Anda di halaman 1dari 44

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 78/PMK.06/2014


TENTANG

TATA CARA PELAKSANAAN PEMANFAATAN BMN


Dasar Hukum

• UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara


• PP Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah
• Perpres Nomor 24 Tahun 2010 jo. Nomor 14 Tahun 2014
tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara
Serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara
LINGKUP PENGATURAN
MAKSUD
Memberikan pedoman bagi bagi Pengelola Barang dan Pengguna
Barang/Kuasa Pengguna Barang dalam pelaksanaan Pemanfaatan BMN

TUJUAN
Terselenggaranya Pemanfaatan BMN yang tertib, terarah, adil, dan akuntabel
guna mewujudkan pengelolaan BMN yang efisien, efektif, dan optimal.

LINGKUP
Tatacara pelaksanaan Pemanfaatan BMN yang berada pada Pengelola
Barang dan Pengguna Barang
 Subjek pelaksana dan objek Pemanfaatan
 Jangka waktu Pemanfaatan
 Penerimaan negara dari hasil Pemanfaatan
 Tata cara pelaksanaan sewa, Pinjam Pakai, KSP,
BGS/BSG, dan KSPI
 Pengamanan dan pemeliharaan objek Pemanfaatan
 Penatausahaan Pemanfaatan
 Sanksi
PRINSIP UMUM
• Pemanfaatan BMN dapat dilakukan sepanjang tidak mengganggu
pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan negara.
• Pemanfaatan BMN dilakukan dengan memperhatikan kepentingan
negara dan kepentingan umum.
• Pemanfaatan BMN dilakukan dengan tidak mengubah status kepemilikan
BMN
• BMN yang menjadi objek Pemanfaatan harus ditetapkan status
penggunaannya oleh Pengelola Barang/Pengguna Barang.
• Biaya pemeliharaan dan pengamanan BMN serta biaya pelaksanaan yang
berkaitan dengan Pemanfaatan BMN dibebankan pada mitra
Pemanfaatan.
• Penerimaan negara dari Pemanfaatan BMN merupakan penerimaan
negara yang wajib disetorkan seluruhnya ke rekening Kas Umum Negara.
• BMN yang menjadi objek Pemanfaatan dilarang dijaminkan atau
digadaikan.
BENTUK PEMANFAATAN BMN

NON INFRASTRUKTUR INFRASTRUKTUR

PINJAM PAKAI SEWA

KERJA SAMA
PENYEDIAAN
INFRASTRUKTUR

KERJA SAMA
BGS / BSG
PEMANFAATAN
SEWA BMN
KETENTUAN UMUM
pemanfaatan BMN oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dan menerima imbalan uang tunai.

Optimalisasi PIHAK YANG DAPAT MENYEWA


Optimalisasi BMN yg belum/ tidak
dipergunakan dalam pelaksanaan tupoksi
• Dalam hal memanfaatkan BMN tidak
Pemda untuk penyelenggaraan tugas & fungsi
Penunjang • Badan Usaha Milik Negara
Menunjang pelaksanaan tupoksi K/L
BUMN/D • Badan Usaha Milik Daerah

Pengamanan Mencegah penggunaan oleh pihak lain • Perorangan


secara tidak sah. • Persekutuan
Perdata/Firma/Komanditer
Swasta • Perseroan Terbatas
Penyewaan BMN dilakukan sepanjang tidak merugikan negara dan
• Lembaga/organisasi internasional/
tidak mengganggu pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggaraan • Yayasan
pemerintahan negara. • Koperasi

PIHAK YANG DAPAT MENYEWAKAN Unit penunjang • Persatuan/perhimpunan


kegiatan PNS/TNI/POLRI
PENGGUNA PENGELOLA penyelenggaraan • Persatuan/perhimpunan istri
pemerintahan/ PNS/TNI/POLRI
• Tanah/bangunan • Tanah/bangunan negara • Unit penunjang kegiatan lainnya
• Sebagian T/B • Sebagian T/B
• Selain T/B • Selain T/B • Bank Indonesia
Badan Hukum • Lembaga Penjamin Simpanan
dengan persetujuan
Lainnya • Badan hukum yang dimiliki negara
Pengelola Barang • Badan hukum internasional/asing
JANGKA WAKTU SEWA
JANGKA WAKTU SEWA:
 Paling lama 5 (lima) tahun sejak ditandatanganinya perjanjian
 Jangka waktu Sewa BMN dapat lebih dari 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang untuk:
o kerja sama infrastruktur;
o kegiatan dengan karakteristik usaha yang memerlukan waktu sewa lebih dari 5 (lima) tahun;
atau
o ditentukan lain dalam Undang-Undang.

PENETAPAN JK WAKTU SEWA PERIODESITAS SEWA:

Per Tahun
PENGGUNA PENGELOLA
• Tanah/bangunan • Tanah/bangunan Per Bulan
• Sebagian T/B • Sebagian T/B
• Selain T/B • Selain T/B
Per Jam
dengan persetujuan
Pengelola Barang
Per Hari

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan Sewa mengikuti peraturan perundang-undangan di
bidang Sewa BMN
PINJAM PAKAI BMN
Penyerahan penggunaan BMN antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah dalam jangka waktu
tertentu tanpa menerima imbalan dan setelah jangka waktu berakhir, BMN diserahkan kembali kepada
Pemerintah Pusat.
 Jangka waktu pinjam pakai paling lama 5 (tahun)
dan dapat diperpanjang 1 kali.
Optimalisasi Optimalisasi BMN yg belum/  Dalam hal akan diperpanjang, permintaan
tidak dipergunakan dalam perpanjangan diajukan paling lambat 2 (dua) bulan
pelaksanaan tupoksi sebelum jangka waktu berakhir.
 Peminjampakai : Pemerintah Daerah
Penunjang Menunjang penyelenggaran  Peminjampakai dilarang untuk melakukan
pemerintah daerah Pemanfaatan atas objek Pinjam Pakai
 Peminjampakai dapat mengubah BMN sepanjang
tidak melakukan perubahan yang mengakibatkan
perubahan fungsi dan/atau penurunan nilai BMN
PIHAK YANG DAPAT MEMINJAMPAKAIKAN
dan sepanjang telah mendapat persetujuan dari
Pengguna/Pengelola Barang.
PENGGUNA PENGELOLA  Pemeliharaan dan biaya yang timbul selama masa
• Tanah/bangunan • Tanah/bangunan pinjam pakai,menjadi tanggung jawab
• Sebagian T/B • Sebagian T/B peminjampakai.
• Selain T/B • Selain T/B  Setelah masa pinjam pakai berakhir, peminjampakai
harus mengembalikan Barang Milik Negara yang
dengan persetujuan
dipinjam dalam kondisi sesuai dengan perjanjian.
Pengelola Barang
Prosedur Pinjam Pakai Pada Pengelola Barang

PEMERINTAH DAERAH PENGELOLA BARANG


PENGKAJIAN
PERMINTAAN • Kepastian penggunaan BMN
• Tujuan penggunaan oleh pemakai
• Jangka waktu

PERESETUJUAN

PERJANJIAN PERJANJIAN

PELAKSANAAN PINJAM PAKAI

PENYERAHAN BMN KE
PINJAM PAKAI PENGELOLA
BERAKHIR

9
9
Prosedur Pinjam Pakai Pada
Pengguna Barang
PENGELOLA BARANG PENGGUNA BARANG PEMERINTAH DAERAH

PENGKAJIAN
• Kepastian penggunaan BMN
• Tujuan penggunaan oleh PERMOHONAN PERMOHONAN
pemakai
• Jangka waktu

PERSETUJUAN PERJANJIAN PERJANJIAN

LAPORAN PELAKSANAAN PINJAM PAKAI

PINJAM PAKAI
BERAKHIR

PENYERAHAN BMN
KEMBALI

10
PENATAUSAHAAN
PEMANFAATAN BMN

 Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang menyampaikan laporan


perkembangan pelaksanaan Pemanfaatan BMN kepada Pengelola Barang sesuai
peraturan di bidang penatausahaan BMN.
 Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang mengungkapkan informasi mengenai
objek Pemanfaatan BMN ke dalam Laporan Barang Pengguna/Kuasa Pengguna
sesuai dengan kewenangannya.
 Kecuali Pemanfaatan BMN berupa Sewa dengan periodesitas bulan, hari, dan
jam, mitra Pemanfaatan BMN melaporkan secara tertulis penyetoran
penerimaan negara bukan pajak atas pelaksanaan Pemanfaatan BMN sesuai
perjanjian dengan dilampiri bukti penyetoran penerimaan negara bukan pajak:
• kepada Pengelola Barang, untuk BMN yang berada pada Pengelola Barang;
atau
• kepada Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang, untuk BMN yang berada
pada Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang.
 Bukti penyetoran penerimaan negara bukan pajak merupakan dokumen sumber
pelaksanaan penatausahaan Pemanfaatan BMN.
KETENTUAN LAIN-LAIN
PEMANFAATAN BMN

 Segala akibat hukum yang menyertai pelaksanaan Pemanfaatan BMN berupa


sebagian tanah dan/atau bangunan dan selain tanah dan/atau bangunan setelah
diberikannya persetujuan oleh Pengelola Barang hingga saat penandatanganan
perjanjian sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pengguna Barang.
 Segala akibat hukum yang menyertai pelaksanaan Pemanfaatan BMN setelah
penandatanganan perjanjian sepenuhnya menjadi tanggung jawab para pihak
dalam perjanjian Pemanfaatan bersangkutan.
 Pemanfaatan atas BMN yang sudah dilaksanakan namun belum memperoleh
persetujuan Menteri Keuangan harus ditinjau ulang dan dilakukan audit oleh
aparat pengawas fungsional sesuai ketentuan peraturan perundangan.
 Rekomendasi hasil peninjauan ulang dan audit yang dilakukan oleh aparat
pengawas fungsional wajib ditindaklanjuti oleh Pengguna Barang sebagaimana
mestinya.
KETENTUAN PERALIHAN
PEMANFAATAN BMN

 Usulan Pemanfaatan BMN yang telah diajukan oleh Pengguna Barang kepada
Pengelola Barang dan belum memperoleh persetujuan Pengelola Barang, proses
selanjutnya mengikuti ketentuan dalam Peraturan Menteri ini;
 Usulan Pemanfaatan BMN yang telah diajukan oleh Pengguna Barang kepada
Pengelola Barang dan telah memperoleh persetujuan Pengelola Barang serta
belum dilaksanakan, namun terdapat revisi data yang diajukan oleh Pengguna
Barang/Kementerian/Lembaga dimaksud, dapat diterbitkan persetujuan baru
berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Menteri ini dan dikategorikan telah
memenuhi syarat dan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri ini;
 Pelaksanaan Pemanfaatan BMN yang sedang berlangsung sesuai dengan
ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 tentang
Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan Dan
Pemindahtanganan Barang Milik Negara dinyatakan tetap berlaku hingga
berakhirnya jangka waktu Pemanfaatan.
 Pelaksanaan perpanjangan Pemanfaatan BMN atas pelaksanaan Pemanfaatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c mengikuti ketentuan dalam
Peraturan Menteri ini.
KETENTUAN PENUTUP
PEMANFAATAN BMN

 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, ketentuan mengenai


pemanfaatan BMN sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan,
Pemanfaatan, Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
 Tata cara penghitungan kontribusi tetap dan/atau pembagian keuntungan untuk
KSP dan BGS/BSG dalam penataan pemanfaatan BMN di lingkungan TNI
menggunakan ketentuan dalam Peraturan Menteri ini.
DIREKTORAT JENDERAL
KEKAYAAN NEGARA

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 57/PMK.06/2016


Tentang Tata Cara Pelaksanaan Sewa Barang Milik Negara

15
LINGKUP PENGATURAN
SEWA BMN
DIREKTORAT JENDERAL
KEKAYAAN NEGARA MAKSUD
Memberikan pedoman bagi Pengelola Barang dan Pengguna/Kuasa
Pengguna Barang dalam penyewaan BMN

TUJUAN
Terselenggaranya penyewaan BMN yang tertib, terarah, adil, dan
akuntabel guna mewujudkan pengelolaan BMN yang efisien, efektif,
dan optimal.

LINGKUP
Tata cara pelaksanaan sewa atas BMN yang berada pada Pengelola
Barang dan Pengguna/Kuasa Pengguna Barang

 Subjek sewa
 Objek sewa
 Jangka waktu sewa
 Besaran sewa
 Tata cara pelaksanaan sewa
 Pengamanan dan pemeliharaan objek sewa
 Penatausahaan
 Pembinaan, pengawasan dan pengendalian sewa
 Ganti rugi dan denda
16
PRINSIP UMUM
 Sewa adalah pemanfaatan BMN oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dan
menerima imbalan uang tunai. PIHAK YANG DAPAT MENYEWA
Optimalisasi Optimalisasi pemanfaatan BMN yang belum/tidak dipergunakan
dalam pelaksanaan tusi

Penunjang Memperoleh fasilitas yang diperlukan dalam rangka menunjang


tugas dan fungsi instansi Pengguna Barang

Pengamanan Mencegah penggunaan BMN oleh pihak lain secara tidak sah.

 Penyewa tidak dapat menyewakan kembali BMN


kepada pihak lain, kecuali dengan persetujuan
Pengelola Barang
 Penyewaan kembali BMN dapat dilakukan dalam hal
sesuai dengan:
 permohonan Pengguna Barang, termasuk maksud
dan tujuan penyewaan;
 peruntukan sebagaimana tertuang dalam perjanjian
17
SUBJEK PELAKSANA SEWA PENYEWA

PIHAK YANG DAPAT MENYEWA


YANG
• Dalam hal memanfaatkan BMN tidak
MENYEWAKAN Pemda untuk penyelenggaraan tugas & fungsi

• Badan Usaha Milik Negara


BUMN/D • Badan Usaha Milik Daerah

• Perorangan
PENGGUNA PENGELOLA • Persekutuan
Perdata/Firma/Komanditer
Swasta • Perseroan Terbatas
BMN Pada Pengelola • Yayasan
BMN Pada Pengguna • Koperasi

dengan persetujuan unit penunjang • Persatuan/perhimpunan


Pengelola Barang kegiatan PNS/TNI/POLRI
penyelenggaraan • Persatuan/perhimpunan istri
pemerintahan/ PNS/TNI/POLRI
negara • Unit penunjang kegiatan lainnya

• Bank Indonesia
• Lembaga Penjamin Simpanan
• Badan hukum yang dimiliki negara
Badan Hukum
Lainnya • Badan hukum internasional/asing
• Lembaga/organisasi
internasional/asing
• Lembaga pendidikan asing 18
OBJEK SEWA
DIREKTORAT JENDERAL
KEKAYAAN NEGARA

Tanah dan/atau
Bangunan

Pada Pengelola
Barang atau
Pengguna Barang

Selain
Tanah dan/atau
Bangunan

Objek sewa berupa T/B dapat dilakukan atas ruang di bawah/ di atas
permukaan tanah
19
JANGKA WAKTU SEWA
DIREKTORAT JENDERAL
KEKAYAAN NEGARA

JANGKA WAKTU SEWA: PERIODESITAS SEWA:


Paling lama 5 (lima) tahun sejak ditandatangani
perjanjian dan dapat diperpanjang Per Tahun
KECUALI:
 KSPI Per Bulan
 Kegiatan dengan karakteristik
usaha >5 tahun
Per Hari
 Ditentukan lain dalam UU

Per Jam
Dapat lebih dari 5 tahun
PERPANJANGAN SEWA

Per Tahun Per Bulan Per Hari Per Jam


3 (tiga) bulan 10 (sepuluh) hari - -

Sebelum berakhirnya jangka waktu sewa sebagaimana permohonan sewa pertama kali

20
PENGAJUAN SEWA
BMN Pada Pengguna Barang
DIREKTORAT JENDERAL
KEKAYAAN NEGARA 2 YA
Tanah/
Bangunan

PENGELOLA BARANG 3
1 melakukan penelitian atas
BUKAN 3
kelayakan penyewaan
Melakukan Penelitian Menugaskan Penilai

PENGGUNA
BARANG
Mengajukan usulan

PENOLAKAN
disertai dengan alasan 4 Persetujuan/
Penolakan

4
5 PERSETUJUAN

SURAT
PERSETUJUAN
SEWA

Penetapan Keputusan PERJANJIAN SEWA


Pelaksanaan Sewa 6 Maks. 3 bulan
(max. 1 bulan) (untuk per bulan dan per tahun) 21
DIREKTORAT JENDERAL
PENGAJUAN SEWA
KEKAYAAN NEGARA BMN Pada Pengguna Barang

Usulan Sewa:
• Data usulan sewa
– Dasar pertimbangan
– Jangka waktu penyewaan, termasuk periodesitas
– Surat usulan sewa dari calon penyewa
– Usulan besaran sewa
• Data BMN yang diajukan sewa
• Data calon penyewa  nama, alamat, bentuk kelembagaan,
NPWP, jenis usaha, surat izin usaha/tanda izin usaha
• Surat pernyataan Pengguna Barang bahwa BMN yang disewakan
tidak sedang digunakan dan tidak mengganggu tusi
• Surat pernyataan kesediaan calon penyewa untuk menjaga dan
memelihara BMN selama masa sewa

22
DIREKTORAT JENDERAL
PENGAJUAN SEWA
KEKAYAAN NEGARA BMN Pada Pengguna Barang

Permohonan Sewa berupa ruang di atas/di bawah


permukaan tanah
• Data gambar rancangan bangunan/jaringan yang akan
dibangun
• Kajian pendukung penyewaan ruang di atas/ di bawah lokasi
BMN

23
BESARAN SEWA
FORMULA DASAR:

BESARAN TARIF POKOK FAKTOR PENYESUAI


SEWA SEWA SEWA

PENETAPAN OLEH:

PENGGUNA PENGELOLA
BMN yang status
penggunaannya Tanah/
pada Pengguna bangunan

dengan persetujuan
Pengelola Barang

Keputusan Sewa
24
Tarif Pokok Sewa

Tarif pokok sewa BMN berupa tanah dan/atau


bangunan merupakan nilai wajar atas sewa

Penghitungan tarif pokok sewa harus dilakukan


oleh Penilai

25
Komponen Faktor Penyesuai Sewa

Jenis Kegiatan Bentuk


Persiodesitas
Usaha Kelembagaan
Sewa
Penyewa Penyewa

26
Jenis Kegiatan Usaha Penyewa
BISNIS
• Perdagangan
• Jasa
• Industri

NON BISNIS
• Pelayanan Kepentingan Umum yang memungut biaya
• Penyelenggaraan pendidikan nasional
• Upaya pemenuhan kebutuhan pegawai/fasilitas dalam rangka tusi
• Kegiatan lainnya

SOSIAL
• Pelayanan kepentingan umum yang tidak memungut biaya/tidak ada potensi keuntungan
• Kegiatan sosial
• Kegiatan keagaamaan
• Kegiatan kemanusiaan
• Kegiatan penunjang penyelenggara Pemerintah/negara
• Kegiatan lain

27
Bentuk Kelembagaan Penyewa

28
Besaran Faktor Penyesuai Sewa
Kategori I :
50%

Kategori II :
Non Bisnis
40%

Kategori III:
Bisnis : 30%
Besaran
Faktor 100% Kategori I :
10%

Kategori II :
Sosial
Pengecualian kategori bisnis 5%
 koperasi PNS/TNI/Polri
 Koperasi primer : 50% Kategori III :
 Koperasi Sekunder : 75% 5%
29
Besaran Faktor Penyesuai Sewa
No Kategori Bentuk Kelembagaan Bisnis Non Sosial
Bisnis
1. Kategori I  Swasta 100% 50% 10%
 BUMN/D
 Badan Hukum Negara
 Lembaga Pendidikan Asing
 Badan Hukum Asing bentuk PT
2. Kategori II  Yayasan 100% 40% 5%
 Koperasi
 Lembaga Pendidikan Formal/Non Formal
3. Kategori III  Lembaga Sosial 100% 30% 5%
 Lembaga kemanusiaan
 Lembaga keagamaan
 Unit Penunjang Kegiatan
Penyelenggaraan Pemerintah/Negara
 Lembaga/organisasi internasional/asing
Besaran Faktor Penyesuai Sewa :
Periodesitas

•Per Tahun 100%


•Per Bulan 130%
•Per Hari 160%
•Per Jam 190%
31
Pengecualian
Dirjen KN a.n. Menkeu dapat menetapkan besaran
faktor penyesuai sewa dalam persentase tertentu
untuk BUMN/pihak lainnya:
 Yang mendapat penugasan pemerintah atau yang
melaksanakan kebijakan pemerintah
 Industri strategis

32
PEMBAYARAN SEWA
SEWA BMN
DIREKTORAT JENDERAL
KEKAYAAN NEGARA
Kategori Jumlah Waktu Cara Pembuktian

Per Tahun Sekaligus 2 (dua) hari kerja


sebelum Setor ke Kas Umum
Bukti setor
Per Bulan Sekaligus penandatanganan Negara
perjanjian

Per Hari Sekaligus - Secara tunai


kepada pejabat
Sebelum
pengurus BMN Bukti setor/
penandatanganan
Per Jam Sekaligus - Setor ke rekening kuitansi
perjanjian
kas bendahara
penerimaan

BMN luar
negeri 1 (satu) hari
Setor ke rekening
dengan sebelum
Sekaligus kas bendahara Bukti setor
pembayaran penandatanganan
penerimaan
di luar perjanjian
negeri

33
PERJANJIAN (1)
SEWA BMN
DIREKTORAT JENDERAL
KEKAYAAN NEGARA
 Perjanjian Sewa ditandatangani oleh Pengguna Barang dan calon penyewa
dalam jangka waktu paling lama 3 bulan sejak diterbitkannya surat
persetujuan Sewa oleh Pengelola Barang
 Dalam hal perjanjian sewa belum ditandatangani sampai dengan
berakhirnya jangka waktu 3 bulan, persetujuan sewa yang diberikan oleh
Pengelola Barang menjadi tidak berlaku lagi
 Penyewaan BMN dituangkan dalam perjanjian sewa menyewa:
ditandatangani oleh pihak penyewa dan dilakukan di kertas bermaterai cukup
PENGGUNA PENGELOLA sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan (UU 13 Tahun 1985 dan PP 42
BMN yang ada di BMN yang ada
Pengguna di Pengelola
Tahun 2000)

dengan persetujuan
Pengelola Barang
Rp6.000,-
Pasal 12 PP42/2000

34
PERJANJIAN (2)
SEWA BMN
DIREKTORAT JENDERAL
KEKAYAAN NEGARA
 Salinan perjanjian sewa disampaikan kepada Pengelola Barang paling
lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak ditandatangani.
 Seluruh biaya yang timbul dalam rangka pembuatan perjanjian
ditanggung oleh Penyewa.
 Perjanjian sewa-menyewa paling kurang memuat:
– dasar perjanjian;
– para pihak yang terikat dalam perjanjian;
– jenis, luas atau jumlah barang;
– besaran sewa, dan jangka waktu, termasuk periodesitas sewa;
– peruntukan sewa termasuk kelompok jenis kegiatan usaha dan
kategori bentuk kelembagaan penyewa
– tanggung jawab penyewa atas biaya operasional dan
pemeliharaan selama jangka waktu penyewaan;
– hak dan kewajiban para pihak; dan
– hal lain yang diatur dalam persetujuan Pengelola Barang dan
keputusan Pengguna Barang.

35
TANGGUNG JAWAB
Penyewa/Calon Penyewa
DIREKTORAT JENDERAL
KEKAYAAN NEGARA

 melakukan pembayaran uang sewa


 melakukan pembayaran biaya lainnya, jika ada,
sesuai dengan perjanjian dan ketentuan Peraturan
Perundangundangan
 melakukan pengamanan dan pemeliharaan BMN
yang disewa selama jangka waktu sewa
 mengembalikan BMN yang disewa kepada
Pengelola Barang/Pengguna Barang sesuai kondisi
yang diperjanjikan
 memenuhi kewajiban, tanggung jawab, dan
ketentuan lainnya yang diatur dalam perjanjian
sewa

36
PENATAUSAHAAN
SEWA BMN
DIREKTORAT JENDERAL
KEKAYAAN NEGARA
 Penatausahaan pelaksanaan sewa dilakukan oleh:
PENGGUNA PENGELOLA

• Tanah/Bangunan Tanah/
• Selain T/B bangunan

 Pengguna/Kuasa Pengguna Barang menyampaikan laporan perkembangan


pelaksanaan sewa BMN kepada Pengelola Barang paling lambat 1 (satu)
bulan sebelum perhitungan 1 (satu) tahun sejak diterbitkannya
persetujuan Sewa oleh Pengelola Barang.
 Pengguna/Kuasa Pengguna Barang mengungkapkan informasi mengenai
BMN yang disewakan ke dalam Laporan Barang Pengguna/Kuasa
Pengguna, sesuai dengan kewenangannya.
 Pengguna/Kuasa Pengguna Barang melaporkan berakhirnya pelaksanaan
sewa BMN kepada Pengelola Barang pada akhir masa sewa dengan
dilampiri BAST Barang, kecuali untuk periodesitas per hari dan per jam

37
PENGAMANAN DAN PEMELIHARAAN
DIREKTORAT JENDERAL
KEKAYAAN NEGARA  PENGAMANAN
– Penyewa wajib melakukan pengamanan atas BMN yang disewa, baik untuk
mencegah terjadinya penurunan fungsi barang, penurunan jumlah barang
maupun hilangnya barang.
– Penyewa dilarang menggunakan BMN yang disewakan diluar peruntukan
sewa.
 PEMELIHARAAN
– Penyewa wajib melakukan pemeliharaan atas BMN yang disewa untuk
menjaga kondisi dan memperbaiki barang agar selalu dalam keadaan baik dan
siap untuk digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna, termasuk biaya
yang timbul dari pemakaian dan pemanfaatan BMN sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
– Penyewa wajib memperbaiki seluruh kerusakan yang terjadi atas BMN yang
disewakan yang terjadi selama masa sewa hingga kembali ke kondisi pada saat
awal sewa.
 PERUBAHAN BENTUK
– Selama masa sewa, pihak penyewa atas persetujuan Pengelola/Pengguna
Barang hanya dapat mengubah bentuk BMN tanpa mengubah konstruksi dasar
bangunan, dengan ketentuan bagian yang ditambahkan pada bangunan
tersebut menjadi BMN.

38
GANTI RUGI
DIREKTORAT JENDERAL
KEKAYAAN NEGARA
 Barang Hilang
 Dalam hal BMN selain tanah dan/atau bangunan yang disewakan hilang
selama jangka waktu Sewa, penyewa wajib mengganti barang yang
disewakan dengan barang yang sejenis, paling lambat pada saat
berakhirnya jangka waktu Sewa,
 Dikecualikan apabila kehilangan diakibatkan oleh kondisi kahar (force
majeur), maka penggantian dilakukan berdasarkan kesepakatan antara
Pengguna Barang dengan penyewa.
 Perbaikan dan Penggantian Kerusakan
Dalam hal perbaikan dan/atau penggantian BMN tidak dapat dilakukan,
Penyewa membayar biaya perbaikan dan/atau penggantian tersebut secara
tunai ke Kas Umum Negara paling lama 1 (satu) bulan sejak penetapan
oleh:
 Pengelola Barang, untuk BMN yang berada pada Pengelola Barang;
 Pengguna Barang, untuk BMN yang status penggunaannya berada
pada Pengguna Barang

39
DENDA
DIREKTORAT JENDERAL
KEKAYAAN NEGARA Surat Teguran:
 Belum menyerahkan BMN
 Perbaikan belum selesai
 Penggantian belum selesai

Surat Peringatan:
 Belum menyerahkan BMN
 Perbaikan belum selesai
 Penggantian belum selesai
Terhitung dari 1 (satu) bulan sejak terbit Surat Teguran

Denda
 110% dari besaran Sewa yang dihitung secara proporsional
dalam hitungan harian sesuai keterlambatan penyerahan BMN
 2‰ per hari dari nilai perbaikan dengan ketentuan paling
banyak sebesar 50% dari nilai perbaikan; dan/atau
 2‰ per hari dari nilai penggantian dengan ketentuan paling
banyak sebesar 50% dari nilai penggantian dimaksud

40
DENDA
DIREKTORAT JENDERAL
KEKAYAAN NEGARA
Dalam hal denda tidak dilunasi penyewa,
maka penyelesaiannya diserahkan kepada
Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN)
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

41
DIREKTORAT JENDERAL
KETENTUAN LAIN-LAIN
KEKAYAAN NEGARA

 Ketentuan dalam PMK 57 tidak diberlakukan terhadap rumah


negara
 Pemanfaatan BMN :
 Yang berasal dari kegiatan hulu minyak dan gas bumi, mineral
dan batubara, dan panas bumi
 Yang berasal dari aset eks Pertamina yang telah ditetapkan
sebagai BMN
Mengacu pada PMK 57 sepanjang belum diatur, dengan tetap
menerapkan prinsi highest and best use

42
DIREKTORAT JENDERAL
KETENTUAN PERALIHAN
KEKAYAAN NEGARA

 Usulan sewa BMN yang telah diajukan dan belum memperoleh


persetujuan, untuk selanjutnya mengikuti ketentuan PMK 57
 Persetujuan sewa BMN yang telah diterbitkan sesua PMK 33 jo
PMK 174 dinyatakan tetap berlaku dan proses selanjutnya
mengikuti ketentuan PMK 57
 Pelaksanaan sewa BMN yang sedang berlangsung dinyatakan tetap
berlaku sampai dengan berakhirnya jangka waktu sewa
 Perpanjangan sewa mengikuti ketentuan PMK 57

43
TERIMA KASIH

Kementerian Keuangan Republik Indonesia


Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
Change With Enthusiasm
Direktorat Barang Milik Negara

Anda mungkin juga menyukai