Anda di halaman 1dari 9

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERTAHANAN

FAKULTAS MANAJEMEN PERTAHANAN


UNIVERSITAS PERTAHANAN

TUGAS IV
Paradigma Ilmu dan Kebenaran Ilmiah

Dosen : MARSDA TNI DR. H. Agus Sudarya, S.H., S.E.,


M.M., M.Sc.
Mata Kuliah : Filsafat Ilmu Pertahanan
Topik : Ke-5
Nama Mahasiswa : JIHAN MARHA
NIM : 120210201014

1. Sikap ilmiah merupakan sikap utama yang harus dimiliki oleh


setiap ilmuwan, atau para pencari ilmu pengetahuan. ilmu
pengetahuan pada prinsipnya dicari dan dikembangkan atas
dasar tujuan-tujuan positif tertentu yang pada gilirannya terarah
pada perwujudan kesejahteraan manusia dengan berbagai
kemajuan yang dihasilkan. Bagaimana pandangan Mahasiswa
terhadapa hal tersebut?
Jawaban:

A. Ilmuwan
Ilmu pengetahuan selalu memiliki keterkaitan dengan
seseorang yang menemukan ilmu tersebut, seseorang tersebut
sering dikenal dengan kata ilmuwan. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, ilmuwan adalah “Orang yang ahli atau banyak
pengetahuannya mengenai suatu ilmu; orang yang berkecimpung
dalam ilmu pengetahuan.”1 Dari hal tersubut dapat diartikan bahwa
ilmuwan memiliki pengetahuan yang jauh lebih luas dibandingkan
dengan masyarakat pada umumnya.

1 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus

Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2008), h. 325


PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERTAHANAN
FAKULTAS MANAJEMEN PERTAHANAN
UNIVERSITAS PERTAHANAN

Kemampuan ilmuwan ini didasari karena ilmuwan yang


selalu mempelajari sesuatu secara mendalam, meneliti,
memproduksi dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang
sebelumnya sudah ada. Ketekunan seseorang dalam mendalami
ilmu akan menjadikannya seorang ahli dalam wawasan tertentu.
Ilmuwan memiliki karakteristik yang unik, satu ilmuwan dengan
ilmuwan lainnya bisa memiliki perbedaan dan orientasinya pun bisa
berbeda. Ada yang menggunakannya untuk kepentingan idealis
berupa pengembangan ilmu, namun ada juga yang
menggunakannya untuk kepentingan yang lain, seperti eksistensi
diri, ekonomi, budaya, dan bahkan politik.2

B. Sikap-sikap Ilmuwan
Seorang ilmuwan seyogianya memang memihak terhadap
kemanusiaan atau dapat disebut dengan sikap Ilmiah.
Pemihakannya dilakukan terhadap dua posisi yang kontradiktif.
Pertama, pada sisi nilai yang diposisikan dengan fakta. Kedua,
pada posisi yang mampu mengembangkan kebiasaan-kebiasaan
refleksi kritis. Kedua pemikiran tersebut sesungguhnya bukan hal
yang menyenangkan. Hal ini disebabkan karena pemisahan
subjektif atau objektif senantiasa paralel dengan perbedaan antara
fakta atau nilai. Perbedaan antara apa yang disebut dengan
fakta ”keras” dengan ”kelembutan” nilai, kebenaran dengan
kegembiraan, objektivitas dengan subjektivitas, adalah instrumen
menarik dan rumit ditangani karena cenderung tidak diadaptasikan
pada kebudayaan.3
Berdasarkan hal tersebut jelas bahwa seorang ilmuwan
harus memiliki sikap yang ilmiah. Ilmuwan ilmiah adalah ilmuwan

2 Maftukhin. Ilmuawan, etika dan strategi pengembangan ilmu pengetahuan di

Indonesia. Epistemé, Vol. 10, No. 1, Juni 2015


3 Adi Armin, Richard Rorty (Jakarta: Teraju, 2003), h. 77
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERTAHANAN
FAKULTAS MANAJEMEN PERTAHANAN
UNIVERSITAS PERTAHANAN

yang selalu senantiasa berusaha untuk mengembangkan ilmu yang


didalami untuk memihak kepada kemanusian. Pengertian yang
hampir sama yaitu ilmuwan adalah intelektual. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, intelektual itu memiliki dua pengertian:
pertama, cerdas, berakal dan berpikiran jernih berdasarkan ilmu
pengetahuan. Kedua, yang mempunyai kecerdasan tinggi;
cendekiawan.4

C. Ilmu Pengetahuan
Ilmu Pengetahuan merupakan sebuah hasil dari aktivitas
manusia yang mengkaji berbagai hal, baik dari diri manusia
tersebut maupun di luar dirinya. Zaman yang konteporer, ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) mengalami kemajuan yang
sangat cepat dengan berbagai penemuan canggih di dalamnya.
Diversifikasi dan juga spesialisasi ilmu serta inovasi teknologi ini
membuat tercapainya penemuan-penemuan baru beserta
penerapannya baik dibidang kimia, bioteknologi, nuklir,
genoteknologi, antariksa maupun mikroelektronik.
Perkembangan ilmu ini juga dipengaruhi oleh bertambahnya
penduduk, dan juga bertambahnya kebutuhan manusia yang harus
dipenuhi. Pekembangan peradaban dari manusia yang hidup
berburu dan meramu dengan adanya perkembangan ilmu dan
budaya terjadinya perkembangan peradaban baru dengan adanya
revolusi pertanian dan kehidupan yang menetap dengan bercocok
tanam. Ilmu dan teknologi ini memiliki peran yang sangat penting
dalam revolusi industri dan perkembangan zaman yang terus
mengalami kemajuan.

4 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus

Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2008), h. 335.


PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERTAHANAN
FAKULTAS MANAJEMEN PERTAHANAN
UNIVERSITAS PERTAHANAN

Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin maju


mengubah masyarakat yang awalnya pada tahap prailmiah dengan
kehidupan berladang juga berternak menjadi ke tahap ilmiah
dengan kehidupan kota dan komunikasi yang sangat padat. Ilmu
pengetahuan yang terus berkembang dan maju pesat ini terjadi di
seluruh dunia dengan pola, laju maupun waktu yang berbeda-beda,
sehingga menimbulkan mozaik di dalam ruang dan waktu. Tidak
ada satu pola dasar yang sangat identik bagi perkembangan ilmu
pengetahuan pada setiap masa, kecuali pada garis-garis besar
yang mendasar sekali, karena keterbatasan kemungkinnan yang
dapat ditempuh. Kehidupan bermasyarakat ini mengalami
perubahan hingga tahap ilmiah yang juga akan membawa manusia
pada peradaban yang lebih maju lagi, diiringi dengan teknologi-
teknologi yang mutakhir.5

D. Pengaruh Ilmu Pengetahuan terhadap Kesejahteraan Manusia


Pertumbuhan ilmu dan teknologi dewasa ini mengalami
perkembangan yang sangat pesat dan berdampak besar bagi
seluruh kehidupan setiap manusia. Setiap segi dan tahap
kehidupan manusia akan tersentuh oleh kemajuan ilmu dan
perkembangan teknologi ini. Ilmu pengetahuan bukanlah entitas
yang sederhana karena memiliki keterkaitan dan dorongan hakiki
juga naluri kreatif dalam diri setiap manusia. Hubungan ini saling
keterkaitan dan saling gayut maupun berpengaruh satu sama lain.6
Perkembangan ilmu pengetahuan memberikan dampak
positif dalam kehidupan manusia yang lebih sejahtera baik dalam
bidang informasi dan komunikasi, ekonomi, dan sosial budaya.
Bidang informasi dan komunikasi, dengan adanya bidang informasi

5 Sulhatul Habibah, Implikasi Filsafat Ilmu terhadap Perkembangan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi, Hal 168-169.


6 Gie, 1996, Pengantar Filsafat Teknologi, Andi Yogyakarta, Yogyakarta hal. 78
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERTAHANAN
FAKULTAS MANAJEMEN PERTAHANAN
UNIVERSITAS PERTAHANAN

dan komunikasi kita akan lebih cepat dalam menerima informasi-


imformasi akurat juga terbaru hanya melalui jaringan internet
sehingga perbatasan menjadi melebur dan membentuk globalisasi.
Selain bidang tersebut pada bidang ekonomi, pertumbuhan
ekonomi yang semakin tinggi dengan adanya industrialisasi,
sehingga memberikan dampak pada produktivitas dunia yang terus
meningkat dan membuka lapangan pekerjaan. Hal ini memberikan
dampak pada perekonomian negara yang bisa terus meningkat
akibat pendapatan domestik bruto yang terus meningkat pesat pula.
Hubungan sosial antara masyarakat pun dapat berlangsung
dimana saja. Kepercayaan diri yang meningkat karena dari
peningkatan kemampuan yang semakin baik. Kemudahan dalam
memenuhi kebetuhan manusia dan taraf hidup yang semakin baik
dan layak.
Berdasarkan hal di atas maka dapat diartikan bahwa adanya
ilmu pengetahuan memberikan perngaruh yang baik terhadap
kesejateraan manusia, memberikan kehidupan yang jauh lebih baik
kepada manusia. Karena pada hakikatnya pengembangan ilmu
pengetahuan itu untuk membuat manusia dapat hidup lebih baik
dan membantu manusia agar lebih mudah dalam melakukan setiap
aktivitasnya. Karakteristik ilmuwan yang berpikir ilmiah atau yang
berpihak pada kemanusiaan pun memberi pengaruh yang baik
terhadap ilmu yang sedang ditekuninya.
Hakekatnya seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan
yang luas maka akan memiliki kemampuan yang lebih baik.
Kemampuan ini akan dapat dimanfaatkan manusia dalam
menjalankan kehidupan yang jauh lebih baik pula. Kesejahteraan
pun akan terwujud ketika seseorang dapat memenuhi seluruh
kebutuhannya dengan kemampuan yang dimiliki.
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERTAHANAN
FAKULTAS MANAJEMEN PERTAHANAN
UNIVERSITAS PERTAHANAN

Dibalik dampak positif yang timbul akibat adanya


perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat, maka ada dampak
negatif pula yang harus disadari oleh setiap manusia. Dampak
negatif ini timbul tidak terlepas dari penyalahgunaan iptek yang
berkembang begitu pesat dan sulit untuk dikendalikan. Contoh
dampak negatif yang timbul yaitu, perkembangan ilmu
pengetahuan yang sangat pesat pun membuat kejahatan dalam
internet semakin meningkat. Kejahatan ini dilakukan tanpa
batasanya, baik antar negara maupun teritorial, kapan pun dan
dimana pun bisa dilakukan tindakan kejahatan internet ini.
Sehingga perlu adanya tanggungjawab bersama dalam mengatasi
dan meminimalisi dampak negatif yang timbul akibat adanya
perkembangan ilmu pengetahuan yang cukup pesat. Sikap ini
harus dilakukan baik oleh keluarga, sekolah, masyarakat maupun
pemerintah dalam menghadapi kondisi ini.

2. Hubungan antara filsafat dengan ilmu yang terintegrasi dalam


Filsafat Ilmu, di mana filsafat mencoba menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan ilmu, menunjukkan adanya
keterbatasan ilmu dalam menjelaskan berbagai fenomena
kehidupan. Bagaimana pandangan Mahasiswa?
Jawaban:

Pengetahuan pada dasarnya tidak bersifat mutlak karena terori


baru yang lebih benar dapat muncul dan memperbaikinya. Jika sebuah
teori dapat disalahkan, maka teori itu juga dapat dibenarkan.
Paradigma selama berkembangnya zaman terus diperbaiki, paradigma
baru menjawab teka-teki yang tak terpecahkan pada paradigma
sebelumnya. Akan tetapi paradigma tersebut tidak dapat disalahkan
begitu saja. Karena teori serratus tahun lalu dapat berubah dengan
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERTAHANAN
FAKULTAS MANAJEMEN PERTAHANAN
UNIVERSITAS PERTAHANAN

fakta yang ada saat ini, namun tidak dapat dipungkuri teori saat ini juga
bisa berubah pada 100 tahun yang akan datang. Banyak para ahli
yang menyatakan bahwa fakta ilmiah atau ilmu pengetahuan tidak
akan mencapai kebenaran yang mutlak.7
Teori gravitasi Newton misalnya, telah disalahkan Einstein, tetapi
hal itu dibenarkan karena lebih sederhana. Teori heliosentris telah
menjawab banyak misteri yang tak terpecahkan oleh teori geosentris.
Tetapi geosentris tetap benar seperti dilakukan Ptolomeus dalam
menjelaskan orbit Mars. Geosentrisme bahkan terbukti baik dalam
bidang ilmu geodesi dan dalam memandu hidup para aborigin
Australia.
Hal tersebut dapat diartikan bahwa ilmu tidak dapat dipandang
sebagai dasar yang mutlak bagi pemahaman manusia tentang alam,
demikian ilmu harus tetap dipandang secara tentative, artinya selalu
siap berubah ketika ditemukan teori-teori baru yang bisa
menyangkalnya.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan berkaitan dengan
keterbatasan ilmu, yaitu:
a. Ilmu hanya mengetahui fenomena bukan realitas, atau mengkaji
realitas sebagai suatu fenomena (science can only know the
phenomenal, or know the real through and as phenomenal -R.
Tennant),
b. Ilmu hanya menjelaskan sebagian kecil dari fenomena
alam/kehidupan manusia dan lingkungannya,
c. Kebenaran ilmu bersifat sementara dan tidak mutlak. Keterbatasan
tersebut sering kurang disadari oleh orang yang mempelajari suatu
cabang ilmu tertentu, fisika misalnya. Hal ini disebabkan ilmuwan
fisika cenderung bekerja hanya dalam batas wilayahnya sendiri
dengan suatu disiplin yang sangat ketat, dan keterbatasan ilmu itu

7 Lubis, Akhyar Yusuf, Filsafat Ilmu dan Metodologi Posmodernis, Akademia,

Bogor, 2004
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERTAHANAN
FAKULTAS MANAJEMEN PERTAHANAN
UNIVERSITAS PERTAHANAN

sendiri bukan merupakan konsen utama ilmuwan fisika yang


berada dalam wilayah ilmu tertentu.
Kondisi seperti diatas yang membuat ilmu memiliki Batasan-
batasan tertentu yang tidak bisa dihindari. Filsafat yang memiliki peran
dalam mendasari berbagai aspek keilmuan baik pada sebuah tataran
teoritas maupun tataran praktis. 8 Filsafat merupakan suatu sistem
berpikir dengan cabang-cabangnya (ontologi, epistemologi dan
aksiologi) dapat menjadi dasar dalam seluruh ilmu pengetahuan.
Dalam filsafat ilmu, ontologi adalah studi pengkajian mengenai
sifat dasar ilmu yang arti sifat dasar itu membentuk arti, struktur, dan
prinsip ilmu. Epistemologi merupakan teori pengetahuan yang
berbicara tentang sumber pengetahuan dan bagaimana cara
mendapatkan pengetahuan tersebut. Epistemologi mempelajari
tentang hakikat dari pengetahuan, justifikasi, dan rasionalitas
keyakinan. Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang
mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Jadi
yang ingin dicapai oleh aksiologi adalah hakikat dan manfaat yang
terdapat dalam suatu pengetahuan.9
Berdasarkan hal tersebut terlihat bahwa teori-teori ini adalah
dalam rangka penerapan suatu disiplin ilmu yang sudah dikaji secara
ilmiah dengan mendalam dan radikal tentang asal muasal
pengetahuan, terstruktur, datanya valid dan menggunakan metode
yang jelas. Dapat dikatakan bahwa filsafat ilmu dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh ilmu pengetahuan yang
masih bersifat atau dapat mengalami perubahan. Filsafat ini juga akan
menjawab asal muasal ilmu itu ada dan berkembang dalam sebuah
prosesnya.

8
Kelly, Sean. (2013). Truth and value in Plato’s Republic, Philosophy, 88,
197–218.
9 Hendropriyono, A.M, (2013). Filsafat Intelijen Negara Republik Indonesia,

Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.


PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERTAHANAN
FAKULTAS MANAJEMEN PERTAHANAN
UNIVERSITAS PERTAHANAN

Selain hal tersebut, filsafat juga menjelaskan sesuatu yang


sangat mendasar dan cakupan yang luas seperti alam, manusia,
hingga pada Tuhan. Tidak hanya itu, filsafat juga akan membahas
mengenai fundamental pengetahuan, mengenai nilai-nilai yang dianut
seperti moralitas juga keadilan. 10 Sudah sangat jelas bahwa filsafat
memiliki ruang lingkup yang luat dan tak terbatas, oleh sebab itu
filsafat dapat menjadi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang tidak
terjawab dalam lingkup ilmu pengetahuan.

10 Soelaiman, Darwis. A. Filsafat ilmu pengetahuan perspektif barat dan islam.

Aceh: Bandar Publishing 2019.

Anda mungkin juga menyukai