Anda di halaman 1dari 21

Penerapan Skema KPBU AP (Availability Payment)

- Capacity Building KPBU -


Direktur Pengelolaan Dukungan Pemerintah dan Pembiayaan Infrastruktur
Kementerian Keuangan

Jakarta, 13 Juni 2022

@pdppi_kemenkeu www.kpbu.kemenkeu.go.id Direktorat PDPPI Kemenkeu


www.kpbu.kemenkeu.go.id
@pdppi_kemenkeu

Direktorat PDPPI Kemenkeu

Pegawai Direktorat PDPPI tidak menerima imbalan apapun atas layanan yang diberikan.
Apabila Anda menemukan adanya gratifikasi, segera laporkan ke wise.kemenkeu.go.id.
Kerahasiaan identitas Anda terjaga.
• Pendahuluan
• Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha Sebagai Implementasi Konsep Project
Finance
• Fasilitas dan Dukungan Kementerian keuangan
• Project Development Facility (PDF)
• Viability Gap Fund (VGF)
• Penjaminan Infrastruktur
• Skema Pengembalian Investasi
• Skema KPBU Availability Payment
• Dasar Hukum
• Skema Pendanaan Proyek
• Definisi dan Ruang Lingkup AP
• Skema KPBU AP Pada Pemerintah Pusat
• Kriteria Proyek KPBU AP
• Kebijakan Penggunaan Skema KPBU AP
3
Pendahuluan
Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha
Sebagai Implementasi Konsep Project Finance

Struktur Umum Proyek KPBU Mengadopsi


Konsep Project Finance “Project finance involves the creation of a legally
independent project company financed with non-
recourse debt for the purpose of investing in a capital
Lembaga asset, usually with a single purpose and a limited
Keuangan/ Equity life.” (Benjamin Esty, 2002)
Pemberi Sponsor
Pinjaman

Debt Equity Keharusan para sponsor membentuk Special


01 Purpose Vehicle (SPV) atau Badan Usaha.

Lahan/Sebagian User
Konstruksi/Subsidi Payment
Porsi pinjaman biasanya lebih besar dari equity
02 dalam rangka cost efficiency (di kisaran 60:40
Transfer Badan atau 80:20).
PJPK Aset
Layanan User
Usaha Infrastruktur

Leverage meningkatkan kelayakan, demikian


03 halnya meningkatkan affordability.

5
Fasilitas dan Dukungan
Kementerian Keuangan
Project Development Facility (PDF)
Disediakan untuk membantu PJPK menyusun kajian akhir prastudi kelayakan, dokumen lelang, dan mendampingi PJPK dalam transaksi
proyek KPBU hingga memperoleh pembiayaan dari lembaga pembiayaan (atau mencapai financial close).

Surat Permohonan Fasilitas


Dasar Hukum Kriteria Proyek Pelaksana Fasilitas
& Surat Pernyataan PJPK
• Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2014 Surat Permohonan Fasilitas disampaikan Penugasan khusus kepada BUMN:
• Proyek KPBU Prioritas
tentang Percepatan Penyediaan oleh PJPK kepada Menteri Keuangan • penasihat transaksi sendiri;
(https://kppip.go.id/proyek-prioritas/)
Infrastruktur Prioritas, sebagaimana diubah dalam hal ini Direktur Jenderal • bekerja sama dengan lembaga
dengan Peraturan Presiden Nomor 122 • Proyek KPBU Pembangunan dan/atau
Pengembangan Kilang Minyak di Dalam Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, internasional.
Tahun 2016 dengan menyatakan jenis dan ruang
• Peraturan Menteri Keuangan Nomor Negeri
lingkup Fasilitas yang dimohonkan Bekerja sama dengan Lembaga
180/PMK.08/2020 tentang Fasilitas untuk • Proyek KPBU Lainnya yang memenuhi
dengan melampirkan beberapa Internasional untuk Proyek KPBU
Penyiapan dan Pelaksanaan Transaksi kriteria dalam PMK Nomor
dokumen sesuai PMK Pembangunan dan/atau Pengembangan
Proyek KPBU dalam Penyediaan 180/PMK.08/2020
180/PMK.08/2020. Kilang Minyak di Dalam Negeri.
Infrastruktur

Jenis Fasilitas Persyaratan


1. Proyek KPBU Prioritas dan Proyek KPBU
1. Fasilitas Penyiapan Proyek: Pembangunan dan/atau Pengembangan Kilang
• penyiapan prastudi kelayakan; Minyak di Dalam Negeri:
• penyiapan segala kajian dan/atau • memuat minimal 8 kajian kelayakan proyek;
dokumen pendukung prastudi • business plan apabila PJPK merupakan Direksi
kelayakan. BUMN/BUMD.
2. Fasilitas Pendampingan Transaksi: 2. Proyek KPBU Lainnya:
• pengadaan BUP; • memuat minimal 8 kajian kelayakan proyek;
• penandatanganan Perjanjian KPBU; • business plan apabila PJPK merupakan Direksi
BUMN/BUMD;
• financial close sepanjang
• PJPK telah melakukan market sounding. Gambar: Proses Bisnis Pemberian Fasilitas
berdasarkan Perjanjian KPBU. 3. Kedua jenis proyek menyampaikan beberapa poin
3. Gabungan kedua Fasilitas. pernyataan komitmen dari PJPK sesuai ketentuan
PMK 180/PMK.08/2020. 7
Viability Gap Fund (VGF)
Dukungan Pemerintah dalam bentuk kontribusi sebagian biaya konstruksi yang diberikan secara tunai pada proyek KPBU yang sudah memiliki kelayakan
ekonomi namun belum memiliki kelayakan finansial. Dukungan Kelayakan dapat diberikan setelah tidak terdapat lagi alternatif lain untuk membuat
proyek KPBU layak secara finansial.

Dasar Hukum Kriteria Proyek

• Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015 • Memenuhi kelayakan ekonomi namun


tentang KPBU Penyediaan Indrastruktur belum memenuhi kelayakan finansial
• Peraturan Menteri Keuangan Nomor • Menerapkan prinsip user principle
170/PMK.08/2015 tentang Panduan • Capex tidak kurang Rp100 Miliar
Pemberian Dukungan Kelayakan atas Sebagian • Dilaksanakan oleh Badan Usaha dari
Biaya Konstruksi Pada Proyek KPBU dalam proses lelang
Penyediaan Infrastruktur • Memiliki skema pengalihan aset
• Keputusan Menteri Keuangan Nomor • Menyusun prastudi kelayakan
782/KMK.08/2015 tentang Pembentukan • Mencantumkan pembagian risiko yang
Komite Dukungan Kelayakan Sebagian Biaya optimal
Konstruksi Pada Proyek KPBU • Komitmen dukungan dari stakeholder Gambar: Proses Dukungan Kelayakan

Manfaat Proses Pencairan

• Menurunkan biaya proyek yang harus Waktu Persetujuan


Dukungan Kelayakan dicairkan
ditanggung pihak swasta
• Meningkatkan kelayakan finansial proyek kepada Badan Usaha Pelaksan secara
angsuran, melalui dua alternatif a. Sebelum PQ (Persetujuan Prinsip)
sehingga menimbulkan minat pihak swasta
• Meningkatkan kepastian pengadaan Badan pencairan: b. Sebelum RFP (Persetujuan Besaran)
Usaha sesuai dengan kualitas dan waktu yang • selama masa konstruksi; atau c. Saat penetapan pemenang lelang
direncanakan • saat Commercial Operation Date d. Terbentuknya Badan Usaha
• Mewujudkan layanan publik dengan tarif yang 8
(COD).
terjangkau oleh masyarakat
Penjaminan Infrastruktur
Pemberian jaminan atas kewajiban finansial PJPK untuk membayar kompensasi kepada badan usaha saat terjadi risiko infrastruktur sesuai alokasi
yang disepakati (yang menjadi tanggung jawab PJPK). Penjaminan Infrastruktur dilaksanakan oleh PT PII (Perdero) sebagai single window policy.

Dasar Hukum Kriteria Proyek

• Peraturan Presiden Nomor 78 • Memenuhi ketentuan yang diatur dalam


Tahun 2010 tentang Penjaminan Perpres 38/2015
Infrastruktur Proyek KPBU dengan • Layak secara teknis, ekonomi, keuangan
BU Melalui PT PII (Persero) dan lingkungan, serta tidak berdampak
• Peraturan Menteri Keuangan negatif secara sosial
Nomor 8/PMK.08/2016 tentang • Melakukan Feasibility Study
Petunjuk Pelaksanaan Penjaminan • Memiliki ketentuan arbitrase yang
mengikat dalam perjanjian kerja sama
Infrastruktur dalam Proyek KPBU
proyek

Manfaat Proses Pengajuan

• Mendukung kesuksesan perolehan Gambar: Framework Penjaminan Infrastruktur Proyek KPBU


Pengajuan dukungan Penjaminan
pembiayaan serta potensi perbaikan
Infrastruktur disampaikan kepada PT
tenor, bunga, atau syarat
pembiayaan PII (Persero). Waktu Persetujuan Proses Pencairan
• Menjamin kinerja PJPK selaku mitra
badan usaha dalam Perjanjian KPBU http://www.iigf.co.id/id/contact-us a. Sebelum PQ (Pernyataan Ketika terjadi klaim baik oleh PJPK
• Meningkatkan keyakinan serta Minat Menjamin) sebagai first obligor maupun oleh
memberikan kenyamanan b. Sebelum RFP (In Principal PT PII (Persero).
berinvestasi kepada investor dan Approval)
perbankan 9
Skema Pengembalian Investasi
Penetapan Tarif Berdasarkan Kemampuan dan Kemauan Bayar Masyarakat

Skema User Payment/Tarif Availability Payment


Persetujuan AP
PDF PDF
PJPK PJPK
Regres Regres

Perjanjian PNBP
KPBU
Perjanjian
KPBU
AP
Bank
VGF Penjaminan
BUP Kolektor Tarif
(BLU)
Equity Bank Penjaminan
Investor
BUP
Equity
TARIF Investor
Pembangunan Pemeliharaan

Pembangunan Pemeliharaan
TARIF

10
Skema KPBU AP
Dasar Hukum
1. Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha
 Pembayaran ketersediaan layanan merupakan salah satu skema pengembalian
investasi badan usaha.
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 260/PMK.08/2016 tentang Tata Cara Pembayaran
Ketersediaan Layanan pada Proyek Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam
Rangka Penyediaan Infrastruktur
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 96 Tahun 2016 tentang Pembayaran
Ketersediaan Layanan dalam Rangka Kerjasama Pemerintah Daerah dengan Badan Usaha
dalam Penyediaan Infrastruktur di Daerah

12
Skema Pendanaan Proyek
Suatu proyek dapat dilakukan
dengan skema KPBU-AP sepanjang
memiliki Value for Money yang
positif.

13
Definisi dan Ruang Lingkup AP (1/2)
AP adalah pembayaran secara berkala oleh Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah
Definisi kepada Badan Usah Pelaksana atas tersedianya layanan infrastruktur yang sesuai
dengan kualitas dan atau kriteria sebagaimana ditentukan dalam Perjanjian KPBU.

• AP meliputi biaya capex, opex, dan tingkat pengembalian investasi.


Lingkup • AP tidak boleh menanggung biaya promosi dan biaya pengelolaan pendapatan
tarif layanan.

• AP dibayarkan oleh Pemerintah (pada masa operasi dengan suatu komitmen


Periode
pembayaran jangka panjang 10 tahun).
Pembayaran • Selama masa konstruksi tidak ada pembayaran kepada Badan Usaha Pelaksana.

• Perjanjian KPBU, yang di dalamnya mengatur tentang target kinerja yang objektif
Dasar
dan terukur.
Pembayaran • Pembayaran AP tidak dihubungkan dengan tarif pengguna layanan.
14
Definisi dan Ruang Lingkup AP (2/2)
• APBN untuk KPBU (proyek infrastruktur pusat), atau
Sumber Dana • APBD untuk KPDBU (proyek infrastruktur daerah).

Jenis Pembayaran atas belanja layanan (yang dilakukan oleh Menteri/Kepala


Pembayaran Lembaga/Kepala Daerah).

• AP dianggarkan secara berkala pada setiap tahun anggaran sesuai peraturan


Periode
perundang undangan.
Penganggaran • Penganggaran pertama dilakukan pada tahun sebelum periode operasi dimulai.

• Pencairan pertama dilakukan pada tahun pertama periode operasi.


Periode
• Pencairan dapat dilaksanakan secara berkala sesuai dengan spesifikasi output dan
Pencairan pencapaian target kinerja yang telah disepakati dalam Perjanjian KPBU.
15
Skema KPBU AP Pada Pemerintah Pusat
Menteri/Kepala
• Tujuan:
Lembaga selaku
PJPK a. memastikan ketersediaan layanan yang berkualitas kepada
masyarakat secara berkesinambungan;
Perjanjian Pembayaran b. mengoptimalkan nilai guna anggaran PJPK (value for money).
KPBU Ketersediaan
Layanan • Prinsip:
a. kemampuan keuangan negara;

Badan Usaha
b. kesinambungan fiskal; dan
Pelaksana c. pengelolaan risiko fskal.
• Substansi Perjanjian KPBU AP (minimal):
Layanan a. spesifikasi keluaran dan indikator kinerja;
b. formula perhitungan AP; dan
Masyarakat/ c. sistem pemantauan yang efektif terhadap kinerja.
Pemerintah

PMK No. 260/PMK.08/2016 16


Kriteria Proyek KPBU AP
Kriteria: KPBU AP biasanya digunakan
dalam hal:
a. proyek infastruktur ekonomi maupun sosial yang memiliki 1. tidak ada pendapatan dari
manfat besar bagi masyarakat selaku pengguna layanan; pengguna layanan/tidak ada
pengguna akhir yang dapat
b. pengembalian investasinya tidak bersumber dari dikenakan tarif, misalnya
pembayaran oleh pengguna atas tarif layanan; penyediaan infrastruktur yang
digunakan oleh pemerintah
c. dalam hal proyek KPBU mendapatkan pemasukan dari untuk memberikan layanan
pembayaran oleh pengguna atas tarif layanan, maka PJPK publik, atau
tidak dapat memperhitungkan jumlah pemasukan dari 2. potensi pendapatan tidak
signifikan untuk menutup
pembayaran pengguna layanan tersebut untuk investasi badan usaha/proyek
melaksanakan pembayaran ketersediaan layanan tidak layak secara finansial,
atau
kepada Badan Usaha Pelaksana;
3. infrastruktur disediakan secara
d. pengadaan Badan Usaha dilakukan melalui tahapan gratis kepada masyarakat,
pemilihan yang adil, terbuka dan transparan, serta misalnya jalan non tol.
memperhatikan prinsip persaingan usaha yang sehat.
17
Kebijakan Penggunaan Skema KPBU AP
• Opsi skema pengembalian investasi: bentuk pengambilalihan demand risk oleh Pemerintah.
• Dianggarkan oleh Kementerian/Lembaga sebagai bagian dari upaya optimalisasi anggaran (tidak on top).
• Dikaitkan dengan pencapaian layanan yang diperjanjikan.
• Sifat dukungan Kementerian Keuangan: menjamin proses yang selaras dengan penganggaran, namun tetap
menjaga kepastian/keajegan pembayaran.
• Mengikuti pola yang berlaku umum: apabila skema pengembaliannya adalah AP, maka besaran AP akan
menjadi parameter lelang.

18
PMK No. 260/PMK.08/2016 tentang Tata Cara Pembayaran Ketersediaan Layanan pada Proyek
Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Rangka Penyediaan Infrastruktur

Pasal 9

(1) Dalam rangka meningkatkan kepastian mengenai kesinambungan pelaksanaan Pembayaran


Ketersediaan Layanan pada proyek KPBU, PJPK menyusun dan menandatangani Komitmen
Pelaksanaan Pembayaran Ketersediaan Layanan untuk disampaikan kepada Badan Usaha Pelaksana.

(2) Penyusunan Komitmen Pelaksanaan Pembayaran Ketersediaan Layanan dilakukan sesuai dengan
ketentuan sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.

Pada saat PJPK memutuskan mengusulkan Proyek KPBU AP, maka dari awal PJPK harus sadar dan
memiliki niat baik untuk membangun dan menjaga komitmen untuk pengalokasian AP selama
masa konsesi.

19
PMK No. 260/PMK.08/2016 tentang Tata Cara Pembayaran Ketersediaan Layanan pada Proyek
Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Rangka Penyediaan Infrastruktur

Pasal 10
(1) Dalam rangka penyusunan dan pelaksanaan Komitmen Pelaksanaan Pembayaran Ketersediaan Layanan yang
dilakukan oleh PJPK, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko melalui Direktorat Pengelolan Dukungan
Pemerintah dan Pembiayaan Infrastruktur melaksanakan pembahasan 3 (tiga) pihak mengenai penyusunan Rencana
Kerja dan Anggaran dan pengalokasian anggaran Dana Pembayaran Ketersediaan Layanan.
(2) Pembahasan 3 (tiga) pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihadiri oleh: a. Direktorat Jenderal Pengelolaan
Pembiayaan dan Risiko c.q. Direktorat Pengelolaan Dukungan Pemerintah dan Pembiayaan Infrastruktur; b.
Direktorat Jenderal Anggaran; dan c. PJPK atau pejabat yang mendapatkan delegasi wewenang dari PJPK.
(3) Pembahasan 3 (tiga) pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan setelah terdapat atau diperoleh
penetapan Badan Usaha pemenang lelang oleh PJPK, dan dilakukan paling kurang sekali dalam setahun selama
periode Perjanjian KPBU.

Pada saat PJPK menyampaikan Surat Konfirmasi Final AP dan berharap disetujui oleh pihak pihak
terkait, maka komitmen PJPK dalam pengalokasian AP selama masa konsesi akan menjadi
keharusan.

20
Terima Kasih
Click to edit Master subtitle
style

Anda mungkin juga menyukai