Anda di halaman 1dari 10

PROJECT FINANCING

GROUP 11

● Reza Arief Rahman - NPM 2106800495


● Irsyad UI Fikri - NPM 2106800204
● Daniel Atmario Butar Butar - NPM 2106799915
OUTLINE

1. Pengertian

2. Pihak-pihak yang terlibat

3. Keunggulan dan Kelemahan


PENGERTIAN
Project financing bisa didefinisikan sebagai the raising of fund untuk
mendanai suatu modal proyek investasi yang dapat dipisah-pisah secara
ekonomis yang mana penyedia utamanya (main provider) akan melihat
dana yang ada di cash flow proyek sebagai sumber dana untuk
menyediakan penjamannya dan menyediakan pengembalian dari sebuah
pengembalian modal (equity) mereka yang diinvestasikan pada proyek
tersebut. (Finnerty, 1996).

Suatu financing dari unit ekonomi tertentu dimana seorang lender


awalnya puas dengan melihat cash flow yang didapat dari unit ekonomi
sebagai sumber dana dari pinjaman yang akan dibayar kembali terhadap
aset-aset unit ekonomi sebagai kolateral pinjaman (Nevitt and Fabozzi,
2000).
PENGERTIAN
Project finance may take the form of financing of the construction of a new
capital installation, or refinancing of an existing installation, with or without
improvements. In such transactions, the lender is usually paid solely or
almost exclusively out of the money generated by the contracts for the
facility’s output, such as the electricity sold by a power plant. The borrower
is usually an SPE (Special Purpose Entity) that is not permitted to perform
any function other than developing, owning, and operating the installation.
The consequence is that repayment depends primarily on the project’s
cash flow and on the collateral value of the project’s assets.” (Basel
Committee on Banking Supervision, International Convergence of Capital
Measurement and Capital Standards (“Basel II”), November 2005).
PENGERTIAN
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia No.35/POJK.05/2018
Tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan Pasal 1 angka
11.

“Pembiayaan Proyek adalah pembiayaan yang diberikan untuk


pelaksanaan sebuah proyek yang memerlukan beberapa jenis barang
modal dan/atau jasa yang terkait dengan pelaksanaan pengadaan proyek
tersebut”
KARAKTERISTIK
Pembiayaan proyek-proyek besar

Dibiayai secara sindikasi.

Pengembalian pinjaman diambil dari revenue proyek tersebut.

Tidak bergantung pada jaminan pemerintah atau jaminan pihak ketiga.

Tidak bergantung pada jaminan kebendaan lain selain aset proyek yang bersangkutan.

Pertimbangan technical feasibility dan economic viability dari penyandang dana.

Berbagai jenis investasi (barang/jasa), berbagai jenis partisipan (swasta/pemerintah).

Pembiayaan yang kompleks dan melibatkan hutang-hutang berisiko tinggi.


DASAR HUKUM
1. Kebebasan berkontrak 1338 ayat (1) BW.
2. Jaminan (perorangan, kebendaan).
3. Peraturan Presiden Nomor 9 tahun 2009 tentang Lembaga
Pembiayaan, dalam Pasal 8
4. Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 100/PMK.010/2009
tentang Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur.
5. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia
No.35/POJK.05/2018 Tentang Penyelenggaraan Usaha
Perusahaan Pembiayaan, Pasal 4 ayat 1 jo Pasal 12.
PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT

● Special Purpose Vehicle ● Pemerintah


(“SPV”)
● Product Purchaser
● Lending Bank

● Perusahaan Sponsor ● Materials Supplier

● Perusahaan Kontraktor
● Operator
KEUNGGULAN PROJECT FINANCE

1. Keamanan pengembalian dana dari Pendapatan Proyek (Project Revenues).


2. Menciptakan keamanan penyelesaian proyek karena banyaknya pihak yang mengharapkan
proyek dimaksud dapat beroperasi sebagaimana mestinya.
3. Keamanan supply barang atau jasa
4. Menciptakan lapangan kerja
5. Transfer teknologi
6. Peningkatan pajak dari revenue
7. Memperbaiki infrastruktur
8. Penghematan devisa
9. bagi Project Company:
1) Meningkatkan nilai perusahaan melalui Customization sistem tata kelola spesifik aset.
2) Tata kelola perusahaan yang baik (GCG), dimana keberlangsungan hubungan kontrak
merupakan sumber nilai Project Company.
3) Alokasi risiko yang efisien, mendukung rasio yang sehat antara pinjaman dengan
ekuitas yang tinggi
KELEMAHAN PROJECT FINANCE

1) Pembuatan struktur dan organisasi Project Finance memerlukan biaya yang tidak sedikit, bahkan lebih
mahal dibandingkan dengan mengatur pembiayaan melalui Corporate Financing. Biaya transaksi yang
besar disebabkan oleh besarnya biaya konsultan legal, teknis, keuangan, maupun asuransi. Setelah
financial close, masih ada pula biaya untuk monitoring.
2) Membutuhkan waktu yang relatif lebih lama, waktu yang panjang diperlukan oleh pemberi pinjaman
untuk melakukan negosiasi common term sheet.
3) Adanya risiko-risiko, seperti :
a) Risiko proyek/komersil.
b) Risiko kredit dari pihak debitur.
c) Risiko force majeure.
d) Risiko politik, bisa terjadi dalam hal adanya tindakan politik tertentu di suatu negara.

Anda mungkin juga menyukai