Anda di halaman 1dari 11

ESSAY

ANALISIS ELEMEN-ELEMEN DALAM STRATEGI MENURUT


PARA AHLI

Dosen Pengampu:
MARSDA TNI DR.H. AGUS SUDARYA,S.H,S.E,M.M,M.Sc.

Resume ini ditulis untuk memenuhi tugas dalam Mata Kuliah


STRATEGI PERTAHANAN
Topik ke-3 Elemen-Elemen dalam Strategi Pertahanan

Disusun oleh:

JIHAN MARHA
120210201014

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERTAHANAN


FAKULTAS MANAJEMEN PERTAHANAN
UNIVERSITAS PERTAHANAN
2021/2022
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERTAHANAN
FAKULTAS MANAJEMEN PERTAHANAN
UNIVERSITAS PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA

ANALISIS ELEMEN-ELEMEN DALAM STRATEGI MENURUT


PARA AHLI

BAB I PENDAHULUAN
Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi yang terjadi secara
dinamis memberikan dampak positif dan negatif bagi negara-negara di
Dunia. Hal itu tidak hanya memberikan peluang bagi sebuah negra namun
juga dapat menjadi ancaman bagi kedaulan negara tersebut. Oleh sebab
itu perlu adanya pembangunan pertahanan yang mandiri, kuat dan smart
dalam menghadapi ancaman yang akan timbul akibat hal tersebut.
Pembangunan pertahanan Negara selalu terintegratif seiring dengan
pembangunan keamanan nasional yang berorientasi pada kepentingan
nasional, baik kepentingan ekonomi, kesejahteraan, maupun keamanan
nasional. Menurut Harjomataram Pertahanan Nasional adalah daya tahan
suatu bangsa untuk mengembangkan kekuatan nasional untuk
menghadapi semua tantangan dari dalam atau di luar, langsung atau tidak
langsung, yang dapat membahayakan nasional hidup. Sifat pertahanan
negara adalah segala upaya adalah pertahanan pelaksanaan universal
yang didasarkan pada realisasi hak-hak dan kewajiban warga negara dan
kepercayaan pada kekuatan kita sendiri. Pertahanan nasional dilakukan
oleh pemerintah dan dipersiapkan sejak dini dalam sistem pertahanan
negara.
Pembangunan pertahanan ini diperlukan strategi yang dapat bekerja
dalam menghadapi ancaman yang akan datang. Pembentukan strategi ini,
sebuah negara harus memiliki elemen-elemen yang tepat dan efektif.
Elemen dalam aspek strategis mencakup karakter geografi, dekat dengan
laut, memiliki pantai yang relatif cukup panjang, karakter bangsa yang
menganggap laut sebagai aset penting untuk meningkatkan kesejahteraan
nasional, ada sumber daya alam yang mendukung kekuatan maritim, dan
karakter pemerintah yang memiliki mindset berorientasi ke domain maritim.

MANAJEMEN PERTAHANAN COHORT XIII|2


PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERTAHANAN
FAKULTAS MANAJEMEN PERTAHANAN
UNIVERSITAS PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA

Strategi Pertahanan Negara Indonesia dikembangkan berdasarkan


kekhasan dan kondisi geografi sebagai negara kepulauan berciri
Nusantara, dimana Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di
dunia. Secara geografis Indonesia terletak di antara dua samudera dan
dua berua, sekaligus memiliki perairan yang menjadi salah satu pusat
perdagangan internasional memiliki kerawanan dan tantangan tersendiri.
Selain itu, posisi Indonesia berbatasan laut dan darat secara langsung
dengan sepuluh negara, menjadikan Indonesia rentan terhadap sengketa
perbatasan dan ancaman keamanan yang meryebabkan instabilitas dalam
negeri dan di kawasan. Letak geografis merupakan salah satu determinan
yang menentukan masa depan suatu negara dalam melakukan hubungan
internasional.
Essay ini akan membahas analisis elemen-elemen dalam strategi
menurut para ahli dan dilakukan analisis menurut pandangan penulis
khususnya pada strategi pertahanan Indonesia yang saat ini dijalankan
oleh pemerintahan.

BAB II PEMBAHASAN DAN ISI


A. ELEMEN DALAM STRATEGI PERTAHANAN
Menurut Akdon (2011) pada dasarnya strategi adalah rencana
berskala besar yang berorientasi pada jangka panjang yang jauh ke masa
depan serta menetapkan sedemikian rupa sehinga memungkinkan
organisasi berinteraksi secara efektif dengan lingkungannya dalam kondisi
persaingan yang kesemuannya diarahkan pada optimalisasi pencapaian
tujuan dan berbagai sasaran yang bersangkutan.
Menurut Sun Tzu dalam buku fenomenalnya, The Art of War
menjelaskan waktu adalah uang. Perlu pengaturan strategi untuk
menghindari pertempuran yang berlarut dan agar cepat menang. Strategi
dan taktik jitu adalah yang efektif dan efisien. Perang adalah urusan vital
bagi negara; jalan menuju kelangsungan hidup atau kehancuran. Lima hal
yang harus dipertimbangkan dalam mempelajari peperangan: 1. Alasan

MANAJEMEN PERTAHANAN COHORT XIII|3


PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERTAHANAN
FAKULTAS MANAJEMEN PERTAHANAN
UNIVERSITAS PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA

moral: keyakinan rakyat dan kepentingan negara untuk tujuan bersama, 2.


Alam: cuaca, iklim, waktu, 3. Situasi: jarak, sifat alami, kondisi fisik, 4.
Kepemimpinan: kebijaksanaan, kepercayaan diri, keberanian, belas
kasihan, 5. Disiplin: imbalan, ancaman, hukuman, logistik (Sun-tzu,1964).
Sun Tzu menjelaskan strategi perang dengan mempertimbangkan
kuantitas sumber daya yang kita miliki dibandingkan dengan lawan
sebagai berikut:
1. Jika jumlah dan kekuatan pasukan kita sepuluh kali lebih banyak
dari musuh, maka gunakan strategi kepung dan serang.
2. Jika jumlah dan kekuatan pasukan kita lima kali lebih banyak dari
musuh, maka pecah dan cerai beraikan musuh kemudian serang.
3. Jika jumlah dan kekuatan pasukan kita dua kali lebih banyak dari
musuh, maka menyeranglah dari kedua arah.
4. Jika jumlah dan kekuatan pasukan kita sebanding dari musuh,
maka dahului perang saat lawan lengah.
Sun Tzu menekankan pentingnya mengetahui cara menang sebelum
berperang. Cara tersebut harus didasari pengetahuan akan kekuatan
pasukan sendiri. Ia menjelaskan beberapa korelasi pengetahuan terhadap
diri sendiri pada kemenangan sebagai berikut:
1. Mengetahui kekuatan sendiri dan musuh akan menghasilkan
peperangan tanpa ancaman bahaya atau potensi menang 100%.
2. Mengetahui kekuatan sendiri namun tidak tahu kekuatan musuh
memberikan kesempatan menang hanya separonya. (50%).
3. Tidak mengetahui kekuatan sendiri dan kekuatan musuh sudah
pasti akan kalah. (0%).
Dari definisi-definisi di atas maka dapat di simpulkan bahwa strategi
adalah alat untuk mencapai tujuan atau keunggulan bersaing dengan
melihat faktor eksternal dan internal organisasi. Organisasi melakukan
tindakan yang dapat menjadikan keuntungan baik untuk lembaga maupun
pihak lain yang berada di bawah naungan lembaga.

MANAJEMEN PERTAHANAN COHORT XIII|4


PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERTAHANAN
FAKULTAS MANAJEMEN PERTAHANAN
UNIVERSITAS PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA

Pertahanan negara dalam membentuk sebuah strategi untuk


menjaga keutuhan dan kedaulatan negara diperlukan elemen-elemen
yang tersusun dan saling berkaitan juta terintegrasi. Tujuan sebuah
negara mempertahankan dedaulatannya untuk melindungi segenap
bangsa dan kedaulatan negara. Elemen-elemen dalam strategis
pertahanan menjadi sebuah kekuatan bagi pertahanan tersebut, semakin
kuat elemen yang dimiliki oleh sebuah bangsa maka semakin kuat juga
bangsa tersebut melindungi pertahanan negaranya dan begitupula
sebaliknya.
Elemen pertahanan dapat berbentuk sumber daya pertahanan, baik
sumber daya alam, sumber daya manusia maupun sumber daya nasional.
Sumber daya ini menjadi elemen terpenting yang harus dimiliki oleh
sebuah negara. Pengelolaan elemen ini harus dilakukan secara efektif
dan efisien agar memberikan keuntungan bagi negara.
Elemen dalam aspek strategis mencakup karakter geografi, dekat
dengan laut, memiliki pantai yang relatif cukup panjang, karakter bangsa
yang menganggap laut sebagai aset penting untuk meningkatkan
kesejahteraan nasional, ada sumber daya alam yang mendukung
kekuatan maritim, dan karakter pemerintah yang memiliki mindset
berorientasi ke domain maritim. Sedangkan aspek operasional, lazimnya
terdiri dari tiga elemen besar, yaitu, kekuatan pengamanan atau dalam
istilah teknis fighting instrument untuk melindungi aset dan kepentingan,
armada niaga, dan yang terakhir berhubungan dengan industri dan jasa
yang mampu mendukung kedua elemen operasional meliputi berbagai
kegiatan yang terkait dengan laut. Oleh karena itu harus dibangun armada
laut yang kuat untuk mempertahankan Indonesia yang secara geografis
berbentuk negara kepulauan.

B. ELEMEN DALAM STRATEGI PERTAHANAN DI INDONESIA


UU No. 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara menegaskan
bahwa sistem pertahanan negara adalah sistem pertahanan yang bersifat

MANAJEMEN PERTAHANAN COHORT XIII|5


PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERTAHANAN
FAKULTAS MANAJEMEN PERTAHANAN
UNIVERSITAS PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA

semesta (sishanta) yang melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan


sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapkan secara dini oleh
pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu, terarah, dan
berlanjut untuk menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman. UU No. 34 Tahun
2004 Tentang TNI mengamanatkan bahwa tugas pokok TNI adalah
menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan
negara. Tugas pokok tersebut dilakukan dengan operasi militer untuk
perang (OMP) dan operasi militer selain perang (OMSP).
Hakikat Pertahanan Negara adalah segala upaya Pertahanan
bersifat semesta yang penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran
atas hak dan 4 kewajiban warga negara serta keyakinan terhadap
kekuatan sendiri. Sifat semesta penyelenggaraan itu meliputi seluruh
warga negara, wilayah dan sumber daya nasional lainnya, serta
dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara
total, terpadu, terarah dan berlanjut untuk menegakkan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala
ancaman. Segala sumber daya nasional yang berupa sumber daya
manusia, sumber daya alam dan buatan, nilai-nilai, teknologi, sarana
prasarana dan dana dapat didayagunakan untuk meningkatkan
kemampuan pertahanan negara.
Potensi sumber daya nasional adalah segala sumber daya yang
dapat didayagunakan melalui proses transformasi menjadi potensi
kekuatan pertahanan negara yang pada saatnya diperlukan dapat
digunakan untuk meningkatkan kekuatan pertahanan negara. Pertahanan
negara disebut juga pertahanan nasional adalah segala usaha untuk
mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah sebuah negara

MANAJEMEN PERTAHANAN COHORT XIII|6


PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERTAHANAN
FAKULTAS MANAJEMEN PERTAHANAN
UNIVERSITAS PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA

dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap


keutuhan bangsa dan negara.
Pertahanan nasional merupakan kekuatan bersama (sipil dan militer)
diselenggarakan oleh suatu Negara untuk menjamin integritas wilayahnya,
perlindungan dari orang dan/atau menjaga kepentingankepentingannya.
Pertahanan nasional dikelola oleh Kementerian Pertahanan. Angkatan
bersenjata (TNI) disebut sebagai kekuatan pertahanan dan, di beberapa
negara (misalnya Jepang), disebut Angkatan Bela Diri. Selain itu, strategi
yang dilakukan oleh negara Indonesia dalam menjaga keutuhan dan
kedaulatan bangsa sebagai berikut.

1. Mempersiapkan Pertahanan yang Bersifat Semesta


Pertahanan bersifat semesta melibatkan seluruh warga
negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya yang
dipersiapkan secara dini oleh Pemerintah. Sifat kesemestaan
dimanifestasikan dalam kesatuan cara berpikir dan cara bertindak
warga negara untuk terlibat dalam usaha-usaha pertahanan
negara. Hak dan kewajiban ikut serta dalam pembelaan negara
ditujukan kepada seluruh warga negara, sesuai amanat Undang-
Undang. Pertahanan yang bersifat semesta dilaksanakan melalui
pertahanan militer dan nirmiliter secara sinergi, terintegrasi dan
terkoordinasi untuk menghadapi ancaman militer, ancaman
nonmiliter dan ancaman hibrida.
Kekuatan pertahanan militer menempatkan TNI sebagai
Komponen Utama didukung oleh Komponen Cadangan dan
Komponen Pendukung. Komponen Cadangan dan Komponen
Pendukung berasal dari Sumber Daya dan Sarana Prasarana
Nasional, yang dipersiapkan secara dini dan dimobilisasi sesuai
peraturan dan perundang-undangan. Kemhan bekerja sama
dengan segenap K/L lainnya untuk membentuk kekuatan
komponen pertahanan negara.

MANAJEMEN PERTAHANAN COHORT XIII|7


PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERTAHANAN
FAKULTAS MANAJEMEN PERTAHANAN
UNIVERSITAS PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA

Pertahanan nirmiliter menempatkan K/L sebagai Unsur Utama


maupun sebagai Unsur Lain Kekuatan Bangsa dan Pemda
melalui perwujudan sesuai dengan peran, tugas dan fungsi
masing-masing.

2. Mempersiapkan Pertahanan Defensif Aktif


Pertahanan defensif aktif merupakan pertahanan yang
bersifat tidak agresif dan tidak ekspansif namun tetap
mengedepankan kepentingan nasional. Pertahanan defensif aktif
diwujudkan dengan mengedepankan diplomasi melalui politik luar
negeri bebas aktif sebagai lini pertahanan negara. Pada
hakikatnya perang akan menyengsarakan rakyat, sehingga perlu
diselesaikan melalui pendekatan politik persuasif dengan
mengintensifkan usaha-usaha diplomatic.
Pertahanan defensif aktif dalam menghadapi ancaman
militer, dilakukan melalui diplomasi untuk mencegah niat negara
lain menyerang atau mengancam kepentingan nasional.
Bersamaan dengan itu, pertahanan militer dan pertahanan
nirmiliter lainnya digunakan untuk memperkuat upaya diplomasi,
sekaligus melakukan tahapan lanjutan apabila diplomasi
mengalami kegagalan. Keberhasilan usaha diplomasi sangat
bergantung pada kualitas dan kemampuan komunikasi strategis
yang diperankan oleh unsur-unsur pertahanan negara.
Pertahanan defensif aktif dalam menghadapi ancaman
nonmiliter oleh K/L di luar bidang pertahanan dilakukan melalui
penyiapan potensi wilayah menjadi kekuatan pertahanan. Proses
penyiapan wilayah negara sebagai medan pertahanan dilakukan
secara terpadu dan terkoordinasi, antar lembaga dan instansi,
yang diwujudkan melalui penataan kawasan ruang pertahanan.
Selain hal tersebut, K/L juga menyiapkan dukungan logistik

MANAJEMEN PERTAHANAN COHORT XIII|8


PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERTAHANAN
FAKULTAS MANAJEMEN PERTAHANAN
UNIVERSITAS PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA

pertahanan secara dini dan terpadu melalui pembangunan


nasional untuk tujuan kesejahteraan.
Pertahanan defensif aktif dalam menghadapi ancaman
hibrida dilaksanakan secara bersama-sama dengan segenap
komponen pertahanan negara melalui pendekatan pola
pertahanan militer secara terintegrasi dan komprehensif.
ancaman hibrida merupakan ancaman yang bersifat campuran
yang merupakan ketepaduan antara ancaman militer dan
nonmiliter.

3. Meningkatkan Keamanan Wilayah Maritim, Keamanan


Wilayah Daratan dan Keamanan Wilayah Dirgantara
Peningkatan keamanan wilayah dilaksanakan secara
terpadu sesuai kebijakan Pemerintah dengan memperhatikan
kondisi geografis Indonesia dalam mendukung kebijakan PMD
yang meliputi keamanan wilayah maritim, keamanan wilayah
daratan, dan keamanan wilayah dirgantara.
Peningkatan keamanan maritim dilakukan dengan
menggelar kekuatan laut yang mampu menjangkau pulau-pulau
kecil terluar/terdepan, dan secara efektif mampu menjaga
kedaulatan wilayah laut yurisdiksi nasional serta diarahkan untuk
mampu memantau keamanan wilayah Samudera Pasifik dan
Hindia.
Peningkatan keamanan wilayah daratan, perbatasan darat
Negara, dan pulau-pulau kecil terluar/terdepan dilakukan melalui
gelar kekuatan darat yang efektif dalam pemberdayaan wilayah.
Kekuatan darat diproyeksikan untuk mengoptimalkan
pengamanan wilayah daratan sebagai bagian dari pemberdayaan
wilayah pertahanan negara.
Peningkatan keamanan wilayah dirgantara dilakukan dengan
menggelar kekuatan unsur udara dalam rangka mendukung

MANAJEMEN PERTAHANAN COHORT XIII|9


PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERTAHANAN
FAKULTAS MANAJEMEN PERTAHANAN
UNIVERSITAS PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA

pengamanan perbatasan darat dan laut wilayah NKRI dengan


meningkatkan kemampuan pengamatan dan penginderaan udara
dengan menggunakan sistem drone yang mampu memantau
keamanan wilayah Samudera Pasifik dan Hindia.

BAB III KESIMPULAN


Pembangunan pertahanan Negara selalu terintegratif seiring dengan
pembangunan keamanan nasional yang berorientasi pada kepentingan
nasional, baik kepentingan ekonomi, kesejahteraan, maupun keamanan
nasional. Pembangunan pertahanan ini diperlukan strategi yang dapat
bekerja dalam menghadapi ancaman yang akan datang. Pembentukan
strategi ini, sebuah negara harus memiliki elemen-elemen yang tepat dan
efektif. Elemen dalam aspek strategis mencakup karakter geografi, dekat
dengan laut, memiliki pantai yang relatif cukup panjang, karakter bangsa
yang menganggap laut sebagai aset penting untuk meningkatkan
kesejahteraan nasional, ada sumber daya alam yang mendukung
kekuatan maritim, dan karakter pemerintah yang memiliki mindset
berorientasi ke domain maritim.
Elemen Strategi Pertahanan Negara Indonesia dikembangkan
berdasarkan kekhasan dan kondisi geografi sebagai negara kepulauan
berciri Nusantara. Sistem Pertahanan Negara adalah sistem pertahanan
yang bersifat semesta yang melibatkan seluruh warga negara, wilayah,
dan sumber daya nasional. Potensi sumber daya nasional adalah segala
sumber daya yang dapat didayagunakan melalui proses transformasi
menjadi potensi kekuatan pertahanan negara yang pada saatnya
diperlukan dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan pertahanan
negara. strategi yang dilakukan oleh negara Indonesia dalam menjaga
keutuhan dan kedaulatan bangsa yaitu, mempersiapkan pertahanan yang
bersifat semesta, mempersiapkan pertahanan defensive aktif, dan
meningkatkan keamanan wilayah maritim, keamanan wilayah daratan dan
keamanan wilayah dirgantara.

M A N A J E M E N P E R T A H A N A N C O H O R T X I I I | 10
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERTAHANAN
FAKULTAS MANAJEMEN PERTAHANAN
UNIVERSITAS PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA

REFERENSI:
Fellyanda Suci Agiesta. 2019. 8 Strategi Prabowo Perkuat Pertahanan
Indonesia Agar Tak Diganggu Asing.
Kementerian Pertahanan. 2020. Buku Doktrin Pertahanan Negara 2014.
Jakarta: Kementerian Pertahanan Republik Indonesia.
Kennedy, Posma Sariguna Johnson. 2018. The Relations of Defense
Budget with Investment: Evidence from Indonesia. International
Journal of Economics and Financial Issues, 6(S6), 115-119.
Lake, Anthony. 1981. “Defining the National Interest” Proceedings of the
Academy of Political Sciences, Vol. 34, No. 2 The Power to Govern:
Assessing Reform in the United States, pp. 202-213.
Muradi. 2012. Dinamika Politik Pertahanan dan Keamanan: Memahami
Masalah dan Kebijakan Politik Pertahanan Keamanan Era
Reformasi. Widya Padjadjaran, Bandung.
Rahman, Faisal. 2018. Implementasi Doktrin Tridarma Ekakarma Melalui
Teori Perimbangan Kekuatan. Jurnal Sospol Vol.4. No.1.
Sun-tzu, and Samuel B. Griffith. 1964. The Art of War. Oxford: Clarendon
Press.

M A N A J E M E N P E R T A H A N A N C O H O R T X I I I | 11

Anda mungkin juga menyukai