PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Investasi adalah suatui istilah dengan beberapa pengertian yan gberhubungan dengan
keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan
suatu harapan mendapatlan keuntungan dimasa depan. Sesuai dengan pendapat martono dan D.
Agus Martijo (2002) yang mengatakan investasi adalah penanaman dana yang dilakukan oleh
suatu perusahaan kedalam suatu asset (aktiva) dengan harapan memperoleh pendapatan dimasa
yang akan datang. Terkadang investasi disebut juga sebagai penanaman modal investasi,
penanaman atau proyek dengan tujuan untuk memperoleh keutungan. Pada dasarnya investasi
adalah membeli suatu aset yang diharapkan dimasa datang dapat dijual kembali dengan nilai yang
lebih tinggi. Apabila ramalan di masa akan datang prospektif, maka ada kecenderungan para
investor akan melakukan lebih banyak investasi, dan begitu pula sebaliknya.
Ada dua peran investasi dalam makro ekonomi. Pertama, karena merupakan pengeluaran
yang cukup besar dan tidak mudah habis. Perubahan besar dalam investasi akan sangat
mempengaruhi permintaan Agregat dan ahirnya akan berpengaruh juga pada output dan
kesempatan kerja. Kedua, investasi akan mendorong terjadinya akumulasi modal, penambahan
stok bangunan gedung dan peralatan penting lainnya akan meningkatkan output potensial suatu
bangsa dan merangsang pertumbuhan suatu bangsa di bidang ekonomi untuk angka panjang.
Namun, bagaimana jika investasi yang dilakukan perusahaan merupakan investasi jangka panjang
dalam bentuk properti, pencatatan akuntansi meliputi pengakuan, pengukuran dan pengungkapan
untuk kasus ini tercatat dalam PSAK 13.
Dalam PSAK 13 IAI menetapkan bahwa properti investasi adalah tanah atau bangunan
yang dikuasai oleh pemilik ataupun asset dari hasil sewa pembiayaan yang mana asset tersebut
digunakan untuk menghasilkan rental ataupun kenaikan nilai. Berikut adalah beberapa contoh
properti investasi:
1. Tanah yang dikuasi dalam jangka panjang untuk kenaikan nilai dan bukan untuk dijual
jangka pendek dalam kegiatan usaha sehari hari
2. Tanah yang dikuasi saat ini yang penggunaannya di masa depan belum ditentukan
3. Bangunan yang dimiliki oleh entitas atau dikuasai olch entitas melalui sewa pembiayaan
dan disewakan kepada pihak lain
4. Bangunan yang belum terpakai tetapi tersedia untuk disewakan kepada pihak lain
5. Properti dalam proses pembangunan atau pengembangan yang di masa depan digunakan
sebagai properti investasi.
Dan juga berikut adalah contoh aset yang bukan merupakan properti investasi.
1. Properti yang dimaksud untuk dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari atau sedang dalam
proses pembangunan atau pengembangan untuk dijual
2. Properti dalam proses pembangunan atau pengembangan atas nama pihak ketiga
3. Properti yang digunakan sendiri, properti yang dikuasi di masa depan sebagai properti yang
digunakan sendiri, properti yang digunakan oleh karyawan dan properti yang digunakan
sendiri yang menunggu untuk dijual
4. Properti yang disewakan kepada entitas lain dengan cara sewa pembiayaan
Pertimbangan diperlukan untuk menentukan apakah suatu properti memenuhi kriteria sebagai
properti investasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Property, Plant, and Equipment
Aset tetap atau PPE (Property, Plant, and Equipment) adalah aset berwujud (tangible
assets) yang digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan, yang memiliki manfaat lebih dari
satu periode akuntansi. Istilah aset tetap digunakan untuk membedakan dengan aset tidak
berwujud, yang juga memiliki masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi tetapi tidak memiliki
wujud fisik, serta nilainya tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh eksistensi fisik dari aset.
Dalam pengertian baru yang terdapat dalam PSAK 16 (revisi 2007), aset tetap didefinisikan
sebagai aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau
jasa,untuk disewakan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan diharapkan untuk
digunakan selama lebih dari satu periode.
Penilaian aset properti, plant, and equipment menarik bagi pengguna laporan keuangan
karena menunjukkan sumber daya fisik yang tersedia untuk perusahaan dan juga dapat
memberikan beberapa indikasi likuiditas dan arus kas di masa depan. Penilaian ini sangat penting
dalam industri padat modal karena properti, plant, and equipment merupakan komponen utama
dari total aset perusahaan. Tujuan akuntansi properti, plant, and equipment adalah sebagai berikut:
Accounting Objectives :
1) Melaporkan kepada investor tentang penata layanan
2) Akuntansi untuk penggunaan dan kerusakan pabrik dan peralatan
3) Merencanakan akuisisi baru, melalui penganggaran
4) Memasok informasi untuk otoritas perpajakan
5) Menyediakan informasi pembuatan tarif untuk industri yang diatur