Anda di halaman 1dari 2

BENTUK PEMANFAATAN BARANG MILIK NEGARA

Sesuai dengan PMK Nomor 115/PMK.06/2020, karakteristik dan penjelasan terkait bentuk-bentuk pemanfaatan BMN dapat
dijabarkan sebagai berikut.

1.       SEWA

Definisi                    : Pemanfaatan BMN oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dan menerima imbalan uang tunai.

Subjek             : Pihak yang dapat menyewa antara lain Badan Usaha Milik Negara/Daerah/Desa, Perorangan, Unit penunjang
kegiatan penyelenggaraan pemerintahan/negara dan badan usaha lainnya.

Objek                       : BMN berupa tanah dan/atau bangunan serta selain tanah dan/atau bangunan, baik itu seluruhnya maupun
sebagian.

Jangka waktu        : Paling lama 5 (lima) tahun sejak dilakukan penandatanganan perjanjian dengan periode jam, hari, bulan
maupun tahun dan dapat diperpanjang.

Kontribusi               : Nilai sewa.

Contoh                    : Sewa ruangan ATM, sewa Aula Dhanapala Kementerian Keuangan, dll. 

2.       PINJAM PAKAI

Definisi                 : Pemanfaatan BMN melalui penyerahan penggunaan BMN dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah
atau Pemerintah Desa dalam Jangka Waktu tertentu tanpa menerima imbalan dan setelah jangka
waktu tersebut berakhir, diserahkan kembali kepada Pengelola Barang/Pengguna Barang.

Subjek                     : Pihak yang dapat meminjam pakai adalah Pemerintah Daerah dan Pemerintah Desa.

Objek                       : BMN berupa tanah dan/atau bangunan serta selain tanah dan/atau bangunan, baik itu seluruhnya maupun
sebagian.

Jangka Waktu        : Paling lama 5 (lima) tahun sejak dilakukan penandatanganan perjanjian dan dapat diperpanjang.

Kontribusi               : Manfaat ekonomi dan/atau sosial Pemerintahan Daerah atau Pemerintahan Desa.

Contoh                    : Pinjam Pakai Kendaraan Dinas, Pinjam Pakai Gedung Kantor, dll. 

3.       KERJA SAMA PEMANFAATAN (KSP)

Definisi                 : Pemanfaatan BMN oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dalam rangka peningkatan penerimaan
negara bukan pajak dan sumber pembiayaan lainnya.

Subjek                  : Pihak yang menjadi mitra KSP adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD) dan/atau swasta kecuali perorangan.

Objek                       : BMN berupa tanah dan/atau bangunan serta selain tanah dan/atau bangunan, baik itu seluruhnya maupun
sebagian.

Jangka Waktu   : Paling lama 30 (tiga puluh) tahun, untuk KSP Penyediaan infrastruktur paling lama 50 (lima puluh) tahun
sejak penandatanganan perjanjian dan dapat diperpanjang.

Kontribusi               : Kontribusi tetap dan pembagian keuntungan.

Contoh                    : KSP Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya, dll. 

4.       BANGUN GUNA SERAH (BGS)/BANGUN SERAH GUNA (BSG)

Definisi                 : BANGUN GUNA SERAH adalah pemanfaatan BMN berupa tanah oleh pihak lain dengan cara
mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak lain
tersebut dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati. Selanjutnya diserahkan kembali tanah
beserta bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya setelah berakhirnya jangka waktu.

                                BANGUN SERAH GUNA adalah pemanfaatan BMN berupa tanah oleh pihak lain dengan cara
mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, setelah selesai pembangunannya
diserahkan untuk didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang
disepakati.

Subjek                     : Pihak yang menjadi mitra BGS/BSG adalah BUMN, BUMD, Swasta kecuali perorangan atau Badan
Hukum Lainnya.

Objek                       : BMN berupa tanah

Jangka Waktu       : Paling lama 30 (tiga puluh) tahun sejak penandatanganan perjanjian dan tidak dapat diperpanjang.

Kontribusi               : Kontribusi tahunan dan hasil BGS/BSG


Contoh                    : BGS Kompleks Tanah yang dikelola Pusat Pengelolaan Kompleks Gelora Bung Karno (PPGBK)
Senayan, DKI Jakarta, dll. 

5.       KERJA SAMA PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR (KSPI)

Definisi                   : Pemanfaatan BMN melalui kerja sama antara pemerintah dan badan usaha untuk kegiatan penyediaan
infrastruktur sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Subjek              : Pihak yang menjadi mitra KSPI adalah Badan Usaha Swasta berbentuk PT, Badan Hukum asing, BUMN,
BUMD, Anak perusahaan BUMN, dan Koperasi.

Objek                       : BMN berupa tanah dan/atau bangunan serta selain tanah dan/atau bangunan, baik itu seluruhnya maupun
sebagian.

Jangka Waktu       : Paling lama 50 (lima puluh) tahun sejak penandatanganan perjanjian dan dapat diperpanjang.

Kontribusi               : Barang hasil KSPI dan pembagian atas kelebihan keuntungan (clawback).

Contoh                    : KSPI Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat, dll. 

6.       KERJA SAMA TERBATAS UNTUK PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR (KETUPI)

Definisi                    : Pemanfaatan BMN melalui optimalisasi BMN untuk meningkatkan fungsi operasional BMN guna
mendapatkan pendanaan untuk pembiayaan infrastruktur lainnya.

Subjek                 : Pelaksana KETUPI adalah Penanggung Jawab Pemanfaatan BMN (PJPB) dan Badan Layanan Umum
(BLU) dengan mitra BUMD, Swasta berbentuk PT, Badan Hukum Asing atau Koperasi.

Objek                       : BMN berupa tanah dan/atau bangunan beserta fasilitasnya.

Jangka Waktu       : Paling lama 50 (lima puluh) tahun sejak penandatanganan perjanjian dan dapat diperpanjang.

Kontribusi               : Pembayaran dana di muka (upfront payment) dan Aset hasil KETUPI

Contoh                    : Pembangunan Jalan Tol, Bendungan dan Pelabuhan yang dikelola oleh Badan Layanan Umum Lembaga
Manajemen Aset Negara (BLU LMAN) melalui skema KETUPI, dll.           

Di Provinsi Kalimatan Utara sendiri, pemanfaatan BMN sudah banyak dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga, terutama
untuk pemanfaatan dalam bentuk sewa, baik itu sewa tanah dan/atau bangunan maupun selain tanah dan/atau bangunan. Sepanjang
tahun 2019 sampai 2020, tercatat kurang lebih 20 persetujuan pemanfaatan yang telah disetujui oleh Pengelola Barang. Beberapa
contohnya antara lain sewa tanah dan bangunan Kementerian Agama Kab. Bulungan untuk Kantin dan Aula, sewa sebagian
bangunan Kantor Imigrasi Tarakan untuk ATM, sewa sebagian tanah Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Tanjung Redeb untuk
lahan penumpukan, sewa peralatan dan mesin Universitas Borneo Tarakan dan masih banyak lagi.

    Dengan adanya aturan terkait pemanfaatan BMN, semoga dapat meningkatkan kesadaran
Kementerian/Lembaga selaku pengguna BMN untuk senantiasa menggunakan BMN dengan sebaik-
baiknya serta tergerak untuk memanfaatkan BMN idle yang dikuasainya demi meningkatkan PNBP.
Di sisi lain, Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa, BUMN, BUMD, BLU, Perseroan Terbatas, Badan
Hukum, Koperasi, Swasta dan masyarakatpun dapat ikut serta menyumbang PNBP lho! Jangan
biarkan aset negara kita tidur, yuk menjadi mitra pemanfaatan BMN demi menyongsong penerimaan
negara yang lebih baik.  

Anda mungkin juga menyukai