Anda di halaman 1dari 7

PEKAN 14 Tugas Paper Individu

Nama : Faliani Chandra Tjiang

NIM : K011201133

Kelas : PAN 18 Kesmas D

Dosen Pengampu : Dr. Mansyur Radjab, M.Si.


Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Pengertian Paradigma

Istilah paradigma dalam dunia ilmu pengetahuan dikembangkan oleh


Thomas.S.Khun dalam bukunya The Structure of Scientific Revolution (1970:49). Secara
testimologis paradigma diartikan sebagai asumsi-asumsi dasar dan asumsi-asumsi teoritis
yang umum (merupakan sumber nilai). Dengan demikian maka paradigma merupakan
sumber hukum, metode yang diterapkan dalam ilmu pengetahuan, sehingga sangat
menentukan sifat, ciri, dan karakter ilmu pengetahuan itu sendiri. Paradigma dapat diartikan
sebagai keutuhan konseptual yang sarat dengan muatan ajaran, teori, dalil, bahkan juga
pandangan hidup untuk dijadikan dasar dan arah pengembangan segala hal. Istilah paradigma
kemudian berkembang menjadi terminologi yang mengandung konotasi pengertian sumber
nilai, pola pikir, orientasi dasar, sumber asas serta arah dan tujuan dari suatu perkembangan,
perubahan serta proses pembangunan.

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) pada hakikatnya merupakan hasil


kreativitas rohani (jiwa) manusia. Atas dasar kreativitas akalnya, manusia mengembangkan
IPTEK untuk mengolah kekayaan alam yang diciptakan Tuhan Yang Maha Esa. Tujuan dari
IPTEK adalah untuk mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan harkat dan martabat umat
manusia, maka IPTEK pada hakikatnya tidak bebas nilai, namun terkait nilai-nilai. Pancasila
telah memberikan dasar nilai-nilai dalam pengembangan IPTEK, yaitu didasarkan moral
Ketuhanan dan Kemanusiaan yang adil dan beradab. IPTEK yang kita letakkan di atas
Pancasila sebagai paradigmanya, perlu kita pahami dasar dan arah penerapannya, yaitu pada
aspek ontologi, epistemologis, dan aksiologinya

1. Ontologis
Hakikat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi merupakan aktivitas manusia yang tidak
mengenal titik henti dalam upayanya untuk mencari dan menemukan kebenaran dan
kenyataan. Ilmu pengetahuan harus dipandang secara utuh, dalam dimensinya sebagai
masyarakat, sebagai proses dan sebagai produk.
 Sebagai masyarakat menunjukkan banyaknya academic community yang
dalam hidup kesehariannya para warganya mempunyai concern untuk terus
menerus menggali dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
 Sebagai proses menggambarkan suatu aktivitas warga masyarakat ilmiah yang
melalui abstraksi, spekulasi, imajinasi, refleksi, observasi, eksperimentasi,
konparasi, dan eksplorasi mencari dan menemukan kebenaran dan kenyataan.
 Sebagai produk adalah hasil yang diperoleh melalui proses, yang berwujud
karya-karya ilmiah beserta implikasinya yang berwujud fisik ataupun non fisik
2. Epistemologi
Bahwa Pancasila dengan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dijadikan “metode
berfikir”, dalam arti menjadikan dasar dan arah di dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, parameter kebenaran serta pemanfaatan hasil-hasil yang
dicapainya ialah nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu sendiri.
3. Aksiologi
Bahwa dengan menggunakan epistemologi tersebut di atas, kemanfaatan dan efek
pengembangan IPTEK secara negatif tidak bertentangan ideal Pancasila dan secara
positif mendukung untuk mewujudkan nilai-nilai ideal Pancasila. Dengan
menggunakan Pancasila sebagai paradigma, merupakan keharusan bahwa Pancasila
harus dipahami secara benar, karena pada gilirannya nilai-nilai Pancasila menjadi
asumsi-asumsi dasar bagi pemahaman di bidang ontologis, epistemologis, dan
aksiologisnya.

Konsep Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai hasil budaya manusia harus
didasarkan pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.
Pancasila yang sila-silanya merupakan satu kesatuan yang sistemik haruslah menjadi sistem
etika dan moral dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pengertian Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu pengetahuan dapat


mengacu pada beberapa jenis pemahaman yaitu:

1. Setiap ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang dikembangkan di Indonesia


haruslah tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
2. Setiap ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang dikembangkan di Indonesia harus
menyertakan nilai-nilai Pancasila sebagai faktor internal pengembangan iptek itu
sendiri.
3. Nilai-nilai Pancasila berperan sebagai rambu-rambu normatif bagi pengembangan
iptek di Indonesia, artinya mampu mengendalikan iptek agar tidak keluar dari cara
berpikir dan cara bertindak bangsa Indonesia
4. Setiap pengembangan iptek harus berakar dari budaya dan ideologi bangsa Indonesia
sendiri

Esensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Esensi atau hakikat, inti Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan Ilmu
Pengetahuan adalah sebagai berikut:

 Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa


Manusia diberi keistimewaan berupa akal oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan begitu
sebaiknya manusia menggunakan akalnya untuk hal-hal yang positif dan dapat
bermanfaat seperti dengan cara mengembangkan ilmu pengetahuan. Dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan manusia harus menciptakan keseimbangan antara
yang rasional dan irasional, antara rasa dan akal. Manusia senantiasa bersyukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi anugerah akal dengan begitu ilmu
pengetahuan yang dimiliki tidak digunakan untuk merusak keyakinan umat beragama.
 Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Menekankan bahwa para ilmuan dalam pengembangan IPTEK harus dengan cara-cara
yang berperikemanusiaan dan tidak merugikan manusia individual maupun umat
manusia yang sekarang maupun yang akan datang agar bisa mensejahterakan manusia
(T. Jacob,2000:155). Dalam sila kedua ini juga memberikan arah dan mengendalikan
terhadap ilmu pengetahuan yakni ilmu seharusnya dikembalikan pada fungsinya
semula, yaitu untuk kemanusiaan, tidak hanya untuk kelompok tertentu.
 Sila ketiga, Persatuan Indonesia
Ilmuan Indonesia perlu menjunjung tinggi asas persatuan Indonesia dalam ini dalam
tugas-tugas profesionalnya. Sila Persatuan Indonesia juga mengingatkan kita untuk
mengembangkan IPTEK secara menyeluruh (merata) di Indonesia. Selain itu
memberikan kesadaran bahwa rasa nasionalisme bangsa Indonesia akibat adanya
kemajuan IPTEK, dengan IPTEK persatuan dan kesatuan bangsa dapat terwujud,
persaudaraan dan persahabatan antar daerah dapat terjalin (T. Jacob,2000:155).
 Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan
Memberikan arahan asas kerakyatan, yang mengandung arti bahwa pembentukan
negara republik Indonesia ini adalah dari, oleh, dan untuk semua rakyat Indonesia.
Setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama terhadap negara.
Penerapan dan penyebaran ilmu pengetahuan harus demokratis dapat
dimusyawarahkan, sejak dari kebijakan sampai ke penerapannya. Dalam sila keempat
ini juga membuka kesempatan yang sama bagi semua masyarakat untuk dapat
mengembangkan IPTEK dan mengenyam hasilnya sesuai kemampuan dan keperluan
masing-masing, sehingga tidak adanya monopoli IPTEK (T. Jacob,2000:155).
 Sila kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Memberikan arahan agar selalu diusahakan tidak terjadinya jurang kesejahteraan di
antara bangsa Indonesia. Selama ini terjadi ketimpangan di Indonesia, situasi timpang
tersebut disebabkan oleh pola kerja yang hanya mementingkan kemajuan perusahaan.
Pada akhirnya, pola tersebut dapat menjadi pemicu aksi protes yang justru merugikan
pihak perusahaan itu sendiri. IPTEK didasarkan pada keseimbangan keadilan dalam
kehidupan kemanusiaan. (T. Jacob 2000:156). Keadilan sosial juga menjaga
keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat, karena kepentingan
individu tidak boleh terinjak oleh kepentingan semu.

Urgensi Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu Pengetahuan

1. Perkembangan ilmu dan teknologi di Indonesia dewasa ini tidak berakar pada nilai-
nilai budaya bangsa Indonesia sendiri sehingga ilmu pengetahuan yang dikembangkan
di Indonesia sepenuhnya berorientasi pada barat (Western oriented). Oleh karena itu
diperlukan orientasi yang jelas untuk menyaring dan menangkal pengaruh nilai-nilai
global yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kepribadian bangsa Indonesia.
2. Pluralitas nilai yang berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia dewasa ini
seiring dengan kemajuan iptek menimbulkan perubahan dalam cara pandang manusia
tentang kehidupan. Hal ini membutuhkan renungan dan refleksi yang mendalam agar
bangsa Indonesia tidak terjerumus ke dalam penentuan keputusan nilai yang tidak
sesuai dengan kepribadian bangsa.
3. Dampak negatif yang ditimbulkan kemajuan IPTEK terhadap lingkungan hidup
berada dalam titik hadir yang membahayakan eksistensi hidup manusia di masa yang
akan datang. Oleh karena itu, diperlukan tuntunan moral dalam pengembangan
IPTEK di Indonesia.
4. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia belum melibatkan
masyarakat luas sehingga hanya mensejahterakan kelompok elite yang
mengembangkan ilmu.

Dinamika dan Tantangan Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu


Pengetahuan

Pancasila sebagai pengembangan ilmu pengetahuan belum dibicarakan secara


eksplisit oleh para penyelenggara negara sejak orde lama sampai era reformasi. Para
penyelenggara negara pada umumnya hanya menyinggung masalah pentingnya keterkaitan
antara pengembangan ilmu dan dimensi kemanusiaan. Kajian tentang Pancasila sebagai dasar
nilai pengembangan ilmu pengetahuan baru mendapat perhatian yang lebih khusus dan
eksplisit oleh kaum intelektual di beberapa perguruan tinggi. Namun pada kurun waktu akhir-
akhir ini, belum ada lagi suatu upaya untuk mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam
kaitan dengan pengembangan IPTEK di Indonesia. Ada beberapa tantangan terhadap
Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan IPTEK di Indonesia:

a. Kapitalisme yang menguasai perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Akibatnya,


ruang bagi penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu menjadi
terbatas.
b. Globalisasi yang menyebabkan lemahnya daya saing bangsa Indonesia dalam
pengembangan IPTEK sehingga Indonesia lebih berkedudukan sebagai konsumen
daripada produsen dibandingkan dengan negara-negara lain.
c. Konsumerisme menyebabkan negara Indonesia menjadi pasar bagi produk teknologi
negara lain yang memiliki IPTEK yang lebih maju. Pancasila sebagai nilai
pengembangan ilmu baru pada taraf wacana yang belum berada pada tingkat aplikasi
kebijakan negara.
d. Progmatisme yang berorientasi pada tiga ciri, yaitu: workability (keberhasilan),
satisfaction (kepuasan), dan result (hasil) (Titus, dkk.,1984) mewarnai perilaku
kehidupan sebagian besar masyarakat Indonesia.

Cara menerapkan Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu pengetahuan adalah
memberikan aturan serta norma-norma yang sesuai dengan kehidupan bermasyarakat,
melibatkan masyarakat luas dalam proses pengembangan ilmu pengetahuan, sehingga ilmu
pengetahuan dapat diperoleh secara merata, dan dalam proses belajar mengajar selalu
diselipkan nilai-nilai kebudayaan Indonesia dan norma-norma yang sesuai dengan Pancasila.
DAFTAR PUSTAKA

Modul VIII, Pancasila Sebagai Paradigma Kehidupan Dalam Bermasyarakat, Berbangsa, dan
Bernegara.

Pegiat Literasi, 2020, Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Dasar Nilai Dalam
Pengembangan Ilmu Pengetahuan.

https://www.pegiatliterasi.com/2020/05/Esensei-dan-Urgensi-Pancasila-sebagai-Dasar-Nilai-
Pengembangan-Ilmu-Pengetahuan.html?m=1

Diakses pada tanggal 13 Desember 2020

Ishtara Sri Pramiraswari Hayuning, Resty Ayu Permatasari, 2018, Esensi dan Urgensi
Pancasila Sebagai Dasar Nilai Ilmu Pengetahuan.

https://id.scribd.com/presentation/374357704/950-esensi-Dan-Urgensi-Pancasila-Sebagai-
Dasar-Nilai-Ilmu

Diakses pada tanggal 13 Desember 2020

Anda mungkin juga menyukai