Bentuk skema KPBU yang dipilih dalam pengembangan kawasan industri Teluk Bintuni, antara lain
adalah Design, Build, Maintain, and Transfer (DBMT).
Badan Usaha Pelaksana (BUP) di dalam proyek ini, akan bertanggung jawab untuk merancang,
membangun, dan memelihara infrastruktur yang meliputi ketenagalistrikan, pengelolaan limbah dan air
limbah, sistem penyediaan air minum, transportasi, serta telekomunikasi. “Infrastruktur itu sesuai
dengan spesifikasi output yang telah dipersyaratkan, serta menyerahkan aset yang dikerjasamakan
kepada Penanggung Jawab Proyek Kerja sama (PJPK) setelah berakhirnya Perjanjian KPBU.
BUP pun berkewajiban untuk memberikan layanan yang berasal dari infrastruktur kawasan kepada
tenant sesuai dengan spesifikasi keluaran dan indikator kinerja tertentu.
Guna memastikan keberlangsungan proyek, salah satu opsi dalam struktur proyek adalah BUP
berkewajiban untuk memiliki mitra yang bertanggung jawab untuk melakukan pembangunan anchor
industry berupa pabrik metanol dengan kapasitas sebesar 1.320 kiloton per annum (KTA) dengan
mendaya gunakan pasokan gas sebesar 200 MMSCFD dari Genting Oil .
Sementara itu, Badan Layanan Umum (BLU) Kemenperin akan melakukan pengelolaan atas kawasan
industri tersebut, sehingga tarif layanan yang berasal dari infrastruktur kawasan industri menjadi hak
BLU Kemenperin. Sedangkan, BUP diberikan hak atas pengembalian investasi berupa pembayaran
ketersediaan layanan (availability payment) dari Kemenperin sebagai PJPK
5.4.1 KERJASAMA PEMERINTAH DAN BADAN USAHA (KPBU) & FASILITAS PEMERINTAH UNTUK
MENDUKUNG PROYEK KPBU KAWASAN INDUSTRI TELUK BINTUNI
‘‘KPBU adalah kerja sama antara pemerintah dan badan usaha dalam penyediaan layanan infrastruktur
untuk kepentingan umum berdasarkan perjanjian antara Pemerintah dan pihak swasta yang
memperhatikan prinsip pembagian risiko diantara para pihak’’
Pemerintah dalam Perjanjian KPBU diwakili oleh Menteri/Kepala Lembaga/Pemerintah Daerah, yang
disebut sebagai Penanggung Jawab Proyek Kerja sama (PJPK)
• User Charge
• Availability Payment
Keunggulan KPBU
KPBU bukan berfokus pada pengadaan aset. KPBU adalah kerjasama antara Pemerintah dengan
pihak swasta untuk mencari solusi yang paling efektif dan efisien dalam upaya menyediakan
jasa/layanan publik bagi masyarakat dalam jangka waktu yang relatif panjang.
Risiko politik dan perubahan kebijakan sepenuhnya ditanggung oleh PJPK (Pemerintah)
Risiko konstruksi, risiko pasar dan risiko operasi ditanggung oleh pihak Badan Usaha
Transparan sehingga akan mengurangi intervensi politik
• KPBU bukan pengalihan kewajiban pemerintah dalam penyediaan layanan kepada masyarakat
• Investasi swasta bukan sumbangan gratis kepada pemerintah dalam penyediaan pelayanan
publik
• KPBU bukan merupakan sumber pendapatan pemerintah yang akan membebani masyarakat
dalam pemberian pelayanan umum
KPBU
Permen PPN/Bappenas No. 4/2015 tentang Tata Cara KPBU dalam Penyediaan Infrastruktur
Perka LKPP No. 19/2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pengadaan Badan Usaha KPBU dalam
Penyediaan Infrastruktur
Regulasi Lainnya
PMK No. 164/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemanfaatan Barang Milik Negara
Dalam Rangka Penyediaan Infrastruktur
Perpres No. 39/2014 tentang Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup dan Bidang Usaha Yang
Terbuka Dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal
Dukungan Pemerintah dan Penjaminan Proyek KPBU Kawasan Industri Teluk Bintuni
Perpres No. 78/2010 tentang Penjaminan Infrastruktur dalam Proyek KPBU yang Dilakukan
Melalui Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur
PMK No. 223/PMK.011/2012 tentang Pemberian Dukungan Kelayakan Atas Sebagian Biaya
Konstruksi Pada Proyek KPBU Dalam Penyediaan Infrastruktur (Viability Gap Funding/VGF)
PMK No. 260/2016 tentang Tata Cara Pembayaran Ketersediaan Layanan Pada Proyek KPBU
Dalam Rangka Penyediaan Infrastruktur
PMK No. 73/2018 tentang Fasilitas untuk Penyiapan dan Pelaksanaan Transaksi Proyek Kerja
Sama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur
• Fasilitas yang digunakan untuk membiayai pelaksanaan penyiapan kajian akhir studi kelayakan
dan pendampingan transaksi
• Penyiapan kajian awal studi kelayakan dapat dilaksanakan sendiri oleh PJPK dan/atau Bappenas,
dan/atau KPPIP (untuk proyek KPBU Prioritas)
• PDPPI dapat dijadikan pusat konsultasi PJPK dalam setiap Tahapan KPBU
• Kontribusi Pemerintah Pusat atas sebagian biaya konstruksi yang diberikan kepada proyek KPBU
dalam rangka meningkatkan kelayakan finansial proyek
• Penjaminan Infrastruktur dilaksanakan oleh Menteri Keuangan melalui Badan Usaha Penjaminan
Infrastruktur (dhi. PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia) dengan Single Window Policy
• PT PII akan menjamin (gagal bayar) kewajiban finansial PJPK akibat terjadinya risiko politik
kepada Badan Usaha yang dituangkan dalam Perjanjian Penjaminan
• Atas penjaminan yang diberikan kepada PJPK, PT PII memiliki hak regres kepada PJPK apabila
timbul klaim dari Badan Usaha
a. Definisi PDF
• PDF disiapkan guna membiayai pelaksanaan fasilitas penyiapan proyek dan atau fasilitas
pendampingan transaksi dalam rangka mendukung percepatan penyediaan infrastruktur
yang dilakukan melalui skema KPBU untuk menyediakan layanan kepada masyarakat
• Dana penyiapan proyek bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN
yang dialokasikan dalam BA BUN (BA 99) dan BA Kementerian Keuangan (BA 15) serta
Sumber lain yang sah (hibah tunai, hibah uang membiayai kegiatan, dan/atau hibah barang
dan/atau jasa).
b. Tujuan PDF
• Menyelaraskan dan mengintegrasikan proses penyediaan fasilitas fiskal oleh Menteri
Keuangan untuk proyek KPBU (VGF, Penjaminan, dan skema Availability Payment) dalam
satu rangkaian proses yang efektif dan efisien
• Membangun standar kajian/dokumen untuk menarik minat & partisipasi Badan Usaha serta
mendukung kemajuan pelaksanaan KPBU di masa yang akan datang
c. Penyiapan Proyek
• Jenis kegiatan yang dapat dibiayai adalah Penyiapan Kajian Akhir Prastudi Kelayakan dan
penyiapan kajian atau dokumen pendukung lainnya.
• PDF dapat diberikan setelah ada kajian dari PJPK (pasal 3 ayat 2 huuruf a PMK 73/2018) dan
indikasi minat investor berdasarkan hasil market sounding
d. Pendampingan Transaksi
• PDF dapat diberkan dalam rangka pendampingan pelaksanaan pengadaan Badan Usaha.
• Jenis kegiatan yang dapat dibiayai antara lain pendampingan PQ, bidders meeting, lenders
meeting, RfP, dll.
e. Pelaksana Fasilitas
• Setelah dikabulkannya permohonan fasilitas oleh Menteri Keuangan maka fasilitas PDF
dapat dilaksanakan oleh Direktorat PDPPI, melalui Penugasan kepada BUMN, ataupun Kerja
Sama dengan Lembaga Internasional
• Kerja Sama dengan Lembaga Internasional dilakukan untuk Proyek KPBU Pembangunan
dan/atau Pengembangan Kilang Minyak di Dalam Negeri
Pelaksana Fasilitas
* BUMN dapat bertindak sebagai pelaksana fasilitas setelah Kemenkeu mempertimbangkan efisiensi dan
efektifitas untuk melaksanakan Fasilitas.
** Lembaga Internasional bertindak sebagai pelaksana Fasilitas dalam Proyek KPBU pembangunan dan/atau
pengembangan kilang minyak dalam negeri
Alur Penyediaan PDF melalui Penugasan BUMN
Melakukan Identifikasi
Permohonan dan Verifikasi atas
Keputusan Penugasan
Fasilitas kesiapan Proyek & PJPK
Dirjen PPR
menerima fasilitas
Belum
memenuhi
Telah Perjanjian Penugasan
Surat Menteri
memenuhi antara Dirjen PPR
Keuangan yang
dengan BUMN
menyatakan
Surat
dikabulkannya
Menteri
permohonan
Keuangan
Persetujuan Perjanjian Pelaksanaan
Pemberian Fasilitas Fasilitas antara BUMN
PDF dengan PJPK