Anda di halaman 1dari 23

“Tujuan Dan Manfaat Pembelajaran Filsafat Ilmu”

Dosen Pengajar: Rahadian Indarto Susilo, dr., Sp.BS (K)

Penulis:
Christian Christopher Sunnu 012018216303
Rafaela Andira Ledyastatin 012018236305
Difitasari Cipta Perdana 012018166304
Ita Musta'inah 021918016303
Illona Okvita Wiyogo 012018256302
Budi Mulyawan
Risky A R
Latar Belakang

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran telah mengantarkan ilmu kedokteran sebagai bagian
dari ilmu pengetahuan terapan yang sangat dibutuhkan masyarakat.

Pada zaman dahulu seringkali tempat-tempat suci digunakan untuk merawat pasien. Hal itu menunjukkan bahwa
ketika itu dokter memandang pasien sebagai individu yang komplit dari berbagai aspek termasuk aspek spiritualitas

Namun ini berbeda dengan kondisi kedokteran saat ini, dimana dokter hanya memandang pasien dari aspek fisik.

Untuk menghindari semakin jauhnya paradigma dokter-pasien, hendaknya seorang dokter perlu membekali diri
dengan ilmu filsafat agar dapat lebih memahami pasien
Rumusan Masalah

1.Apa saja tujuan pembelanjaran filsafat ilmu ?


2.Apa saja manfaat pembelajaran filsafat ilmu ?

Tujuan : menjawab rumusan masalah


Pembahasan

Pengertian Filsafat

Filsafat merupakan suatu pengetahuan yang bersifat eksistensial yang berarti sangat berhubungan erat
dengan kehidupan sehari-hari. Dapat dikatakan pula filsafat merupakan motor penggerak kehidupan sehari-
hari baik sebagia manusia pribadi maupun sebagai manusia kolektif dalam suatu masyarakat atau bangsa
(Adib, 2011)
Hubungan Filsafat dengan Ilmu

Filsafat merupakan cara berpikir yang kompleks, suatu pandangan atau teori yang
sering tidak bertujuan praktis, tetapi teoretis. (Adib, 2011).
Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang disusun secara konsisten dan
kebenarannya telah teruji secara empiris. (Adib, 2011).
Pengertian Filsafat Ilmu

Filsafat ilmu merupakan segenap pemikiran yang reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai
segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan
manusia (The Liang Gie,2012). Filsafat ilmu merupakan cabang ilmu filsafat yang menganalisis
mengenai ilmu pengetahuan dan cara-cara bagaimana ilmu pengetahuan diperoleh.
Tujuan Filsafat Ilmu

Filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah

Filsafat ilmu merupakan usaha merefleksi, menguji, mengkritik asumsi dan


metode keilmuan

Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan.


Manfaat Filsafat Ilmu

mampu menunjukkan arah kegiatan ilmiah, tidak hanya sekedar secara teoritis
menunjukkan kebenaran ilmiah, tetapi lebih jauh menunjukkan arah kegiatan ilmiah
yang bersifat pragmatis, yaitu mewujudkan kesejahteraan bagi kehidupan umat
manusia
DAFTAR PUSTAKA

Adib, Mohammad. 2011. Filsafat Ilmu Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan Logika Ilmu Pengetahuan. Pustaka
Pelajar : Yogyakarta.
Agung, IGAA., Maba, IW., Legawa, IM. 2018. Filsafat Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Gigi. Unmas Press.
Denpasar.
Bakhtiar. 2013. Filsafat Ilmu. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Ernita. 2019. Buku Ajar Filsafat Ilmu. Wal Ashri Publishing. Medan .
Rahmat, A., C. Semiawan, D. Nomida, I. Arianto, Kinayanti, J., Martini, J., Nadiroh, Nusa, P., Sabarti, A. 2013.
Filsafat Ilmu Lanjutan. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.
Suaedi. 2016. Pengantar Filsafat Ilmu. PT Penerbit IPB Press. Bogor.
The Liang Gie. (2012). Pengantar Filsafat Ilmu. Yogyakarta : Liberty.
Wardhana, Made. 2016. Filsafat Kedokteran. Vaikuntha International Publication. Denpasar.
Yuyun, SS. 1984. Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar Populer. Jakarta. Sinar Harapan
MAKALAH FILSAFAT ILMU
“Tujuan Dan Manfaat Pembelajaran Filsafat Ilmu”
Dosen Pengajar: Rahadian Indarto Susilo, dr., Sp.BS (K)

Penulis:
Christian Christopher Sunnu 012018216303
Rafaela Andira Ledyastatin 012018236305
Difitasari Cipta Perdana 012018166304
Ita Musta'inah 021918016303
Illona Okvita Wiyogo 012018256302

MKDU 2021
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran terutama


bioteknologi, farmasi, biologi-molekuler dan tindakan bedah telah mengantarkan
ilmu kedokteran sebagai bagian dari ilmu pengetahuan terapan yang sangat
dibutuhkan masyarakat. Selain itu, minat masyarakat akan kebutuhan yang
berhubungan dengan bioteknologi kedokteran sudah sangat besar, contohnya
seperti :
 Keinginan untuk mengubah wajah
 Keinginan untuk memperoleh keturunan tanpa melalui proses
perkawinan
 Keinginan untuk mendapat donor organ tubuh maupun tranfusi darah
 Keinginan untuk mati dengan tenang
 Ekspektasi berlebihan sementara terjadi kurang nya informed consent
kepada pasien maupun keluarga pasien, dan lainnya.

Dari sebab itu banyak sekali masalah yang dihadapi di dunia kedokteran
modern. Paradigma tersebut telah mengantarkan perubahan pola berpikir para
dokter. Ketika zaman kedokteran kuno, seorang dokter masih berpikir bahwa
pasien yang dihadapi merupakan sesosok pribadi yang utuh, sebagai individu
yang multidimensi, tidak hanya melihat pasien sebagai seorang yang sakit secara
fisik. Pada zaman dahulu seringkali tempat-tempat suci digunakan untuk merawat
pasien. Hal itu menunjukkan bahwa ketika itu dokter memandang pasien sebagai
individu yang komplit dari berbagai aspek termasuk aspek spiritualitas. Namun ini
berbeda dengan kondisi kedokteran saat ini, dimana dokter hanya memandang
pasien dari aspek fisik.
Untuk menghindari semakin jauhnya paradigma dokter-pasien, hendaknya
seorang dokter perlu membekali diri dengan ilmu filsafat agar dapat lebih
memahami pasien. Hendaknya seorang dokter perlu membekali diri dengan lebih
memahami pasien sebagai manusia seutuhnya dari aspek yang paling dalam,
semisal apakah manusia itu? Apa itu kehidupan? Apa itu filsafat Kedokteran?
Dimensi ini akan membawa dokter berpikir yang lebih mendalam tentang konsep
manusia. Oleh karena itu beberapa pengetahuan seperti, filsafat manusia,
perkembangan etika kedokteran, humaniora kedokteran, perlu dipahami oleh
dokter di zaman modern ini.

1.2.Rumusan Masalah :
1.2.1 Apa saja tujuan pembelanjaran filsafat ilmu ?
1.2.2 Apa saja manfaat pembelajaran filsafat ilmu ?

1.3.Tujuan Makalah :
1.3.1 Mengetahui tujuan mempelajari filsafat ilmu.
1.3.2 Mengetahui manfaat mempelajari filsafat ilmu.
1.3.3 Merupakan tugas mata kuliah filsafat ilmu.

1.4.Manfaat Makalah :
1.4.1 Memberikan pemahaman yang menyeluruh tentang tujuan
pembelajaran filsafat ilmu.
1.4.2 Memberikan pemahaman yang menyeluruh tentang manfaat
pembelajaran filsafat ilmu.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Filsafat

Filsafat merupakan suatu pengetahuan yang bersifat eksistensial yang


berarti sangat berhubungan erat dengan kehidupan sehari-hari. Dapat dikatakan
pula filsafat merupakan motor penggerak kehidupan sehari-hari baik sebagia
manusia pribadi maupun sebagai manusia kolektif dalam suatu masyarakat atau
bangsa. Ilmu merupakan terjemahan dari “science” yang berarti “to know”.
Dalam pengertian yang sempit science diartikan untuk menunjukkan ilmu
pengetahuan alam yang bersifat kuatitatif dan objektif. Ilmu dikatakan rasional
karena merupakan hasil dari proses berpikir dengan menggunakan akala tau hasil
berpikir secara rasional. Filsafat ilmu merupakan bagian merupakan bagian
epistemology yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu (Adib, 2011)

Beberapa filsuf menyebutkan pengertian filsafat sebagai berikut :


1. Socrates menyebutkan filsafat sebagai suatu proses yang
mempertanyakan tentang arche atau dasar atau awal mula atau asal
usul alam, dan berusaha menjawabnya dengan menggunakan logos
atau ratio, dan tidak mempercayai lagi hal-hal yang berkaitan dengan
mitos atau legenda. Dengan demikian, filsafat adalah penyelidikan
yang dilakukan dalam rangka memahami hakikat alam dan realitasnya
dengan mengandalkan akal budi.
2. Plato menyebutkan filsafat sebagai penyelidikan tentang sebab-sebab
dan asas-asas yang paling akhir dari segala sesuatu yang ada.
3. Aristoteles menyebutkan fisafat sebagai suatu upaya mencari prinsip-
prinsip dan penyebab-penyebab berbagai realitas yang ada.
4. Rene Descrates menyebutkan filsafat sebagai himpunan dari segala
pengetahuan yang pangkal penyelidikannya berkaitan dengan Tuhan,
alam, dan manusia.
5. Titus menyebutkan fisafat sebagai suatu proses pemikiran terhadap
yang benar bersifat kritis, terbuka, toleran, bersedia meninjau masalah
dari berbagai sudut tanpa prasangka. Filsafat adalah usaha untuk
memperoleh suatu pandangan keseluruhan dalam arti memadukan
hasil berbagai ilmu dan pengalaman manusia menjadi suatu
pandangan dunia yang selaras.
6. Johann Gotlich Fickte menyebutkan filsafat sebagai
Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-ilmu) yakni ilmu umum, yang jadi
dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan sesuatu bidang atau jenis
kenyataan. Filsafat menjelaskan seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu
mencari kebenaran dari seluruh kenyataan.
7. Paul Nartorp menyebutkan filsafat sebagai Grunwissenschat (ilmu
dasar untuk menentukan kesatuan pengetahuan manusia dengan
menunjukan dasar akhir yang sama).
8. Notonegoro menyebutkan filsafat menelaah hal-hal yang dijadikan
objeknya dari sudut intinya yang mutlak, yang tetap tidak berubah,
yang disebut hakekat.
9. Driyakarya menyebutkan filsafat sebagai perenungan yang sedalam-
dalamnya tentang sebab-sebab, perenungan tentang kenyataan yang
sedalam-dalamnya sampai habis.
10. Sidi Gazalba menyebutkan berfilsafat ialah mencari kebenaran dari
kebenaran untuk kebenaran, tentang segala sesuatu yang
dimasalahkan, dengan berfikir radikal, sistematik dan universal.
11. Prof. Mr.Mumahamd Yamin menyebutkan filsafat ialah pemusatan
pikiran, sehingga manusia menemui kepribadiannya serta di dalam
kepribadiannya itu sungguh dialaminya.
12. Prof. Ismaun menyebutkan filsafat ialah usaha pemikiran dan
renungan manusia dengan akal dan kalbunya secara sungguh-
sungguh, yakni secara kritis sistematis, fundamentalis (Rahmat et al.,
2013)
Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat filsafat dapat didefinisikan
sebagai studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara
kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Berfilsafat berarti berfikir menurut
tata tertib (logika) dengan bebas (tidak terikat pada tradisi, dogma dan agama) dan
dengan sedalam-dalamnya sampai ke dasar persoalan

2.2 Hubungan Filsafat dengan Ilmu

Filsafat merupakan cara berpikir yang kompleks, suatu


pandangan atau teori yang sering tidak bertujuan praktis, tetapi
teoretis. Filsafat selalu memandang sebab- sebab terdalam, tercapai
dengan akal budi murni. Filsafat membantu untuk mendalami
pertanyaan asasi manusia tentang makna realitas dan ruang
lingkupnya yang dapat dipelajari secara sistematik dan historis
(Adib, 2011).
Ilmu merupakan salah satu dari pengetahuan manusia. Ilmu
merupakan kumpulan pengetahuan yang disusun secara konsisten
dan kebenarannya telah teruji secara empiris. Ilmu harus diusahakan
dengan aktivitas manusia, aktivitas itu harus dilaksanakan dengan
metode tertentu, dan akhirnya aktivitas metodis itu mendatangkan
pengetahuan yang sistematis. Kesatuan dari interaksi di antara
aktivitas, metode, dan pengetahuan dapat digambarkan sebagai
bagan segitiga penyusun menjadi ilmu (Adib, 2011).
Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran yang reflektif terhadap
persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan
ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan
manusia. Filsafat ilmu merupakan suatu telaah kritis terhadap
metode yang digunakan oleh ilmu tertentu terhadap lambang-
lambang dan struktur penalaran tentang sistem lambang yang
digunakan. Filsafat ilmu adalah upaya untuk mencari kejelasan
mengenai dasar-dasar konsep, sangka wacana dan postulat
mengenai ilmu. Filsafat ilmu merupakan studi gabungan yang terdiri
atas beberapa studi yang beraneka macam yang ditunjukkan untuk
menetapkan batas yang (Adib, 2011).
Secara historis ilmu berasal dari kajian filsafat, pada awalnya filsafat
melakukan pembahasan tentang seluruh hal secara sistematis, rasional, dan logis,
termasuk hal yang empiris. Setelah berjalan beberapa lama kajian yang terkait
dengan hal yang empiris semakin bercabang dan berkembang, sehingga
menimbulkan spesialisasi dan menampakkan kegunaan yang praktis. Hal ini
merupakan proses terbentuknya ilmu secara berkesinambungan (Yuyun, 1984).
Hal ini didukung oleh Bakhtiar (2013) bahwa filsafat menurut para filosof disebut
sebagai induknya ilmu, oleh karena dari filsafatlah, ilmu-ilmu modern dan
teknologi berkembang. Pada awal mulanya, filsafat terbagi menjadi teoritis dan
praktis. Filsafat teoritis mencakup fisika, matematika, dan logika, sedangkan
filsafat praktis adalah ekonomi, politik, hukum, dan etika.
Filsafat juga diharuskan dapat membimbing ilmu. Di sisi lain
perkembangan ilmu yang sangat cepat tidak saja membuat ilmu semakin jauh dari
induknya, tetapi juga mendorong munculnya arogansi yang tidak sehat antara satu
bidang ilmu dengan yang lain. Sehingga tugas filsafat diantaranya adalah
menyatukan visi keilmuan itu sendiri agar tidak terjadi bentrokan antara berbagai
kepentingan

2.3 Definisi Filsafat Ilmu

Segenap pemikiran yang reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai


segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala
segi dari kehidupan manusia (The Liang Gie,2012). Filsafat ilmu merupakan
cabang ilmu filsafat yang menganalisis mengenai ilmu pengetahuan dan cara-cara
bagaimana ilmu pengetahuan diperoleh. Menurut Rahmat et al.(2013), Filsafat
ilmu merupakan suatu usaha akal manusia yang teratur dan taat asas menuju
penemuan keterangan tentang pengetahuan yang benar. Sasaran filsafat ilmu
adalah mengadakan penataan dan pengetahuan atas dasar asas-asas yang dapat
menerangkan terjadinya ilmu pengetahuan.

2.4 Tujuan Filsafat Ilmu

Filsafat merupakan keilmuan yang memiliki perbedaan dengan keilmuan


lainnya. Ilmu-ilmu lain membatasi obyek yang dipikirkan dan fenomena pada
suatu bagian dari alam, atau pada suatu kumpulan paristiwa, sedangkan filsafat
menyelidiki dan memikirkan seluruh alam. Platomengatakan, bahwa filsafat itu
tak lain dari pada pengetahuan tentang segala yang ada. Filsafat seringkali disebut
oleh para filosof sebagai induk semang dari ilmu-ilmu. (Agung dkk, 2018).
Filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah. Sebagai tenaga
medis wajib memiliki sikap kritis terhadap bidang ilmu, sehingga dapat
menghindarkan diri dari solipsitik, mengganggap bahwa pendapatnya yang paling
benar.
Filsafat ilmu merupakan usaha merefleksi, menguji, mengkritik asumsi
dan metode keilmuan. Sebab kecenderungan yang terjadi, menerapkan suatu
metode ilmiah tanpa memperhatikan struktur ilmu pengetahuan itu sendiri. Satu
sikap yang diperlukan disini adalah menerapkan metode ilmiah yang sesuai atau
cocok dengan struktur ilmu pengetahuan, bukan sebaliknya. Metode hanya saran
berpikir, bukan merupakan hakikat ilmu pengetahuan.
Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan.
Setiap metode ilmiah yang dikembangkan harus dapat dipertanggungjawabkan
secara logis-rasional, agar dapat dipahami dan dipergunakan secara umum.
Semakin luas penerimaan dan penggunaan metode ilmiah, maka semakin valid
metode tersebut.
Mendalami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara menyeluruh kita bisa
memahami, sumber, hakekat, dan tujuan ilmu. Memahami sejarah pertumbuhan,
perkembangan dan kemajuan ilmu di berbagai bidang, sehingga kita mendapat
gambaran tentang proses ilmu kontemporer secra historis. Menjadi pedoman bagi
para dosen dan mahasiswa dalam mendalami studi di perguruan tinggi, terutama
untuk membedakan persoalan yang ilmiah dan non ilmiah. Mendorong pada calon
ilmuwan dan iluman untuk konsisten dalam mendalami lmu dan
mengembangkannya. Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber dan tujuan
antara ilmu dan agama tidak ada pertentangan. Memahami dampak kegiatan
ilmiah (penelitian) yang berupa teknologi ilmu (misalnya alat yang digunakan
oleh bidang medis, teknik, komputer) dengan masyarakat yaitu berupa tanggung
jawab dan implikasi etis. Contoh dampak tersebut misalnya
masalah euthanasia dalam dunia kedokteran masih sangat dilematis dan
problematik, penjebolan terhadap sistem sekuriti komputer, pemalsuan terhadap
hak atas kekayaaan intelektual (HAKI) , plagiarisme dalam karya ilmiah(Ernita,
2019).

2.5 Manfaat Filsafat Ilmu

Belajar filsafat pada umumnya menjadikan manusia lebih bijaksana.


Bijaksana artinya memahami pemikiran yang ada dari sisi mana pemikiran itu
disimpulkan. Memahami dan menerima sesuatu yang ada dari sisi mana keadaan
itu ada (Suaedi, 2016). Filsafat ilmu membimbing kita untuk memikirkan dan
merefleksikan kegiatan ilmu pengetahuan yang kita lakukan. Kita diharapkan
tidak hanya melakukan kegiatan ilmu pengetahuan atas dasar kebiasaan-kebiasaan
yang sering tidak kita sadari orientasinya. Dengan pemikiran yang rasional (kritis,
logis, dan sistematis) diharapkan kita dapat menemukan kejelasan pemahaman
tentang ilmu pengetahuan dengan segala unsur-unsurnya serta arah tujuan
kegiatan ilmu pengetahuan yang kita lakukan (Ernita, 2019).
Filsafat merupakan akar dari segala ilmu. Dengan melakukan telaah
filsafat, kita akan semakin mandiri secara intelektual, lebih toleran terhadap
perbedaan sudut pandang, dan semakin membebaskan diri dari dogmatisme.
Adapun manfaat yang dapat kita peroleh dengan mempelajari filsafat (Wardhana,
2016) yaitu:
a. Pengkajian filsafat dapat membawa kepada perubahan keyakinan dan
nilai-nilai dasar seseorang, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi arah
kehidupan yang lebih baik.
b. Pengkajian filsafat dapat membuahkan kebebasan dari dogmatisme,
toleransi terhadap pandangan-pandangan orang yang berbeda, serta
kemandirian intelektual.
c. Kebebasan intektual dan sikap-sikap lainnya yang berkaitan, akan kita
peroleh dengan mengkaji persoalanpersoalan filsafat secara mendalam.
d. Penilaian kritis.
e. Tujuan berfilsafat bukan sekedar meninjau berbagai macam teori, tetapi
juga menilainya secara kritis. Sehingga, sikap kritis akan senantiasa kita
peroleh.
f. Filsafat akan mengajarkan untuk melihat segala sesuatu secara multi
dimensi. Ilmu ini akan membantu kita untuk menilai dan memahami
segala sesuatu tidak hanya dari permukaannya saja, dan tidak hanya dari
sesuatu yang terlihat oleh mata saja, tapi jauh lebih dalam dan lebih luas.
g. Filsafat mengajarkan kepada kita untuk mengerti tentang diri sendiri dan
dunia. Manfaat belajar filsafat akan membantu memahami diri dan
sekeliling dengan pertanyaan-pertanyaan mendasar.
h. Filsafat mengasah hati dan pikiran untuk lebih kritis terhadap fenomena
yang berkembang. Hal ini akan membuat kita tidak begitu saja menerima
segala sesuatu tanpa terlebih dahulu mengetahui maksud dari pemberian
yang kita terima.
i. Filsafat dapat mengasah kemampuan kita dalam melakukan penalaran –
Penalaran ini akan membedakan argumen, menyampaikan pendapat baik
lisan maupun tertulis, melihat segala sesuatu dengan sudut pandang yang
lebih luas dan berbeda.
Menurut Anonimus (2012) dalam Buku Filsafat Ilmu Kesehatan dan
Kedokteran Gigi (Agung dkk, 2018), manfaat Filsafat Ilmu bagi calon tenaga
kesehatan secara umum adalah :
a. Dapat melihat kebenaran di antara kebenaran yang lain
b. Dapat memadukan antara ilmu, pengetahuan, logika, rasa dan sebagainya
dalam menjawab suatu fenomena.
Maka manfaat filsafat ilmu bagi calon tenaga kesehatan secara khusus
adalah :
a. Membantu memandang suatu fenomena kesehatan masyarakat secara
menyeluruh dan mendasar, sehingga dapat dilihat suatu kebenaran di
antara kebenaran yang lain.
b. Membantu calon ahli kesehatan masyarakat berfikir secara luas dan dari
berbagai sudut pandang disiplin ilmu.
c. Membantu calon ahli kesehatan masyarakat untuk berfikir secara kritis
dalam menghadapi fenomena yang terjadi di masyarakat.
d. Membantu calon ahli kesehatan masyarakat untuk mengembangkan
ilmunya karena ilmu sifatnya bukan merupakan kebenaran yang hakiki,
tidak stagnan dan terus berkembang.
Dengan demikian Filsafat ilmu diharapkan mampu menunjukkan arah
kegiatan ilmiah, tidak hanya sekedar secara teoritis menunjukkan kebenaran
ilmiah, tetapi lebih jauh menunjukkan arah kegiatan ilmiah yang bersifat
pragmatis, yaitu mewujudkan kesejahteraan bagi kehidupan umat manusia. Ilmu
pengetahuan tidak dipandang sebagai yang membebani pemikiran manusia,
melainkan dirasakan sebagai kegiatan yang dapat mempertajam pemikiran
manusia dalam rangka menghadapi berbagai permasalahan kehidupan untuk
memberkan pemecahan yang dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia (Ernita,
2019).
BAB III
KESIMPULAN

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran terutama


bioteknologi, farmasi, biologi-molekuler dan tindakan bedah telah mengantarkan
ilmu kedokteran sebagai bagian dari ilmu pengetahuan terapan yang sangat
dibutuhkan masyarakat. Namun dalam praktekknya, seringkali terdapat masalah
baru yang muncul akibat kemajuan ilmu di bidang kedokteran tersebut. Untuk
menghindari semakin jauhnya paradigma dokter-pasien, hendaknya seorang
dokter perlu membekali diri dengan ilmu filsafat agar dapat lebih memahami
pasien. Hendaknya seorang dokter perlu membekali diri dengan lebih memahami
pasien sebagai manusia seutuhnya dari aspek yang paling dalam.
Filsafat sendiri merupakan suatu pengetahuan yang bersifat eksistensial
yang berarti sangat berhubungan erat dengan kehidupan sehari-hari. Dapat
dikatakan pula filsafat merupakan motor penggerak kehidupan sehari-hari baik
sebagia manusia pribadi maupun sebagai manusia kolektif dalam suatu
masyarakat atau bangsa. Ilmu merupakan terjemahan dari “science” yang berarti
“to know”. Dalam pengertian yang sempit science diartikan untuk menunjukkan
ilmu pengetahuan alam yang bersifat kuatitatif dan objektif. Ilmu dikatakan
rasional karena merupakan hasil dari proses berpikir dengan menggunakan akala
tau hasil berpikir secara rasional. Filsafat ilmu merupakan bagian merupakan
bagian epistemology yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu (Adib, 2011).
Segenap pemikiran yang reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai
segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala
segi dari kehidupan manusia (The Liang Gie,2012). Filsafat ilmu merupakan
cabang ilmu filsafat yang menganalisis mengenai ilmu pengetahuan dan cara-cara
bagaimana ilmu pengetahuan diperoleh. Menurut Rahmat et al.(2013), Filsafat
ilmu merupakan suatu usaha akal manusia yang teratur dan taat asas menuju
penemuan keterangan tentang pengetahuan yang benar. Sasaran filsafat ilmu
adalah mengadakan penataan dan pengetahuan atas dasar asas-asas yang dapat
menerangkan terjadinya ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA

Adib, Mohammad. 2011. Filsafat Ilmu Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan


Logika Ilmu Pengetahuan. Pustaka Pelajar : Yogyakarta.
Agung, IGAA., Maba, IW., Legawa, IM. 2018. Filsafat Ilmu Kesehatan dan
Kedokteran Gigi. Unmas Press. Denpasar.
Ernita. 2019. Buku Ajar Filsafat Ilmu. Wal Ashri Publishing. Medan .
Rahmat, A., C. Semiawan, D. Nomida, I. Arianto, Kinayanti, J., Martini, J.,
Nadiroh, Nusa, P., Sabarti, A. 2013. Filsafat Ilmu Lanjutan. Kencana
Prenada Media Group. Jakarta.
Suaedi. 2016. Pengantar Filsafat Ilmu. PT Penerbit IPB Press. Bogor.
The Liang Gie. (2012). Pengantar Filsafat Ilmu. Yogyakarta : Liberty.
Wardhana, Made. 2016. Filsafat Kedokteran. Vaikuntha International Publication.
Denpasar.

Anda mungkin juga menyukai