Anda di halaman 1dari 50

PENYAJIAN DATA

Oleh Kelompok 1
Keperawatan A/VI :

1. Magdalena D. Masadu : 181111024


2. Maria Yunita Dhiu : 181111025
3. Marista Kornelia Malelak : 181111026
4. Marten M. Seik : 181111027
5. Martinha Soares : 181111028
6. Mirnawati Saputri : 181111029
7. Noventia Umbu Reda : 181111030
Pengertian penyajian data
 Penyajian data merupakan salah satu kegiatan
dalam pembuatan laporan hasil penelitian yang
telah dilakukan agar dapat dipahami dan dianalisis
sesuai dengan tujuan yang di inginkan. Data yang
di sajikan harus sederhana dan jelas agar mudah
dibaca. Guna penyajian data adalah untuk
mengambil informasi yang ada di dalam kumpulan
data tersebut dan menyajikan data tersebut dalam
berbagai bentuk, tegantung jenis data dan skala
pengukurannya.
Bentuk Penyajian Data

Secara umum penyajian data dapat dibagi dalam tiga


bentuk, yaitu sbb:
 Tulisan (textular)

 Tabel (tabular)

 Gambar/grafik ( diagram)
Tulisan (textular)

 Betujuan untuk memberikan keterangan tentang keseluruhan


prosedur hasil dan kesimpilan yang dibuat dengan
menggunakan tulisan penyajian data dalam bentuk tulisan
ini tidak efektif dan tidak menakup gambaran statsitik.
 Keuntungan penyajian data dalam bentuk text :
 Merupakan penyajian yang sederhana
 Merupakan gambaran umum tetang kesimpulan hasil
penelitian
 Data disajikan dalam bentuk kalimat/ laporan tertulis
 Kerugian penyajian data dalam bentuk text :
 Tidak dapat memberikan gambaran statistik mengenai
perbandingan antar situasi/perkembangan keadaan
Tabel (tabular)
 Merupakan penyajian data dalam bentuk angka yang disusun seara
teratur dalam kolom dan baris.
 Suatu tabel yang lengkap terdiri dari :
 Nomor tabel, Bila tabel yang disajikan lebih dari satu maka hendaknya
diberi nomor agar mudah untuk mencari kembali bila dibutuhkan
 Judul tabel, Setiap tabel yang sajikan harus diberi judul karena dari
judul tabel orang dapat mengetahui tentang data apa yang di sajiakan
 Badan tabel, Terdiri dari judul kolom, judul, baris, judul kompartemen
dan sel.
 Catatan kaki, tanda-tanda yang biasa digunakan dapat berupa *x dan
lain-lain. Catatan kaki diletakan di bawah kiri tabel.
 Sumber data, Penulisan sumber data harus jelas dan lengkap seperti
darimana data tersebut diambil, oleh siapa,judul penyusunan dan
penerbitan serta tahun penerbitan
Jenis-Jenis Tabel Penyajian Data

 Master tabel ( tabel induk)


Tabel yang berisikan semua hasil pengumpulan data
yang masih dalam bentuk data mentah, biasanya
dsajiakn dlam lampiran suatu laporan.
 Tabel text
Tabel ini berguna untuk mengadakan pembahasan lebih
mendalan terhadap hasil penelitian, memberikan
gambaran tentang adanya hubungan antara dua variabel
dari teks ini dapat dibuat tabel silang (cross table) utnuk
mengetahui adanya hubungan antara dua variabel. Tabel
text merupakan uraian yang diambil dari tabel induk.
Tujuan Penyajian Data

 Memberikan gambaran yang sistematis tentang


peristiwa-peristiwa yang merupakan hasil
penelitian atau observasi
 Meringkas/rekapitulasi data, baik data kualitatif
maupun kuantitatif agar data lebih cepat
ditangkap dan imengerti
 Memudahkan dalam membuat analisa data, dan
 Membuat proses kesimpulan dan pengambilan
keputusan lebih cepat dan tepat.
Prisnsip Penyajian Data
 Sesuaikan cara penyajian dengan sasaran
pembaca yang ingin dituju
 Sesuaikan cara penyajian data dengan jenis dan
sifat dari data (atau pesan) yang ingin di
sampaikan
 Jangan melakukan penyajian data secara
berulang, sajian data dalam bentuk tabular,
tidak perlu lagi diulang dalam bentuk grafikal,
karena akan menimbulkan kesan yang
berlebuhan.
Bentuk Penyajian Data
Penyajian Data Kualitatif
1. Tabel Frekuensi
 Tabel frekuensi mengelompokkan data kualitatif ke dalam
kategori-kategori yang saling bebas (mutuallyexclusive)
dan memberikan informasi banyaknya observasi pada
setiap kategori yang disebut frekuensi.
 Selain frekuensi, banyaknya observasi setiap kategori
pada tabel frekuensi juga bisa dinyatakan dalam bentuk :
Frekuensi relatif = frekuensi / total observasi.
a. Persentase
b. frekuensi relatifx 100 %
Lanjutan...
2. Diagram Batang
 Diagram batang adalah merepresentasikan kategori-kategori
dari data kualitatif pada salah satu sumbu koordinat kartesius
dan frekuensi / frekuensi relatif / persentase setiap kategori pada
sumbu lainnya.
 Beberapa karakteristik dari diagram batang yaitu
 Banyaknya batang sesuai dengan banyaknya kategori pada
data kualitatif.
 Tinggi batang menunjukan frekuensi relatif
 Posisi batang (kategori) dapat diubah-ubah.
 Antarbatang memiliki jarak (tidak berimpitan).
 Informasi umum yang dapat diperoleh dari diagram batang
adalah kategori dengan frekuensi maksimum dan minimum.
Lanjutan...
3. Diagram Lingkaran
 Diagram lingkaran / pie sama dengan diagram batang
yang digunakan untuk mengelompokkan kategori-
kategori data kualitatif serta banyaknya observasi setiap
kategori.
 Adapun karakteristik dari diagram lingkaran yakni
Berupa lingkaran yang dibagi / dipotong menjadi
beberapa potongan(slice)
Banyak stice sesuai dengan banyaknya kategori.
Besarnya slice menunjukkan frekuensi / frekuensi
relatif / persentase dari kategori.
Penyajian Data Kuantitatif
1. Tabel Distribusi
 Frekuensi Tabel distribusi frekuensi memuat pengelompokan data kuantitatif
ke dalam kelas-kelas beserta banyak observasi (frekuensi) setiap kelas.
 Tahapan untuk membuat tabel distribusi frekuensi yaitu
Urutkan data dari terkecil sampai terbesar.
Tentukan banyaknya kelas (k). Umumnya banyaknya kelas yang
direkomendasikan dalam tabel distribusi frekuensi adalah 5-20 kelas Namun bisa
juga dengan menggunakan Aturan Sturgess yaitu : k = 1 + 3.322 log n di mana :
k- banyaknya kelas dalam tabel distribusi frekuensi n = banyaknya observas.
Hitung lebar kelas (I) dengan rumus : 12 di mana : = lebar kelas Xmaks = data
dengan nilai terbesar = data dengan nilai terkecil = banyaknya kelas Xmin k
Tentukan batas bawah (BB) dan batas atas (BA) setiap kelas. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam penentuan batas kelas : BA = BB + 1 BA kelas pertama
merupakan BB kelas berikutnya, dan seterusnya. BB kelas ke-1 s Xmin BA kelas
ke-k 2 Xmaks Semua data observasi harus bisa termuat dalam batas- batas kelas
yang dibuat.
Hitung frekuensi setiap kelas.
Lanjutan...
2. Histogram
 Pada dasarnya histogram memiliki karakteristik yang
sama dengan diagram batang
 Beberapa perbedaan histogram dan diagram batang yaitu
Histogram digunakan untuk penyajian data kuantitatif,
sedangkan diagram batang untuk data kualitatif.
Batang-batang pada histogram saling berimpitan (tidak
ada jarak).
Posisi batang pada histogram bersifat tetap, sehingga tidak
bisa diubah-ubah.
Lanjutan…….
Tabel frekuensi, distribusi frekuensi, dan distribusi
normal
Tabel Frekuensi
Tabel frekuensi merupakan bentuk deskripsi yang
umum digunakan untuk peubah kategotik. Tabel ini
menampilkan kategori-kategori yang muncul dalam
gugus data beserta frekuensi masing-masing.
Frekuensi relatif atau presentasi biasanya di tampilkan
pada tabel tersebut.
 
Lanjutan…..
Lanjutan……..

Tabel frekuensi sering pula ditampilkan dalam


bentuk diagram (chart) untuk memberi kesan visual
mengenai perbandingan antar frekuensi
Lanjutan…….

Tabel frekuensi untuk peubah pengukuran secara khusus


dinamakan sebaran frekuensi, yang memberi gambaran
sebaran nilai-nilai pengamatan pada suatu garis peubah.
Untuk ditampilkan dalam sebaran frekuensi, nilai-nilai
peubah pengukuran dikategorikan ke dalam kelas-kelas yang
tidak saling tumpang tindih, dan banyaknya pengamatan
yang termasuk dalam masing-masing kelas dicatat sebagai
frekuensi kelas (perhatikan bahwa nilai pengamatan yang
tercatat adalah nilai pendekatan dari nilai sebenarnya dan
nilai peubah yang sebenarnya hanya dapat dinyatakan secara
tepat sebagai anggota dari kelas tertentu). Frekuensi relatif
kelas disajikan secara visual dalam bentuk histogaram.
Tampilan histogram mirip dengan tampilan diagram untuk peubah
katagorik. Perbedaan diantara keduanya adalah bahwa pada histogram,
batang yang satu dengan batang yang lainnya berimpitan. Dalam
penyusunannya, masing-masing selang kelas pada sebaran frekuensi
dibuat tumpang tindih dengan kelas yang berdampingan di atas dan
dibwahnya, sedangkan batas-batas kelasnya diberi satu desimal lebih
dari desimal nilai peubahnya untuk menghindari pengkelasan satu nilai
peubah masuk kedalam lebih dari satu kelas.
Sebaran frekuensi peubah pengukuran memberi gambaran persebaran
data pada suatu garis peubah kontinu, secara singkat tabel sebaran.
Hostogram menggambarkan sebaran frekuensi secara visual.
Dalam membuat tabel sebaran, persoalan sering timbu dalam
menentukan batas-batas kelas, karena batas-batas kelas berbeda akan
memberikan gambaran yang berbeda pula. Dampak praktik, batas-
batas kelas ditetapkan menurut keperluan tertentu sesui dengan
pemasalahan yang dibicarakan .
Distribusi frekuensi
Distribusi Frekuensi adalah Salah satu cara untuk mengatur, menyusun,
atau meringkas data atau Salah satu cara untuk mengatur, menyusun,
atau meringkas data ialah dengan cara membuat distribusi frekuensi.
Kata ditribusi berasal dari kata distribution (bahasa inggris), yang
berarti penyaluran, pembagian, atau pancaran. Jadi, secara mendasar,
distribusi frekuensi dapat diartikan sebagai penyaluran frekuensi,
pembagian frekuensi, atau pancaran frekuensi. Sedangkan, frekuensi
sendiri juga berasal dari bahasa Inggris, frequency, yang berarti
kekerapan, keseringan, atau jarang-kerapnya. Dalam statistika,
frekuensi berarti seberapa kali suatu variabel yang
dilambangkandengan angka (bilangan) berulang kali dalam deretan
data angka tersebut.
Titik tengah kelas atau tanda kelas adalah angka atau nilai data yang
tepat terletak di tengah suatu kelas. Titik tengah kelas merupakan
nilai yang mewakili kelasnya dalam data. Titik tengah kelas = ½
(batas atas + batas bawah) kelas.
 Interval kelas adalah selang yang memisahkan kelas
yang satu dengan kelas yang lain.
 Panjang interval kelas atau luas kelas adalah jarak
antara tepi atas kelas dan tepi bawah kelas.
 Frekuensi kelas adalah banyaknya data yang termasuk
ke dalam kelas tertentu dari data acak.
Macam Distribusi Frekuensi
 Distribusi Frekuensi Kategori
Adalah distribusi frekuensi yang mengelompokkan
datanya disusun berbentuk kata-kata (kualitatif).
 Distribusi Frekuensi Numeric
Adalah distribusi penyatuan kelas-kelasnya (disusun
secara interval) didasarkan pada angka-angka.
Langkah-langkah pembuatan distribusi frekuensi adalah sebagai
berikut:
 Urutan data dari yang terkecil sampai yang terbesar.
 Urutkan data dari yang terkecil sampai yang terbesar
 Hitung jarak atau rentangan (R).
 Rumus: R = data tertinggi – data terkecil.
 Hitung jumlah kelas (K).
 Rumus: K = 1 + 3,3 log n.Di mana: n = jumlah data.
 Hitung panjang kelas interval (P).
 Rumus P = Rentangan (R) / jumlah kelas (K).
 Tentukan batas data terendah, dilanjutkan dengan enghitung kelas
interval, dengan cara menjumlah tepi bawah kelas ditambah dengan
panjang kelas (P) dan hasilnya dikurangi 1 sampai pada data terakhir.
 Buatlah tabel sementara (tabulasi dengan cara menghitung satudemi
satu sesuai dengan urutan interval kelas)
Contoh :
Soal :
Nilai ujian statistika 65 orang mehasiswa, sebagai berikut :
30,25.90,42,50,45,26,80,70,70,60,45,46,50,40,78,55,43,56,58,42,5
2,53,68,50,40,78,36,60,85,30,68,82,27,25,75,76,74,71,72,63,63,62
,65,61,50,50,51,56,58,57,64,60,65,74,70,7290,88,88,94,75,75
Ditanya : buatlah distribusi frekuensi dari data diatas?
Jawab :
Langkah-langkah membuat distribusi frekuensi adalah sebagai
berikut:
Urutkan data dari yang sampai yang terbesar
25, 25, 26, 27, 30, 30, 35, 36, 40, 40, 42, 42, 42, 43, 45, 45, 46,
50, 50, 50, 50, 50, 51, 52, 53, 55, 56, 56, 57, 58, 58, 60, 60, 60, 61,
62, 63, 63, 64, 65, 65, 68, 68, 70, 70, 70, 71, 72, 72, 74, 74, 75,
75,75, 76, 78, 78, 80, 82, 85, 88, 88, 90, 90, 94.
 Menghitung jarak atau rentangan (R).
Rumus: R = data tertinggi-data jangka R = 94-25 = 69
Menghitung jumlah kelas (K)
K = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log (65) = 1 + 3,3 ( 1,8192) =
6,98 = 7
Hitung panjang kelas (P)
P = R / K = 69/7 = 9,8 = 10
 Hitung batas panjang interval kelas (P) 25 + (10-1) = 34
35 + (10-1) = 44 45 + (10-1) = 54 55 + (10-1) = 64 65 + (10-
1) = 74 75 + (10-1) = 84 84 + ( 10-1) = 94
Membuat table distribusi frekuensi dengan cara
memindahkan hasil langkah ke-5 ke dalam kolom interval
kelas dan ini kolom frekuensi dengan jumlah frekuensi
setiap interval kelas diambil dari langkah ke-1 :
Seperti data tabel berikut :
KELAS INTERVAL KELAS FREKUENSI
1 25-34 6
2 35-44 8
3 45-54 11
4 55-64 14
5 65-74 12
6 75-84 8
7 85-94 6

JUMLAH 65
Distribusi normal
Distribusi normal adalah suatu distribusi yang digambarkan dalam
grafik berbentuk lonceng. Berbentuk dua bagian yang simetris,
dimulai dari sebelah kiri, menaik sampai titik puncak tertentu,
selanjutnya mulai menurun namun tidak menyentuh garis
horinsontal.
Distribusi normal ini mula-mula diuaraikan oleh Abraham de Moivre
daan dipopulerkan penggunaannya oleh Carl Fedreich Gaus dengan
percobaannya. Oleh karena itu, distribusi ini lebih dikenal dengan
distribusi Gaus.
Gaus mengamati hasil dari percobaan yang dilakukan berulang-ulang
dan menemukan bahwa nilai rata-rata merupakan hasil yang paling
sering. Penyimpangan ke kiri maupun ke kanan yang semakin jauh
dari nilai rata-rata makin sedikit terjadi dan bila semua hasil ini
disusun maka akan berbentuk distribusi yang simetris.
Disribusi normal merupakan satu-satunya distribusi probabilitas
dengan variable random kontinu dan mempunyai peran yang sangat
penting dalam statistic karena :
Distribusi normal memiliki beberapa sifat yang
memungkinkan untuk dipergunakan sebagai pedoman
dalam menarik kesimpulan berdasarkan hasil sampel.
Seperti diketahui bahwa pada setiap penelitian hamper
selalu melakukan pengukuran pada sampel yang
kemudian digunakan untuk menafsirkan parameter
populasi.
Meskipun distribusi normal merupakan distribusi
teoretis, tetapi sangat sesuai dengan distribusi empiris
sehingga dikatakan bahwa semua peristiwa secara
alami akan membentuk distribusi ini. Oleh karena itu,
distribusi ini sangat dikenal dengan sebutan distribusi
normal dan grafik yang dihasilkan berupa kurva yang
dikenal sebagai kurva normal atau kurva Gauss.
Ciri-ciri Distribusi Normal
 Distribusi normal memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
 Disusun dari variable random kontinu.
 Kurva distibusi normal mempunyai satu puncak. Ini berarti
bahwa grafik yang disusun dari distribusi normal akan
berbentuk kurva yang simetris dengan satu puncak atau
unimodal
 Nilai mean, median, dan mode terletak pada satu titik
 Kurva normal dibentuk dari jumlah pengamatan yang sangat
banyak
 Event yang dihasilkan bersifat independen
 ekor kuva mendekati absis pada penyimpangan ke kiri dan
kanan sebesar 3 SD dari rata-rata dan ekor grafik ini dapat
dikembangkan terus tanpa menyentuh absis.
Ciri-ciri kurva distribusi normal akan terlihat jelas
pada kurva dibawah ini.
Sifat-sifat Distribusi normal

Rata-ratanya (mean) µ dan standard devisinya = σ

Mode (maximum) terjadi di x = µ

Bentuknya simetrik terhadap x = µ

Titik belok tepat di x = µ ± σ

Kurva mendekati nol secara asimptotis semakin x

jauh dari x = µ
Total luasnya = 1
Ciri-ciri kurva normal

1. Bentuk kurva normal :

Menyerupai lonceng (genta/bel)

Merupakan suatu polygon yang dilicikan yang mana ordinat (sumbu

tegak) merupakan frekuensi dan abisnya (sumbu alas) memuat nilai

variable.

Simetris

Luas daerah merupakan nilai rata-rata (mean)

Luas daerah sebelah kiri dan kanan mendekati 50%

Memiliki satu modus (disebut juga bimodal)


2. Daerah kurva normal :
Merupakann ruangan yang dibatasi daerah kurva dengan
abisnya (sumbu alas)
Luas daerah biasanya dinyatakan dalam persen atau
proporsi
Distribusi normal dipengaruhi oleh dua parameter, yaitu :

Mean
Standar deviasi
Rumus umum distribusi normal :

Dengan :µ = mean dan σ = standar deviasi.


Kurva normal menggambarkan daerah penerimaan
dan penolakan Ho.

 Jika pengujian dua arah/sisi, maka gambarnya sebagai


berikut :
 Jika pengujian satu arah, maka gambarnya sebagai
berikut :

Pengujian satu arah biasanya untuk uji F dan uji T satu


arah.
Distribusi Normal Standar

Kurva distribusi normal bukan satu, tetapi merupakan


sekumpulan kurva yang mempunyai ciri-ciri yang sama.
Oleh karena itu, harus ditentukan satu distribusi normal
standar sebagai pegangan.
Penjelasan tentang banyaknya kurva normal yang
dihasilkan dapat dilakukan dengan dua cara berikut :
Cara Ordinat
Cara ini dapat dijelaskan dengan menggunakan rumus
berikut :

Y =1 xe-½((x-µ/N))2
N√2 TM
Ket :
µ = rata-rata populasi
N = deviasi standar
TM = konstanta = 3,1416 e
= bilangan konstanta = 2,7183 X = absis dengan
batas ∞< X < ∞
Lanjutan…..
• Bila nilai µ dan N tetap maka setiap nilai X akan menghasilkan

nilai Y sehingga bila nilai X dimasukkan dalam perhitungan


berkali-kali dengan jumlah yang tak terhingga maka akan
dihasilkan kurva distribusi normal.

• Dari penjelasan diatas tampak bahwa pada setiap pasangan µ

dan σ akan menghasilkan kurva distribusi normalsehingga


terdapat banyak kurva normal dengan bentuk yang berlainan,
bergantung pada besar kecilnya σ.
Lanjutan…..

• Bila σ besar kurva yang dihasilkan mempunyai puncak yang

rendah dan sebaliknya bila N kecil maka kurva normal yang


dihasilkan mempunyai puncak yang tinggi. Selain itu, kurva
normal juga dapat dibentuk dapat dilihat pada kurva di
bawah ini :
Lanjutan……
Cara Luas

Kurva normal merupakan kurva yang simetris, berrati

kurva ini membagi luas kurva menjadi dua bagian yang


sama.

Luas seluruh kurva sama dengan 1 atau 100%. Ini berarti

bahwa luas tiap belahan adalah 50% dan setiap


penyimpangan terhadap rata-rata dapat dinyatakan dalam
presentase terhadap luas kurva.
Untuk penyimpangan ke kanan dan ke kiri :

penyimpangan 1 SD = 68,2% dari seluruh luas kurva.

penyimpangan 2 SD = 95,5% dari seluruh luas kurva.

penyimpangan 3 SD = 99,7% dari seluruh luas kurva.


Gambar luas kurva normal berdasarkan besarnya
penyimpangan (SD) dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
Proses standarisasi dapat dilakukan dengan transformasi rumus

(kurva normal standar) :


Z=x-µ
σ

Keterangan :

x = nilai variable random

µ = rata-rata distribusi

σ = simpang baku

Z = nilai standar, yaitu besarnya penyimpangan suatu nilai


terhadap rata-rata yang dinyatakan dari unit SD.
Standarisasi penting dilakukan karena ada variabel

random yang memiliki satuan yang berbeda-beda, seperti


cm, kg, bulan.
Untuk memudahkan perhitungan dapat digunakan

sebuah table yang menunjukkan luas area di bawah


kurva normal antara nilai rata-rata dan suatu nilai
variable random yang dinyatakan dalam unit SD.

Misalnya : luas 95% adalah 1,96 SD.


Lanjutan….

Untuk transformasi distribusi normal menjadi


distribusi normal standar dinyatakan µ = 0 dan σ = 1.
Penggunaan Tabel Distribusi Normal

Tabel distribusi normal standar terdiri dari kolom dan

baris.

Kolom paling kiri menunjukkan nilai Z, tertera angka 0

sampai 3 dengan satu desimal dibelakangnya. Desimal


berikutnya terletak pada baris paling atas dengan angka
dari 0 sampai 9.
Misalnya dari hasil perhitungan diperoleh nilai Z = 1,96

 Maka di kolom kiri kita cari nilai1,9 dan baris atas kita cari angka 6.

 Dari kolom 6 bergarak ke bawah, hingga pertemuan titik yang


menunjukkan angka 0,4750.

 Berarti luas daerah di dalam kurva normal antara rata-rata


dengan 1,96 SD ke kanan adalah 0,475.

 Karena luas kurva ke kanan dan ke kiri sama, maka luas


penyimpangan 1,96 ke kanan dan ke kiri dari rata-rata adalah 0,95
(95%).
 
DAFTAR PUSTAKA
Sri Asih Gahayu. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan
Masyarakat.Riau.
Ivan F. Qomusuddin. (2019). Statistic Pendidikan(Lengkap
Dengan Aplikasih IMB SPSS Statistik 20.0). Bandung
Evellin D. Lusiana dkk.(2020). Teori dan praktik data
univariat dengan PAST.Universitas Brawijaya Press.
M A. Zakariah dkk. (2020). Metodologi Penelitian Kualitatif,
Kuantitatif, Action Research, Research And Development.
Yaysan pondok pesantren al mawaddah warrahmah kolaka.
Swarjana Ketut I. (2016). Statistik Kesehatan. Yogyakarta :
CV. ANDI OFFSET
Sulung, Neila & Abdi Iswahyudi Yasril. (2020). Buku
Pengantar Statistik Kesehatan (Biostatistik). Yogyakarta :
Deepublish.
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai