Pasal 24
Pendayagunaan Aktiva Tetap dengan cara Sewa, dilakukan terhadap Aktiva Tetap
BUMN berupa tanah, bangunan dan/atau Aktiva Tetap lainnya.
Pasal 36
Ketentuan lebih lanjut yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan Peraturan
Menteri ini, diatur oleh Direksi masing-masing BUMN.
Pasal 40
Sepanjang belum diatur dalam anggaran dasar, Aktiva Tetap yang telah
ditetapkan menjadi aktiva sewaan, baik sebelum berlakunya Peraturan
Menteri ini maupun yang penetapannya dilakukan berdasarkan Peraturan
Menteri ini, pelaksanaan sewanya, temasuk penetapan tarif Sewa
sepenuhnya menjadi kewenangan Direksi, dengan tetap mengupayakan
hasil yang optimal bagi perusahaan.
Kesimpulan :
Penetapan tarif sewa lahan / aktiva tetap BUMN belum diatur secara terperinci
dalam Peraturan Menteri ini, akan tetapi di kewenangan penetapannya
diserahkan sepenuhnya kepada Direksi masing-masing BUMN.
Pasal 1
Direksi harus menyusun daftar Aset Tetap yang kurang dan/atau tidak optimal
pemanfaatannya
disertai dengan penjelasan mengenai lokasi, kondisi, status kepemilikan, rencana
awal
pemanfaatan oleh perusahaan dan khusus terhadap Aset Tetap berupa tanah
dan/atau bangunan
disertai dengan penjelasan mengenai Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) dimana
Aset Tetap
tersebut berada.
Pasal 2
(1) Dalam rangka optimalisasi nilai perusahaan, BUMN melakukan
pendayagunaan Aset Tetap
yang dimiliki dan/atau dikuasai.
(2) Pendayagunaan Aset Tetap dapat dilakukan sendiri oleh BUMN atau melalui
kerjasama
dengan pihak lain.
(3) Pendayagunaan Aset Tetap yang dilakukan sendiri oleh BUMN,
pelaksanaannya sepenuhnya
menjadi kewenangan Direksi sesuai dengan mekanisme internal perusahaan.
(4) Pendayagunaan Aset Tetap melalui kerjasama dengan pihak lain, dilakukan
berdasarkan
ketentuan yang tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
(5) Direksi dapat menyusun peraturan lebih lanjut yang diperlukan dalam rangka
pelaksanaan
Peraturan Menteri ini.
LAMPIRAN
BAB III
PENDAYAGUNAAN ASET TETAP
I. CARA PENDAYAGUNAAN ASET TETAP
1. Pendayagunaan Aset Tetap dilakukan dengan cara, antara lain:
a. Bangun Guna Serah /BGS;
b. Bangun Serah Guna /BSG;
c. Kerjasama Operasi /KSO;
d. Kerjasama Usaha /KSU;
e. Sewa; atau
f. Pinjam Pakai.
IV. SEWA
4. UANG SEWA
4.1 BUMN berhak mendapatkan uang Sewa tahunan atau periode tertentu dari
Mitra
yang dibayarkan sekaligus di muka yang dituangkan dal am perjanjian.
4.2 Uang Sewa tersebut harus memperhitungkan:
a. Pajak penghasilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundanganundangan.
b. Asuransi objek Sewa.
c. Biaya pemeliharaan objek Sewa termasuk sarana dan prasarana yang melekat
pada objek Sewa.
d. Pajak Bumi dan Bangunan.
e. Biaya atau kewajiban lainnya yang terkait dengan objek Sewa.
4.3 Tarif uang Sewa tersebut ditetapkan oleh Direksi dengan memperhatikan
rencana
penggunaan oleh Mitra, nilai pasar setempat, estimasi kenaikan nilai Aset Tetap,
dan faktor lain yang relevan.
Pasal 5
(4) Pemanfaatan Barang Milik Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) dilakukan dalam bentuk:
a.
b.
c.
d.
sewa;
pinjam pakai;
kerjasama pemanfaatan;
bangun guna serah dan bangun serah guna.
Pasal 8
Ketentuan mengenai formula tarif sewa, ditetapkan dalam Lampiran II.A
Peraturan Menteri Keuangan ini.
LAMPIRAN II.A
FORMULA TARIF SEWA ATAS PELAKSANAAN SEWA BARANG MILIK
KEKAYAAN NEGARA
Besarnya biaya sewa Barang Milik Negara dihitung dengan formula sebagai
berikut:
1. Formula Sewa Tanah Kosong
St = 3,33 % x (Lt x Nilai tanah)
Keterangan:
a. St = Sewa tanah
Lt = Luas tanah (M2)
Nilai Tanah = Nilai tanah berdasarkan hasil penilaian dengan estimasi
terendah menggunakan NJOP (per M2)
b. Luas tanah dihitung berdasarkan pada gambar situasi/peta tanah atau
sertifikat tanah dalam meter persegi.
2. Sewa Tanah dan Bangunan
Stb = (3,33% x Lt x Nilai tanah) + ( 6,64% x Lb x Hs x Nsb)
Keterangan:
a. Lb = Luas lantai Bangunan (M2)
Hs = Harga satuan bangunan standar dalam keadaan baru (Rp/M2)
d.
Bangunan 1 lantai
Bangunan 2 lantai
Bangunan 3 lantai
Bangunan 4 lantai
Bangunan 5 lantai
Bangunan 6 lantai
Bangunan 7 lantai
Bangunan 8 lantai
Bangunan 9 lantai
Bangunan 10 lantai
Bangunan 11 lantai
Bangunan 12 lantai
Bangunan 13 lantai
Bangunan 14 lantai
Bangunan 15 lantai
Bangunan 16 lantai
Bangunan 17 lantai
Bangunan 18 lantai
Bangunan 19 lantai
Bangunan 20 lantai
Bangunan 21 lantai
Bangunan 22 lantai
Bangunan 23 lantai
Bangunan 24 lantai
Bangunan 25 lantai
Bangunan 26 lantai
Bangunan 27 lantai
Bangunan 28 lantai
Bangunan 29 lantai
Bangunan 30 lantai
Bangunan 31 lantai
Bangunan 32 lantai
Bangunan 33 lantai
Bangunan 34 lantai
Bangunan 35 lantai
D
al
a
m
hal sisa bangunan menurut umur tidak sesuai dengan kondisi nyata,
maka Nsb ditetapkan berdasarkan kondisi bangunan sebagai berikut:
- baik = 85% s.d. 100 % siap pakai/perlu pemeliharaan awal
- rusak ringan = 70% s.d. < 85% rusak sebagian non struktur
- rusak berat =
struktur/struktur
55%
s.d.
<
70%
rusak
sebagian
non
- rusak berat = 35% s.d. < 55% rusak sebagian besar non
struktur/struktur
Sewa Prasarana Bangunan
Sp = 6,64% x Hp x Nsp
a. Keterangan:
Sp = sewa prasarana bangunan (Rp/tahun)
Hp = harga prasarana bangunan dalam keadaan baru (Rp)
Nsp = nilai sisa prasarana bangunan (%)
b. Besar penyusutan / tahun dihitung dengan ketentuan:
- pekerjaan halaman = 5 %
- mesin/instalasi = 10 %
- furniture/elektronik = 25 %
- penyusutan maksimal = 80 %
3. Sewa Selain Tanah dan/atau Bangunan
Formula tarif sewa ditetapkan oleh masing-masing pengguna barang
berkoordinasi dengan instansi teknis terkait.
Atau
= (3,33% x Lt x Nt) + (6,64% x Lb x Hs x Nsb)
(Pasal 38-44)
II
.
Periodesitas Sewa
a
.
per Tahun
Penyewa
c.
Sosial
10%
100%
40%
5%
100%
30%
5%
Persent
ase
100%
b
.
c
.
d
.
per Bulan
130%
per Hari
160%
per Jam
190%
Pasal 77
Pada saat Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku, ketentuan mengenai
pemanfaatan BMN dalam bentuk Sewa sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan Dan Pemindahtanganan Barang Milik
Negara dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Bangunan
Bangunan
Bangunan
Bangunan
Bangunan
Bangunan
Bangunan
Bangunan
Bangunan
Bangunan
Bangunan
Bangunan
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
lantai
lantai
lantai
lantai
lantai
lantai
lantai
lantai
lantai
lantai
lantai
lantai
1,666
1,676
1,686
1,695
1,704
1,713
1,722
1,730
1,738
1,746
1,754
1,761
standar
standar
standar
standar
standar
standar
standar
standar
standar
standar
standar
standar
harga
harga
harga
harga
harga
harga
harga
harga
harga
harga
harga
harga
gedung
gedung
gedung
gedung
gedung
gedung
gedung
gedung
gedung
gedung
gedung
gedung
bertingkat
bertingkat
bertingkat
bertingkat
bertingkat
bertingkat
bertingkat
bertingkat
bertingkat
bertingkat
bertingkat
bertingkat