Anda di halaman 1dari 3

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 129/PMK.05/2020
Pasal 127 s/d 168
Paragraf 2
Tentang Pengelolaan Aset pada Badan Layanan Umum

Di tetapkan tanggal 18 september 2020


Di undangkan tanggal 18 September 2020
Berlaku tanggal 18 September 2020

Badan Layanan Umum (BLU) bertugas mengelola aset BLU untuk digunakan
sepenuhnya dalam kegiatan penyelenggaraan kegiatan BLU demi meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat. Pelaksanaan pengelolaan aset BLU meliputi perencanaan, penganggaran,
penggunaan, pemanfaatan, pemindahtanganan, pemusnahan dan penghapusan. Yang
dilaksanakan berdasarkan asas fungsional, kepastian hukum, transparansi dan keterbukaan,
efisiensi, akuntabilitas dan kepastian nilai.

Pelaksanaan pengelolaan aset BLU berpedoman pada ketentuan perundang-undangan di


bidang PBMN PP No. 28/2020 tentang Perubahan atas PP No.27/2014 Tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara.

Prinsip pelaksanaan pengelolaan aset dilaksanakan dengan tidak mengganggu kegiatan


pelayanan umum kepada masyarakat. Pelaksanaan pengelolaan aset dapat dilakukan melalui
mekanisme KSO atau KSM. Biaya yang timbul saat persiapan dan pelaksanaan KSO atau KSM
dapat di bebankan pada anggaran pendapatan dan belanja negara.

Tujuan adanya kerjasama KSO atau KSM adalah untuk menyediakan peningkatan
pelayanan umum, pengoptimalan aset BLU dan peningkatan pendapatan BLU untuk belanja
BLU sesuai RBA. Adapun aset yang disebutkan dalam hal ini mencakup hal-hal yang berkaitan
dengan kerjasama operasional dan kerjasama menejerial. Aset yang disebutkan yaitu aset BLU
(Barang Milik Negara ) atau aset pihak lain (Barang Milik Mitra).

Pemimpin BLU melakukan kerjasama operasional / manajerial dalam rangka tugas dan
fungsi yang dilaksanakan dengan pihak lain sebagai mitra dan dituangkan dalam naskah
perjanjian antara pimpinan BLU dengan mitra. Mitra dilarang mengalihkan KSO atau KSM
kepada pihak lain kecuali atas persetujuan Pemimpin BLU dan disertai pembayaran kompensasi
dalam hal terdapat keuntungan atas pengalihan KSO atau KSM tersebut. Tarif yang dikenakan
ditetapkan oleh Pemimpin BLU sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
Pengelola Keuangan BLU.

Mitra sendiri terdiri atas : Kementerian Negara Lembaga / Satker, pemerintah daerah,
badan usaha milik Negara, badan usaha milik daerah, BLU, BLU Daerah, perusahaan swasta,
yayasan, koperasi dan perorangan.

1
Penyusun rencana KSO atau KSM paling sedikit menjelaskan secara singkat tentang
maksud dan tujuan, bentuk, hasil dan evaluasi dari aspek teknis, aspek keuangan dan aspek
hukum yang di cantumkan dalam Rencana Bisnis Anggaran(RBA).

BLU memliki hak atas tanah, Gedung dan bangunan yang menjadi aset
pertanggungjawaban yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan.

BLU juga memiliki hak atas tanah, gedung dan bangunan yang menjadi aset milik mitra
KSO atau KSM dalam melaksanakan kegiatan operasional pelayanan kepada masyarakat sesuai
dengan jangka waktu yang telah disepakati.

Aset KSM meliputi Sumber Daya Manusia (SDM) atau pun kemampuan menejerial dalam
melakukan kegiatan penyaluran ataupun kegiatan penyelenggaraan operasional kepada
masyarakat. Tetapi KSO atau KSM memiliki resiko jika terjadi keadaan kahar ( Force Mejeur).
Objek aset BLU meliputi benda berwujud dan tak berwujud.

Mitra dapat mendayagunakan tanah atau gedung dan bangunan milik BLU selama
jangka waktu tertentu. Mitra juga dapat mendirikan bangunan atau sarana fasilitas diatas tanah
milik BLU sesuai perjanjian dan jangka waktu tertentu, dan jika jangka waktunya telah habis
maka akan dikembalikan kepada BLU sebagai Aset Lainnya BLU berupa aset kemitraan dengan
pihak ketiga pada neraca BLU dan wajib terlepas dari segala urusan hukum.

Pemimpin BLU dapat mengenakan imbalhasil kepada mitra yang ditetapkan dengan
memperhitungkan omzet, keuntungan dan biaya operasional. Besaran imbal hasil ditetapkan
oleh pemimpin BLU dengan mempertimbangkan nilai wajar atas tanah milik BLU yang menjadi
objek KSO, nilai penghapusan bangunan, dan estimasi nilai sisa bangunan pada akhir
pelaksanaan KSO.

Jangka waktu pelaksanaan KSO tanah dan bangunan ditetapkan dengan


memperhitungkan masa manfaat bangunan paling lama 30 tahun sejak perjanjian di
tandatangani, jika jangka waktu melebihi ketentuan harus terlebih dahulu mendapatkan
persetujuan menteri keuangan.

Jika Mitra ingin melanjutkan kerjasama KSO tanah dan bangunan,maka Pemimpin BLU
harus melakukan evaluasi terhadap KSO yang sebelumnya sudah terjalin, apakah KSO tersebut
memiliki manfaat serta fungsi yang berdampak besar bagi kesejahteraan masyarakat. Lalu di
tetapkan dalam naskah perjanjian.

BLU dapat melakukan KSM dalam bentuk pendayagunaan aset BLU atau mitra dalam
rangka menghasilkan layanan, dengan menggunakan/menyertakan sumber daya manusia atau
kemampuan manajeial yang dimiliki BLU dan menggunakan/menyertakan sumber daya manusia
atau kemampuan manajeial yang dimiliki mitra. Dengan jangka waktu KSM paling lama 5 tahun,
jangka waktu KSM dapat di perpanjang setelah melewati evaluasi dan penyesuaian klausul
perjanjian.

 Adapun aset yang berwujud, yaitu :


1. Tanah
2. Gedung dan bangunan
3. Selain tanah dan bangunan

2
 Adapaun aset yang tak berwujud, yaitu:
1. Software
2. Lisensi dan francise
3. Hasil kajian/penilitian yang memiliki manfaat jangka panjang
4. Hak cipta
5. Merk dagang
6. Karya seni, dan
7. Aset tak berwujud lainnya
 Adapun aset yang bukan milik BLU adalah seluruh aset yang masuk dalam kesepakatan
KSM atau KSO milik mitra sebagai aset berwujud seperti :
1. Tanah
2. Gedung atau bangunan
3. Barang atau peralatan
4. Mesin,
Dengan demikian BLU memilki tanggung jawab dalam pengelolaan Aset BLU, baik Aset
milik BLU ataupun Aset pihak lain dalam pelaksanaan atau implementsi KSO atau KSM.

Kesimpulan :
1. BLU mengelola aset secara mandiri
2. BLU mengelola aset pihak lain
3. BLU memiliki aset berwujud dan tak berwujud
4. BLU dapat menggunakan Aset milik Mitra KSO atau KSM
5. Aset Milik Mitra dalam penggunaan KSO atau KSM bukanlah Aset Milik BLU
6. Tanah & Bangunan yang didirikan oleh Mitra KSO atau KSM diatas tanah Milik BLU akan
tetap menjadi aset BLU
7. Aset BLU dapat digunakn sebagai bahan penerbitan surat berharga (dengan izin Menteri
Keuangan)
8. Mengilangkan sebab atau akibat pengalihan atas Aset BLU kepada pihak lain
9. Setiap Aset BLU harus memiliki Legalisasi sebagai Aset BLU yang sah dimata hukum dan
Negara, untuk mengurangi resiko yang timbul dibelakang hari kemudian.
10. Dalam hal ini pemimpin BLU harus benar-benar melakukan pengawasan terhadap aset
yang menjadi tanggung jawab BLU dibawah PBO dan PBA. Serta bersama dengan
pihak-pihak lain diluar BLU.

Anda mungkin juga menyukai