Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

“SKEMA ANALISIS KREDIT”

OLEH: KELOMPOK 4

1. Ni Putu Arik Oktania Devi (03 / 2002622010033)


2. Putu Dita Ayu Mariska (04 / 2002622010034)
3. Ni Made Suari Agustini (11 / 2002622010041)
4. Putu Richa Kalindi ( 21 / 2002622010051)

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
2023
1.1 Arti Penting Kredit
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu,
berdasarkan kesepakatan pinjam meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam untuk melaksanakan dengan jumlah bunga sebagai
imbalan. Pengertian kredit sendiri mempunyai dimensi yang beraneka ragam, dimulai
dari arti “kredit” yang berasal dari bahasa Yunani “credere” yang berarti
“kepercayaan” karena itu dasar kredit adalah kepercayaan. Dengan demikian seseorang
memperoleh kredit pada dasarnya adalah memperoleh kepercayaan.
Kredit merupakan suatu fasilitas keuangan yang memungkinkan seseorang atau
badan usaha untuk meminjam uang untuk membeli produk dan membayarnya kembali
dalam jangka waktu yang ditentukan. UU No. 10 tahun 1998 menyebutkan bahwa
kredit adalah “penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak
lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan pemberian bunga”. Jika seseorang menggunakan jasa kredit, maka ia
akan dikenakan bunga tagihan.
Dalam arti luas, kredit merupakan kemampuan untuk melaksanakan suatu
pemberian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan
dilakukan pada suatu jangka waktu yang disepakati. Menurut UU RI NO.7 Tahun 1992
tentang perbankan menyatakan bahwa Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan
yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-
meminjam atara bank dengan pihak lain, yang mewajibkan pihak pinjam meminjam
untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan sejumlah bunga
imbalan atau pembagian hasil keuntungan.

 Maksud Dan Tujuan Kredit


Pemberian kredit adalah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat,
pemerintah, dunia usaha ataupun perorangan. Maksud dan tujuan kredit mencakup
scope yang luas,ada dua fungsi pokok yang saling berkaitan dengan kredit adalah
a. Profitability, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari kredit berupa
keuntungan yang diteguk dari pemungutan bunga.
b. Safety, yaitu keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus
benarbenar tercapai tanpa hambatan yang berarti.
Tujuan kredit berarti tidak lepas dari falsafah yang dianut oleh suatu negara
karena pada dasarnya tujuan kredit didasarkan pada usaha untuk memperoleh
keuntungan sesuai dengan prinsip ekonomi yang dianut, seperti di negara-negara
liberal di mana dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya untuk memperoleh manfaat
yang sebesar- besarnya.
Pemberian kredit yang dimaksud untuk memperoleh keuntungan maka bank
hanya boleh meneruskan simpanan masyarakat kepada nasabahnya dalam bentuk
kredit apabila nasabah yang akan menerima kredit itu mampu dan mau mengembalikan
kredit yang telah diterimanya itu. Dari factor kemauan dan kemampuan tersebut, maka
tersimpul suatu unsur keamanan dan unsur keuntungan dari suatu kredit.
Penilaian kredit, atau disebut juga analisis kredit, dilakukan oleh suatu tim atau
bagian dalam organisasi perkreditan terhadap permohonan kredit yang diajukan dengan
tujuan untuk menilai kondisi calon debitur. Analisa kredit ini dimaksudkan agar
pemberian kredit tersebut mencapai sasaran yang lebih terarah, memberikan hasil, dan
aman. Dengan adanya analisis kredit tersebut diharapkan resiko default yang
disebabkan ketidakmampuan debitur memenuhi kewajibannya sesuai yang disepakati
sebagaimana tertuang dalam perjanjian kredit dapat diperkecil. Analisis kredit yang
kurang akurat akan menyebabkan terjadinya kredit yang bermasalah dan selanjutnya
akan mempengaruhi kualitas portofolio kredit bank.

1.2 Jenis – jenis Kredit


Jenis kredit dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Jenis-jenis kredit yang secara umum dapat diberikan oleh bank:


a. Pinjaman Rekening Koran (PRK)
Adalah pinjaman revolving jangka waktu (satu tahun) yang penarikannya
dapat dilakukan setiap saat tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak
bank dengan mempergunakan cek, bilyet giro atau alat perintah pembayaran
lainnya. Tujuan PRK adalah untuk membiayai modal kerja.
Perhitungan bunga dilakukan secaha harian berdasarkan saldo akhir bulan,
total bunga selama satu bulan akan dibayar pada akhir bulan.

b. Pinjaman Aksep
Pinjaman AAksep (DL) adalah pinjaman revolving jangka pendek (satu tahun)
yang penarikannya dapat dilakukan dengan pemberitahuan terlebih dahulu
kepada pihak bank. Tujuan pinjaman ini adalah untuk membiayai modal kerja.
Setiap akan mendropping dana, debitur harus menandatangani surat aksep
(surat pengakuan hutang), jumlah maksimum penarikan ditentukan oleh
plafond limit yang diberkan.

c. Anjak Piutang
Ada fasilitas anjak piutang ini adalah piutang debitur (yang belum jatuh
tempo) dijual kepada bank dan bank akan memberi dana sampai sekian
persen.
Difasilitas anjak piutang ini terdapat tiga pihak yang terlibat :
 Faktor, yaitu pihak yang mengambil alih piutang atau pembeli piutang;
 Client, yaitu pihak yang menjual piutang;
 Debitor, ini merupakan pihak yang memiliki hutang kepada client dan
merupakan objek transaksi anjak piutang.

d. Pinjaman Sindikasi
Adalah pinjaman komersial/modal kerja dimana dananya berasal dari beberapa
bank atau pembiayaan secara bersama oleh beberapa bank. Pinjaman ini dapat
merupakan pinjaman investasi untuk membiayai suatu proyek (misalnya
pembangunan hotel, pusat pertokoan dan lain-lain) atau untuk membiayai
kebutuhan modal kerja. Bank yang tergabung dalam pinjaman sindikasi ini
ada yang bertugas sebagai :
 Lead bank yaitu pihak yang menyediakan dana dalam porsi besar dalam
sindikasi tersebut dibandingkan dengan lainnya juga segabai pengelola
kegiatan sindikasi tersebut baik dalam hubungan dengan debitur maupun
terhadap peserta sindikasi lainnya.
 Participant bank yaitu bank yang menjadi anggota sindikasi dan bertugas
hanya menyediakan dana saja.

e. Term Loan
Adalah pinjaman non revolving yang dipergunakn untuk membiayai investasi
aktiva tetap (alat yang tidak habis dipergunakan untuk satu siklus usaha).
Pencairan dananya dapat dilakukan secara sekaligus atau bertahap sesuai
dengan jadwal yang ditetapkan sejak dari awal dengan menyerahkan surat
aksep senilai dana yang ditarik. Pembayaran kembali dilakukan dengan
angsuran, baik dengan grace perio, pembayaran hanya mencakup bunga saja,
sedangkan angsuran pokok dan bunga dimulai setelah grace period berakhir.

2. Menurut jenis kredit yang dibiayai


a. Kredit modal kerja
Yaitu kredit yang diberikan oleh bank kepada debiturnya untuk memenuhi
modal kerjanya. Kriteria dari modal kerja yaitu kebutuhan modal yang habis
dalam satu cycle usaha, hal ini kalau dilihat dalam neraca suatu perusahaan
akan berupa uang kas/ bank ditambah dengan piutang dagang ditambah
dengan persediaan baik persediaan barang jadi, persediaan bahan dalam
proses, persediaan bahan baku.Apabila dibicarakan modal kerja bersih maka
perlu dikurangi lagi dengan current liabilitiesnya.

b. Kredit investasi
Yaitu kredit yang dikeluarkan oleh perbankan untuk pembelian barang-barang
modal yaitu tidak habis dalam satu cycle usaha, maksudnya proses dari
pengeluaran uang kas dan kembali menjadi uang kas tersebut akan memakan
jangka waktu yang cukup panjang setelah melalui beberapa kali perputaran.
(Mulyono, 1993).

Misalnya seorang debitur mendapatkan kredit untuk mendirikan pabrik, atau


barang modal lainnya. Uang kas yang dikeluarkan untuk membeli barang-
barang modal tersebut akan baru dapat terhimpun kembali setelah melalui
proses depresiasi/ deplesi/ amortisasinya sesuai jangka waktu ekonomisnya
(economical useful life) yamg mana dana depresiasi yang berupa out of pocket
cost tersebut dikumpulkan. Jadi ada 2 ciri pokok dari kredit investasi yaitu:
barang yang akan dibeli merupakan barang-barang modal dan jangka
waktunya cukup lama.

c. Kredit konsumsi (Personal Loan)


Bentuk kredit yang diberikan kepada perorangan ini bukan dalam rangka
untuk mendapatkan laba tetapi untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi.

3. Macam-macam kredit menurut keperluannya


a. Kredit produksi/ekspoitasi
Yaitu kredit yang diperlukan perusahaan untuk meningkatkan produksi baik
peningkatan kuantitatif maupun peningkatan kualitatif, Kredit ini disebut
kredit Eksploitasi karena bantuan modal kerja tersebut digunakan untuk
menutup biayabiaya eksploitasi perusahaan secara luas.

b. Kredit perdagangan
Yaitu kredit yang digunakan untuk keperluan perdagangan pada umumnya
yang berarti peningkatan dari suatu barang. Kredit perdagangan ini dapat
terbagi dua yaitu Kredit Perdagangan Dalam Negeri dan Kredit Perdagangan
Luar Negeri atau lebih dikenl dengan Kredit Ekspor dan Impor.

c. Kredit investasi
Yaitu kredit yang diberikan bank untuk keperluan penambahan modal guna
mengadakan rehabilitasi, perluasan usaha ataupun mendirikan usaha proyek
baru. Ciri dari kredit ini adalah diperlukan untuk penanaman modal,
mempunyai perencanaan yang terarah dan matang, dan waktu penyelesaian
kredit berjangka menengah dan panjang.

1.3 Contoh Perhitungan Kebutuhan Kredit


Terkadang sering kali nasabah mengajukan kredit dengan jumlah tertentu yang
tidak sesuai dengan kebutuhan yang sebenarnya. Tidak jarang pula bank menolak
memberikan jumlah yang diinginkan oleh nasabah dengan alas an memang jumlah
yang dibutuhkan melebihi dari yang diminta. Untuk itu, dalam hal memutuskan kredit
pihak perbankan memerlukan suatu perhitungan agar kebutuhan yang diinginkan
sesuai dengan kebutuhan yang sesungguhnya. Alas an mengapa perlunya penilaian
kebutuhan suatu kredit, sebagai berikut :
a. Agar jumlah yang diberikan sesuai dengan kebutuhan
b. Agar kebutuhan kredit sesuai dengan kemampuan nasabah untuk
membayar angsuran
c. Kebutuhan kredit disesuaikan dengan jumlah nilai jaminan yang diberikan
d. Sesuai kebijakan bank dan kebijakan pemerintah

Untuk menentukan jumlah kredit yang sesungguhnya dapat dilakukan dengan


berbagai cara, yaitu;
a. Nilai jaminan
b. Penghasilan nasabah (gaji)
c. Jumlah biaya yang akan dikeluarkan nasabah untuk pembiayaan usahanya
d. Studi kelayakan
e. Analisi rasio
f. Cara lainnya

1.4 Skema Analisis Kredit

1.5 Kebijakan Kredit Perdangan


Menetapkan kebijaksanaan perkreditan terdapat 3 (tiga) asas pokok yang harus
diperhatikan:
1. Asas Likuiditas
Suatu asas yang mengharuskan bank untuk tetap dapat menjaga tingkat
likuiditasnya, karena suatu bank yang tidak likuid akibatnya akan sangat parah
yaitu hilangnya kepercayaan dari nasabahnya atau dari masyarakat luas.
2. Asas Solvabilitas
Usaha pokok perbankan yaitu menerima simpanan dana dari masyarakat dan
disalurkan dalam bentuk kredit.
3. Asas Rentabilitas
Sebagaimana halnya pada setiap kegiatan usaha akan selalu mengharapkan akan
memperoleh laba, baik untuk mempertahankan eksistensinya maupun untuk
keperluan untuk mengembangkan dirinya

Kebijakan kredit perdagangan merujuk pada panduan dan aturan yang digunakan
oleh lembaga keuangan atau perusahaan dalam memberikan kredit kepada pihak lain
dalam konteks perdagangan. Hal ini melibatkan penentuan syarat-syarat kredit, batasan
jumlah kredit yang dapat diberikan, suku bunga, jangka waktu pembayaran, dan langkah-
langkah yang diambil jika pembayaran tidak dilakukan tepat waktu. Kebijakan kredit
perdagangan umumnya dirancang untuk mengatur risiko yang terkait dengan transaksi
perdagangan dan memastikan bahwa pemberian kredit dilakukan dengan bijak. Kebijakan
kredit perdagangan dapat mencakup beberapa elemen utama seperti:
1. Syarat Kredit: Menentukan kriteria yang harus dipenuhi oleh pihak yang
mengajukan kredit, seperti latar belakang keuangan, sejarah kredit, dan
kemampuan membayar.
2. Besar Kredit: Mengatur batasan atas jumlah kredit yang dapat diberikan kepada
pihak tertentu, berdasarkan analisis risiko dan kemampuan bayar.
3. Suku Bunga: Menentukan tingkat suku bunga yang akan dikenakan pada jumlah
kredit yang diberikan. Suku bunga ini mencerminkan biaya pinjaman dan risiko
yang terlibat.
4. Jangka Waktu Pembayaran: Menentukan periode waktu yang diizinkan untuk
melunasi kredit. Ini dapat bervariasi tergantung pada jenis barang atau jasa yang
diperdagangkan.
5. Metode Pembayaran: Mengatur cara pembayaran yang dapat digunakan, seperti
pembayaran tunai, transfer bank, atau akun kredit.
6. Penjaminan atau Agunan: Menetapkan apakah ada persyaratan penjaminan atau
agunan yang harus diberikan oleh pihak yang mengajukan kredit, untuk
mengurangi risiko bagi pemberi kredit.
7. Pemantauan dan Penagihan: Menjelaskan langkah-langkah yang akan diambil
untuk memantau pembayaran kredit dan tindakan yang akan diambil jika
pembayaran tidak dilakukan tepat waktu.
8. Kebijakan Penalti: Menyatakan sanksi atau denda yang dapat diberlakukan jika
pihak yang mengajukan kredit tidak mematuhi persyaratan pembayaran.
9. Kebijakan Risiko: Menguraikan cara pemberi kredit mengidentifikasi, mengukur,
dan mengelola risiko yang terkait dengan pemberian kredit.
10. Prosedur Persetujuan Kredit: Menjelaskan langkah-langkah yang harus diikuti
dalam proses persetujuan kredit, termasuk tahap verifikasi informasi dan analisis
risiko.
DAFTAR PUSTAKA

http://esutomo.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/11329/IX+Kredit+Perbankan.pdf
www.pdfqueen.com/pdf/ma/macam–macam–kredit/
https://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_kredit
https://www.academia.edu/resource/work/36724395

Anda mungkin juga menyukai