Anda di halaman 1dari 4

Ujian Tengah Semester

Kelas Kerjasama PUPR S2 Akuntansi


Seminar Akuntansi Sektor Publik
Waktu : 150 menit.
Sifat : (Open Books)

Nama : Mario Yosafat Tiardo Marpaung


Kelas : I-B
NIM : 216020301011013

Petunjuk :
Bacalah dengan seksama artikel yang ada dan perhatikan pula pertanyaan yang diminta.
Jawaban setiap pertanyaan mempunyai bobot tertentu. Oleh karena itu diharapkan saudara
menjawab seluruh pertanyaan yang ada, agar mendapatkan nilai yang maksimal.
Selamat Bekerja .

Kasus :
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo mengumumkan, pemerintah telah menganggarkan
Rp 392 triliun untuk pembangunan infrastruktur dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (RAPBN) 2023.

Berdasarkan data Nota Keuangan beserta RAPBN Tahun Anggaran 2023, besaran anggaran
pembangunan infrastruktur itu terbilang bertambah dibandingkan proyeksi realisasi anggaran
infrastruktur 2022 sebesar Rp 363,8 triliun.

"Pembangunan infrastruktur dianggarkan Rp 392 triliun," kata Jokowi saat pidato pengantar
RAPBN 2023 dan nota keuangannya di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Selasa, 16 Agustus 2022.

Alokasi anggaran infrastruktur ini terdiri dari Belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp 213,3 miliar,
yang meliputi belanja K/L sebesar Rp 189,2 miliar dan Non K/L sebesar Rp24,17 miliar, anggaran
infrastruktur melalui transfer ke daerah (TKD) Rp 92,98 miliar, dan anggaran infrastruktur
melalui Pembiayaan Anggaran sebesar Rp85,64 miliar.
Anggaran infrastruktur rencananya untuk mendukung penguatan penyediaan pelayanan dasar,
mendukung peningkatan produktivitas melalui infrastruktur konektivitas dan mobilitas,
menyediakan infrastruktur energi dan pangan yang terjangkau, andal, dan memperhatikan
aspek lingkungan, serta pemerataan infrastruktur dan akses Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK).
Untuk mempercepat pembangunan infrastruktur, Jokowi berujar, strategi memadukan
anggaran dengan bauran skema pendanaan akan dilakukan melalui sinergi sisi pembiayaan
investasi dan belanja Kementerian/ Lembaga serta meningkatkan peran swasta.

"Skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) menjadi model pembiayaan yang terus
ditawarkan," kata Jokowi.

Untuk menjalankan agenda pembangunan tersebut, pendapatan negara pada 2023 kata dia
dirancang sebesar Rp 2.443,6 triliun. Terdiri dari penerimaan perpajakan sebesar Rp 2.016,9
triliun dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp 426,3 triliun.

Sementara itu, Belanja Negara dalam RAPBN 2023 secara keseluruhan direncanakan sebesar
Rp3.041,7 triliun yang meliputi, belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp2.230,0 triliun, serta
Transfer ke Daerah Rp811,7 triliun.

Dengan demikian,defisit anggaran 2023 direncanakan sebesar 2,85 persen terhadap PDB atau
Rp 598,2 triliun. Defisit anggaran pada 2023 merupakan tahun pertama Indonesia kembali ke
defisit maksimal 3 persen terhadap PDB.

Sumber : https://bisnis.tempo.co/read/1623393/, diunduh 06/10/2022.

Pertanyaan :

Sebagai salah satu pejabat dilingkungan Kementrian PUPR, Saudara diminta untuk melakukan
kajian mengenai salah satu rencana implementasi anggaran tersebut dengan Skema Badan
Layanan Umum (BLU) atau Skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Kajian
strategi yang saudara pilih (BLU atau KPBU) harus memuat :

1. Alasan/Latar Belakang Pilihan Strategi …….. (bobot penilaian 20 %)


2. Analisis Rencana Struktur Pengorganisasian Projek ……(bobot penilaian 20 %)
3. Analisis Ragam Kemungkinan Isu Yang Muncul……(bobot penilaian 20 %)
4. Rencana Pembangunan dan Pengembangan Akuntansi ……(bobot penilaian 20 %)
5. Rencana Pembangunan dan Pengembangan Strategi Pencegahan dan Pendeteksian
Kecurangan. ……(bobot penilaian 20 %)

Jawaban :
1. Saya dengan melihat latar belakang dengan adanya proyeksi defisit anggaran sebesar
3% atau sebesar Rp598,2 triliun, maka saya akan memilih menggunakan Skema
Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) untuk menjadi model pembiayaan
infrastruktur, dikarenakan dimungkinkan untuk melakukan pembiayaan mulai dari tahap
konstruksi sampai dengan tahap operasi. Adapun manfaat yang mungkin bisa
didapatkan dari skema KPBU adalah :
a. Pembengkakkan biaya dan waktu yang melebihi jadwal minimal;
b. Transfer risiko dari Pemerintah kepada swasta menyebabkan proyek KPBU tidak
dihitung sebagai pinjaman (loan) pemerintah;
c. Meminimalisasi Biaya keseluruhan Proyek;
d. Mengurangi beban keuangan awal bagi Pemerintah;
e. Dapat menyediakan lebih banyak layanan infrastruktur dengan anggaran yang sama;
f. Melibatkan lebih banyak stakeholders yang memonitor proyek secara lebih
transparan.

2. Rencana Struktur Pengorganisasian Proyek

PEMERINTAH

Perjanjian Kerja Sama USER


Pembayaran Account
Payable BADAN USAHA Tarif
PELAKSANA

DEBTOR EPC COMPANY


Pinjaman (Engineering,
Procurement, dan
EKUITAS Construction)
Pemegang Saham
Kontrak

OPERATOR
Kontrak

3. Ragam isu yang kemungkinan muncul:


a. Pembebasan lahan – pembebasan lahan menjadi salah satu isu dalam setiap proyek
pemerintah, hal ini kerap terjadi akibat tidak ada sinkronisasi antara pemilik lahan dengan
pemerintah.
b. Perizinan – perizinan kerap kali memakan waktu dalam pengurusannya, lalu terdapat
oknum – oknum yang melakukan pelanggaran dalam menerbitkan aturan yang dimana
dapat merugikan badan usaha pelaksana;
c. Regulasi – masih suka terdapat timpang tindih dalam peraturan dan juga terdapat peraturan
yang dapat memberatkan badan usaha pelaksana dalam melaksanakan tugas;
d. Konsep KPBU – dianggap pengalihan kewajiban pemerintah dan dianggap sumber
pendapatan pemerintah yang akan membebani masyarakat.
4. Rencana pembangunan dan pengembangan akuntansi
a. Blended Finance – proses pembiayaan yang melibatkan pihak swasta dan Industri Jasa
untuk mendukung proyek – proyek dalam pembangunan berkelanjutan dengan memadukan
unsur berkelanjutan;
b. Asset Recycling – Skema Divestasi Saham, Sub - Konsesi, dan Pelepasan Aset Konsesi;
c. Estafet Financing – melakukan pemindahan financing dari 1 badan ke badan lainnya demi
melanjutkan keberlangsungan dari suatu proyek.

5. Dalam rencana pembangunan dan pengembangan strategi pencegahan dan pendeteksian


Kecurangan KPBU, substansi risiko memiliki porsi besar dalam proses perhitungan Value for
Money (VfM). VfM merupakan salah satu instrumen seleksi proyek yang akan menentukan
apakah proyek tersebut layak untuk diadakan melalui KPBU ataupun PBJ. Instrumen ini juga
dapat digunakan sebagai dasar perumusan kebijakan pembiayaan infrastruktur pekerjaan umum
dan perumahan, khususnya dalam penetapan program strategis / proyek priotas jangka
menengah (5 tahunan).

Anda mungkin juga menyukai