Anda di halaman 1dari 11

Nama : Adelia Ayu Ramadhanti

No : 01
NPP : 29.0867
Kelas : F3

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN


PT. TEMPO INTI MEDIA, Tbk

A. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi keuangan sebuah
organisasi. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan
hasil proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana
mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal.
Menurut Soemarsono (2004: 34) “Laporan keuangan adalah laporan yang
dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama pihak diluar perusahaan,
mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan”. Laporan Keuangan
adalah ringkasan dari suatu proses pencatatan mengenai keadaan suatu
perusahaan pada periode waktu tertentu.

2. Tujuan Laporan Keuangan


Berikut ini tujuan-tujuan laporan keuangan yang semuanya bersifat
umum menurut Hanafi dan Halim (2003 : 30) adalah sebagai berikut :
a. Pelaporan keuangan harus memberikan informasi yang bermanfaat untuk
investor, kreditor, dan pemakai lainnya, sekarang atau masa yang akan
dating
b. Laporan keuangan harus memberikan informasi yang bermanfaat untuk
pemakai eksternal untuk memperkirakan jumlah, waktu, dan
ketidakpastian (yang berarti risiko) penerimaan kas yang berkaitan.
c. Pelaporan keuangan harus memberikan informasi untuk membantu pihak
eksternal untuk memperkirakan jumlah, waktu, dan ketidakpastian aliran
kas masuk bersih ke perusahaan (lembaga).
d. Tujuan spesifik meliputi :
1) Memberi informasi sumber daya ekonomi kewajiban, dan modal
saham.
2) Memberi informasi pendapatan yang komprehensif
3) Memberi informasi aliran kas

3. Analisa Laporan Keuangan


Menurut Myer (2004:5) definisi analisa laporan keuangan adalah
“Analisa laporan keuangan adalah analisa mengenai dua daftar yang
disusunoleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan”.
Sedangkan menurut Dwi Prastowo (2008:56) definisi analisis laporan
keuangan adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan
penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk
memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan”.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa analisa laporan
keuangan (financial statement analysis) adalah proses penganalisaan atau
penyidikan terhadap laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan
laba rugi beserta lampiran-lampirannya untuk mengetahui posisi keuangan
dan tingkat “kesehatan” perusahaan yang tersusun secara sistematis dengan
menggunakan teknik-teknik tertentu.

4. Rasio Keuangan
Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka
yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan
angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi
keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat
kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan (Kasmir, 2008:104). Rasio
juga dapat menunjukkan area-area yang memerlukan penelitian dan
penanganan yang lebih mendalam. Dalam hubungannya dengan keputusan
yang diambil oleh perusahaan, analisis rasio bertujuan untuk menilai
efektivitas keputusan yang telah diambil perusahaan dalam rangka
menjalankan aktivitas perusahaannya (Prastowo dan Juliaty, 2002:76).
Untuk mengukur kinerja keuangan peusahaan dapat dilakukan
dengan beberapa rasio keuangan. Setiap rasio keuangan memiliki tujuan,
kegunaan, dan arti tertentu. Kemudian, setiap hasil dari rasio yang diukur
diinterpretasikan sehingga menjadi berarti bagi pengambilan keputusan.
Berikut ini adalah bentuk-bentuk rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio
profitabilitas, dan rasio solvabilitas. Pengertian dari jenis-jenis rasio
keuangan yaitu:

1) Rasio Likuiditas
Menurut Moeljadi (2006:48) adalah rasio yang digunakan untuk
menunjukan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban-
kewajiban keuangannya dalam jangka waktu pendek atau yang segera harus
dibayar. Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa kegunaan rasio ini adalah untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban (utang)
pada saat ditagih.

2) Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas sering juga disebut sebagai rasio rentabilitas,
menurut Moeljadi (2006:52) rasio profitabilitas adalah rasio yang berusaha
mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba, baik dengan
menggunakan seluruh aktiva yang ada maupun dengan menggunakan modal
sendiri. Rasio profitabilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam meningkatkan laba. Perusahaan yang baik (sehat)
mempunyai profitabilitas yang besar dan cenderung memiliki laporan
keuangan yang sewajarnya sehingga potensi untuk mendapatkan opini yang
baik akan lebih besar dibandingkan dengan jika profitabilitasnya rendah
(Petronela, 2004:48).

3) Rasio Solvabilitas
Menurut Moeljadi (2006:52) definisi rasio solvabilitas adalah
kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban keuangannya
jika perusahaan dilikuidasi. Rasio solvabilitas adalah rasio untuk menilai
kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka
pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan. Rasio ini dapat
melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau oleh pihak lain dengan
kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal. Jadi, penggunaan jumlah
utang perusahaan tergantung pada keberhasilan pendapatan dan ketersediaan aktiva
yang bisa digunakan sebagai jaminan utang. Semakin tinggi solvabilitas,
perusahaan harus semaksimal mungkin meningkatkan labanya agar mampu
membiayai dan membayar utang. Apabila tidak mampu menghasilkan laba, dengan
demikian, perusahaan tersebut akan bangkrut. Solvabilitas yang tinggi menjadi
perhatian auditor karena solvabilitas yang tinggi mengidentifikasikan bahwa
perusahaan tidak dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya (Petronela,
2004:48).

4) Rasio Activitas
Rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan
dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian
dan kegiatan lainnya. Rasio ini menunjukan bagaimana sumber daya telah
dimanfaatkan secara optimal, kemudian dengan cara membandingkan rasio
aktivitas dengan standar industri, maka dapat diketahui tingkat efisiensi
perusahaan dalam industri

Laporan Posisi Keuangan


Analisis Rasio Keuangan

Tahun
Rasio Keuangan Rata-Rata
2014 2013
CR 208,37% 260,95% 234,32%
Rasio Likuiditas
QR 185,92% 237,73% 211,82%
GPM 35,03% 47,03% 41,03%
NPM 5,02% 1,94% 3,48%
Rasio Profitabilitas
ROI 4,77% 2,06% 3,41%
ROE 11,49% 4,12% 7,80%
DR 57,12% 50,10% 53,61%
5. Rasio Solvabilitas
DER 133,20% 100,40% 116,8%
Hasil ITO 18,09 Kali 21,33 Kali 19,71 Kali
Rasio Aktivitas
TATO 0,98 Kali 1,06 Kali 1,02 Kali

Analisis
1) Rasio Likuiditas
Berdasarkan table di atas, dapat dilihat bahwa Rasio Likuiditas
perusahaan tersebut sudah maksimal. Hasil dapat dilihat pada rata-rata Current
Ratio PT. Tempo inti media, Tbk. Dalam dua tahun terakhir rata-rata Current
Rationya sebesar 234,32% melebihi dari standar yang ditetapkan yaitu sebesar
200%. Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan perusahaan dalam melunasi
hutang lancarnya sudah maksimal. Rata-rata Quick Ratio PT. Tempo Inti Media,
Tbk. Sebesar 211,82% melibihi dari standar yang ditetapkan yaitu 100%. Hal ini
mengindikasikan bahwa kemamampuan perusahaan dalam membayar hutang
cukup baik, karena setiap hutang lancer 100% dijamin dengan Quick Assets
211,82%.

2) Rasio Profitabilitas

Nilai dari rasio profitabilitas akan menggambarkan tingkat kemampuan


PT. Tempo Inti Media, Tbk. dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
Tingkat profitabilitas perusahaan PT. Tempo Inti Media, Tbk. dalam penelitian ini
akan dilihat dari empat jenis rasio profitabilitas yang terdiri dari: Gross Profit
Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM), Return On Investment (ROI), dan
Return On Equity (ROE). Hasil perhitungan dari rasio–rasio profitabilitas PT.
Tempo Inti Media, Tbk. akan diuraikan lebih lanjut pada bagian dibawah ini.

Gross profit margin PT. Tempo Inti Media pada tahun 2014 sebesar
35,03%, sedangkan pada tahun 2013 sebesar 47,03%. hal ini menunjukkan
penurunan laba kotor yang diperoleh dari setiap rupiah penjualan. Meskipun
demikian, Gross profit margin PT. Tempo Inti Media mengindikasikan bahwa
sangat efektif. Semakin besar Gross profit margin semakin baik keadaan operasi
perusahaan,hal ini menunjukkan bahwa harga pokok penjualan relative lebih
rendah di bandingkan dengan penjualan.

Net Profit Margin PT. Tempo Inti Media pada tahun 2014 sebesar 5,02%
sedangkan pada tahun 2013 sebesar 1,94%. Hal ini menunjukkan bahwa laba bersih
setelah pajak yang dicapai perusahaan pada tahun 2014 lebih meningkat,
mengindikasikan bahwa laba bersih dari setiap rupiah yang diperoleh dari
penjualannya semakin meningkat, sehingga kinerja keuangan perusahaan semakin
baik.

Return on Investmen PT. Tempo Inti Media pada tahun 2014 sebesar
4,77% sedangkan pada tahun 2013 sebesar 3,41%. Nilai ROI perusahaan yang
senantiasa mengalami kenaikan tersebut mengindikasikan bahwa PT. Tempo Inti
Media dalam mengelola total aktiva yang diinvestasikan dalam perusahaan untuk
mendapatkan keuntungan mulai optimal. Meskipun, jika melihat hasil persentase
masih kurang optimal. Semakin tinggi ROI, maka semakin baik pula keadaan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.

Return on Equity PT. Tempo Inti Media pada tahun 2014 sebesar 11,49%
sedangkan pada tahun 2013 sebesar 4,12%. Nilai ROE perusahaan yang semakin
meningkat mengindikasikan bahwa tingkat penghasilan bersih yang diperoleh
pemilik saham atas modal yang diinvestasikan semakin meningkat.

3) Rasio Solvabilitas
Pada Rasio solvabilitas dapat dilihat bahwa Debt Ratio perusahaan pada
tahun 2014 sebesar 57,12% sedangkan pada tahun 2013 sebesar 50,10%. Nilai Debt
Rasio pada tahun 2014 mengalami kenaikan, bahkan melebihi standar umum
maksimal yaitu 50%. Hal ini mengindikasikan bahwa, kondisi perusahaan
tergolong dalam tingkat rasio hutang yang kurang sehat. Sedangkan nilai Debt
Equity Ratio PT. Tempo Inti Media, Tbk. Pada tahun 2014 yaitu 133,20 dan pada
tahun 2013 sebesar 100,40%. Tingginya nilai Debt Ratio bahkan melebihi 50%
(standar umum) yaitu mengindikasikan bahwa pembiayaan operasi perusahaan
lebih menekankan pada penggunaan modal dari luar yang jauh lebih besar
dibandingkan modal yang dimiliki perusahaan. Hal itu berarti bahwa resiko
keuangan yang ditanggung perusahaan cukup besar.

4) Rasio Aktivitas

Rasio Aktivitas pada tahun 2014 sebesar 18,09 Kali sedangkan pada tahun
2013 sebesar 21,33 Kali. Hal ini mengalami penurunan pada hasil Inventory
Turnover, mengindikasikan bahwa efektivitas manajemen perusahaan mengalami
penurunan dalam mengelola persediaan. Nilai Total Assets Turnover pun
mengalami penurunan. Pada tahun 2013 nilai TATO sebesar 1,06 Kali sedangkan
pada tahun 2014 sebesar 0,95 Kali. Hal ini, mengindikasikan bahwa manajemen
perusahaan masih kurang baik dalam menggunakan seluruh aktiva untuk
menciptakan penjualan. Karena semakin tinggi nilai TATO maka semakin
efisiensi perusahaan dalam menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki untuk
menghasilkan laba. Sedangkan, melihat dari hasil presentase pada PT. Tempo
mengalami penurunan.

Anda mungkin juga menyukai