Anda di halaman 1dari 7

UAS MANAJEMEN ASET

Nama : Adelia Ayu Ramadhanti


Kelas/absen : F3/01
NPP : 29.0867
Prodi : Keuangan Publik

Jawaban :
1. Pengadaan barang BMN/BMD merupakan kegiatan yang dilakukan
oleh pengguna barang yaitu Kementerian/Llembaga/Perangkat
Daerah yang dimana pengadaan barang tersebut telah dibiayai
oleh APBN/APBD yang prosesnya mulai dari identifikasi kebutuhan
hingga serah terima hasil pekerjaan. Pengadaan BMN/D bertujuan
untuk meningkatkan barang yang tepat dari setiap uang yang
dibelanjakan dan diukur sesuai aspek kualitas, jumlah, waktu biaya,
lokasi dan penyedia. Selain itu hal yang terpenting mendorong
pengadaan barang yang berkelanjutan. Dalam pengadaan barang
tentunya terdapat etika yang perlu diterapkan oleh semua pihak
terkait yaitu melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa
tanggung jawab untuk mencapai sasaran, kelancaran dan
ketepatan tujuan pengadaan barang. Selain itu bekerja secara
professional dan mandiri serta menjaga kerahasiaan informasi yang
sifatnya harus rahasia untuk mencegah penyimpangan barang.
Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang
ditetapkan sesuai dengan kesepakatan tertulis pihak yang terkait.
Setelah etika yang ditetapkan telah dipahami barulah pengguna
barang dapat merencanakan pengadaan barang. Barang yang
akan diadakan tentunya sudah berpedoman akan rencana
strategis, standar barang dan standar kebutuhan barang yang telah
dikualifikasi dan diklasifikasikan agar tepat guna. Namun mengapa
setelah semua rangkaian yang dilakukan terdapat BMN/D yang
tidak digunakan oleh pengguna barang padahal sudah dilakukan
klasifikasi dan strandardisasi sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Hal negative tersebut terjadi karena banyak saat ini aparat
Negara atau pengguna barang yang tidak optimal atau bahkan
belum memahami hakikat dan cara dari adanya pengadaan barang
tersebut. Pengguna barang belum memiliki pemahaman akan apa
yang sudah menjadi hitam diatas putih atua yang telah tertulis dan
ditetapkan sebelumnya, pengguna barang belum mampu membuat
estimasi dan prediksi akan kebutuhan barang yang akan digunakan
sehingga akhirnya tidak mampu memahami implikasi dan
konsekuensinya. Menurut Peraturan Presiden No.4 Tahun 2015
tentang pengadaan barang dan jasa yaitu membutuhkan
kemampuan tertentu yang mengutamakan ketrampilan dalam suatu
sistem tata kelola yang telah dikenal untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan atau segala pekerjaan dan/atau penyediaan barang dan
jasa selain dokumen pengadaan yang memuat informasi dan
ketentuan yang harus ditaati oleh para pihak dalam proses
pengadaan barang dan jasa. Tentunya pejabat harus bertanggung
jawa akan beban tugas yang telah diberikan seperti pertanggung
jawaban atas pengadaan barang namun terdapat barang yang
tidak digunakan sebagaimana mestinya. Dan juga seharusnya
pengguna barang mematuhi etika pengadaan barang sesuai
dengan Peraturan Presiden No.16 Tahun 2018 yaitu melaksanakan
tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab untuk mencapai
sasaran, kelancaran dan ketepatan tujuan pengadaan barang/jasa.
Selain itu menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan
yang ditetapkan sesuai dengan kesepakatan tertulis pihak yang
terkait bahwa apabila barang yang diadakan sejumlah A maka yang
digunakan oleh pengguna barang juga harus sejumlah A. Dan juga
menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang.
2. Dari kasus soal tersebut bila setelah penyelenggaraan Asia Games
peralatan tersebut kurang termanfaatkan sedangkan biaya
pemeliharaan yang tersedia sangat terbatas maka menurut saya
apabila itu terjadi Kota Yogyakarta maka perlatan tersebut akan
akan menggunakan bentuk pemanfaatan Kerja Sama
Pemanfaatan.. Bentuk pemanfaatan Kerja Sama Pemanfaatan
sesuai dengan pengertiannya yaitu pendayagunaan barang milik
Negara/daerah oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dalam
rangka peningkatan penerimaan Negara bukan pajak/pendapatan
daerah dan sumber pembiayaan lainnya. Dari pemanfaatan
tersebut tentunya pihak mitra dan pihak pemerintah daerah sama-
sama mendapatkan keuntungan. Selain itu juga fasilitas fasilitas
yang nantinya akan di kerja samakan oleh mitra yang terkait dapat
terawat dengan baik sesuai dengan perjanjian yang berlaku.
Karena mitra kerja sama pemanfaatan dipilih melalui tender,
kecuali barang milik Negara/daerah yang bersifat khusus dapat
dilakukan penunjukan langsung. Dengan begitu mitra kerja sama
pemanfaatan harus membayar kontribusi setiap tahun selama
jangka waktu pengoperasian yang telah ditetapkan dan pembagian
keuntungan hasil kerja sama pemanfaatan ke rekening kas umum
Negara/ daerah. Dan selain itu, selama jangka waktu
pengoperasian, mitra Kerja Sama Pemanfaatan dilarang
menjaminkan atau menggadaikan Barang Milik Negara/Daerah
yang menjadi objek kerja sama. Serta jangka waktu kerja sama
pemanfaatan paling lama 30 tahun sejak perjanjian ditanda tangani.
Oleh karena itu pemerintah daerah tetunya akan tidak merasa
dirugikan dan fasilitas yang ada dirawat dengan baik.
Prosedur dalam Kerja Sama Pemanfaatan berupa apabila sebuah
fasilita syang ada tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dana
dalam anggaran pendapatan dan belanja untuk memenuhi biaya
operasional, pemeliharaan dan/atau pemeliharaan yang diperlukan
terhadap BMN/D. Kemudian penentuan mitra kerja sama
pemanfaatan yang dilakukan melalui tender. Kemudian mitra kerja
harus membayar kontribusi tetap setiap tahun selama jangka waktu
pengoperasian yang telah ditetapkan dan pembagian keuntungan
hasil kerja sama pemanfaatan. Besaran pembayaran kontribusi
tetap dan pembagian keuntungan hasil kerja sama pemanfaatan
harus mendapat persetujuan pengelola barang. Besaran nilai
bangunan beserta fasilitasnya sebagai bagian dari kontribusi tetap
dan kontribusi pembagian keuntungan paling banyak 10% (sepuluh
persen) dari total penerimaan kontribusi tetap dan pembagian
keuntungan selama masa Kerja Sama Pemanfaatan. Bangunan
yang dibangun dengan biaya sebagian kontribusi tetap dan
pembagian keuntungan dari awal pengadaannya merupakan
Barang Milik Negara/Daerah. Selama jangka waktu pengoperasian,
mitra Kerja Sama Pemanfaatan dilarang menjaminkan atau
menggadaikan Barang Milik Negara/Daerah yang menjadi objek
Kerja Sama Pemanfaatan. Jangka waktu Kerja Sama Pemanfaatan
paling lama 30 (tiga puluh) tahun sejak perjanjian ditandatangani
dan dapat diperpanjang. Sedangkan peranan pejabat yang
berwenang yaitu berupa memperhitungkan besaran pembayaran
kontribusi serta pelaksanaan kerja sama pemanfaatan telah sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan atau belum.
3. Dengan adanya ketersediaan kasur dan tempat tidur yang baru
sebanyak 200 unit. Maka untuk menindaklanjuti 200 kasur yang
telah disimpan di gudang dengan kondisi beberapa rusak berat dan
sisanya rusak ringan dan bisa digunakan serta masih baik. Maka
untuk 37 unit yang rusak berat harus segera dimusnahkan dan
sisanya yang masih baik dan rusak ringan maka dilakukan
pemusnahan. Kenapa hal tersebut harus dilakukan agar tidak
terjadi adanya dampak negative terhadap laporan keuangan dan
keberadaan fisik barang itu sendiri. Apalagi dengan adanya barang
yang mengalami rusak berat tentunya harus dimusnahkan. Karena
apabila tidak dimusnahkan dan nilainya lebih rendah maka akan
menyebabkan kerugian akan asset yang ada. Prosedur yang ada
pengelola barang melakukan penelitian terhadap BMN yang akan
dimusnahkan. Penelitian yang dilakukan berupa penelitian
administrative meliputi penelitian data dan dokumen BMN. Selain
itu juga penelitian fisik untuk mencocokkan fisik unit yang akan
dimusnahkan dengan data administrative. Hal itu dituangkan dalam
laporan hasil penelitian. Dalam hal berdasarkan laporan hasil
penelitian BMN tersebut layak dan memenuhi syarat urituk
dimusnahkan, Pengelola Barang menetapkan keputusan
Pemusnahan BMN. Berdasarkan keputusan Pemusnahan BMN,
Pengelola Barang melakukan Pemusnahan BMN paling lama 1
(satu) bulan sejak tanggal keputusan Pemusnahan BMN
ditetapkan. Pelaksanaan Pemusnahan BMN dituangkan dalam
Berita Acara Pemusnahan. Berita Acara Pemusnahan BMN
disusun sesuai format sebagaimana tercantum dalam Lampiran I
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri
ini. pejabat yang berwenang mengelola barang tersebut berwenang
untuk memberikan persetujuan/penolakan atas permohonan
pemusnahan BMN. Selain itu menetapkan keputusan Pemusnahan
BMN yang berada pada pengelola barang.
Sedangkan untuk sisa unit yang masih layak dipakai dan
mengalami rusak ringan diberlakukan pemindahtanganan kemudian
dilakukan langkah penjualan. Karena unit yang ada tergolong
memungkinkan untuk dijual kembali. Penjualan BMN selain tanah
dan/ atau bangunan yang berada pada Pengelola Barang
sebagairnana dirnaksud dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a. Perrnohonan dari Pihak Lain harus diajukan secara tertulis
kepada Pengelola Barang.
b. Berdasarkan perrnohonan tersebut, Pengelola Barang mengkaji
perlunya dilakukan Penjualan BMN dengan pertirnbangan dari
aspek teknis, ekonornis, dan yuridis.
c. Dalarn hal berdasarkan pertimbangan dari aspek teknis,
ekonornis, dan yuridis sebagairnana dimaksud tidak disetujui,
Pengelola Barang rnenyarnpaikan secara tertulis kepada Pihak
Lain sebagaimana dimaksud.

4. Dari kesebelas permasalahan yang ada pada pengelolaan BMN/D,


kebanyakan yang terjadi pada Kota Yogyakarta yaitu pengamanan
dan pemeliharaan yang kurang tepat. Dari kegiatan pemeliharaan
dan pengamanan yang kurang tepat ini terlihat sering adanya
keterlambatan dalam pelaporan pengelolaan barang yang ada
pada setiap instansi pemerintahan yang ada. Terutama pada
bidang pendidikan, di Yogyakarta inventarisasi BMN/D terhadap
pendidikan sangat tinggi. Namun karena kurangnya pengamanan
dan pemeliharaan akhirnya banyak mengalami kendala yang
sangat berarti. Hal itu terjadi dikarenakan kurangnya pegawai yang
focus menjadi pengurus barang. Selain itu penguasaan teknologi
pengurus barang yang kurang. Kesadaran akan tanggung jawab
sebagai pengurus barang yang sering tidak disiplin. Selain itu
ketersediaan alat penunjang dalam pengelolaan barang untuk
melakukan pemeliharaan dan pengamanan barang yang kurang.
Yang paling utama yaitu kurangnya koordinasi dan komunikasi
antara sekolah, UPT, Dinas yang kurang. Hal itu dapat dilihat dari
kurangnya pembinaan dari bagian administrasi ke UPT yang
menyebabkan adminsitrasi kurang mengetahui keadaan yang
sebenarnya. Dari pelaksanan pemelihaaan dan pengamanan
barang tentunya memiliki jumlah dana yang cukup tinggi apalagi
dalam sarana dan prasarana dunia pendidikan memiliki biaya yang
cukup tinggi dan pemeliharaan dan pengamanannya. Contohnya
saja dalam pemeliharaan alat-alat praktek teknologi informasi yang
terbilanng cukup mahal dan harus dipegang oleh ahlinya sehingga
tidak terjadi kerusakan yang berulang-ulang. Hal lainnya juga
terjadi pada inventaris sekolah berupa meja dan kursi serta papan
tulis yang harus dirawat sebaik mungkin karena perlu diadakan
pemeliharaan secara rutin. Saran yang diberikan bagi saya untuk
lembaga adalah perlunya meningkatkan komunikasi dan koordinasi
terkait tugas kerja antara pegawai sesuai dengan tanggung jawab
yang diberikan. Selain itu peningkatan kualitas dan mutu terkait
tenaga kerja dan fasilitas pemeliharaan dan pengamanan yang
juga perlu ditingkatkan dan dianggarkan sesuai dengan kebutuhan
yang ada di lapangan. Hal itu dilakukan agar tidak terjadi kelalaian
yang dilakukan oleh tenaga kerja di lapangan nantinya dan
dilakukan tepat guna.

Anda mungkin juga menyukai