Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI DASAR ILMU PENGETAHUAN

DISUSUN OLEH:
SUTAN NUGRAHA NUSANTARA
E1D022239
KELAS 1G

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PRODI BAHASA INGGRIS
UNIVERSITAS MATARAM
2022
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak 18 Agustus 1945, secara epistomologis, Pancasila dikaji oleh para ahli dan juga
diuji oleh berbagai peristiwa-peristiwa yang mencoba merongrong kemerdekaan dan
keutuhan Republik Indonesia. Secara empiris dan kenegaraan, Pancasila telah
menunjukkan ketangguhannya hingga pada saat ini. Pengujian secara kognitif telah
dilakukan oleh para ahli dengan berbagai pendekatan. Notonegoro dengan analisis teori
causal, Driarkara dengan pendekatan antroplogi metafisik, Eka Darmaputra dengan etika,
Suwarno dengan pendekatan historis, filosofis dan sosio-yuridis, Gunawan Setiardja
dengan analisis yuridis ideologis (Dimyati, 2006) dan bayak para ahli dan kalangan
akademisi membuktikan Pancasila sebagai filsafat
Sejak dulu, ilmu pengetahuan mempunyai posisi penting dalam aktivitas berpikir
manusia. Istilah ilmu pengetahuan terdiri dari dua gabungan kata berbeda makna, ilmu
dan pengetahuan. Segala sesuatu yang kita ketahui merupakan definisi pengetahuan,
sedangkan ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara sistematis
menurut metode tertentu.
1.2 Alasan Mengambil Judul
Sikap kritis dan cerdas manusia dalam menanggapi berbagai peristiwa di sekitarnya,
berbanding lurus dengan perkembangan pesat ilmu pengetahuan. Namun dalam
perkembangannya, timbul gejala dehumanisasi atau penurunan derajat manusia. Hal
tersebut disebabkan karena produk yang dihasilkan oleh manusia, baik itu suatu teori
maupun materi menjadi lebih bernilai ketimbang penggagasnya. Namun, hal ini masih
belum sepenuhnya terwujud terbukti dengan adanya ketidakmerataan sarana dan
prasarana serta kualitas pendidikan di Indonesia. Itulah sebabnya, peran Pancasila harus
diperkuat agar bangsa Indonesia tidak terjerumus pada pengembangan ilmu pengetahuan
yang saat ini semakin jauh dari nilai-nilai kemanusiaan. Oleh karena itu, peran Pancasila
harus diperkuat agar bangsa Indonesia memiliki kualitas sumber daya manusia yang
berkualitas dengan mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila.
1.3 Urgensi Judul
Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu dimaksudkan bahwa pemahaman dan
pemikiran keilmuan untuk kepentingan bangsa, harus berlandaskan kepada nilai-nilai
Pancasila, karena masyarakat yang menjadi tujuan berdirinya NKRI, pada hakekatnya
adalah mewujudkan masyarakat yang pancasilais yang wujudnya dapat diketahui melalui
sikap, tekad, semangat, tanggung jawab, dan disiplin yang dilandasi dan sekaligus
bermuara pada jujur dan kejujuran dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara.
1.4 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dari Ilmu ?
2. Bagaimana Pilar - Pilar Penyangga bagi Eksistensi Ilmu Pengetahuan ?
3. Bagaimana Prinsip-prinsip dalam berpikir ilmiah ?
4. Bagaimana aspek penting dalam ilmu pengetahuan ?
1.5 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada pembahasan dalam makalah ini diantaranya :
1. Mengerti pengertian dari Ilmu
2. Mengetahui pilar-pilar penyangga bagi eksistensi ilmu pengetahuan
3. Memahami prinsip-prinsip dalam berpikir ilmiah
4. Mengetahui aspek penting dalam ilmu pengetahuan
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ilmu

Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,
menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan
dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang
pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan
kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Ilmu bukan sekadar pengetahuan
(knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang
disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui
dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena
manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya
(Surajiyo. 2010).
Ilmu (Knowledge) merujuk kepada kefahaman manusia terhadap sesuatu
perkara, dimana ilmu merupakan kefahaman yang sistematik dan diusahakan secara
sedar. Pada umumnya, ilmu mempunyai potensi untuk dimanfaatkan demi kebaikan
manusia. Ilmu adalah sesuatu yang membedakan kita dengan makluk tuhan lainya
seperti tumbuhan dan hewan. Dengan ilmu kita dapat melakukan, membuat,
menciptakan sesuatu yang membawa perbedaan yang lebih baik bagi kehidupan
manusia. Ilmu pengetahuan dimengerti sebagai pengetahuan yang diatur secara
sistematis dan langkah-langkah pencapaianya dipertanggungjawabkan secara teoretis.
Sehingga ilmu pengetahun sangat diperlukan bagi setiap manusia untuk mencapai
kemajuan dan perkembangan kehidupan manusia itu sendiri.
2.2 Pilar - Pilar Penyangga bagi Eksistensi Ilmu Pengetahuan

Melalui teori relativitas Einstein paradigma kebenaran ilmu sekarang sudah


berubah dari paradigm lama yang dibangun oleh fisika Newton yang ingin selalu
membangun teori absolut dalam kebenaran ilmiah. Paradigma sekarang ilmu bukan
sesuatu entitas yang abadi, bahkan ilmu tidak pernah selesai meskipun ilmu itu
didasarkan pada kerangka objektif, rasional, metodologis, sistematis, logis dan
empiris. Dalam perkembangannya ilmu tidak mungkin lepas dari mekanisme
keterbukaan terhadap koreksi. Itulah sebabnya ilmuwan dituntut mencari alternatif-
alternatif pengembangannya melalui kajian, penelitian eksperimen, baik mengenai
aspek ontologis epistemologis, maupun ontologis.
2.3 Prinsip-prinsip berpikir ilmiah

a. Objektif: Cara memandang masalah apa adanya, terlepas dari faktor-faktor subjektif
(misal : perasaan, keinginan, emosi, sistem keyakinan, otorita) .
b. Rasional: Menggunakan akal sehat yang dapat dipahami dan diterima oleh orang lain.
Mencoba melepaskan unsur perasaan, emosi, sistem keyakinan dan otorita.
c. Logis: Berfikir dengan menggunakan azas logika/runtut/ konsisten, implikatif. Tidak
mengandung unsur pemikiran yang kontradiktif. Setiap pemikiran logis selalu
rasional, begitu sebaliknya yang rasional pasti logis.
d. Metodologis: Selalu menggunakan cara dan metode keilmuan yang khas dalam setiap
berfikir dan bertindak (misal: induktif, dekutif, sintesis, hermeneutik, intuitif).
e. Sistematis: Setiap cara berfikir dan bertindak menggunakan tahapan langkah prioritas
yang jelas dan saling terkait satu sama lain. Memiliki target dan arah tujuan yang
jelas.
2.4 Beberapa aspek penting dalam ilmu

Aspek fenomenal menunjukan bahwa ilmu pengetahuan mewujud /


memanifestasikan dalam bentuk masyarakat, proses, dan produk. Sebagai masyarakat,
ilmu pengetahuan menampakkan diri sebagai suatu masyarakat atau kelompok elit yang
dalam kehidupan kesehariannya begitu mematuhi kaidah-kaidah ilmiah yang menurut
partadigma Merton disebut universalisme, komunalisme, dan skepsisme yang teratur dan
terarah. Sebagai proses, ilmu pengetahuan menampakkan diri sebagai aktivitas atau
kegiatan kelompok elit tersebut dalam upayanya untuk menggali dan mengembangkan
ilmu melalui penelitian, eksperimen, ekspedisi, seminar, kongres, dll. Sedangkan sebagai
produk, ilmu pengetahuan menampakkan diri sebagai hasil kegiatan kelompok elit tadi
berupa teori, ajaran, paradigma, temuan-temuan lain sebagaimana disebarluaskan melalui
karya-karya publikasi yang kemudian diwariskan kepada masyarakat dunia.

2.5 Kesimpulan
Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan
dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam
manusia.
Dengan ilmu kita dapat melakukan, membuat, menciptakan sesuatu yang membawa
perbedaan yang lebih baik bagi kehidupan manusia. Sebagai mahasiswa yang juga
merupakan calon penerus bangsa diharapkan dapat menerapkan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan sehari. Dengan demikian diharapkan bangsa Indonesia memiliki
kualitas sumber daya manusia yang berkualitas.

Anda mungkin juga menyukai