Anda di halaman 1dari 13

1

OPTIMALISASI PEMBANGUNAN POSTUR TNI AD DALAM RANGKA PERTAHANAN


PULAU-PULAU BESAR SECARA MANDIRI

Pendahuluan.
Pengembangan postur TNI sesuai Visi TNI adalah terwujudnya pertahanan negara
yang tangguh dan Misi TNI sesuai rencana strategis TNI 2010 - 2014 dan Postur TNI
2005 - 2024 yakni menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila dan UUD RI
Tahun 1945 serta melindungi segenap bangsa, mewujudkan pembangunan kekuatan,
kemampuan dan gelar kekuatan menuju Minimum Essential Force (MEF) secara
bertahap. TNI AD harus terus menerus membangun kekuatan dan kualitas dirinya
dengan melakukan pembenahan dan penataan postur TNI AD yang profesional, efektif,
efisien, modern serta berorientasi pada kepentingan dan kebutuhan masyarakat, bangsa
dan negara. 1
Dari latar belakang diatas dapat diidentifikasi adanya permasalahan yang dapat
dijadikan rumusan permasalahan yaitu : “Bagaimana Optimalisasi Pembangunan Postur
TNI AD dalam rangka Pertahanan Pulau-Pulau Besar secara Mandiri ? ” Untuk menjawab
rumusan masalah tersebut perlu diketengahkan pertanyaan-pertanyaan berikut : 1)
Bagaimana Postur TNI AD saat ini, dihadapkan dengan konsep pertahanan pulau-pulau
besar ?; 2) Bagaimana peran Kodam sebagai kompartemen strategis dalam menyiapkan
wilayahnya dihadapkan dengan konsep pertahanan pulau-pulau besar ?; 3) Apakah
Postur TNI AD dalam wilayah Kodam sudah mampu melaksanakan pertahanan pulau
besar secara mandiri ?; 4) Bagaimana Kodam sebagai Kompartemen strategis
Pertahanan (Sistem Pertahanan Rakyat Semesta) dalam menerapkan konsep perang
berlarut ?
Adapun nilai guna yang diharapkan dapat dipetik dari penulisan essai ini adalah
dapat memberikan pengalaman pribadi dalam melakukan analisa terhadap teori Postur
TNI AD serta pelajaran yang bisa dipetik dari Pembangunan Postur TNI AD. Selain itu,
penulis juga bermaksud memberikan gambaran terkait kondisi data dan fakta dan strategi
serta Analisa SWOT yang dapat dilaksanakan dalam menyelesaikan permasalahan.
Adapun tujuan penulisan essai ini adalah dapat dijadikan salah satu referensi bagi pihak-
pihak terkait, dengan ruang lingkup Pendahuluan, Pembahasan dan Penutup.

1 http://lib.lemhannas.go.id/public/media/catalog/0010-121500000010518/swf/4787/files/basic-html/
page12.html. Diakses : 14 Mei 2023.
2

Pembahasan.
Dalam dokumen postur pertahanan negara dijelaskan bahwa Kementerian
Pertahanan menyiapkan postur pertahanan negara yang disusun dalam keterpaduan
kekuatan, kemampuan, dan penggelaran sumber daya nasional yang ditata dalam sistem
pertahanan negara. Postur pertahanan negara dikembangkan dari doktrin dan strategi
pertahanan negara dengan memperhatikan faktor geopolitik dan geostrategi Indonesia,
serta karakteristik Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berupa kepulauan dengan
wilayah perairan yang luas. Postur pertahanan militer dikembangkan dalam pola Tri-Matra
Terpadu antara kekuatan matra darat, kekuatan matra laut, dan kekuatan matra udara.
Kekuatan pertahanan militer mencakup aspek organisasi, peralatan utama sistem
senjata dan pendukungnya, serta aspek pangkalan. Sedangkan kemampuan pertahanan
militer mencakup lima kemampuan utama, yaitu kemampuan intelijen, kemampuan
pertahanan, kemampuan keamanan, kemampuan pemberdayaan wilayah dan
kemampuan dukungan. Kekuatan pertahanan yang telah terbentuk secara profesional,
kemudian dikembangkan dalam suatu gelar kekuatan pertahanan militer yang
dimaksudkan untuk mengimplementasikan strategi pertahanan negara guna menghadapi
ancaman nyata dan menangkal ancaman potensial.
Sebagai elemen dinamis postur pertahanan militer, arsitektur pertahanan militer
harus disusun dalam konteks penyusunan postur pertahanan militer. Dalam kaitan ini,
arsitektur pertahanan militer dapat dipandang sebagai template bagi elemen-elemen statis
postur pertahanan militer yang meliputi kemampuan, kekuatan dan gelar kekuatan. Agar
bisa menjadi template bagi elemen-elemen statis postur pertahanan militer, penyusunan
arsitektur pertahanan militer harus mempertimbangkan hasil analisa lingkungan strategis,
khususnya yang berkaitan dengan dinamika kondisi geografi nasional.
Analisis tentang kondisi geografi nasional sangat penting dalam proses
penyusunan arsitektur pertahanan militer karena dua hal. Pertama, kondisi geografi
Indonesia yang begitu luas akan berpengaruh terhadap kemampuan dan batas
kemampuan dalam penyelenggaraan fungsi-fungsi peperangan. Kedua, kondisi geografi
Indonesia dengan struktur yang sangat kompleks akan berpengaruh terhadap bentuk dan
karakteristik fungsi-fungsi peperangan yang berkaitan dengan opsi strategi militer yang
akan dilaksanakan dalam penyelenggaraan pertahanan negara.
3

Bagaimana Postur TNI AD saat ini, dihadapkan dengan konsep pertahanan


pulau-pulau besar ?
Berdasarkan data dan fakta, Kondisi Tata Ruang Wilayah Pertahanan saat ini dan
permasalahannya. Konsep tata ruang wilayah pertahanan nasional dalam rangka
pertahanan negara belum tertata secara terstruktur dalam bentuk kompartemen strategis
wilayah pertahanan yang terpadu, dimana setiap kompartemen strategis pertahanan
dapat melaksanakan dan menggunakan kekuatan Tri-Matra (gabungan dan TNI AD, TNI
AL, dan TNI AU) melalui Operasi Gabungan18. Konsep tata ruang wilayah pertahanan
saat ini belum mengelaborasi penanganan yang terintegrasi antar angkatan, sehingga
terkesan wilayah nasional terbagi dalam masing- masing sektor/wilayah/teritori
berdasarkan tugas kematraan. Indikasi ini dapat teriihat dan penggelaran satuan TNI
yang ada saat ini yaitu wilayah Pertahanan Matra Darat Penataan wilayah
pertahanan oleh TNI AD mengacu pada pola pertahanan dalam menghadapi perang
konvensional yaitu pertahanan pulau-pulau besar dan rangkaian pulau-pulau kecil.
Konsep ini didasarkan pada pandangan taktik dan strategi perang rakyat semesta.
Kompartemen wilayah Pertahanan Nusantara selanjutnya dikembangkan oleh angkatan
darat sesuai kepentingan TNI AD saat ini, yaitu membagi teritori daratan menjadi 13
Kodam, dimana tiap- tiap Kodam dalam tataran kewenangan pertahanan negara
diwujudkan sebagai Kompartemen Strategis Wilayah Pertahanan darat. 2
Berdasarkan data tersebut, maka dapat dianalisa, bahwa Sebagai sebuah institusi
yang bertanggung jawab untuk menjaga kedaulatan negara Indonesia, TNI AD memiliki
peran penting dalam konsep pertahanan pulau-pulau besar. Postur TNI AD saat ini telah
dikembangkan dengan fokus pada tiga aspek utama, yaitu pengamanan wilayah, operasi
militer dalam negeri, dan pengamanan perbatasan.
Dalam konteks pertahanan pulau-pulau besar, TNI AD memiliki tanggung jawab
untuk menjaga keamanan dan kedaulatan negara Indonesia dari ancaman yang muncul
baik dari dalam maupun dari luar negeri. Untuk itu, TNI AD perlu memiliki postur yang
kuat dan siap dalam menghadapi berbagai ancaman yang mungkin timbul, seperti konflik
teritorial, terorisme, maupun kejahatan lintas negara.
Dalam hal ini, TNI AD telah mengembangkan berbagai kebijakan dan strategi yang
bertujuan untuk memperkuat postur pertahanan negara. Salah satu upaya yang dilakukan
adalah dengan mengembangkan kekuatan militer yang lebih modern dan handal, seperti

2 http://lib.lemhannas.go.id/public/media/catalog/0010-121500000011793/swf/723/files/basic-html/
page3.html, Diakses : 13 Mei 2023.
4

dengan memperbarui alat utama sistem persenjataan (Alutsista) dan meningkatkan


kualitas dan kuantitas personel.
Selain itu, TNI AD juga berupaya untuk meningkatkan koordinasi dan kerjasama
dengan berbagai pihak terkait, seperti pemerintah daerah, instansi terkait, dan
masyarakat. Dengan adanya kerjasama yang baik antara TNI AD dan masyarakat,
diharapkan dapat membantu memperkuat pertahanan negara dari berbagai ancaman
yang mungkin timbul.
Namun demikian, meskipun TNI AD telah melakukan berbagai upaya untuk
memperkuat postur pertahanan negara, masih ada beberapa tantangan yang harus
dihadapi. Salah satu tantangan tersebut adalah kurangnya infrastruktur dan sarana
prasarana di wilayah-wilayah yang terisolasi. Hal ini menyebabkan sulitnya TNI AD untuk
melakukan tugas dan fungsi mereka dengan efektif di wilayah-wilayah tersebut.
Oleh karena itu, diperlukan adanya dukungan dan perhatian yang lebih dari
pemerintah dan masyarakat dalam memperkuat postur pertahanan negara. Dengan
adanya dukungan dan kerjasama yang baik dari berbagai pihak, diharapkan TNI AD dapat
terus memperkuat postur pertahanan negara dalam menghadapi berbagai ancaman yang
mungkin timbul di masa depan.

Bagaimana peran Kodam sebagai kompartemen strategis dalam menyiapkan


wilayahnya dihadapkan dengan konsep pertahanan pulau-pulau besar ?
Berdasarkan data dan fakta, bahwa membangun sebuah sistem pertahanan
nasional yang kuat, paling tidak membutuhkan pertimbangan pada empat hal berikut:
faktor geografis negara yang bersangkutan, sumber daya nasional sebuah negara,
analisis terhadap kemungkinan ancaman yang akan muncul, dan perkembangan
teknologi informasi. Selama ini, orientasi sektor pertahanan Indonesia lebih condong
berperspektif ke darat, sekalipun wilayah laut kita jauh lebih luas. Dengan menggunakan
paradigma darat, maka doktrin yang digunakan untuk pertahanan adalah Sistem
Pertahanan Semesta (Sishanta). Doktrin ini mensyaratkan peranan penting rakyat dengan
tentara profesional sebagai inti kekuatan pertahanan. Dalam rangka pelaksanaan doktrin
Sishanta inilah diperlukan aparat teritorial untuk mempersiapkan wilayah-wilayah
Indonesia, untuk berperang dengan kekuatan gabungan rakyat dan tentara pada saat
datangnya musuh. Wilayah Indonesia dibagi ke dalam wilayah-wilayah teritorial
(Kodam).3

3 Jerry Indrawan, Jurnal tentang Perubahan Paradigma Pertahanan Indonesia dari Pertahanan Teritorial
menjadi Pertahanan Maritim : Sebuah usulan, Jurnal Pertahanan Agustus 2015, Volume 5, Nomor 2
5

Dari data dan fakta tersebut dapat dianalisa, bahwa Agus Widjojo mengemukakan
bahwa dalam pendekatan konseptual untuk menyusun suatu konsepsi pertahanan
negara, kita tidak mungkin terlepas dari kecenderungan perkembangan lingkungan
strategis, ciri konflik masa depan, hakikat ancaman dari luar negeri dan dalam negeri,
serta kepentingan nasional Indonesia. Dari informasi yang didapatkan untuk menjawab
semua kecenderungan itu, selanjutnya kita menentukan strategi nasional guna mencapai
kepentingan nasional, khususnya untuk mendapatkan penjabaran strategi dan sasaran
dalam bidang pertahanan negara. 4
Kodam (Komando Daerah Militer) memegang peran penting sebagai kompartemen
strategis dalam menyiapkan wilayahnya dihadapkan dengan konsep pertahanan pulau-
pulau besar. Sebagai salah satu bagian dari TNI AD, Kodam bertanggung jawab dalam
menjaga wilayah yang menjadi tanggung jawabnya dan melaksanakan operasi militer
yang berkaitan dengan pertahanan negara.
Dalam konteks pertahanan pulau-pulau besar, Kodam memainkan peran penting
dalam menyiapkan wilayahnya untuk menghadapi berbagai ancaman yang mungkin
timbul. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh Kodam dalam menyiapkan wilayahnya
dihadapkan dengan konsep pertahanan pulau-pulau besar antara lain:
Pertama, menyiapkan strategi pertahanan yang efektif. Kodam perlu menyiapkan
strategi pertahanan yang efektif dan sesuai dengan kondisi wilayahnya. Strategi
pertahanan yang efektif akan memungkinkan Kodam untuk menghadapi berbagai
ancaman yang mungkin timbul dengan lebih baik dan efisien.
Kedua, mengoptimalkan kesiapan personel dan alat. Kodam juga perlu
mengoptimalkan kesiapan personel dan alat yang dimilikinya. Personel dan alat yang siap
dan handal akan memungkinkan Kodam untuk merespons berbagai ancaman yang
muncul dengan cepat dan tepat.
Ketiga, melakukan pengamanan wilayah yang ketat. Kodam perlu melakukan
pengamanan wilayah yang ketat untuk mencegah masuknya berbagai ancaman dari luar.
Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan patroli wilayah secara teratur dan melakukan
koordinasi dengan masyarakat setempat.

Keempat, meningkatkan kerjasama dengan pihak terkait. Kodam juga perlu


meningkatkan kerjasama dengan pihak terkait, seperti pemerintah daerah, instansi terkait,

4 Ibid
6

dan masyarakat. Dengan adanya kerjasama yang baik, Kodam dapat memperkuat
pertahanan negara dari berbagai ancaman yang mungkin timbul.
Kelima, menyiapkan infrastruktur dan sarana prasarana yang memadai. Kodam
perlu menyiapkan infrastruktur dan sarana prasarana yang memadai untuk mendukung
tugas dan fungsi mereka. Infrastruktur dan sarana prasarana yang memadai akan
memungkinkan Kodam untuk melaksanakan tugas dan fungsi mereka dengan lebih efektif
dan efisien.
Keenam, dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai kompartemen strategis,
Kodam juga perlu memperhatikan kondisi sosial, budaya, dan politik di wilayahnya. Hal ini
akan memungkinkan Kodam untuk merespons berbagai ancaman yang muncul dengan
lebih tepat dan efektif, sehingga dapat memperkuat pertahanan negara secara
keseluruhan.

Apakah Postur TNI AD dalam wilayah Kodam sudah mampu melaksanakan


pertahanan pulau besar secara mandiri ?
Berdasarkan data dan fakta, bahwa Posisi strategis Indonesia baik secara
geostrategi, geoekonomi dan geopolotik secara langsung maupun tidak langsug telah
memberikan sumbangsih terhadap perkembangan lingkungan strategis baik global
kawasan. Dinamika yang perlu dicermati dalam kurun lima tahun ke depan diantaranya
pertumbuhan ekonomi yang berimplikasi pada perkembangan kekuatan militer khususnya
di kawasan Asia Pasifik. kecenderungan perlombaan senjata dan proliferasi senjata
pemusnah massal (Weapon of Mass Destruction/WMD), modernisasi militer, konflik intra
dan antar negara, konflik perbatasan, keamanan informasi dan pertahanan siber,
spionase, terorisme dan radikalisme yang secara langsung maupun tidak langsung dapat
mempengaruhi stabilitas negara-negara di dunia, termasuk Indonesia (Kemenhan RI,
2015). Menghadapi dinamika perkembangan lingkungan strategis yang berkembang dan
dimensi ancaman yang beragam maka harus dihadapi dengan kebijakan pertahanan yang
fleksibel dan adaptif. Merespon perkembangan lingkungan strategis yang dinamis,
pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan umum pertahanan negara melalui
Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2021 tentang Kebijakan Umum Pertahanan Negara
tahun 2020-2024. Kebijakan ini diarahkan kepada pembangunan postur pertahanan
negara dengan sifat defensif aktif yang diaplikasikan dalam konsep pertahanan pulau-
pulau besar dan selat strategis (Kemenkumham, 2021). Kebijakan ini kemudian menjadi
pedoman bagi Kementrian Pertahanan dalam menentukan kebijakan penyelenggaraan
7

pertahanan negara termasuk kebijakan petahanan negara tahun 2021. Kebijakan


pertahanan negara tahun 2021 menjadi satu visi dan misi dalam penjabaran kebijakan
5
pertahanan negara tahun 2020-2024. (Kemenhan RI, 2020).
Berdasarkan data dan fakta tersebut, maka dapat di analisa bahwa Secara umum,
postur TNI AD dalam wilayah Kodam sudah mampu melaksanakan pertahanan pulau
besar secara mandiri, namun tentu saja hal ini masih memerlukan dukungan dari berbagai
pihak terkait, baik dari dalam TNI maupun dari pihak lain seperti pemerintah daerah dan
masyarakat setempat.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan TNI AD dalam melaksanakan
pertahanan pulau besar secara mandiri antara lain:
Pertama, kesiapan personel dan alat. TNI AD perlu memastikan bahwa personel
dan alat yang dimilikinya siap dan handal untuk melaksanakan tugas dan fungsi dalam
konteks pertahanan pulau besar. Jika kesiapan personel dan alat sudah mencukupi, maka
TNI AD dapat melaksanakan tugas dan fungsi secara mandiri.
Kedua, Infrastruktur dan sarana prasarana yang memadai. TNI AD juga perlu
menyiapkan infrastruktur dan sarana prasarana yang memadai untuk mendukung tugas
dan fungsi mereka. Infrastruktur dan sarana prasarana yang memadai akan
memungkinkan TNI AD untuk melaksanakan tugas dan fungsi mereka dengan lebih efektif
dan efisien.
Ketiga, kerjasama dengan pihak terkait. TNI AD perlu meningkatkan kerjasama
dengan pihak terkait, seperti pemerintah daerah, instansi terkait, dan masyarakat. Dengan
adanya kerjasama yang baik, TNI AD dapat memperkuat pertahanan negara dari
berbagai ancaman yang mungkin timbul.
Keempat, Kondisi sosial, budaya, dan politik di wilayah Kodam. TNI AD juga perlu
memperhatikan kondisi sosial, budaya, dan politik di wilayah Kodam. Hal ini akan
memungkinkan TNI AD untuk merespons berbagai ancaman yang muncul dengan lebih
tepat dan efektif, sehingga dapat memperkuat pertahanan negara secara keseluruhan.
Meskipun postur TNI AD dalam wilayah Kodam sudah mampu melaksanakan
pertahanan pulau besar secara mandiri, tetap diperlukan peran serta pihak lain seperti
pemerintah daerah, instansi terkait, dan masyarakat setempat dalam mendukung upaya
pertahanan negara. Selain itu, TNI AD juga perlu terus meningkatkan kesiapan personel

5 Endra Kusuma dkk,Jurnal tentang . Relevansi Peran Pangkalan TNI Angkatan Laut terhadap terwujudnya
Wilayah Pertahanan yang bertumpu pada pulau-pulau besar, Jurnal Inovasi Penelitian, Vol.2 No.5 Oktober
2021.
8

dan alat, serta meningkatkan kerjasama dengan pihak terkait, untuk memperkuat
pertahanan negara dari berbagai ancaman yang mungkin timbul di masa depan.

Bagaimana Kodam sebagai Kompartemen strategis Pertahanan (Sistem


Pertahanan Rakyat Semesta) dalam menerapkan konsep perang berlarut ?
Berdasarkan data dan fakta, bahwa salah satu sasaran yang ingin dicapai dalam
kebijakan pertahanan negara tahun 2021 adalah terselenggaranya pengelolaan wilayah
pertahanan yang bertumpu pada pulau-pulau besar secara mandiri dan mampu
melaksanakan perang berlarut. Sasaran kebijakan terebut diwujudkan melalui tiga upaya
yaitu pertama, penyiapan kawasan sebagai mandala pertahanan dalam satu kesatuan Tri
Matra Terpadu untuk melaksanakan peperangan secara mandiri pada mandala luar,
mandala utama, dan mandala dalam yang salah satunya menyelenggarakan perang
berlarut. Kedua, penyiapan wilayah pertahanan pulau-pulau besar secara mandiri dengan
penyiapan cadangan pangan, air, energi dan sarana prasarana nasional, guna
mewujudkan pusat-pusat logistik pertahanan yang tersebar di seluruh NKRI. Ketiga,
mewujudkan kemampuan komando dan pengendalian yang efektif serta, peningkatan
sarana transportasi penghubung antar pulau bagi seluruh kompartemen (Kemenhan RI,
6
2020).
Berdasarkan data dan fakta serta menjawab persoalan diatas, maka dapat di
analisa bahwa Kodam sebagai kompartemen strategis pertahanan (Sistem Pertahanan
Rakyat Semesta) memiliki peran penting dalam menerapkan konsep perang berlarut.
Konsep perang berlarut adalah konsep pertahanan yang menekankan pada
keberlangsungan pertahanan, yang melibatkan seluruh aspek kehidupan nasional dan
berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Dalam konteks konsep perang berlarut,
Kodam memegang peran penting dalam beberapa hal, antara lain:
Pertama, mempersiapkan kekuatan pertahanan. Kodam memiliki tugas untuk
mempersiapkan kekuatan pertahanan yang dapat menghadapi berbagai ancaman yang
mungkin timbul dalam konsep perang berlarut. Persiapan kekuatan pertahanan meliputi
penyiapan personel, alat, dan infrastruktur pendukung lainnya untuk memperkuat
pertahanan negara.
Kedua, melakukan koordinasi dan kerjasama dengan pihak terkait. Kodam perlu
melakukan koordinasi dan kerjasama dengan pihak terkait, seperti pemerintah daerah,
instansi terkait, dan masyarakat, dalam upaya memperkuat pertahanan negara. Hal ini

6 Ibid..
9

meliputi koordinasi dalam membangun infrastruktur pertahanan, meningkatkan kesiapan


personel, dan penyebaran informasi terkait ancaman yang muncul.
Ketiga, menjaga ketahanan rakyat: Kodam juga berperan dalam menjaga
ketahanan rakyat di wilayahnya. Hal ini dilakukan melalui berbagai program dan kegiatan
yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, seperti pengembangan
ekonomi, kesehatan, dan pendidikan. Dengan menjaga ketahanan rakyat, Kodam dapat
memperkuat pertahanan negara dari dalam.
Keempat, melakukan pengamanan wilayah: Kodam memiliki tugas untuk
melakukan pengamanan wilayah dari berbagai ancaman, termasuk dari serangan musuh
dan gangguan dari dalam negeri. Hal ini meliputi pengamanan perbatasan, pengawasan
pergerakan masyarakat dan barang, serta penangkalan ancaman teroris.
Dalam menerapkan konsep perang berlarut, Kodam juga perlu terus meningkatkan
kemampuan dan kesiapan dalam melaksanakan tugas dan fungsi dalam pertahanan
negara. Hal ini meliputi peningkatan kesiapan personel dan alat, peningkatan kerjasama
dengan pihak terkait, serta pengembangan kemampuan dalam menghadapi berbagai
ancaman yang mungkin timbul di masa depan. Dengan demikian, Kodam dapat
memainkan peran yang penting dalam memperkuat pertahanan negara secara
keseluruhan dalam konsep perang berlarut.

Analisa SWOT
Analisa SWOT tentang Optimalisasi Pembangunan Postur TNI AD dalam rangka
Pertahanan Pulau-Pulau Besar secara Mandiri, dapat dijelaskan sebagai berikut :
Strengths (Kekuatan), 1) Kekuatan dari TNI AD adalah memiliki pengalaman dan
kemampuan yang mumpuni dalam menjaga keamanan dan pertahanan wilayah
Indonesia; 2) TNI AD memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dan terlatih
dengan baik dalam bidang militer, sehingga dapat diandalkan dalam melaksanakan tugas
pertahanan; 3) TNI AD juga memiliki akses ke teknologi dan peralatan militer yang
modern dan canggih untuk mendukung operasi militer dan pertahanan negara.
Weaknesses (Kelemahan), 1) Salah satu kelemahan TNI AD adalah kurangnya dana
untuk membangun infrastruktur dan fasilitas militer di pulau-pulau besar yang perlu dijaga;
2) Selain itu, ada juga kekurangan personel yang mungkin terjadi di beberapa wilayah
terpencil, sehingga dapat menghambat pelaksanaan tugas pertahanan. Opportunities
(Peluang), 1) Peluang besar bagi TNI AD adalah adanya dukungan pemerintah untuk
memperkuat pertahanan negara, termasuk dalam membangun postur TNI AD di pulau-
10

pulau besar; 2) TNI AD juga dapat berkolaborasi dengan pihak swasta dalam membangun
infrastruktur dan fasilitas militer yang diperlukan di wilayah-wilayah terpencil; 3) Adanya
kemajuan teknologi dan peralatan militer yang terus berkembang memberikan peluang
bagi TNI AD untuk meningkatkan kemampuan dan efektivitas operasi militer. Threats
(Ancaman), 1) ancaman yang dihadapi oleh TNI AD adalah potensi serangan dari pihak
asing yang ingin mengambil alih wilayah Indonesia. 2) Selain itu, adanya kelompok-
kelompok teroris yang berusaha mengganggu stabilitas dan keamanan di Indonesia juga
merupakan ancaman bagi TNI AD; 3) Kondisi lingkungan yang ekstrim seperti cuaca
buruk atau bencana alam juga dapat menghambat pelaksanaan tugas pertahanan.
Berdasarkan hasil analisis SWOT di atas, terdapat beberapa strategi yang dapat
dilakukan oleh TNI AD dalam mengoptimalkan pembangunan postur TNI AD dalam
rangka pertahanan pulau-pulau besar secara mandiri. Berikut adalah beberapa strategi
yang dapat dilakukan:
Pertama, memanfaatkan teknologi terbaru dan peralatan militer yang modern. TNI
AD dapat memanfaatkan teknologi terbaru dan peralatan militer yang modern untuk
meningkatkan efektivitas operasi militer dan pertahanan di pulau-pulau besar. Peralatan
militer yang modern seperti kendaraan tempur, senjata api, dan sistem komunikasi yang
canggih dapat membantu TNI AD dalam menghadapi ancaman yang muncul.
Kedua, meningkatkan pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia:
Pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia TNI AD di bidang pertahanan pulau-
pulau besar perlu ditingkatkan. Personel TNI AD perlu dilatih dalam berbagai keterampilan
seperti penggunaan peralatan militer, taktik pertempuran di lingkungan yang ekstrim, dan
teknologi terbaru. Pelatihan ini akan membantu TNI AD dalam menghadapi berbagai
ancaman di pulau-pulau besar.
Ketiga, meningkatkan kerjasama antarinstansi. TNI AD perlu meningkatkan
kerjasama antarinstansi dengan pihak pemerintah dan pihak swasta untuk membangun
infrastruktur dan fasilitas militer di pulau-pulau besar. Kerjasama ini dapat mempercepat
pembangunan fasilitas militer yang diperlukan dan juga memperkuat koordinasi
antarinstansi dalam menghadapi berbagai ancaman.
Keempat, meningkatkan pengawasan dan pengamanan di pulau-pulau besar.
Pengawasan dan pengamanan di pulau-pulau besar perlu ditingkatkan untuk mencegah
masuknya ancaman dari pihak asing dan kelompok teroris. TNI AD dapat bekerja sama
dengan pihak keamanan lainnya seperti polisi dan intelijen untuk meningkatkan
pengawasan dan pengamanan di pulau-pulau besar.
11

Kelima, mengembangkan strategi pertahanan yang efektif dan fleksibel. TNI AD


perlu mengembangkan strategi pertahanan yang efektif dan fleksibel untuk menghadapi
berbagai ancaman di pulau-pulau besar. Strategi pertahanan yang efektif dan fleksibel
akan memungkinkan TNI AD untuk mengambil tindakan yang tepat dan efektif dalam
menghadapi ancaman yang muncul.
Dengan menerapkan strategi di atas, TNI AD diharapkan dapat mengoptimalkan
pembangunan postur TNI AD dalam rangka pertahanan pulau-pulau besar secara
mandiri. Hal ini akan membantu meningkatkan keamanan dan stabilitas di wilayah
Indonesia serta melindungi kedaulatan negara dari berbagai ancaman yang ada.

Penutup.
Kesimpulan yang dapat disarikan dari pembahasan essai ini bahwa dari TNI AD
memiliki kekuatan yang cukup besar dalam melaksanakan tugas pertahanan di pulau-
pulau besar. Namun, masih ada kelemahan dan ancaman yang perlu diatasi, seperti
kurangnya dana untuk membangun infrastruktur dan adanya potensi serangan dari pihak
asing. TNI AD dapat memanfaatkan peluang yang ada, seperti adanya dukungan
pemerintah dan kemajuan teknologi, untuk mengoptimalkan pembangunan postur TNI AD
di pulau-pulau besar secara mandiri.
Saran yang dapat diberikan pada penulisan esai ini adalah : 1) Memperkuat kerja
sama dengan pemerintah dan pihak swasta untuk membangun infrastruktur dan fasilitas
militer yang diperlukan di pulau-pulau besar. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
memperkuat koordinasi antara TNI AD, pemerintah daerah, dan pihak swasta dalam
merencanakan dan melaksanakan pembangunan fasilitas militer; 2) Memperkuat
pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia TNI AD di bidang pertahanan pulau-
pulau besar. Hal ini dapat dilakukan dengan cara meningkatkan pelatihan dan
pengembangan personel TNI AD, termasuk dalam bidang teknologi dan peralatan militer
terbaru serta taktik pertempuran di lingkungan yang ekstrim; 3) Mengembangkan strategi
pertahanan yang efektif dan fleksibel untuk menghadapi berbagai ancaman di pulau-pulau
besar, termasuk potensi serangan dari pihak asing dan kelompok teroris, serta kondisi
lingkungan yang ekstrim. Strategi pertahanan yang efektif dan fleksibel akan
memudahkan TNI AD dalam mengambil tindakan yang tepat dan efektif dalam
menghadapi ancaman yang dihadapi.
12

DAFTAR PUSTAKA

1. Naskah Hanjar BK. Postur TNI AD, Desember 2022.


2. Jerry Indrawan, Jurnal tentang Perubahan Paradigma Pertahanan Indonesia dari
Pertahanan Teritorial menjadi Pertahanan Maritim : Sebuah usulan, Jurnal Pertahanan
Agustus 2015, Volume 5, Nomor 2.
3. Endra Kusuma dkk,Jurnal tentang . Relevansi Peran Pangkalan TNI Angkatan Laut
terhadap terwujudnya Wilayah Pertahanan yang bertumpu pada pulau-pulau besar, Jurnal
Inovasi Penelitian, Vol.2 No.5 Oktober 2021.
4. https://www.kemhan.go.id/2023/03/01/sekjen-kemhan-pembangunan-postur-
hanneg-kedepankan-penguatan-pertahanan-di-pulau-pulau-strategis.html. Diakses : 13
Mei 2023.
5. http://lib.lemhannas.go.id/public/media/catalog/0010-
121500000011793/swf/723/files/basic-html/page3.html, Diakses : 13 Mei 2023.

Penulis

Ir. ASRUL
13

Anda mungkin juga menyukai