Pendahuluan.
Pengembangan postur TNI sesuai Visi TNI adalah terwujudnya pertahanan negara
yang tangguh dan Misi TNI sesuai rencana strategis TNI 2010 - 2014 dan Postur TNI
2005 - 2024 yakni menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila dan UUD RI
Tahun 1945 serta melindungi segenap bangsa, mewujudkan pembangunan kekuatan,
kemampuan dan gelar kekuatan menuju Minimum Essential Force (MEF) secara
bertahap. TNI AD harus terus menerus membangun kekuatan dan kualitas dirinya
dengan melakukan pembenahan dan penataan postur TNI AD yang profesional, efektif,
efisien, modern serta berorientasi pada kepentingan dan kebutuhan masyarakat, bangsa
dan negara. 1
Dari latar belakang diatas dapat diidentifikasi adanya permasalahan yang dapat
dijadikan rumusan permasalahan yaitu : “Bagaimana Optimalisasi Pembangunan Postur
TNI AD dalam rangka Pertahanan Pulau-Pulau Besar secara Mandiri ? ” Untuk menjawab
rumusan masalah tersebut perlu diketengahkan pertanyaan-pertanyaan berikut : 1)
Bagaimana Postur TNI AD saat ini, dihadapkan dengan konsep pertahanan pulau-pulau
besar ?; 2) Bagaimana peran Kodam sebagai kompartemen strategis dalam menyiapkan
wilayahnya dihadapkan dengan konsep pertahanan pulau-pulau besar ?; 3) Apakah
Postur TNI AD dalam wilayah Kodam sudah mampu melaksanakan pertahanan pulau
besar secara mandiri ?; 4) Bagaimana Kodam sebagai Kompartemen strategis
Pertahanan (Sistem Pertahanan Rakyat Semesta) dalam menerapkan konsep perang
berlarut ?
Adapun nilai guna yang diharapkan dapat dipetik dari penulisan essai ini adalah
dapat memberikan pengalaman pribadi dalam melakukan analisa terhadap teori Postur
TNI AD serta pelajaran yang bisa dipetik dari Pembangunan Postur TNI AD. Selain itu,
penulis juga bermaksud memberikan gambaran terkait kondisi data dan fakta dan strategi
serta Analisa SWOT yang dapat dilaksanakan dalam menyelesaikan permasalahan.
Adapun tujuan penulisan essai ini adalah dapat dijadikan salah satu referensi bagi pihak-
pihak terkait, dengan ruang lingkup Pendahuluan, Pembahasan dan Penutup.
1 http://lib.lemhannas.go.id/public/media/catalog/0010-121500000010518/swf/4787/files/basic-html/
page12.html. Diakses : 14 Mei 2023.
2
Pembahasan.
Dalam dokumen postur pertahanan negara dijelaskan bahwa Kementerian
Pertahanan menyiapkan postur pertahanan negara yang disusun dalam keterpaduan
kekuatan, kemampuan, dan penggelaran sumber daya nasional yang ditata dalam sistem
pertahanan negara. Postur pertahanan negara dikembangkan dari doktrin dan strategi
pertahanan negara dengan memperhatikan faktor geopolitik dan geostrategi Indonesia,
serta karakteristik Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berupa kepulauan dengan
wilayah perairan yang luas. Postur pertahanan militer dikembangkan dalam pola Tri-Matra
Terpadu antara kekuatan matra darat, kekuatan matra laut, dan kekuatan matra udara.
Kekuatan pertahanan militer mencakup aspek organisasi, peralatan utama sistem
senjata dan pendukungnya, serta aspek pangkalan. Sedangkan kemampuan pertahanan
militer mencakup lima kemampuan utama, yaitu kemampuan intelijen, kemampuan
pertahanan, kemampuan keamanan, kemampuan pemberdayaan wilayah dan
kemampuan dukungan. Kekuatan pertahanan yang telah terbentuk secara profesional,
kemudian dikembangkan dalam suatu gelar kekuatan pertahanan militer yang
dimaksudkan untuk mengimplementasikan strategi pertahanan negara guna menghadapi
ancaman nyata dan menangkal ancaman potensial.
Sebagai elemen dinamis postur pertahanan militer, arsitektur pertahanan militer
harus disusun dalam konteks penyusunan postur pertahanan militer. Dalam kaitan ini,
arsitektur pertahanan militer dapat dipandang sebagai template bagi elemen-elemen statis
postur pertahanan militer yang meliputi kemampuan, kekuatan dan gelar kekuatan. Agar
bisa menjadi template bagi elemen-elemen statis postur pertahanan militer, penyusunan
arsitektur pertahanan militer harus mempertimbangkan hasil analisa lingkungan strategis,
khususnya yang berkaitan dengan dinamika kondisi geografi nasional.
Analisis tentang kondisi geografi nasional sangat penting dalam proses
penyusunan arsitektur pertahanan militer karena dua hal. Pertama, kondisi geografi
Indonesia yang begitu luas akan berpengaruh terhadap kemampuan dan batas
kemampuan dalam penyelenggaraan fungsi-fungsi peperangan. Kedua, kondisi geografi
Indonesia dengan struktur yang sangat kompleks akan berpengaruh terhadap bentuk dan
karakteristik fungsi-fungsi peperangan yang berkaitan dengan opsi strategi militer yang
akan dilaksanakan dalam penyelenggaraan pertahanan negara.
3
2 http://lib.lemhannas.go.id/public/media/catalog/0010-121500000011793/swf/723/files/basic-html/
page3.html, Diakses : 13 Mei 2023.
4
3 Jerry Indrawan, Jurnal tentang Perubahan Paradigma Pertahanan Indonesia dari Pertahanan Teritorial
menjadi Pertahanan Maritim : Sebuah usulan, Jurnal Pertahanan Agustus 2015, Volume 5, Nomor 2
5
Dari data dan fakta tersebut dapat dianalisa, bahwa Agus Widjojo mengemukakan
bahwa dalam pendekatan konseptual untuk menyusun suatu konsepsi pertahanan
negara, kita tidak mungkin terlepas dari kecenderungan perkembangan lingkungan
strategis, ciri konflik masa depan, hakikat ancaman dari luar negeri dan dalam negeri,
serta kepentingan nasional Indonesia. Dari informasi yang didapatkan untuk menjawab
semua kecenderungan itu, selanjutnya kita menentukan strategi nasional guna mencapai
kepentingan nasional, khususnya untuk mendapatkan penjabaran strategi dan sasaran
dalam bidang pertahanan negara. 4
Kodam (Komando Daerah Militer) memegang peran penting sebagai kompartemen
strategis dalam menyiapkan wilayahnya dihadapkan dengan konsep pertahanan pulau-
pulau besar. Sebagai salah satu bagian dari TNI AD, Kodam bertanggung jawab dalam
menjaga wilayah yang menjadi tanggung jawabnya dan melaksanakan operasi militer
yang berkaitan dengan pertahanan negara.
Dalam konteks pertahanan pulau-pulau besar, Kodam memainkan peran penting
dalam menyiapkan wilayahnya untuk menghadapi berbagai ancaman yang mungkin
timbul. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh Kodam dalam menyiapkan wilayahnya
dihadapkan dengan konsep pertahanan pulau-pulau besar antara lain:
Pertama, menyiapkan strategi pertahanan yang efektif. Kodam perlu menyiapkan
strategi pertahanan yang efektif dan sesuai dengan kondisi wilayahnya. Strategi
pertahanan yang efektif akan memungkinkan Kodam untuk menghadapi berbagai
ancaman yang mungkin timbul dengan lebih baik dan efisien.
Kedua, mengoptimalkan kesiapan personel dan alat. Kodam juga perlu
mengoptimalkan kesiapan personel dan alat yang dimilikinya. Personel dan alat yang siap
dan handal akan memungkinkan Kodam untuk merespons berbagai ancaman yang
muncul dengan cepat dan tepat.
Ketiga, melakukan pengamanan wilayah yang ketat. Kodam perlu melakukan
pengamanan wilayah yang ketat untuk mencegah masuknya berbagai ancaman dari luar.
Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan patroli wilayah secara teratur dan melakukan
koordinasi dengan masyarakat setempat.
4 Ibid
6
dan masyarakat. Dengan adanya kerjasama yang baik, Kodam dapat memperkuat
pertahanan negara dari berbagai ancaman yang mungkin timbul.
Kelima, menyiapkan infrastruktur dan sarana prasarana yang memadai. Kodam
perlu menyiapkan infrastruktur dan sarana prasarana yang memadai untuk mendukung
tugas dan fungsi mereka. Infrastruktur dan sarana prasarana yang memadai akan
memungkinkan Kodam untuk melaksanakan tugas dan fungsi mereka dengan lebih efektif
dan efisien.
Keenam, dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai kompartemen strategis,
Kodam juga perlu memperhatikan kondisi sosial, budaya, dan politik di wilayahnya. Hal ini
akan memungkinkan Kodam untuk merespons berbagai ancaman yang muncul dengan
lebih tepat dan efektif, sehingga dapat memperkuat pertahanan negara secara
keseluruhan.
5 Endra Kusuma dkk,Jurnal tentang . Relevansi Peran Pangkalan TNI Angkatan Laut terhadap terwujudnya
Wilayah Pertahanan yang bertumpu pada pulau-pulau besar, Jurnal Inovasi Penelitian, Vol.2 No.5 Oktober
2021.
8
dan alat, serta meningkatkan kerjasama dengan pihak terkait, untuk memperkuat
pertahanan negara dari berbagai ancaman yang mungkin timbul di masa depan.
6 Ibid..
9
Analisa SWOT
Analisa SWOT tentang Optimalisasi Pembangunan Postur TNI AD dalam rangka
Pertahanan Pulau-Pulau Besar secara Mandiri, dapat dijelaskan sebagai berikut :
Strengths (Kekuatan), 1) Kekuatan dari TNI AD adalah memiliki pengalaman dan
kemampuan yang mumpuni dalam menjaga keamanan dan pertahanan wilayah
Indonesia; 2) TNI AD memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dan terlatih
dengan baik dalam bidang militer, sehingga dapat diandalkan dalam melaksanakan tugas
pertahanan; 3) TNI AD juga memiliki akses ke teknologi dan peralatan militer yang
modern dan canggih untuk mendukung operasi militer dan pertahanan negara.
Weaknesses (Kelemahan), 1) Salah satu kelemahan TNI AD adalah kurangnya dana
untuk membangun infrastruktur dan fasilitas militer di pulau-pulau besar yang perlu dijaga;
2) Selain itu, ada juga kekurangan personel yang mungkin terjadi di beberapa wilayah
terpencil, sehingga dapat menghambat pelaksanaan tugas pertahanan. Opportunities
(Peluang), 1) Peluang besar bagi TNI AD adalah adanya dukungan pemerintah untuk
memperkuat pertahanan negara, termasuk dalam membangun postur TNI AD di pulau-
10
pulau besar; 2) TNI AD juga dapat berkolaborasi dengan pihak swasta dalam membangun
infrastruktur dan fasilitas militer yang diperlukan di wilayah-wilayah terpencil; 3) Adanya
kemajuan teknologi dan peralatan militer yang terus berkembang memberikan peluang
bagi TNI AD untuk meningkatkan kemampuan dan efektivitas operasi militer. Threats
(Ancaman), 1) ancaman yang dihadapi oleh TNI AD adalah potensi serangan dari pihak
asing yang ingin mengambil alih wilayah Indonesia. 2) Selain itu, adanya kelompok-
kelompok teroris yang berusaha mengganggu stabilitas dan keamanan di Indonesia juga
merupakan ancaman bagi TNI AD; 3) Kondisi lingkungan yang ekstrim seperti cuaca
buruk atau bencana alam juga dapat menghambat pelaksanaan tugas pertahanan.
Berdasarkan hasil analisis SWOT di atas, terdapat beberapa strategi yang dapat
dilakukan oleh TNI AD dalam mengoptimalkan pembangunan postur TNI AD dalam
rangka pertahanan pulau-pulau besar secara mandiri. Berikut adalah beberapa strategi
yang dapat dilakukan:
Pertama, memanfaatkan teknologi terbaru dan peralatan militer yang modern. TNI
AD dapat memanfaatkan teknologi terbaru dan peralatan militer yang modern untuk
meningkatkan efektivitas operasi militer dan pertahanan di pulau-pulau besar. Peralatan
militer yang modern seperti kendaraan tempur, senjata api, dan sistem komunikasi yang
canggih dapat membantu TNI AD dalam menghadapi ancaman yang muncul.
Kedua, meningkatkan pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia:
Pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia TNI AD di bidang pertahanan pulau-
pulau besar perlu ditingkatkan. Personel TNI AD perlu dilatih dalam berbagai keterampilan
seperti penggunaan peralatan militer, taktik pertempuran di lingkungan yang ekstrim, dan
teknologi terbaru. Pelatihan ini akan membantu TNI AD dalam menghadapi berbagai
ancaman di pulau-pulau besar.
Ketiga, meningkatkan kerjasama antarinstansi. TNI AD perlu meningkatkan
kerjasama antarinstansi dengan pihak pemerintah dan pihak swasta untuk membangun
infrastruktur dan fasilitas militer di pulau-pulau besar. Kerjasama ini dapat mempercepat
pembangunan fasilitas militer yang diperlukan dan juga memperkuat koordinasi
antarinstansi dalam menghadapi berbagai ancaman.
Keempat, meningkatkan pengawasan dan pengamanan di pulau-pulau besar.
Pengawasan dan pengamanan di pulau-pulau besar perlu ditingkatkan untuk mencegah
masuknya ancaman dari pihak asing dan kelompok teroris. TNI AD dapat bekerja sama
dengan pihak keamanan lainnya seperti polisi dan intelijen untuk meningkatkan
pengawasan dan pengamanan di pulau-pulau besar.
11
Penutup.
Kesimpulan yang dapat disarikan dari pembahasan essai ini bahwa dari TNI AD
memiliki kekuatan yang cukup besar dalam melaksanakan tugas pertahanan di pulau-
pulau besar. Namun, masih ada kelemahan dan ancaman yang perlu diatasi, seperti
kurangnya dana untuk membangun infrastruktur dan adanya potensi serangan dari pihak
asing. TNI AD dapat memanfaatkan peluang yang ada, seperti adanya dukungan
pemerintah dan kemajuan teknologi, untuk mengoptimalkan pembangunan postur TNI AD
di pulau-pulau besar secara mandiri.
Saran yang dapat diberikan pada penulisan esai ini adalah : 1) Memperkuat kerja
sama dengan pemerintah dan pihak swasta untuk membangun infrastruktur dan fasilitas
militer yang diperlukan di pulau-pulau besar. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
memperkuat koordinasi antara TNI AD, pemerintah daerah, dan pihak swasta dalam
merencanakan dan melaksanakan pembangunan fasilitas militer; 2) Memperkuat
pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia TNI AD di bidang pertahanan pulau-
pulau besar. Hal ini dapat dilakukan dengan cara meningkatkan pelatihan dan
pengembangan personel TNI AD, termasuk dalam bidang teknologi dan peralatan militer
terbaru serta taktik pertempuran di lingkungan yang ekstrim; 3) Mengembangkan strategi
pertahanan yang efektif dan fleksibel untuk menghadapi berbagai ancaman di pulau-pulau
besar, termasuk potensi serangan dari pihak asing dan kelompok teroris, serta kondisi
lingkungan yang ekstrim. Strategi pertahanan yang efektif dan fleksibel akan
memudahkan TNI AD dalam mengambil tindakan yang tepat dan efektif dalam
menghadapi ancaman yang dihadapi.
12
DAFTAR PUSTAKA
Penulis
Ir. ASRUL
13