Anda di halaman 1dari 9

`0

Pertanyaan
1. Sebagian tanah Brigif 212/WS Kodam XXV/Wps dengan luas 1.500 m² telah
dikerjasamakan kepada pihak ketiga dengan pola sewa selama 5 tahun untuk tempat
usaha bengkel mobil, kegiatan tersebut telah mendapat izin prinsip dari TNI AD maupun
persetujuan Kemenkeu. Setelah perjanjian sewa ditandatangani oleh pihak yang
berwenang dengan mitra dan seluruh kewajiban PNBP telah dibayarkan selama 5 tahun,
namun pada tahun ke 3 pihak mitra berencana akan mengalihkan hak sewanya yang telah
menjadi objek sewa menyewa kepada pihak lain dikarenakan usaha bengkelnya akan
pindah ke Kota lain, sehingga pihak mitra berencana tidak akan melanjutkan kegiatan
sewanya. Bagaimana menurut Pasis tindakan Danbrigif 212/WS selaku Kasatker terhadap
rencana pihak mitra tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 115/PMK.06/2020 tanggal 31 Agustus 2020 tentang pemanfaatan
BMN ?
Jawab :
Sewa adalah Pemanfaatan BMN oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dan
menerima imbalan uang tunai.
Pemanfaatan adalah pendayagunaan BMN yang tidak dipergunakan sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi Kemhan dan TNI, dalam bentuk dan SEWA, PINJAM
PAKAI KERJA SAMA pemanfaatan dengan tidak mengubah status kepemilikannya.
Bentuk Pemanfaatan BMN
a. Sewa; ( maks 5 tahun dan dapat diperpanjang untuk kerjasama infrastruktur
sd 50 tahun dan usaha yang memerlukan waktu lebih dari 5 tahun yaitu10 tahun).
B .Pinjam Pakai;(maks 5 tahun dan dapat diperpanjang minimal 2 bulan
sebelum jangka waktu habis)
c. KSP (kerja sama pemanfaatan); maksimal 30 tahun dan untuk penyediaan
infrastruktur s.d 50 tahun . Tidak berlaku bagi penyediaan struktur.
d. BGS (Bangun Guna Serah)/BSG;dan
e. KSPI (Kerjasama pemanfaatan Infrastruktur)
f. KETUPI (Kerjasama Terbatas Pemanfaatan Infrastruktur)
Pola Pemanfaatan BMN :
a. Pemanfaatan BMN dpt dilakukan sepanjang TIDAK MENGGANGU
PELAKSANAAN TUGAS dan fungsi penyelengaraan pemerintahan negara.
b. Pemanfaatan BMN dilakukan dengan memperhatikan KEPENTINGAN
NEGARA DAN KEPENTINGAN UMUM.
c. Pemanfaatan BMN dilakukan dengan TIDAK MENGUBAH STATUS
`1

KEPEMILIKAN BMN.
d. Pemanfaatan BMN dilakukan thd BMN yg TELAH MENDAPAT PENETAPAN
STATUS penggunaan.
e. Biaya pemeliharaan dan pengamanan BMN serta biaya pelaksanaan yg
berkaitan dengan pemanfaatan BMN DIBEBANKAN PD MITRA pemanfaatan BMN
f. BMN yg menjadi objek pemanfaatan DILARANG DIJAMINKAN ATAU
DIGADAIKAN.

Mitra Pemanfaatan BMN :


a. PENYEWA utk pemanfaatan BMN dlm bentuk sewa
b. PEMINJAM PAKAI utk pemanfaatan BMN dlm bentuk pinjam pakai
c. MITRA KSP utk pemanfaatan BMN dlm bentuk KSP
d. MITRA BANGUN GUNA SERAH/BANGUN SERAH GUNA utk pemanfaatan
BMN dlm bentuk BGS/BSG
e. MITRA KERJA SAMA PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR (KSPI) utk
pemanfaatan BMN dlm bentuk KSPI
f. MITRA KERJA SAMA TERBATAS UNTUK PEMBIAYAAN
INFRASTRUKTUR (KETUPI) utk pemanfaatan BMN dlm bentuk KETUPI.

Ketentuan Pokok Tentang SEWA :


Jenis kegiatan usaha penyewa :
a. Kegiatan BISNIS (sewa 100%) kecuali :
1) KOPERASI YG DIBENTUK & BERANGGOTAKAN
ASN/TNI/POLRI yg tujuannya utk kesejahteraan anggota (sewa 75 %
koperasi sekunder & 50% koperasi primer)
2) PELAKU USAHA PERORANGAN berskala ultra mikro,mikro & kecil
(sewa 25 %).

b. Kegiatan NON BISNIS (sewa 30 % sd 50 %) dgn rincian :


1) Sewa utk dukung tugas & fungsi sebesar 15 %
2) Sarana & prasarana Pendidikan dlm pemenuhan anggota
ASN/TNI/POLRI sebesar 10%.
`2

c. Kegiatan SOSIAL ( sewa 2,5 %)


1) Pelayanan kepentingan umum yg tdk menarik imbalan
2) Kegiatan keagamaan
3) Kegiatan kemanusiaan
4) Kegiatan penunjang penyelenggaraan kegiatan pemerintahan/negara

Jangka waktu Sewa 5 tahun & dpt diperpanjang dgn persetujuan Pengelola Barang.

Mekanisme Sewa 3 - 5 Th:


a. Mitra mengajukan usulan sewa BMN kepada Pang/Dan kotama/
Kabalakpus/Dandenma.
b. Pang/Dan kotama/ Kabalakpus/Dandenma untuk tim peneliti (bila
diperlukan).
c. Tim peneliti lapangan hasil penelitian kepada Pang/Dan kotama/
Kabalakpus/Dandenma dalam bentuk BA penelitian (bila diperlukan).
d. Pang/Dan kotama/ Kabalakpus/Dandenma mengaju permohonan ijin
pemanfaatan BMN/sewa di atas 3 tahun kepada Kasad.
e. Kasad untuk tim peneliti (bila diperlukan).
f. Tim peneliti lapangan hasil penelitian kepada Kasad.
g. Kasad mengajukan usulan permohonan ijin pemanfaatan BMN/sewa di atas
3 tahun kpd Panglima TNI
h. Pang TNI mengajukan permohonan ijin pemanfaatan BMN/sewa kepada
Menhan RI.
i. Menhan RI mengajukan permohonan ijin pemanfaatan BMN/sewa kepada dit
PKNSI DJKN Kemenkeu/Kakanwil/Ka KPKNL.
j. Menkeu RI menerbitkan persetujuan pemanfaatan BMN/sewa.
k. Menhan RI menerbitkan keputusan pelaksanaan pemanfaatan BMN/sewa.
l. Pang TNI menerbitkan sprin pelaksanaan pemanfaatan BMN/sewa.
m. Kasad menerbitkan sprin pelaksanaan pemanfaatan BMN/sewa.
n. Pang/Dan kotama/ Kabalakpus/Dandenma melaks perjanjian pemanfaatan
BMN/sewa di atas 3 thn dengan mitra.
`3

Berdasarkan uraian diatas, maka berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan


Republik Indonesia Nomor 115/PMK.06/2020 tentang pemanfaatan BMN, dalam hal
terjadi perubahan penggunaan Barang Milik Negara (BMN) yang telah diserahkan kepada
pihak ketiga, Kasatker harus melakukan evaluasi terhadap perubahan penggunaan
tersebut. Evaluasi tersebut meliputi pertimbangan aspek hukum, teknis, keuangan, dan
lain-lain yang terkait.
Dalam hal ini, Kasatker (Danbrigif 212/WS) perlu mengevaluasi rencana pihak mitra
untuk mengalihkan hak sewa objek sewa menyewa tersebut kepada pihak lain. Jika
evaluasi tersebut menunjukkan bahwa perubahan penggunaan tersebut tidak sesuai
dengan ketentuan perjanjian sewa, maka Kasatker dapat menolak pengalihan hak sewa
tersebut dan mengambil tindakan yang diperlukan, termasuk mengakhiri perjanjian sewa.
Namun, sebelum mengambil tindakan tersebut, Kasatker harus memastikan bahwa
tindakan yang diambil sesuai dengan ketentuan perjanjian sewa dan tidak melanggar
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selain itu, Kasatker juga harus
memastikan bahwa tindakan yang diambil tidak merugikan kepentingan negara dan tidak
menimbulkan masalah hukum di kemudian hari.
`4

2. Beberapa satuan TNI AD memiliki fasilitas kolam renang untuk meningkatkan


kemampuan dan keterampilan para prajuritnya, namun disisi lain belum adanya anggaran
untuk biaya pemeliharaan sehingga para Dansat berinisiatif untuk mendapatkan anggaran
pemeliharaan melalui kerjasama dengan pihak ketiga, namun dari segi aturan pengelolaan
BMN tetap harus sesuai dengan prosedur yang berlaku. Bagaimana menurut Pasis
Langkah- langkah yang harus dilakukan untuk menghadapi permasalahan tersebut ?
Jawab :
Sebelum menjawab persoalan ada beberapa ketentuan tentang Kerja sama
Pemanfaatan (KSP) yaitu :
Kerjasama Pemanfaatan (KSP) adalah PEMANFAATAN BMN oleh pihak lain
dalam jangka waktu tertentu dalam rangka peningkatan penerimaan negara bukan pajak
dan sumber pembiayaan lainnya.
Ketentuan Pokok Ttg KSP :
Pertimbangan KSP :
a. OPTIMALKAN DAYA GUNA DAN HASIL GUNA BMN (Tanah/bangunan)
b. MENINGKATKAN PENERIMAAN NEGARA
c. OPTIMALKAN DAYA GUNA DAN HASIL GUNA BMN (Tanah/bangunan)
MENINGKATKAN PENERIMAAN NEGARA yang diperlukan thd BMN.

Pihak yang dapat menjadi mitra KSP melalui tender :


a. BUMN
b. BUMD
c. SWASTA kecuali perorangan :
1) Persekutuan Perdata/Firma/Komanditer
2) PT
3) Lembaga/Org Internasional
4) Yayasan
5) Koperasi
d. Jangka waktu KSP BMN paling lama 30 tahun
`5
`6

Berdasarkan uraian tersebut diatas, bahwa aturan pengelolaan BMN yang berlaku,
pengelolaan fasilitas kolam renang oleh satuan TNI AD harus dilakukan dengan penuh
tanggung jawab dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Oleh karena itu, para Dansat harus memperhatikan beberapa langkah penting
dalam menghadapi permasalahan tersebut, yaitu:
a. Melakukan kajian tentang kerjasama dengan pihak ketiga. Sebelum
melakukan kerjasama dengan pihak ketiga untuk pemeliharaan fasilitas kolam
renang, para Dansat harus melakukan kajian terhadap calon mitra kerjasama untuk
memastikan keamanan dan kredibilitasnya.
b. Menyusun perjanjian kerjasama. Para Dansat harus menyusun perjanjian
kerjasama yang jelas dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Perjanjian tersebut harus memuat ketentuan mengenai
hak dan kewajiban masing-masing pihak, termasuk mengenai pemeliharaan
fasilitas kolam renang.
c. Melakukan pengawasan terhadap kerjasama. Para Dansat harus
melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kerjasama dengan pihak ketiga
untuk memastikan bahwa kerjasama tersebut dilakukan dengan baik dan sesuai
dengan ketentuan perjanjian yang telah disepakati.
d. Membuat laporan pemeliharaan. Para Dansat harus membuat laporan
pemeliharaan fasilitas kolam renang yang dilakukan oleh pihak ketiga secara
berkala, sehingga dapat dijadikan acuan untuk pengambilan keputusan mengenai
pemeliharaan fasilitas tersebut di masa yang akan datang.

Dengan melakukan langkah-langkah tersebut, para Dansat dapat mengelola


fasilitas kolam renang dengan baik dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Selain itu, kerjasama dengan pihak ketiga dapat membantu
memperoleh anggaran untuk pemeliharaan fasilitas kolam renang, sehingga dapat
meningkatkan kemampuan dan keterampilan para prajuritnya dengan lebih baik.
`7

3. Saat ini hampir sering terjadi di setiap Kotama adanya penyalahgunaan fungsi Aset,
dari rumah dinas digunakan untuk tempat usaha (Kost atau tempat usaha lain) hal ini
selalu menjadi temuan dari pemeriksaan baik Eksternal maupun Internal dihadapkan
terbatasnya Rumah Dinas saat ini. Bagaimana menurut Pasis untuk menghadapi
permasalahan tersebut dihadapkan dengan ketentuan/aturan tentang pengelolaan dan
pemanfaatan BMN ?
Jawab :
Barang Milik Negara (BMN) adl setiap SEMUA BARANG YG
DIBELI/DIPEROLEH atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau
berasal dari perolehan lainnya yg sah.
Pola Pemanfaatan BMN :
a. Pemanfaatan BMN dapat dilakukan sepanjang TIDAK MENGGANGU
PELAKSANAAN TUGAS dan fungsi penyelengaraan pemerintahan negara.
b. Pemanfaatan BMN dilakukan dengan memperhatikan KEPENTINGAN
NEGARA DAN KEPENTINGAN UMUM.
c. Pemanfaatan BMN dilakukan dengan TIDAK MENGUBAH STATUS
KEPEMILIKAN BMN.
d. Pemanfaatan BMN dilakukan terhadap BMN yang TELAH MENDAPAT
PENETAPAN STATUS penggunaan.
e. Biaya pemeliharaan dan pengamanan BMN serta biaya pelaksanaan yg
berkaitan dengan pemanfaatan BMN DIBEBANKAN PADA MITRA pemanfaatan
BMN
f. BMN yang menjadi objek pemanfaatan DILARANG DIJAMINKAN ATAU
DIGADAIKAN

Berdasarkan uraian diatas, maka penyalahgunaan fungsi aset, termasuk rumah


dinas, merupakan pelanggaran terhadap ketentuan pengelolaan dan pemanfaatan BMN.
Oleh karena itu, untuk menghadapi permasalahan tersebut, terdapat beberapa langkah
yang dapat dilakukan, yaitu :
a. Penegakan aturan. Para Kasatker dan pejabat terkait harus menegakkan
aturan dan ketentuan yang telah ditetapkan dalam pengelolaan dan pemanfaatan
BMN, termasuk dalam hal penggunaan rumah dinas. Para pejabat harus
memastikan bahwa penggunaan aset dilakukan sesuai dengan ketentuan dan tidak
menyalahi aturan.
`8

b. Peningkatan pengawasan. Para Kasatker harus meningkatkan


pengawasan terhadap penggunaan rumah dinas dan aset lainnya. Pengawasan
harus dilakukan secara berkala dan terprogram untuk meminimalisir
penyalahgunaan fungsi aset.
c. Pelaksanaan tindakan disiplin. Para Kasatker harus memberikan tindakan
disiplin kepada pengguna aset yang melanggar aturan dan ketentuan yang berlaku.
Tindakan disiplin harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dapat
memberikan efek jera kepada pelanggar.
d. Penyusunan sistem informasi. Para Kasatker dapat menyusun sistem
informasi yang dapat membantu dalam memantau penggunaan aset secara real-
time. Sistem informasi tersebut dapat membantu mengidentifikasi penyalahgunaan
fungsi aset secara dini sehingga dapat segera dilakukan tindakan pencegahan.

Dengan melakukan langkah-langkah tersebut, para Kasatker dapat menghadapi


permasalahan penyalahgunaan fungsi aset dengan lebih baik. Selain itu, hal tersebut juga
dapat membantu meminimalisir kerugian dan memastikan pengelolaan aset sesuai
dengan aturan dan ketentuan yang berlaku.

DAFTAR PUSTAKA

- Slide Paparan Pemanfaatan BMN Tanah dan Bangunan TNI AD, Dikreg Seskoad
LXIII, TA. 2023. Kolonel Czi Suprayogi.

Anda mungkin juga menyukai