Anda di halaman 1dari 43

OLEH :

INSPEKTUR IV

INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN


©2015
1. Merupakan unit kerja yang berkedudukan
langsung di bawah direktur
2. Bertugas melakukan pemeriksaan secara
periodik maupun insidentil terhadap
pengelolaan keuangan BLU
3. Melaporkan hasil pemeriksaan kepada
Direktur
Peran Satuan Pemeriksaan Intern
(Permenkeu No.
76/PMK.05/2008)

Laporan Keuangan BLU sebelum disampaikan


kepada entitas pelaporan direviu oleh satuan
pemeriksaan intern.
 
Dalam hal tidak terdapat satuan pemeriksaan
intern, reviu dilakukan oleh aparat pengawasan
intern kementerian negara/lembaga.

4
Unit kerja yang berkedudukan langsung
di bawah Pemimpin BLU (Pasal 35 PP
23-2005)

Tugas SPI adalah pemeriksaan intern


BLU
SPI - Selain itu SPI harus berfungsi sebagai:
BLU 1. Quality Assurance (sebagai penjamin
kualitas bahwa suatu kegiatan dapat
berjalan secara efisien, efektif & sesuai
peraturan)
2. Consulting Agent (sebagai agen
perubahan, pendamping, mitra,
konsultan dalam berbagai kegiatan)
1. Pendampingan penyusunan Laporan Keuangan;
2. Revieu Laporan Keuangan sebelum dikirimkan ke Unit
Eselon I dan Kementerian Keuangan;
3. Reviu atas RKA-K/L satuan kerja;
4. Pemeriksaan Berbasis Risiko;
5. Pemetaan dan sosialisasi SPIP;
6. Pendampingan penerapan & pemantauan SPIP;
7. Help Desk - Konsultansi Pengadaan Barang dan Jasa;
8. Monitoring dan Mendorong Percepatan penyelesaian
Tindak Lanjut LHP.
9. Pendampingan Penyusunan LAKIP
PENELITIAN RKA/L OLEH
ROREN

Penelitian RKA-K/L Unit Eselon I dilakukan melalui Verifikasi atas


kelengkapan dan kebenaran dokumen yg dipersyaratkan srt kepatuhan dlm
penerapan kaidah-kaidah perencanaan penganggaran, difokuskan untuk
meneliti :
1. Konsistensi pencantuman sasaran kinerja sesuai dengan sasaran kinerja dlm
Renja K/L dan RKP
2. Kesesuaian total pagu dan rincian sumber dana dalam RKA-K/L dengan pagu
anggaran K/L
3. Kesesuain sumber dana dlm RKA-K/L dengan pagu anggaran K/L
4. Kepatuhan dlm pencantuman tematik APBN pada level keluaran
5. Kelengkapan dokumen pendukung RKA-K/L antara lain RKA Satker,
TOR/RAB dan dokumen pendukung terkait lainnya.
REVIU RKA-K/L OLEH
APIP

1. Untuk memberikan keyakinan terbatas (limited assurence) dan memastikan


kepatuhan penerapan kaidah-kaidah perencanaan anggaran.

2. Reviu difokuskan pada:


a. Kelayakan anggaran untuk mernghasilkan sebuah keluaran
b. Kepatuhan dlm penerapan kaidah-kaidah perencanaan
penganggaran al. :
. Penerapan SBM dan SBK
. Penggunaan akun
. Hal-hal yg dibatasi
. Pengalokasian anggaran untuk kegiatan yg didanai dari
PNBP, PHLN, PHDN, SBSN
. Penganggaran BLU
. Kontrak tahun jamak
. Pengalokasian anggaran (untuk pengadaan asest) yg akan
diserahkan menjadi penyerataan modal negara pada BUMN
DOKUMEN YANG DIBUTUHKAN
PEREVIU;
1. Surat Pengantar Eselon I
2. Pagu anggaran per-eselon I/per satker/ per sumber
3. RKA Satker (form A,B,C)
4. SPTJM KPA
5. ADK RKA-K/L Satker
6. Gender Budget statement (jika ada)
7. RBA BLU
8. TOR dan RAB
9. Data SIMAK-BMN (volume/kuantitas dan kondisi
barang)
10. Dokumen pendukung lainnya
Pada prinsipnya, pelaksanaan reviu tidak menambah layer proses perencanaan dan
penganggaran. Hal ini perlu dilakukan agar pelaksanaan reviu dapat berjalan dengan
efisien dan efektif mengingat keterbatasan waktu penyampaian RKA-K/L kepada
Kementerian Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Anggaran.
N Jenis Program Tujuan
o Kerja
1 Program Kerja Reviu Untuk memastikan bahwa kertas kerja RKA-K/L
Pengujian Umum sesuai dengan ADK nya.

2 Program Kerja Reviu Untuk menguji kelayakan anggaran atas suatu


Pengujian atas kelayakan komponen
anggaran
3 Program Kerja Reviu Untuk menguji kepatuhan penerapan SBM/SBK
Pengujian atas kepatuhan dalam RKA-KL dengan Peraturan Menteri
penerapan SBM/SBK Keuangan tentang SBM dan peraturan menteri
keuangan lainnya tentang standar biaya
keluaran
4 Program Kerja Reviu Untuk memastikan bahwa penggunaan akun
pengujian atas kesesuaian belanja dalam RKA-KL telah sesuai dengan
akun bagan akun standar
No Jenis Program Kerja Tujuan
5 Program Kerja Reviu pengujian Untuk memastikan bahwa alokasi anggaran
atas hal-hal yang dibatasi (alokasi untuk keluaran (output) kegiatan yang
anggaran kendaraan bermotor, dibatasi telahsesuai dengan tata cara
anggaran honorarium atas penyusunan RKA-KLrencana kerja dan
keikutsertaan pejabat/pegawai anggaran pengadaan tanah:
dalam tim pelaksanaan kegiatan/tim a)Telah sesuai dengan rencana kebutuhan;
sekretariat, perjalanan dinas/rapat di b)Telah mempertimbangkan ketersediaan
luar kantor, pemasangan telepon anggaran dan telah memperhatikan
baru, perayaan/peringatan hari ketersediaan BMN yang ada pada
besar/raya, hari ulang tahun K/L) Kementerian Keuangan; dan
c)Telah dilengkapi dokumen pendukung.
6 Pengujian pengalokasian anggaran Untuk memastikan bahwa rencana kerja dan
untuk kegiatan yang didanai dari anggaran untuk kegiatan yang didanai dari
pinjaman/hibah luar negeri pinjaman /hibah luar negeri :
Telah sesuai dengan rencana kebutuhan
Telah mempertimbangkan ketersediaan
anggaran rupiah murni pendamping.
Telah dilengkapi dokumen pendukung.
No Jenis Program Kerja Tujuan

6 Program Kerja Reviu Untuk memastikan bahwa rencana kerja dan


pengujian pengalokaian angaran dengan sumber dana PNBP (BLU) telah
anggaran dengan sumber sesuai ketentuan.
daya PNBP (BLU)
7 Program Kerja Reviu Untuk memastikan bahwa rencana pengadaan
pengujian atas gedung/bangunan :
pengalokasian anggaran Telah sesuai dengan rencana kebutuhan dan
terkait pengadaan gedung/ telah memperhatikan ketersediaan
bangunan bangunan/gedung yang ada pada K/L
Telah ada persetujuan kontrak tahun jamak
untuk pembangunan yang membebani dana
anggaran lebih dari 1 tahun anggaran
Telah sesuai dengan pedoman teknis
pembangunan bangunan/gedung negara.
Telah dilengkapi dengan dokumen pendukung
(persetujuan dari kementerian PU atau dinas PU,
surat keputusan penghapusan gedung).
No Jenis Program Kerja Tujuan
8 Program Kerja Reviu pengujian Untuk memastikan bahwa rencana kerja dan
pengalokasian anggaran terkait angaran dengan sumber dana PNBP (BLU)
pengadaan BMN untuk tanah telah sesuai ketentuan.
9 Program Kerja Reviu pengujian Untuk memastikan apakah biaya renovasi
atas renovasi gedung gedung dan bangunan telah sesuai dengan
Peraturan Menteri PU mengenai pedoman teknis
pembangunan bangunan/gedung negara.

10 Program Kerja Reviu Pengujian Untuk memastikan apakah biaya pemeliharaan


atas pengalokasian biaya kendaraan dinas/sarana kantor telah sesuai
pemeliharaan kendaraan dengan jumlah kendaraan dinas/sarana kantor
bermotor/sarana kantor (inventaris kantor, PC, printer, AC, split, genset)
dalam SIMAK BMN dan standar biaya.
11 Program Kerja Reviu Pengujian Untuk memastikan bahwa alokasi anggaran
atas pengalokasian biaya biaya pemeliharaan gedung yang dipergunakan
pemeliharaan gedung yang bersama tidak terjadi duplikasi penganggaran
ditempati bersama biaya yang sesuai dengan standar biaya
masukan.
N Jenis Program Tujuan
o Kerja
12 Program Kerja Reviu Untuk menguji kelengkapan data pendukung
Pengujian atas RKA-K/L kepatuhan penerapan SBM/SBK dalam
kelengkapan data RKA-KL (TOR, RAB, dan data dukung lainnya)
pendukung RKA-K/L dan kesesuaian data antara TOR, RAB, dan
(TOR, RAB, dan data data dukung lainnya dengan RKA-K/L
dukung lainnya).
13 Program Kerja Reviu Untuk menguji kesesuaian program kegiatan dan
pengujian atas kesesuaian keluaran (output) dalam RKA-K/L unit eselon I
RKA-K/L dengan Renja dan dengan RKP dan RENJA K/L.
RKP
14 Program Kerja Reviu Untuk menguji kesesuaian total pagu dan
Pengujian kesesuaian rincian sumber dana dalam RKA-K/L (per
Total Pagu dan rincian program dan per kegiatan) sesuai dengan total
sumber dana RKA-K/L pagu dan rincian sumber dana yang tercantum
dalam keputusan Menteri Keuangan (pagu
anggaran K/L dan pagu alokasi K/L).
1 Pelaksanaan Reviu dilakukan dengan pendekatan RKA Eselon I

2 Output dalam Pelaksanaan Reviu

Kertas Kerja Wajib disimpan untuk digunakan dalam reviu RKA-K/L


Reviu (KKR) Penyesuaian (bulan Oktober) dan Reviu TA berikutnya

Catatan Hasil Disampaikan kepada unit Eselon I


Reviu (CHR)
1. Pelaporan reviu RKA-K/L pada intinya mengungkapkan tujuan dan
alasan pelaksanaan reviu, prosedur reviu yang dilakukan, kesalahan
atau kelemahan yang ditemui, langkah perbaikan yang disepakati,
langkah perbaikan yang dilakukan dan saran perbaikan yang belum
atau tidak dilaksanakan.
2. Laporan Hasil Reviu disusun dalam bentuk laporan LHR. LHR
disampaikan oleh pimpinan APIP K/L kepada pimpinan unit eselon I.
3. Tim Reviu harus mendokumentasikan seluruh Kertas Kerja Reviu
(KKR) dengan baik dan aman
4. CHR ditandatangani dan diparaf pada setiap lembar oleh Pereviu dan
Penanggung jawab RKA-K/L atau perencana anggaran Satuan Kerja.
5. RKA-KL yang direviu adalah RKA-KL yang sudah di tanda tangani dan
di stempel pimpinan satker.
6. RKA-KL yang direviu di paraf pada setiap lembarnya oleh pereviu dan
Penanggung jawab RKA-K/L atau perencana anggaran Satuan Kerja
HAL BARU DALAM PMK 53 TAHUN 2014
1. Honor pengajar Diklat dapat dibayarkan atas kelebihan
jumlah minimal tatap muka untuk pengajar dari dalam
satker penyelenggara (200.000/OJ)
2. Pengajar dari luar satker diberikan honor sebesar
Rp300.000 (OJ) sepanjang kebutuhan pengajar tidak
terpenuhi dari unit satker penyelenggara.
3. Uang saku rapat di dalam kantor dapat dibayarkan
sepanjang memenuhi syarat :
Dihadiri peserta dari eselon II lainnya ;
Dilaksanakan minimal 3 jam di luar jam kerja ;
tidak diberikan uang lembur.
Catatan :
Dalam rangka efisiensi anggaran untuk keg. Rapat,
PA/KPA agar menempuh langkah untuk membatasi
palaksanaan rapat di luar kantor (fullboard/fullday) dengan
cara mengalihkannya dengan rapat di dalam kantor.
HAL BARU DALAM PMK 53 TAHUN 2014
4. Satuan biaya sehari-hari perkantoran sdh termasuk
ATK, Barang cetak, alat-alat rumah tangga,
langganan surat kabar/berita/majalah dan air minum
pegawai.
5. Penggantian biaya inventarisasi lama (kursi dan meja
pegawai) maksimal 10% dari jumlah pegawai
6. Satuan biaya pemeliharaan kendaraan operasional
dinas bersumber dari sewa, hanya diperuntukan
untuk bahan bakar.
7. Satuan biaya sewa gedung pertemuan sudah
termasuk sewa meja, kursi, sound system dan
fasilitas gedung lainnya
1. Untuk pengadaan kendaraan harus ada persetujuan dari
menteri/pimpinan lembaga, kecuali pengadaan kendaraan
fungsional (ambulance untuk rumah sakit) dan pengadaan
kendaraan untuk satker baru
2. Berita acara penghapusan kendaraan untuk kendaraan
yang rusak berat, yang secara ekonomis memerlukan biaya
penghapusan dari daftar inventaris.
3. Untuk pengadaan gedung dilampirkan Surat penghapusan
gedung /bangunan apabila dibangun di atas tanah yang
sudah ada bangunan gedung lama.
4. Rencana pelatihan/pertemuan/seminar/sosialisasi/ FGD
yang melebihi 30 JPL pada saat satker selain Pusdiklat
Aparatur dan satker binaannya (BBPK, Bapelkes) harus
mendapatkan rekomendasi dari Pusdiklat Aparatur.
(KepMenkes nomor 725 tahun 2003).
5. Honorarium nara sumber/pembahas tidak berlaku untuk
kegiatan diklat dan pelatihan.
6. Satuan Jam pelajaran untuk keg. Seminar/rapat
koordinasi/sosialisasi/diseminasi/Bimtek dsb adalah 60
menit, bukan 45 menit.
7. Honor tim pelaksana kegiatan/pengelola SAI, pengelola
website mengacu pada PMK 53 tahun 2014.
Pedoman Perencanaan Roren
1. Pengadaan kefarmasian serta alat kesehatan,
kedokteran dan KB memperhatikan:
 Harga pembanding dari 3 perusahaan dengan
melampirkan Surat Ijin Perusahaan Alat
Kesehatan/kedokteran/farmasi/ perbekalan
kesehatan;
 Analisis kebutuhan peralatan
kesehatan/kedokteran/KB/farmasi yang
ditandatangani oleh Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA).
Pedoman Perencanaan Roren
2. Kendaraan Bermotor memperhatikan:
a. Data SIMAK BMN dan jumlah jabatan dalam struktur
organisasi;
b. SK penghapusan dari Kemenkes;
c. Risalah lelang dari Kemenkeu;
d. Kegiatan pengadaan kendaraan operasional Kantor Pusat di
koordinir oleh Biro Umum dengan dilengkapi surat usulan dari
satker terkait. Apabila satker Kantor Pusat pada Unit Eselon I
melakukan pengadaan kendaraan operasional, maka satker
tersebut harus memastikan anggaran pengadaan tersebut
sudah dialokasikan oleh Biro Umum;
e. Satker Kantor Daerah/ UPT vertikal dibatasi untuk melakukan
pengadaan kendaraan operasional dengan syarat adanya
rekomendasi dari Biro Umum;
Pedoman Perencanaan Roren
2. Kendaraan Bermotor memperhatikan:
f. Satker Kantor Daerah/ UPT vertikal dibatasi untuk melakukan
pengadaan kendaraan operasional dengan syarat adanya
rekomendasi dari Biro Umum;
g. Pengadaan kendaraan dinas untuk pejabat Eselon 3 dan 4 tidak
diperkenankan;
h. Satker Kantor Daerah dan Tugas Pembantuan diperbolehkan
untuk mengadakan ambulance dengan syarat bahwa seluruh
pengadaan ambulance dilakukan sesuai dengan tugas pokok
dan fungsi, menu, dan spesifikasi teknis yang direkomendasikan
dari Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan;
i. Satker Kantor Daerah diperkenankan melakukan pengadaan
mobil dengan kriteria khusus (mobil labkes, mobil promkes,
boarding clearence dll) dengan syarat direkomendasikan oleh
unit teknis eselon 1 sebagai penanggungjawab program terkait;
Pedoman Perencanaan Roren
2. Kendaraan Bermotor memperhatikan:
g. Satker Kantor Pusat dan Kantor Daerah tidak
diperbolehkan melakukan pengadaan kendaraan roda 2;
h. Seluruh pengadaan kendaraan operasional/ambulance/
kendaraan dengan kriteria khusus pada satker Kantor
Daerah dan Tugas Pembantuan yang belum memperoleh
rekomendasi dari biro umum/ unit eselon 1
penanggungjawab program direkomendasikan untuk
memperoleh tanda/ catatan dalam lembar IV DIPA sampai
memperoleh rekomendasi dimaksud.
Pedoman Perencanaan Roren
3. Alat pengolah data memperhatikan:
 Data SIMAK BMN dan jumlah jabatan/pegawai
sebagai pengguna;
 Surat keterangan penghapusan dari Kemenkes;
 Risalah lelang dari Kemenkeu;
 Pengadaan peralatan perkantoran dan alat
pengolah data primer maupun spesifikasi
canggih, termasuk kamera canggih, handycam,
pengacau sinyal dan alat sejenisnya memerlukan
rekomendasi dari Pusat Data dan Informasi
Kemenkes.
Pedoman Perencanaan Roren
4. Biaya Perjalanan Dinas:
a. Alokasi anggaran perjalanan dinas luar negeri kecuali Pusat
Kesehatan Haji, Pusrengun, PKLN dan pimpinan Kemenkes
di Biro Umum ditampung pada Sekretariat Badan/ Ditjen;
b. Alokasi anggaran perjalanan dinas LN untuk satker di
lingkungan Setjen selain Poin.a, ditampung di Biro Umum;
c. Besaran biaya maksimal untuk transport lokal yang belum
ditetapkan dalam SBM seperti transport Bandung sebesar
Rp. 500.000, Bogor sebesar Rp 350.000, Cirebon sebesar
Rp. 500.000;
d. Transport ke DTPK disesuaikan dengan tarif perda atau
harga pasar (at cost);
e. Jumlah perjalanan dinas dan pertemuan
mempertimbangkan kesesuaian dengan jumlah pegawai
dan hari kerja dalam satu tahun;
Pedoman Perencanaan Roren
5. Biaya Perjalanan Dinas:
f. Biaya rata - rata transport pembinaan teknis dengan tiket
pesawat yang belum ditentukan tujuannya maksimal sebesar
Rp. 4.500.000,00;
g. Belanja barang (perjadin) dilakukan efisiensi semaksimal
mungkin dengan berpedoman pada PMK No. 113 tahun 2012
tentang perjalanan dinas dalam negeri bagi pejabat negara,
pegawai negeri dan pegawai tidak tetap (PTT).
h. Kategori yang disebut PTT adalah pegawai yang diangkat
dalam jangka waktu tertentu guna melaksanakan tugas
pemerintahan dan pembangunan yang bersifat teknis
profesional dan administrasi sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan organisasi. Contoh dokter dan bidan PTT;
i. Pegawai honorer/pramubakti tidak diperkenankan untuk
melakukan perjalanan dinas biasa kecuali perjalanan dinas
paket meeting sebagai pendukung sebuah kegiatan.
Pedoman Perencanaan Roren
6. Bahan/alat tulis kantor/seminar kit memperhatikan
kewajaran jumlah ATK yang disesuaikan dengan jumlah
peserta pertemuan dan jenis pertemuan serta
mempertimbangkan standar harga yang telah
ditetapkan oleh Biro Umum;
7. Biaya honor-honor :
 Honor narasumber sesuai dengan standar biaya masukan
dan dengan jumlah hari kegiatan;
 Besaran honor yang diberikan kepada narasumber dalam
suatu pertemuan disediakan oleh penyelenggara sesuai
aturan SBM;
 Dengan telah dilaksanakannya kebijakan renumerasi,
maka honor pejabat eselon 2 diluar honor KPA dibatasi
sebanyak 2 jenis, sedangkan honor eselon 3 diluar honor
PPK dibatasi sebanyak 3 jenis;
Pedoman Perencanaan Roren
8. Penyusunan NSPK/Buku Pedoman/Juknis:
 Tahapan pertemuan maks. 4 kali (Persiapan,
Penyusunan, Finalisasi, Sosialisasi);
 Melakukan pemilahan kegiatan antara kegiatan yang
membutuhkan koordinasi internal yang bisa dilaksanakan
di dalam kantor dan di luar kantor.
9. Standarisasi Akun Perjadin
 524111 = Perjalanan Biasa;
 524112 = Perjalanan Tetap;
 524113 = Perjalanan Dinas Dalam Kota;
 524114 = Paket Meeting Dalam Kota;
 524119 = Paket Meeting Luar Kota
Pedoman Perencanaan Roren
10. Kegiatan harus sesuai Tupoksi;
 Pelatihan-Pelatihan berkoordinasi dengan PPSDM;
 Promosi Kesehatan berkoordinasi dengan Promkes;
 Pelatihan Bencana berkoordinasi dengan PPK
11. Pengadaan obat, vaksin dan reagen reguler
dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Binfar dan Alkes,
tapi jika reagen merupakan satu komponen dengan
alkes dapat dilakukan di unit eselon 1 masing masing;
12. Pengadaan peralatan kesehatan PONEK dan PONED
dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Bina Gizi dan
Kesehatan Ibu dan Anak;
13. Besaran biaya sewa yang tidak diatur di dalam SBM,
dianggarkan sesuai standar yang ditetapkan oleh Biro
Umum;
Pedoman Perencanaan Roren
14.Jumlah panitia kegiatan tidak boleh melebihi 10% dari
jumlah peserta dan hanya dialokasikan pada kegiatan
yang melibatkan Lintas Sektor/Lintas Program dan
daerah;
15.Belanja mengikat untuk belanja pegawai mengacu
kepada GPP, Belanja Gaji Transito dialokasikan di Biro
Umum serta setiap satker memperhatikan ketersediaan
anggaran Tunjangan Kinerja per tahunnya;
16.Jumlah tenaga pramubakti hanya diperuntukan untuk
sopir, petugas kebersihan atau Office Boy dan maksimal
10 % dibandingkan dengan jumlah pegawai. Dengan
adanya kebijakan REMUNERASI, maka pengajuan usulan
tenaga pramubakti tersebut harus berdasar kepada
analisa kebutuhan dan beban kerja.
Terima kasih
website = www.itjen.kemkes.go.id
email = itjen@kemkes.go.id

Anda mungkin juga menyukai