Kredit &
Resiko Sektor
bisnis (Kredit)
MANAJEMEN PERKREDITAN BANK
KEL AS W
1. Peran Kredit pada Bank/ Lembaga Keuangan
2. Analisa kredit sebagai mitigasi awal resiko
3. Unsur-unsur Kredit
4. Jenis-jenis Kredit
5. Jaminan Kredit
6. Jenis-jenis resiko kredit
2. Kredit Konsumtif
kredit konsumtif adalah kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai
secara pribadi. Artinya tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan
karena untuk digunakan seseorang. Ex kredit perumahan
c) Dilihat Dari Segi Jangka Waktu
Maksut dari segi jangka waktu adalah berapa lama masa pemberian
kredit mulai dari pertama kali diberikan sampai masa pelunasannya
Dilihat dari segi jangka waktu, kredit terbagi atas :
1.Kredit Jangka Pendek
Kredit jangka pendek adalah kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari
satu tahun atau paling lama satu tahun. Ex Kredit modal kerja
2.Kredit Jangka Menengah
Kredit jangka menengah adalah kredit yang memiliki jangka waktu satu tahun
sampai 3 tahun. Ex kredit perdagangan
3.Kredit Jangka Panjang
kredit jangka panjang adalah kredit yang masa pengembaliannya paling
panjang yaitu diatas tiga tahun. Ex kredit perkebunan, KPR, dll.
d) Dilihat Dari Segi Jaminan
Maksud dari segi jaminan adalah ; setiap pemberian suatu fasilitas kredit harus dilindungi
suatu barang atau surat-surat berharga minimal senilai dengan kredit yang diberikan.
Dilihat dari segi jaminan, kredit terbagi atas :
Kredit Dengan Jaminan
Kredit dengan jaminan yaitu kredit kredit yang diberikan dengan jaminan tertentu. Artinya
setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon
debitur.
Kredit Tanpa Jaminan
Kredit tanpa jaminan yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang
tertentu.
Kredit ini diberikan dengan melihat :
o Prospek Usaha
o Karakter
o Loyalitas debitur selama berhubungan dengan bank tersebut
e)Dilihat Dari Sektor Usaha
Maksud dari sektor usaha adalah karena setiap sektor usaha memiliki
karakteristik yang berbeda-beda, karena itu pemberian fasilitas kreditpun berbeda
pula.
Dilihat dari sektur usaha, kredit terbagi atas :
Kredit Pertanian
Kredit pertanian merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau
pertanian rakyat. Kredit ini dapat berupa jangka pendek atau jangka panjang
Kredit Perternakan
kredit perternakan merupakan kredit yang diberikan untuk sektor perternakan.
Kredit ini dapat berupa jangka pendek atau jangka panjang
Kredit Industri
Kredit untuk membiayai industri pengolahan baik industri kecil, menengah
atau besar.
Kredit Pertambangan
Kredit pertambangan merupakan jenis kredit untuk usaha tambang biasanya dalam
jangka panjang.
Kredit Pendidikan
Kredit pendidikan merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan
prasarana pendidikan atau kredit untuk para mahasiswa belajar
Kredit Profesi
Kredit profesi merupakan kredit yang diberikan kepada kalangan para profesional
seperti dokter, dosen atau pengacara.
Kredit Perumahan
Keridit perumahan adalah kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian
rumah.
Dan sektor lainnya
Jaminan Kredit
Ketidak mampuan nasabah dalam melunasi kreditnya dapat ditutupi dengan suatu jaminan kredit.
Fungsi jaminan kredit adalah :
• 1. Untuk melindungi bank dari kerugian
• 2. Untuk melindungi bank dari nasabah yang nakal/ wanprestasi/ fraud
3. Mengikat nasabah untuk segera melunasi utang-utang nasabah mengingat jaminan kredit akan disita oleh
bank apabila tidak dilunasi.
Dalam praktiknya yang dapat dijadikan jaminan kredit oleh debitur adalah:
1. Jaminan dengan barang (kepemililkan Mesin & inventori/ barang dagang)
2. Jaminan dengan surat berharga (kepemilikan asset, missal SHM/SHGB & BPKB)
3. Jaminan asuransi
Yaitu bank menjaminkan kredit tersebut kepada pihak asuransi terutama terhadap fisik objek kredit seperti
kendaraan gedung dan lainnya.
Artinya apabila terjadi kehilangan atau kebakaran maka pihak asuransilah yang menanggung kerugian tersebut
Resiko Sektor Bisnis
Setiap bisnis pasti tidak luput daru resiko, demikian juga resiko bisnis perkreditan bank
tidak 100% berjalan lancar, sehingga sedikit atau banyak bank akan menghadapi kredit
bermasalah (Non Performing loan)
Bank sebagai pemberi pinjaman kepada debitur harus dapat meminimalisir resiko yg
timbul terkait pemberian kredit, selain itu segala persyaratan pinjaman kepada debitur
harus dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan kesepakatan antara bank dengan
debitur
Resiko terbesar bank adalah pada resiko penyaluran kredit, tetapi resiko kredit juga
terdapat seluruh kegaiatan bank
Menurut Basel Committee On Banking Supervision (BCBS) resiko kredit adalah :
Potensi kegagalan peminjam (counterpart) untuk memenuhi kewajibannya sesuai
ketentuan yg telah disepakati
Resiko akibat kegagalan debitur dan atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban
kepada bank
Dalam dunia perbankan, analisis kredit sering menggunakan kerangka 3R dan 5C.
Kerangka tersebut pada intinya menganalisis kemampuan melunasi kewajiban dari
calon nasabah bank. Kerangka tersebut bisa juga dipakai untuk menganalisis risiko
kredit yang dihadapi oleh perusahaan.
Pedoman 3R bisa dijelaskan
dengan sebagai berikut:
RETURNS
Berkaitan dengan hasil yang diperoleh dari penggunaan kredit yang diminta, apakah kredit
tersebut bisa menghasilkan return (pendapatan) yang memadai untuk melunasi hutang dan
bunganya
Repayment Capacity
Berkaitan dengan kemampuan perusahaan mengembalikan pinjaman dan bunganya pada saat
pembayaran tersebut jatuh tempo.
Risk-Bearing Ability
Collateral, Asset yang dijaminkan (diajsikan agunan) untuk suatu pinjaman. Jika
karena suatu hal pinjaman tidak bisa dikembalikan, jaminan bisa dijual untuk
menutup pinjaman tersebut.
Risiko Likuiditas adalah Risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo
dari sumber pendanaan arus kas, dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa
mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Bank. Risiko ini disebut juga Risiko likuiditas pendanaan (funding
liquidity risk).
Risiko Operasional adalah Risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan
manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Bank. Sumber
risiko ini antara lain oleh sumber daya manusia, proses, sistem, dan kejadian eksternal.
Risiko Hukum adalah Risiko yang timbul akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. Risiko ini
juga dapat timbul antara lain karena ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendasari atau
kelemahan perikatan, seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak atau agunan yang tidak memadai.
Risiko Stratejik adalah Risiko akibat ketidaktepatan Bank dalam mengambil keputusan dan/atau
pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan
bisnis. Sumber Risiko Stratejik antara lain ditimbulkan dari kelemahan dalam proses formulasi
strategi dan ketidaktepatan dalam perumusan strategi, ketidaktepatan dalam implementasi strategi,
dan kegagalan mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.
Risiko Kepatuhan adalah Risiko yang timbul akibat Bank tidak mematuhi dan/atau tidak
melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. Sumber Risiko
Kepatuhan antara lain timbul karena kurangnya pemahaman atau kesadaran hukum terhadap
ketentuan maupun standar bisnis yang berlaku umum.
Penurunan performa pelaku usaha dapat disebabkan banyak hal. Mulai dari terhentinya
aktivitas roda ekonomi, menurunnya daya beli masyarakat, beban operasional yang terus
berjalan, hingga ketidakpastian dari kebijakan pemerintah terkait insentif kepada dunia usaha.
Adapun daerah yang sektor retailnya paling terdampak adalah Manado, Bali,
Kepulauan Riau, Bangka Belitung, medan, dan Jakarta
Dalam situasi krisis corona saat ini yang turut mengganggu kinerja dunia usaha
tentu berdampak juga pada terganggunya proses pengembalian nilai kredit yang
dipinjamkan oleh bank kepada pebisnis. Banyak pelaku usaha kesulitan
melakukan pembayaran kredit ke bank akibat dari menurunnya tingkat pendapat
mereka, bahkan ada yang mengalami deficit.