life. 2007. Available
from: https://www.unicef.org/malaysia/Breastfeeding_First_Hour_of_Life.pdf
3. (IDAI) Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2015. Nilai nutrisi air susu ibu. Available from:
http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/nilai-nutrisi-air-susu-ibu
4. Rusli U. Inisiasi menyusui dini plus asi eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda (Grup Puspa
Swara). 2008
5. IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia). 2013. Inisiasi Menyusu Dini. Available from :
http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/inisiasi-menyusu-dini
6. IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia). 2014. Penyimpanan ASI Perah. Available from :
http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/penyimpanan-asi-perah
7. IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia). Memerah ASI. Available from :
http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/memerah-asi

Anda mungkin juga menyukai