PARAMETRIK DAN
NON PARAMETRIK
STATISTIK PARAMETRIK
Menurut Sulaiman ( 2005:1) mengatakan Tes
parametrik adalah suatu tes yang modelnya
menetapkan syarat-syarat tertentu tentang
parameter populasi yag menjadi sama
penelitiannya
Sugiyono (2013:79) mengemukakan statistik
parametris itu bekerja berdasarkan asumsi
bahwa data setiap variabel yang akan
dianalisis berdasarkan berdistribusi normal
Dalam statistika parametrik, inidikator-indikator yang
dianalisis adalah parameter-parameter dari ukuran objek yang
digunakan. Menurut (Nisfiannoor,2009:15) mengatakan statistik
inferensial dengan model parametrik (independent Sample T
test, Paired Sample T test, One Way ANOVA, Korelasi Pearson,
Analisis Regresi, dll.
Beberapa metode statistik parametrik (uji T dan Uji
F/Anova) mensyaratkan asumsi (Santoso, 2005:3) :
Sampel(data) diambil dari populasi yang mempunyai berdistribusi
normal. Jika 10 sampel Tinggi badan diambil dari populasi 5000
mahasiswa sebuah perguruan tinggi, data tinggi badan 5000
mahasiswa haruslah berdistribusi normal.
Pada Uji t dan uji F untuk dua sampel atau lebih, kedua sampel
diambil dari dua populasi yang mempunyai varian sama. Jadi
jika diambil sampel 10 tinggi badan pria dan 10 tinggi badan
wanita dari 3000 pria dan 2000 wanita, maka varian 3000 tinggi
badan pria dan varian 2000 tinggi badan wanita harusla sama
atau bisa diangga sama.
Variabel (data) yang diuji haruslah data bertipe interval atau rasio,
yang tingkatannya lebih tinggi dari data tipe nominal atau ordinal.
Tinggi Badan Pria atau Wanita (sentimeter) jelas bertipe rasio,
karena dapat dari proses mengukur. Namun pendapat atau sikap pria
dan wanita (suka atau tidak suku yang diukur dengan skala Likert)
bukanlah data interval atau rasio, namun data Ordinal.
Jumlah (sampel) data singkat kecil, sedangkan distribusi data
populasinya tidak diketahui kenormalannya. Mislanya hanya diambil
masing-masing 5 sampel untuk data Berat Badan Knosumen remaja,
Konnsumen Mud dan konsumen Dewasa, maka jumlah data terlalu
sedikit untuk diproses dengan uji F (uji lebih dari dua sampel),
walaupun tipe data rasio.Untuk data yang tidak memenuhi salah
satu asumsi tersebut, lebih baik menggunakan prosedur statistik non
parametrik untuk proses data.
Menurut Santoso (2010:10) metode statistik
parametik digunakan untuk:
Data dalam jumlah besar, biasanya diatas 30.
Distribusi data adalah normal atau dapat dianggap
normal
Data bertipe interval atau rasio.
STATISTIKA DENGAN UJI HIPOTESIS
Deskriptif
Tes
n
Menentukan simpangan baku
f xi x
2
s
n 1
Membuat daftar distribusi frekuensi yang
diharapkan
Menentukan batas kelas
Mencari nilai Z skor untuk batas kelas interval
Mencari luas 0 – Z dari tabel kurva normal
Mencari luas tiap kelas interval
Mencari frekuensi yang diharapkan (Ei)
Merumuskan formula hipotesis
Ho:data berasal dari populasi yang berdistribusi
normal.
H1:data tidak berasal dari populasi yang
berdistribusi normal.
Menentukan taraf nyata (a)
Untuk mendapatkan nilai chi-square tabel
dk = k – 1
dk = Derajat kebebasan
k = banyak kelas interval
Menentukan Nilai Uji Statistik
Keterangan:
Oi = frekuensi hasil pengamatan pada klasifikasi
ke-i
Ei = Frekuensi yang diharapkan pada klasifikasi
ke-i
Menentukan Kriteria Pengujian Hipotesis
Memberi kesimpulan
UJI LILIEFORS
Menurut Sudjana (1996: 466), uji normalitas data
dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors (Lo)
dilakukan dengan langkah-langkah berikut. Diawali
dengan penentuan taraf sigifikansi, yaitu pada taraf
signifikasi 5% (0,05) dengan hipotesis yang diajukan
adalah sebagai berikut :
H0: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal
H1 : Sampel tidak berasal dari populasi yang
berdistribusi normal
Dengan kriteria pengujian :
Jika Lhitung< Ltabel terima H0, dan
Jika Lhitung ≥ Ltabel tolak H0
LANGKAH-LANGKAH PENGUJIAN
NORMALITAS
Data pengamatan x1, x2 , x3, ….., xn dijadikan bilangan baku z1,
z2 , z3, ….., zn dengan menggunakan rumus (dengan dan
masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku)
Untuk setiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar
distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(zi) = P(z <
zi).
Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2 , z3, ….., zn yang lebih kecil
atau sama dengan zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(zi)
maka:
F 1- n1 1 F F1
n1 1, n2 1
2
ke
1 Log
. . .
2 Log
. . .
. .
. .
. .
k Log
jumlah … …
PROSEDUR PENGUJIAN HIPOTESIS :
Menentukan formulasi hipotesis