PENDAHULUAN
LANDASAN TEORI
2.1 Kredit
3.2.1 Pengertian Kredit
Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun
1998 kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain
yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Dalam arti luas
kredit diartikan sebagai kepercayaan. Begitu pula dalam bahasa
latin kredit berarti “credere” artinya percaya. Maksud percaya
bagi si pemberi kredit adalah ia percaya kepada si penerima
kredit bahwa kredit yang disalurkannya akan dikembalikan
sesuai perjanjian. Sedangkan bagi si penerima kredit
merupakan penerimaan kepercayaan sehingga mempunyai
kewajiban untuk membayar sesuai dengan jangka waktu
(Kasmir,2009: 96).
UU RI NO.7 Tahun 1992 tentang perbankan menyatakan
bahwa Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam-meminjam atara bank dengan pihak lain,
yang mewajibkan pihak pinjam meminjam untuk melunasi
hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan sejumlah
bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan.
Sedangkan pengertian kredit menurut Eric L. Kohler :
“Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu
pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu
janji pembayarannya akan dilakukan dan ditangguhkan pada
suatu jangka waktu yang disepakati”.
Pengertian kredit menurut Teguh Pudjo Muljono :
“Kredit adalah suatu penyertaan uang atau tagihan atau dapat
juga barang yang menimbulkan tagihan tersebut pada pihak
lain. Atau juga memberi pinjaman pada orang lain dengan
harapan akan memperoleh suatu tambahan nilai dari pokok
pinjaman tersebut yaitu berupa bunga sebagai pendapatan
bagi pihak yang bersangkutan”.
Berdasarkan pada pengertian-pengertian diatas dapat
diketahui bahwa transaksi kredit timbul sebagai akibat suatu
pihak meminjam kepada pihak lain, baik itu berupa uang,
barang dan sebagainya yang dapat menimbulkan tagihan bagi
kreditur. Hal lain yang dapat menimbulkan transaksi kredit
yaitu berupa kegiatan jual beli dimana pembayarannya akan
ditangguhkan dalam suatu jangka waktu tertentu baik sebagian
maupun seluruhnya. Kegiatan transaksi kredit tersebut diatas
akan mendatangkan piutang atau tagihan bagi kreditur serta
mendatangkan kewajiban untuk membayar bagi debitur.
3.2.2 Unsur-Unsur Kredit
1. Kepercayaan
Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit
yang diberikan akan benar-benar diterima kembali
dimasa tertentu dimasa datang. Kepercayaan ini
diberikan oleh bank, dimasa sebelumnya sudah
dilakukan penelitian penyelidikan tentang nasabah baik
secara intern maupun ekstern.
2. Kesepakatan
Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian
dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan
kewajibannya masingmasing.
3. Waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu
tertentu, jangka waktu ini mencangkup masa
pengembalian kredit yang telah disepakati.
4. Resiko
Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan
menyebabkan suatu risiko tidak tertagih/ macet
pemberian kredit. Resiko ini menjadi tanggungan bank,
baik risiko yang disengaja nasabah yang lalai, maupun
resiko yang tidak disengaja.
5. Balas Jasa
Merupakan keuntungan atas pemberian kredit atau
jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balas
jasa dalam bentuk bunga dan biaya administrasi kredit
ini merupakan keuntungan bank.
2.2 Tujuan dan Fungsi Kredit
Adapun tujuan utama pemberian suatu kredit adalah sebagai
berikut(Kasmir,2009: 100-103):
1. Mencari Keuntungan
Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian
kredit tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga
yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya
administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.
2. Membantu Usaha Nasabah
Untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana,
baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja.
3. Membantu Pemerintah
Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan
oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin
banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan
diberbagai sektor.
Kemudian disamping tujuan diatas suatu fasilitas kredit
memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan daya guna uang
2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
3. Untuk meningkatkan daya guna barang
4. Meningkatkan peredaran barang
5. Sebagai alat stabilitas ekonomi
6. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha
7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapat
8. Untuk meningkatkan hubungan nasional
2.3 Jenis-Jenis Kredit
Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi
antara
lain sebagai berikut(Kasmir, 2009: 103-106):
1 Dilihat dari segi kegunaan
1) Kredit investasi
Biasanya digunakan untuk keperluan perluasan
usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau untuk
keperluan rehabilitasi. Misalnya untuk membangun
pabrik atau membeli mesin-mesin.
2) Kredit modal kerja
Digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi
dalam operasionalnya. Misalnya untuk membeli bahan
baku, membayar gaji dan lain-lain.
2 Dilihat dari segi tujuan kredit
1) Kredit produktif
Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha
atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk
menghasilkan barang dan jasa. Misalnya kredit
pertanian akan menghasilkan produk pertanian.
2) Kredit konsumtif
Kredit yang digunakan untuk konsumsi secara
pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang
dan jasa yang dihasilkan. Misalnya untuk kredit
perumahan, kendaraan dan lain-lain.
3) Kredit perdagangan
Kredit yang digunakan untuk perdagangan biasanya
untuk membali barang dagangan yang pembayarannya
diharapkan dari hasil penjualan barang dagang tersebut.
Kredit ini sering diberikan kepada supplier atau agen-
agen perdagangan yang akan membeli barang dalam
jumlah besar.
3 Dilihat dari segi jangka waktu
1) Kredit jangka pendek
Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang
dari satu tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya
digunakan untuk modal kerja.
2) Kredit jangka menengah
Jangka waktu kreditnya berkisar antara satu tahun
sampai tiga tahun, biasanya untuk investasi.
3) Kredit jangka panjang
Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling
panjang yaitu antara tiga sampai lima tahun.
4 Dilihat dari segi jaminan
1) Kredit dengan jaminan
Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan,
jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau
tidak berwujud.
2) Kredit tanpa jaminan
Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan
barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan
dengan melihat prospek usaha dan karakter serta
loyalitas atau nama baik si calon debitur selama ini.
5 Dilihat dari segi sektor usaha
1) Kredit pertanian merupakan kredit yang dibiayai untuk
sektor perkebunan atau pertanian rakyat.
2) Kredit peternakan, dalam hal ini untuk jangka pendek
misalnya peternakan ayam dan jangka panjang
peternakan kambing atau sapi.
3) Kredit industri yaitu kredit untuk membiayai industri
kecil, menengah atau besar.
4) Kredit pertambangan, jenis usaha tambang yang
dibiayainya biasanya dalam jangka panjang, seperti
tambang emas, timah atau minyak.
5) Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan
untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan
atau dapat pula berupa kredit untuk mahasiswa.
6) Kredit profesi, diberikan kepada para professional
seperti dokter, dosen atau pengacara.
7) Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai
pembangunan atau pembelian perumahan.
2.4 Pengendalian Internal
2.4.1 Pengertian Pengendalian Internal
Pengendalian merupakan fungsi manajemen yang
melaksanakan analisa atas seluruh aktivitas perusahaan. Fungsi
ini sangat penting karena menghasilkan pertimbangan dan
saran yang bermanfaat untuk perencanaan berikutnya. Adanya
pengendalian di perusahaan, maka diharapkan seluruh aktivitas
dapat berjalan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Oleh karena itu pengendalian internal
diperlukan sebagai suatu alat yang dapat membantu pimpinan
perusahaan dalam pengendalian aktivitas perkreditan yang akan
sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan perusahaan.
Jadi pengendalian internal adalah proses yang dapat
dipengaruhi manajemen dan karyawan dalam menyediakan
secara layak suatu kepastian mengenai prestasi yang diperoleh
secara objektif dalam penerapannya tentang bagian laporan
keuangan yang dapat dipercaya, diterapkannya efisiensi dan
efektivitas dalam kegiatan operasional perusahaan dan
diterapkannya peraturan dan hukum yang berlaku agar ditaati
oleh semua pihak
2.4.2 Tujuan Sistem Pengendalian Internal
Tujuan utama pengendalian internal pada kredit adalah
untuk mengarahkan kegiatan pemberian kredit agar dapat
mengurangi terjadinya kegagalan perkreditan dan mengurangi
terjadinya kredit macet. Kredit mempunyai risiko yang cukup
tinggi yakni terjadi kemacetan pada saat pemberian kredit,
risiko kemacetan kredit pada saat jatuh tempo dapat dikurangi
dengan menjalankan pengendalian intern secara efektif.
Tujuan pengendalian intern adalah menjamin manajemen
perusahaan agar:
a. Tujuan perusahaan yang ditetapkan akan dapat
dicapai.
b. Laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan
dapat dipercaya.
c. Kegiatan perusahaan sejalan dengan hukum dan
peraturan yang berlaku.
Pengendalian intern dapat mencegah kerugian atau
pemborosan pengolahan sumber daya perusahaan.
Pengendalian intern dapat menyediakan informasi tentang
bagaimana menilai kinerja perusahaan dan manajemen
perusahaan serta menyediakan informasi yang akan digunakan
sebagai pedoman dalam perencanaan.
2.4.3 Elemen-Elemen Pengendalian Internal
Committee of Sponsoring Organizations of the Treatway
Commission (COSO) memperkenalkan adanya lima komponen
pengendalian intern yang meliputi :
a. Lingkungan Pengendalian (Control Environmen)
Lingkungan pengendalian perusahaan mencakup
sikap para manajemen dan karyawan terhadap
pentingnya pengendalian yang ada di organisasi
tersebut. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap
lingkungan pengendalian adalah filosofi manajemen
(manajemen tunggal dalam persekutuan atau
manajemen bersama dalam perseroan dan gaya operasi
manajemen (manajemen yang progresif atau yang
konservatif), struktur organisasi (terpusat atau ter-
desentralisasi) serta praktik kepersonaliaan. Lingkungan
pengendalian ini amat penting karena menjadi dasar
keefektifan unsur-unsur pengendalian intern yang lain.
b. Penilaian Resiko (Risk Assesment)
Semua organisasi memiliki risiko, dalam kondisi
apapun yang namanya risiko pasti ada dalam suatu
aktivitas, baik aktivitas yang berkaitan dengan bisnis
(profit dan non profit) maupun non bisnis. Suatu risiko
yang telah di identifikasi dapat di analisis dan evaluasi
sehingga dapat di perkirakan intensitas dan tindakan
yang dapat meminimalkannya.
c. Prosedur Pengendalian (Control Procedure)
Prosedur pengendalian ditetapkan untuk
menstandarisasi proses kerja sehingga menjamin
tercapainya tujuan perusahaan dan mencegah atau
mendeteksi terjadinya ketidakberesan dan kesalahan.
Prosedur pengendalian meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Personil yang kompeten, mutasi tugas dan cuti
wajib.
2. Pelimpahan tanggung jawab.
3. Pemisahan tanggung jawab untuk kegiatan
terkait
4. Pemisahan fungsi akuntansi, penyimpanan aset
dan operasional.
d. Pemantauan (Monitoring)
Pemantauan terhadap sistem pengendalian intern akan
menemukan kekurangan serta meningkatkan efektivitas
pengendalian. Pengendalian intern dapat di monitor
dengan baik dengan cara penilaian khusus atau sejalan
dengan usaha manajemen. Usaha pemantauan yang
terakhir dapat dilakukan dengan cara mengamati
perilaku karyawan atau tanda-tanda peringatan yang
diberikan oleh sistem akuntansi.
Penilaian secara khusus biasanya dilakukan secara
berkala saat terjadi perubahan pokok dalam strategi
manajemen senior, struktur korporasi atau kegiatan
usaha. Pada perusahaan besar, auditor internal adalah
pihak yang bertanggung jawab atas pemantauan sistem
pengendalian intern. Auditor independen juga sering
melakukan penilaian atas pengendalian intern sebagai
bagian dari audit atas laporan keuangan.
e. Informasi dan Komunikasi (Information and
Communication)
Informasi dan komunikasi merupakan elemen-elemen
yang penting dari pengendalian intern perusahaan.
Informasi tentang lingkungan pengendalian, penilaian
risiko, prosedur pengendalian dan monitoring
diperlukan oleh manajemen Winnebago pedoman
operasional dan menjamin ketaatan dengan pelaporan
hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku pada
perusahaan.
Informasi juga diperlukan dari pihak luar perusahaan.
Manajemen dapat menggunakan informasi jenis ini
untuk menilai standar eksternal. Hukum, peristiwa dan
kondisi yang berpengaruh pada pengambilan keputusan
dan pelaporan eksternal.
BAB III
GAMBARAN UMUM
Adapun para calon anggota yang hadir pada waktu itu antara lain
adalah:
• Abdul Rahman, • Marinah, Tayu Wetan
Gabus • As’adi AQ,
• Sukijan, Tayu Wetan Sambilawang
• Mardjuki, • Sudarnoto, Tayu
Sambilawang Wetan
• Kinah, Tayu Wetan • Karpan Mustajab,
• Imam Santoso, Gabus Sambilawang
• Kasan P, Tayu Wetan • Rachmad Rakini,
• Suwardi, Karanglegi Tayu Wetan
• Marfuati, Tayu Wetan • Syafi’i ZE,
• Sugiyanto, Jepat Lor Sambilawang
• Sumono, Tayu Wetan • Karmijan, Tayu
• Masbur, Sambilawang Wetan
• Amisih, Tayu Wetan • Sukemi, Ngagel
• M. Suratno, Winong • Hadiwijoyo, Tayu
• Sukini, Tayu Wetan Wetan
• Juri Pratomo, • Ashadi, luwang
Margomulyo • Pardi Minah, Tayu
• Munaji, Tayu Wetan Wetan
• Khayyun falanun, Pati • Wagirin, Semerak
• Umi Kalsum, Tayu • Karsono, Tayu Wetan
Wetan • Karsid, Sambilawang
• Sulimah, Sambirejo • Suyono, Tayu Wetan
• Sudadi, Tayu Wetan • Sunardi, Mojoagung
• Suhadi, Rejoagung • Karsinah, Tayu Wetan
• Mariyam, Tayu • Kusno, Kajar
Wetan • Sri Kuntari, Tayu
• Moh. Thoha AW, Wetan
Sambilawang
Guna mempersiapkan segala sesuatunya, terutama sarana
perkantoran, karyawan, dan alat-alat tulis, maka perlu waktu kurang
lebih 10 hari, dan baru pada tgl 1 Desember 1986 koperasi ini mulai
beroperasi.
Ternyata di dukung segenap aparat desa Tayu Kulon yang di
Monitori oleh Kepala Desanya, gaung keberadaanya koperasi ini cepat
meluas di desa-desa sekitarnya.
Pengurus dalam menjalankan tugas usaha sehari-hari mengangkat
seseorang menager yaitu sdr. Abdul Rahman dengan beberapa orang
karyawan/karyawati.
3.2 Kegiatan Perusahaan
Perkembangan KSP “ KARYA JASA” Tayu mngalami
perkembangan yang baik, ini dibuktikan dengan peningkatan Aset,
Sisa Hasil Usaha dan peningkatan kredit yang diberikan kepada
anggota dibandingkan dengan tahun lalu mengalami perkmbangan
yang signifikan. Adapun kegiatan dalam prusahaan dapat
diklompokkan mliputi:
1. Sistem Pemberian Kasbon Kepada Account Officer
Sistem pemberian kasbon pagi kepada Account
Officr sudah dilaksanakan dengan baik dan teliti tercermin
dari uang yang diterima AO dari kasir tidak pernah terjadi
selisih. Hal ini dikarenakan antara AO dan Kasir
mengedpankan unsur kehati-hatian dalam pemberian dan
penerimaan kasbon pagi. Dalam penerimaan kasbon pagi
AO menghitung kembali di depan kasir sehingga kalau ada
keselisihan, Ao langsung bisa menyeleaikan di depan kasir.
2. Pengelolahan Simpanan Manasuka Berjangka
Simpanan manasuka brjangka yang masuk sudah
dilngkapi dengan data yang mendukung diantaranya foto
copy KTP Anggota dan Formulir permohonan yang diisi
dan ditandatangani oleh anggota sendiri. Untuk SMB yang
keluar juga sudah dilaksanakan sesuai prosedur yang
berlaku sehingga tidak ada permasalahan dalam
pengeluaran SMB.
3. Pemeriksaan Agunan
Pemriksaan agunan sudah dilaksanakan dengan baik
namun perlu diadakan koreksi berkaitan dngan prsyaratan
permohonan kredit.
3.3 Struktur Perusahaa
Struktur Kerja
Struktur Organisasi
2. Penyelamatan Kredit
Penyelamatan terhadap kredit macet dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
1) Pendekata dengan Anggota
Dalam hal ini pihak koperasi melakukan pendekatan yang
berarti bermusyawarah agar pihak kreditur mau diajak bekerja
sama dalam pembayaran kredit, sehingga bisa menemukan
kesepakatan yang dapat disetujui kedua belah pihak.
2) Penyitaan Jaminan
Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir apabila nasabah
sudah benarbenar tidak mempunyai etiket baik ataupun sudah
tidak mampu lagi untuk membayar semua utang-utangnya.
5.1 Kesimpulan
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan sarana bagi
mahasiswa (penulis), dimana penulis berada dan berinteraksi langsung
dalam perusahaan, dapat menambah wawasan, dan menjalin kerja
sama yang baik dengan para staf perusahaan serta menemukan banyak
hal-hal baru yang berbeda dengan teori tidak di temukan dalam
perkuliahan .untuk dipelajari dan dijadikan sebagai suatu pembelajaran
bagi penulis untuk dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi dunia
kerja yang penuh dengan persaingan.
5.2 Saran
a. Bagi Universitas Semaramg
1. Lebih meningkatkan hubungan kerja sama yang baik
dengan perusahaan sehingga dapat menumbuhkan
hubungan timbal balik yang saling menguntungkan.
2. Memperluas mitra kerja sama sehingga mahasiswa PKL
dapat di tempatkan di bagian yang lebih baik
b. Bagi Jurusan
1. Disarankan untuk supaya tahun-tahun kedepan
kegiatan Praktek kerja Lapangan (PKL) dapat
diorganisir lebih baik lagi
2. Dimanfaatkan dengan baik laporan PKL, proposal,
maupun TA dari angkatan-angkatan sebelumnya dengan
maksud mahasiswa memliki banyak referensi dan
jangan terlihat mubasir hasil karya yang sudah dibuat.