Anda di halaman 1dari 31

ASET & BMN

• Agung Nur Yasin


• Bella Pratama
• Claudia Uli Basa
• Lani Maulia
• Adry Nuryono
Pengertian Aset Negara
◦ ASET Negara adalah bagian dari Harta Kekayaan Negara yang terdiri dari barang bergerak
atau barang tidak bergerak yang dimiliki, dikuasai oleh instansi pemerintah, yang sebagin
atau seluruhnya dibeli atas beban APBN serta dari perolehan yang sah, tidak termasuk
ASET dipisahkan (dikelola BUMN) dan kekayaan Pemda.
◦ Dari KMK No. 225/1971, KMK No. 350/1994 dan KMK No. 470/1994 : ASET negara
adalah barang tidak bergerak (tanah dan/atau bangunan) dan barang bergerak (inventaris)
yang dibeli atas beban APBN dan perolehan lain yang sah, dimiliki/dikuasai oleh instansi
pemerintah lembaga pemerintah non departemen, badanbadan, tidak termasuk kekayaan
yang dipisahkan dan bukan kekayaan Pemda.
◦ UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara : pengertian ASET negara meliputi semua
hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu baik berupa
uang atau barang yang dapat dijadikan sebagai milik negara.
Manajemen Aset (Pengelolaan Aset)
Publik 
1. Inventarisasi Aset:
◦ Inventarisasi Fisik mencakup : lokasi dan alamat, jenis dan bentuk aset, luas dan / atau jumlah aset, batas dan
penunjuk khusus.
◦ Inventarisasi dan sudut legal : status legal penguasaan atau pemilikan aset, batasan dan waktu penguasaan aset,
ada atau tidaknya permasalahan legal.
◦ Pendataan ->Labelisasi ->Pengelompokan->Pencatatan
2. Legal Audit: pendalaman lanjut terhadap status penguasaan aset : sistem dan prosedur penguasaan/pengalihan
ASET, permasalahan yang timbul dari penguasaan / pengalihan ASET, pengkajian lanjut aspek legal dimasa
datang
3. Penilaian ASET
◦ Inventarisasi->Legal Audit->Penilaian ASET
◦ Penetapan Nilai Aset sesuai hasil administrasi pencatatan dan pengelompokan aset yang ada
Catatan terhadap aset yang tidak dapat dinilai, sesuai dengan hasil inventarisasi dan legal audit
4. Optimalisasi Aset: mengoptimalisasikan aset sesuai potensi yang ada dan strategi pengembangan ekonomi
nasional maupun setiap daerah” “memberikan rekomendasi dan langkah lanjut aset yang dapat dioptimalisasikan
– bentuk strategi dan programnya, aset yang tidak dapat dioptimalisasikan dikaji dan dicarikan solusi
pemecahannya”
5. Pengawasan dan Pengendalian: tujuan utama untuk transportasi dan akuntabilitas pengelolaannya, baik
dilakukan secaramanual maupun modern dengan Sistem Informasi Manajemen.
Tujuan Manajemen Asset
Negara
◦ Memberikan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan – pengawasan –
pengendalian
◦ Dasar atas identifikasi potensi ekonomi daerah, sehingga memberikan strategi dan program
yang terintegrasi pengembangan dan optimalisasi potensi ekonomi daerah.
◦ Dasar Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah
◦ Dasar memperbaiki organisasi kerja, sistem dan prosedur guna peningkatan pelayanan
publik dan kemandirian dalam pendanaan /pembiayaan pembangunan daerah
Pengertian BMN
Barang Milik Negara (BMN)
Adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal
dari perolehan lainnya yang sah (Pasal 1.1 PP No.6 Th 2006)

Barang Milik Daerah


Adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD atau berasal
dari perolehan lainnya yang sah (Pasal 1.2 PP No.6 Th 2006)
Pengelola & Perencana Kebutuhan
Pengelola barang adalah Adalah pejabat yang berwenang dan bertanggung
jawab menetapkan kebijaksanaan dan pedoman serta melakukan
pengelolaan barang milik negara/daerah (Pasal 1.3 PP No.6 Th.2006)

Perencana Kebutuhan Adalah kegiatan merumuskan rincian kebutuhan


barang milik negara/daerah untuk menghubungkan pengadaan yang telah
lalu dengan keadaan yang sedang berjalan sebagai dasar dalam melakukan
tindakan yang akan datang (Pasal 1.6 PP No.6 Th.2006)
Pengguna, Kuasa Pengguna
Barang
Pengguna barang : Adalah pejabat pemegang kewenangan
penggunaan barang milik negara/daerah (Pasal 1.4 PP No.6
Th.2006)

Kuasa Pengguna Barang : Adalah Kepala Satuan Kerja atau


pejabat yang ditunjuk oleh pengguna barang untuk
menggunakan barang yang berada dalam penguasaanya dengan
sebaik-baiknya (Pasal 1.5 PP No.6 Th.2006)
Penggunaan BMN
Adalah kegiatan yang dilakukan oleh Pengguna barang dalam
mengelola dan menatausahakan barang milik negara/daerah
yang sesuai dengan tugas pokok dang fungsi instansi yang
bersangkutan(Pasal 1.7 PP No.6 Th.2006)
PEMANFAATAN BMN
Bentuk pemanfaatan BMN/D

Sewa Sewa / retribusi

PEMANFAAT Pinjam pakai


AN Kerjasama pemanfaatan

Pengguna usahaan Bangun Guna serah


(BGS)

Bangun serah guna


(BSG)
SS EE W
W AA
o Adalah pemanfatan BMN oleh Pihak lain dalam
jangka waktu tertentu dan menerima imbalan
uang tunai

o Pertimbangan dilakukan sewa : Untuk


mengoptimalkan pemanfatan BMN yang
belum/tidak dipergunakan dlm pelakksanaan
tupoksi penyelenggaraan pemerintahan atau
mencegah penggunaan BMN oleh pihak lain secara
tidak sah
BMN yang dapat disewakan

◦Tanah dan/atau bangunan, baik yang ada pada pada Pengelola


Barang maupun yang status penggunaannya ada pd pengguna
barang, dan
◦BMN selain tanah dan / atau bangunan
Pihak yang menyewakan
• Pengelola barang (barang yang ada pada pengelola
barang);
• Pengguna barang ( Dengan persetujuan Pengelola
barang), untuk :
- Sebagian tanah dan/atau bangunan yang status
penggunaanya ada pada pengguna barang;

- BMN Selain tanah dan/atau bangunan


Pihak yang dapat menyewa BMN

BUMN
BUMD
Badan Hukum lainnya
Perorangan
Ketentuan sewa BMN
BMN yang dapat disewakan adalah BMN yang dlm
kondisi belum atau tdk digunakan oleh Pengguna barang
atau Pengelola Barang

Jangka waktu sewa BMN adalah paling lama 5 Th sejak


ditanda tangani, dan dapat diperpanjang
Ketentuan perpanjangan sewa BMN

Sewa yg dilakukan oleh Pengelola barang,


perpanjangan dilakukan setelah dilakukan evaluasi
oleh Pengelola barang

Sewa yang dilakukan oleh Pengguna barang


perpanjangan dilakukan setelah dilakukan evaluasi
oleh pengguna barang dan disetujui oleh Pengelola
barang

PINJAM PAKAI
PINJAM PAKAI
PINJAM PAKAI

Pinjam pakai adalah penyerahan penggunaan BMN antara


Pemerintah Pusat dg Pemerintah Daerah dalam jangka waktu
tertentu tanpa menerima imbalan dan setelah jangka waktu berakhir
BMN tersebut diserahkan kembali kepada Pemerintah Pusat
Dasar Pertimbangan Pinjam Pakai : Untuk mengoptimalkan
penggunaan BMN yang belum/tidak digunakan untuk pelakskanaan
penyelenggaraan pemerintah pusat dan untuk menunjang
pelaksanaan penyelenggaraan pemerintah daerah
Jenis BMN
Jenis BMN yang
yang dapat
dapat dipinjam
dipinjam pakaikan
pakaikan

◦◦BMN
BMN yang
yang berada
berada pada
pada Pengelola,
Pengelola, maupun
maupun
◦◦BMN
BMN yang
yang status
status penggunaannya
penggunaannya ada ada pada
pada pengguna
pengguna barang
barang
serta
serta BMN
BMN selain
selain tanah
tanah dan
dan // atau
atau bangunan
bangunan
Pihak-pihak pelaksakna
Pihak-pihak pelaksakna pinjampakai
pinjampakai

1. Pengelola Barang, untuk tanah dan/atau bangunan yang berada


pada Pengelola barang
2. Pengguna barang, setelah mendapat persetujuan Pengelola Barang,
untuk :

Sebagian tanah dan/atau bangunan yang


status penggunaannya ada pada pengguna
barang
Barang milik negara selain tanah dan
bangunan
Pihak yang
Pihak yang dapat
dapat meninjam
meninjam
pakai
pakai
◦◦Pemerintah
PemerintahDaerah
Pengelola
Daerah
Barang Pengguna
Pengelola Barang Pengguna
Barang
Barang

Meminjamkan
ke

PEMERINTAH DAERAH
Pelaksanaan Pinjampakai
Pelaksanaan Pinjampakai
PENGELOLA BARANG PENGELOLA BRG PENGELOLA MENYETUJUI /
MELAKUKAN PENGKAJIAN TIDAK MENYETUJUAI
MENGAJU
KAN

TIDAK SETUJU &


BUAT SRT
ALASANNYA
PERJANJIAN

SETUJU
PEMDA TERBITKAN SRT
PERSETUJUAN
Kerjasama Pemanfaatan

◦Adalah pendayagunaan barang milik negara/daerah oleh pihak


lain dalam jangka waktu tertentu dalam rangka peningkatan
penerimaan negara bukan pajak/pendapatan daerah dan sumber
pembiayaan lainnya (Pasal 1.11 PP No.6 Th.2006)
Bangun guna serah (BGS)
◦Adalah pemanfaatan barang milik negara/daerah berupa
tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan
dan atau sarana berikut fasilitasnya, kemudian
didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka
waktu tertentu yang telah disepakati, untuk selanjutnya
diserahkan kembali tanah berikut bangunan dan/atau
sarana berikut fasilitasnya setelah berakhir jangka
waktu (Pasal 1.12 PP No.6 Th.2006)
Bangun serah guna (BSG)
◦Adalah pemanfaatan barang milik negara/daerah berupa tanah
oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan atau
sarana berikut fasilitasnya, dan setelah selesai
pembangunnanya diserahkan untuk didayagunakan oleh pihak
lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang disepakati
(Pasal 1.13 PP No.6 Th.2006)
Penghapusan BMN
◦Adalah tindakan menghapus barang milik negara/daerah
dari daftar barang dengan menerbitkan surat keputusan dari
pejabat yang berwenang untuk membebaskan pengguna
dan/atau pengelola barang dari tanggung jawab
administrasi dan fisik atas barang yang berada dalam
penguasaannya (Pasal 1.14 PP No.6 Th.2006)
Pemindahtanganan
◦Adalah pengalihan kepemilikan barang milik
negara/daerah sebagai tindak lanjut dari
penghapusan dengan cara dijual, dipertukarkan,
dihibahkan atau disertakan sebagai modal
pemerintah (Pasal 1.15 PP No.6 Th.2006)
Penjualan
◦Adalah pengalihan kepemilikan barang milik
negara/daerah kepada pihak lain dengan menerima
penggantian dalam bentuk uang (Pasal 1.16 PP No.6
Th.2006)
Tukar menukar
◦ Adalah pengalihan kepemilikan barang milik negara/daerah yang dilakukan
antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, atau antara pemerintah
pusat/daerah dengan pihak lain, dengan menerima penggantian dalam bentuk
barang, sekurang-kurangnya dengan nilai seimbang (Pasal 1.17 PP No.6
Th.2006)

Hibah
Adalah pengalihan kepemilikan barang dari pemerintah
pusat kepada pemerintah daerah, dari pemerintah
daerah kepada pemerintah pusat, antar pemerintah
daerah, atau dari pemerintah pusat/daerah kepada
pihak lain, tanpa memperoleh penggantian.
(Pasal 1.18 PP No.6 Th.2006)
Penyertaan modal Pemerintah Pusat/daerah
◦Adalah kepemilikan barang milik negara/daerah
yang semula merupakan kekayaan yang tidak
dipisahkan menjadi kekayaan yang dipisahkan
untuk diperhitungkan sebagai modal/saham negara
atau daerah pada Badan usaha milik negara, Badan
Usaha milik daerah, atau badan hukum lainnya yang
dimiliki negara (Pasal 1.18 PP No.6 Th.2006)
THANK YOU FOR
YOUR ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai