IFRAD
Senior Health Specialist
PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero)
Outline Presentasi
2
Alternatif Sumber Pembiayaan Infrastruktur
Pembiayaan Infrastruktur
Kebutuhan Rp851 T
Sumber Pembiayaan
1. Lembaga Pembiayaan:
APBN 2016 Rp313,5 T
a. Perbankan
b. Institusi Keuangan Non Bank
2. Pemerintah Daerah:
Gap Pembiayaan a. Pemda melalui APBD
Rp537,5 T
b. BUMD
3. Badan Usaha/Swasta
0 200 400 600 800 1000 4. Masyarakat (Obligasi)
Sumber:
1. APBN TA 2016, Kemenkeu RI
2. Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), 2016
3
Keberadaan PT SMI Sebagai Katalis Percepatan
Pembangunan Infrastruktur Nasional
4
3 Pilar Bisnis dan Perluasan Sektor Bisnis PT SMI
Investment Infrastruktur
Syariah Infrastruktur
Murabahah Advisory Kawasan Pasar
Pariwisata
Dana Haji &
Syirkah Musyarakah Mutanaqisah (MMQ)
Financial
Sovereign Wealth Mudharabah Muqayyadah on Advisory
Fund Balance Sheet (MMOB) Infrastruktur Sosial
64 proyek | Financing and Investment 6 proyek | Project Development 20 proyek | Advisory Services 6
Overview of PT SMI’s Hospital Projects
RSUD Pirngadi RSUD Sulawesi Barat RSUD Anutapura RSUD Sulawesi Utara RSPTN Univ. Sam Ratulangi RSUD Kota Manado
Status Final Business Case Commitment Rp 234 M Commitment Rp 100 M Commitment Rp 400 M Status Final Business Case Commitment Rp 126 M
RSUD Muna
Komitme Rp 91.6 M
n
Location SE Sulawesi
RSUD Konawe
Komitme Rp 231 M
n
Location SE Sulawesi
RSUD Sulawesi Tenggara
RSUD Dr. Rasidin
RSUD Bangkalan Komitme Rp 190 M
Commitment Rp 83.4
Commitment Rp 96 M n
M
Location Bangkalan Location SE Sulawesi
Location Padang
RSUD Muhammad Zein
Commitment Rp 99 M
Location Painan
RSUD Krian
8
Perkembangan Jumlah Rumah Sakit di Indonesia*
D
471
BELUM
DITETAPKAN
937
Cina 37
350.000 AS 28
Britania 28
300.000 Turki 25
79.315 86.128
71.823 Brasil 24
64.832
250.000 52196 Thailand 21
Arab Saudi 21
40.305
200.000
Vietnam 20
Singapura 20
Malaysia 18
150.000
Meksiko 15
230.141 237.460 240.244 244.188 Irak 13
226.522
100.000 198.068 Filipina 10
Indonesia 9
50.000 India 7
Pakistan 6
0 Bangladesh 6
2012 2013 2014 2015 2016 2017 (Q2)
0 10 20 30 40
*Sumber: Kementerian Kesehatan 2017
Rumah Sakit Publik Rumah Sakit Swasta **Sumber: Bank Dunia 2016
▪ Jumlah tempat tidur di RS Publik mencapai 76.5% dari total tempat tidur pada 2017.
Namun jumlah RS publik hanya mencapai 35% saja.
▪ Dilihat dari aspek rasio jumlah tempat tidur RS terhadap 10.000 penduduk, Indonesia
masih relatif rendah dibandingkan negara2 di dunia. 10
PERTUMBUHAN JUMLAH TEMPAT TIDUR RS PUBLIK DI INDONESIA
90000 84093
79207
80000 74859
71713
67242
70000
61957
60000
50000
40000
32245
28684 29195
25696 26560
30000
22292 21053 22053 21925
19622 19228
16879
16654
15782 17071
16420 17474
17042 17063
16997 16996 17022
20000 13387 13643
11
Anggaran Kesehatan di Indonesia
Total Belanja
Kesehatan 2014
Rp. 377,8 Triliun
13
Persebaran Rumah Sakit Berdasarkan Pulau*
▪ Jumlah total Rumah Sakit di Indonesia mencapai > 2.500 unit pada 2015. Namun lebih dari 75%-nya terletak
di Jawa dan Sumatra.
▪ Jumlah RS terendah berada di Nusa Tenggara, dan tingat BOR terendah berada di Papua dan Maluku.
▪ Hanya Pulau Jawa dan Bali yang memiliki tingkat BOR diatas 70%.
• Jumlah dokter di Indonesia per 2015 mencapai 75.444 orang, tumbuh sesuai dengan
pertumbuhan rumah sakit.
• Meski demikian, rasio jumlah dokter terhadap 1.000 pasien di Indonesia masih
merupakan salah satu yang terendah di dunia.
15
Penyebaran Jumlah Dokter di Indonesia
• Jumlah dokter di Sumatera, Jawa, dan Bali per 2015 mencapai 58.361 orang, atau
setara dengan 85% dari jumlah total dokter di Indonesia.
• Namun secara umum, jumlah dokter yang tersebar di seluruh Indonesia sudah
sesuai dengan kebutuhan minimum, kecuali untuk Maluku Utara, NTT, & Kep. Riau
16
Kesimpulan: Gambaran Umum Kondisi Rumah Sakit
17
Outline Presentasi
18
Opsi Modalitas Pengembangan RS
1 2 3
TINGGI
PPP
PPP KOMPLEKSITAS
Kompleksitas:
Pengaturan kesepakatan
dan scope kerjasama,
serta mekanisme nya.
PINJAMAN
PINJAMAN APBN/D
DAERAH/BLU
Kompleksitas:
Bagian tersulit yaitu
memenuhi persyaratan
APBN/D
kreditur
Kompleksitas: RENDAH
Tidak terlalu kompleks dan
Pemerintah sudah terbiasa
menggunakan skema ini
19
Tahapan Dalam Menentukan Modalitas Proyek RS
TIDAK
IYA
KEBUTUHAN RS Pemerintah tidak memiliki dana, namun
Pinjaman
mampu menyediakan SDM
TIDAK
Eksplorasi Skema
Jenis/Model Kerjasama disesuaikan dengan kebutuhan layanan pada Rumah Sakit Kerjasama
20
Perbandingan Opsi Pembiayaan Rumah Sakit Daerah (1)
Belanja Operasional
BLUD dan Badan Usaha,
dan Pemeliharaan BLUD Badan Usaha Badan Usaha
sesuai perjanjian
(O&M)
Greenfield ataupun Lebih diutamakan Lebih diutamakan Lebih diutamakan
Greenfield / Brownfield
Brownfield Greenfield Brownfield Brownfield
Pemerintah hanya
BLUD melakukan
melakukan pengawasan, Pemerintah hanya
BLUD melakukan full operasional bersama dengan
Operasional tariff collection, dan melakukan pengawasan
operasional badan usaha KSO, sesuai
Pembayaran AP sesuai dan tariff collection
perjanjian
perjanjian
• Proses persiapan
• Proses persiapan
• Market sounding untuk
• Ketersediaan SDM • Hanya untuk proyek
• Proses persiapan mengetahui partisipasi
• Alokasi risiko yang memang
• Market sounding dan minat swasta
operasional menguntungkan
untuk mengetahui • Integrasi Pola
Tantangan seluruhnya secara bisnis
Partisipasi dan minat Pengelolaan SDM,
terdapat di • Market sounding
swasta Keuangan, dan
Pemda/ BLUD untuk mengetahui
• Budgeting Operasional antar
• Budgeting Partisipasi dan minat
instansi
swasta
• Budgeting
22
Outline Presentasi
23
Keuntungan Skema KPBU
24
Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha
Ilustrasi Alokasi Risiko pada KPBU
RISIKO
PIHAK RISIKO RISIKO RISIKO RISIKO RISIKO RISIKO
SUKU
TERLIBAT LAHAN KONSTRUKSI OPERASIONAL PASAR REGULASI POLITIK
BUNGA
PEMERINTAH
BADAN
USAHA
SHARED
(BERSAMA)
25
B.Tahapan KPBU
• identifikasi dan penetapan KPBU • Pengajuan Dukungan Pemerintah • Penetapan lokasi KPBU
2 2 2
• penganggaran dana tahap • Pengadaan Badan Usaha
3 perencanaan KPBU • Pengajuan Jaminan Pemerintah 3 Pelaksana KPBU
3
•Studi Pendahuluan : keputusan
lanjut/tidak lanjut rencana KPBU • Pengajuan Penetapan Lokasi. • Penandatanganan perjanjian KPBU
4 4
4
• Penyusunan Daftar Rencana KPBU • Pemenuhan pembiayaan
5 5 (Financial Close)
• Pengkategorian KPBU
6
Dokumen :
• Persetujuan Prinsip Dukungan
• Studi Pendahuluan • Prastudi Kelayakan Kelayakan/Penjaminan (jika
• Daftar Prioritas Proyek dibutuhkan)
• Pelelangan
• Perjanjian: KPBU, Penjaminan dan
Regres (jika dibutuhkan)
Tanah / Lahan
27
Skema Kerjasama KPBU dibidang Kesehatan
28
VALUE FOR MONEY
KONSEP DASAR
350
300
Value for Money
250
Biaya Pengadaan
200 Biaya Desain
50 Biaya Operasional
Biaya Pemeliharaan
0
APBN/D KPBU
KPBU yang dilakukan ketika sektor swasta dan sektor publik melakukan kerjasama meraih value for
money melalui alokasi risiko yag optimum.
29
VALUE FOR MONEY
ALTERNATIF SUMBER PERHITUNGAN
30
1 Kontrak Pelayanan
1) Kontrak Konsesi-Availibility Payment (AP)
Keterangan Gambar Kontrak Konsesi Availability Payment:
31
1 Kontrak Pelayanan
1) Kontrak Konsesi-Availibility Payment (AP)
Kerjasama :
Badan Usaha diberi hak konsesi untuk menyelenggarakan seluruh sistem infrastruktur rumah sakit publik eksisting,
termasuk pengoperasian dan pemeliharaan prasarana, serta pemberian pelayanan kepada pasien melalui skema
AP. Rencana dan penganggaran KPBU tercantum didalam RSB dan RBA BLU/BLUD.
Kelebihan : Kekurangan :
• Meningkatkan efisiensi dan mutu pelayanan. • Risiko design, pembiayaan dan konstruksi
• Pengelolaan bangunan dan prasarana rumah sakit bangunan terdapat di Pemerintah.
lebih terjamin keandalannya meliputi • Risiko tata guna ruang untuk optimalisasi
keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan pelayanan, karena prasarana harus menyesuaikan
kemudahan, sesuai fungsi Rumah Sakit. bangunan yang sudah ada.
• Optimalisasi biaya pengelolaan bangunan dan • Berkurangnya kemampuan Pemda dalam
prasarana rumah sakit. merespon terjadi perubahan permintaan
• Risiko operasi ditanggung oleh badan usaha. masyarakat.
• Tarif pelayanan ditentukan oleh Pemerintah. • Pemerintah harus menganggarkan biaya
• Pemerintah memiliki aset atas pelayanan yang availability payment setiap tahun yang akan
dikerjasamakan sesuai perjanjian setelah dibayarkan kepada badan usaha.
berakhirnya masa kerjasama. • Risiko permintaan layanan berada pada BLU/BLUD
• Pendapatan operasional tetap dikelola oleh rumah sakit. Apabila permintaan dari masyarakat
BLU/BLUD rumah sakit. lebih tinggi dari yang diproyeksikan, terdapat
kemungkinan biaya AP meningkat.
32
2 Kontrak Bangun
1) Kontrak Bangun Guna Serah (BOT)-
Availibility Payment (AP)
33
2 Kontrak Bangun
1) Kontrak Bangun Guna Serah (BOT)-
Availibility Payment (AP)
Kerjasama :
Badan Usaha memperoleh hak untuk mendanai, membangun, mengoperasikan dan memelihara bangunan dan
prasarana suatu rumah sakit. Badan Usaha memperoleh pengembalian modal investasi dan keuntungan yang
wajar dalam jangka waktu tertentu melalui skema AP. Setelah jangka waktu berakhir, badan usaha menyerahkan
kepemilikan bangunan dan prasarana tersebut kepada Pemerintah Pusat/Daerah.
Kelebihan : Kekurangan :
• Meningkatkan efisiensi dan mutu pelayanan • Risiko design, pembiayaan dan konstruksi bangunan
• Pengelolaan bangunan dan prasarana rumah terdapat di Pemerintah.
sakit lebih terjamin • Risiko tata guna ruang untuk optimalisasi pelayanan,
• Optimalisasi biaya pengelolaan bangunan dan karena prasarana harus menyesuaikan bangunan yang
prasarana rumah sakit sudah ada.
• Tarif pelayanan ditentukan oleh Pemerintah • Berkurangnya kemampuan Pemda dalam merespon
• Pendapatan operasional tetap dikelola oleh terjadi perubahan permintaan masyarakat.
BLU/BLUD rumah sakit. • Pemerintah harus menganggarkan biaya availability
payment setiap tahun yang akan dibayarkan kepada
badan usaha.
• Risiko permintaan layanan berada pada BLU/BLUD
rumah sakit. Apabila permintaan dari masyarakat lebih
tinggi dari yang diproyeksikan, terdapat kemungkinan
biaya AP meningkat.
34
2 Kontrak Bangun
2) Kontrak Bangun Serah Guna (BTO)-
Availibility Payment (AP)
35
2 Kontrak Bangun
2) Kontrak Bangun Serah Guna (BTO)-
Availibility Payment (AP)
Kerjasama :
Badan Usaha bertanggung jawab untuk membangun suatu rumah sakit, termasuk membiayainya dan setelah selesai
pembangunannya lalu rumah sakit publik tersebut diserahkan penguasaan dan kepemilikannya kepada Pemerintah
Pusat/Daerah. Selanjutnya, Pemerintah Pusat/Daerah menyerahkan kembali kepada badan usaha untuk dikelola
dalam jangka waktu tertentu melalui skema AP untuk pengembalian modal investasi dan keuntungan yang wajar.
Rencana dan penganggaran KPBU tercantum didalam RSB dan RBA BLU/BLUD.
Kelebihan : Kekurangan :
• Pemerintah Pusat/ Daerah tidak perlu mengeluarkan • Pemerintah harus menganggarkan biaya
pendanaan untuk membiayai keseluruhan bangunan availability payment setiap tahun yang akan
dan prasarana rumah sakit di awal. dibayarkan kepada badan usaha.
• Risiko design, pendanaan, konstruksi bangunan, • Risiko permintaan layanan berada pada BLU/BLUD
penyediaan prasarana merupakan tanggung jawab rumah sakit. Apabila permintaan dari masyarakat
badan usaha. lebih tinggi dari yang diproyeksikan, ada
• Pemerintah Pusat/Daerah memiliki asset yang kemungkinan biaya AP meningkat.
dibangun pihak ketiga. • Risiko tata guna ruang untuk optimalisasi
• Pemerintah Pusat/Daerah mempunyai kewenangan pelayanan karena prasarana harus menyesuaikan
untuk mengendalikan layanan, termasuk tarif layanan bangunan yang sudah ada.
BPJS dan non BPJS.
• Pendapatan operasional tetap dikelola oleh BLU/BLUD
rumah sakit.
36
2 Kontrak Bangun
3) Kontrak Bangun Guna Serah (BOT)- End
User Tariff
Keterangan Gambar Kontrak Bangun Guna
Serah–End User Tariff:
PJPK
1. Perjanjian Kerjasama antara PJPK dengan
3 Badan Usaha Pelaksana;
2. Perjanjian Penjaminan antara PT PII
1 7 dengan Badan Usaha Pelaksana;
PT. PII 3. Perjanjian Regres antara PT PII dengan
PJPK;
2 4. Badan Usaha Pelaksana menyediakan
Badan seluruh sistem infrastruktur publik
Usaha eksisting beserta layanan kepada pasien
sesuai dengan yang diperjanjikan pada
Perjanjian Kerjasama;
4 5 6 5. Pasien non BPJS melakukan pembayaran
tarif atas pelayanan kesehatan kepada
Badan Usaha Pelaksana;
6. Badan Usaha Pelaksana mendapat
Pasien BPJS pembayaran atas claim Pasien BPJS;
7. PJPK melakukan monitoring dan evaluasi
kepada Badan Usaha Pelaksana;
37
2 Kontrak Bangun
3) Kontrak Bangun Guna Serah (BOT)- End
User Tariff
Kerjasama :
Badan Usaha memperoleh hak untuk mendanai dan membangun suatu rumah sakit, yang kemudian dilanjutkan
dengan pengelolaannya dan memperoleh pengembalian modal investasi dan keuntungan yang wajar dalam jangka
waktu tertentu melalui skema end user tariff. Setelah jangka waktu itu berakhir badan usaha menyerahkan kepemilikan
bangunan tersebut kepada Pemerintah Pusat/Daerah.
Kelebihan : Kekurangan :
• Pemerintah Pusat/ Daerah tidak perlu mengeluarkan • Berkurangnya kemampuan Pemda dalam
pendanaan di awal untuk membiayai keseluruhan merespon terjadi perubahan permintaan
bangunan dan prasarana rumah sakit di awal. masyarakat.
• Risiko design, pendanaan, konstruksi untuk bangunan, • Tarif pelayanan pasien non BPJS ditentukan oleh
penyediaan prasarana, operasi, serta pemeliharaan badan usaha.
bangunan dan prasarana merupakan tanggung jawab • Pendapatan operasional dikelola oleh badan
badan usaha. usaha
• Tarif pelayanan BPJS ditentukan oleh Pemerintah.
• Pemerintah memiliki aset bangunan dan prasarana
setelah berakhirnya masa kerjasama.
• Optimalisasi biaya pengelolaan bangunan dan
prasarana rumah sakit.
38
3 Kontrak Rehabilitasi
1) Kontrak Rehabilitasi Guna Serah (ROT)-
Availability Payment (AP)
Kerjasama :
Pemerintah Pusat/Daerah mengontrakan kepada badan usaha untuk memperbaiki bangunan dan
prasarana rumah sakit, kemudian badan usaha mengelolanya dalam waktu tertentu sesuai dengan
perjanjian kerjasama, selanjutnya diserahkan kembali kepada Pemerintah apabila badan usaha
tersebut telah memperoleh pengembalian modal dan profit pada tingkat yang wajar melalui skema
AP. Rencana dan penganggaran KPBU tercantum didalam RSB dan RBA BLU/BLUD.
Kelebihan : Kekurangan :
• Pemerintah Pusat/Daerah tidak perlu mengeluarkan • Berkurangnya kemampuan Pemda dalam
pendanaan di awal untuk membiayai rehabilitasi merespon terjadi perubahan permintaan
bangunan dan prasarana rumah sakit. masyarakat.
• Sebagian risiko ditanggung oleh badan usaha sebagai • Pemerintah harus menganggarkan biaya
pihak yang merehabilitasi rumah sakit. availability payment setiap tahun yang akan
• Tarif pelayanan ditentukan oleh Pemerintah. dibayarkan kepada badan usaha.
• Pemerintah memiliki aset bangunan dan prasarana • Risiko permintaan layanan berada pada
yang direhabilitasi setelah berakhirnya masa BLU/BLUD rumah sakit. Apabila permintaan
kerjasama. dari masyarakat lebih tinggi dari yang
• Optimalisasi biaya pengelolaan bangunan dan diproyeksikan, terdapat kemungkinan biaya AP
prasarana rumah sakit yang direhabilitasi. meningkat.
• Pendapatan operasional tetap dikelola oleh BLU/BLUD
rumah sakit.
40
Assigned by Ministry of Finance, PT SMI Acted as the Catalyst
in the PPP Project Preparation through PDF*
Ministry of Research
Sam Ratulangi
and Higher Rp 387,23 Billion FBC Drafting
Teaching Hospital
Education
42
Municipal Financing Projects -
Examples of Regional Hospitals Financed through PT SMI
43
Pipelines of Regional Hospital Projects
44
A LEADING CATALYST IN FACILITATING INDONESIA’S INFRASTRUCTURE DEVELOPMENT
TERIMA KASIH
Disclaimer
46
Studi Kasus Pengembangan Rumah Sakit
Opsi Pinjaman (PT SMI)
47
Studi Kasus Pengembangan Rumah Sakit
Opsi PPP (Fukuoka Children Hospital): Informasi Project
48
Range Outsourcing Options ( International Benchmarking)
49