kepada entitas pelaporan direviu oleh satuan pemeriksaan intern.
Dalam hal tidak terdapat satuan pemeriksaan intern, reviu dilakukan oleh aparat pengawasan intern kementerian negara/lembaga.
4 Unit kerja yang berkedudukan langsung di bawah Pemimpin BLU (Pasal 35 PP 23-2005)
Tugas SPI adalah pemeriksaan intern
BLU SPI - Selain itu SPI harus berfungsi sebagai: BLU 1. Quality Assurance (sebagai penjamin kualitas bahwa suatu kegiatan dapat berjalan secara efisien, efektif & sesuai peraturan) 2. Consulting Agent (sebagai agen perubahan, pendamping, mitra, konsultan dalam berbagai kegiatan) 1. Pendampingan penyusunan Laporan Keuangan; 2. Revieu Laporan Keuangan sebelum dikirimkan ke Unit Eselon I dan Kementerian Keuangan; 3. Reviu atas RKA-K/L satuan kerja; 4. Pemeriksaan Berbasis Risiko; 5. Pemetaan dan sosialisasi SPIP; 6. Pendampingan penerapan & pemantauan SPIP; 7. Help Desk - Konsultansi Pengadaan Barang dan Jasa; 8. Monitoring dan Mendorong Percepatan penyelesaian Tindak Lanjut LHP. 9. Pendampingan Penyusunan LAKIP PENELITIAN RKA/L OLEH ROREN
Penelitian RKA-K/L Unit Eselon I dilakukan melalui Verifikasi atas
kelengkapan dan kebenaran dokumen yg dipersyaratkan srt kepatuhan dlm penerapan kaidah-kaidah perencanaan penganggaran, difokuskan untuk meneliti : 1. Konsistensi pencantuman sasaran kinerja sesuai dengan sasaran kinerja dlm Renja K/L dan RKP 2. Kesesuaian total pagu dan rincian sumber dana dalam RKA-K/L dengan pagu anggaran K/L 3. Kesesuain sumber dana dlm RKA-K/L dengan pagu anggaran K/L 4. Kepatuhan dlm pencantuman tematik APBN pada level keluaran 5. Kelengkapan dokumen pendukung RKA-K/L antara lain RKA Satker, TOR/RAB dan dokumen pendukung terkait lainnya. REVIU RKA-K/L OLEH APIP
1. Untuk memberikan keyakinan terbatas (limited assurence) dan memastikan
a. Kelayakan anggaran untuk mernghasilkan sebuah keluaran b. Kepatuhan dlm penerapan kaidah-kaidah perencanaan penganggaran al. : . Penerapan SBM dan SBK . Penggunaan akun . Hal-hal yg dibatasi . Pengalokasian anggaran untuk kegiatan yg didanai dari PNBP, PHLN, PHDN, SBSN . Penganggaran BLU . Kontrak tahun jamak . Pengalokasian anggaran (untuk pengadaan asest) yg akan diserahkan menjadi penyerataan modal negara pada BUMN DOKUMEN YANG DIBUTUHKAN PEREVIU; 1. Surat Pengantar Eselon I 2. Pagu anggaran per-eselon I/per satker/ per sumber 3. RKA Satker (form A,B,C) 4. SPTJM KPA 5. ADK RKA-K/L Satker 6. Gender Budget statement (jika ada) 7. RBA BLU 8. TOR dan RAB 9. Data SIMAK-BMN (volume/kuantitas dan kondisi barang) 10. Dokumen pendukung lainnya Pada prinsipnya, pelaksanaan reviu tidak menambah layer proses perencanaan dan penganggaran. Hal ini perlu dilakukan agar pelaksanaan reviu dapat berjalan dengan efisien dan efektif mengingat keterbatasan waktu penyampaian RKA-K/L kepada Kementerian Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Anggaran. N Jenis Program Tujuan o Kerja 1 Program Kerja Reviu Untuk memastikan bahwa kertas kerja RKA-K/L Pengujian Umum sesuai dengan ADK nya.
2 Program Kerja Reviu Untuk menguji kelayakan anggaran atas suatu
Pengujian atas kelayakan komponen anggaran 3 Program Kerja Reviu Untuk menguji kepatuhan penerapan SBM/SBK Pengujian atas kepatuhan dalam RKA-KL dengan Peraturan Menteri penerapan SBM/SBK Keuangan tentang SBM dan peraturan menteri keuangan lainnya tentang standar biaya keluaran 4 Program Kerja Reviu Untuk memastikan bahwa penggunaan akun pengujian atas kesesuaian belanja dalam RKA-KL telah sesuai dengan akun bagan akun standar No Jenis Program Kerja Tujuan 5 Program Kerja Reviu pengujian Untuk memastikan bahwa alokasi anggaran atas hal-hal yang dibatasi (alokasi untuk keluaran (output) kegiatan yang anggaran kendaraan bermotor, dibatasi telahsesuai dengan tata cara anggaran honorarium atas penyusunan RKA-KLrencana kerja dan keikutsertaan pejabat/pegawai anggaran pengadaan tanah: dalam tim pelaksanaan kegiatan/tim a)Telah sesuai dengan rencana kebutuhan; sekretariat, perjalanan dinas/rapat di b)Telah mempertimbangkan ketersediaan luar kantor, pemasangan telepon anggaran dan telah memperhatikan baru, perayaan/peringatan hari ketersediaan BMN yang ada pada besar/raya, hari ulang tahun K/L) Kementerian Keuangan; dan c)Telah dilengkapi dokumen pendukung. 6 Pengujian pengalokasian anggaran Untuk memastikan bahwa rencana kerja dan untuk kegiatan yang didanai dari anggaran untuk kegiatan yang didanai dari pinjaman/hibah luar negeri pinjaman /hibah luar negeri : Telah sesuai dengan rencana kebutuhan Telah mempertimbangkan ketersediaan anggaran rupiah murni pendamping. Telah dilengkapi dokumen pendukung. No Jenis Program Kerja Tujuan
6 Program Kerja Reviu Untuk memastikan bahwa rencana kerja dan
pengujian pengalokaian angaran dengan sumber dana PNBP (BLU) telah anggaran dengan sumber sesuai ketentuan. daya PNBP (BLU) 7 Program Kerja Reviu Untuk memastikan bahwa rencana pengadaan pengujian atas gedung/bangunan : pengalokasian anggaran Telah sesuai dengan rencana kebutuhan dan terkait pengadaan gedung/ telah memperhatikan ketersediaan bangunan bangunan/gedung yang ada pada K/L Telah ada persetujuan kontrak tahun jamak untuk pembangunan yang membebani dana anggaran lebih dari 1 tahun anggaran Telah sesuai dengan pedoman teknis pembangunan bangunan/gedung negara. Telah dilengkapi dengan dokumen pendukung (persetujuan dari kementerian PU atau dinas PU, surat keputusan penghapusan gedung). No Jenis Program Kerja Tujuan 8 Program Kerja Reviu pengujian Untuk memastikan bahwa rencana kerja dan pengalokasian anggaran terkait angaran dengan sumber dana PNBP (BLU) pengadaan BMN untuk tanah telah sesuai ketentuan. 9 Program Kerja Reviu pengujian Untuk memastikan apakah biaya renovasi atas renovasi gedung gedung dan bangunan telah sesuai dengan Peraturan Menteri PU mengenai pedoman teknis pembangunan bangunan/gedung negara.
10 Program Kerja Reviu Pengujian Untuk memastikan apakah biaya pemeliharaan
atas pengalokasian biaya kendaraan dinas/sarana kantor telah sesuai pemeliharaan kendaraan dengan jumlah kendaraan dinas/sarana kantor bermotor/sarana kantor (inventaris kantor, PC, printer, AC, split, genset) dalam SIMAK BMN dan standar biaya. 11 Program Kerja Reviu Pengujian Untuk memastikan bahwa alokasi anggaran atas pengalokasian biaya biaya pemeliharaan gedung yang dipergunakan pemeliharaan gedung yang bersama tidak terjadi duplikasi penganggaran ditempati bersama biaya yang sesuai dengan standar biaya masukan. N Jenis Program Tujuan o Kerja 12 Program Kerja Reviu Untuk menguji kelengkapan data pendukung Pengujian atas RKA-K/L kepatuhan penerapan SBM/SBK dalam kelengkapan data RKA-KL (TOR, RAB, dan data dukung lainnya) pendukung RKA-K/L dan kesesuaian data antara TOR, RAB, dan (TOR, RAB, dan data data dukung lainnya dengan RKA-K/L dukung lainnya). 13 Program Kerja Reviu Untuk menguji kesesuaian program kegiatan dan pengujian atas kesesuaian keluaran (output) dalam RKA-K/L unit eselon I RKA-K/L dengan Renja dan dengan RKP dan RENJA K/L. RKP 14 Program Kerja Reviu Untuk menguji kesesuaian total pagu dan Pengujian kesesuaian rincian sumber dana dalam RKA-K/L (per Total Pagu dan rincian program dan per kegiatan) sesuai dengan total sumber dana RKA-K/L pagu dan rincian sumber dana yang tercantum dalam keputusan Menteri Keuangan (pagu anggaran K/L dan pagu alokasi K/L). 1 Pelaksanaan Reviu dilakukan dengan pendekatan RKA Eselon I
2 Output dalam Pelaksanaan Reviu
Kertas Kerja Wajib disimpan untuk digunakan dalam reviu RKA-K/L
Reviu (KKR) Penyesuaian (bulan Oktober) dan Reviu TA berikutnya
Catatan Hasil Disampaikan kepada unit Eselon I
Reviu (CHR) 1. Pelaporan reviu RKA-K/L pada intinya mengungkapkan tujuan dan alasan pelaksanaan reviu, prosedur reviu yang dilakukan, kesalahan atau kelemahan yang ditemui, langkah perbaikan yang disepakati, langkah perbaikan yang dilakukan dan saran perbaikan yang belum atau tidak dilaksanakan. 2. Laporan Hasil Reviu disusun dalam bentuk laporan LHR. LHR disampaikan oleh pimpinan APIP K/L kepada pimpinan unit eselon I. 3. Tim Reviu harus mendokumentasikan seluruh Kertas Kerja Reviu (KKR) dengan baik dan aman 4. CHR ditandatangani dan diparaf pada setiap lembar oleh Pereviu dan Penanggung jawab RKA-K/L atau perencana anggaran Satuan Kerja. 5. RKA-KL yang direviu adalah RKA-KL yang sudah di tanda tangani dan di stempel pimpinan satker. 6. RKA-KL yang direviu di paraf pada setiap lembarnya oleh pereviu dan Penanggung jawab RKA-K/L atau perencana anggaran Satuan Kerja HAL BARU DALAM PMK 53 TAHUN 2014 1. Honor pengajar Diklat dapat dibayarkan atas kelebihan jumlah minimal tatap muka untuk pengajar dari dalam satker penyelenggara (200.000/OJ) 2. Pengajar dari luar satker diberikan honor sebesar Rp300.000 (OJ) sepanjang kebutuhan pengajar tidak terpenuhi dari unit satker penyelenggara. 3. Uang saku rapat di dalam kantor dapat dibayarkan sepanjang memenuhi syarat : Dihadiri peserta dari eselon II lainnya ; Dilaksanakan minimal 3 jam di luar jam kerja ; tidak diberikan uang lembur. Catatan : Dalam rangka efisiensi anggaran untuk keg. Rapat, PA/KPA agar menempuh langkah untuk membatasi palaksanaan rapat di luar kantor (fullboard/fullday) dengan cara mengalihkannya dengan rapat di dalam kantor. HAL BARU DALAM PMK 53 TAHUN 2014 4. Satuan biaya sehari-hari perkantoran sdh termasuk ATK, Barang cetak, alat-alat rumah tangga, langganan surat kabar/berita/majalah dan air minum pegawai. 5. Penggantian biaya inventarisasi lama (kursi dan meja pegawai) maksimal 10% dari jumlah pegawai 6. Satuan biaya pemeliharaan kendaraan operasional dinas bersumber dari sewa, hanya diperuntukan untuk bahan bakar. 7. Satuan biaya sewa gedung pertemuan sudah termasuk sewa meja, kursi, sound system dan fasilitas gedung lainnya 1. Untuk pengadaan kendaraan harus ada persetujuan dari menteri/pimpinan lembaga, kecuali pengadaan kendaraan fungsional (ambulance untuk rumah sakit) dan pengadaan kendaraan untuk satker baru 2. Berita acara penghapusan kendaraan untuk kendaraan yang rusak berat, yang secara ekonomis memerlukan biaya penghapusan dari daftar inventaris. 3. Untuk pengadaan gedung dilampirkan Surat penghapusan gedung /bangunan apabila dibangun di atas tanah yang sudah ada bangunan gedung lama. 4. Rencana pelatihan/pertemuan/seminar/sosialisasi/ FGD yang melebihi 30 JPL pada saat satker selain Pusdiklat Aparatur dan satker binaannya (BBPK, Bapelkes) harus mendapatkan rekomendasi dari Pusdiklat Aparatur. (KepMenkes nomor 725 tahun 2003). 5. Honorarium nara sumber/pembahas tidak berlaku untuk kegiatan diklat dan pelatihan. 6. Satuan Jam pelajaran untuk keg. Seminar/rapat koordinasi/sosialisasi/diseminasi/Bimtek dsb adalah 60 menit, bukan 45 menit. 7. Honor tim pelaksana kegiatan/pengelola SAI, pengelola website mengacu pada PMK 53 tahun 2014. Pedoman Perencanaan Roren 1. Pengadaan kefarmasian serta alat kesehatan, kedokteran dan KB memperhatikan: Harga pembanding dari 3 perusahaan dengan melampirkan Surat Ijin Perusahaan Alat Kesehatan/kedokteran/farmasi/ perbekalan kesehatan; Analisis kebutuhan peralatan kesehatan/kedokteran/KB/farmasi yang ditandatangani oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Pedoman Perencanaan Roren 2. Kendaraan Bermotor memperhatikan: a. Data SIMAK BMN dan jumlah jabatan dalam struktur organisasi; b. SK penghapusan dari Kemenkes; c. Risalah lelang dari Kemenkeu; d. Kegiatan pengadaan kendaraan operasional Kantor Pusat di koordinir oleh Biro Umum dengan dilengkapi surat usulan dari satker terkait. Apabila satker Kantor Pusat pada Unit Eselon I melakukan pengadaan kendaraan operasional, maka satker tersebut harus memastikan anggaran pengadaan tersebut sudah dialokasikan oleh Biro Umum; e. Satker Kantor Daerah/ UPT vertikal dibatasi untuk melakukan pengadaan kendaraan operasional dengan syarat adanya rekomendasi dari Biro Umum; Pedoman Perencanaan Roren 2. Kendaraan Bermotor memperhatikan: f. Satker Kantor Daerah/ UPT vertikal dibatasi untuk melakukan pengadaan kendaraan operasional dengan syarat adanya rekomendasi dari Biro Umum; g. Pengadaan kendaraan dinas untuk pejabat Eselon 3 dan 4 tidak diperkenankan; h. Satker Kantor Daerah dan Tugas Pembantuan diperbolehkan untuk mengadakan ambulance dengan syarat bahwa seluruh pengadaan ambulance dilakukan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi, menu, dan spesifikasi teknis yang direkomendasikan dari Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan; i. Satker Kantor Daerah diperkenankan melakukan pengadaan mobil dengan kriteria khusus (mobil labkes, mobil promkes, boarding clearence dll) dengan syarat direkomendasikan oleh unit teknis eselon 1 sebagai penanggungjawab program terkait; Pedoman Perencanaan Roren 2. Kendaraan Bermotor memperhatikan: g. Satker Kantor Pusat dan Kantor Daerah tidak diperbolehkan melakukan pengadaan kendaraan roda 2; h. Seluruh pengadaan kendaraan operasional/ambulance/ kendaraan dengan kriteria khusus pada satker Kantor Daerah dan Tugas Pembantuan yang belum memperoleh rekomendasi dari biro umum/ unit eselon 1 penanggungjawab program direkomendasikan untuk memperoleh tanda/ catatan dalam lembar IV DIPA sampai memperoleh rekomendasi dimaksud. Pedoman Perencanaan Roren 3. Alat pengolah data memperhatikan: Data SIMAK BMN dan jumlah jabatan/pegawai sebagai pengguna; Surat keterangan penghapusan dari Kemenkes; Risalah lelang dari Kemenkeu; Pengadaan peralatan perkantoran dan alat pengolah data primer maupun spesifikasi canggih, termasuk kamera canggih, handycam, pengacau sinyal dan alat sejenisnya memerlukan rekomendasi dari Pusat Data dan Informasi Kemenkes. Pedoman Perencanaan Roren 4. Biaya Perjalanan Dinas: a. Alokasi anggaran perjalanan dinas luar negeri kecuali Pusat Kesehatan Haji, Pusrengun, PKLN dan pimpinan Kemenkes di Biro Umum ditampung pada Sekretariat Badan/ Ditjen; b. Alokasi anggaran perjalanan dinas LN untuk satker di lingkungan Setjen selain Poin.a, ditampung di Biro Umum; c. Besaran biaya maksimal untuk transport lokal yang belum ditetapkan dalam SBM seperti transport Bandung sebesar Rp. 500.000, Bogor sebesar Rp 350.000, Cirebon sebesar Rp. 500.000; d. Transport ke DTPK disesuaikan dengan tarif perda atau harga pasar (at cost); e. Jumlah perjalanan dinas dan pertemuan mempertimbangkan kesesuaian dengan jumlah pegawai dan hari kerja dalam satu tahun; Pedoman Perencanaan Roren 5. Biaya Perjalanan Dinas: f. Biaya rata - rata transport pembinaan teknis dengan tiket pesawat yang belum ditentukan tujuannya maksimal sebesar Rp. 4.500.000,00; g. Belanja barang (perjadin) dilakukan efisiensi semaksimal mungkin dengan berpedoman pada PMK No. 113 tahun 2012 tentang perjalanan dinas dalam negeri bagi pejabat negara, pegawai negeri dan pegawai tidak tetap (PTT). h. Kategori yang disebut PTT adalah pegawai yang diangkat dalam jangka waktu tertentu guna melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan yang bersifat teknis profesional dan administrasi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan organisasi. Contoh dokter dan bidan PTT; i. Pegawai honorer/pramubakti tidak diperkenankan untuk melakukan perjalanan dinas biasa kecuali perjalanan dinas paket meeting sebagai pendukung sebuah kegiatan. Pedoman Perencanaan Roren 6. Bahan/alat tulis kantor/seminar kit memperhatikan kewajaran jumlah ATK yang disesuaikan dengan jumlah peserta pertemuan dan jenis pertemuan serta mempertimbangkan standar harga yang telah ditetapkan oleh Biro Umum; 7. Biaya honor-honor : Honor narasumber sesuai dengan standar biaya masukan dan dengan jumlah hari kegiatan; Besaran honor yang diberikan kepada narasumber dalam suatu pertemuan disediakan oleh penyelenggara sesuai aturan SBM; Dengan telah dilaksanakannya kebijakan renumerasi, maka honor pejabat eselon 2 diluar honor KPA dibatasi sebanyak 2 jenis, sedangkan honor eselon 3 diluar honor PPK dibatasi sebanyak 3 jenis; Pedoman Perencanaan Roren 8. Penyusunan NSPK/Buku Pedoman/Juknis: Tahapan pertemuan maks. 4 kali (Persiapan, Penyusunan, Finalisasi, Sosialisasi); Melakukan pemilahan kegiatan antara kegiatan yang membutuhkan koordinasi internal yang bisa dilaksanakan di dalam kantor dan di luar kantor. 9. Standarisasi Akun Perjadin 524111 = Perjalanan Biasa; 524112 = Perjalanan Tetap; 524113 = Perjalanan Dinas Dalam Kota; 524114 = Paket Meeting Dalam Kota; 524119 = Paket Meeting Luar Kota Pedoman Perencanaan Roren 10. Kegiatan harus sesuai Tupoksi; Pelatihan-Pelatihan berkoordinasi dengan PPSDM; Promosi Kesehatan berkoordinasi dengan Promkes; Pelatihan Bencana berkoordinasi dengan PPK 11. Pengadaan obat, vaksin dan reagen reguler dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Binfar dan Alkes, tapi jika reagen merupakan satu komponen dengan alkes dapat dilakukan di unit eselon 1 masing masing; 12. Pengadaan peralatan kesehatan PONEK dan PONED dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak; 13. Besaran biaya sewa yang tidak diatur di dalam SBM, dianggarkan sesuai standar yang ditetapkan oleh Biro Umum; Pedoman Perencanaan Roren 14.Jumlah panitia kegiatan tidak boleh melebihi 10% dari jumlah peserta dan hanya dialokasikan pada kegiatan yang melibatkan Lintas Sektor/Lintas Program dan daerah; 15.Belanja mengikat untuk belanja pegawai mengacu kepada GPP, Belanja Gaji Transito dialokasikan di Biro Umum serta setiap satker memperhatikan ketersediaan anggaran Tunjangan Kinerja per tahunnya; 16.Jumlah tenaga pramubakti hanya diperuntukan untuk sopir, petugas kebersihan atau Office Boy dan maksimal 10 % dibandingkan dengan jumlah pegawai. Dengan adanya kebijakan REMUNERASI, maka pengajuan usulan tenaga pramubakti tersebut harus berdasar kepada analisa kebutuhan dan beban kerja. Terima kasih website = www.itjen.kemkes.go.id email = itjen@kemkes.go.id