A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai definisi aktiva tetap, tujuan
pemeriksaan aktiva tetap serta prosedur pemeriksaan aktiva tetap. Melalui
pembelajaran, Anda harus mampu:
1.1 Mendefinisikan aktiva tetap.
1.2 Mengetahui tujuan dari pemeriksaan aktiva tetap.
1.3 Memahami prosedur yang harus dilakukan dalam proses pemeriksaan aktiva
tetap.
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1.1:
Definisi Aktiva Tetap
Suatu Benda berwujud harus diakui sebagai suatu aset dan dikelompokkan
sebagai aset tetap bila:
a. Besar kemungkinan (probable) bahwa manfaat keekonomian di masa yang akan
datang yang berkaitan dengan aset tersebut akan mengalir ke dalam perusahaan;
dan
b. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
Sifat pertama dari asset tetap tersebut yang membedakan asset tetap dari
persediaan barang dagangan. Misalnya mobil yang dimiliki oleh PT. Astra sebagai
produsen mobil, hasil produksi/rakitan yang berupa mobil untuk dijual harus
digolongkan sebagai persediaan barang dagangan (inventory), sedangkan mobil
yang digunakan untuk antar jemput pegawai, digunakan oleh direksi dan para
manajer perusahaan harus digolongkan sebagaiaset tetap.
Sifat kedua dari aset tetap, merupakan salah satu alasan mengapa aset
tetap harus disusutkan.Biaya penyusutan merupakan alokasi dari biaya
penggunaan asset tetap selama manfaatnya, secara sistematis dan teratur
(menggunakan metode tertentu yang diterapkan secara konsisten).
Sifat ketiga merupakan salah satu alasan mengapa setiap perusahaan harus
mempunyai kebijakan kapitalisasi, yang membedakan antara capital expenditure
dan revenue expenditure.
Meskipun semua aktiva memiliki beberapa ciri dasar yang umum, aktiva
tetap memiliki ciri-ciri tambahan sebagai berikut :
1. Aktiva tetap merupakan barang-barang fisik yang dimiliki untuk
memperlancar/mempermudah produksi barang-barang lain atau untuk
menyediakan jasa-jasa bagi perusahaan atau para pelanggannya dalam kegiatan
normal perusahaan.
2. Semua aktiva tetap memiliki usia terbatas, pada akhir usianya harus dibuang atau
diganti.
3. Nilai aktiva tetap berasal dari kemampuannya untuk mengesampingkan pihak lain
dalam mendapatkan hak- hak yang sah atas penggunanya dan bukan dari
pemaksaan dari suatu kontrak.
4. Aktiva tetap seluruhnya nonmoneter : manfaatnya diterima dari penggunaan atau
penjualan jasa-jasa dan bukan dari pengubahannya menjadi sejumlah uang
tertentu.
5. Pada umumnya jasa yang diterima dari ativa tetap meliputi suatu periode yang
lebih panjang dari satu tahun atau satu siklus operasi perusahaan. Akan tetapi
terdapat terkecualian. Misalnya suatu bangunan atau peralatan tidak
klasifikasikan kembali sebagai aktiva lancar bilamana sisa manfaatnya kurang
dari satu tahun. Dalam beberapa kasus seperti halnya,beberapa unsur memiliki
usia asli yang lebih pendek dari pada satu siklus operasi perusahaan.
Tujuan Pelaporan Aktiva Tetap
Unsur-unsur aktiva tetap mempunyai ciri umum dan memiliki beberapa tujuan
pelaporan keuangan yang sama. Salah satu tujuan ini di dasarkan kepada
keseragaman mereka dalam proses akuntansi. Aktiva tetap dimiliki untuk
mendapatkan jasa-jasanya di masa mendatang : karena itu aktiva tetap dibebankan
sebagai biaya usia manfaatnya dengan cara yang sama seperti biaya di bayar
dimuka (prepaid expense). Perbedaan pokok antara biaya dibayar dimuka dan
aktiva tetap terletak pada usia aktiva tersebut. Biaya dibayar dimuka biasanya di
bebankan sebagai ongkos selama siklus kegiatan berjalan atau satu
tahun,tergantung mana yang lebih lama,sedangkan aktiva tetap di bebankan
sebagai biaya selama satu periode yang lebih panjang. Tetapi jika keseragaman
dalam proses akuntansi itu di anggap sebagai tujuan utama klasifikasi maka pos-pos
tidak berwujud yang usianya terbatas mungkin harus di sertakan pula di dalamnya
tetapi klasifikasi menurut proses akuntansi bukanlah tujuan yang relevan.
Tujuan kedua dalam penguraian dan pengukuran pos-pos aktiva tetap adalah
memberikan indikasi jumlah fisik atau kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan
dan juga beberapa petunjuk mengenai usia relatifnya serta taksiran masa pakainya
yang akan datang. Semua informasi itu tidak mungkin terpenuhi dengan sejumlah
angka dalam rupiah. Namun demikian untuk aktiva atau aktiva tertentu mungkin
lebih relevan jika digunakan basis penilaian input daripada nilai likuidasinya : dan
suatu penilaian yang di dasarkan pada tafsiran nilai barang atau jasa atau arus kas
di masa mendatang tidak mungkin di pergunakan sebagai pengukur baik secara
teoritis maupun praktis. Suatu jumlah akumulasi penyusutan yang di kurangkan dari
suatu nilai input tidak dapat menghasilkan gambaran yang cukup tentang kondisi
atau usia relatif aktiva tetap tersebut.
Tujuan ketiga adalah tujuan yang penting dari klasifikasi dan penilaian aktiva
tetap untuk menyajikan suatu gambaran mengenai kegiatan suatu perusahaan
sebagaimana pengelompokkan moneter dan aktiva lancar menunjukkan informasi
mengenai kegiatan perusahaan,demikian pula halnya dengan pengelompokkan
investasi dalam pos-pos modal. Jumlah relatif modal yang di tanamkan dalam aktiva
tetap merupakan informasi yang relevan bagi penanam modal dan para
kreditur,karena hal itu mungkin dapat menambah informasi untuk membantu
meramal arus kas di masa depan dan memberikan petunjuk mengenai periode
sebelum perusahaan berkesempatan menanamkan kembali sumber dayanya untuk
penggunaan yang sama atau penggunaan lainnya tanpa adanya keharusan likuidasi
(forced liquidation). Dalam perusaan Public Utility (pelayanan umum seperti
PLN,TELKOM,GAS,dll) dan dalam berbagai perusahaan jasa lainnya,jumlah yang
ditanamkan sebagai pos-pos modal jangka panjang merupakan kelompok terpenting
sebagai sumber daya penghasilan di masa mendatang. Karena alasan inilah maka
sebagian besar public utility menyajikan pos-pos aktiva tetap pada bagian pertama
dalam neraca,mendahului aktiva lancar.
Pos-pos aktiva tetap nonoperasional biasanya disajikan di neraca dalam
kelompok yang terpisah,meskipun masalah penilaian dan penyusutanya sama
dengan aktiva tetap operasi. Karena itu sebagian besar uraian berikut akan dikaitkan
baik dengan unsur-unsur aktiva tetap operasional maupun non operasional.
3. Alat-Alat Kerja
Alat-alat kerja yang dimiliki bisa berupa alat-alat untuk mesin atau alat-alat
tangan.Yang merupakan harga perolehan mesin dan alat-alat adalah : Harga beli,
Pajak-pajak yang menjadi beban pembeli, Biaya angkut, Asuransi selama dalam
perjalanan, Biaya pemasangan dan Biaya-biaya yang dikeluarkan selama masa
percobaan mesin
4. Pattern dan dies atau Cetakan-Cetakan
Cetakan-cetakan yang dipakai untuk peroduksi dalam beberapa periode dicatat
dalam rekening aktiva tetap dan didepresiasi selam umur ekonomisnya.
6. Kendaraan
Seperti halnya perabot, maka kendaraan yang dimiliki juga harus dipisahkan
untuk setiap fungsi yang berbeda
.
7. Tempat Barang yang Dapat Dikembalikan
Adalah barang-barang yang dipakai sebagai tempat dari produk yang dijual.
Dalam suatu general audit (pemeriksaan umum), pemeriksaan atas aset tetap
mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut:
1. Untuk memeriksa apakah terdapat Internal Control yang cukup baik atas aset
tetap
2. Untuk memerikasa apakah aset tetap yang tercantum dalam laporan posisi
keuangan (neraca) betul-betul ada, masih digunakan dan dimiliki oleh
perusahaan.
3. Untuk memeriksa apakah penambahan aset tetap dalam tahun berjalan
(periode yang diperiksa) betul-betul merupakan suatu Capital Expenditure,
diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang didukung oleh bukti-bukti
yang lengkap dan dicatat dengan benar.
4. Untuk memeriksa apakah disposal (penarikan) aset tetap sudah dicatat dengan
benar di buku perusahaan dan telah diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang
berwenang.
Disposal dari aset tetap bisa terjadi dalam bentuk penjualan yang akan
menimbulkan rugi/laba penjualan aset tetap, tukar tambah (trade-in) atau
penghapusan aset tetap yang bisa menimbulkan kerugian dari penghapusan
aset tetap, jika aset tetap tersebut masih mempunyai nilai buku.
Kerugian dari trade-in atas aset sejenis dicatat sebagai Loss on Trade-In
sedangkan keuntungan dari trade-in, dicatat sebagai pengurangan dari harga
perolehan atas aset tetap yang baru.
5. Untuk memeriksa apakah pembebanan penyusutan dalam tahun (periode)
yang diperiksa dilakukan dengan cara yang sesuai SAK, konsisten, dan
apakah perhitungannya telah dilakukan dengan benar (secara akurat).
6. Untuk memeriksa apakah ada aset tetap yang dijadikan sebagai jaminan.
Untuk memeriksa apakah penyajian aset tetap dalam laporan keuangan,
sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).
- Di Kebijakan akuntansi
Asset Tetap
Asset tetap dinilai berdasarkan harga perolehan
Perusahaan menyusutkan asset tetapnya dengan menggunakan metode garis
lurus dengan persentase penyusutan sebagai berikut (berdasarkan taksiran masa
manfaat asset tetap):
Gedung : 4% per tahun
Kendaraan : 25% per tahun
Mesin : 20% per tahun
Peralatan kantor : 10% per tahun
Penyusutan dihitung setahun penuh tanpa memperhatikan tanggal pembeliannya.
Biaya pemeliharaan dan perbaikan rutin dibebankan pada perhitungan laba rugi
pada saat terjadinya, sedangkan biaya pemugaran dan penambahan dalam
jumlah besar dikapitalisasi,
- Di Catatan atas laporan keuangan
Asset tetap
Saldo asset tetap per 31 Desember 2010 dan 2009 terdiri atas:
31 Desember 2010
Harga Akumulasi
Nilai Buku
Perolehan Penyusutan
Rp Rp
Tanah 400.000 - 400.000
Rp Rp Rp
Gedung 500.000 40.000 460.000
Rp Rp Rp
Kendaraan 280.000 120.000 160.000
Rp Rp Rp
Mesin 900.000 340.000 560.000
Peralatan Rp Rp Rp
Kantor 150.000 25.000 125.000
Rp Rp Rp
2.230.000 525.000 1.705.000
31 Desember 2009
Harga Akumulasi Nilai
Perolehan Penyusutan Buku
Rp
Tanah Rp 400.000 - 400.000
Rp Rp
Gedung Rp 500.000 20.000 480.000
Kendaraan Rp 280.000 Rp Rp
50.000 150.000
Rp Rp
Mesin Rp 900.000 160.000 640.000
Peralatan Rp Rp
Kantor Rp 150.000 10.000 90.000
Rp Rp
Rp 2.230.000 240.000 1.760.000
Beban penyusutan untuk tahun 2010 dan tahun 2009 masing-masing sebesar
Rp.525.000,- dan Rp.240.000,-.
Gedung dan mesin dijadikan jaminan kredit di Bank Mandiri.
Menurut SAK RTAP (IAI, 2009:75):
Entitas harus mengungkapkan untuk setiap kelompok asset tetap:
(a) Dasar pengukuran yang digunakan untuk menentukan jumlah tercatat bruto.
(b) Metode penyusutan yang digunakan.
(c) Umur manfaat atau tariff penyusutan yang digunakan.
(d) Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (agregat dengan akumulasi
kerugian penurunan nilai) pada awal dan akhir periode.
(e) Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukan:
o Penambahan
o Pelepasan
o Kerugian penurunan nilai yang diakui atau dipulihkan dalam laporan laba rugi
sesuai dengan penurunan nilai asset.
o Penyusutan
o Perubahan lainnya.
Entitas juga harus mengungkapkan:
(a) Keberadaan dan jumlah pembatasan atas hak milik, dan set tetap yang
dijaminkan untuk utang.
(b) Jumlah komitmen kontrak untuk memperoleh asset tetap.
C. SOAL LATIHAN/TUGAS
1. Apakah terdapat perbedaan pemeriksaan untuk aktiva tetap berwujud dan aktiva
tetap tidak berwujud? Jabarkan dan jelaskan secara terinci prosedur
pemeriksaannya terkait dengan kertas kerja pemeriksaan aktiva tetap berwujud
dan tidak berwujud!
3. Apakah manfaat dari pemeriksaan aktiva tetap berwujud dan tidak berwujud?
Sebutkan dan jelaskan kertas kerja apa saja yang saling terkait dengan kertas
kerja pemeriksaan aktiva tetap berwujud dan tidak berwujud!
DAFTAR PUSTAKA