Anda di halaman 1dari 8

RUMAH SAKIT UMUM

“PADMA LALITA”
Jln. Klangon Km. 1 Pucungrejo Muntilan Magelang 56414
Telp (0293) 585359
Website : www.rspadmalalita.com Email : padmalalitahospital@yahoo.com

SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


No. :023/PROJECT-RENOVASI/RSU PADMA LALITA/MUNTILAN/11/21

Pada hari ini, Senin Tanggal 21 November 2022 kami yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : Dr. Dia Irawati, Sp.Pd, M.kes


NIK : 3308086808790005
Jabatan : Ketua Yayasan Padma Lalita
Alamat : Jl.Klangon RT 01 RW 06 Puncungrejo,muntilan.
Yang dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Pemilik dan selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

2. Nama : Rizki Nur Hidayat, S.T


PERUSAHAAN : PT. Gama Nusantara Konsultan
NIB : 2103220038128
NPWP Perusahaan : 63.694.890.3-544.000
JABATAN : Direktur utama PT. Gama Nusantara Konsultan
Alamat : Perumahan Ndalem Giripeni Blok. D No. 183 Giripeni Wates. Kab Kulon
Progo, DIY.
Yang dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kontraktor dan selanjutnya disebut sebagai PIHAK
KEDUA.

Kedua belah pihak dengan ini menyatakan telah setuju dan sepakat untuk mengikat diri dalam suatu perjanjian
pemborongan pelaksanaan pekerjaan,dengan ketentuan – ketentuan dan syarat – syarat sebagaimana
tercantum dalam pasal – pasal tersebut dibawah ini.

PASAL 1
TUGAS PEKERJAAN

Pihak Pertama memberikan tugas kepada Pihak Kedua, dan Pihak Kedua menerima tugas tersebut yaitu :

1. Perencanaan gambar arsitektur pembangunan renovasi gedung RSU.Padma lalita,yang Bertempat di


muntilan,Magelang
2. Pekerjaan Pelaksanaan Pembangunan Renovasi Gedung RSU.Padma lalita,yang Bertempat di
muntilan,Magelang
Pihak Kedua wajib membuat Struktur organisasi, Jadwal kerja (Schedulle) dan shop drawing yang disetujui
oleh Pihak Pertama dan berjanji untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan tersebut sampai selesai sesuai
spesifikasi.

PASAL 2
DASAR – DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan oleh Pihak kedua sesuai dengan petunjuk – petunjuk lisan /
tertulis dari Pihak Pertama menurut dasar – dasar pekerjaan sebagai berikut :
1.1.1. Spesifikasi
1.1.2. Gambar Pelaksanaan
1.1.3. Bill of quantity

2. Dasar Pelasanaan pada pasal 2.1 merupakan bagian yang tidak terpisahkan satu sama lain dan
mengikat serta merupakan kesatuan perjanjian ini.

PASAL 3
PENGAWAS PEKERJAAN

1. Untuk melakukan pengendalian pekerjaan dan tindakan pengoreksian, Pihak Pertama menunjuk
petugas lapangan sebagai pengawas pekerjaan yang bertindak untuk dan atas nama Pihak Pertama,
dan akan diberitahukan secara tertulis kepada Pihak Kedua.

2. Apabila petugas yang ditunjuk dalam ayat 1 pasal ini berhalangan atau tidak dapat menjalankan
kewajibannya, maka Pihak Pertama akan menunjuk penggantinya secara tertulis dan disampaikan
kepada Pihak Kedua.

3. Untuk kelancaran pengamanan pekerjaan oleh Pihak Pertama, maka pelaksanaan pekerjaan sehari –
hari oleh Pihak Kedua dapat diwakili kepada seseorang dan atau beberapa orang yang berpengalaman
dalam bidangnya yang mengetahui syarat – syarat dan dasar – dasar pelaksanaan yang ditetapkan
dalam perjanjian ini.

PASAL 4
TENAGA KERJA DAN UPAH

1. Agar pekerjaan berjalan seperti yang ditetapkan, Pihak Kedua menyediakan tenaga kerja yang cukup
jumlah, keahlian dan keterampilannya.

2. Ongkos – ongkos dan upah kerja untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut ditanggung oleh Pihak Kedua.

3. Pihak Kedua bertanggung jawab / wajib menyediakan sarana dan alat perlengkapan untuk menjaga
keselamatan para tenaga kerjanya, guna menghindarkan bahaya yang mungkin terjadi pada saat
melaksanakan pekerjaan.
PASAL 5
MENGALIHAKAN PEKERJAAN

1. Apabila suatu bagian pekerjaan diserahkan kepada sub kontraktor, maka penyerahan pekerjaan tersebut
harus dengan izin tertulis dari Pihak Pertama, dan hubungan antara Pihak Kedua dengan Sub kontraktor
menjadi tanggung jawab Pihak Kedua.

2. Pihak Kedua bertanggung jawab penuh atas pekerjaan dari Sub kontraktor dan segala sesuatu yang
menyangkut hubungan antara Pihak Kedua dengan Sub kontraktor.

PASAL 6
PEMERIKSAAN UNTUK PEMATOKAN, PENGUKURAN, DAN PEMERIKSAAN ATAS PEKERJAAN

1. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan Pihak Kedua wajib mempelajari dokumen kontrak yang
diberikan dan memeriksa semua ukuran – ukuran, Bilamana terdapat kesalahan – kesalahan atau
perbedaan ataupun hal – hal lain yang memerlukan penjelasan lebih lanjut, maka Pihak Kedua harus
melaporkan hal – hal tersebut kepada pengawas pekerjaan dalam bentuk tertulis.

2. Pihak Kedua wajib menyediakan waktu, peralatan yang cukup untuk pekerjaan pematokan dan
pengukuran – pengukuran, Pihak Kedua tidak dibenarkan memulai pekerjaan lanjutannya, sebelum titik –
titik ketinggian kerja serta pengukurannya diperiksa dan disahkan secara tertulis oleh Pengawas
pekerjaan.

3. Pihak Kedua harus memelihara semua titik – titik ketinggian kerja, titik – titik referensi yang dipasang,
yang telah disetujui selama pelaksanaan pekerjaan.

4. Pihak Pertama maupun Pengawas pekerjaan harus setiap saat mendapat akses atas pekerjaan – pekerjaan
dimana saja, baik pekerjaan tersebut dalam keadaan persiapan maupun dalam keadaan pelaksanaan.
Bilamana spesifikasi teknis, petunjuk petunjuk Pengawas pekerjaan ataupun persyaratan dari instansi
yang berwenang meminta pekerjaan – pekerjaan untuk secara khusus diuji untuk disetujui, maka Pihak
kedua wajib memberikan kepada pengawas pekerjaan waktu dan kesempatan yang tepat untuk pekerjaan
tersebut.

PASAL 7
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

1. Jangka waktu untuk menyelesaikan pekerjaan sebagaimana tersebut pada pasal 1 perjanjian ini, terhitung
sejak tanggal 21 November 2022 Sampai dengan Selesai
2. Waktu penyelesaian tersebut dalam ayat 1 pasal ini tidak dapat diubah oleh Pihak kedua, kecuali adanya
keadaan memaksa seperti diatur dalam pasal 8 perjanjian ini. Apabila ada perintah penambahan pekerjaan
sesuai dengan pasal 15 (lima belas) dari perjanjian ini, maka waktu penyelesaian tersebut dalam ayat 1
akan dibicarakan bersama antara Kedua Pihak untuk diputuskan.

PASAL 8
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)

1. Yang dimaksud dengan keadaan memaksa adalah peristiwa – peristiwa seperti berikut :
1.1. Bencana alam (gempa bumi, tanah longsor dan banir)
1.2. Kebakaran
1.3. Perang, huru hara, pemberontakan, pemogokan dan epidemic.

Yang masing – masing mempunyai akibat langsung sehingga tertunda penyelesaian pekerjaan ini.

2. Apabila terjadi keadaan memaksa Pihak Kedua harus memberitahukan secara tertulis kepada Pihak
Pertama selambat – lambatnya 7 (tujuh) hari sejak terjadinya keadaan memaksa disertai bukti – bukti yang
sah, demikian juga pada waktu keadaan memaksa berakhir.

PASAL 9
MASA PEMELIHARAAN

1. Masa pemeliharaan atas hasil pekerjaan ditetapkan selama 6 bulan terhitung sejak tanggal pekerjaan
selesai dan diterima oleh Pihak Pertama dalam keadaan baik, yang dinyatakan dalam berita acara serah
terima pertama.

2. Selama masa pemeliharaan Pihak Kedua berkewajiban segera melaksanakan perbaikan – perbaikan dan
mengerjakan kekurangan – kekurangan berdasarkan perintah tertulis dari Pihak Pertama selambat –
lambatnya dalam jangka waktu 2 x 24 jam sejak diterimanya perintah / instruksi dari Pihak Pertama atau
Pengawas pekerjaan. Bila tidak maka Pihak Pertama berhak menunjuk Pihak Ketiga untuk memperbaiki
dengan biaya Pihak Kedua.

3. Semua biaya perbaikan yang dikeluarkan dalam masa pemeliharaan ditanggung oleh Pihak Kedua.

4. Pada akhir masa pemeliharaan Pihak Kedua wajib menyerahkan pekerjaan kepada Pihak Pertama dengan
membuat berita acara serah terima kedua yang ditanda tangani oleh kedua belah pihak, Pihak Pertama
berhak menolak menandatangani berita acara tersebut apabila Pihak Kedua belum memenuhi seluruh
kewajibannya sebagaimana diatur dalam ayat 2 dan 3 pasal ini.

PASAL 10
HARGA

1. Jumlah Harga perencanaan dan Pelaksanaan renovasi gedung RSU.Padma lalita adalah RP.450,000,000 Belum
Termasuk PPN atau Bea pajak Negara Lainnya dan Merupakan jumlah berdasarkan Rencana Anggaran Biaya
(RAB) Dan spesifikasi Material Yang Sudah di Sepakati kedua belah Pihak
2. Dalama jumlah harga tersebut diatas sudah termasuk segala pengeluaran Pihak Kedua, belum termasuk
segala macam pajak – pajak dan biaya – biaya lainnya yang harus dibayarkan oleh Pihak Kedua sesuai dengan
ketentuan – ketentuan yang berlaku.

3. Harga kontrak adalah bersifat “Lump Sum Fixed Price” sesuai dengan dasar – dasar pelaksanaan, ketentuan
kualitas dan gambar yang diberikan.

PASAL 11

CARA PEMBAYARAN

1. Pembayaran harga borongan tersebut dalam pasal 9 diatas dilakukan berangsur – angsur ( termin) sesuai
hasil kemajuan pekerjaan dilapangan dengan rincian sebagai berikut :

a) Pembayaran Dimuka (DP) 50% Dari Jumlah harga Borongan Pekerjaan Yang telah di sepakati Yaitu Sebesar
Rp.450,000,000 x 50% = Rp.225,000,000,-
b) Pembayan Termin 1 yaitu Rp.150,000,000- Yang akan di bayarakan setelah pencapaian progest 75%
c) Pembayaran Termin 2 atau Pelunasan Yaitu Rp.75,000,000,- Yang akan dibayarkan setelah pekerjaan selesai
100%

2. Pembayaran dari Pihak Pertama terhadap point 1.1 s/d point 2 diatas harus sudah dapat diterima atau
dicairkan oleh Pihak Kedua paling lambar 3 (Tiga) hari setelah Pihak Pertama menerima dengan lengkap dan
benar pengajuan administrasi termin sesuai peraturan yang berlaku.

PASAL 12
KENAIKAN HARGA

1. Bilamana terjadi kenaikan harga yang disebabkan oleh Gejolak Moneter Nasional, Harga Dan Spesifikasi
material akan di perhitungkan kembali sesuai kesepakan kedua belah pihak.

PASAL 13
PEKERJAAN TAMBAH KURANG

1. Penyimpangan – penyimpangan dan atau perubahan – perubahan yang merupakan penambahan dan atau
pengurangan pekerjaan hanya dianggap sah sesudah mendapat perintah tertulis dari Pihak Pertama
dengan menyebutkan jenis pekerjaan secara jelas.

2. Perhitungan penambahan atau pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar harga satuan yang tetap dan
pasti yang telah disetujui oleh kedua belah pihak, dan untuk pekerjaan tersebut akan dibuatkan
Amandemen Surat Perjanjian ini.
PASAL 14
LAPORAN

1. Pihak Kedua membuat laporan berkala tiap minggu dan bulanan baik mengenai pelaksanaan pekerjaan
secara keseluruhan maupun pelaksanaan pekerjaan oleh Sub Kontraktor dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan pekerjaan tersebut dalam pasal 1 Perjanjian ini.

2. Pihak Kedua wajib membuat catatan yang jelas mengenai kemajuan pekerjaan yang telah dilaksanakan,
dan jika diminta oleh Pihak Pertama untuk keperluan pemeriksaan sewaktu – waktu dan diserahkan oleh
Pihak Kedua.

3. Pihak Kedua menyerahkan kepada Pihak Pertama 1 (satu) set gambar yang sudah terlaksana berupa Shop
Drawing sebagai data – data untuk As Built Drawing.

PASAL 15
SANKSI DAN DENDA

1. Jika Pihak Kedua tidak dapat menyelesaikan pekerjaan pemborongan sesuai dengan jangka waktu
pelaksanaan yang tercantum dalam pasal 7 Perjanjian ini, maka untuk setiap hari keterlambatan Pihak
Kedua wajib membayar “Denda keterlambatan sebesar 0.1% (nol koma satu persen) dari harga borongan
sampai sebanyak banyaknya 5% dari harga borongan, dan sebaliknya Pihak Kedua berhak mengklaim jika
Pembayaran Pihak Pertama telat dari yang disepakati.

2. Denda – denda tersebut dalam ayat 1 dan 2 pasal ini, akan diperhitungkan dengan kewajiban pembayaran
Pihak Pertama kepada Pihak Kedua.

PASAL 16
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Jika terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, maka pada dasarnya akan diselesaikan secara
musyawarah.

2. Jika perselisihan itu tidak dapat diselesaikan secara musyawarah maka akan diselesaikan oleh suatu
“Panitia Pendamai” yang berfungsi sebagai juri atau wasit, dibentuk dan diangkat kedua belah pihak yang
terdiri dari :
2.1 Seorang wakil dari Pihak Pertama sebagai anggota
2.2 Seorang wakil dari Pihak Kedua sebagai anggota dan,
2.3 Seorang Pihak Ketiga yang ahli, sebagai ketua yang disetujui oleh kedua belah pihak.

3. Keputusan “Panitia Pendamai” ini mengikat kedua belah pihak dan biaya penyelesaian perselisihan yang
dikeluarkan akan dipikul bersama.
4. Jika keputusan sebagaimana dimaksud ayat 3 pasal ini tidak dapat diterima oleh salah satu pihak, maka
perselisihan akan diteruskan melalui pengadilan.

PASAL 17
PEMUTUSAN PERJANJIAN

1. Pihak Pertama berhak memutuskan perjanjian secara sepihak apabila telah melakukan peringatan /
teguran tertulis 3 (tiga) kali berturut – turut dalam hal Pihak kedua :

1.1. Dalam waktu satu bulan terhitung sejak tanggal surat perjanjian ini ditandatangani, Pihak Kedua
belum mulai melaksanakan pekerjaan pemborongan sebagaimana diatur dalam pasal 1 surat
perjanjian ini.
1.2. Dalam tiga puluh hari berturut – turut tidak melanjutkan pekerjaan pemborongan yang telah
dimulainya.
1.3. Secara langsung atau tidak langsung dengan sengaja memperlambat penyelesaian pekerjaan.
1.4. Memberikan keterangan tidak benar yang merugikan atau dapat merugikan Pihak Pertama,
sehubungan dengan pekerjaan pemborngan ini.
1.5. Melaksakan pekerjaan pemborongan tidak sesuai dengan jadwal waktu (time schedule) yang dibuat
oleh Pihak Kedua dan telah disetujui oleh Pihak Pertama dan atau Pengawas Pekerjaan.
1.6. Tidak melaksanakan dan menolak memperbaiki pekerjaan yang rusak, cacat, dan pekerjaan yang
ditolak.
1.7. Melakukan Pelanggaran ketentuan pasal 5 ayat 1 Surat Perjanjian ini.
1.8. Terus – menerus meremehkan ketentuan – ketentuan, petunjuk, perintah yang berkaitan dengan
pekerjaan yang diberikan oleh Pengawas pekerjaan.
1.9. Tidak dapat menjalankan persyaratan yang ada dalam Surat Perjanjian ini.
1.10. Telah dikenakan denda keterlambatan sebesar 5% dari harga borongan.
1.11. Telah dinyatakan bangkrut atau pailit oleh pengadilan.

2. Jika terjadi pemutusan perjanjian secara sepihak oleh Pihak Pertama sebagaimana dimaksud dalam ayat 1
pasal ini, Pihak Pertama dapat menunjuk Pihak lain atas kehendak dan berdasarkan pilihannya sendiri
untuk mengambil alih pekerjaan dari Pihak Kedua dan melanjutkan pekerjaan tersebut. Pihak Kedua harus
menyerahkan kepada Pihak Pertama segala arsip, gambar – gambar, perhitungan – perhitungan dan
keterangan – keterangn lainnya yang berhubungan dengan Surat Perjanjian ini.

3. Dalam hal terjadi perjanjian sebagaimana tertulis dalam ayat 1 dan 2 pasal ini, Pihak Pertama secara
sepihak berhak memperhitungkan semua kewajiban yang harus dibayarkan untuk menyelesaikan seluruh
pekerjaan terhadap prestasi yang diselesaikan oleh Pihak Kedua, beserta penggantian – penggantian
kerugian akibat keterlambatan yang terjadi.

PASAL 18
BEA MATERAI DAN PAJAK

Bea Materai dari Surat Perjanjian ini serta pajak – pajak lainnya dibebankan kepada Pihak Kedua dilunasi
sesuai dengan ketentuan perundang – undangan yang berlaku.
PASAL 19
TEMPAT DAN KEDUDUKAN

Segala akibat yang terjadi dari pelaksanaan Perjanjian ini kedua belah pihak telah memilih tempat kedudukan
(domisili) yang tetap dan sah dikantor Panitera Pengadilan Negeri.

PASAL 20
LAIN - LAIN

Segala sesuatu yang belum diatur dalam Surat Perjanjian ini atau perubahan – erubahan yang dipandang perlu
oleh kedua belah pihak, akan diatur lebih lanjut dalam ketentuan – ketentuan tersendiri mengenai perubahan
isi perjanjian (Amandemen kontrak) dan merupakan perjanjian yang tidak terpisahkan dari Surat Perjanjian
ini.

PASAL 21
PENUTUP

1. Surat Perjanjian ini aslinya dibuat dalam 2 (dua) rangkap, untuk Pihak Pertama dan Pihak Kedua masing –
masing sama isinya, serta mempunyai kekuatan hukum yang sama setelah ditandatangani oleh pihak –
pihak, sedangkan pihak – pihak yang berkepentingan serta ada hubungannya dengan pelaksanaan
pekerjaan ini dapat diberikan turunannya.
2. Demikian Surat Perjanjian ini dibuat dengan itikad baik oleh kedua belah pihak dan akan dilaksanakan
dengan sebaik – baiknya.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


…………………………………. ………………………………

……………………….. ………………………..

Anda mungkin juga menyukai