Anda di halaman 1dari 4

Tugas Karya Tulis

PENGEMBANGAN ILMU

Mata Kuliah: Filsafat Ilmu


Topik: Pengetahuan, Ilmu, dan Perkembangan Ilmu

Dosen Pengajar: Dr. Gadis Meinar Sari, dr., M.Kes

Oleh

Dina Faizatur Rahmah, dr.


012128186306

MATA KULIAH DASAR UMUM PPDS I


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
MARET 2022
Peranan Filsafat Ilmu dalam Pengembangan Ilmu
Filsafat ilmu tidak lepas dari sejarah perkembangan ilmu karena landasan utama
perkembangan ilmu adalah filsafat yang terdiri atas ontologi, epistemologi, dan aksiologi.
Jika proses rasa ingin tahu manusia merupakan pengetahuan secara umum yang tidak
mempersoalkan seluk beluk pengetahuan tersebut, ilmu -dengan cara khusus dan sistematis-
dalam hal ini mencoba untuk menguji kebenaran pengetahuan tersebut secara lebih luas dan
mendalam. Ilmu tidak hanya berbicara tentang hakitat (ontologis) pengetahuan itu sendiri,
tetapi juga mempersoalkan tentang bagaimana (epistemologis) pengetahuan tersebut dapat
diproses menjadi sebuah pengetahuan yang benar – benar memiliki nilai guna (aksiologis)
untuk kehidupan manusia. Ketiga landasan tersebut sangat memengaruhi sikan dan pendirian
para ilmuwan dalam pengembangan ilmu. Oleh karena itu, perkembangan ilmu pada
dasarnya bersifat dinamis.
Perkembangan ilmu merupakan kajian yang melihat visi dan pergeseran paradigma
yang menandai revolusi ilmu pengetahuan. Rentang waktu revolusi ini berada pada ruang
zaman Yunani hingga zaman kontemporer.1 Seni, agama, sains, seperti diketahui sebagai ilmu
memiliki tiga ciri – ciri landasan yang spesifik mengenaik apa, bagaimana dan untuk apa
ilmu itu disusun. Pengetahuan (knowledge) dikumpulkan oleh ilmu dengan tujuan untuk
menjawab permasalahan kehidupan, yang sehari – hari dihadapi oleh manusia dan digunakan
untuk menawarkan kemudahan. Sementara seni mencoba untuk mendiskripsikan sebuah
gejala dengan sepenuh makna.2

Pengembangan Pengetahuan menjadi Ilmu Pengetahuan


Jika ilmu mencoba mencarikan penjelasan menganai alam menjadi kesimpulan yang
bersifat umum dan impersonal, sebaliknya seni tetap bersifat individual dan personal dengan
memusatkan perhatiannya pada “pengalaman hidup manusia perseorangan”. Pengalaman itu
diungkapkan agar dapat dialami orang lain dengan jalan “menjiwai” pengalaman tersebut.
Pengalaman ini juga yang memengaruhi atas sikap dan perilaku kita. Suatu contoh,
perkembangan pengetahuan adalah perubahan dari masa berburu menjadi masa bercocok
tanam. Pengetahuan yang berakar pada pengalaman berdasar akal sehat (common sense) yang
didukung oleh metode mencoba (trial and error). Perkembangan ini menyebabkan
tumbuhnya pengetahuan yang disebut “seni terapan” (applied arts) yang mempunyai
kegunaan langsung dalam kehidupan sehari – hari. Contoh lain, adanya candi yang banyak
ditemukan di Indonesia merupakan bukti mengenai tingginya mutu arsitektur nenek moyang
bangsa Indonesia.
Jika ditelaah lebih jauh, kita akan mengetahui bahwa peradaban yang tinggi secara
historis dan memiliki tingkat teknologi yang tinggi namun ternyata terbelakang dalam bidang
keilmuan. Hal ini dapat dicari dari pola perkembangan selanjutnya dari pengetahuan yang
merupakan seni terapan ini. Pada peradaban tertentu, perkembangan seni terapan ini bersifat
kuantitatif, artinya perkembangannya ditandari dengan terkumpulnya lebih banyak lagi
pengetahuan – pengetahuan sejenis. Sedangkan pada peradaban lain, perkembangan bersifat
kualitatif, artinya dikembangkan konsep – konsep baru yang bersifat mendasar dan teoritis.
Hal ini menunjukkan sebuah peradaban mempunyai kemampuan dalam mengembangkan diri
di bidang keilmuan, karena salah satu jembatan yang menghubungkan seni terapan dengan
ilmu dan teknologi adalah pengembangan konsep teoritis yang bersifat mendasar yang
selanjutnya dijadikan tumpuan untuk pengembangan pengetahuan ilmiah yang bersifat
integral.2
Persoalan tentang pengembangan ilmu pengetahuan, van Peursen menjelaskan, bahwa
tidak ada ilmu pengetahuan yang selesai. Para ilmuwan selalu dapat mengembangkan
ilmunya lebih lanjut. Ilmu pengetahuan bukan ibarat sebuah rumah dengan dasar abadi yang
sepanjang hanya dilengkapi dengan tingkat – tingkat baru. Struktur ilmu pengetahuan bahkan
pokok – pokok ilmu pengetahuan mengalami perubahan. Ontologi menyelidiki dasar – dasar
ilmu pengetahuan ini. Hasil penelaahan ontologi dapat dijadikan dasar merumuskan hipotesis
– hipotesis baru untuk memperbaharui asumsi – asumsi dasar yang pernah digunakan.3

Contoh Pengembangan Ilmu bidang Kedokteran


Pengembangan ilmu pengetahuan juga dirasakan dalam dunia kedokteran modern saat
ini. Kurang dari dua abad yang lalu, ilmu pengetahuan sederhana hygiene seperti mencuci
tangan sebelum menolong kelahiran bayi, konsep bahwa air yang terkontaminasi adalah
penyebab dari penyebaran penyakit menular, atau vaksin yang mengeliminasi hampir semua
penyakit infeksi pada anak belum diketahui. Bahkan hampir semua agen farmakologis yang
digunakan secara luas saat ini seperti antibiotik, diuretik, calcium channel blockers, statins
dan lebih banyak lagi masih belum ditemukan hingga pertengahan abad yang lalu. Struktur
dari DNA ditemukan pada tahun 1953 dan genome manusia dipublikasikan pertama kali di
awal abad ini. Namun, saat ini modifikasi gen yang mendisposisi beberapa penyakit genetik
atau menghambat perkembangan penyakit tertentu sudah dikembangkan. Hingga munculnya
terapi sel untuk regenerasi pada jaringan jantung post-myocardial infarction mulai dikenalkan
ke kalangan terapis atau di awal abad yang lalu, elektrokardiogram (EKG) dalam
penggunaannya, alat gerak pasien harus dimasukkan pada air garam, namun saat ini EKG
bahkan bisa dilakukan secara wireless.4 Hal ini tak lepas dari salah satu sifat filsafat ilmu itu
sendiri yaitu dinamis.
Daftar Pustaka

1. Suaedi. Pengantar Filsafat Ilmu. IPB Press Printing : Bogor; 2016.


2. Suhartono TP, Harjanto JM. Filsafat Ilmu Kedokteran. Airlangga University Press :
Surabaya ; 2010.
3. Sri Soeprapto, Jirzanah. Dasar – Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan di
Indonesia [Internet]. Jurnal Filsafat ; 1995. Available from :
https://media.neliti.com/media/publications/223139-dasar-dasar-pengembangan-ilmu-
pengetahua.pdf
4. Konstantinos DB, Filippos T, Christodoulos S, Harisios B. The Endlessness Evolution
of Medicine, Continous Increase in Life Expectancy and Constant Role of the
Physician. Hellenic Society of Cardiology ; 2017.

Anda mungkin juga menyukai