Anda di halaman 1dari 4

ILMU SEBAGAI METODE ILMIAH

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu

Dosen pengampu: Muhammad Jefriyanto Budikafa, M.Pharm.Sci

Disusun oleh:

Siti Hasannah 214110302009

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI PROF. K.H. SAIFUDDIN ZUHRI

PURWOKERTO

2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu merupakan disiplin ilmiah yang memungkinkan manusia untuk memahami
dunia sekitarnya dengan lebih baik. Dalam proses memperoleh pengetahuan, ilmu
menggunakan metode ilmiah yang bertujuan untuk mencapai kebenaran secara objektif.
Metode ilmiah menjadi dasar dalam proses penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan yang akurat dan dapat dipercaya. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan
dibahas mengenai pentingnya ilmu sebagai metode ilmiah dan peranannya dalam
memperkaya pengetahuan manusia tentang dunia di sekitarnya.
Ilmu adalah salah satu bidang studi yang elit dan penting dalam pendidikan. Ilmu
pada dasarnya merupakan cara manusia memahami alam semesta dengan menggunakan
metode ilmiah. Metode ilmiah sendiri adalah sebuah prosedur untuk memperoleh
pengetahuan yang akurat dan terpercaya melalui pengamatan, analisis, dan eksperimen.
Seiring dengan perkembangan teknologi dan pengetahuan manusia yang semakin
maju, semakin banyak pula kebutuhan terhadap metode ilmiah untuk memahami
fenomena alam dan sosial manusia. Oleh karena itu, ilmu sebagai metode ilmiah memiliki
peran yang sangat penting dalam kemajuan manusia di era modern ini.
Dalam kaitannya dengan pendidikan, ilmu sebagai metode ilmiah harus diajarkan
secara efektif dan efisien agar generasi muda dapat memahami bagaimana cara berfikir
logis dan kritis dalam memperoleh pengetahuan yang akurat dan benar. Dengan
memahami ilmu sebagai metode ilmiah, diharapkan akan muncul generasi muda yang
berkualitas dan dapat menghasilkan karya-karya ilmiah terbaik yang berguna bagi
kemajuan manusia.
Terdapat dua persoalan yang dilematis dalam perkembangan masyarakat modern.
Di satu sisi, salah satu tanda majunya sebuah masyarakat adalah kuatya tradisi ilmiah,
sehingga perkembangan masyarakat harus didorong untuk mengembangkan hal ini.
Namun, di sisi lain, perkembangan tradisi ilmiah Barat, yang dikenal sebagai kejayaan
peradaban masa kini, nyatanya, terjadi krisis moral. Problem dilematis seperti ini banyak
diakui oleh banyak kalangan, terutama berkaitan dengan teknologi. Memang, pada tahap
tertentu, teknologi memberikan banyak manfaat kepada masyarakat. Namun, dalam
perkembangannya, ternyata teknologi terpisah dengan nilai-nilai moral. Akhirnya, hal itu
menjadi menimbulkan problem baru dalam masyarakat

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Ilmu sebagai metode ilmiah di dunia barat?
2. Bagaimana ilmu sebagai metode ilmiah di dalam islam?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Metode Ilmiah di Dunia Barat

Istilah science atau ilmu merupakan satu kata yang mempunyai berbagai
macam arti. Menurut Beni Ahmed Soebari menyebutkan ilmu adalah ilmu-ilmu yang
gejala-gejala nya dapat difahami secara terus-menerus melalui percobaan atau
pengujian, sehingga orang lainpun dapat melakukan pembukitan dalam masalah
yaang sama, waktu dan tempat yang berbeda. Berbeda halnya dengan Beni Ahmed
Saebari, Team Dosen Filsafat Ilmu UGM mengutarakan bahwa ilmu juga dapat
diartikan sebagai ilmu yang ditata secara teratur dan terdapat sistem-sistem
pencapainnya bisa di pertanggung jawabkan secara teoritis. Dengan itu manusia
sebagai makhluk yang dapat berfikir atau di sebut Homo Sapies dapat menemukan
jalan pada setiap pertanyaan-pertanyaan yang dihadapi. Menurut the Liang Gie itu
harus diusahakan dengan aktifitas manusia wajib dilakukan dengan cara tertentu dan
sebagai puncaknya kegiatan metode itu menimbulkan ilmu yang teratur.
Pengertian pengetahuan sebagai kegiatan, metode dan pengetahuan itu dapat
diartikan sebagai berikut. Pertama, sebagai proses yang membentuk aktivitas. Kedua,
sebagai prosedur yang kita ketahui melahirkan metode ilimiah. Ketiga, sebagai
produk yang darinya memunculkan pengetahuan sistematis. Ilmu juga bisa
diposisikan sebagai proses. Pada dasarnya perkembangan manusia di bagi dalam
beberapa zaman. Zaman tersebut yakni zaman purba (meliputi prasejarah dan
sejarah), zaman mulainya penalaran yang selalu menyelidiki, zaman pertengahan, dan
zaman modern. (Achadah,Alif,and Mohammad Fadil. “Filsafat Ilmu:Pertautan
Aktivitas Ilmiah,Metode Ilmiah dan Pengetahuan Sistematis.”Jurnal Pendidikan Islam
4.1(2020):130-141.

Tidak semua pengetahuan dapat dikategorikan sebagai ilmu; ilmu meminta


ketelitian tertentu dari sejumah pengalaman yang diperoleh manusia. Metode ilmiah
yang rumit adalah "satu-satunya" syarat pengujian pengetahuan ke-ilmu-an; maka
serumit itu pula kita harus membedakan sebuah budaya (ilmiah), yang tak lain adalah
akumulasi dari sekian banyak nilai-nilai yang hidup di sebuah komunitas masyarakat.
Benarkah ada budaya ilmiah di Indonesia? Pertanyaan ini menjadi penting dijawab
untuk melanjutkan tujuan di awal, membedakan budaya ilmiah dan budaya lainnya.
Budaya ilmiah dapat diartikan sebagai nilai-miai ilmiah yang sudah mengakar dalam
kehidupan masyarakat yang telah lama menghayati serta mengamalkannya. Nilai-nilai
itu terus berkembang dari masa ke masa sesuai dengan temuan-temuan dan kesadaran
manusia. Berkenaan dengan nilai-nilai lain yang turut mewarnai kepribadian sebuah
bangsa, dapat dikatakan, nilai-nilai ilmiah adalah motor penggerak perubahan dan
kemajuan nilai-nilai yang lain (Jujun S, 2005, h. 272); politik, ekonomi, seni, bahasa
ke arah yang lebih dewasa, sejalan dengan prinsip ilmu, dinamis dan terbuka. Namun
persoalannya, kehidupan politik, ekonomi dan budaya secara umum yang kita alami
justru terjerat dalam dunia krisis yang akut.
Bila ditinjau dari segi keilmuan, perkembangan zaman harusnya mendorong
peningkatan mutu pendidikan sehingga mampu memberikan kontribusi bagi
pembangunan bangsa dan negara. Evaluasi ini tidak mungkin lepas dari tinjauan
terhadap kegiatan ilmiah, baik secara teoritik ataupun praktik. Disinilah perlunya
kritik epistemologis terhadap perkembangan keilmuan yang ada. Epistemologi dapat
dipahami sebagai sisi operasional dari suatu ilmu, atau dengan bahasa lain,
epistemologi adalah seperangkat sistem metodik dalam memperoleh dan menyusun
tubuh pengetahuan dengan beberapa karakteristiknya; didasarkan pada pengalaman
empiris; bersifat logis dan teruji secara verifikatif (Jujun S, 1986, h. 6). Dari ketiga
karakter itu, perlu disimpulkan, ilmu hanyalah terbatas pada pengalaman manusia
yang logis, empiris dan verifikatif, untuk membedakan ilmu dari pengetahuan dan
pengalaman manusia selain ilmu, atau pengalaman di luar jangkauan manusia.
Selain pemahaman ilmu (lebih konstruktif) sebagai proses tahu, satu lagi yang
perlu ditekankan untuk berupaya memasyarakatkan nilai-nilai ilmiah adalah penelitian
ilmiah, yang bersifat integral dengan kegiatan ilmiah. Dengan penekanan ini, dapat
diciptakan suatu tradisi "meneliti" bukan "menemukan" yang menjamin
perkembangan keilmuan. Di samping mengingat pragmatisme ilmu terbatas pada
lokalitas yang sangat sempit. Setelah mengetahuai belum adanya budaya ilmiah di
negeri ini, serta untuk membedakan budaya ilmiah (yang harusnya ada), perlu
diupayakan memasyarakatkan ilmu dan budaya berpikir ilmiah, untuk melibatkan
seluruh lapisan masyarakat dalam proses pembangunan dalam segala aspeknya.
(Hantoro,Ramadha Rudwi. “Klasifikasi Ilmu Pengetahuan Barat dan Islam serta
Kontribusinya dalam Dunia Akademik”. TASAMUH:Jurnal Studi Islam
14.1(2020):90-114)

B. Metode Ilmiah di dalam Islam

Anda mungkin juga menyukai