Anda di halaman 1dari 9

MICHAEL SAUT JOSHUA – 120204200011

TUGAS PRAKTIKUM
MANAJEMEN BARANG MILIK NEGARA/DAERH
KELAS A

Penggunaan dan Pemanfaatan BMD (Barang Milik Daerah)

Penggunaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pengguna/kuasa pengguna dalam


mengelola dan menatausahakan BMD sesuai dengan tugas dan fungsi (TUSI) Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) yang bersangkutan. Status penggunaan BMD (Barang Milik Daerah)
ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah.

Penetapan status penggunaan BMD diatur sebagai berikut:

● Pengguna melaporkan barang milik daerah yang diterima kepada pengelola disertai
dengan usul penggunaannya, dan
● Pengelola meneliti usul penggunaan untuk ditetapkan status penggunaannya.

Penetapan status penggunaan barang milik daerah pada masing-masing SKPD dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

● jumlah personil/pegawai pada SKPD;


● standar kebutuhan tanah dan/atau bangunan dan selain tanah dan/atau bangunan untuk
menyelenggarakan tugas dan fungsi SKPD;
● beban tugas dan tanggungjawab SKPD; dan
● jumlah, jenis dan luas, dirinci dengan lengkap termasuk nilainya.

Pemanfaaatan adalah adalah pendayagunaan BMD yang tidak dipergunakan sesuai dengan
TUSI SKPD, pemanfaatan bisa dengan cara sewa, pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan,
Bangun Serah Guna (BSG) atau Bangun Guna Serah (BGS) dan kerjasama penyediaan
infrastruktur, pemanfaatan bisa dilakukan dengan syarat tidak mengubah status kepemilikan.
1. Sewa Barang Milik Daerah (BMD)
Pemanfaatan BMD oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu & menerima imbalan
uang.

Ketentuan penyewaan adalah :


1. Barang Milik Daerah (BMD) dapat disewakan apabila belum digunakan dan belum
menghasilkan keuntungan
2. Tarif sewa ditetapkan oleh Kepala Daerah
3. Sewa atas tanah dan/atau bangunan dilaksanakan oleh pengelola setelah mendapatkan
persetujuan dari Kepala Daerah
4. Sewa atas sebagian tanah/dan atau bangunan, selain tanah dan/atau bangunan yang masih
dipergunakan oleh pengguna, dilaksanakan oleh pengguna setelah mendapat persetujuan
pengelola
5. Pemanfaatan BMD selain disewakan dapat dikenakan retribusi

Tahapan kegiatan Sewa Tanah/Bangunan :

1. Kepala SKPD mengusulkan kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah atas
tanah/bangunan yang akan disewakan, dalam pengusulan tersebut dilengkapi data barang
dan jika perlu dapat dibentuk Panitia Penyewaan.

2. Sekretaris Daerah meneliti usulan dan mengajukan usulan penyewaaan tanah/bangunan


yg akan disewakan kpd Kepala daerah.

3. Penyewaan tanah dan/atau bangunan dilaksanakan oleh Sekretaris Daerah setelah


mendapat persetujuan Kepala Daerah.

4. Kepala Daerah mengeluarkan SK ttg penyewaan tanah dan/atau bangunan Pemda.


5. Sekretaris Daerah mengadakan Perjanjian Sewa-Menyewa dgn penyewa.

2. Pinjam Pakai

Penyerahan penggunaan BMD antara Pusat dengan Pemerintah Daerah atau antar
Pemerintah Daerah dalam jangka waktu tertentu tanpa menerima imbalan.
Ketentuan pinjam pakai adalah sebagai berikut :

1. Tanah dan/atau bangunan yang dipinjampakaikan harus digunakan sesuai peruntukan


dalam perjanjian
2. Peminjam tidak diperkenankan mengubah, baik menambah dan/atau mengurangi bentuk
bangunan
3. Pemeliharaan dan segala biaya yang timbul selama masa pinjam pakai menjadi tanggung
jawab peminjam
4. Setelah masa pinjam pakai berakhir, peminjam harus mengembalikan BMD dalam
kondisi sebagaimana yang dituangkan dalam perjanjian

Tahapan Kegiatan

● Sekretaris Daerah meneliti permintaan pinjam pakai dari instansi lain dan mengajukan
usulan pinjam pakai BMD kepada Kepala daerah.
● Kepala Daerah meneliti dan mengeluarkan keputusan tentang pinjam pakai BMD berupa
pinjam pakai tanah dan/atau bangunan milik Pemerintah Daerah.
● Sekretaris Daerah mengadakan Surat Perjanjian Pinjam Pakai kepada pihak pemakai dan
penyerahannya dituangkan dalan berita acara.
● Dalam Surat Perjanjian pinjam pakai BMD harus memuat secara tegas
sekurang-kurangnya antara lain :

✔ Pihak-pihak yang terikat dengan perjanjian.

✔ Jenis, luas dan jumlah barang yang dipinjamkan.

✔ Jangka waktu pinjam pakai.

✔ Tanggung jawab peminjam atas biaya operasional dan pemeliharaan selama


jangka waktu peminjaman.

✔ Persyaratan lain yang dianggap perlu

3. Kerjasama Pemanfaatan

Pendayagunaaan BMD oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dalam rangka
peningkatan Penerimaan Daerah & sumber pembiayaan lainnya.

Ketentuan Kerjasama Pemanfaatan adalah sebagai berikut

1. Kerjasama pemanfaatan tidak mengubah status Barang Milik Daerah yang menjadi obyek
Kerjasama pemanfaatan
2. Tahap persiapan dan pelaksanaan kerjasama pemanfaatan menjadi tanggung jawab mitra
kerjasama pemanfaatan
3. Terdapat dua jenis penerimaan daerah dari hasil kerjasama pemanfaatan, yaitu kontribusi
tetap dan pembagian keuntungan dari hasil kerjasama pemanfaatan
4. Pembayaran kontribusi tetap dilakukan pada saat penanda-tanganan KSP, dan kontribusi
tahun berikutnya dibayarkan setiap tahun selama jangka waktu pengoperasian
5. Mitra KSP ditentukan melalui pemilihan calon mitra KSP (tender) berdasarkan ketentuan
yang berlaku
6. Selama masa KSP, mitra KSP DILARANG menjaminkan atau menggadaikan BMD yang
menjadi obyek KSP

Tahapan Kegiatan

● Kepala Daerah membentuk dan menetapkan panitia tender/lelang kerja sama


pemanfaatan.
● Panitia tender/lelang menerima permohonan kerjasama pemanfaatan dilengkapi data-data
sebagai berikut:
✔ Akte pendirian.
✔ Memiliki SIUP sesuai bidangnya.
✔ Telah melakukan kegiatan usaha sesuai bidangnya.
✔ Mengajukan proposal.
✔ Memiliki keahlian dibidangnya.
✔ Memiliki modal kerja yang cukup.
✔ Data teknis :

● Tanah lokasi/alamat, luas, status, penggunaan saat ini.

● Bangunan lokasi/alamat, luas, status/IMB, kondisi.

● Rencana penambahan bangunan gedung dan fasilitas lainnya dengan


memperhatikan KDB (Koefisien Dasar Bangunan) dan KLB (Koefisien
Luas Bangunan).

4. Bangun Guna Serah (BSG) dan Bangun Serah Guna (BSG)


Bangun Guna Serah adalah pemanfaatan tanah Pemda oleh pihak lain dengan cara
mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, mendayagunakan obyek
Bangun Guna Serah dan diserahkan kembali obyek Bangun Guna Serah kepada
pengelola barang.
Tahapan Kegiatan Bangun Guna Serah
● Kepala Daerah membentuk dan menetapkan panitia tender/lelang kerja sama
pemanfaatan.
● Panitia tender/lelang menerima permohonan kerjasama pemanfaatan dilengkapi data-data
sebagai berikut:
✔ Akte pendirian.
✔ Memiliki SIUP sesuai bidangnya.
✔ Telah melakukan kegiatan usaha sesuai bidangnya.
✔ Mengajukan proposal.
✔ Memiliki keahlian dibidangnya.
✔ Memiliki modal kerja yang cukup.
✔ Data teknis:
● Tanah: Lokasi/alamat, luas, status, penggunaan saat ini.
● Bangunan: Lokasi/alamat, luas,status/IMB, kondisi.
● Rencana penambahan bangunan gedung dan fasilitas lainnya dengan
memperhatikan KDB (Koefisien Dasar Bangunan) dan KLB (Koefisien
Luas Bangunan).

Bangun Serah Guna adalah pemanfaatan tanah Pemda oleh pihak lain dengan cara mendirikan
bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, diserahkan dahulu obyek Bangun Serah Guna
kepada pengelola barang, dan mendayagunakan obyek Bangun Serah Guna.

Tahapan Kegiatan

● Kepala Daerah membentuk dan menetapkan panitia tender/ lelang kerja sama
pemanfaatan.
● Panitia tender/lelang menerima permohonan kerjasama pemanfaatan dilengkapi data-data
sebagai berikut:
✔ Akte pendirian.
✔ Memiliki SIUP sesuai bidangnya.
✔ Telah melakukan kegiatan usaha sesuai bidangnya.
✔ Mengajukan proposal.
✔ Memiliki keahlian di bidangnya.
✔ Memiliki modal kerja yang cukup.
✔ Data teknis:
● Tanah: Lokasi/alamat, luas, status, penggunaan saat ini.
● Bangunan: Lokasi/alamat, luas, status/IMB, kondisi.
● Rencana penambahan bangunan gedung dan fasilitas lainnya dengan
memperhatikan KDB (Koefisien Dasar Bangunan) dan KLB (Koefisien
Luas Bangunan).

Ketentuan Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna

1. Penetapan mitra BGS/BSG dilaksanakan melalui tender/lelang dengan mengikutsertakan


minimal 5 peserta/peminat
2. Objek BGS/BSG berupa sertifikat hak pengelolaan milik Pemerintah Daerah.
3. Objek BGS/BSG tidak boleh dijadikan jaminan dan/atau diagunkan.
4. Hak guna bangunan di atas hak pengelolaan milik pemda, dapat dijadikan jaminan
dan/atau diagunkan sesuai ketentuan.
5. Jangka waktu bangun guna serah paling lama 30 tahun.
6. IMB BGS/BSG harus atas nama pemerintah daerah.
7. Biaya pengkajian, penelitian dan pengumuman tender/lelang,dibebankan pada APBD.
8. Biaya yang berkenaan dengan persiapan dan pelaksanaan penyusunan Kontrak, konsultan
pelaksana/pengawas,dibebankan pada pihak pemenang.
9. Setelah jangka waktu pendayagunaan berakhir, objek BGS/BSG terlebih dahulu diaudit
oleh aparat pengawasan fungsional pemda sblm penggunaannya ditetapkan oleh Kepala
Daerah.

5. Kerjasama Penyediaan Infrastruktur


Pemanfaatan Barang Milik Negara/Barang Milik Daerah dalam bentuk kerjasama antara
Pemerintah dengan Badan Usaha untuk membangun infrastruktur dengan pembiayaan
bersama.

Ketentuan Kerjasama Penyediaan Infrastruktur


1. Mitra KSP ditentukan melalui pemilihan calon mitra KSPI (tender) berdasarkan ketentuan
yang berlaku.
2. Selama masa perjanjian, mitra KPI dilarang menjaminkan, menggadaikan, atau
memindahtangankan objek KSPI.
3. Penerimaan daerah dari hasil KSPI, yaitu: pembagian kelebihan keuntungan
4. Besaran pembagian kelebihan keuntungan ditetapkan oleh Gubernur/Bupati/Walikota
5. Mitra KSPI harus menyerahkan objek KSPI dan barang hasil KSPI kepada pemerintah
daerah
6. Barang hasil KSPI menjadi BMD sejak diserahkan kepada pemerintah sesuai perjanjian.
Latihan Soal
1. Apa saja dokumen yang disertakan dalam permohonan status penggunaan oleh Pengelola
Barang ?
• Fotocopy sertifikat
• Fotocopy IMB
• Fotocopy dokumen perolehan
• Fotocopy dokumen lainnya yaitu BAST

2. Apa sanksi yang dikenakan jika Pengguna Barang yang tidak menyerahkan Barang Milik
Negara berupa tanah dan/atau bangunan yang telah ditetapkan sebagai Barang Milik Negara
yang tidak digunakan dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi ?
• pembekuan dana pemeliharaan Barang Milik Negara berupa tanah dan/atau bangunan
tersebut; dan/atau

3. Apa saja hal yang perlu diperhatikan ketika SKPD menetapkan status penggunaan barang milik
daerah ?
• jumlah personil/pegawai pada SKPD;
• standar kebutuhan tanah dan/atau bangunan dan selain tanah dan/atau bangunan untuk
menyelenggarakan tugas dan fungsi SKPD;
• beban tugas dan tanggungjawab SKPD; dan
• jumlah, jenis dan luas, dirinci dengan lengkap termasuk nilainya.

4. Jelaskan yang menjadi perbedaan antara Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna ?
• Bangunan Guna Serah : Mendirikan bangunan atau sarana berikut fasilitasnya,
Mendayagunakan obyek BGS, Diserahkan kembali obyek BGS kepada Pengelola Barang.
• Bangun Serah Guna : Mendirikan bangunan atau sarana berikut fasilitasnya, diserahkan
dahulu obyek BSG kepada Pengelola Barang, Mendayagunakan obyek BSG

5. Siapa sajakah pihak yang dapat menyewa BMD ?


• Badan Usaha Milik Negara
• Badan Usaha Milik Daerah
• Swasta
• Badan hukum lainnya

6. Berapa jangka waktu kerjasama pemanfaatan ?


• 30 tahun dapat diperpanjang

7. Apa saja yang menjadi peran panitia tender/lelang dalam kegiatan bangun guna serah ?
• Menerima dan meneliti secara administratif permohonan yang diajukan oleh pemohon.
• Meneliti dan membahas proposal/surat permohonan yang diajukan pemohon yang berkaitan
dengan jenis usaha, masa pengelolaan, besarnya kontribusi dan hal-hal lain yang dianggap
perlu.
• Melakukan penelitian lapangan.
• Membuat Berita Acara hasil penelitian.
• Memberikan dan menyampaikan saran pertimbangan kepada Kepala Daerah.

8. Sebutkan data teknis apa sajakah yang harus ada dalam surat perjanjian
pemanfaatan BMD ?
• Pihak-pihak yang terikat dengan perjanjian.
• Jenis, luas dan jumlah barang yang dipinjamkan.
• Jangka waktu pinjam pakai.
• Tanggung jawab peminjam atas biaya operasional dan pemeliharaan selama
jangka waktu peminjaman.
• Persyaratan lain yang dianggap perlu

9. Apakah tindakan yang dilarang dilakukan oleh mitra kerjasama pemanfaatan ketika
masa kerjasama pemanfaatan berlangsung ?
• DILARANG menjaminkan atau menggadaikan BMD yang menjadi obyek KSP

10. Sebutkan dua jenis penerimaan dari hasil kerjasama pemanfaatan?


• kontribusi tetap dan pembagian keuntungan dari hasil kerjasama pemanfaatan

11. Apakah yang menjadi tujuan BUMN/D atau Pengelola/Pengguna melakukan kerjasama
penyediaan infrastruktur ?
• Untuk membangun infrastruktur dengan pembiayaan bersama.

12. Apakah yang menjadi tujuan dilakukannya pinjam pakai ?


• Sebagai penunjang pelaksanaan tugas pemerintah daerah serta mengoptimalkan barang
milik daerah yang belum/tidak terpakai

13. Siapakah yang mengusulkan BMD yang akan disewakan ?


• Kepala SKPD

Soal Kasus
Di suatu daerah di Indonesia terjadi kerjasama antara pemda dengan pihak swasta dengan pola
kerjasama BOT/ Bangun Guna Serah. Pada tahun 2002 di atas tanah milik pemda tersebut
dibangun pusat pertokoan oleh pihak swasta. Dalam perjanjian yang dibuat oleh kedua belah
pihak hanya memuat bahwa pembangunan dilaksanakan dan dibiayai pihak swasta dan pemda
wajib menyediakan lahannya, atas pemanfaatan tersebut pihak pemda diakui memiliki penyertaan
modal dan akan memperoleh bagian keuntungan dari toko yang terjual (tidak disebutkan berapa
persen penyertaan modalnya dan berapa persen dari keuntungan tersebut diserahkan kepada
pemda). Perjanjian kerjasama BOT yang ada pada pemda tersebut hanya berupa foto kopi dan
tidak ada naskah aslinya. Walaupun hanya foto kopian tapi sangat sulit menemukannya, di cari di
bagian umum sekretariat daerah tidak ada, di bagian perlengkapan tidak ada, di bagian ekonomi
maupun hukum tidak ada juga, pihak swasta yang turut dalam perjanjian itu juga tidak diketahui
keberadaannya (kantornya sepi dan tanpa staf), para pejabat terkait ketika ditanya juga
menyatakan ketidaktahuannya. Akhirnya dari mantan Kabag Ekonomi (yang menjabat sebelum
pemda tersebut berpisah dengan daerah induk) didapatkan foto kopi perjanjian BOT yang
dimaksud. Atas tanah pemda yang dikerjasamakan tersebut telah terbit Hak Guna Bangunan
(HGB) atas nama pihak swasta dan HGB tersebut berakhir pada tahun 2023. Kendati hak pihak
swasta mengagunkan atau menjaminkan HGB kepada pihak pemberi kredit tidak dicantumkan
dalam perjanjian, pihak swasta telah menjaminkan HGB tersebut ke salah satu bank milik
pemerintah dan saat ini pihak swasta tersebut dinyatakan dalam posisi kredit macet oleh bank
yang bersangkutan.

Soal
1. Apakah pelanggaran yang sudah dilakukan oleh pihak swasta sebagai pihak yang membangun ?
• Pelanggaran yang sudah dilakukan yaitu dalam perjanjian kerjasama hanya berupa
fotokopi dan tidak ada naskah aslinya
• Tidak ada kejelasan berapa persen keuntungan maupun penyertaan modalnya

2. Apa saja yang seharusnya dilengkapi dalam perjanjian antara pemda dan pihak swasta ?
• Objek kantor dari pihak swasta
• Pembagian berapa persen yang jelas untuk penyertaan modal dan keuntungan untuk
diserahkan ke pemda
• Naskah yang asli
• Mekanisme penyelesaian yang jelas serta batas waktu penyelesainnya

Anda mungkin juga menyukai