Anda di halaman 1dari 12

Tugas Kelompok

Mata Kuliah : Filsafat Ilmu Kesehatan Masyarakat

MAKALAH

“Filsafat Ilmu dalam Epidemiologi”

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK VI

1. AYU NANINGSI (G2U119032)

2. NELINI (G2U119031)

3. HAMZAH (G2U119038)

PROGRAM STUDI PASCA SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019/2020
PRAKATA

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia dan rahmat-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul “Filsafat Ilmu dalam Epidemiologi”.

Tak lupa shalwat serta salam, semoga selalu tercurahkan kepada Nabi besar kita Nabi

Muhammad SAW, para keluarganya, sahabat-sahabtanya, tabit-tabiitnya sampai pada kita

selaku umatnya.

Makalah ini merupakan tugas yang disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah

Administrasi Kebijakan Kesehatan.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari

berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami

menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam

pembuatan makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang filsafat ilmu dlaam

epidemiologi untuk masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap

pembaca

Kendari, Desember 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Filsafat merupakan sikap atau pandangan hidup dan sebuah bidang terapan untuk

membantu individu untuk mengevaluasi keberadaannya dengan cara yang lebih memuaskan.

Filsafat membawa kita kepada pemahaman dan pemahaman membawa kita kepada tindakan yang

telah layak, filsafat perlu pemahaman bagi seseorang yang berkecimpung dalam dunia pendidikan

karena ia menentukan pikiran dan pengarahan tindakan seseorang untuk mencapai tujuan.

Filsafat membahas segala sesuatu yang ada bahkan yang mungkin ada baik bersifat

abstrak ataupun riil meliputi Tuhan, manusia dan alam semesta. Sehingga untuk faham betul

semua masalah filsafat sangatlah sulit tanpa adanya pemetaan-pemetaan dan mungkin kita hanya

bisa menguasai sebagian dari luasnya ruang lingkup filsafat.

Sistematika filsafat secara garis besar ada tiga pembahasan pokok atau bagian yaitu;

epistemologi atau teori pengetahuan yang membahas bagaimana kita memperoleh pengetahuan,

ontologi atau teori hakikat yang membahas tentang hakikat segala sesuatu yang melahirkan

pengetahuan dan aksiologi atau teori nilai yang membahas tentang guna pengetahuan. Sehingga,

mempelajari ketiga cabang tersebut sangatlah penting dalam memahami filsafat yang begitu luas

ruang lingkup dan pembahansannya.

Ketiga teori di atas sebenarnya sama-sama membahas tentang hakikat, hanya saja

berangkat dari hal yang berbeda dan tujuan yang beda pula. Epistemologi sebagai teori

pengetahuan membahas tentang bagaimana mendapat pengetahuan, bagaimana kita bisa tahu dan

dapat membedakan dengan yang lain. Ontologi membahas tentang apa objek yang kita kaji,

bagaimana wujudnya yang hakiki dan hubungannya dengan daya pikir. Sedangkan aksiologi

sebagai teori nilai membahas tentang pengetahuan kita akan pengetahuan di atas, klasifikasi,

tujuan dan perkembangannya


1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian filsafat ilmu ?

2. Bagaiamana filsafat ilmu dalam epidemiologi ?

1.3 Tujuan Penulsian

1. Untuk mengetahui pengertian filsafat ilmu

2. Untuk mengetahui bagaimana filsafat ilmu dalam epidemiologi


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Filsafat Ilmu

2.1.1 Filsafat Ilmu

Filsafat meletakan suatu dasar-dasar pengetahun. Filsafat ilmu

mempelajari metode setiap ilmu sehingga menghasilkan pengetahuan yang benar.

Sehingga dapat dikatakan filsafat ilmu merupakan tiang penyanga bagi eksistensi

ilmu pengetahuan itu sendiri.

Filsafat ilmu merupakan bagian dari filsafat yang menjawab pertanyaan

hakikat ilmu. Beberapa pakar menyimpulkan bahwa filsfat ilmu adalah studi

tentang asumsi, landasan berpikir, dan implementasi dari ilmu. Disini filsafat ilmu

berkaitan dengan ontologi, epistemologi dan aksioligi.

Filsafat ilmu adalah cabang filsafat yang menempatkan objek sasaranya

adalah ilmu (pengetahuan) dan tiang penyangga bagi eksistensi ilmu yaitu

ontologi, epistemilogi, dan aksiologi ilmu. Filsafat imu menyikapi secara kritisa

ciri dan cara kerja ilmu.

Filsafat ilmu berusaha untuk menjelaskan masalah-masalah seperti; apa itu

konsep (ontologi), bagaimana (epistemologi) suatu konsep terlahir, bagaimana

ilmu dapat menjelaskan, memperkirakan serta memanfaatkan alam memlalui

teknologi, apa implikasinya (aksiologi)

Semua pengetahun apakah itu ilmu, seni atau pengetahuan pada dasarnya

memilki tiga landasan yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Ontologi

membahas tentang apa yang ingin diketahui atau dengan kata lain merupakan
suatu pengkajian mengenai teori tentang ada. Dasar ontologis dari ilmu

berhubungan dengan materi yang menjai objek penelaan ilmu. Epistemologi

mebahas secara mendalam segenap proses yang terlihat dalam usaha untuk

memperoleh pengetahuan. Dengan kata lain epistemologi adalah suatu teroi

pengetahun. Aksiologi membahas tentang maanfaat yang diperoleh manusia dari

pengetahun yang didapatkanya.

2.2 Filsafat Epidemiologi

Menurut suriasumantri (2005), bahwa pengetahun pada dasarnya memiliki tiga

landasan yaitu; ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Kajian epidemilogi pun akan

ditinjau dari tiga landasan tersebut. Ontologi membahas tentang apa yang ingin

dikatahui dari epidemiologi. Epistemologi membahas secara mendalam segenap

proses yang terlihat dalam usaha untuk memperoleh pengetahuan, dengan kata lain

metode epidemilogi. Aksiologi membahas tentang manfaat yang di peroleh manusia

dari pengeatahuan epidemilogi yang didapatkanya.

2.2.1 Ontologi

Epidemilogi berasal dari kata Yunani yakni epi (atas), demos (rakayat,

populasi manusia) dna logos (ilmu). Kata “Epidemiologi” digunakan pertama

kali pada awal abad ke-19 (1802) oleh seorang dokter Spanyol bernama

Vilalba dalam tulisanya bertajuk Epidemilogia Espanola. Tetapi gagasan dan

praktik epidemilogi untuk mencegah epidemi penyakit sudah dikemukakan

oleh “Bapak Kedokteran” Hippocrates sekitar 2000 tahun lampau di Yunani.

Epidemiologi merupakan disiplin ilmu inti dari kesehatan masyarakat.

Menurut Blakley (1990) dalam murti (2012) epidemiologi merupakan “the

mother scince of public health”. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari


tentang distrubusi dan determinan dari kejadian atau keadaan yang

berhubungan dengan kesehatan pada populasi spesifik, dan aplikasinya untuk

mengendalikan masalah kesehatan.

Dari definisi yang dipaparkan tersebut, dapat kita simpulkan hakikat

dari epidemiologi adalah mempelajari distrbusi dan determinan dari masalah

kesehatan pada populasi. Subjek dari epidemiologi adalah populasi manusia.

Objek dari epidemiologi adalah penyakit atau masalah kesehatan.

2.2.2 Epistemologi

Dua asumsi digunakan dalam epidemiologi deskriptif dan epidemilogi

analitik. Pertama, penyakit tidak terjadi secara random melainkan secara

selektif terkait dengan fatkator penyebab penyakt. Artinya, penyakit pada

populasi tidak terjadi secara kebetulan, melainkan berhubungan dengan faktor

yang mempengaruhi terjadinya penyakit, disebut dterminan penyakit. Kedua,

faktor yang mempengaruh terjadinya penyakit dapat diubah sehingga dapat

dilakukan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit pada populasi.

Epidemiologi menunggunakan metode ilmiah untuk mendeskripsikan,

menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikn terjadinya penyakit.

Epidmiologi deskriptif mendeskripsikan distribusi penyakit dan

kecenderungan (trend) penyakit pada populasi. Epidemiologi deksriptif

berguna untuk memahami distribusi dan mengetahui besarnya masalah

kesehatan pada populasi. Epidemiologi analitik mempelajari determinan atau

faktor risiko atau kausa penyakit. Epidemiologi deskriptif berguna untuk

memahami disribusi dan mengetahui besarnya masalah kesehatan pada

populasi. Epidemiologi analtik mempelajari determinan atau faktor risiko atau

kausa penyakit. Epidemiologi analitik berguna untuk mamahami kausa


penyakit, menjelaskan, dan meramalkan kecenderungan penyakit, serta

menemukan strategi yang efektif untu mencegah dan mengendalikan penyakit.

Kedua jenis riset epoidemiologi memerlukan metode ilmiah agar

deskripsi, penjelasan, prediksi, cara pengendalian dan pencegahan penyakit

benar (valid) dan dapat diandalkan (reliable). Prinsip dan metode ilmiah

epidemiologi merupakan pola sistematis dan logis untuk menarik kesimpula

kausal tentang faktor-faktor yang mempengaruhi atau menyebabkan penyakit

pada populasi. Dimulai dari menganalisis distrubusi penyakit pada populasi

yang menimbulkan suatu kecurigaan bahwa paparan suatu faktor

mempengaruhi tejadinya penyakit (epidemiologi deskriptif). Kecurigaan

tersebut di rumuskan dalam pernyataan prediksi (hipotesis). Hipotesis diuji

dengan data yang dikumpulkan secara sistematis melalui pengamatan atau

eksperimen (epidemiologi analitik). Data yang dikumpulkan dan analisis

untuk menentukan apakah terdapat hubungan (asosiasi) statistik antara

paparan faktor tersebut dengan penyakit yang diteliti.

Selanjutnya adalah mengevaluasi kebenaran (validitas) kesimpulan

tentang hubungan yang diamati, apakah hubungan tersebut benar atau palsu.

Hubungan palsu yang dapat disebabkan oleh karena kesalahan sistematis

dalam memilih subjek penelitian (bias seleksi), kesalahan pengukuran variabel

dan interpretasi data (bias informasi), dan faktor perancu atau counfounding.

Jika hubungan palsu dapat disingkiran, selanjutya adalah menilai seberapa

besar peran peluang atau chance mempengaruhi hubungan valid antara

paparan dan penyakit. Penilian peran peluang atau chance dilakukan dengan

menguji signifikansi statistik hubungan tersebut.


Langakah terakir adalah menilai apakah hubungan tersebut kausal

(sebab akibat). Penilaian hubungan kausal dilakukan berdasarkan riset

epidemiologi, riset non epidemiologi dan kriteria Bradford Hill (kekuatan

asosiasi, hubungan temporal, masuk akal secara biologis (biologic

plausibility), konsistensi temuan, hubungan dosis-respon, analogi, hasil

eksperimen, dan koheren dengan teori atau hasil penelitian non epidemilogi.

2.2.3 Aksiologi

Epidemiologi merupakan ilmu. Ilmu berkembang untuk tiga tujuan

utama, yakini menjelaskan (explanation), memprediksi (prediction), dan

mengendalikan (control). Tentunya 3 tujuan tersebut yang bermanfaat bagi

manusia. Demikian pula dengna epidemiologi. Epidemiologi menunggunakan

metode ilmiah untuk menjelaskan distribusi dan determinan penyakit,

meramalkan tejadinya penyakit, dan menemukan strategi yang tepat untuk

mengontrol terjadinya penyakit pada populasi sehingga tidak menjadi masalah

kesehatan masyarakat yang penting.

2.2.4 Tujuan dan Kegunaan Epidemiologi

1. Mendeskripsikan distribusi penyakit pada populasi

Epidemilogi mempelajari kelompok mana (person), di mana (place),

dan kapan (time) dari populasi yang terkena penyakit

2. Mengetahui riwayat alamiah penyakit (natural histiory of desease)

Epidemiologi mendeskripsikan tentang perkembangan alami (natural)

penyakit yang terjadi sepanjang waktu pada individu.

3. Menentukan determianan penyakit


Epidemiologi analitik bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor

yang dapat mempengaruhi terjadinya penyakit.

4. Menentukan prognosis dan faktor prognostik penyakit

Epidemiologi analitik juga mempelajari prognosis dan faktor-faktor

yang mempengaruhi probabilitas terjadinya akibat-akibat penyakit

5. Mengevaluasi efektivitas intervensi preventif maupun terapetik

Epidemiologi analitik berguna untuk mengevaluasi efektivitas manfaat,

kerugian, dan biaya dari intervensi preventif maupun tarapetik

6. Memprediksikan kejadian penyakit pada populasi

Pengetahuan tentang risiko penyakit atau prognosis akibat penyakit

pada populasi dalam suatu perode waktu dapat digunakan untuk memprediksi

jumlah dan distribusi penyakit atau kematian pada populasi maupun individu

dalam suatu periode di masa mendatang

7. Memberikan dasar ilmiah pembuatan kebijakan publik dna regulasi tentang

masalah kesehatan masyarakat.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Semua pengetahun apakah itu ilmu, seni atau pengetahuan pada dasarnya

memilki tiga landasan yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Ontologi

membahas tentang apa yang ingin diketahui atau dengan kata lain merupakan suatu

pengkajian mengenai teori tentang ada. Dasar ontologis dari ilmu berhubungan

dengan materi yang menjai objek penelaan ilmu. Epistemologi mebahas secara

mendalam segenap proses yang terlihat dalam usaha untuk memperoleh pengetahuan.

Dengan kata lain epistemologi adalah suatu teroi pengetahun. Aksiologi membahas

tentang maanfaat yang diperoleh manusia dari pengetahun yang didapatkanya.


DAFTAR PUSTAKA

1. Supriyanto, S. 2013. Filsafat Ilmu. Jakarta; Prestasi Pustaka

2. Meliono, I. 2009. Filsafat Ilmu Pengetahuan; refleksi kritis terhadap realita dan

objektifitas ilmu pengetahuan. Jakarta : Yayasan Kota Kita

3. Suriasumantri, J.S. 2005. Filsafat Ilmu; sebuah pengantar pupuler. Jakarta : Pustaka

Sinar Harapan

4. Buck, C., Llopis. A., Najera, E., Teris, M., 1998. The challenge of epidemiology;

issues and selected readings. Scientific Publication No. 505. Washington : Pan

American Health Organization

5. Murti, B. 2012. Pengantar epidemiologi. Surakarta : FK Universitas Sebelas Maret

6. Last, J.M. 2001. A dictionary of epidemiology. Edisi ke-4 New York; Oxford

University Press

7. https://www.academia.edu/37990912/MAKALAH_FILSAFAT_TENTANG_LAND

ASAN_PENELAAH_ILMU_ONTOLOGI_EPISTEMOLIGO_DAN_AKSIOLOGI

Anda mungkin juga menyukai