Anda di halaman 1dari 20

Manajemen Pembiayaan

Proyek
Robin Supratman
2065490002
Pengertian Project Financing

• Pembiayaan proyek / project financing adalah pembiayaan yang dilakukan oleh bank atau
lembaga keuangan untuk membiayai suatu proyek konstruksi.
• Manajemen Biaya Proyek adalah suatu proses atau kegiatan yang diperlukan untuk memastikan
bahwa proyek akan dapat diselesaikan dalam suatu anggaran yang telah disetujui.
• Manajemen biaya proyek meliputi prosesproses yang diperlukan untuk menjamin agar anggaran
biaya yang telah disetujui cukup untuk menyelesaikan semua pekerjaan dalam lingkup proyek
• Berdasarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), apabila proyek kontruksi berada di luar negeri, akan
ditetapkan persyaratan tertentu dalam pemberian kredit tersebut; bank tersebut akan meminta
jaminan bahwa pembayaran angsuran akan dilakukan sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
• Project financing merupakan jenis skema pembiayaan dalam jumlah besar, dan umumnya untuk
jangka waktu yang panjang.
• Pembiayaan proyek adalah struktur pinjaman yang terutama
bergantung pada arus kas proyek untuk pembayaran kembali, dengan
aset, hak, dan kepentingan proyek dimiliki sebagai jaminan
sekunder.
• Selanjutnya perusahaan SPV (special purpose vehicle) akan
mendesain, membangun, serta mengelola suatu proyek infrastruktur.
• Karena tidak ada aliran pendapatan selama fase konstruksi proyek
pembangunan baru, layanan hutang dapat terjadi selama fase
operasi. Untuk alasan ini, para pihak mengambil risiko yang
signifikan selama fase konstruksi.
Sejarah Manajemen Pembiayaan Proyek

• Pada awalnya manajemen proyek hanya ada di industry energi


seperti minyak dan gas. Lalu selanjutnya meluas ke infrastruktur,
transportasi, pertambangan dan industri proyek yang besar.
• 41% pembiayaan proyek berkembang antara tahun 1994 – 1998 di
Asia.
• Pada tahun 1999, sekitar 75% pembiayaan proyek diseluruh dunia
berada di proyek infrastruktur dan energi.
• Dan saat ini, proyek menengah (US $ 5 juta) dapat menggunakan
manajemen pembiayaan proyek.
Definitions

• Bantuan pembiayaan yang terbatas.


• Sponsor tidak bertanggung jawab kepada hutang proyek
• Pembayaran kembali hanya berdasarkan arus kas.
• Resiko proyek dialokasikan kepada pihak – pihak yang mampu
mengelola risiko proyek. Cara tersebut adalah cara yang optimum
untuk pengalihan risiko.
Faktor sukses Project Finance Key

• Arus kas yang bisa diprediksi (meskipun tidak stabil).


• Sponsor yang terkenal.
• Harga / biayanya kompetitif / bersaing.
• Produk yang menarik di pasar.
• Kontraktor yang dapat diandalkan.
• Teknologi yang sudah terbukti.
• Transportasi tersedia dengan biaya yang wajar untuk memindahkan produk ke
pasar.
• Resiko mata uang sudah diatasi.
• Asuransi yang memadai.
Penyebab kegagalan Project Financing

• Keterlambatan dalam penyelesaian proyek dengan konsekuensi peningkatan pembiayaan


dan keterlambatan aliran pendapatan yang diharapkan.
• Cost overrun (pembengkakan biaya).
• Kegagalan teknis.
• Meningkatnya harga atau kekurangan bahan baku.
• Kehilangan posisi yang kompetitif di pasar (harga tidak bersaing).
• Penurunan permintaan produk.
• Campur tangan pemerintah.
• Perubahan regulasi / peraturan.
• Manajemen yang buruk.
• Bermasalah dengan keamanan.
Sumber Dana Proyek

• ENRIP (Eastern Indonesia National Roads Improvement Project) »


Australia
• EIRTP (Eastern Indonesia Region Transport Project) » Europe
• IBRD (International Bank Reconstruction Development) » Europe
(World Bank)
• ADB (Asian Development Bank) » Asia
• IDB (Islamic Development Bank) » Middle East
• JBIC (Japan Bank International Corporation) » Japan
• APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)
• SBSN – MYC (Surat Berharga Syariah Negara – Multi Years Contract)
• Sharing Loan Bantuan Luar Negeri + APBN (80 % : 20 %, 70 % : 30 %)
• APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah)
• Private Sector
Public Private Partnership  (PPP)

• Public Private Partnership (PPP) merupakan kemitraan pemerintah


- swasta yang melibatkan investasi yang besar (padat modal)
dimana sektor swasta membiayai, membangun, dan mengelola
prasarana dan sarana sedangkan pemerintah sebagai mitra yang
menangani pengaturan pelayanan.
• Dalam hal ini pemerintah tetap sebagai pemilik asset dan
pengendali pelaksanaan kerjasama.
Bentuk Kemitraan

• Service Contract
Bentuk kemitraan ini dimana pemerintah melakukan pengendalian terhadap
suatu badan usaha dan meminta pihak ketiga, yang biasanya dipegang oleh
kontraktor, dan memberikan jasa pelayanan dan pekerjaan selama periode
tertentu. Pemerintah membayar kontraktor atas jasa tersebut. Jangka
waktu perlaksanaan biasanya hanya sekitar 1-2 tahun saja.
• Management Contract
Dalam kemitraan ini, pemerintah mengendalikan badan usaha dan meminta
kontraktor memberikan jasa manajemen selama periode tertentu.
Kontraktor dibayar langsung oleh pemerintah atas jasa berbagai pekerjaan
dan tanggung jawab atas operasi dan pemeliharaan. Untuk jangka waktu
perjanjian berlangsung sekitar 3-5 tahun
• Leasing
Leasing di dalam kemitraan PPP ini, pihak swasta melakukan sewa
pada suatu fasilitas yang dimilik oleh pemerintah selama jangka
waktu tertentu yang disepakati sampai target yang ditentukan.
Kemudian pada waktu yang telah disepakati pihak swasta
mengembalikan lagi pada pemerintah.
• Build, Operate,  Transfer  (BOT)
BOT adalah suatu istilah bagi pola atau struktur yang menggunakan
investasi swasta untuk mengerjakan pembangunan infrastruktur
atau sektor publik. Singkatan BOT sendiri pada umumnya adalah
“build-operate-transfer” (dirikan-operasikan-alihkan) atau
terkadang dapat diartikan menjadi “build-owntransfer”.
Pada akhir masa waktu konsesi fasilitas itu dialihkan kepada
pemerintah dengan pembayaran yang minim.
Keuntungan proyek BOT

• Memperoleh sumber modal baru dari pihak swasta, agar dapat


mengurangi pinjaman pemerintah dan pengeluaran langsung, yang
kemungkinan dapat memperbaiki nilai hutang pemerintah.
• Mempercepat pembangunan proyek tanpa harus menunggu
perolehan dana yang cukup besar.
• Memakai keahlian pihak swasta untuk mengurangi biaya
konstruksi, memperpendek schedule dan efisiensi pengoperasian
proyek.
• Alokasi resiko dan beban proyek kepada pihak swasta.
• Keterlibatan private sponsors dan commercial lenders yang
berpengalaman, yang menjamin kelayakan proyek
• Pemerintah tidak perlu mengontrol proyek secara berlebihan,
karena sudah diserahkan kepada pihak swasta hingga akhir
masa concession
• Transfer teknologi dan pelatihan personil lokal
• Sebagai tolok ukur efisiensi antara proyek swasta dengan proyek
pemerintah yang sejenis.
Benefit Cost Ratio  (BCR)

• BCR merupakan indeks yang digunakan untuk mengetahui


perbandingan antara keuntungan dengan biaya yang dikeluarkan.
Kriteria kelayakannya adalah bila:
B/C ratio > 1     Þ           Layak
B/C ratio < 1     Þ           Tidak Layak
B/C ratio = 1     Þ           Impas
Payback Period (PP) dan Break event Point
BEP

• Payback period merupakan suatu periode waktu operasi di


mana outlay yang dikeluarkan untuk membiayai rencana investasi
dapat ditutup dari outcome yang dihasilkan.  Setelah periode
waktu tersebut, rencana investasi yang dilaksanakan tidak lagi
menanggung beban biaya investasi tetapi hanya tinggal
menikmati return yang mampu dihasilkan.
• Bedanya dengan Break Event Point yaitu Payback tidak
memperhitungkan suku bunga sedangkan BEP memperhitungkan
suku bunga proyek.
Net Present Value (NPV)

• NPV merupakan indikator untuk melakukan penilaian apakah dari


investasi yang ditanamkan mampu memberikan pendapatan yang
memadai.
• Net PV dari proyek = PV dari Benefit - PV dari Costs
Perspektif Owner

• Ukuran dan harga proyek.


• Risiko yang minimal (pengembalian dana investasi secepatnya).
• Umur keberlangsungan proyek.
Rencana Kebutuhan Proyek

• PM harus mengidentifikasi kebutuhan sumber daya kapan


dibutuhkan sumber daya :
• Tenaga kerja
• Material
• Peralatan
• Sub kontraktor
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai