Anda di halaman 1dari 7

NAMA : ZEFFY ANDREAS

NIM : 041085671

MANAJEMEN LOGISTIK ORGANISASI PUBLIK

TUGAS 2

1. Guna mengevaluasi pemahaman Anda mengenai penilaian aset, jawablah pertanyaan


berikut:
a. Jelaskan kembali mengenai prinsip-prinsip penilaian!
b. Apa perbedaan pendekatan penilaian dengan menggunakan data pasar, biaya dan
pendapatan?
2. Selesaikan soal berikut!
a. Jelaskan kelebihan dan kelemahan dari setiap metode pemanfaatan seperti sewa,
pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan, bangun guna serah dan bangun serah guna
bangunan.
b. Cari contoh pemanfaatan yang sukses dilakukan oleh pemerintah pusat/daerah ( best
practice) dan apa  yang  menyebabkan pemerintah pusat/daerah tersebut optimal
dalam melakukan pemanfaatan aset?
3. Jelaskan indikator sebuah organisasi memiliki kinerja yang baik dalam mengelola  aset!

Jawab:
1. Penilaian aset
a. Setiap penilaian aset yang dilakukan harus memnuhi prinsip-prinsip penilaian. Prinsip
umum penilaian aset meliputi, prinsip pemenuhan aspek legal, dan prinsip nilai
ekonomi. Prinsip-prinsip penilaian aset atau properti, menurut Supardi dkk (2010:7-
9), mencakup ptinsip sebagai berikut:
1) Prinsip penggunaan tertinggi dan terbaik (HBU) adalah penggunaan terbaik yang
menghasilkan pendapatan (income) optimal dari suatu aset.
2) Prinsip antisipasi adalah harapan akan keuntungan atau ketidakuntungan di masa
yang akan datang akan memngaruhi harga suatu aset.
3) Prinsip keseimbangan adalah nilai suatu aset akan mencapai nilai yang maksimal
apabila faktor-faktor produksi yang berkaitan dengan aset tersebut dalam keadaan
seimbang.
4) Prinsip perubahan, maksudnya perubahan terhadap suatu faktor dapat
memengaruhi nilai suatu properti. Perubahan tersebut bisa berupa perubahan
kebijakan pemerintah, perubahan lingkungan, dan pengembangan kota.
5) Prinsip kompetisi: pada umumnya semakin tinggi persaingan, nilai aset cenderung
akan turun akibat banyaknya pilihan.
6) Prinsip kesesuaian, progresi, dan regresi adalah nilai suatu aset akan maksimal
apabila berada di lingkungan yang sesuai.
7) Prinsip kontribusi adalah baik tanah maupun bangunan berkontribusi pada total
nilai aset.
8) Prinsip penggunaan tetap
9) Prinsip pengembalian yang meningkat atau menurun
10) Prinsip penggantian: pada prinsipnya orang tidak akan membayar lebih terhadap
aset yang sama selaa ada aset pengganti.
11) Prinsip permintaan dan penawaran adalah nilai suatu aset ditentukan oleh
keseimbangan antar permintaan dan penawaran
12) Prinsip surplus produktivitas

b. Ada tiga pendekatan tradisional dalam melakukan penilaian suatu penilaian.


Ketentuan mengenai standart penilaian dilakukan dengan berpedoman pada prinsip-
prinsip yang berlaku umum sebagai berikut:
1) Pendekatan perbandingan data pasar
Pendekatan ini dilakukan untuk menentukan nilai dari objek penilaian yang
didasarkan pada harga pasar objek yang dinilai. Penilaian dilakukan dengan
mempertimbangkan data penjualan atau data penawaran dari objek pembanding
sejenis atau pengganti dan data pasar yang terkait proses perbandingan.
2) Pendekatan kalkulasi biaya
Pendekatan ini dilakukan dengan cara menghitung seluruh biaya yang dikeluarkan
untuk menghitung seluruh biaya yang dikeluarkan untuk membuat dan
memperoleh objek penilaian atau penggantinya pada waktu penilaian dilakukan.
Kemudian, dikurangi dengan penyusutan, keusangan fungsional atau keusangan
ekonomis.
3) Pendekatan kapitalisasi pendapatan
Mempertimbangkan pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan objek
penilaian dan mengestimasi nilai melalui proses kapitulasi.
Pendekatan Penilaian Aset

Sumber referensi: Modul ADPU4534

2. Penyelesaian soal
a. kelebihan dan kelemahan dari setiap metode pemanfaatan
1) SEWA
Definisi : Pemanfaatan BMN oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu
dan menerima imbalan uang tunai.
Subjek : Pihak yang dapat menyewa antara lain Badan Usaha Milik
Negara/Daerah/Desa, Perorangan, Unit penunjang kegiatan penyelenggaraan
pemerintahan/negara dan badan usaha lainnya.
Objek : BMN berupa tanah dan/atau bangunan serta selain tanah dan/atau
bangunan, baik itu seluruhnya maupun sebagian.
Jangka waktu : Paling lama 5 (lima) tahun sejak dilakukan penandatanganan
perjanjian dengan periode jam, hari, bulan maupun tahun dan dapat diperpanjang.
Kontribusi : Nilai sewa.
Contoh : Sewa ruangan ATM, sewa Aula Dhanapala Kementerian
Keuangan, dll. 

2) PINJAM PAKAI
Definisi : Pemanfaatan BMN melalui penyerahan penggunaan BMN dari
Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah atau Pemerintah Desa dalam Jangka
Waktu tertentu tanpa menerima imbalan dan setelah jangka waktu tersebut
berakhir, diserahkan kembali kepada Pengelola Barang/Pengguna Barang.
Subjek                     : Pihak yang dapat meminjam pakai adalah Pemerintah
Daerah dan Pemerintah Desa.
Objek : BMN berupa tanah dan/atau bangunan serta selain tanah dan/atau
bangunan, baik itu seluruhnya maupun sebagian.
Jangka Waktu : Paling lama 5 (lima) tahun sejak dilakukan penandatanganan
perjanjian dan dapat diperpanjang.
Kontribusi :Manfaat ekonomi dan/atau sosial Pemerintahan Daerah atau
Pemerintahan Desa.
Contoh : Pinjam Pakai Kendaraan Dinas, Pinjam Pakai Gedung Kantor,
dll. 

3) KERJA SAMA PEMANFAATAN (KSP)


Definisi : Pemanfaatan BMN oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu
dalam rangka peningkatan penerimaan negara bukan pajak dan sumber
pembiayaan lainnya.
Subjek  : Pihak yang menjadi mitra KSP adalah Badan Usaha Milik Negara
(BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan/atau swasta kecuali
perorangan.
Objek : BMN berupa tanah dan/atau bangunan serta selain tanah dan/atau
bangunan, baik itu seluruhnya maupun sebagian.
Jangka Waktu: Paling lama 30 (tiga puluh) tahun, untuk KSP Penyediaan
infrastruktur paling lama 50 (lima puluh) tahun sejak penandatanganan perjanjian
dan dapat diperpanjang.
Kontribusi : Kontribusi tetap dan pembagian keuntungan.
Contoh : KSP Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya, dll. 

4) BANGUN GUNA SERAH (BGS)/BANGUN SERAH GUNA (BSG)


Definisi : BANGUN GUNA SERAH adalah pemanfaatan BMN berupa
tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut
fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka
waktu tertentu yang telah disepakati. Selanjutnya diserahkan kembali tanah
beserta bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya setelah berakhirnya jangka
waktu.
Subjek : Pihak yang menjadi mitra BGS/BSG adalah BUMN, BUMD,
Swasta kecuali perorangan atau Badan Hukum Lainnya.
Objek   : BMN berupa tanah
Jangka Waktu : Paling lama 30 (tiga puluh) tahun sejak penandatanganan
perjanjian dan tidak dapat diperpanjang.
Kontribusi : Kontribusi tahunan dan hasil BGS/BSG
Contoh : BGS Kompleks Tanah yang dikelola Pusat Pengelolaan
Kompleks Gelora Bung Karno (PPGBK) Senayan, DKI Jakarta, dll. 
Sumber referensi: Modul ADPU4534

b. Contoh pemanfaatan yang sukses dilakukan oleh pemerintah pusat/daerah (best


practice) dan dan penyebab pemerintah pusat/daerah tersebut optimal dalam
melakukan pemanfaatan aset.
Beberapa contoh Pemanfaatan BMN yang telah berhasil dilakukan dalam kondisi
tertentu berupa bencana non alam pandemi COVID-19, ialah:
1) Pinjam Pakai BMN berupa Polymerase Chain Reaction (PCR) milik Badan
Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM) kepada Laboratorium Kesehatan Daerah
dan RSUD di Pekanbaru, Mataram, dan Gorontalo.
2) Pinjam Pakai BMN berupa Tanah dan bangunan aset eks-kelolaan PT PPA oleh
DJKN kepada Pemerintah Kabupaten Klungkung untuk dimanfaatkan sebagai
Kantor Dewan Kerajinan Nasional Daerah dan UMKM Center binaan LPEI.
3) Sewa BMN dalam rangka penyediaan infrastruktur pada proyek Kereta Cepat
Jakarta-Bandung I dengan jangka waktu 50 tahun yang bernilai PNBP Rp1,163
triliun, dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung II yang mempunyai potensi PNBP
Rp436 miliar dengan faktor penyesuaian tarif sewa sebesar 15 persen.
Langkah ini dinilai efektif dan efisien untuk mengakselerasi program
penanggulangan dampak COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Sebab, Pemanfaatan BMN akan mengoptimalisasi BMN yang awalnya idle atau tidak
digunakan dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga, untuk
kembali produktif, memiliki nilai sosial-ekonomi bagi masyarakat luas, dan
menghasilkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Lebih lanjut, luasnya cakupan mitra Pemanfaatan BMN yang meliputi usaha
perseorangan, UMKM, swasta, BUMN/BUMD, hingga badan hukum asing, juga
dapat menggerakkan perekonomian dari skala kecil sampai dengan skala besar.

Sumber: https://www.djkn.kemenkeu.go.id/berita_media/baca/13045/Pemanfaatan-
Barang-Milik-Negara-untuk-Penanggulangan-COVID-19-Lewat-PMK-1152020.html

3. Indikator sebuah organisasi memiliki kinerja yang baik dalam mengelola aset.
Pengukuran kinerja aset dapat dilakukan melalui alat BSC (balances scorecard), yaitu
pengeukuran kinerja organisasi melalui empat persprektif. Diantaranya adalah,
1) Perspektif learning and growth adalah perspektif untuk menggambarkan kemampuan
organisasi melakukan pertumbuhan, inovasi, perbaikan dan perubahan dengan
memanfaatkan sumber daya internal organiasai bersangktan.
2) Perspektif internal business proscess adalah serangkaian aktivitas yang ada dalam
organisasi untuk menciptakan output (barang/jasa) dalam rangka memnuhi harapan
pelanggan. Perspektif ini menjelaskan proses bisni yang dikelola untuk layanan dan
nilai-nilai kepada stakeholder pelanggan.
3) Perspektif customer adalah perspektif yang berorientasi pada pelanggan. Dasar
pemikirannya adalah merekalah/pelanggan sebagai pemakai barangjasa yang
dihasilkan organisasi bersangkutan.
4) Perspektif financial terkait dengan tingkat keberlanjtan/keterjaminan keuangan atau
financial sustaiability

Sumber referensi: Modul ADPU4534

Anda mungkin juga menyukai