Jilid 1
Konscp, Studi Kelayakan, dan
Jaringan Kerja
1999
etelah mengalami beberapa kali cetak ulang sejak diterbitkan pada tahun 1995, maka
kami sajikan edisi kedua buku Manajemen Proyek yang terutama bermaksud
menampung dan mengikuti perkembangan ilmu manajemen proyek.
Adapun
(Project Bodyperkembangan yang dilakukan
of Knowledge) yang relatif baru adalah
oleh PMI penyusunan area ilmuInstitute
(Project Management manajemen
-
proyek
USA) yaitu
I. suatu institusi yang secara profesional menekuni masalah yang berkaitan dengan Manajemen
Proyek.
Berbeda dengan edisi pertama yang banyak berorientasi kepada tugas dan peranan pemilik
dalam mengelola proyek, maka edisi kedua buku ini mengetengahkan pengelolaan oleh semua
peserta proyek yang penting-penting (Pemilik, Kontraktor dan Konsultan).
Mengingat luasnya objek yang disajikan, maka edisi kedua diterbitkan dalam dua jilid.
Jilid pertama meliputi Konsep Manajemen Proyek, Studi Kelayakan dan Jaringan Kerja,
sedangkan jilid kedua mencakup Menyiapkan Perangkat, Peserta, dan Implementasi Proyek.
Penyusunan buku ini ditujukan kepada mereka yang sedang dan akan berkecimpung dalam
kegiatan proyek, juga kepada mahasiswa-mahasiswa dan para peminat lain yang telah
mempelajari manajemen umum dan ingin mengenal manajemen proyek.
Akhir kata, harapan kami kiranya buku ini dapat bermanfaat dalam rangka ikut
mensukseskan program besar pemerintah untuk mencerdaskan bangsa. Sebagai penutup, kami
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan dan dorongan sehingga memungkinkan terlaksananya penulisan buku ini.
r man Soeharto
Daftar lsi
Jilid 1
(Konsep, Studi Kelayakan, dan Jaringan Kerja)
KATA PENGANTAR . .
RAB 9............................................................................................................174
9-1 Sumber dan Macam Pendanaan Proyek.................................... 174
9-2 Kaitan Keputusan Investasi dan Pendanaan ................................ 177
9-3 Menghitung Biaya Modal.............................................................. 178
9-4 Peranan Penyandang Dana.......................................................... 181
9-5 Pendanaan Non-Recourse............................................................. 183
9-6 Contoh Proyek Pola NRPF di Indonesia.................................... 185
9-7 Mengajukan Pendanaan ................................................................ 187
9-8 Contoh Arus Pendanaan NRPF................................................... 188
BAGIAN Ill: PEREN CAN AAN , PERAN GKAT, DAN PESERTA ....................................................... 21.5
IV Keputusan No . 11/MENLH/3/19'14 . . . . . • • . . .
33b
Apendiks V No . 12/MENLH/3/1994 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
ada era globalisasi, di mana batas antamegara makin terbuka, produk dan jasa dari
satu tempat mudah mencapai tempat lain, maka hanya mereka yang bekerja dengan
prinsip "doing the right things (efcient)" dan "doing things right (efective)" yang akan
memenangkan persaingan dan merebut pasaran, yang pada giliran selanjutnya menikmati
hasil usahanya lebih dulu dan lebih baik. Dua serangkai ungkapan asing di atas bukanlah
merupakan hal yang baru bagi pedoman melakukan suatu kegiatan. Apa yang mungkin masih
perlu dijabarkan dan dirumuskan adalah bagaimana melaksanaka nya agar tercapai maksud
dari ungkapan di atas. Di negara yang sedang berkembang, dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyatnya, tuntutan akan terselenggaranya kegiatan yang dilandasi prinsip-prinsip
tersebut makin terasa, mengingat banyaknya kemajuan yang harus dikejar, sedangka
sumber daya ang tersedia
baik berupa sumber daya manusia terampil !!laupun amat terbatas. Keti ggalalini
d'rnsahakan-dikejar deriganperil.bangunan di segala bidang. Dalam buku ini,
pembangunan tersebut berupa pembangunan fisik proyek seperti perbaikan perkampungan,
prasarana, mendirikan industri berat dan ringan, jaringan telekomunikasi, dan lain-lain.
Menghadapi keadaan demikian, langkah yang umumnya ditempuh di samping mempertajam
prioritas adalah mengusahakan peningkatan efisiensi dan efektivitas pengelolaan agar dicapai
hasil guna yang maksi.mal dari sumber daya yang tersedia.
Pengelolaan yang dikenal sebagai "MANAJEMEN PROYEK" adalah salah satu cara yang
ditawarkan untuk maksud tersebut, yaitu suatu metode pengelolaan yang dikembangkan secara
ilmiah dan intensif sejak pertengahan abad ke-20 untuk menghadapi kegiatan khusus yang
berbentuk proyek. Melalui buku ini penulis dengan-segala keterbatasa nya-bermaksud ikut
serta menyebarluaskan pengertian dan kegunaan manajemen proyek khususnya proyek yang
komponen kegiatan utamanya terdiri dari engineering, konstruk$i,dan dalam lingkup terbatas
juga manufaktur.
Dengan harapan agar para pembaca mudah menangkap, memahami dan kemudian
mengaplikasikan prinsip-prinsip manajemen proyek secara menyeluruh dan benar, maka
sistematika penulisan buku ini disusun sebagai berikut:
I. ldt'Jltifikasi c•bjek VM!g ,1kan dih·l,)b, \ aitu h:L't!,Jdt.ll1 pru\ L'K
Vlt ·mbai1c1S konsep pcngl'lola,ln ',1ng ,1 kan d 1p,1 K<l., \ ,lJlg cl: kL'ti,ll scbagai konsqo mane1jemen
provek.
3. :vkn\icljikan ,1tribut dasar knnsep mc�nc-ljl'lllPJT proH· k beru�'cl Ml'cl 1lmu m<lnajenwn pruyck
"t<lll f'mjcct A·lann'{CII!Cn I Rodtt o( <no<L•h·dr,;,• (I'M-l30K)
-l. J'vlcnjc1brlrk<m konscp d1 c1L1s nWrlJddJ b<'rb,lgui metode, !L'knJk, lL1ll pro<;cdur
..,, ;\pl1kc1si konscp m<majE•rnen !-'H'\ ek di ,ltd:' p;1L1,1 pr,lktl·k pcnvclcnggar,lan (opcL·<lsiunal)
"'"p<mpng s1klu." ��� P\ '-'k, nwliputJ:
a. Mengkaji kelayakan sebelum memutuskan untuk mewujudkan suatu gagasan menjadi
bentuk fisik. Aktivitas ini berlangsung pada Tahap Konseptual.
b. Perencanaan dan pengembangan, termasuk menyiapkan perangkat dan peserta.
Kegiatan tersebut dilakukan pada tahap PP /Definisi.
c. Implementasi kegiatan proyek di kantor pusat lapangan. Kegiatan ini dilakukan pada
Tahap Implementasi.
Penyelesaian akhir dan penutupan proyek yang berlangsung pada Tahap Terminasi.
xiv 4 11 ,,
Di bagian ini dilakukan identifikasi profil objek yaitu suatu kegiatan yang berbentuk proyek.
dan perbandingannya dengan kegiatan ope!"asional rutin. Perbedaan kedua jenis kegiatan
tersebut di antaranya adalah kegiatan proyek bersifat nonrutin, terdiri dari aneka ragam kegiatan
yang saling terkait dan mengikuti pola siklus kelangsungan hidup (life cycle) tertentu yang
memiliki batas jelas kapan proyek dimulai dan berhenti. Pada siklus proyek diadakan
penahapan dengan komponen kegiatan-kegiatan yang memiliki jenis dan intensitas yang
berbeda-beda. Di bagian ini disinggung pula pembagian jenis proyek dan kriteria yang dipakai
untuk menggolongkan ukuran proyek menjadi berukuran kecil, sedang, dan besar, serta
dianalisis berbagai karakteristik yang khusus melekat pada kegiatan proyek. Identifikasi ini
semua bermaksud memberi keterangan dan gambaran mengenai kegiatan apa, dengan sifat-sifat
dan perilaku yang bagaimana, yang hendak dikelola. Pengenalan profil kegiatan proyek
dibahas dalam Bab 1.
Setelah memahami sifat dan perilaku kegiatan proyek, maka penyajian dilanjutkan dengan
membahas konsep pengelolaan yang dianggap sesuai dengan tuntutan dan sifat serta perilaku
kegiatan yang dimaksud yang kemudian disebut manajemen proyek. Dalam hal ini penulis
mengetengahkan 3 buah pemikiran di antara sejumlah pengamat dan pemikir masalah-masalah
yang erat dengan perkembangan dan pertumbuhan konsep manajemen proyek. Pertama,
pemikiran yang mencoba merumuskan definisi konsep manajemen proyek dengan
menghubungkannya dengan manajemen umum (general management)/klasik/fungsional.
Pemikiran kedua yang menghubungkan konsep manajemen proyek dengan konsep sistem dan
pendekatan kontinjensi. Adapunyang ketiga adalah perumusan konsep yang dibuat oleh "Project
Management Institute" USA dalam rangka menyusun PM-BOK serta usaha ke arah standardisasi
dan sertifikasi profesi manajemen proyek.
Menurut pendapat pertama, fungsi manajemen klasik yang terdiri dari merencanakan,
mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan tetap berlaku untuk manajemen proyek, dengan
catatan perlu mengadakan "restrukturisasi" di sana-sini serta menggunakan metode dan teknik
baru agar mampu menghadapi sifat-sifat dan perilaku yang khusus terdapat pada kegiatan
proyek. Misalnya, agar dicapai penggunaan sumber daya yang efisien diperkenalkan arus kerja
dan komunikasi horisontal sebagai tambahan arus kerja vertikal yang selama ini telah dikenal
dalam manajemen klasik/fungsional. Lebih jauh, dipandang dari sudut organisasi, pengelolaan
proyek akan efektif bila terdapat tanggung jawab tunggal dengan tugas terpenting adalah
bertindak sebagai integrator dan koordinator dari sejumlah organisasi atau bagian organisasi
peserta dan pendukung proyek. Seperti halnya manajemen klasik, dalam manajemen proyek
fungsi perencanaan dan pengendalian memegang peranan yang amat menentukan. Lebih dari
itu, pada kegiatan proyek, mengingat sifatnya yang cepat berubah, kompleks, dan memiliki
hubungan keterkaitan yang tinggi, maka perlu adanya keterpaduan antara perencanaan dan
pengendalian.
Dari sudut pandang konsep sistem, maka pengelolaan suatu kegiatan harus berorientasi ke
totalitas. Dengan kata lain, penekanannya terletak kepada keberhasilan tujuan sistem secara
keseluruhan, dan bukan hanya kepada komponen-komponennya.
Dalam pada itu, Project Management Institute (PMI) di USA, salah satu institusi terkemuka
yang bergerak dalam pengembangan ilmu atau profesi manajemen proyek, merumuskan suatu
pengertian konsep manajemen proyek. Berbeda dengan yang pertama, formulasi yang disusun
oleh PMI tidak langsung mengaitkannya dengan manajemen klasik meskipun diakui banyak
praktek-praktek yang tumpang tindih dengannya. Lebih jauh PMI merumuskan dan menjabarkan
konsep tersebut dalam suatu "Project Management Body of Knowledge". Topik yang berkaitan
dengan konsep pengelolaan disajikan pada Bab 2, 3, dan 4.
.• lilfl XV
Agar ilmu atau profesi manajemen proyek secara sistematis dapat dipelajari, dikodefikasi dan
disertifikasi sebagai mana layaknya profesi lain seperti Kedokteran, Akuntansi, Hukum, dan
lain-lain, maka oleh berbagai institusi seperti PMI-USA, APM (The Association of Project Man
agement)- Inggris dan INTERNET (The International Association of Project Management) Eropa,
telah dirintis penyusunan atribut dasar berupa PM-BOK yaitu area ilmu manajemen proyek.
Dalam PM-BOK, PMI mengelompokkan area ilmu manajemen proyek menjadi 9 butir, yaitu
pengelolaan integrasi, lingkup, waktu, biaya, mutu, sumber daya manusia, komunikasi, risiko
dan pengadaan. PM-BOK dari PMI dan INTERNET dibahas dalam Bab 4.
Sering dikatakan bahwa menyusun konsep dan filosofi merupakan pekerjaan tersendiri,
sedangkan merumuskan konsep dan filosofi tersebut menjadi metode, teknik, dan prosedur
adalah pekerjaan yang lain. Kata-kata tersebut untuk menggambarkan bahwa menyusun suatu
konsep dan filosofi yang kelihatannya sudah cukup jelas arti dan tujuannya ternyata amat sulit
untuk menjabarkannya menjadi metode, teknik, dan prosedur yang pada proses berikutnya
dimaksudkan dapat mer:upakan petunjuk pelaksanaan di lapangan. Banyak contoh
menunjukkan suatu konsep telah diterima dan dianggap benar oleh banyak pihak tetapi hasil
pelaksanaannya jauh menyimpang dari harapan.
Metode dan teknik yang akan disajikan dan dibahas dalam buku ini dipilih yang
kegunaannya dianggap bersifat mendasar dan unik untuk proses mengelola proyek, seperti
"WORK BREAKDOWN STRUCTURE" untuk mengelola lingkup, "ANALISIS JARINGAN
KERJA" (CPM, PERT, dan PDM) untuk perencanaan proyek, IDENTIFIKASI VARIANS,
KONSEP NILAI HASIL, CS /CSC untuk pengendalian biaya dan jadwal, dan lain-lain.
Sedangkan untuk metode dan teknik yang penting untuk proyek-proyek tertentu tetapi
kegunaannya tumpang tindih dengan disiplin ilmu atau profesi lain, seperti disiplin ilmu
ekonomi dan produksi [analisis sensitivitas, program linear, "programming" lainnya, teori
optimasi, konsep statistik, "proses control chart", pareto diagram, dan lain-lain], tidak dibahas
secara rinci dalam buku ini, tetapi diberikan indikasi di mana dan dalam aspek apa (dari proyek)
yang perlu menggunakannya. Oleh karena itu, bagi pembaca yang berkepentingan dengan
metode tersebut dipersilakan mendalaminya dari berbagai buku atau kepustakaan yang dewasa
ini telah tersebar secara luas.
Pengendalian
Pada aspek pengendalian, dalam buku ini ditekankan pentingnya penggunaan metode dan
teknik yang dapat memantau atau mengukur kinerja (perfonnance) suatu pekerjaan. Ini berarti
harus ada keterkaitan yang menyatu dalam menganalisis kemajuan pekerjaan dengan jumlah
biaya yang telah terpakai untuknya. Dengan mengetahui kinerja suatu pekerjaan pada setiap
saat pelaporan, akan dapat dibuat prakiraan atau proyeksi keperluan dana sampai akhir
penyelesaian proyek. Demikian pula dengan kemungkinan terjadinya keterlambatan, bilamana
faktor yang mempengaruhi atau menyebabkan kecenderungan di atas tidak berubah. Hal ini
berarti pengelola proyek jauh-jauh hari sebelumnya telah memperoleh tanda peringatan perlu
tidaknya diadakan perbaikan penyelenggaraan untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.
ditujuknn zwtuk mengelola kegintan yang berbentuk proyek. Perzmwsannya dzsuszm sedemikinn
1llf1tl s e/Jingga dapnt menglwdapi dan mengakomodir perilnku dan dinamikn ytmg me/eknt pnda
tersebut, dun /1ab permulaan di l3agirm I mencoba nzcmbahas dan menzbandingknnnya (tcrmasuk
nzalllljcmcn ym zg tcla/z ada -;cperti mmwjcmcn k/a-;ik, pt:nzikiran sistem, drm pend cka tan con
lingnzcy. Salah satu institusi yang IIZCIIek!mi bcrbagai aspck manajemoz proyek adalalz PMI
fProwct Management Institute) dz USA yrmg mencoba nzendefinisikan secara rinci disiplin ilmu
terse/Jut dan nzemwngkamzya sebagai "PM-BOK" atau " Project Management Body of Know
•
• Proyek harus diselesaikan
A.nggaran
dengan biaya yang tidak melebihi anggaran. \
Untuk proyek-proyek yang melibatkan dana \
dalam jumlah besar dan jadwal pengerjaan
\\
bertahun-tahun, anggarannya tidak hanya
ditentukan s�c:ar(lJotal pr()yek, tetapi dipecah
atas komponen-komponennya atau per
periode tertentu (misalnya, per kuartal) yang
jumlahnya disesuaikan dengan keperluan. Jadwai Mutu
Dengan demikian, penyelesaian bagian-bagian
Waktu Kineria
proyek pun harus memenuhi sasaran
anggaran per periode.
Gambar 1-1 Sasaran proyek yang juga
• Jadwal Proyek harus dikerjakan sesuai merupakan tiga kendala ( triple constraint).
Ke,,
1-10 4-40 24-240 PC Bagan balok
-�r1edium
11-75 40-200 240- 1.200 PC CPM
Bl t:;,:?··
Dilihat dari komponen kegiatan utamanya Proyek tersebut tidak membuahkan hasil
macam proyek dapat dikelompokkan sebagai dalam bentuk fisik, tetapi laporan akhir.
berikut:
• Proyek Kapital Berbagai badan usaha
���. Proyek Engineering-Kons truksi Kom atau pemerintah memiliki kriteria tertentu
untuk proyek kapital. Hal ini berkaitan dengan
ponen kegiatan utama jenis proyek ini terdiri
dari pengkajian kelayakan, desain engineering, penggunaan dana kapital (istilah akuntansi)
untuk investasi. Proyek kapital umumnya
pengaaap. , dan koristrllksi.
-macam ini adarah pembangunan gedung, meliputi pembebasan tanah, penyiapan lahan,
jembatan, pelabuhan, jalan raya, fasilitas pembelian material dan peralatan (mesin
industri. mesin), manufaktur (pabrikasi) dan konstruksi
pembangun fasilitas produksi.
•
Pr oyek Engine eri ng-Man ufaktur
• Proyl'k Radio- Tclckomunikas i Proyek
Proyek ini dimaksudkan untuk menghasilkan
di atas dimaksudkan untuk membangun ja
produk baru. Jadi, produk tersebut adalah
ringan telekomunikasi yang dapat menjang
hasil usaha kegiatan proyek. Dengan kata lain,
kau area yang luas dengan biaya yang relatif
proyek manufaktur merupakan proses untuk
tidak terlalu mahal. Komponen utama
menghasilkan produk baru. Kegiatan utama
kegiatannya adalah:
nya meliputi desain-engineering, pengem
bangan produk (product development), peng
Site survey, untuk menentukan titik-titik
yang akan dihubungkan dengan lokasi
adaan, manufaktur, perakitan, uji coba fungsi
dan operasi produk yang dihasilkan. Contoh
"repeater".
Penentuan "frequency band".
untuk ini adalah pembuatan ketel uap,
Desain engineering sistem.
generator listrik, mesin pabrik, kendaraan. Bila
ManufakturI pabrikasi peralatan teleko
kegiatan manufaktur dilakukan berulang
munikasi.
ulang, rutin, dan menghasilkan produk yang
sama dengan terdahulu, maka kegiatan ini Transpor ke site.
tidak lagi diklasifikasikan sebagai proyek. Instalasi repeater dan peralatan.
Manufaktur peralatan
2--4 M anuf ak tur peraiatan d1 pab r1!< sepert. ketel uap. generator i1strik. dan l ain-la in
Gambar 1 ·2 Proyek Pembangunan PLTU dengan sejumlah komponen kegiatan manufaktur dan
konstruksi.
+ Su mber daya
"' S 1 kl u s proyek
\ Waktu
• Sasaran • Rencana •
r.,1obi 1s e1 st •
Pra kom'S'
•
L 1 n gkup keqa • ,A. nggarai' • • Start up
• Kel ayakan • Jadwai • Pe ,�g 'ldaar • Demobilisas 1
• Perangkar • �.JnstruKsf • Penutupan
• Peserta • Penoendalian
Gambar 1 · 3 Hubungan keperluan sumber daya terhadap waktu dalam siklus proyek.
8
pokok ini dikenal sebagai dinamika kegiatan nization (UNIDO). UNIDO membagi siklus
sepanjang siklus proyek (project life cycle). proyek menjadi 2 tahap, yaitu tahap persiapan
Dalam siklus proyek, kegiatan-kegiatan ber dan tahap implementasi. Kegiatan pada kedua
langsung mulai dari titik awal, kemudian jenis
dan intensitasnya meningkat sampai ke
puncak (peak), turun, dan berakhir.
Kegiatan kegiatan tersebut memerlukan
sumber daya yang berupa jam-orang
(man-hour), dana,
material atau peralatan. Bila dibuat grafik
dengan sumber daya pada sumbu vertikal dan
waktu pada sumbu hori ontal, maka akan
terlihat siklus proyek sebagai gari lengkung
dengan titik-titik awal, puncak, dan akhir,
seperti yang terlihat pada Gambar 1-3.
Di samping turun naiknya intensitas
kegiatan, teijadi pula perubahan dalam aspek
lain, seperti kualifikasi tenaga yang diperlu
kan. M.isalnya, pada awa1 proyek d iperlukan
ahli-ahli perencanaan dan engineering,
sedangkan menjelang akhir proyek diperlukan
lebih banyak tenaga inspektor di lapangan.
Berbeda dari kegiatan operasional rutin yang
relatif stabil, kegiatan proyek bersifat dinamis,
terus berubah-ubah. Untuk mencapai peng
gunaan sumber daya yang efisien, perlu
diusahakan agar tidak teijadi gejolak-gejolak
(jluktuasi) yang tajam. Dengan demikian,
seluruh kegiatan dalam siklus proyek merupa
kan rangkaian yang berkesinam bungan
menuju sasaran yang telah ditentukan.
a. Taluzp Pcrsiapmz
• ldentifikasi gagasan atau analisis
pen dahuluan.
• Pengembangan ide menjadi
konsep konsep altematif.
• Formulasi lingkup proyek.
• Evaluasi lanjutan dan keputusan
untuk investasi.
l1 . Ta lzap lmplc71lctrtasi
• Penyiapan desain-engineering
terinci, jadwal induk, dan
anggaran.
• Pengadaan kontrak dan pernbelian.
• Pengeijaan pabrikasi, konstruksi, uji
coba, dan start-up.
/1 . Ta lzap 1
Terdiri dari kegiatan-kegiatan:
• Mempeijelas definisi Iingkup keija.
9
Tabel 1-3 adalah ringkasan kegiatan utama Tabel 1-3 dan bila disajikan dengan metode
yang terjadi di masing-masing tahap sepanjang bagan balok akan terlihat seperti pada Gambar
siklus proyek untuk beberapa macam proyek 1-4.
yang banyak dijumpai di negeri ini.
B. Proyek Engineering-Manufaktur
A. P royek Engineering-Konstruksi
Beberapa kegiatan proyek engineering
(E-K)
manufaktur berbeda dengan proyek E-K,
Beberapa kegiatan utama proyek E-K misalnya adanya kegiatan membuat prototip
terdiri dari kegiatan-kegiatan seperti pada sebelum melakukan produksi penuh.
Penunjukan
� kontraktor utama
Penyelesaian
1 ,2,3,4,5 secara fisik --
6,8,9,1 1
Pcmdnlapan
7, 1 2, 13
Desn.n-Engmeenng
10 14
1 5,16
Konstruksi
1 7,18
Uj1 coba
1 9, 20
Penutupan proyek
Konseptual
Definisi
Pengembangan dan
,
integrasi sistem
Perakitan dan
Melihat kesempatan
Menjabarkan lingkup Mengadakan material Membuat laporan
• •
dan merumuskan
• •
Studl "Contract
Kelayakan RIP·p award" "Kick-off' "Project
Prakarsa Perenca- Memberi Pemilik dan acceptance" &
naan RFP Kontraktor Penutupan
a c e g "
r --o-
PEMILIK
0 p ::] 5 u "
KONTRAKTOR
"Project
RIP-k
Menenma (Kick-off transfer"
dan
RFP interns� "Control
Penutupan
budget dan
Tanda Jadwal
tangan lnduk
kontrak
PE MI LIK KONTRAKTOR
a-b Studi kelayakan MenentiJkan Pengembangan usaha ( Busmess
b-e strategi Development) .
penyelenggaraan, setelah men1lai q Menerima dokumen lelang/RFP
kekuatan dan kelemahan perusahaan. p-q Menyiapkan proposal.
c-d Menyusun perencanaan operasional q- r Negos1asi kontrak.
d Anggaran Biaya Proyek (ABP) dan T anda tangan kontrak dilan]utkan
Jadwal lnduk dengan rapat " ProJect Launching".
d-e Membuat rancangan kontrak dan paket r-s Membuat Rencana lmplementasi
lelang (RFP) Proyek ( RI P- kontraktor).
e-f Proses lelang RFP kepada s P resentas; R I P - K ( .l(ick-off meeting
peserta lelang) dan menentukan pemenang, mterna�
keputusan strateg1s "go or not to go" Kick-off meetmg dengan pemilik.
untuk realisasi 1 nvestasi/ proyek. t-u Menyiapkan ·control budget" dan
Merencanakan program Jadwal lnduk.
1-g pengendalian. u--v Melakukan pekerjaan implementasi fisik.
Memantau dan mengendalikan kegiatan Melaksanakan kegiatan pengendalian
g-h implementasi u-v
Gambar 1·6 Siklus proyek pemilik dan kontraktor dalam suatu kontrak lump-sum.
16
kemajuan pelaksanaannya, informasi dan hal sejalan dengan kemajuan proyek. Semakin
hal lain yang diperlukan berangsur-angsur jauh kemajuan implementasinya, semakin
mulai tersedia, misalnya harga peralatan, banyak komponen lingkup yang telah
materiat dan upah tenaga kerja. Keadaan ini diselesaikan. Mengingat keterkaitan berbagai
berarti menurunkan tingkat ketidakpastian komponen lingkup tersebut, harus dihindari
dan risiko (uncertainity and risk). Meskipun adanya perubahan lingkup pada waktu
demikian, nilai dampak risiko (amount at stake), implementasi sudah berjalan jauh karena
biasanya diukur dengan biaya yang dikeluar dampaknya terhadap biaya dan jadwal yang
kan, cenderung naik dihitung dari tahap awal mungkin timbul akan berlipat ganda
konseptual sampai pada akhir implementasi. dibandingkan bila perubahan lingkup tersebut
terjadi pada awal siklus proyek.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan
0. Perubahan Lingkup versus Siklus bahwa pengenalan dan pengertian yang tepat
Proyek akan perilaku yang ada selama siklus proyek
Secara umum dapat dikatakan bahwa ataupun pada masing-masing tahap yang
proyek selalu mengalami perubahan lingkup. bersangkutan akan memberikan pegangan
Hanya, perlu diingat bahwa perubahan bagi pengelola dalam usahanya merencanakan
lingkup proyek (penambahan atau pengurang dan mengendalikan pemakaian sumber daya
an) akan memiliki dampak yang lebih besar sebaik-baiknya.
• Proyek adalah kegiatan sekali lewat, dengan waktu dan sumber daya terbatas untuk
mencapai hasil akhir yang telah ditentukan, misalnya produk atau fasilitas produksi.
• Dalam proses mencapai hasil akhir, kegiatan proyek dibatasi oleh anggaran, jadwat dan
mutu, yang dikenal sebagai tiga kendala (triple constraint).
• Kegiatan proyek dibedakan dari kegiatan operasional, antara lain karena sifatnya yang
dinamis, nonrutin, multikegiatan dengan intensitas yang berubah-ubah, dan memiliki siklus
yang pendek.
• Belurn ada klasifikasi yang baku untuk menyatakan besar kecilnya proyek secara kuantitatif.
Untuk menyeragamkan bahasa, G. J. Ritz (1990) membuat penggolongan ukuran proyek
dari jumlah jam per tenaga kerja ataupun biaya. Atas dasar ini proyek diklasifikasi menjadi
berukuran kecil, sedang, besar, super, dan mega.
• Terdapat berbagai macam proyek dilihat dari komponen kegiatan yang dominan, yaitu,
proyek engineering-konstruksi, engineering-manufaktur, penelitian dan pengembangan,
pelayanan manajemen, proyek kapital, dan lain-lain.
• Meskipun terdapat banyak ragam proyek, semuanya mengikuti pola tertentu yang me
nandai dinamika sepanjang siklus proyek. Intensitas kegiatan dimulai dari awal, meningkat
perlahan-lahan secara teratur sampai ke puncak, kemudian turun, dan akhirnya berhenti.
• Terdapat empat tahap siklus proyek, yaitu tahap konseptual, tahap PP /Definisi, tahap
implementasi, terminasi proyek. Masing-masing tahap mempunyai jenis kegiatan dan
intensitas yang berlainan. Kegiatan utama pada tahap konseptual adalah pengkajian
kelayakan, sedangkan tahap-tahap berikutnya berturut-turut perencanaan dan pemantapan,
(PP atau Definisi), desain-engineering, pengadaan, pabrikasi dan konstruksi, dan akhirnya
pelaksanaan uji coba sebelum diserahkan ke pemilik proyek.
18 Bagian I: Konsep dan Area Ilmu Manajemen Proyek
1. Sebutkan perbedaan pokok antara kegiatan proyek dan operasional rutin! Mengapa dalam
menganalisis dan menjelaskan kegiatan proyek diambil pendekatan dengan
membandingkannya terhadap kegiatan operasional rutin?
2. Bagaimana proses timbulnya suatu proyek?
3. Adakah perbedaan antara proyek dan program? Berikan contoh suatu kegiatan yang dapat
dinamakan sebagai program!
4. Apa tujuan membagi-bagi siklus proyek menjadi beberapa tahap? Sampai saat ini masih
belum ada keseragaman dalam jumlah ataupun nama tahap-tahap tersebut. Mengapa hal
demikian terjadi? Sebutkan pula "deliverable" masing-masing tahap yang bersangkutan!
5. Sebutkan pembagian tahap menurut UNIDO dan PMI! Bagaimana pendapat Anda mengenai
kedua macam pembagian tersebut?
6. Proyek dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yang didasarkan atas kandungan
komponen kegiatan yang dominan. Masuk klasifikasi manakah proyek pembangkit listrik
tenaga uap yang memerlukan ketel uap dan generator listrik dengan biaya yang cukup
besar?
7. Pada kontrak lump-sum, yaitu padafront end, terdapat perbedaan siklus proyek bagi pemilik
dibandingkan siklus proyek bagi kontraktor. Terangkan perbedaan tersebut dan sebab
sebabnya!
8. Proyek selalu mengandung risiko. Pada tahap awal siklus proyek potensi terjadinya risiko
amat tinggi dan semakin lama semakin menurun, tetapi dampak yang ditimbulkan (amount
at stake) justru sebaliknya. Jelaskan pernyataan tersebut!
Proyek dan
Manajemen Fungsional
berdasarkan fungsinya, yaitu merencanakan, kegiatan. Atau dengan kata lain, teknik penge
mengorganisir, memimpin, dan mengendali lolaan yang bekerja baik untuk suatu kegiatan
kan. Seringkali dimasukkan pula fungsi staff tertentu tidak menjamin keberhasilan yang
ing ke dalam manajemen klasik. Namun, sama bagi kegiatan yang berbeda. Situasinya
banyak pendapat yang menganggap bahwa dapat berubah setiap waktu. Oleh karena itu,
tugas ini telah termasuk dalam fungsi meng pengelolaan harus pula bersifat luwes (jlexible).
organisir. Masukan dan pengaruh berbagai pemikiran
·
Pemikiran sistem adalah pemikiran yang di atas dilukiskan pada Gambar 2-1.
memandang segala sesuatu dari wawasan
tota litas. Metodologinya yang erat
berhubungan dengan penyelenggaraan proyek Multidisipl in
adalah sistem analisis, sistem engineering, dan Di samping konsep dan pemikiran ilmu
sistem mana jemen. Sistem engineering ilmu manajemen di atas, juga disadari bahwa
mencoba menjelas kan proses terwujudnya manajemen proyek merupakan profesi multi
suatu sistem, atau dengan kata lain mencoba disiplin dan bersifat kompleks yang tumpang
menerangkan langkah-langkah yang harus tindih (overlaping) dengan disiplin lain, seperti
dilalui untuk mewujudkan suatu gagasan ilmu teknik, sosial, dan ekonomi. Seberapa
menjadi sistem yang berbentuk fisik. Dengan besar tumpang tindih dan dukungan tersebut
demikian, sistem engineering menjadi sejajar bergantung pada sektor (industri, bidang atau
dengan tujuan proyek, yaitu merealisasi area) yang sedang mengaplikasikan manaje
gagasan menjadi kenyataan fisik, misalnya men proyek. Misalnya, sektor pembangunan
instalasi pabrik atau produk manufaktur. industri akan memerlukan banyak dukungan
Adapun pendekatan contingency atau disiplin ilmu arsitek, engineering, dan
situasional pada dasamya berpendapat konstruksi. Secara sederhana pengaruh dan
bahwa tidak ada satu pun pendekatan masukan konsep dari ilmu di atas dapat
manajemen terbaik yang dapat dipakai dilihat pada Gambar 2-1.
untuk mengelola setiap macam
MANAJEMEN
MANAJEMEN
KLASIK
PROYEK
(Mengelola
(Manajemen
kegiatan yang
berdasarkan PENDEKATAN
dinamis)
fungsi) SISTEM
(Manajemen PENDEKATAN
berorientasi pada Contingency
totalitas)
(Manajemen (dukungan)
sesuai situasi)
DISIPLIN LAIN
(Arsitek,
Engineering,
Sosial,
Ekonomi, dan
lain-lain)
Gambar 2·1 Masukan pada manajemen proyek dan keterkaitannya dengan berbagai pemikiran
manajemen dan disiplin ilmu.
Proyek dan Manajemen Fungsional 21
a. merencanakan
b. mengorganisir
c. memimpin
3. Keamanan d. staffing
4. Keuangan e. mengendalikan
5. Akuntansi
Gambar 2·2 Kegiatan operasi perusahaan dan fun gsi manajemen menurut H. Fayol.
22 Bagian I: Konsep dan Area Ilmu Manajemen Proyek
Perilaku Dituntut
Kritik-kritik dari pengamat ilmu manajemen telah berhasil mengelola kegiatan operasional
serta praktisi di lapangan yang berurusan rutin dengan lingkungan yang relatif stabil
dengan penyelenggaraan proyek berpendapat dirasakan kurang mampu atau tidak cukup
bahwa penggunaan manajemen klasik yang efektif untuk mengelola suatu kegiatan proyek
24 Bagian I: Konsep dan Area Ilmu Manajemen Proyek
masing kegiatan memerlukan tenaga ahli atau antara satu kegiatan dengan yang lain.
keahlian dari setiap disiplin ilmu yang Misalnya, kegiatan A belum dapat dimulai se
bersangkutan. Selain itu, kegiatan-kegiatan belum kegiatan B yang dikerjakan oleh orga
tersebut satu dengan yang lain mempunyai nisasi lain selesai. Dalam mengelola kegiatan
keterkaitan yang spesifik. Dengan tujuan agar demikian, diperlukan koordinasi dan integrasi
pengelolaan yang dihasilkan oleh suatu jalur yang intensif, karena bila tidak, dikhawatirkan
komunikasi yang lebih pendek dapat efektif, sasaran proyek tidak akan tercapai. Satu saja
sering sekali penanggung jawab proy ek mata rantai pekerjaan tersebut tidak sinkron,
(pimpro) berkeinginan agar para spesialis tadi akan timbul dampak negatif terhadap hasil
ditempatkan dalam satu wadah dan dipim keseluruhan.
pin oleh pimpro. Kecuali untuk proyek yang
berjangka panjang atau memiliki arti khusus, Keadaan yang digambarkan di atas dijumpai
pada umumnya keinginan ini tidak terlaksana hampir di setiap proyek, terutama pada
karena tidak efisien bila dilihat dari ke proyek-proyek berukuran sedang dan besar
pentingan perusahaan secara keseluruhan. Ini (mega). Untuk mengatasi masalah cli atas,
akan mengakibatkan terpecahnya atau terjadi
lazim diusahakan langkah-langkah sebagai
nya fragmentasi penggunaan tenaga ahli yang berikut:
seharusnya selalu dipupuk dan ditingkatkan
kualitasnya. Peningkatan kualitas lebih •
Mengadakan rapat koordinasi atau kontak
dimungkinkan bila mereka tetap berada di bentuk lain di antara pihak yang berke
departemennya masing-masing. Adanya "frag pentingan.
mentasi" yang ditandai dengan tersebarnya • Membentuk panitia ad-hoc dengan anggo ta
tenaga ahli ke berbagai kantor (lokasi) proyek yang terdiri dari wakil organisasi yang
dalam waktu yang relatif lama akan cepat berkepentingan.
mengurangi kemampuan departemen yang
bersangkutan dan juga perusahaan untuk •
Membuat prosedur dan peraturan kerja
menangani proyek yang lain, yang mungkin sama.
datang pa da waktu bers.a maan. Untuk • Membuat rencana kerja dengan melibat
mengatasi hal ini, cara yang la�im ditempuh kan mereka yang bersangkutan.
adalah mengusahakan penggunaan bersama
(share) sumber daya atau tenaga ahli oleh bebe Meskipun langkah di atas telah dilakukan,
rapa proyek dari departemen fungsional, seringkali hasil yang diperoleh tidak memuas
dengan membuka arus kegiatan horisontal. kan. Oleh karena itu, pilihan yang dianggap
tepat adalah dibentuknya institusi atau posisi
D. Bersifat Multikompleks permanen selama proyek berlangsung, yang
berfungsi sebagai koordinator dan integrator
Kompleksitas suatu proyek, di samping agar kegiatan itu ditangani sebagai kesatuan
ditandai oleh banyaknya jenis dan jumlah utuh oleh individu yang memiliki tanggung
kegiatan, juga ditandai oleh jumlah hubungan jawab atas keberhasilan proyek secara kese
ke dalam dan ke luar dari organisasi-organisasi luruhan.
peserta proyek. Hubungan ke dalam adalah
hubungan dengan departemen fungsional,
mulai dari personalia, pemasaran, hubungan
E. Kegiatan Berlangsung Sekali Lewat
masyarakat sampai pada engineering, manu dengan Kadar Risiko Tinggi
faktur, dan logistik. Semua ini merupakan Hampir semua usaha mengandung risi
bagian organisasi perusahaan yang langsung ko. Demikian juga halnya dengan proyek.
terlibat dalam penyelenggaraan proyek. Bahkan bagi sebuah proyek, gambaran risiko
Sedangkan hubungan ke luar adalah hubung tinggi telah tampak sejak dari awal pengem
an dengan subkontraktor, rekanan, instansi bangan, karena sebagian besar memunculkan
pemerintah, penyandang dana, dan lain-lain. proyek dimulai oleh suatu gagasan atau ide
Kompleksitas di atas "diperberat" dengan yang masih dalam bentuk konseptual. Dalam
kenyataan adanya saling ketergantungan proses pengembangan proyek-dari ide
26 Bagian !: Konsep dan Area Ilmu Manajemen Proyek
-
Untuk memperkecil hambatan birokrasi,
f. Pelaksanaan kegiatan oleh banyak pihak, bidang, diciptakan arus kegiatan dan komunikasi
atau organisasi. horisontal.
-
Bersifat joint venture.
g. Organisasi peserta proyek sering mempunyai sasaran
yang sama dan berbeda pada waktu yang bersamaan. -
Pendekatan manajemen sistem.
Proyek inisiasi dan terminasi meliputi Ringkasan Peri laku Proyek dan
kegiatan-kegiatan yang jenisnya spesifik.
Artinya, b anyak berbeda dengan kegiatan
Pengel o l aan yang D_i perl u kan
yang terjadi pada periode lain dari siklus Tabel 2-1 adalah ringkasan dari perilaku
proyek, dan karena itu memerlukan pende dan fenomena kegiatan proyek dengan
katan pengelolaan tersendiri. tanggapan pengelolaan yang diperlukan.
kan arus kegiatan vertikal atau mengadakan • Metode penyusunan perkiraan biaya
perubahan total terhadap manajemen klasik, proyek, dilakukan dengan bertahap,
tetapi i,ngin memasukkan (incorporated) sesuai dengan keperluan dan informasi
pendekatan, teknik serta metode yang spesifik yang tersedia pada waktu yang bersang
untuk menanggapi tuntutan dan tantangan kutan, yang dikenal dengan perkiraan
yang dihadapi, yang sifatnya juga spesifik, biaya pendahuluan (preliminary cost
yaitu kegiatan proyek. estimate), perkiraan biaya proyek (project
budget), dan perkiraan biaya definitif
(definitif estimate).
A. Wawasan Proyek versus Fungsional:
Suatu Perbandingan 2. Mengorganisir
Untuk lebih memperjelas apa yang telah Dibuat susunan organisasi yang memacu
diuraikan di atas, Tabel 2-2 memaparkan per terselenggaranya arus kegiatan horisontal
bandingan antara wawasan manajemen ataupun vertikal, dengan tujuan dicapainya
proyek dengan manajemen fungsional yang penggunaan sumber daya secara optimal.
mewakili pemikiran klasik untuk beberapa Untuk ini diusahakan agar penyusunan
fenomena. Diambil perbandingan dengan dilakukan dengan menggunakan susunan
organisasi matriks. Dalam pada itu, diper-
Proyek dan Manajemen
2
Tabel 2·2 Wawasan manajemen proyek versus fungsional untuk beberapa fenomena menurut
D. I . Cleland dan W. R. King (1 993).
• Lini-staf • Hierarki lini-staf serta wewenang dan • Fungsi lini mempunyai tanggung jawab
dikotomi. tanggung jawabnya tetap ada sebagai fungsi tunggal untuk mencapai sasaran.
penunjang.
• Merupakan dasar hubu ngan pokok
• Hubungan • Manajer ke spesial is, kelompok dengan dalam struktur organisasi.
atasan dengan kelompok.
bawahan.
Kegiatan utama organisasi
Struktur piramida. • Unsur-unsur rantai hubungan vertikal tetap dilakukan menurut hierarki vertikal.
ada, ditambah adanya arus kegiatan
horisontal.
• Kerja sama untuk • Kelompok dalam organisasi
mencapai tujuan. • Joint venture para peserta, ada tujuan dengan tujuan tunggal.
yang sama dan ada juga yang berbeda.
• Kesatuan
komando. • Manajer proyek mengelola, menyilang l i ni • Manajer lini merupakan pimpinan
fu ngsional u nt uk mencapai sasaran. tunggal dari kelompok yang
bertujuan sama.
• Wewenang dan • Terdapat kemungkinan tanggung
tanggung jawab. jawab lebih besar dari otoritas resmi. • Tanggung jawab sepadan dengan
wewenang. lntegritas, tanggung jawab,
dan wewenang terpelihara.
• Jangka waktu. • Kegiatan manajemen proyek berlang sung
dalam jangka pendek. Tidak cukup waktu • Terus-menerus dalam jangka
untuk mencapai optimasi operasional panjang sesuai umur instalasi dan
proyek. produk. Optimasi dapat diusaha kan
.
maksimal.
:: .
•. : ... .
.:• .
:
:::•: · : ::
kenalkan pula WBS atau susunan rincian kelompok (tim), antara tim inti proyek dengan
lingkup kerja yang "mempertemukan" pelak departeman fungsional di dalam organisasi
sana dengan paket yang hendak dikerjakan. perusahaan, ataupun dengan organisasi dan
Satu catatan khusus mengenai arus ho bagian organisasi di luar perusahaan. Per
risontal, yaitu dasar pemikiran ini dimaksud timbangannya adalah bila hanya memakai
kan untuk memperlancar proses pelaksanaan arus kegiatan vertikal (jalur vertikal),
pekerjaan yang seringkali melibatkan sejum diperlukan waktu yang terlalu lama karena
lah organisasi peserta proyek di luar dan di harus mengikuti prosedur birokrasi yang
dalam perusahaan. Yang dimaksud dengan berlapis-lapis, yang semula dirancang dan
arus horisontal adalah pengelola proyek diperlukan untuk kegiatan rutin operasional.
dalam hal ini para manajer, tenaga ahli, Dengan adanya arus kegiatan horisontal,
pengawas, dan lain-lain yang berhubungan diharapkan pihak-pihak yang bersangkutan
dengan kegiatan pelaksanaan proyek-yang dapat membicarakan dan merundingkan
dalam rangka melakukan tugasnya membuka langsung secara kontinu masalah yang
hubungan atau komunikasi satu dengan yang dihadapi, termasuk tindak lanjut yang
lain agar arus kegiatan dapat mengalir secara diperlukan demi keberhasilan pelaksanaan
horisontal. Ini dapat merupakan individu atau tugas-tugas yang diserahkan kepada mereka.
Bagian I: Konsep dan Area Ilmu Manajemen
3
3. Memimpin 4. Mengendalikan
Pimpinan tunggal dari kelompok dan Dalam kegiatan proyek, diperlukan ada
bagian organisasi diserahi tugas khusus nya keterpaduan antara perencanaan dan
(proyek). Jadi, dia memimpin tim dalam pengendalian yang relatif lebih erat dibanding
bentuk koordinasi dan integrasi yang arus
dengan kegiatan yang bersifat rutin. Untuk itu
kerjanya vertikal dan horisontal menyilang
perlu digunakan metode yang sensitif, artinya
lini/ struktur fungsional yang telah "ad a"
dapat mengungkapkan atau mendeteksi
sebelumnya. Pada umumnya digunakan gaya
penyimpangan sedini mungkin. Metode yang
kepemimpinan yang mengarah ke partisipasi,
dimaksud, misalnya konsep earned value dan
meskipun dalam beberapa situasi digunakan
C/S-CSC.
gaya orientasi ke tugas. Untuk melengkapi
atau menambah otoritas resmi pimpro yang
umumnya dianggap kurang dibanding
5. Menggunakan Pendekatan Sistem
tanggung jawabnya, maka harus dikembang
kan expert power dan referent power. Pendekatan ini menekankan bahwa pro
yek adalah bagian dari siklus sistem yang
lengkap. Dengan demikian, penanganannya
Penanggung Jawab Tunggal
hendaknya mengikuti metodologi sistem. Mi
Karena sifat kegiatan proyek dan bentuk salnya, pada tahap konseptual dan PP/Definisi
pengelolaan seperti telah diuraikan sebelum dipakai analisis sistem sebagai sarana dalam
nya, perlu adanya satu titik tumpuan yang mengambil keputusan. Untuk mewujudkan
dapat bertindak sebagai gagasan menjadi kenyataan fisik dipakai
•
Pusat sumber informasi bagi semua engineering sistem, sedangkan pada tahap
masalah yang berkaitan dengan proyek. implementasi dipakai manajemen sistem. Ma
•
Pelaku koordinasi dan tindak lanjut an najemen sistem ditandai oleh upaya mencapai
tara peserta proyek. keberhasilan total sistem, bukan unsur-unsur
•
Integrator dan pendorong agar kegiatan nya. Sebagai contoh, upaya optimasi keluaran
kegiatan dikerjakan sesuai prioritas dan (output) sistem (perusahaan)-bukan subsis
kepentingan yang lain dari proyek. tem seperti departemen logistik, departemen
•
Penanggunggugatan (accountability) ter keuangan, manufaktur, atau yang lain-lainnya.
hadap . pelaksanaan penyelenggaraan Butir-butir di atas akan merupakan bahan
proyek. kajian utama pada bab-bab yang membahas
organisasi, kepemimpinan dan metode peren
Sebagai penanggung jawab tunggal ditunjuk canaan dan pengendalian, serta konsep pemi
manajer proyek (pimpro) atau yang setara kiran sistem.
dengannya. Pada Gambar 2-3 dijabarkan 5 fungsi
manajemen klasik (A) yang pada dasamya
Aspek Integrasi dirancang untuk mengelola kegiatan operasi
Penekanan khusus fungsi kepemimpinan rutin dengan keadaan yang relatif stabil, ke
dalam manajemen proyek adalah sebagai in mudian 5 fungsi itu dihadapkan pada peri
tegrator, terutama bila manajemen proyek in i laku kegiatan proyek (B). Karena sifat dan
beroperasi dengan memakai struktur organi perilaku kegiatan proyek berbeda dengan ke
sasi matriks. Dalam struktur organisasi ter giatan operasional rutin, maka penerapan 5
sebut terlihat dengan jelas adanya keter fungsi tersebut memerlukan penyesuaian,
gantungan teknis ataupun organisatoris antara seperti digunakannya pendekatan-pendekatan,
pihak-pihak peserta, baik dari dalam maupun teknik, serta metode yang disebut di atas (C).
luar organisasi. Sebagian besar dari mereka
tidak berada di bawah komando pimpro. Bila
6. Pendekatan Contingency atau
kadar ketergantungannya cukup besar, maka
diperlukan langkah integrasi yang intensif Situasional
agar kegiatan bisa menjadi sinkron dan tidak Para pemikir masalah manajemen yang
terlepas sendiri-sendiri. mengamati aplikasi teori-teori manajemen
Proyek dan Manajemen Fungsional 31
Ringkasan Hu b u g a n M a n a je m e n K l a sik/Fungsional
d a n P e ng e l o la a n P ro y e k
B.
1 1 1 1 1
• Sementara • Kurang sasaran
motivasi
fungsi
• Management by • Matriks
• Sumber luar yang • Penanggung • Deteksi sensitif
exception • Horisontal
siap jawab tunggal • Peramalan
• Jaringan kerja • Koordinasi
• Pelatihan minimal • Expert dan • Erat dengan
(jalur kritis) • lntegrasi
reference power perencanaan
• Setapak demi setapak • Vertikal
• Gaya partisipasi
yang efektif untuk situasi tertentu tidak mem mengidentifikasi teknik dan metode mana
berikan hasil sesuai dengan harapan untuk yang harus digunakan untuk menangani
situasi lain. Dengan kata lain, teknik suatu kegiatan pada waktu dan kondisi
pengelolaan yang bekerja dengan baik bagi tertentu untuk mencapai tujuan perusahaan
suatu kegiatan tidak menjamin keberhasilan dengan efektif dan efisien. Hal ini berarti
yang sama bagi kegiatan yang berbeda. manajer hendaknya memiliki pengetahuan
Dengan latar belakang hasil pengamatan luas tentang berbagai pemikiran atau teori
tersebut, timbul pendekatan yang dikenal manajemen, mendalami bermacam teknik dan
sebagai pendekatan contingency yang metode yang bersangkutan serta kapan dan
menyatakan bahwa tugas manajemen adalah dalam situasi apa harus diterapkan. Banyak
kritik yang
Bagian I: Konsep dan Area Ilmu Manajemen
3
32 Bagia.n I: Konsep dan Area llmu Manajemen Proyek
•
Derajat Keterkaitan dan Ketergan sanakannya memerlukan tambahan sumber
tungan yang Amat Besar Bila tujuan usaha daya, maka pendekatan pengelolaan dengan
harus dicapai dengan melaksanakan tugas-tu manajemen proyek berguna untuk diper
gas yang memerlukan kerja sama erat dari timbangkan agar penggunaan sumber daya
berbagai bidang internal ataupun ekstemal dapat efektif dan efisien dipandang dari segi
organisasi, maka akan terasa perlunya arus perusahaan secara menyeluruh.
horisontal dan penanggung jawab tunggal Keadaan di atas tidak hanya dijumpai
yang merupakan unsur penting manajemen pada kegiatan proyek (yang secara definisi
proyek. berlangsung dalam waktu yang relatif
singkat), tetapi juga pada kegiatan-kegiatan
•
Besarnya Ukuran Kegiatan (Usaha) lain, misalnya program swasembada pangan,
Bilamana volume kegiatan suborganisasi se keluarga berencana, pengentasan kemiskinan,
cara substansial melebihi beban normal pada dan lain-lain yang berlangsung bertahun
kurun waktu tertentu sehingga untuk melak- tahun dalam jangka panjang.
•
Manajemen proyek tumbuh karena dorongan mencari pendekatan pengelolaan yang sesuai
dengan tuntutan dan sifat kegiatan proyek, suatu kegiatan yang dinamis dan berbeda
dengan kegiatan operasional rutin.
•
Dinamika dan perilaku proyek yang berpengaruh besar terhadap pengelolaan adalah
nonrutin, waktunya relatif pendek, aneka ragam kegiatan dengan intensitas naik turun
secara tajam dan melibatkan multiorganisasi dan banyak peserta.
•
Berbagai pemikiran manajemen yang ada berpengaruh besar terhadap konsep manajemen
proyek, beberapa di antaranya adalah manajemen klasik, pemikiran sistem, dan pendekatan
kontinjenci (situasional).
•
Manajemen klasik yang sesuai untuk menangani kegiatan operasional rutin dianggap
kurang cepat dalam menanggapi tuntutan dan perilaku kegiatan proyek. Untuk itu
diperlukan berbagai penyesuaian seperti melembagakan arus kegiatan horisontal.
•
Konsep manajemen proyek menginginkan adanya penanggung jawab tunggal yang ber
fungsi sebagai pusat sumber informasi yang berkaitan dengan proyek, integrator, dan
koordinator semua kegiatan dan peserta sesuai kepentingan dan prioritas proyek.
•
Konsep manajemen proyek juga bertujuan menciptakan keterkaitan yang erat antara
perencanaan dan pengendalian. Hal ini terutama disebabkan cepatnya perubahan kegiatan
dan berlangsung hanya sekali.
•
Perumusan dan pelaksanaan konsep manajemen proyek melalui evolusi yang bertingkat
tingkat dimulai dari ekspeditor, koordinator, sampai menjadi bentuk seperti yang saat ini
kita jumpai.
1. Sejak dahulu telah dikenal adanya proyek besar dan kompleks seperti membangun candi,
piramida dan istana, sehingga penanganannya bukan merupakan hal baru. Apakah
perbedaannya dengan jaman kini sehingga perlu dicari pendekatan pengelolaan yang
mendorong timbulnya ilmu manajemen proyek?
34 Bagian 1: Konsep dan Area 1/mu Manajemen Proyek
2. Kegiatan proyek (E-MK) bertujuan mewujudkan gagasan menjadi bentuk fisik, seperti
fasilitas produksi atau produk baru. Sedangkan kegiatan operasi bermaksud
mendayagunakan fasilitas atau produk hasil proyek. Dengan latar belakang demikian,
identifikasikanlah perbedaan penekanan terhadap berbagai aspek pengelolaan yang
diperlukan!
3. Manajemen klasik atau general management dianggap kurang efektif menanggapi kegiatan
proyek. Mengapa demikian? Dalam hal-hal apa kekurangan tersebut terlihat jelas?
4. Konsep manajemen proyek tersusun setelah pemikiran-pemikiran manajemen terdahulu
diterapkan dalam pengelolaan berbagai kegiatan. Berikan contoh masukan pemikiran
terdahulu yang dominan terhadap manajemen proyek dan jelaskan sejauh mana
pengaruhnya!
5. Apakah yang dimaksud dengan arus horisontal? Apa tujuannya dan bagaimana mekanisme
bekerjanya?
6. Mengapa aspek koordinasi dan integrasi mendapat penekanan utama dalam penyeleng
garaan proyek lebih daripada pengelolaan kegiatan rutin? Uraikan jawabannya!
7. Dalam sejarah perkembangan manajemen proyek dikenal adanya kedudukan seperti
ekspeditor proyek, koordinator proyek, dan pemimpin proyek. Jelaskan fungsi mereka
masing-masing! Dalam organisasi proyek yang dikenal saat ini, fungsi tersebut dipegang
oleh siapa?
8. Terdapat tumpang tindih (overlaping) berbagai komponen disiplin ilmu "general manage
ment" dan manajemen proyek. Sebutkan dan jelaskan!
Profesi dan Area llmu
Manajemen Proyek
Profesi adalah suatu kejuruan yang memer terhadap pemakai jasa dan konsumen yang
lukan pendidikan dan latihan serta melibatkan menyebabkan kompetisi, maka beberapa
kecakapan intelektual. Banyak profesi di kalangan perkumpulan profesi telah memper
masyarakat yang telah diakui secara formal, kenalkan ide sertifikasi sebagai salah satu jalan
seperti akuntan, ekonom, dokter, pengacara, untuk melindungi pemakai jasa dan juga
insinyur, dan lain-lain. Profesi tersebut dibe mengakui pemilik profesi. Sertifikasi umum
dakan satu dengan yang lain atas dasar macam nya dikeluarkan dan diadministrasikan oleh
pendidikan dan penguasaan disiplin ilmu dan perkumpulan profesi yang bersangkutan atau
latihan yang telah ditempuh dan diselesaikan badan pemerintah yang berwenang, setelah
sebelum memberikan pelayanan kepada memenuhi bermacam persyaratan seperti
masyarakat. Sifat pelayanan profesi bervariasi. pendidikan, pengalaman, dan ujian. Umum
Dokter atau pengacara mempunyai kontak nya masyarakat pemakai pelayanan tersebut
langsung dengan pelanggan, sedangkan menilai dan menerima status profesi dengan
insinyur atau ekonom umurnya digaji oleh melihat sertifikat yang dimilikinya dari lemba ga
badan atau perusahaan tempat mereka bekerja. yang berwenang sebagai tanda pengakuan
Langkah penting untuk mendapat pengakuan formal. Bila dikaji sifat dan "magnitude"
masyarakat atas profesi adalah memiliki peranan serta kontribusi MP dalam mewujud
"lisensi" oleh otoritas atau badan resmi yang kan gagasan menjadi kenyataan fisik, misalnya
dibentuk untuk maksud tersebut. Maksud produk atau instalasi hasil kegiatan proyek
adanya lisensi ini memberi tanda bahwa suatu kegiatan yang kompleksitas ragam dan
pemegangnya telah kompeten dalam bidang jumlahnya semakin meningkat sesuai dengan
nya. Dengan bertambah besamya macam jasa dimensi dan kecanggihan produk yang
dan produk yang dihasilkan oleh perkem diinginkan-maka wajarlah kalau profesi MP
bangan dunia modem, tumbuh kecenderung dikodefikasi, distandardisasi dan disertifikasi
an yang bertambah besar akan perlindungan sebagaimana profesi lain tersebut di atas.
PMI (Project Management Institute) di Amerika Serikat sejak tahun 1981 dan beberapa institusi di nega
PM-BOK
1. 2. 3. 4. 5.
Pengelolaan
Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan
lntegrasi Waktu
Lingkup Biaya Mutu
Perencanaan lnisiasi Definisi kegiatan Perencanaan
•• Perencanaan
•
• • • •
lingkup
6. 7. 9.
Pengelolaan SDM Pengelolaan Pengelolaan Risiko Pengelolaan
8.
Pengadaan Komunikasi
• Penyusunan • ldentifikasi risiko
organisasi • Perencanaan • K)uantifikasi risiko • Perencanaan
• Staffing pengadaan • Tanggapan komunikasi
• Pembentukan • Pembuatan RFP • Pengendalian • Distribusi informasi
tim proyek • Proses lelang • Laporan kinerja
• Administrasi kontrak } ···
........... ............
· · ·· ·······
........ . .. .
· · .·. .
Gambar 3·1 Delapan komponen knowledge area PM-BOK dari PMI ( 1 994) .
Bagian I: Konsep dan Area Ilmu Manajemen
4
Definisi lingkup dan strategi penyeleng
Mengendalikan Seluruh Perubahan
•
3.
garaan.
(Overall Change Control)
• Keterangan garis besar biaya, jadwal, dan
mutu proyek. Bila diperlukan adanya perubahan ling
• Organisasi dan perencaf).aan personil. kup (change order), maka yang perlu diper
• Rencana implementasi proyek (RlP). hatikan adalah pengendalian perubahan
tersebut yang meliputi:
Salah satu tolok ukur pengendalian pen •
Menjaga integritas performance base line
ting yang juga dikerjakan pada langkah ini dan mengusahakan agar selalu terpenuhi.
adalah menyusun control budget dan jadwal •
Melakukan koordinasi agar 'ldanya
induk serta meletakkan dasar spesifikasi dan perubahan tersebut diperhatikan segala
kriteria mutu proyek. unsur penyelenggara proyek dengan
melakukan tindakan yang diperlukan.
2. Melaksanakan Hasil Perencanaan
(Plan Execution) Output dari langkah ini adalah tindakan
koreksi dan revisi perencanaan.
Pelaksanaan hasil perencanaan adalah
kegiatan untuk melaksanakan segala sesuatu Teknik dan Metode pada pengelolaan integrasi
yang telah dirumuskan pada perencanaan. lebih j auh dibahas dalam Bab 4, yaitu
Pada siklus proyek, kegiatan tersebut sebagian hubungannya dengan konsep sistem dan
besar berlangsung pada tahap implementasi. interfase management.
Output dari langkah di atas adalah hasil kerja
yang umumnya berupa deliverability. Acapkali
bila dipandang perlu dilakukan permintaan Pengelolaan Lingkup
dengan cara mengeluarkan change order untuk
Lingkup proyek adalah total jumlah
memenuhi tujuan proyek.
kegiatan yang harus dilakukan untuk meng-
<:::·:::;:::.:.:,:;:;:,:;.;.;::;:;::.;:.::::: ..::.:.::.:.
lnisiasi Proyek Perencanaan dan Definisi Lingkup Pengendalian dan Verifikasi Lingkup
• Quantity take-off dan harga satuan. dengan jadwal. Output dari proses ini ialah
• Varians dan metode earned value. daftar kegiatan dan WBS.
• Cost and schedule control system criteria.
• Rekayasa nilai. 2. Penyusunan Urutan Kegiatan
Setelah diuraikan menjadi komponen
Topik pengelolaan biaya disajikan pada komponennya, lingkup proyek disusun
Bagian V-B Gilid 2) yang terdiri dari perkiraan kembali menjadi urutan kegiatan sesuai
sumber daya, biaya dan anggaran, serta dengan logika ketergantungan. Output dari
proses dan metode pengendalian biaya. proses ini ialah jaringan kerja.
Penyusunan
ldentifikasi Perkiraan Penyusunan Pengendalian
urutan
kegiatan kurun waktu jadwal waktu/jadwal
kegiatan
, ,. ,
(confidence) bahwa proyek akan dapat meme proses ini adalah perbaikan (bila terjadi
nuhi standar mutu yang ditentukan. Program penyimpangan) dan keputusan persetujuan
ini antara lain meliputi identifikasi kriteria dan atau acceptance (bila sesuai dengan spesifikasi).
spesifikasi yang akan dipakai proyek, kemudi
an mengkaji relevansinya dengan standar yang Teknik dan Metode
telah dibakukan (established) dan membuat
Teknik dan metode yang penting dalam
perencanaan perihal kebijakan kualitas dan pengelolaan mutu adalah sebagai berikut:
mereview organisasi yang akan
menanganinya. Output dari proses ini adalah
• Destruction test.
dokumen policy kualitas, organisasi • Inspeksi dan uji coba kemampuan kinerja
pelaksanaan, dan rencana kerja. (performance test)
• Control chart.
Pareto diagram.
Quality Assurance (QA)
•
2.
• Metode sampling.
Quality Assurance meliputi semua kegiat
an dalam quality system yang bertujuan Topik pengelolaan mutu disajikan di
memberikan kepercayaan kepada semua pihak Bagian V-C (Jilid 2) yang terdiri dari peren
yang berkepentingan bahwa semua tindakan canaan, penjaminan (QA), dan pengendalian
yang diperlukan untuk mencapai standar mutu (QC).
mutu proyek telah dilaksanakan dengan
berhasil. Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Satu jenis pengelolaan yang mungkin
3. Quality Control (QC) tersulit adalah pengelolaan sumber daya
Quality Control meliputi semua kegiatan manusia. Pengelolaan ini bertujuan untuk
yang berhubungan dengan pemantauan dan mengupayakan penggunaan secara efektif
pengkajian hasil proyek (baik hasil antara atau sumber daya manusia proyek. Pengelolaan ini
final) untuk menentukan apakah telah meme dimulai dari inventarisasi kebutuhan,
nuhi persyaratan yang ditentukan, kemudian merekrut atau mengajukan keperluan, menyu
mengidentifikasi cara untuk menghilangkan sun organisasi, membentuk tim, serta mem
sebab terjadinya penyimpangan. Output dari praktekkan cara kepemimpinan yang sesuai
46 Bagian I: Konsep dan Area Ilmu Manajeuen Proyek
dengan tuntutan kegiatan proyek. Dalam proyek yang akan ditugaskan di kantor pusat
kaitan ini pimpinan proyek diharapkan ataupun lapangan. Personil proyek dapat
menguasai aspek motivasi, perilaku hubungan berasal dari induk organisasi atau dari luar,
antarmanusia dan kecakapan penanganan misalnya konsultan atau kontraktor. Output
konflik (conflict management) fungsi kepemim dari langkah ini adalah tersedianya personil
pinan. Hal ini dilakukan mengingat otoritas proyek yang siap untuk diberikan tugas sesuai
formal pimpro umumnya relatif terbatas serta dengan rencana.
siklus proyek amat singkat.
Sistematika proses pengelolaan diperinci 3. Pembentukan Tim
seperti terlihat pada Gambar 3-7 dengan
penjelasan sebagai berikut: Pembentukan tim merupakan proses yang
amat penting dari segi pengelolaan sumber
1. Perencanaan Organisasi daya manusia proyek. Proses ini bermaksud
meningkatkan kecakapan dan kinerja personil
Proses perencanaan organisasi meliputi
dan kerja sama dalam tim guna melaksanakan
identifikasi lingkup kerja proyek, inventarisasi
kegiatan proyek. Langkah ini dianggap pen
keperluan personil, kemudian penentuan
ting karena mereka (personil) proyek umum
tugas dan tanggung jawab, peranan serta jalur
nya datang dari berbagai latar belakang yang
pelaporan anggota atau kelompok yang akan
berbeda-beda. Lebih-lebih bila proyek bekerja
menangani proyek. Untuk proyek E-MK,
dengan organisasi matriks yang memiliki dua
perencanaan organisasi biasanya digolongkan
jalur pelaporan. Output dari langkah ini
menjadi organisasi kantor pusat (head office)
adalah terbentuknya tim proyek yang semakin
dan lapangan. Output dari langkah ini adalah
lama semakin meningkat kinerjanya.
bagan struktur organisasi proyek, uraian tugas
bagi posisi-posisi penting atau kunci, serta
perencanaan pengisian personil. Teknik dan Metode
Teknik dan metode pengelolaan sumber
2. Pengisian Personil daya manusia meliputi:
Pengisian personil terdiri dari kegiatan •
Penggunaan teori umum organisasi dan
mencari, menyeleksi dan melatih personil manajemen.
Profesi dan Area llmu Manajemen Proyek 47
• Penggunaan kebijakan dan prosedur pada Gambar 3-8 dengan penjelasan sebagai
perusahaan yang bersangkutan. berikut:
• Pengadaan metode kontrak jangka pen
dek untuk merekrut personil. 1. Identifikasi dan Klasifikasi
• Pelatihan dan kursus untuk meningkat Kegiatan ini terdiri dari identifikasi segala
kan efektivitas tim. kemungkinan terjadinya risiko yang memiliki
dampak yang berarti terhadap keberhasilan
Pengelolaan sumber daya manusia disaji proyek. Kemudian diadakan klasifikasi agar
kan di Bagian V-D (Jilid 2), yang meliputi pengelolaannya dapat sistematis dan tepat.
penyusunan organisasi proyek dan pemben Output dari langkah ini adalah pengenalan
tukan tim kepemimpinan proyek. sumber, sifat, serta potensi terjadinya risiko.
2. Kuantifikasi
Pengelolaan Risi ko Setelah mengidentifikasi risiko selama
Dalam konteks proyek, pengelolaan risiko siklus proyek secara menyeluruh, langkah
meliputi identifikasi secara sistematis jenis, selanjutnya adalah mengadakan analisis dan
besar, dan sumber risiko selama siklus proyek, penilaian secara kuantitatif dengan tujuan
penyiapan tanggapan yang tepat dalam arti untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan
meningkatkan segi positif dan menurunkan terhadap proyek dan tingkat kemungkinan
dampak negatif yang mungkin timbul, selan atau probabilitas terjadinya. Output dari
jutnya pemantauan dan pengendalian terha langkah ini adalah kuantifikasi risiko serta
dap pelaksanaannya. Contoh untuk ini adalah dimensi dampak yang ditimbulkan.
disediakannya kontinjensi dalam aspek biaya
dan jadwal. Jadi, di sini pengelolaan bersifat 3. Tanggapan
proaktif dan bukannya reaktif yang menunggu Tanggapan yang dimaksud ialah usaha
sampai terjadinya persoalan yang sulit diatasi. usaha, perencanaan dan strategi dalam kaitan
Sistematika proses pengelolaan risiko terlihat nya dengan ancaman. Ini dapat berupa:
Program
Pembentukan
ldentifikasi dan Kuantifikasi pemantauan
tanggapan
klasifikasi risiko risiko dan
terhadap risiko
pengendalian
"'" . . . .. . . ' ' .:..·:,,•: ::.
•
Menghindari atau menghilangkan
ancam an yang bersifat khusus.
Pengelolaan Pengadaan dan Kontrak
•
Mengurangi nilai risiko, misalnya dengan Pengelolaan pengadaan dan kontrak meli
menurunkan kemungkinan terjadinya puti kegiatan yang berkaitan dengan usaha
permasalahan yang bersangkutan. mendapatkan barang dan/ atau jasa dari pihak
•
Menerima risiko, misalnya dengan luar untuk proyek. Bila kontraktor utama ber
menyiapkan kontinjensi. fungsi sebagai pelaksana, maka pihak luar ter
sebut dapat terdiri dari subkontraktor,
Output dari langkah ini adalah dokumen rekanan, konsultan dan lain-lain. Untuk mak
yang berisi perencanaan manajemen untuk sud tersebut diadakan ikatan seperti kontrak
menanggapi risiko proyek, seperti menutup jasa, pembelian, bantuan teknis, dan lain-lain.
asuransi, menyiapkan kontinjensi, cadangan Proses pengadaan dan kontrak terdiri dari
dan mencantumkan dalam kontrak pasal yang langkah-langkah sebagai berikut:
mengatur sharing hila timbul risiko.
1. Perencanaan Pengadaan
4. Program Pemantauan dan
Pengendalian Proses ini diawali dengan mengidentifi
kasi jasa, material, dan peralatan yang diperlu
Langkah ini bermaksud memantau dan kan proyek dan diteruskan dengan membuat
mengawasi pelaksanaan penanganan risiko spesifikasi dan kriteria. Output dari langkah
yang telah digariskan di butir C. Output dari ini adalah kebijakan pengadaan dan lembaran
langkah ini adalah tindakan koreksi terhadap yang berisi daftar material dan jasa yang akan
penyimpangan dan revisi program peman diadakan, berikut perkiraan jadwal yang
tauan. diperlukannya. Pada tahap ini juga disusun
Di samping langkah-langkah di atas, perlu kebijakan pengadaan yang antara lain me
pula menyiapkan dokumen untuk mengum rumuskan policy dan prosedur tentang per
pulkan catatan risiko yang terjadi, sebab-sebab setujuan, sole source, lelang, dan lain-lain.
dan penanganannya. Dokumen tersebut akan
merupakan data base bagi evaluasi yang
berkelanjutan untuk proyek yang sedang 2. Penyiapan Dokumen Kontrak dan
ditangani ataupun yang akan datang. Lelang
Dokumen utama untuk proses pengadaan
Teknik dan Metode terdiri dari dokumen lelang yang memuat
undangan lelang, rancangan kontrak dan
Teknik dan metode yang lazim dipakai
kriteria seleksi. Output dari langkah ini adalah
untuk pengelolaan risiko adalah;
paket lelang atau RFP.
•
Simulasi, misalnya simulasi Monte Carlo
untuk melihat kemungkinan melesetnya
suatu jadwal. 3. Proses Lelang
•
Metode berdasarkan ilmu statistik, ter Selanjutnya, melalui proses lelang dan
utama untuk melihat distribusi probabili negosiasi terjadilah akuisisi yang ditandai
tas perkiraan biaya dan lain-lain. dengan penandatanganan kontrak. Output
•
Decision tree. dari langkah ini adalah dokumen proposal
•
Pengadaan kontrak dan penutupan asu dan kontrak.
ransi.
•
Penyediaan kontinjensi. 4. Administrasi Kontrak
Administrasi kontrak meliputi kegiatan
Pembahasan pengelolaan risiko disajikan kegiatan yang bertujuan agar proses dan
di Bagian V-E (Jilid 2) yang terdiri dari iden kinerja pengadaan memenuhi pasal-pasal yang
tifikasi dan klasifikasi risiko, tanggapan dan tercantum dalam kontrak. Output dari langkah
pengendalian risiko, serta kuantifikasi risiko ini adalah penyerahan dan penerimaan
dan tingkat kerumitan proyek. deliverable, change order, dan pembayaran.
h ofcsi dan Area /1mu Manajcmcn l'royck 49
Perencanaan
pengadaan
Output:
Output: Output: Output:
Kebijakan pengadaan
Rancangan kontrak Proposal Penyerahan
Daftar pengadaan
• • •
•
Dokumen lelang/RFP • Kontrak • Pembayaran
•
Change order
•
Acceptance
Pengelolaan Komunikasi
Pengelolaan komunikasi adalah proses
yang diperlukan agar mereka yang terlibat
musan, pengumpulan, penyampaian, peneri
maan dan penyimpanan informasi proyek.
Sistematika proses pengelolaan komunikasi
dapat dilihat pada Gambar 3-10 dengan
keterangan sebagai berikut:
1. Perencanaan Komunikasi
Perencanaan komunikasi meliputi
penen tuan jenis informasi dan komunikasi
yang diperlukan proyek, seperti kepada
siapa, kapan waktunya, dan bagaimana
cara menyampaikannya. Output dari
langkah ini adalah lembaran perencanaan
komunikasi.
2. Distribusi Informasi
Proses ini bertujuan untuk memberikan
materi informasi yang diperlukan stake
holder tepat pada waktunya. Output dari
langkah ini adalah lembaran atau catatan
informasi.
3. Laporan
Proses ini berkaitan dengan pembuatan
laporan kemajuan proyek serta sumber daya
yang telah digunakan untuk melakukan
kegiatan sampai saat pelaporan. Output dari
langkah ini adalah laporan kemajuan atau
kinerja proyek.
so H11gulll t· "-oll SCJ' da11 /\rea llm11 MIIIIIIJ<'IIICII l'roJtck
Perencanaan
Distribusi Laporan Penutupan administrasi
komunikasi
informasi kinerja
Output:
Output: Output: Output:
Lembaran
Lembaran catatan Proposal Arsip proyek
•
•
perencanaan
• •
4. Penutupan Administrasi
Penutupan administrasi meliputi verifi Teknik, Metode, dan Prosedur
kasi dan dokumentasi laporan yang penting
Teknik, metode, dan prosedur pengelola
guna mempersiapkan laporan penyelesaian
an komunikasi adalah mengadakan pertemuan
proyek dan project acceptance. Output dari
dan rapat, membuat laporan tertulis, dan
langkah ini adalah dokumen laporan penu
menggunakan sistem informasi manajemen
tupan proyek dan fonnal acceptance. proyek. Pengelolaan komunikasi di atas
dibahas lebih jauh pada Bagian IV-F (Jilid 2).
Tabel 3·1 lntensitas pengelolaan selama siklus proyek oleh pihak pemilik proyek.
TAHAP
PM-BOK (Dalam Siklus Proyek)
Pengelolaan Lingkup
** *
• Otorisasi lingkup
** **
• Perencanaan
** ** **
• Pengendalian
* **
• Verifikasi
2. Pengelolaan Waktu
**
• ldentifikasi * ** *
• U rutan kegiatan
* ** *
• Kurun waktu
* ** **
• Menyusun jadwal
* ** *
• Pengendalian waktu
3. Pengelolaan Biaya
* ****
•
Perencanaan sumber daya * ** *
• Perkiraan biaya
* ** **
• Menyusun anggaran **
• Pengendalian biaya * * *
4. Pengelolaan Mutu
*
• Program mutu
* **
• Quality control
• Verifikasi/QA *
5. Pengelolaan SDM
• Rencana organisasi * *
**
• Rekrut personil
**
• Membentuk tim *
• Demobilisasi dan reassignment
6. . Pengelolaan Risiko
** *
• ldentifikasi risiko
** *
• Penilaian (assessmen� *
• Tanggapan ( response)
• Pengendalian *
7. Pengelolaan Pengadaan
(Procurement)
• Rencana pengadaan *
• Menyiapkan dokumen
**
dan proses pengadaan
** **
• Administrasi kontrak/PO
* *
• Penyerahan dan penutupan
8. Pengelolaan Komunikasi
* **
• Rencana komunikasi *
• Distribusi informasi
* **
• Laporan progres
*
• Penutupan administrasi
Catatan
< ;nto.:; r.r;:!
�
ti t
52 Jlagian 1: Konsep dan Area 1/mu Manajeme11 Proyek
Sebagai bahan perbandingan, di bawah ini Suatu program pendidikan dan latihan
diuraikan struktur PM-BOK dari International menggunakan PM-BOK akan menghasilkan
Project Management Association (INTERNET) pimpro dan personil proyek yang mempunyai
yang dikelompokkan menjadi teknik dan bekal pengetahuan dan profesionalisme yang
prosedur, organisasi, teknologi, pengetahuan cukup bagi potensi keberhasilan pengelolaan
umum proyek, manajemen urnurn, kompetensi
proyek.
umum manajemen dan kepandaian integrasi.
Potensi Karier
Pendidikan
� (a
Pendidikan formal Universitas (S-1) Pendidikan formal Universitas (S-1)
+
Jabatan (a)
+
Jabatan & Latihan (a)
Masuk ke perusahaan/departemen tertentu sebagai Masuk ke perusahaan tertentu yang berkaitan
spesialis teknis dengan proyek
�
Pendidikan {b)
• MM atau MBA dalam manajemen proyek
Dipindahkan ke bidang nonstruktural • Menerima sertifikat MP
untuk menangani kegiatan nonrutin proyek
!
abata niPeke
• Deputi Manajer/Manajer Proyek Profesional
Kembali ke bidang struktural
Koordinator proyek-proyek
•
Promosi
• Pimpinan perusahaan bidang proyeklkontraktor
•
+ (c)
Konsultan MP lnstruktur
MP
sedang menangani proyek. Setelah 5-6 tahun manajemen ptoyek. Ini akan memberikan
bekerja di lingkungan tersebut, ia diharapkan cukup bekal dan persiapan bagi tugas dan
dapat menyerap ilmu dan pengalaman serta tanggung jawab sebagai senior project control
memahami berbagai prosedur dan policy atau deputi manajer proyek profesional untuk
bagaimana menjalankan suatu usaha dan proyek-proyek berukuran sedang. Jenjang
kaitannya dengan kegiatan proyek. Langkah karir berikutnya akan terbuka sesuai dengan
berikutnya ialah mengambil pendidikan prestasi yang bersangkutan seperti terlihat
lanjutan (S-2) seperti MM atau MBA jurusan pada Gambar 3-11.
RINGKASAN
• Melihat semakin luasnya aplikasi manajemen proyek di dunia usaha dan industri, timbul
pemikiran untuk melakukan kodefikasi, standarisasi, dan sertifikasi profesi manajemen
proyek.
• Sertifikasi formal bagi suatu profesi umumnya didahului oleh pendidikan, latihan, dan
ujian dari lembaga yang berwenang untuk maksud tersebut.
• Salah satu atribut dasar dari profesi adalah batang tubuh ilmu pengetahuan (body of
knowledge-BOK) yang bersangkutan, seperti ilmu pengetahuan kedokteran bagi profesi
dokter. Berbagai lembaga manajemen telah menyusun BOK untuk manajemen proyek, di
antaranya Project Manajemen Institute (PMI) di USA.
55
PM�BOK merumuskan area ilmu manajemen proyek yang terdiri dari 9 komponen
pengelolaan, yaitu integrasi, lingkup kerja, waktu, biaya, mutu, sumber daya, pengadaan/
kontrak, risiko, dan komunikasi.
• Sama halnya dengan para pemerhati yang lain, PMI juga menyebutkan adanya over/aping
dengan ilmu atau practices manajemen lain seperti dengan manajemen fungsional atau
umum yang digunakan untuk mengelola kegiatan on-going enterprise.
• Perbedaan antara kegiatan proyek dengan kegiatan operasional rutin yang berpengaruh
besar terhadap pengelolaannya ialah adanya masa mulai dan masa akhir yang amat tajam
pada siklus proyek.
Terdapat berbagai teknik dan metode khusus yang perlu dikuasai untuk dapat mengelola
proyek dengan lancar, terutama dalam aspek perencanaan dan pengendalian biaya dan
jadwal, yaitu bagan balok, jaringan kerja (CPM, PDM, PERT), analisis varians, "earned
value" SRK/WBS.
• Untuk profesi MP, di samping jalur akademis yang memberikan gelar MBA atau MSc bagi
mereka yang telah menempuh dan menamatkan pendidikan yang bersangkutan, juga
tersedia jalur "praktisi" untuk mengikuti program sertifikasi dengan kualifikasi yang telah
ditentukan.
• Dengan adanya jalur akademis dan program sertifikasi MP diharapkan potensi karir mereka
yang memilih profesi tersebut lebih mudah direncanakan.
alam Bab 2 telah dikemukakan bahwa, pada usaha tim dalam merampungkan suatu
dari sudut pandang konsep sistem, kegiatan untuk mencapai tujuan sistem dalam
proyek adalah bagian dari siklus sistem. Ha! hal ini tujuan organisasi. Bab 4 membahas
ini memberikan dasar konseptual yang amat konsep sistem yang berhubungan dengan
berguna dalam rangka melaksanakan fungsi pengelolaan proyek, khususnya proyek
perencanaan dan implementasi kegiatan suatu yang bobot engineering-nya cukup
organisasi terutama bila kegiatan tersebut substansial dan kompleks. Bab ini diawali
berskala besar dan kompleks yang bertujuan dengan definisi konsep sistem, kemudian
mewujudkan gagasan menjadi kenyataan fisik, dibahas metodologi aplikasi konsep tersebut
seperti halnya proyek E-MK. Konsep tersebut untuk mengelola suatu kegiatan, yang terdiri
ditandai oleh bertambah besarnya penekanan dari analisis sistem, engineering sistem, dan
pada adanya definisi yang jelas dari keinginan manajemen sistem. Pembahasan dilanjutkan
yang akan dicapai dan analisis ilmiah dalam dengan pengelolaan integrasi yang merupakan
proses pengambilan keputusan. Berikutnya, aplikasi konsep sistem dalam mengelola para
pada tahap implementasi, usaha menyele peserta proyek atau project stake holder agar
saikan tugas hendaknya berorientasi pada terselenggara koordinasi baik dari mereka
totalitas, yaitu koordinasi dan integrasi penge yang langsung berperan dalam penyeleng
lolaan subsistem atau komponen-kompo garaan proyek maupun yang menaruh
nennya, yang berarti memberikan dorongan kepentingan dengan adanya proyek.
Sebagai contoh adalah suatu organisasi Definisi di atas menjelaskan pentingnya aspek
perusahaan yang utuh dan menyeluruh akan pengaturan dan pengorganisasian komponen
terdiri dari bagian-bagian yang salin g tergan dari suatu sistem untuk mencapai sasaran ber
tung baik berupa fisik dan nonfisi.k seperti sama, karena hila tidak ada sinkronisasi dan
�unscl' Sistcm dan Pengc/olaan fn tcgrasz 57
PERUSAHAAN ENGINEERING
DAN KONSTRUKSI
DEPARTEMEN
DEPARTEMEN PROYEK
KEUANGAN
Gambar 4-1 Suatu perusahaan dipandang dari pendekatan sistem, dan subsistem.
koordinasi yang tepat maka kegiatan masing komponen sistem yang berupa unsur atau
masing komponen, subsistem, atau bidang
dalam suatu organisasi akan kurang saling
me nunjang. Seperti telah disebutkan di atas,
ke gunaan pendekatan ini amat menonjol
teruta ma untuk menganalisis dan mengelola
suatu fenomena, seperti kegiatan proyek yang
besar dan kompleks, dikarenakan pendekatan
ini mempunyai kemampuan membuat situasi
yang selintas kelihatan tidak teratur (terdiri
dari kegiatan-kegiatan yang tidak sejenis, dan
ditangani oleh berbagai bidang internal dan
eksternal perusahaan) menjadi rangkaian yang
tertib dan saling terkait.
Bersifat Di namis
Sistem menunjukkan sifat yang dinamis,
dengan perilaku tertentu. Perilaku sistem
umumnya dapat diamati pada caranya
mengkonversikan masukan (input) menjadi
hasil (output).
Mempunyai Keterbatasan
Sistem mempunyai keterbatasan yang
disebabkan oleh faktor luar dan faktor
dalam. Faktor luar berupa hambatan dari
lingkung an, sedangkan faktor dari dalam
adalah keter batasan sumber daya.
Adanya Keperluan
siklus sistem
1
Tahap 2 3 4 5
Konseptual Manufaktur/ Utilisasi/ __ Menurun dan Tak
Pabrikasi Operasi Berfungsi
siklus
siklus sistem
1
Tahap 2 4
Konseptual PP/ Utilisasi/ Menurun dan Berhenti
Definisi Operasi
siklus
dan pengembangan yang terdapat pada menyeluruh terhadap sistem yang bersang-
Gambar 4-2a adalah identik dengan tahap PPI
Definisi yang dibicarakan pada Bab 1. Jadi,
menurut sudut pandang sistem, setiap sistem
baik sistem produk, instalasi produksi atau
manufaktur, atau yang lain, mempunyai masa
siklus dan tahapan-tahapan tertentu. Bila hal
tersebut tidak sepenuhnya dipahami maka
akan mengarah kepada pengambilan kepu
tusan yang tidak tepat, seperti tetap mempro
duksi produk yang sudah ketinggalan jaman,
mempertahankan peralatan yang sudah usang
teknologinya, menggunakan sistem pengelola
an yang sudah tidak cocok, dan lain-lain, yang
kesemuanya dalam j angka panjang akan
merugikan perusahaan.
OPTIMAL
Biaya untuk:
Persyaratan teknis dalam:
• studi kelayakan
• prestasi/efisiensi
• penelitian dan pengembangan
• keandalan
• desain engineering
• pemeliharaan
• pengadaan peralatan dan m • kemandirian
aterial • keamanan (safety)
manufaktur/konstruksi
• kemudahan untuk ditranspor
•
• operasi/produksi/utilisasi
pemeliharaan dan dukungan • dan lain-lain
• limbah
Gambar 4·3 Keseimbangan antara siklus biaya sistem dengan parameter sistem yang hendak diwujudkan
Sistem
Di bagian awal bab ini telah dibahas secara
singkat arti dan maksud dari konsep sistem.
Konsep sistem adalah suatu konsep
pemikiran yang bertujuan memandang sesuatu
atas dasar totalitas. Langkah berikutnya adalah
bertujuan mengetahui bagairnana aplikasi
konsep sistem tersebut dalam melakukan
suatu kegiatan. Misalnya, sebagai strategi
adalah tercapainya keseimbangan optimal antara
biaya yang diperlukan dengan sistem yang
hendak diwujudkan untuk mencapai tujuan
usaha. Ini berarti harus dilakukan ana lisis
efektivitas sistem terhadap siklus biaya dan
diadakan penyesuaian-penyesuaian sam pai
tercapai keseimbangan optimal antara biaya yang
diperlukan, keterbatasan biaya, dan efektivitas
sistem yang dapat dicapai. Tentu saja setiap
situasi akan melahirkan keseirn bangan optimal
yang berbeda-beda tergantung dari gabungan
parameter yang dikehendaki dan tersedianya
biaya, atau sebaliknya. Kese imbangan antara
siklus biaya sistem dan para meter sistem
terdapat pada Gambar 4-3.
KONSEP SISTEM
METODOLOGI
analisis sistem terdiri dari beberapa tahap, Dari proses di atas terlihat bahwa metode
yaitu formulasi, penelitian, analisis/kesim analisis sistem relatif memerlukan waktu
pulan, dan verifikasi, seperti terlihat pada untuk menyelesaikan langkah-langkah yang
Gambar 4-5. Pada tahap pertama, adalah for diperlukan sebelum sampai kepada suatu
mulasi atau merumuskan ide yang timbul. kesimpulan, tetapi menyajikan suatu cara yang
Awal dari ide tersebut dapat berupa gagasan logis dan konsisten. Oleh karena itu, apabila
yang masih berupa konsep, kemudian dikem yang dihadapi adalah pemilihan berbagai
b angkan dengan memberikan penjelasan macam alternatif, maka metode ini dapat
perihal tujuan, lingkup, risiko, dan lain-lain. menghasilkan keputusan yang lebih akurat
Tahap berikutnya adalah penelitian yang dibanding pertimbangan yang hanya bersifat
mengumpulkan dan mempelajari data dan intuitif.
informasi perihal gagasan tersebut. Pada
tahap ini, komponen sistem dan hubungan di
anta ranya diidentifikasi, kemudian sumber B. Engineering Sistem
daya yang diperlukan dan antisipasi hambatan Engineering sistem adalah proses yang
yang mungkin timbul diperkirakan. teratur dalarn aspek engineering untuk
Selanjutnya, alternatif untuk mencapai tujuan rnewujudkan suatu gagasan rnenjadi sistem
yang dimak yang diinginkan bagi keperluan operasi atau
sud disajikan. utilisasi. Apabila digunakan definisi yang
Periode selanjutnya, adalah tahap analisis lengkap dari B. S. Blanchard (1990) akan
yang membuahkan kesimpulan. Pada tahap rnenjadi sebagai berikut:
ini umumnya dibuat model untuk memban
dingkan alternatif-alternatif, yang hasilnya
"Engineering sistern adalah aplikasi
diajukan kepada yang berwenang untuk
yang efektif dari usaha-usaha ilmu
diambil keputusan.
pengetahuan dan engineering dalam
Tahap akhir adalah verifikasi, di sini
rangka rnewujudkan kebutuhan opera
kesimpulan yang telah diambil diuji coba
sional rnenjadi suatu sistem konfigurasi
dalam praktek atau penggunaannya secara
tertentu, melalui proses yang saling ter
nyata, dengan demikian akan diketahui
kait berupa definisi keperluan analisis
kebenaran atau kekurangan kesimpulan yang
fungsional, sintesis, optimasi, desain,
telah diambil.
tes, dan evaluasi."
1 3
•
P E N DE K A TA N K R I T E R I A EVALUASI TEKN IK EVALUAS I
•
4 5 6
M E N Y U S U N MO DE L_ M E N G K AJ I ALT ER N ATIF MENGA MBIL K EP U TU SAN
a. Tallap Konseptual
Memperjelas dan merumuskan permasa
lahan dalam suatu studi kelayakan, termasuk
menentukan tujuan dan sasaran. Mengkaji
dasar-dasar keperluan untuk mewujudkan
sistem, operasi sistem, dan pemeliharaan.
c. Desain Terinci
Desain terinci melanjutkan segala sesuatu
llagian J- Ko11scp dmz An ·o //mu Mil llil/1'1111'11 f'roztck
64
A KEBUTUHAN
1 TAHAP
Menjabarkan kebutuhan, merumuskannya ke dalam suatu gagasan yang lebih jelas lingkup dan tujuannya,
serta mengkaji dari bermacam aspek.
a. ldentifikasi potensi kebutuhan.
b. Merumuskan gagasan untuk mencapai tujuan dalam rangka memenuhi kebutuhan.
c. Mengkaji kelayakan untuk melihat aspek-aspek teknik, ekonomi, lingkungan, dan lain-lain.
Mengkaji dan merekayasa sistem yang akan diwujudkan dari aspek desain-engineering dengan wawasan
sistem secara keseluruhan.
a. Analisis fungsi b. Kriteria desain-engineering c. Optimasi sistem d. Definisi sistem
4. KONSTRUKSI/PABRIKASI/MANUFAKTUR
0
pemilihan material
0
pemilihan peralatan
0
pabrikasi dan perakitan
0
konstruksi
5. OPERASI/PRODUKSI/UTILISASI
0
sistem beroperast!berproduks1/utillsasl
0
pengamatan prestasi
6. SISTEM PENDUKUNG/PEMELIHARAAN
0
pemeliharaan
0
evaluasi peningkatan prestasi
0
fasilitas dan kegiatan pendukung
Gambar 4·6 Siklus enginering sistem dari siklus sistem suatu produk.
"''IISC!' Sislcm dan l'cngelolarm hilcsrnsi
65
Analisis sistem
F.ngineering sistem
Manajemen sistem
Manajemen proyek
Siklus proyek
Siklus sistem
Mewujudkan sistem
Mengoperasikan sistem
Pengelolaan utama Sewaktu-
waktu diperlukan
mengantisipasi kapan, jumlah, dan jenis dan koordinasi (I & K) selama siklus proyek
sumber daya yang harus disediakan.
Proses l ntegrasi
Proses integrasi tidak be:rjalan dengan sendiri
nya tetapi harus direncanakan, didorong dan
dilakukan tindakan khusus oleh pengelola
proyek. Berikut adalah tindakan-tindakan
yang diperlukan agar proses integrasi
berlangsung efektif:
69
d. Mcmelilzara Komzmikasi
dc11gau Stake Holder
menyusun dan me-review laporan, prosedur bahwa, dengan majunya perkembangan ilmu
dan kebijakan, klasifikasi petunjuk dari atasan dan teknologi dan semakin kompleksnya
dan pendapat dari s take holder yang lain, serta sistem yang dikelola, diperlukan spesialisasi
di atas menjadi prasyarat terbentuknya yang semakin mendalam. Dengan sendirinya
integrasi baik yang bersifat internal maupun timbul keperluan akan koordinasi dan
eksternal. Lebih jauh, adanya komunikasi integrasi agar para spesialis tidak terpisahkan
terbuka akan dapat meminimalkan terjadinya dan terbenam dalam "keasyi.kan" di bidangnya
hal-hal yang berakibat negatif terhadap usaha masing-masing. Dalam pengelolaan proyek
integral seperti perbedaan persepsi, antagonis yang efektif dituntut terciptanya keseimbang
me antara pelaku atau organisasi dan sikap an antara kedua keperluan tersebut. Karena
melawan perubahan (resistance to change). bidang fungsional (pendukung proyek)
dianggap berorientasi ke spesialisasi, maka
Spesialisasi dan l ntegrasi tugas pimpro adalah melakukan koordinasi
dan integrasi agar dicapai keseimbangan yang
Dari sudut lain perlunya fungsi integrasi diinginkan.
dikemukakan oleh Lawrence dan Lorch
"Interface Management"
Dalam usaha memahami lebih jauh fungsi penyelenggaraan beberapa proyek (A, B dan
integrasi pada pengelolaan proyek, R. D. C), yaitu bidang hukum dan logistik. Tidak
Achibald (1979) mencoba menghubungkannya seluruh seksi di departemen tersebut terlibat,
dengan apa yang dikenal sebagai interface tetapi hanya sebagian misalnya Seksi Ha
management yang didefinisi.kan sebagai beri.kut: (kontrak) dari bidang hukum untuk proyek
A, Hb untuk proyek B. Seksi pembelian (Lb)
"Interface management adalah merencana dari bidang logistik untuk proyek B dan Le
kan dan mengendalikan interaksi antara
untuk proyek C. Seksi-seksi Ha, Hb, Lb dan Le
berbagai unsur kegiatan dan organisasi
inilah yang dimaksudkan sebagai daerah
para peserta atau stake holder pada waktu
antarfase di mana pihak proyek hendaknya
dan area tertentu".
memperhatikan sepenuhnya dalam bentuk
koordinasi dan integrasi agar bagian pekerjaan
Lebih lanjut dijelaskan bahwa interface mana proyek yang dikerjakan di seksi-seksi tersebut
gement terdiri dari identifikasi, dokumentasi, sesuai dengan keperluan dan kepentingan
penyusunan jadwal, komunikasi dan pengen proyek yang bersangkutan dari segi lingkup,
dalian interface unsur kegiatan dan organisasi jadwal, biaya, dan mutu.
peserta proyek. Dengan demikian, terlihat
bahwa suatu interface management yang efektif
Jen is Interface
merupakan syarat penting terciptanya proses
integrasi. Di samping pembagian menjadi statis dan
dinamis, interface dapat pula digolongkan men
jadi personil, organisasi, dan sistem.
Contoh Interface Management
Contoh yang jelas suatu interface management a. lHterfa ce Perso11if
adalah yang berlangsung di zona keti.ka terjadi Dalam proyek terdapat individu atau
interaksi antara proyek dan organisasi peserta kelompok yang harus bekerja sama antara s
yang bersangkutan, yang dikenal sebagai
atu dengan yang lain. Hal ini selalu
daerah antarfase (organizational interface) .
menimbulkan potensi untuk timbulnya
Gambar 4-8 memperlihatkan dua bidang
persoalan karena kepentingan yang sekaligus
sebagai organisasi peserta yang menangani
mengandung unsur kesamaan dan
perbedaan.
71
Ha Bidang Hb Bidang Le
Hukum Logistik
I
Gambar 4·8 Daerah antarfase Ha, Hb, Lb dan Le yang memerlukan koordinasi dan integrasi dari proyek yang
bersangkutan.
b. Interfa ce Organisasi
• Pimpro dan tim inti proyek, yaitu indi
Setiap unit organisasi pelaku proyek, di vidu dan kelompok yang bertanggung
samping memiliki tujuan bersama, juga mem jawab atas pengelolaan proyek.
punyai tujuan sendiri. Misalnya, di samping • Pelanggan atau pemilik, yaitu pihak yang
ingin mensukseskan pelaksanaan proyek, akan memakai atau memiliki produk
kontraktor juga ingin mendapatkan laba. hasil proyek.
Pengelolaan interface jenis ini cukup sulit, • Sponsor, yaitu pihak yang bertindak
karena para organisasi pelaku umumnya telah sebagai penyandang dana.
merumuskan tujuannya secara konkret dan
• Pelaksana, yaitu perusahaan yang me
memegang teguh tujuan tersebut. Contoh in
ngerjakan kegiatan proyek, misalnya
terface organisasi dapat dilihat dalam Gambar
kontraktor, subkontraktor, dan konsultan.
4-8.
• Organisasi atau pihak lain seperti peme
c. flt terfacc Sistcm rintah atau badan berwenang yang
keputusannya dapat mempengaruhi
Interface sistem adalah interface yang berkaitan proyek.
dengan sistem nonhuman, seperti perangkat
• Pemerhati lingkungan, yaitu individu
keras, fasilitas, instalasi produk dan lain-lain
atau kelompok yang akan terkena dam
yang sedang dikerjakan dalam suatu proyek.
pak proyek dalam arti positif maupun
Ini dapat terdiri dari interface fisik yang
negatif.
terdapat pada komponen-komponen yang
saling berhubungan (interconnecting part). Guna membatasi pembahasan, dalam buku ini
dipakai istilah peserta proyek yang meliputi
Interface dengan Stake Holder beberapa anggota stake holder yang langsung
ikut aktif menangani penyelenggaraan proyek
Secara umum yang dimaksud dengan stake
seperti pimpro, tim inti proyek pemilik,
holder proyek adalah individu, kelompok
kontraktor, bidang fungsional yang ber
atau organisasi yang:
sangkutan, dan konsultan. Interface management
• Aktif ikut serta dalam kegiatan proyek. amat penting artinya terutama dalam rangka
• Dalam jangka pendek atau panjang akan mengintegrasikan kegiatan proyek yang
terkena dampak positif atau negatif dari dilakukan oleh bagian organisasi para peserta.
adanya proyek.
• Memiliki kepentingan hasil proyek. a. lntcl:facc de11ga n Pc111 i l ik Proyek
proyek. Seringkali dukungan kerja sama dari • Merencanakan pengembangan karir per
pemilik tergantung pada intensitas peranan sonil proyek.
dan parhsipasinya pada tahap perencanaan
dan implementasi. Pada masa tersebut pelak Sedangkan pimpro berkewajiban melaporkan
sana harus banyak melakukan konsultasi kemajuan proyek dan kendala-kendala yang
dengan pemilik dan membicarakan serta mem dihadapinya
bahas berbagai masalah yang berkaitan Interface dengan berbagai bidang fungsio
dengan program implementasi. Di antaranya nal merupakan salah satu tugas yang paling
yang terpenting adalah sebagai berikut: sulit karena pimpro tidak memiliki otoritas
• Konfirmasi lingkup kerja proyek termasuk "memerintah", sedangkan banyak sekali faktor
jadwal, biaya, dan mutu. keberhasilan proyek tergantung dari pekerjaan
• Organisasi proyek dan pengisian personil yang diserahkan kepada bidang-bidang
inh. tersebut. Di lain pihak, bidang-bidang fung
• Prosedur kerja dan koordinasi. sional seringkali mempunyai alasan yang
• Prosedur keuangan dan pembayaran. wajar seperti berikut ini:
• Komunikasi, termasuk frekuensi dan jenis • Banyaknya beban pekerjaan yang sedang
laporan. dihadapi sedangkan sumber daya yang
• Inspeksi dan testing. dimiliki amat terbatas.
• Jadwal penyelesaian yang diajukan tidak
Keikutsertaan dan persetujuannya mengenai realistis.
masalah tersebut di atas akan mendorong • Semua (pekerjaan) proyek minta dipriori
tumbuhnya dukungan dan komitmen dari taskan.
pemilik yang pada akhimya mempermudah • Munculnya hal-hal yang tidak terduga,
proses pengelolaan implementasi proyek. seperti berhentinya personil atau tenaga
ahli.
b. Interface dengan Berbagai Bidang dan
Pimpinan Intemal Perusaltaan Untuk menghadapi keadaan di atas,
Interface antara pimpro dengan berbagai pimpro hendaknya mempunyai cadangan
bidang dan pimpinan internal perusahaan kontinjensi untuk mengatasi ketidaktentuan
dapat dikelompokkan sebagai berikut: tersebut (misalnya, memakai konsultan dari
luar) dan tidak berharap selalu mendapatkan
Dengan pimpinan, yaitu kepala divisi
tenaga ahli terbaik. Interface antara pimpro
•
• Pemikiran sistem berpengaruh besar terhadap konsep rnanajemen proyek terutarna bagi
proyek-proyek besar dan kompleks yang bertujuan mewujudkan gagasan menjadi kenyataan
atau bentuk fisik.
• Sistem dalarn pengertian ini diartikan sebagai suatu kebulatan (totalitas) yang berfungsi
secara utuh karena adanya saling ketergantungan di antara bagian-bagiannya.
• Seperti halnya proyek, sistern rnengenal adanya siklus yang disebut siklus sistem. Siklus
sistem ini dimulai dari tahap konseptual, desain pengernbangan, rnanufaktur, instalasi atau
konstruksi, operasi atau utilisasi sampai sistern tersebut rnenurun dan berhenti berfungsi.
• Berdasarkan pernikiran ini, siklus proyek adalah bagian dari siklus sistem, yaitu periode
mulai dari tahap konseptual sampai dengan irnplementasi fisik, misalnya menghasilkan
instalasi atau gedung baru. Tahap operasi dan perneliharaan hasil proyek berada di luar
siklus proyek tetapi masih di dalam siklus sistern tersebut.
• Meskipun tahap operasi atau produksi hasil proyek berada di luar siklus proyek (di luar
pengelolaan proyek), pernikiran sistem menekankan agar, sewaktu rnewujudkan gagasan
74
1. Apakah yang dimaksud dengan pendekatan atau pemikiran sistem? Pendekatan ini dianggap
amat relevan untuk menghadapi proyek. Uraikan di mana letak relevansinya. Jelaskan
pula bahwa pemikiran sistem tidak dapat dipisahkan dari pengelolaan proyek besar dan
kompleks yang mengandung unsur engineering cukup besar.
2. Siklus proyek dinyatakan sebagai bagian dari siklus sistem. Apakah implikasi keadaan
demikian?
3. Dalam usaha mewujudkan gagasan menjadi kenyataan fisik, yang kemudian
mengoperasikannya, dikenal adalah siklus sistem dan siklus biaya yang saling terkait.
Agar didapatkan keseimbangan optimal antara kedua siklus tersebut perlu dianalisis dan
diperhitungkan parameter-parameter yang bersangkutan. Sebutkan dari parameter
parameter tersebut yang lazimnya paling sulit ditentukan!
4. Bagaimana proses dan mekanisme pendekatan analisis sistem dibandingkan dengan cara
analisis yang lain? Jelaskan tahap-tahap analisis sistem.
5. Sebutkan tahap-tahap engineering sistem dibandingkan dengan kegiatan proyek E-MK
pada tahap konseptual, PP/Definisi dan awal implementasi (engineering terinci).
Bagaimana kesimpulan saudara?
6. Metodologi analisis sistem dan engineering sistem merupakan pendekatan yang penting
dan dipraktekkan pada tahap konseptual, perencanaan dan sebagai tahap implementasi
fisik proyek. Uraikan apakah terdapat macam proyek yang kurang memerlukan penekanan
pendekatan tersebut di atas.
7. Pada aspek dan tahap mana, aplikasi manajemen sistem perlu ditekankan pada proses
penyelenggaraan proyek?
8. Sebutkan satu tindakan terpenting agar proses integrasi dapat berlangsung dengan lancar.
Terangkan jawaban Anda!
9. Manajemen interface dengan pihak luar seringkali merupakan hal yang amat sulit dan
memerlukan pendekatan yang khusus. Jelaskan pemyataan tersebut!
10. Mengingat stake holder memiliki kepentingan yang berbeda bahkan kadang-kadang juga
berlawanan, sebutkan bagaimana cara pimpro harus menghadapi dan menanganinya!
BAGIAN 11
KELAYAKAN PROYEK DAN KEPUTUSAN
INVESTASI
a/ah satu upnya u ntu k mcningkatkan kcscjalz teraan dan kcmaknwran masyarakat
adalalz dcngan cara mcnnnam invcstasi scpcrti membangzm proyek prasarana atau sarana
produksi. Ha/ ini disebabka n invcstasi yang se!znt yang ditopang ole!z prinsip-prinsip ekonomi
universal akan mendorong kcgia tan di segala bidang sepcrti tcrscdianyn lapangan kerja,
dapat dilakukan olclz swasta maupun n egara dcngan mo tif kcuntzmgnn finansial atau pu n
no nfinans ia/. Un tuk dipakai scbagai ba/um pengam bilan kcp u tuscm ten tang se!zat tidaknya
suatu invcstasi, maka dilakukan pengkajian kclayakan usu/an terse/Jut scbelum implementasi
membangzm proyck, yaitu dengan 111enyiapkan studi kelayakan yang menyoroti segala macam
aspck yang diperkirakan nzenziliki rclevansi kuat dc1zgan mzcmza yang bersangkutan. Aspek-aspek
tersebut akan mcnjadi ba/zmz kajian Bagian II buku ini, dimulai dari Bab .5 mmgenai esensi serta
lingkup stud i kelayakan , dilanjutkan dengan aspck tcknis dan fin a ,z .; Ja! dan diak!ziri dengan
nzcnyajikmz analisis mmgenai dampak lin,�ku ngan (AM DA L), .;u,ztu analisis yang nzenurut
pcratz mm yang ber/aku harus disiapkan bagi usu/an proyck-proyek yang diperkirakan mempunyai
rti kelayakan pada kegiatan mengkaji berupa tanggapan atas situasi yang disebabkan
kelayakan suatu gagasan dikaitkan oleh desakan untuk meningkatkan fasilitas
dengan kemungkinan tingkat keberhasilan yang tersedia, misalnya perbaikan atau
tujuan yang hendak diraih. Bila gagasan penggantian peralatan yang sudah tua yang
tersebut adalah investasi membangun proyek menyebabkan efisiensi dan faktor servisnya
berupa fasilitas unit produksi baru maka rendah. Dengan demikian, ongkos produksi
untuk menilai kelayakannya perlu dilakukan dapat dikurangi, sehingga menaikkan daya
serangkaian kegiatan mulai dari mengem saing.
bangkan, menganalisis dan menyaring prakar Bab 5 akan membahas studi kelayakan
sa atau gagasan yang timbul sampai kepada dan aspek pasar, maksud dan tujuan
menelusuri berbagai aspek proyek serta unit pengkajian, sistematika yang umumnya
usaha hasil proyek. Gagasan di atas dapat dipergunakan, serta aspek yang perlu
pula diperhatikan.
()�-• pasar
()�-• formulasi
gagas
�an • pasar
• teknis • lingkup kerja • teknis
• ekonomi • jadwal dan biaya
2. Melihat keperluan • finansial • finek
• AMDAL
Gambar 5·1 Sistematika mengkaji kelayakan proyek atau investasi
5/udi Krlayaka11 dm1 Asprk Pasar
77
Pengkajian dan pengembangan dilakukan dianalisis manfaat yang akan diperoleh dan
selangkah demi selangkah: pertama dibanding kan dengan biaya serta beban
ataupun
dampak yang ditimbulkan; selanjutnya diso
roti segi-segi positifnya dan diisolasi kendala
maupun keterbatasannya, meliputi aspek
aspek yang makin banyak, luas dan
79
mendalam. Pada akhir dari setiap langkah kan perlu tidaknya rnengambil bantuan dari
dibuat kesimpulan mengenai perlu tidaknya luar seperti konsultan.
meningkat ke langkah berikutnya. Jika kesim
pulan menunjukkan bahwa gagasan masih
B. Kerangka Acuan
mernerlukan evaluasi lebih lanjut, rnaka dike
luarkan dana yang terbatas hanya untuk mak Kerangka acuan (term of reference - TOR)
sud tersebut. Bila hal sebaliknya yang terjadi merupakan rumusan pokok tujuan dan
maka gagasan dihentikan sarnpai di situ saja. lingkup gagasan, hasil dari pengkajian
Dengan cara pendekatan ini diharapkan pendahuluan yang dituangkan dalam doku
dicapai hal-hal sebagai berikut: men. Bila tenaga untuk mengerjakan studi
kelayakan di dalam organisasi pemilik tidak
lnves t,l s i yang akan ditanam c l ta u
kriteria dan spesifikasi produk yang akan 7, 8 sedangkan AMDAL pada butir 9. Pola
dihasilkan. studi kelayakan umumnya mengikuti umtan
2. Mengadakan pengkajian aspek pasar, langkah di atas. Pengalaman menunjukkan
untuk memperkirakan penawaran dan bahwa karena banyaknya variabel dan asumsi
permintaan tingkat harga, persaingan, stra yang hams dipertimbangkan, maka perlu
tegi pemasaran, dan lain-lain. adanya langkah-langkah ulang sebelum
3. Menentukan berapa lama umur unit mencapai suatu kesimpulan, agar diperoleh
usaha hasil proyek. Keterangan dari butir hasil-hasil yang lebih realistis seperti terlihat
2 dan pada Gambar 5-3
3 diperlukan untuk memperkirakan Suatu studi seperti studi kelayakan yang
jumlah revenue. memiliki aspek dan lingkup yang demikian
4. Menentukan mang lingkup proyek, seperti luas tentu akan melibatkan tenaga ahli dari
kapasitas instalasi pemilihan teknologi berbagai disiplin ilmu dan masukan data serta
produksi, peralatan, material, fasilitas informasi yang seringkali hams digali dan
pendukung (perumahan pegawai, pe disurvei di lapangan.
labuhan, dan lain-lain).
5. Membuat perkiraan kurun waktu serta D. Kelayakan dan Tahap Persiapan
jadwal pelaksanaan proyek. Proyek
6. Membuat perkiraan biaya pertama dan
Mengkaji kelayakan proyek merupakan
ongkos produksi.
kegiatan utama yang mendominasi tahap
7. Analisis finansial dan ekonomi terhadap persiapan proyek. Pada tahap konseptual,
rencana proyek di atas. Misalnya, dengan konsentrasi ditujukan untuk memformulasi
NPV, IRR, profitabilitas atau rasio benefit kan gagasan menjadi bentuk yang memiliki
terhadap cost. kriteria serta batasan lebih jelas yang
8. Indikasi macam dan sumber dana. kemudian disoroti dari segala aspek. Sedang
9. Menyiapkan AMDAL bilamana ada kan pada tahap berikutnya, hasil kajian
tanda tanda proyek berpengaruh tersebut dianalisis (appraisal) lebih mendalam
terhadap kelestarian lingkungan hidup. sambil menyiapkan perangkat (dokumen
lelang dan kontrak). Untuk memberikan
10. Membuat kesimpulan menarik tidaknya
gambaran yang menyelumh mengenai studi
proyek tersebut untuk direalisasikan.
kelayakan serta kegiatan-kegiatan lain yang
terkait dalam rangka persiapan implementasi
Format tersebut telah mencakup aspek-aspek fisik proyek, pada Gambar 5-4 disajikan
yang disebutkan terdahulu yaitu aspek pasar jaringan kerja yang menjelaskan macam dan
pada butir 2, aspek teknis pada butir 3, 4 dan umtan kegiatan yang bersangkutan.
5, aspek ekonomi dan finansial pada butir 6,
Mengkaji ulang
Survei pasar,
perkiraan Evaluasi
! Penyelesaian
pen danaan : 4
produk dan pendanaan •,
permintaan '•, •
• ' •
''
'
'
� : I I
',
Assessment aspek �:
\
',
',
pasar �:
:. , .
•,
' .
: •
.
.
,
.
'
.
.
.
Perkiraan biaya
'
'
.
. .
biaya (PBP) dan
. .
.
dan jadwal .
. .
jadwal proyek .
pendahuluan . .
..
.
..
Desain-engineering . .
--konsepsional
dan
o4 .
..
.
.
.
.
desain proses . .
. .
.
. \ PT
. .
Menyusun dokumen tender : \ Proses Evaluasi
Survei lokasi
- 0
(site survey)
- '
r '
'
Praseleksi peserta
-- 0
lelang
CATATAN:
1. PT = penentuan pemenang tender yang diikuti dengan penandatanganan kontrak EPK (contract award).
2. Tahap konseptual, disebut juga tahap studi kelayakan.
3. ® titik penentuan.
Gambar 5-4 Mengkaji kelayakan pada tahap persiapan (konseptual dan PP/Definisi).
Pada tahap persiapan proyek yang terdiri Adapun titik-titik tersebut adalah akhir tahap
dari tahap konseptual dan PP/Definisi ter
dapat titik-titik penentuan diteruskan atau di
berhentikannya rencana investasi tergantung
dari hasil kajian bermacam aspek yang terkait
dengan rencana proyek/investasi tersebut.
konseptual dan akhir tahap PP/Definisi. Di
sini pihak pemilik harus berpikir mendalam
mengenai keputusan yang akan diambil,
terutama sebelum mengambil keputusan go
a head ke taraf implementasi. Bila
implementasi fisik telah berjalan, kontraktor
mulai bekerja, telah diadakan ikatan
pembelian material dan
82 Bagian II: Kelayakan Proyek dan Keputusan Investasi
peralatan, rnaka akan besar kerugian bagi rnendapatkan suatu kesirnpulan dilanjutkan
pernilik j ika sarnpai rnenghentikan atau atau tidaknya proyek atau investasi yang
rnernbatalkan proyek. Garnbar 5-4 rne bersangkutan. Tahap ini diakhiri dengan
nunjukkan pula garis besar hubungan aspek proses pernilihan kontraktor untuk rnelak
yang dikaji, yang satu rnernpengaruhi dan sanakan irnplernentasi fisik.
rnernberikan rnasukan aspek yang lain, sarnpai
Pengkajian aspek pasar berfungsi rneng yang dikaji. Garnbar 5-5 rnenunjukkan
hubungkan rnanajernen suatu organisasi sisternatika tersebut.
dengan pasar yang bersangkutan rnelalui
inforrnasi. Selanjutnya, inforrnasi ini diguna
1. Menilai Situasi
kan untuk rnengidentifikasi kesernpatan dan
perrnasalahan yang berkaitan dengan pasar Suatu keputusan aspek pasar haruslah
dan pernasaran. Dengan dernikian, diharapkan didasari dengan pengertian dan pernaharnan
dapat rneningkatkan kualitas keputusan atas situasi dan perkernbangan dunia usaha
keputusan yang akan diarnbil. pada urnurnya dan aspek pasar yang ber
sangkutan khususnya seperti:
3 4
Menilai situasi Mengun'ipulkan Analisis dan
data dan informasi
• Memahami
• Menentukan lingkup • Data primer • Metode analisis
environment pasar
usaha • Data sekunder dan peramalan
• ldentifikasi
• Merencanakan • Sumber internal • Proyeksi
kesempatan
pangsa pasar • Survei pasar kecenderungan
ldentifikasi
Posisi menghadapi
•
•
hambatan
persaingan
• Kapan dan di mana, volumenya berdasar • Identifikasi manfaat segmen pangsa pasar
kan musiman, atau relatif tetap. Mem yang bersangkutan.
belinya di pasar atau di toko atau di
pabrik berdasarkan pesanan/ agen. b. Pola dan Jaringan Distribusi
c. Market Environment • Sejauh mana jaringan distribusi yang
direncanakan.
• Politik dan peraturan, seperti peraturan
peraturan yang akan atau sedang • Bagaimana pola distribusi, menggunakan
diberlakukan, eco-labeling, syarat kesela sistem pengecer (retailer), dan lain-lain.
matan, dan lain-lain.
c. Promosi
• Sosial dan ekonomi seperti perubahan
komposisi kependudukan (demographic), • Pemilihan cara dan media promosi.
pekerja wanita, lokasi, nilai-nilai yang • Besar skala promosi yang akan dilakukan.
sedang menonjol.
• Teknologi, kemajuan aspek teknologi, 3. Mengumpulkan Data dan Informasi
adanya penemuan baru mengenai proses
produksi serta peralatan-peralatan yang Telah disinggung di atas bahwa fungsi
mendukungnya mengkaji aspek pasar adalah untuk menghu
bungkan manajemen suatu organisasi dengan
masalah pasar melalui informasi. Informasi ini
2. Menyusun Program Pengkajian dihasilkan dari pengolahan data yang berasal
Sebelum menyusun program pengkajian dari berbagai sumber. Gambar 5-6 menunjuk
hendaknya didahului dengan identifikasi kan ikhtisar sumber data berikut pengelom
masalah-masalah yang hendak dikaji (problem pokannya.
definition). Program merangkum tugas-tugas
yang spesifik dan memusatkan pada sasaran a. Catatan Internal
tunggal, seperti pengembangan suatu produk Ini berasal dari catatan internal per
untuk mendukung suatu strategi perusahaan usahaan, seperti catatan akuntansi, dan dari
yang lebih besar. Contoh problem definition kegiatan pengendalian. Keuntungan data jenis
beserta program pengkajian aspek pasar suatu ini adalah selalu siap tersedia, mudah dan
produk dapat meliputi: cepat diperoleh, dan relevan dengan situasi
a. Segmen Pangsa Pasar perusahaan yang bersangkutan karena mem
berikan informasi situasi operasi yang sesung
• Ketentuan segmen/ pangsa pasar yang guhnya pada waktu yang lalu sampai masa
akan dijadikan sasaran. kini.
-{
Umpan batik pelanggan lnformasi biaya Laporan distributor Umpan b
Catatan internal
SUMBER DATA
--{:·
Survei pasar Penelitian
Data primer Eksperimen
-{.
Sumber eksternal
•
Data sekunde' � Pemerintah
Asosiasi bisnis dan usaha Penerbitan
Studi dan sensus
a Studi Kel
Meskipun aspek pasar secara keseluruhan untuk studi kelayakan suatu usulan proyek
mencakup lingkup yang amat luas seperti dengan
telah kita lihat pada Gambar 5-5, tetapi
tujuan menghasilkan produk tertentu umum
nya membatasi penekanan kepada analisis
masalah-masalah sebagai berikut:
Studi Kelayakan dan Aspek Pasar jumlahnya, pekerjaannya, dan lain-lain.
a. Perincian Permintaan
Permintaan produk dapat diperinci
menjadi:
• Area. Dibagi menjadi area yang kemudian
dikaji potensi daya serapnya.
• Spesifikasi produk. Dibedakan atas berbagai
tingkat spesifikasi, misalnya model yang
bermutu tinggi, sedang atau normal.
c. Penawaran
Dalam hal penawaran produk, hal yang
perlu diamati adalah sebagai berikut:
• Besamya penawaran saat ini dan potensi
di masa yang akan datang.
• Besamya kapasitas produksi terpasang.
• Jenis produk, apakah produk impor atau
kah produk domestik.
d. Konsumen
Informasi perihal konsumen menyangkut
masalah demografi dan sosiologi yang dapat
ditelusuri dari jawaban atas pertanyaan-perta
nyaan berikut: siapakah mereka, umurnya,
85
e. Kebijakan, Peraturan,
dan Perencanaan
Pemerintah
Perencanaan, kebijakan, dan peraturan
pemerintah amat besar pengaruhnya
terhadap penawaran dan permintaan produk
hasil proyek serta menjangkau aspek yang
amat luas seperti:
• Perencanaan nasional yang berkaitan
dengan pembangunan fasilitas dan prasa
rana produksi.
• Peraturan pengendalian impor-ekspor.
• kebijakan dan peraturan aspek finansial.
• Pajak dan bea masuk.
• Kebijakan pemakaian produk dan
sumber daya domestik.
• Rangsangan ekspor.
• Pemberian subsidi dan lain-lain.
a. Pangsa Pasar
• Menentukan sasaran pangsa pasar yang
ingin diraih.
• Upaya penetrasi pasar.
• Komposisi marketing mix.
b. Persaingan
Dalam hal ini perlu perhatian sebagai
berikut:
• Monopoli, setengah monopoli,
persaingan behas.
• Identifikasi perusahaan pesaing; berapa
besarnya, bagaimana kinerjanya, serta
strateginya.
• Jumlah serta kualifikasi produk yang
dihasilkan.
• Kemungkinan adanya substitusi produk.
86 Bagian Il: Kelayakan Proyek dan Keputusan Investasi
A. Permintaan
Hukum permintaan menerangkan bahwa
apabila harga suatu komoditas naik, maka
jumlah komoditas yang diminta akan turun,
dengan menganggap variabel-variabel lain
tetap. Yang termasuk dalam harga variabel
variabel lain tersebut adalah variabel yang
dapat mempengaruhi jumlah komoditas yang
diminta selain harga komoditas yang bersang
kutan, antara lain tingkat pendapatan kon
sumen, selera konsumen, harga komoditas
selain komoditas yang dibicarakan, jumlah
penduduk, distribusi, dan sebagainya.
Fungsi permintaan pasar dituliskan sebagai
berikut:
Qx = f(Px, N, I, Py, T)
di mana,
Qx = komoditas x yang diminta oleh pasar
per satuan waktu
Px = harga komoditas x per unit
I = pendapatan konsumen
Py = harga dari komoditas yang ada
hubungannya dengan komoditas x
(substitusi atau komplementer)
T = selera konsumen
N = jumlah konsumen
nya dalam rangka menggalakkan produksi Jadi hila posisi A merupakan titik
dalam negeri dan lain sehagainya. awal dan heruhah ke posisi B, maka
elastisitas dapat dirumuskan sehagai
herikut:
B. Elastisitas
Tanggapan jumlah permintaan suatu ko (Persentase peruhahan Qx)
Eh =
moditas terhadap peruhahan harganya meru (Persentase peruhahan Px)
pakan faktor yang amat penting hagi suatu (f\ Qx/Qx)
perusahaan. Sehagai contoh, menurunkan =
(f\ Px/Px)
harga komoditas dapat menaikkan jumlah
penjualan, sehingga menaikkan total penda
patan. Namun, dapat pula terjadi penurunan Permintaan dikatakan elastis hila Eh >
harga komoditas malah mengurangi total 1, tidak elastis hila Eh < 1, dan uniter hila
pen dapatan dari perusahaan yang Eh = 1.
hersangkutan. Fenomena tersehut dikenal
b. "Income Elasticity of Demand" atau
sehagai elastisitas. Dengan kata lain,
Elastisitas Penghasilan Permintaan
elastisitas menunjukkan tanggapan dari suatu
variahel tidak hehas karena adanya Income elasticity ofdemand dapat didefinisi
peruhahan dalam variahel hehas tertentu. kan sehagai persentase peruhahan dalam
Besamya koefisien elastisitas ini ditunjukkan jumlah komoditas yang diminta (Qx)
oleh perhandingan antara persentase dalam dihagi dengan persentase peruhahan
variahel tidak hehas itu dan persentase dalam penghasilan (Y)
peruhahan variahel hehas yang
mempengaruhinya. Beherapa jenis elastisitas (Persentase peruhahan Qx)
Ep =
di antaranya adalah sehagai herikut: (Persentase peruhahan Yx)
b. Elastisitas Pendapatan
.d
Q 1
Ey < 1 inferior
- jumlah diminta
menurun
0 < Ey < 1 kebutuhan pokok
- jumlah diminta
naik dengan
persentase lebih
1 < Ey mewah
rendah
- jumlah diminta naik
dengan persentase
[:�p�J
lebih tinggi
c. Elastisitas Silang
Nilai
elastisitas Hubungan antar-
silang komoditas
Kenaikan Harga Y
mengakibatkan
Es > 0 substitusi
Es = 0 tidak - A yang diminta naik
berhubungan
- A yang ditninta tetap
Es < 1 komplementer
Penurunan Penghasilan persentase lebih Y
mengakibatkan tinggi mengakibatkan
Px
500
(/)
E.s 3oo
400
5'
�
el 200
e->
� 1 00
0100200 30 40050Qx
• Tujuan pengkajian kelayakan adalah untJtk menjawab pertanyaan layak tidaknya suatu
gagasan atau usulan diwujudkan menjadi kenyataan. Hal ini dikaitkan dengan tingkat
keberhasilan yang hendak diraih.
• Melihat kegunaannya yang strategis, yaitu sebagai bahan pengambilan keputusan, maka
suatu studi kelayakan haruslah mencakup berbagai aspek yang terkait serta memperhatikan
mutu dan jangkauan pengkajian.
• Aspek-aspek yang akan disorot tergantung dari lingkup usaha dan tujuannya. Untuk proyek
atau investasi membangun industri, aspek-aspek yang disorot umumnya meliputi pemasaran,
teknis, finansiat ekonomi, serta dampak lingkungan.
• Pengkajian apsek pasar berfungsi menghubungkan manajemen suatu organisasi dengan
pasar yang bersangkutan melalui informasi. Selanjutnya, informasi ini digunakan untuk
mengidentifikasi kesempatan dan permasalahan yang berkaitan dengan pasar dan pemasaran.
Studi Kelayar.an dan Aspek Pasar 91
• Setelah inforrnasi dianggap cukup, misalnya dari hasil survei pasar maka dapat dibuat
analisis perrnintaan dan penawaran serta besamya elastisitas.
• Hukum permintaan menyatakan bahwa apabila harga suatu komoditas naik, maka jumlah
komoditas yang diminta akan turun (apabila variabel-variabel lain tetap).
• Hukum penawaran menyatakan bahwa apabila harga suatu komoditas naik, maka jumlah
komoditas yang ditawarkan akan naik pula.
1. Suatu rencana pembangunan proyek atau menanam investasi perlu didahului dengan
mengkaji kelayakannya. Apakah semua jenis proyek harus demikian? Sebutkan aspek-aspek
yang harus dikaji (bila perlu) pada proyek penelitian dan pegembangan, proyek
pemberantasan buta huruf, dan proyek perbaikan kampung.
2. Dikenal adanya siklus proyek dan siklus produk atau sistem. Bila hendak membangun
proyek E-MK, sampai di mana jangkauan pengkajian diadakan. Sejauh mana siklus produk
diperhatikan. Jelaskan jawabannya!
3. Terangkan sistematika studi kelayakan bagi proyek membangun pabrik manufaktur!
4. Dalam studi kelayakan, aspek teknis dan aspek-aspek lain seperti ekonomi, finansial, dan
pemasaran, mempunyai keterkaitan erat dan saling mengisi atau memberi umpan balik.
Jelaskan pengertian tersebut!
5. Jelaskan pengertian elastisitas-elastisitas harga permintaan, income elasticity of demand, dan
elastisitas silang! Berikan contoh yang bersangkutan.
Aspek Tekn is
Letak Lokasi Proses Produksi Kapasitas lnstalasi Seleksi Peralatan Bangunan Sipil
Desain-Engineering Pendahuluan
Desain-Engineering Terinci
3. Faktor Penunjang
Dalam memilih lokasi, perlu diperhatikan
pula faktor penunjang, seperti utiliti, infra
struktur, dan fasilitas pelayanan umum.
4. Lain-lain
Beberapa faktor lain yang juga perlu diper
hatikan dalam memilih lokasi adalah sikap
masyarakat terhadap proyek atau investasi,
masalah lingkungan hidup, dan peraturan-pe
raturan yang mendukung (pajak, perburuhan,
bea masuk, dan lain-lain).
94
Aspek
memperpendek jaringan distribusi
produk 9
Setelah hal-hal di atas dikaji maka untuk
proyek swasta yang menjadi penentu terakhir
adalah faktor finansial dan ekonomi.
A. ldentifikasi Daerah
Di atas disebutkan bahwa identifikasi
daerah atau regional ditentukan oleh faktor
faktor sumber bahan baku, area pemasaran
dan tersedianya tenaga kerja.
Bahan Baku
Pabrik memerlukan bahan b�ku yang
akan diproses menjadi produk. Untuk
sarnpai ke pabrik perlu diangkut dari
sumbemya. Suatu perusahaan amat
berkepentingan menjaga agar suplai bahan
bakunya dapat berkesinarn bungan, dengan
harga yang layak dan biaya transportasi
rendah. Oleh karena itu, salah satu
pertirnbangan dalam memilih lokasi adalah
dekat dengan sumber bahan baku. Bahkan
untuk industri tertentu, kedekatan dengan
sumber bahan baku seringkali merupakan
suatu keharusan hila ingin mencapai biaya
produksi yang ekonomis. Masuk ·dalam
golongan ini adalah pabrik-pabrik gula tebu,
kertas, semen, tembaga, nikel, dan lain-lain.
Contoh lain adalah kilang LNG, yang mem
proses gas alam, sampai menjadi produk cair.
Pada industri-industri semacam ini, dalam
usaha mengurangi biaya transportasi bukan
dilakukan dengan mengurangi bobotnya
tetapi volumenya, di mana volume produk
menjadi tinggal l/500 volume bahan baku.
Jadi, untuk golongan industri yang dalam
proses peng olahanya dari bahan baku
menjadi produk berkurang sebagian besar
beratnya atau volumenya, sedangkan agar
ekonomis harus diproduksi dalam jumlah
yang besar, maka prioritas pemilihan lokasi
adalah di dekat sumber bahan baku.
Dengan demikian akan memudahkan dan
mengurangi biaya transpor tasi, yang
selanjutnya berdarnpak merendah
kan biaya produksi.
Daerah Pemasaran
Berbagai macam perusahaan atau industri
memilih menempatkan fasilitas produksinya
di dekat area pemasaran. Tujuannya adalah
Bagian Il: Kelayakan Proyek dan Keputusan Investasi a. Tenaga Kerja Proyek
Keperluan tenaga kerja proyek tergantung
sehingga cepat sampai ke tangan konsumen. pada ukuran proyek yang akan dibangun;
Fasilitas seperti rurnah sakit, kantor pos, pema dam untuk proyek E-MK yang besar dan
kebakaran akan selalu memilih lokasi dekat kompleks, kebutuhan tenaga kerja pada masa
dengan pemakai. Industri yang meng hasilkan puncak dapat mencapai 6.000-7.000 tenaga
produk tidak tahan lama atau yang mudah rusak, lapangan plus 500 tenaga terampil/ ahli untuk
perlu dekat dengan konsumen. Akan amat jangka waktu 2-3 tahun. Dalam pemilihan
membantu bilarnana area pema saran tersebut lokasi, diusahakan agar tenaga kerja tersedia
telah memiliki infrastruktur Galan, dalarn jurnlah dan kualitas yang diperlukan di
telekomunikasi) yang telah berkem bang. sekitar daerah atau wilayah yang
Sementara itu, perkembangan kesadaran bersangkutan. Bila harus didatangkan dari
pelestarian lingkungan semakin meningkat luar, fasilitas penam pungan, catering,
dengan akibat terbatasnya macam industri yang perawatan, rekreasi dan transportasi akan
diijinkan beroperasi di daerah yang banyak menambah beban biaya proyek.
penghuninya. Faktor ini banyak membatasi
keinginan perusahaan untuk menempatkan
b. Tenaga Kerja Operasi/Produksi
fasilitas produksinya di daerah pemasaran.
Tenaga kerja ini diperlukan untuk mena
ngani operasi dan pemeliharaan fasilitas yang
Tenaga Kerja dibangun proyek. Jumlah dan klasifikasinya
berbeda dibanding butir a, dengan jangka
Keperluan tenaga kerj a dapat dibagi
waktu panjang yaitu selarna pabrik masih
menjadi tenaga kerja untuk membangun proyek
ber produksi. Untuk maksud tersebut
dan untuk operasi/produksi. diperlukan tenaga kerja terampil maupun
kurang terampil.
Aspek
9
Hal yang harus dipertimbangkan me
kelembaban udara, badai, dan lain-lain. Faktor
ngenai masalah tenaga kerja operasi jika
gempa bumi pun mempengaruhi pemilihan
dikaitkan dengan pemilihan daerah di mana
daerah, terutama bagi industri berat. Pada
lokasi pabrik atau fasilitas perusahaan akan
industri semacam ini, gempa· akan berakibat
didirikan adalah tersedianya tenaga kerja dan
langsung terhadap biaya pembangunan pro
tingkat upah yag dapat dijangkau. Upah
yek, premi asuransi dan safety pada masa ope
tenaga kerja bervariasi, tergantung daerah,
rasi. Data-data gempa bumi umumnya dapat
tingkat keterampilan dan produktivitas. Upah
diperoleh dari badan atau organisasi yang
tenaga kerja menjadi amat menentukan bagi
berwenang. Faktor gempa bumi menentukan
jenis industri yang bersifat labor intensive
kriteria desain engineering, terutama dari
seperti pabrik tekstil, sepatu, mainan anak
segi keselamatan dan keandalan instalasi.
anak, dan lain-lain.
Hal yang tidak kalah penting untuk diper
timbangkan adalah tenaga kerja terampil dan B. Lokasi atau Site
tenaga ahli. Golongan ini seringkali terkon
Untuk beberapa jenis usaha, faktor lokasi
sentrasi di kota, dan kurang berminat untuk
amat dominan, misalnya pada usaha perho
pindah ke tempat jauh tanpa ada kompensasi
telan, pertokoan, perumahan dan real-estat.
yang cukup menarik, apalagi bila keluarga
Kriteria pemilihan lokasi untuk usaha-usaha
ter sebut memiliki lebih dari satu sumber
seperti itu dititikberatkan kepada sarana
pengha silan. Oleh karena itu, industri
perhubungan, listrik, transportasi, jarak
elektronika yang memerlukan banyak tenaga
dengan pusat kegiatan kota, bebas banjir dan
ahli dan tenaga terampil umumnya berlokasi
genangan air, dan pemandangan sekeliling.
di daerah atau kota yang banyak memiliki
Kelangsungan jenis usaha tersebut di atas
sumber tenaga terampil. Agar industri
amat tergantung dari pemilihan lokasi. Pada
pemrosesan yang didirikan di tempat
lokasi yang strategis, harga tanah dan biaya
terpencil dapat menarik tenaga kerja terampil , pem bebasannya cukup tinggi
maka seyogya nya industri tersebut perlu dibandingkan komponen-komponen biaya
melengkapi diri dengan fasilitas akomodasi yang lain.
dan rekreasi yang lengkap. Semakin terpencil
Proyek E-MK yang bermaksud mendirikan
lokasi industri, seharusnya, makin besar pula
instalasi produksi, pertimbangannya akan
perhatian dan biaya untuk maksud tersebut.
berbeda. Di samping harga tanah di daerah
Faktor-faktor di atas perlu diperhitungkan
kota mahal serta masalah lingkungan yang
dalam mengidentifi kasi daerah yang akan
sering menjadi kendala, maka lokasi proyek
dipilih untuk lokasi proyek.
proyekjenis tersebut cenderung berada di
kota yang harga tanahnya relatif tidak atau
lklim dan Daerah Gempa belum tinggi dan belum banyak dihuni
penduduk.
Iklim suatu daerah merupakan salah satu
parameter rancangan instalasi, serta jadwal
dan biaya konstruksi. Di daerah yang Bi aya Menyiapkan Lahan dan
lembab, kandungan air dalam udara relatif Membangun Proyek
tinggi sehingga material cepat berkarat dan
Di samping faktor yang dipandang perlu
lapuk. Suhu udara menentukan efisiensi dan
dari segi pemasaran, distribusi, dan usaha
kapasi tas peralatan seperti gas turbin atau
secara keseluruhan, maka pemilihan site juga
pendingin dengan udara (air fin cooler). Pada
perlu memperhitungkan biaya menyiapkan
hari-hari hujan, produktivitas tenaga kerja
lahan dan membangun proyek. Pada berbagai
konstruksi di lapangan menurun. proyek, biaya pembangunannya banyak ter
Sebaliknya, di daerah kering dan berpasir
gantung pada faktor teknis kondisi site. Misal
atau debu cukup meng ganggu kelancaran
nya, keadaan fisik site (rawa, pasir, tanah
pekerjaan dan perawatan peralatan. Oleh
keras) dan lain-lain. Demikian pula halnya
karena itu, pada pemilihan lokasi perlu dikaji
dengan tersedianya infrastruktur seperti j &lan,
besamya curah hujan, arah dan kecepatan
jembatan, dan pelabuhan. Daftar ini akan ber
angin, rata-rata suhu dan
tambah panjang bilamana letak geografis site
masih amat terisolir dari wilayah yang
sudah
fasilitas untuk
Aspek
96 9
D. Lain-lain
Termasuk dalam klasifikasi ini adalah
ling kungan hidup, kemajuan daerah
sekitamya, sikap masyarakat, peraturan
pemerintah daerah maupun pusat, serta
pajak.
Sikap Masyarakat
Faktor sikap masyarakat terhadap
adanya industri atau usaha baru di
sekitamya tidak dapat diabaikan. Berbagai
faktor yang menye babkan kurangnya
tanggapan positif dari mereka, misalnya
tidak ingin adanya peru bahan terhadap
tradisi yang telah dipegang selama ini, harus
melepaskan tanahnya deng an kompensasi
yang menurutnya kurang seim bang, melihat
pengalaman di tempat lain mereka merasa
sebagian besar tidak ikut menikmati adanya
industri di dekatnya. Untuk mengubah
pandangan dan sikap yang negatif menjadi
positif perlu dilakukan serangkaian
pendekatan dan komunikasi dengan mereka
bahwa apa yang mereka duga tidaklah
benar.
Aspek
9
rencana investasi. Demikian pula halnya
Periksa lokasi mana yang menghasilkan
mengenai berbagai pungutan dan pajak (tax
total biaya terendah.
holiday, pembebasan bea masuk, dan lain-lain).
Daerah yang memberlakukan insentif dan Contoh analisis biaya pemilihan lokasi
memberikan pelayanan (perij inan) paling baik diberikan pada halaman 98.
tentu akan lebih menarik bagi calon investor.
Kecenderungan yang Semakin
Li ngkungan H idup Berkembang
Masalah lingkungan hidup pada saat ini Dengan adanya berbagai faktor di atas
semakin mendapatkan perhatian. Implemen dan perkembangan yang menyertainya, maka
tasi fisik proyek dan operasi instalasi nantinya timbul suatu kecenderungan dalam memilih
sering membawa perubahan yang dapat ber lokasi seperti berikut:
akibat pada kelestarian lingkungan. Oleh
karena itu, pemilihan lokasi hendaknya dida
•
Mengarah ke Pinggiran Kota Proyek
proyek pembangunan fasilitas manufaktur
hului dengan kegiatan penelitian dan
dan industri cenderung memilih lokasi di
perencanaan sebaik-baiknya agar implemen
pinggiran kota. Hal ini biasanya didorong oleh
tasi fisik proyek berikut periode operasinya
harga tanah yang umumnya lebih rendah,
berpegang pada pengertian pembangunan
tersedia dalam jumlah yang memungkinkan
berwawasan lingkungan, dalam arti bahwa
dilakukannya perluasan di kemudian hari,
pemanfaatan sumber daya alam dilakukan
tidak terlalu sulit untuk memenuhi tuntutan
sesuai dengan kemampuan daya dukung alam
atau peraturan lingkungan hidup, relatif
di sekitamya. Dengan demikian, kelestarian
masih
lingkungan hidup dalam masa-masa men
dekat dengan kota sebagai sumber penyedia
datang tetap terjaga. Karena kondisi awalnya
tenaga kerja, kemungkinan tersedianya utiliti
(sebelum dibangun proyek) satu dan lain
(listrik, air minum, dan lain-lain), pasaran
tempat berbeda, maka usaha untuk melestari
produk dan jaringan transportasi.
kan pun memerlukan penanganan yang
berbeda. Dengan demikian, biayanya pun •
Daerah Industri Eksklusif Kecen
tidak sama jumlahnya. Hubungannya dengan derungan lain adalah mengarah ke lokasi
pembangunan proyek adalah perlu adanya daerah industri eksklusif (DIE), yaitu suatu
pengkajian dan perencanaan segala faktor daerah yang disiapkan oleh pihak pemerintah
dalam satu bentuk penanganan yang menye atau swasta dalam rangka menampung
luruh, terdiri dari mata rantai penelitian fasilitas produksi yang akan didirikan. Di DIE
sumber pencemaran, menentukan macam dan umumnya disediakan infrastruktur (jalan,
sifat pencemaran, memilih atau merekayasa komunikasi) dan keperluan utiliti. Di samping
alat untuk mengendalikannya agar masih itu, juga akan menghadapi masalah perijinan
memenuhi peraturan dan angka toleransi, yang lebih mudah dan lancar mengingat
akhimya menghitung biaya yang diperlukan lokasi telah disediakan khusus untuk
untuk pengadaan dan mengoperasikannya maksud tersebut.
bagi masing-masing calon lokasi.
•
Resource versus Technol ogy Base
Dalam era globalisasi, pemilihan lokasi sering
Anal isis Biaya Lokasi kali melampaui batas-batas kedaulatan negara.
Salah satu cara analisis biaya pemilihan Misalnya, industri yang sifatnya resource based
yaitu yang mengarah pada penggunaan
lokasi adalah menggunakan location cost-vol
ume analysis dengan sistematika sebagai resource yang tersedia seperti kekayaan alam
berikut: atau bahan mentah, dan tenaga kerja untuk
mendapatkan nilai tambah, maka proyek
a. Hitung biaya tetap dan variabel masing membangun industri macam ini cenderung
masing lokasi. memilih lokasi dekat dengan sumber daya
b. Buat garis total biaya masing-masing yang bersangkutan dan dengan harga yang
lokasi. paling menarik. Sebagai contoh, industri
sepatu berpindah dari Korea ke Indonesia atau
98 Bagian Il: Kelayakan Proyek dan Keputusan Investasi
Contoh Soal
Anda diminta menganalisis suatu lokasi pabrik yang memiliki biaya tetap dan variabel sebagai berikut. Jumlah
produksi diperkirakan 7.000 unit per tahun.
A 1 50,0 8,0
B 75,0 25,0
c 25,0 40,0
Jawaban
Total biaya per tahun adalah:
Lokasi A 1 50,0 + (7.000)(8) = 1 50,0 + 56,0 = Rp 206,0 juta
Lokasi B : 75,0 + (7.000)(25) = 75,0 + 1 75,0 = Rp 250,0 juta
Lokasi C : 25,0 + (7.000)(40) = 25,0 + 280,0 = Rp 305,0 juta
Setelah angka-angka perhitungan dibuat grafik, maka terlihat bahwa pada rentang jumlah produksi c lokasi C
memerlukan total biaya produksi terendah, berarti paling baik. Sedangkan untuk rentang jumlah produksi b, lokasi B
terbaik. Demikian selanjutnya untuk rentang a, maka lokasi A paling menarik.
300 c = 305
250 B = 25.0
c::
..c
A = 206
1!l 200
)..
Q A
0.
1 50
ii
§ctl
l>-
tc 1 00
as
50 Rentang Rentang Rentang
c b a
Proses produksi dapat dikatakan sebagai Sekali keputusan pemilihan dijatuhkan, maka
teknik atau metode yang dipakai untuk me keputusan itu akan menentukan denah,
ningkatkan kegunaan barang atau jasa. macam peralatan, fasilitas penunjang dan
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi desain engineering yang diperlukan. Gambar
menjanjikan banyak pilihan sekaligus risiko 6-3 menjelaskan hal tersebut.
yang terkandung. Di negara yang sedang
Pada dasarnya dikenal 2 macam teknologi
berkembang seringkali bukan hanya didasar
proses produksi, yaitu proses produksi
kan pada efisiensi, tetapi juga melihat hal-hal
kontinu dan intermitten atau batch.
lain yang terjadi di sekeliling lingkungan,
seperti penciptaan lapangan kerja, sehingga •
Proses Kontinu Proses ini umumnya
perlu dipertimbangkan teknologi yang
dimaksudkan untuk menghasilkan volume
mendorong padat karya. Tentu saja keadaan
output yang besar. Karena sifat operasinya
demikian tidak dapat disamaratakan, tetapi
yang berulang-ulang (repetitive) maka dapat
perlu diteliti kasus demi kasus. Untuk meng
dicapai optimasi dan efisiensi yang tinggi
hasilkan produk tertentu kadang-kadang dike
dalam penggunaan sumber daya, baik pera
nal lebih dari satu macam proses produksi,
latan maupun tenaga kerja.
misalnya:
Contoh industri yang menggunakan
•
Minyak ringan dapat dihasilkan dari proses kontinu adalah pada perusahaan
proses perengkahan dengan katalis (cata manufaktur yang menghasilkan keperluan
lytic-cracking) atau perengkahan dengan sehari-hari seperti pesawat televisi, mesin cuci
panas (thermal-cracking). dan lain-lain. Juga pada instalasi kilang
•
Bensin bermutu tinggi (angka oktan tinggi) minyak, pupuk, petrokimia, dan lain-lain.
dapat diproduksi dengan proses alkilasi
atau polimerisasi. •
Proses Intermitten atau Batch Proses
•
Pembuatan besi baja dengan proses Besse macam ini digunakan bila pabrik menangani
mer atau tungku terbuka (open heart fur bermacam-macam proses yang berbeda.
nace). Misalnya, s atu set rangkaian peralatan tertentu
disusun untuk memroses atau pabrikasi satu
Dalam mencari dan memilih kasus-kasus agregat atau batch produk tertentu, kemudian
contoh di atas di samping perlu diper dihentikan dan diset untuk memproses jenis
timbangkan yang langsung berpengaruh produk lain yang berbeda. Peralatannya terdiri
terhadap biaya, juga perlu dipertimbangkan dari mesin-mesin yang berfungsi multipurpose
hal-hal sebagai berikut: sehingga lebih fl eksibel, artinya dapat
memenuhi lebih dari satu variasi produk.
•
Tersedianya bahan mentah; Volume produksi umumnya di bawah proses
•
Teknologi yang akan dipakai telah kontinu dengan harga satuan yang lebih
terbukti andal. Ini dibuktikan atas dasar tinggi.
peng alaman pabrik-pabrik sejenis.
•
Otomatisasi dan CAM Dari segi lain
•
Sedapat mungkin dipilih teknologi baru,
dikenal adanya proses produksi yang
karena biasanya lebih efisien dan tidak
meminimalkan penggunaan tenaga kerja dan
segera usang.
tugas-tugasnya diganti dengan peralatan atau
m��sin. Hal ini disebut otomatisasi. Tergantung
Jenis Teknologi Proses Produksi berapa jauh tujuannya, otomatisasi dapat
meliputi aspek yang amat luas atau hanya
Memilih teknologi proses produksi berarti sebagian kecil saja. Beberapa keuntungan
memilih proses menghasilkan produk atau otomatisasi adalah dapat menghasilkan
pelayanan, menyangkut macam teknologi dan produk yang uniform, berulang-ulang dalam
segala sesuatu yang berkaitan dengannya. waktu yang lama dan dalam jumlah yang
100 Bagian II: Kelayakan Proyek dan Keputusan Investasi
Denah
Desain-engineering
Gambar 6·3 Proses produksi menentukan denah , peralatan, dan desain engineering.
Denah lnstalasi
•
Peralatan dan ruang gerak untuk handling
Pengaturan secara tepat tata letak instalasi be
material.
serta peralatannya atau juga disebut plant lay
out merupakan syarat penting karena erat hu
Pengaturan tata letak instalasi hendaknya
bungannya dengan efisiensi dan keselamatan
dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh
(safety) pada waktu operasi. Hal ini berarti koordinasi sebaik-baiknya dengan variabel
pertama-tama bentuk dan tata ruang bangun an
variabel lain seperti:
instalasi harus sesuai dengan maksud
kegunaannya atau fungsinya. Tujuan ini diusa •
Ruang perluasan di masa depan.
hakan dengan merancang atau merekayasanya •
Penghematan pemakaian utiliti.
sejak awal sewaktu mengkaji aspek teknis.
Pada dasamya menyiapkan denah •
Keselamata'1.. personil.
instalasi
meliputi kegiatan pengaturan letak, serta •
Peralatan untuk melaksanakan proses
hubungan antarfasilitas sebagai berikut: produksi.
•
Penampungan dan penyimpanan produk,
bahan mentah dan produk sampingan (by
product).
•
Bahaya kebakaran.
Aspek
•
Premi asuransi. 1
kan untuk mengakomodasi sifat tersebut. Ini seringkali ditekankan pada tersedianya ruang
dijumpai misalnya pada galangan kapal atau an yang cukup bagi masing-masing pegawai,
bengkel pengelasan, di mana tukang las beser atau kelompok pegawai dan terpisah dari
ta peralatannya bergerak, sedangkan material gangguan yang dapat merusak konsentrasi
(dalam hal ini kapal) tetap pada tempatnya. atau pemusatan pemikiran.
4. Kombinasi
Kebanyakan denah pada instalasi industri C. Langkah Persiapan
menerapkan kombinasi dari ketiga macam di
Langkah yang ditempuh pada taraf pe
atas. Misalnya, bila denah seperti butir 1 diang
ngembangan denah adalah sebagai berikut:
gap terlalu kaku sedangkan butir 2 dan 3
mahal. Tujuannya adalah tetap memelihara •
Rancangan garis besar, dimulai dengan
keluwesan dalam memroses produk dasar,
membuat skema bagan arus. Misalnya
sementara itu tetap diperoleh keuntungan
rancangan bagi industri manufaktur akan
keuntungan dari arus stream-line dan handling
menunjukkan hubungan pokok antara
material yang tinggi efisiensinya. Keadaan ini
ruang penyimpanan, bahan mentah, mesin
seringkali d ijumpai pada pabrik-pabrik
atau peralatan, ruang penyimpanan
peralatan rumah tangga, alat pertanian, dan
produk, produk sampingan, serta ruang
bagian-bagian kendaraan bermotor.
perluasan di masa depan.
•
Peninjauan kembali secara lebih akurat,
B. Denah untuk Keperluan Khusus terutama perihal tempat mesin/peralatan
Beberapa macam denah yang dimaksud dan urutannya sesuai aliran material
kan untuk memenuhi keperluan khusus dalam siklus produksi/manufaktur, serta
adalah sebagai berikut: ruang gerak untuk melaksanakan operasi
dan pemeliharaan. Setelah tahap ini, akan
•
Assembly Island Pengaturan tempat diperoleh gambaran yang lebih jelas dalam
kerja yang tepat akan banyak membantu im bentuk yang semakin lama mendekati
plementasi konsep motivasi. Dengan berpe gang keperluan sesungguhnya.
pada asumsi bahwa akan lebih efektif
mendelegasikan tanggung jawab kepada •
Dilanjutkan dengan memberikan perkira
kelompok daripada kepada individu, maka an angka dimensi bagi masing-masing
denah harus dibuat sedemikian agar menun jang komponen, yang bila dijumlahkan akan di
tumbuhnya kesatuan dan kerja sama ke lompok. peroleh angka total ruang yang dimaksud.
Contoh untuk ini adalah apa yang dikenal
sebagai assembly island. Di sini posisi pekerja
melingkar mengelilingi tempat kerja berbentuk Alat bantu yang amat berguna dalam menyu
u untuk merakit atau melakukan
sun denah adalah menggunakan model atau
inspeksi produk. Produk bergerak dengan
miniatur. Model ini adalah bentuk fisik proyek
bantuan conveyor.
yang sesungguhnya akan dibangun dengan
•
Orientasi ke Pembeli atau Pasar Titik ukuran/skala yang diperkecil. Pembuatannya
berat pengaturan denah ke arah efisiensi peng dikerjakan bersamaan dengan desain engineer
gunaan dan penghematan ruangan seperti ing terinci yaitu pada tahap implementasi fisik
gudang penyimpan barang, tidak akan sama proyek. Keuntungan dari pembuatan model
dengan denah untuk memamerkan barang antara lain memberikan visualisasi yang nyata
seperti di toko, yang disamping menyediakan dan jelas akan dimensi instalasi yang akan di
ruang cukup untuk gerakan barang dan calon bangun serta bagian-bagiannya. Misalnya,
pembeli, juga harus dipikirkan faktor ke elevasi serta jarak peralatan/mesin satu deng
indahan dan daya tarik. an yang lain, demikian pula arah serta route
pipa yang diperlukan. Dari model tersebut
•
Ruang Kantor Untuk ruang kantor kemudian dapat dibuat gambar isometrik.
Aspek
1
Gedung atau hangunan sipil pahrik (plant juga hahan mentah agar terlindung dari
building) merupakan hagian yang tidak dapat pengaruh cuaca yang dapat merusak seperti
dipisahkan dari fasilitas instalasi industri panas, dingin, lemhah, dan lain-lain. Gedung
dengan fungsi pokoknya sehagai tempat atau hangunan pahrik herfungsi juga sehagai
kerja, dan tempat peralatan, produk kadang- tempat penyimpanan yang aman, misalnya
kadang
Bagian II: Kelayakan Proyek dan Keputusan
1
dari pencurian. Gedung atau bangunan sipil
•
Memudahkan pengawasan dan supervisi.
pabrik dapat terdiri dari kantor pusat adminis
trasi di mana pimpinan pabrik berada,
•
Memudahkan pekerjaan pemeliharaan.
kantor desain engineering, bangunan •
Mengurangi keperluan penyimpanan.
tempat per •
Memperkecil keperluan inventori.
alatan/mesin produksi disusun, gedung pusat •
Memberi kenyamanan kepada buruh dan
pengendalian (control room), perbengkelan dan
pegawai.
pemeliharaan, gudang, dan lain-lain. Karena
fungsinya berbeda maka desainnya pun
Salah satu perlengkapan penting dari gedung
berbeda-beda.
adalah sistem pembersih dan pengatur udara.
Sistem ini bukan saja ditujukan untuk kenya
A. Gedung Berlantai Satu atau manan tetapi juga untuk menjaga kesehatan
Bertingkat karena proses produksi sering menyebabkan
timbulnya bahan sampingan yang tidak
Dalam menentukan rancangan gedung diingini seperti debu, asap, uap air, dan lain
tempat proses produksi dan mesin-mesin, lain.
pertama-tama yang perlu dipikirkan adalah
apakah gedung akan didesain satu lantai
(single story) atau bertingkat (multi story). B. Gedung Administrasi
Masing-masing desain tersebut memiliki keun Jenis gedung admistrasi pabrik tidak sera
tungan dan kekurangan. Bangunan satu lantai gam, mulai dari yang sederhana sampai
dengan tiang-tiang tidak rapat (12-20 meter) mewah. Tetapi pada dasarnya dibangun deng
dilengkapi kolom-kolom horisontal pada an memperhatikan fungsi utamanya, yaitu
plafon untuk pergerakan peralatan, akan untuk mengelola dan mengadministrasikan
menambah fleksibilitas operasi dan pemeliha kegiatan pabrik. Ciri-ciri pokoknya adalah
raan. Penerangan cukup dan merata. Penang bertingkat satu atau dua, berdinding tembok
anan aliran material (produk, bahan mentah dengan peredam suara dan air condition. Per
atau setengah jadi) mudah dilakukan. Keun lengkapan lainnya adalah sistem telekomuni
tungan bangunan satu lantai dari segi kon kasi dan reproduksi. Kamar atau ruang untuk
struksi adalah memerlukan struktur pondasi para pimpinan, ruang luas terpisah masing
yang relatif ringan dan tidak terlalu sulit masing untuk personil keuangan, kepegawai
menanggulangi getaran yang disebabkan oleh an, pengadaan, dan lain-lain. Juga tersedia
mesin. Untuk bangunan bertingkat, keuntung ruang rapat dan ruang tamu.
an yang menonjol adalah mengurangi Setelah ditentukan macam gedung yang
keperluan tanah, susunan denahnya kompak akan dibangun, langkah berikutnya adalah
dan memungkinkan penggunaan gaya berat memikirkan tempat kedudukannya di dalam
pada arus pergerakan barang. Sedangkan lokasi (battery limit) pabrik.
aspek yang kurang menguntungkan adalah
struktur dan pondasinya harus tangguh.
Berdasarkan kenyataan di atas, C. Penerangan
bangunan satu lantai akan dipilih bila harga
Penerangan yang cukup serta warna cat
tanah tidak tinggi dan pabrik memiliki
yang sesuai, di samping merupakan sebagian
peralatan atau mesin-mesin yang berat.
dari kebutuhan pokok operasi juga meningkat
Sedangkan jika harga tanah mahal dan kan rasa nyaman di tempat kerja. Keadaan ini
peralatan atau mesin pabriknya ringan akan akan menaikkan produktivitas, efisiensi,
dipilih bangunan bertingkat. Jadi, secara kebersihan dan mengurangi kecelakaan. Perlu
singkat keuntungan yang akan diperoleh dari diusahakan intensitas sinar yang merata (tidak
suatu gedung yang dirancang secara tepat ada bayang-bayang) dan tidak menimbulkan
untuk operasi adalah sebagai berikut: sumber panas. Lampu flouressent atau neon
•
Memperlancar dan memperpendek arus sesuai untuk maksud di atas. Warna cat yang
barang yang diproses. kontras dan memantulkan sinar dengan kuat
akan menyilaukan pemandangan.
•
Mengurangi biaya penanganan.
Aspek
10
D. Kebisingan • Mengurangi intensitas kebisingan dengan
Di banyak negara, peraturan keselamatan memperbaiki kondisi mesin yang menjadi
kerja menuntut agar kebisingan di tempat sumber seperti menerapkan pemiliharaan
kerja dijaga tidak melebihi ambang batas, secara teratur, memperbaiki segera bila
karena kebisingan yang berlebihan dapat terjadi kerusakan yang menyebabkan
mengganggu kesehatan, mempercepat rasa kebisingan.
lelah dan mengganggu konsentrasi berpikir. • Memperhatikan faktor kebisingan pada
Cara-cara yang sering digunakan untuk waktu memilih mesin.
mengendalikan kebisingan di pabrik adalah
sebagai berikut: Usaha lain adalah dengan memperhitungkan
• Memisahkan dengan memasang dinding faktor kebisingan pada waktu merencanakan
penyekat sumber kebisingan, dengan denah instalasi, terutama bila menggunakan
memakai material peredam suara. gedung bertingkat.
..
an1sas1
Pemegang Saham
-
---- - - - - - - -
-----------
l
Bidang Bidang Bidang
Pengadaan Manufaktur Pemasaran
. .•.
Operasi Pemeliharaan
- - - - - - Staf
Aspek
10
T
Gambar 6-4 Struktur organisasi operasi dilihat dari pembagian lini dan staf.
Bagian II: Kelayakan Proyek dan Keputusan
10
Menyusun job Description, Merekrut najemen fungsional, yaitu merencanakan,
dan Melatih mengorganisir, memirnpin dan mengendali
kan segala sumber daya guna menjalankan
Agar pembagian tugas dan tanggung operasi. Dari perencanaan jadwal agregat atau
jawab menjadi jelas maka disusun uraian kerja jumlah produksi, sampai kepada pengelolaan
masing-masing posisi kunci, arah pelaporan proses konversi, inventori, pembungkusan dan
serta kerja sama horisontal. Dilanjutkan de transportasi bahan mentah maupun produk.
ngan membuat rencana perekrutan dan pela Salah satu kegiatan manajemen operasi
tihan tenaga atau personil yang diperlukan. yang tidak kalah penting adalah usaha yang
terus-menerus untuk meningkatkan efisiensi.
Ini dimungkinkan karena sifat pekerjaan yang
C. Melaksanakan Operasi
rutin, berulang-ulang, dan relatif tidak me
Di sini diterapkan prinsip-prinsip ma- ngalami perubahan.
• Pengkajian aspek teknis dilakukan sejaJar dengan aspek-aspek lain setelah penelitian
pemasaran menunjukkan adanya faedah untuk melanjutkan studi kelayakan.
• Pada dasamya lingkup pengkajian aspek teknis terdiri dari penentuan letak geografis lokasi,
pemilihan teknologi produksi, penentuan kapasitas, denah instalasi, dan bangunan instalasi.
• Memilih teknologi produksi berarti memilih proses menghasilkan produk atau servis, yang
pada tahap berikutnya akan menentukan macam denah, peralatan, dan desain
engineering. Hal ini selanjutnya menentukan juinlah biaya yang diperlukan.
• Penentuan denah instalasi besar pengaruhnya terhadap efisiensi produksi dan keselamatan
kerja. Ini dikerjakan dengan mempertimbangkan parameter-parameter penampungan dan
penyimpanan produk, letak peralatan hubungannya dengan proses produksi, ruang gerak,
dan penanganan material.
• Kapasitas produksi memberikan plafon atas produksi yang dapat dicapai oleh suatu instalasi
hasil proyek. Plafon ini memberikan parameter untuk perhitungan dan pengkajian
selanjutnya seperti desain engineering, perhitungan titik produksi, dan lain-lain.
• Penerangan yang cukup serta wama cat yang sesuai merupakan kebutuhan pokok operasi
dan menumbuhkan rasa nyaman di tempat kerj a. Di samping, itu di banyak negara telah
memberlakukan peraturan kebisingan yang tidak boleh melampaui ambang batas; bila
berkelebihan akan mengganggu kesehatan dan mengurangi daya konsentrasi berpikir.
Aspek
10
1. Dalam studi kelayakan, aspek teknis dan aspek-aspek lain seperti ekonomi, finansial,
pemasaran mempunyai keterkaitan erat dan saling mengisi atau memberi umpan balik.
Jelaskan pengertian tersebut!
2. Jelaskan peranan aspek teknis pada pembentukan atau penyusunan suatu lingkup proyek!
3. Terdapat kecenderungan yang semakin berkembang dalam memilih lokasi proyek seperti
mengarah ke pinggir kota, daerah industri eksklusif, resource versus technology base. Mengapa
timbul kecenderungan demikian? Uraikan pula sebab-sebabnya.
4. Sebutkan fungsi gedung atau bangunan sipil pada proyek E-MK. Faktor-faktor apa yang
perlu diperhatikan dalam pemilihan gedung satu lantai dan multilantai untuk tempat proses
produksi?
5. Apa perbedaan antara aspek teknis dengan desain engineering pada proyek E-MK?
11 Bagian II: Kelayakan Proyek dan Keputusan
Finansial
3. Proyeksi Pendapatan
Bila komponen biaya pada butir 2
tersebut adalah biaya yang diperlukan
(dikeluarkan) untuk merealisir proyek
atau investasi menjadi suatu unit usaha
yang diinginkan, maka perkiraan atau
11 Bagian II: Kelayakan Proyek dan Keputusan
yang dianggap baku. Beberapa di antaranya berbeda atau meleset dari kenyataan. Bila
memperhitungkan konsep equivalent seperti kenyataan sesungguhnya berada jauh di luar
NPV, IRR, benefit-cost ratio, indeks profitabili batas rentang maka hasil-hasil rangking
tas, dan lain-lain. Adapun yang tidak memper altematif pun akan berbeda.
hitungkan konsep tersebut adalah periode Pendekatan yang dilakukan pada butir-bu
pengembalian dan return on investment (ROI). tir di atas adalah memisahkan analisis kepu
tusan investasi dengan keputusan pendanaan
6. Melakukan Penilaian dan Menyusun (financing decision). Prosedur tersebut merupa
Rangking Alternatif kan pendekatan yang umumnya· ditempuh un
tuk mendapatkan hasil yang optimal dalam
Penilaian akan menghasilkan mana usulan mengkaji aspek finansial kelayakan proyek.
yang mempunyai prospek baik dan tidak baik, Keputusan investasi mencoba menentukan
untuk selanjutnya ditolak atau diterima. Ini proyek atau aset apa yang akan dipilih dan
dikenal dengan pendekatan accept-reject deci berapa besar biayanya, sedangkan keputusan
sion. Dalam situasi tertentu sering pula pendanaan berurusan dengan bagaimana dan
diperlukan
. adanya "rangking" untuk proyek dari mana proyek dibiayai. Jadi, setelah pemi
p royek yang diusulkan. lihan usulan investasi dianalisis dengan berba
gai kriteria (misalnya, NPV atau IRR), maka
7. Analisis Risiko langkah selanjutnya adalah mencoba
mengaitkan dengan keputusan pendanaan dan
Langkah-langkah evaluasi di atas sampai melihat bagaimana kemungkinan interaksi
pada menyusun altematif rangking, dilakukan yang terjadi. Ringkasan sistematika di atas
terhadap suatu asumsi tertentu, baik mengenai disajikan dalam bentuk diagram seperti
biaya yang dikeluarkan untuk investasi terlihat pada Gambar 7-1.
maupun pemasukan dari pendapatan yang Butir-butir 1, 2, 3, dan 4 dibahas pada
akan diperoleh atau faktor-faktor lain. Suatu Subbab 7-1 sedangkan 5, 6, dibahas pada
asumsi tidak akan tepat, selalu memiliki risiko Subbab 7-2, 7 pada Subbab 7-3.
D
Siklus proyek
-------------- ·
Waktu
tatan:
BStudi dan pengembangan B-CPembangunan fisik proyek C-DModal kerja
ulai masuk pendapatan hasil penjualan produk
ik impas, jumlah revenue (kumulatif) sama dengan pengeluaran biaya D-E-F-G Pendapatan minus ongkos produksi dan lain-lain.
•
Pembiayaan untuk membangun
produk sesuai dengan rencana. Biaya ini terdiri
insta lasi atau fasilitas produksi.
beberapa komponen seperti diperlihatkan
b. Modal Kerja Tabel 7-2 pada halaman 116.
Biaya Operasi atau Produ ksi • Tenaga Kerja Pengeluaran biaya untuk
tenaga kerja operasi clan produksi terdiri dari
Biaya operasi, produksi atau manufaktur,
gaji clan tunjangan bagi mereka yang terlibat
clan pemeliharaan adalah pengeluaran yang
langsung maupun tidak langsung dalam
diperlukan agar kegiatan operasi clan produksi
proses produksi. Misalnya, gaji clan tunjangan
berjalan lancar sehingga dapat menghasilkan
bulanan, sewa rumah, dana kesehatan, uang
Aspek 11
Aktiva Tetap
•
Pembelian/pembebasan tanah
•
Menyiapkan lahan
menyingkirkan material tak berguna menimbun,
memotong, dan memadatkan membuat jalan,
pagar, dan saluran
Bangunan sipil
bangunan perkantoran, bengkel, laboratorium , dan gudang bangunan
pengendalian operasi produksi
perumahan dan fasilitas lain-lain untuk karyawan
•
Membeli dan memasang material serta peralatan untuk proses produksi menyiapkan
pondasi
meletakkan di atas pondasi dan memasang pipa/sistem penghubung
kelengkapan instrumen
•
Pengeluaran biaya aktiva tetap yang lain
peralatan kantor
peralatan bengkel alat-
alat laboratorium
Biaya prakonstruksi (studi kelayakan)
•
Asuransi, dan lain-lain
•
Kontinjensi dan eskalasi.
kerja lembur, bonus, dan lain-lain. Besamya atas aset, royalti, promosi, dan lain-lain.
gaji dan tunjangan umumnya didasarkan
pada peraturan yang berlaku dan standar
lokal.
Pendapatan/Revenue
Pendapatan adalah jumlah pembayaran
yang diterima perusahaan dari penjualan
barang atau jasa. Pendapatan dihitung dengan
mengalikan kuantitas barang terjual dengan
harga satuannya. Rumusnya adalah:
P = 0xh
di mana,
P = Pendapatan
D = Jumlah (quantity) terjual
h = Harga satuan per unit
114
Aspek Bagian II: Kelayakan Proyek dan Keputusan Investasi
11
600 600
500 500
400 400
1 00
Gambar 7·3 Biaya produksi dikelompokkan menjadi biaya tetap dan biaya tidak tetap.
Biaya (Rupiah)
d (pendapatan)
c (biaya total)
a (biaya tetap)
Gambar 7·4 Hubungan volume produksi , total biaya, dan titik impas .
Contoh Soal
Perusahaan PT Riko bergerak dalam bidang in dustri Hitung jumlah pendapatan dan volume produksi pada
ma i na n anak-anak. Omset penj ualan sejumlah 1 0.000 titik impas.
unit per tahun dengan harga per unit Rp24.000. Adapun
biaya tetap per tahun dan biaya tidak tetap per unit seperti
terlihat di bawah ini. Jawaban
Jumlah unit (volume) pada titik impas
Biaya Tetap (juta Rp)
(x Rp 1 .000)
c.
Pendapatan kotor . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 . 000 .
i. Pajak . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(280)
... .
I. Lab a ditahan ( retained earning) .. ... .. .. ... .. ... .. .. ... .. ... .. ... .. .. ... .. ... .. .. 400 ... .. ... .. .. .
(x Rp 1 .000)
•
Subkontrak . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..... ..... . . (1 50.000)
Supervisi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (1 0.000)
(390.000)
c. Pendapatan kotor . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 21 0.000
d. Biaya administrasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (20.000)
e. Biaya lelang ... .. . . .. ... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . .. . . .. . . .. . . . (5.000)
f. Pengadaan alat-alat konstruksi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (45.000)
g. Penyusutan untuk alat-alat konstruksi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (5.000)
h. Pendapatan sebelum bunga dan pajak (EBIT) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 35.000
i. Membayar bunga utang . . .. . . . . . . . ... . . . . . . . . .. . . . . . . . .. . . . . . . ...... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .... .... . ............. . (5.000)
NERACA
per 31 Desember 1 991
(dalam ribuan rupiah)
AKTIVA
1. Aktiva Lancar
a. Kas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 50.000
. . . . . . . . . .
Dana diperoleh dari operasi 1. Aliran Kas dari Operasi Pengeluaran untuk keperluan operasi
normal normal
· ···· ·· · ... . •
.. ....
1 + 2 +3 = Naik!Turun Kas
.. ..
(x Rp 1 .000)
(75.000)
320.000
(1 40.000)
a. Prinsip Aliran Kas Ini berarti biaya c. Aliran Kas Diperhitungkan Setelah Di
dan manfaat finansial hendaknya dinyatakan
kenakan Pajak Karena keuntungan yang
dengan aliran kas. Manfaat adalah aliran kas
akan diperoleh dengan adanya investasi di
masuk, sedangkan biaya adalah aliran kas
perhitungkan setelah kewajiban membayar
keluar.
pajak dipenuhi maka analisis aliran kas usulan
investasi juga harus dianalisis sesudah pajak.
b. Aliran Kas Inkremental Dalam meng
analisis proyek (investasi), aliran kas yang d. Memperhati kan Incidental Effect
diperhatikan hanyalah arus dana masuk dan Adanya proyek yang baru mungkin berpenga
keluar yang ada kaitannya (relevan) dengan ruh terhadap laba perusahaan, misalnya
proyek yang bersangkutan, yaitu yang karena akan menghasilkan produk yang
bersifat inkremental. Aliran kas tersebut tidak sifatnya saling melengkapi. Namun, keadaan
akan ada bila tidak ada proyek. sebaliknya dapat pula terjadi.
Jadi, misalnya suatu perusahaan yang Contoh soal incidental effect di halaman 1 26,
telah berjalan ingin mengadakan proyek baru menunjukkan adanya proyek baru yang
maka perlu dikaji dengan teliti penggunaan mengurangi pendapatan produk lama dan
sumber daya tambahan (incremental), manfaat bagaimana menjabarkannya dalam susunan
yang akan diperoleh maupun akibat dari peng aliran kas proyek atau investasi.
gunaan sumber daya tersebut terhadap
perusahaan secara keseluruhan. Untuk memu
e. Tidak Perlu Memperhatikan Sunk Cost
dahkan pengertian, aliran kas inkremental
Prinsip ini menjelaskan bahwa yang perlu di
adalah aliran kas yang tidak akan terwujud
perhitungkan dalam analisis aliran kas adalah
bila proyek tidak ada.
biaya-biaya yang ada hubungannya dengan
Bagian II: Kelayakan Proyek dan Keputusan
12
proyek yang dikeluarkan setelah ada kepu
tusan proyek dijalankan. Biaya-biaya sebelum
2. Aliran Kas Periode Operasi
nya yang tergolong sebagai sunk cost tidak Pada periode ini jumlah pendapatan dari
perlu diperhatikan. hasil penjualan produk telah melampaui
pengeluaran biaya operasi dan produksi.
f. Memasukkan Unsur Opportunity Cost Tingkat biaya operasi umurnya tidak tetap,
Opportunity cost adalah memperhitungkan bergantung pada jumlah produksi yang ditar
kemungkinan penggunaan altematif terbaik getkan. Hubungan antara penggunaan kapasi
lain, atau kemungkinan memperoleh tingkat tas produksi biaya produksi dan pendapatan
keuntungan yang diterirna dari penggunaan telah dibahas sebelurnya. Dalam aliran kas
altematif terbaik yang lain dari suatu aset. operasi diperhitungkan aliran yang masuk dari
Misalnya, bila sebuah pabrik memiliki penjualan produk, sedangkan aliran keluar
kapasitas yang belum terpakai, kemudian terdiri dari biaya produksi, pemeliharaan dan
kapasitas ini akan dipakai untuk proyek mem pajak. Agar diperhatikan bahwa depresiasi
buat produk baru maka perhitungan terhadap dikurangkan dari angka pendapatan sebelum
besamya manfaat yang hendak diperoleh pajak, untuk mengurangi jumlah pendapatan
dari produk baru tersebut harus dibebani kena pajak (tax deductible). Namun, depresiasi
oleh manfaat yang mungkin dapat diperoleh ini ditarnbahkan kembali untuk menghitung
dari altematif terbaik lain yang juga jumlah total aliran kas periode operasi. Ditulis
menggunakan fasilitas yang belum terpakai dengan rumus menjadi:
tersebut.
CFAT = (R - C - D) (1 - Tax) + D
g. Bunga Utang Untuk mengevaluasi di mana,
kelayakan proyek, dipisahkan antara keputus
an investasi dengan keputusan pendanaan. CFAT = Aliran kas setelah pajak
Oleh karena itu, pembayaran bunga dan hal hal
R = Revenue pendapatan kotor
lain yang berhubungan dengan pendanaan
(financing) tidak dirnasukkan dalarn aliran kas. c = Biaya barang terjual (cost of good
Pada waktu melakukan seleksi dengan metode sold)
NPV atau IRR, digunakan arus diskonto deng D = Depresiasi
an tingkat pengembalian sebesar hurdle rate. Tax = Pajak
Ini berarti secara implisit biaya modal usulan
proyek (investasi) telah diperhitungkan.
Perlu diingat bahwa parameter-parameter di
atas adalah inkremental, yaitu diperhitungkan
Komponen Al i ran Kas Proyek karena adanya proyek.
CF4
CF3 CFn
CF1 CF2
-2 -1 0
Aliran kas
Aliran kas awal Aliran kas operasional terminal
a. Pembelian aset baru (peralatan, material, dan lain- a. Purchase cost of new asset (equipment, material,
lain) etc)
b. Pengeluaran yang dik � pitalisasikan b. Capitalized expenditure (shipping, construe- tion
(pengapalan, konstruksi, dan lain-lain) cost, etc)
c. Modal kerja c. Working capital
d. Total aliran kas awal (a + b + c) d. Total initial cast flow (a + b + c)
Pendapatan Revenue
Pengeluaran untuk operasi f.Operation expenses
g. Overhead g. Overhead
h. Depresiasi h. Depreciation
Pemasukan sebelum pajak (e - f - g - h) i. Earning before tax (e - f - g - h)
i.
j. Pajak pendapatan j. I ncome tax
k. Pemasukan setelah pajak (i - j) k. Earning after tax (i - j)
Depresiasi I. Depreciation
4. . ALl RAN KAS BERSIH = (m) - (d) + (q) 4. NET CASH FLOW = (m) - (d) + (q)
.·· . ..
.
.
.
suatu pengeluaran kas, tetapi suatu metode aset. Selanjutnya, depresiasi juga akan meng
perhitungan akuntansi yang bermaksud mem urangi risiko yang mungkin timbul.
bebankan biaya perolehan aktiva tetap atau
aset dengan menyebar selama periode terten Jen is Depresiasi
tu, di mana aset tersebut masih berfungsi.
Karena menurut peraturan, depresiasi diang Dikenal beberapa metode depresiasi, yaitu:
gap sebagai pengeluaran yang dapat dipotong
a. Depresiasi yang merata sepanjang periode
dari bagian yang akan dikenakan pajak (tax
asset masih berfungsi. Metode ini disebut
deductible expense) maka tentu saja ada suatu
depresiasi garis lurus (straight line depre
rangsangan untuk mendepresiasikan aset da
ciation-SL).
lam periode sesingkat mungkin dalam batas
batas yang diijinkan oleh peraturan yang ada. Depresiasi yang tidak merata, dalam arti
Dengan demikian, akan mengurangi jumlah jumlahnya lebih besar di tahun-tahun
pajak yang harus dibayar pada tahun-tahun awal. Metode ini terdiri dari:
awal operasi dan produksi, sehingga dapat Sum of the year digit-SY.
meningkatkan aliran kas masuk dan memper Double declining balance-DDB.
cepat pengembalian (recovery) biaya perolehan Accelerated cost recovery system-ACRS.
Aspek
1
Contoh Soal Pada akhir masa operasi mesin ditaksir masih me miliki
Perusahaan PT Tonari yang bergerak dalam bidang industri nilai sisa Rp72 juta. Dengan adanya perluasan ini
tekstil ingin memperluas unit pemintalannya sampai 2 kali perusahaan mengharapkan pemasukan kotor selama 6 tahun
lipat kapasitas terpasang. Penge luaran untuk pembelian berturut-turut sebesar Rp240 juta, Rp240 juta, Rp280 juta,
mesin-mesin baru sebesar Rp860 juta. Ongkos transportasi Rp280 juta, Rp240, dan Rp220 juta. Sedangkan besar pajak
25% dan biaya operasi rata-rata sebesar Rp50 juta per
dan pemasangan Rp40 juta. Unit baru ini direncanakan
tahun. Buat lah aliran kas proyek (investasi) perluasan
mampu beroperasi selama 6 tahun. Untuk mengoperasikan
kapasitas tersebut di atas, bila dipakai metode depresiasi
unit baru tersebut diperlukan modal kerja Rp60 juta.
straight line.
Jawaban
Tahun
2
0 1 3 4 5 6
Subtotal-960
Subtotal 1 14
Aliran kas bersih (dalam jutaan Rp) -960 1 90 1 90 220 220 1 90 289
Dengan demikian, PT Tonari dengan modal Rp960 juta akibat adanya proyek yang menjadi model untuk
akan memperoleh aliran kas masuk selama 6 tahun berturut- dianalisis dengan berbagai macam kriteria yang
turut sebesar Rp1 90 juta, Rp1 90 juta, Rp220 juta, Rp220 juta, menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan proyek
Rp1 90, dan Rp289 juta. Aliran kas inkremental seperti (investasi).
di atas ini sebagai
Bagian II: Kelayakan Proyek dan Keputusan
1
Tahun
0 1 2 3 4 5
•
Biaya pertama (400)
•
Modal kerja (1 00)
--
Subtotal (500)
•
Pendapatan produksi baru 1 20 1 20 1 20 1 20 1 20
•
Pendapatan produk lama berkurang (20) (20) (20) (20) (20)
•
Depresiasi (80) (80) (80) (80) (80)
-- -- -- -- --
•
Pendapatan sebelum pajak (20) (20) (20) (20) (20)
•
Pajak 25% (4) (4) (4) (4) (4)
•
Pendapatan setelah pajak 16 16 16 16 16
•
Depresiasi 80 80 80 80 80
-- -- -- -- --
Subtotal 96 96 96 96 96
•
Nilai sisa 32
•
Pajak atas nilai sisa 25% (8)
•
Recovery modal kerja 1 00
--
Subtotal 1 24
tersebut diharapkan adanya penghe matan biaya operasi • Realisasi penjualan kompresor
dan pemeliharaan sebesar lama = Rp1 6 juta
• Pajak atas hasil penjualan
rata-rata Rp1 20 juta setahun selama 5 tahun. Setelah masa kompresor lama = (25%)
tersebut diperkirakan kompresor baru mempunyai nilai sisa = Rp4 juta
Rp40 juta. Bila perusahaan dikenakan pajak sebesar 25%,
Subtotal Rp320 juta
buatlah aliran kas
=
Tahun
0 2 3 4 5
a) Bunga Sederhana
Bunga dalam 6 tahun = (6)(0,05)(Rp6.000)
= Rp1 .800
]
Jumlah
majemuk F1 = 1 3%
12
l
Bunga Majemuk
(eksponensial)
10
PV 1 , 2, 3
O
2 3 4 5 6 7 Tahun
Gambar 7-7 Nilai yang akan datang dari bunga sederhana dan majemuk.
Aspek
13
di mana,
Jawaban
F = Nilai yang akan datang Dengan menggunakan tabel di Apendiks 11 simbol
A = Pembayaran periodik (PVIF, i, n) akan diperoleh angka-angka berikut:
= Bunga
Tahun Tahun Pendapatan
n = (Rp juta) (Rp juta)
Simbol: (FIA i, n) 1 5,0 5{0,8928) = 4,464
2 6,0 6{0,7971 ) = 4,782
3 9,0 9(0,71 1 8) = 6 ,406
PV 1 5,652
Contoh Soal
Jadi nilai sekarang dari pendapatan tersebut adalah Rp1 5,652
Sejumlah Rp700.000 setiap akhir tahun ditabung di juta.
bank selama 1 () tahun. Penabung menerima bunga 6%.
Hitung jumlah keseluruhan setelah masa tersebut.
PV =
[(l +
i(1 + i)n
]
i)n - 1
(7-5)
A Pv[
=
i(l + i)n ] (7-6)
Adapun faktor-faktor yang diperlukan,
dilampirkan di Apendiks 11. Dengan mema
(1 + it - kai simbol yang sesuai akan memudahkan kita
1 menemukan faktor yang diperlukan.
Simbol: (A/PV, i, n)
B. Kriteria Seleksi
Contoh Soal Dalam rangka mengadakan penilaian usulan
Suatu perusahaan ingin memperluas usahanya dengan proyek (investasi) dan pengambilan keputus
meminjam modal sebesar Rp250 juta dengan bunga 1 2% an, hendaknya diperhatikan adanya variasi si
per tahun. Pengembalian akan dilakukan setiap tahun dengan fat dan jenis poyek yang memerlukan pende
jumlah yang sama selama 10 tahun. Hitung jumlah katan berbeda-beda, yang pada garis besarnya
pengembalian per tahun. dapat digolongkan sebagai berikut:
Faktor
Rumus (Apendiks 11)
Simbol
••
Nilai yang akan datang (F)
•
Single sum/ Lump-sum ( FIPV, i, n) F = PV(i + 1t PV ke F
Anuitas
F = A (1 + i)n - 1
•
( F/A, i, n) A ke F
i
Nilai sekarang (PV)
•
Single sum/ Lump-sum (PV/F, i, n) PV = F (1 + it F ke PV
A(1 + i)n - 1
Anuitas (PV/A, i, n) PV = A ke PV
i(1 + it
Anuitas (A)
i(1 + it
•
Nilai sekarang (AIPV, i, n) A = PV PV ke A
(1 + i)n - 1
(capital recovery)
•
Nilai yang akan datang (AIF, i, n) A= F F ke A
+ - 1
(sinking fund)
· · ·· . ... ..... ..
. .
· · · ···• · · · ········ · · ......... .. . · ..
··· ··············· · · .. ·········· ........ .
Mandiri
Skala berbeda
Proyek
Fragmentasi
Modal terbatas
Utuh
Gambar 7·8 Variasi jenis proyek (investasi) yang memerlukan bermacam-macam pendekatan dalam proses
seleksi atau ranking.
C. Periode Pengembalian
Periode pengembalian atau pay-back period
Contoh Soal
adalah jangka waktu yang diperlukan untuk Suatu perusahaan sedang mengkaji periode pe ngembalian
mengembalikan modal suatu investasi, suatu rencana investasi dengan biaya pertama Rp30 juta.
dihitung dari aliran kas bersih (net). Aliran Diharapkan aliran kas neto per tahun adalah Rp6 juta
kas bersih adalah selisih pendapatan (revenue) selama umur investasi. Hitung periode pengembalian.
terhadap pengeluaran (expenses) per tahun.
Jawaban
Periode pengembalian biasanya dinyatakan
dalam j angka waktu per tahun. Dengan menggunakan rumus 7-8 didapat periode
pengembalian sama dengan (Rp30 juta) : (Rp6 juta)
= 5 tahun.
Al i ran Kas Tahunan dengan jum lah
Tetap
Dalam hal ini selisih pendapatan dan Al i ran Kas Tahunan dengan jumlah
pengeluaran per tahun atau aliran kas bersih Tidak Tetap
dari tahun ke tahun adalah tetap. Rumus yang
digunakan untuk menghitung periode Bila aliran kas tiap tahun berubah-ubah
pengembalian adalah sebagai berikut: maka garis kumulatif aliran kas tidak lurus.
Dalam hal ini digunakan rumus:
Periode Pengembalian = Cf!A (7-8) Periode pengembalian =
di mana,
Cf Biaya pertama
A = Aliran kas bersih (neto) per tahun
(n - [ 1) + Cf - (7-9)
�An] (
Bila dibuat grafik akan terlihat seperti pada sama maka aliran kas kumulatif akan merupa
Gambar 7-9. kan garis lurus. Titik potong garis aliran kas
kumulatif tersebut dengan garis waktu (tahun)
Karena aliran kas neto per tahun berjumlah menunjukkan periode pengembalian.
Aspek
13
di mana,
Cf Biaya pertama
An Aliran kas pada tahun n
n Tahun pengembalian ditambah 1
Periode pengembalian
�- · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · ·..
A1 A2
AS A6 A7 AB An-1 An
0 2 3 4
s 6 7 8 (n 1 )
- ( n)
Tahun
Aliran kas kumulatif
Periode pengembalian
..
A2 A4
A1 AS A6 An
0 2 3 4 s 6 (n-1 ) (n)
Tahun
Aliran kas kumulatif
Contoh Soal
Ditanyakan tahun keberapa terjadi periode
Suatu proyek penanaman modal mengikuti aliran kas pengembalian?
neto sebagai berikut:
Jawaban
Akhir Tahun
ke- Aliran Kas Dari data arus kas neto di samping terlihat bahwa periode
pengembalian terjadi pada tahun ke-5. Jadi, n = S; An =
Neto (Rp) Neto Kumulatif (Rp) Rp2.000. Dengan menggunakan rumus
7-9 didapat,
0 -1 S.OOO -1 S. OOO
1 +2.000 -13.000 n-1
(1/2)(26,0 + 6,0)
wawasannya lebih luas.
c.Bila dimisalkan besar pajak 30% maka ROI setelah pajak m
=
Tahun ke
Pemasukan neto
NPV =
i (1 (C)ti)l - (1(Co)ti)l
1=0 +
1=0
+
. . . (7-11)
(Rp juta)
di mana,
NPV
iNilai sekarang neto
2 (C)t Aliran kas masuk tahun ke-t
3 5,5 (Co)t Aliran kas keluar tahun ke-t
4 n Umur unit usaha hasil investasi
Arus pengembalian (rate of re
H itung ROI tersebut dengan menggunakan ketiga rumus turn)
ROI di atas. Waktu
Bagian Il: Kelayakan Proyek dan Keputusan
1
A4
A3 A6 An
A1 A2 A5 An-1
p 1
P3
P2
a b
Keterangan:
A = Aliran kas masuk = pendapatan dikurangi biaya operasi produksi
p Aliran kas keluar = biaya yang diperlukan proyek termasuk modal kerja
a = siklus p royek
b = masa operasi produksi
Gambar 7-1 1 Aliran kas keluar dan masuk selama umur proyek/investasi.
Aspek Finansia/
139
Profi l N PV
Profil NPV dapat lebih jelas hila disajikan Contoh Soal
dengan grafik seperti Gambar 7-12. Urnumnya Hitung NPV dari suatu usaha yang memerlukan arus kas
grafik NPV akan berbentuk lengkung. keluar sebesar Rp20 juta. Usaha ini diharapkan dapat
Titik A perpotongan antara garis NPV menghasilkan berturut-turut Rp9, 8, 8, 6, dan 4 juta dalam
jangka waktu 5 tahun. Ditentukan pengembalian 1 5%.
de ngan surnbu vertikal rnenunjukkan
Pada akhir tahun ke-5 tidak ada nilai sisa.
jurnlah arus kas yang tidak didiskonto. Titik
D adalah titik potong antara garis NPV
Jawaban
dengan surnbu horisontal yang
rnenunjukkan nilai NPV = 0 dan titik ini Dengan menggunakan tabel di Apendiks 11 diperoleh
rnenunjukkan besar arus pengern balian
internal (internal rate of return - IRR). Waktu Aliran Faktor PV
kas diskonto
Pada titik B, dengan arus diskonto 6 persen
didapat NPV = Rp3 juta. Titik C dengan i = 8 0 -20,0 1 ,0 -20,0
9,0 0,870 7 ,83
persen NPV-nya sebesar Rp2 juta. Terlihat
2 8,0 0, 756 6,05
bahwa besar NPV arnat dipengaruhi oleh 3 8,0 0,66 5,26
angka arus pengernbalian (diskonto). Semakin 4 6,0 0,57 3,43
besar arus diskonto, sernakin kecil nilai NPV. 5 0,45 1 ,99
PV 24,56
Kelebihan Metode N PV NPV = 24,56 - 20,0 4,56
• Mernasukkan faktor nilai waktu dari uang. Dari hasil perhitungan terlihat bahwa aliran kas di atas
• Mernpertirnbangkan sernua aliran kas mempunyai N PV = Rp4,56 juta pada arus diskonto i =1
proyek. 5%.
• Mengukur besaran absolut dan bukan
rela tif, sehingga rnudah rnengikuti
kontribusi nya terhadap usaha
rneningkatkan keka yaan perusahaan atau
pernegang saham.
6.000
5.000
4.000
3.000
B
2.000
II
c
r-------
1 .000
--------------------------
II
I
II
IRA
I
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Arus diskonto i (%)
Gambar 7·1 2 Profil NPV dengan berbagai arus diskonto (i).
Contoh Soal
berturut-turut adalah Rp45 miliar, Rp40 miliar, dan Rp50
miliar, sedangkan untuk tahun-tahun operasi selanjutnya
Sebuah perusahaan ingin menanam investasi pa da usaha
sebesar Rp40 miliar. lnvestasi ini men dapatkan pf?
telekomunikasi. U ntuk maksud tersebut, perusahaan
mbebasan pajak ( tax-holiday) pada 3 tahun pertama mulai
merencanakan membangun suatu ja ringan radio
beroperasi, sedangkan tahun tahun selanjutnya dikenakan
telekomunikasi yang diharapkan dapat beroperasi selama
pajak 30% per tahun. Sponsor proyek ingin memperoleh
18 tahun. Konstruksi proyek dijadwalkan selesai dalam
tingkat keuntung an 20%.
waktu 2 tahun dan memerlukan biaya total Rp 1 40 miliar.
a) Buat diagram aliran kas proyeklinvestasi.
Pengeluaran tahun pertama 25% dan tahun kedua 75%.
b) Apakah rencana investasi ini menarik untuk
Proyeksi pendapatan kotor 3 tahun pertama dari penyewa
dilaksanakan.
Jawaban
a) Diagram aliran kas adalah sebagai berikut
50 M
I
3 4 5 6 7 8
A = 28 M
10 12 14 16 18
0 2 3 4 5
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
I
21 0 M
70 M
b) M en g h it u ng NPV untuk meli hat menarik tidaknya Mulai tahun ke-6 sampai tahun ke-20 dikena kan
proyeklinvestasi: pajak = 30%, sehingga tersisa (0,7) x (Rp40 miliar) = Rp28
miliar per tahun. Menghitung faktor diskonto pada periode
Aliran kas keluar
demikian harus teliti, yaitu dengan menggunakan faktor
•
Jumlah aliran kas keluar adalah biaya kons truksi penyesuaian dihitung dari tahun ke-6 atau (PV/F,20,6).
yang pada akhir tahun pertama adalah 25% x (Rp280 Akhirnya kita peroleh angka untuk nilai saat ini dengan i
miliar) = Rp70 miliar dan tahun kedua Rp21 0 miliar. = 20% dan n = 20 - 6 = 14.
Dengan menggunakan tabel di Apendiks 11 untuk (P
VIF, i, n) dengan i = 20% n = 1 dan n = 2 PV = A(PVIA, i, n)(P V/F, i, n)
diperoleh:
= 28,0(PV/A, 20, 1 4)(PV/F, 20, 6)
PV aliran kas keluar = Rp35 miliar x (0,8333)
= 28,0(4,61 1 )(0,3349) = Rp43,23 miliar
+ Rp1 05 miliar x (0,6944) = Rp1 02,9 miliar.
PV aliran kas masuk tahun pertama, kedua, dan Rp43,23 miliar = Rp1 08,65 miliar
ketiga operasi, atau tahun ketiga, keem pat dan Sehingga NPV = Rp1 08,6 - Rp1 02,9 miliar = Rp5,7 miliar
kelima dihitung dari awal dengan tabel di Apendiks
11 (PV/F, i, n) diperoleh: Berarti N PV > 0, jadi rencana proyek/investasi dapat
diterima.
Rp45 miliar x (0,5787) + Rp40 miliar x (0,4823)
+ Rp50 miliar x (0,4019) = Rp26,04 miliar +
1 9,29 + Rp20,09 miliar = Rp65,42 miliar.
Aspek
1
F. Arus Pengembalian Internal lndi kasi
Seringkali diperlukan suatu analisis yang men Menganalisis usulan proyek dengan IRR
jelaskan apakah rencana proyek cukup me memberi kita petunjuk sebagai berikut:
narik bila dilihat dari arus pengembalian yang
telah ditentukan (diinginkan). Sehubungan
•
IRR > arus pengembalian (i) yang di
dengan hal tersebut prosedur yang lazim inginkan (required rate of return - RR),
dipakai adalah dengan mengkaji arus pengem pro yek diterima.
balian internal. Adapun yang dimaksud •
IRR < arus pengembalian (i) yang diingin
dengan arus pengembalian internal (internal kan (required rate of return RRR), proyek
-
1 0.457
2 5. 000(0,769) = 3.845 5.000(0,71 8) = 3.590 diperoleh (PV)a 9.890
3 2.000(0,675) 1 .350 2.000(0,609) 1 .218 diperoleh (PV)b
= =
567
PV 1 0.457 9.890 Selisih: (PV)a - (PV)b
Dicari (1)c yang mempunyai (PV)c 1 0.000 dan =
= -1 10
Di sini NPV
dan 1 8%
< 0, berarti i terletak antara 1 4% (i)c = 1 4 + [ 457
567
J
x 4 = 1 4 + (0,8) x 4
= 1 7,2%
d) lnterpolasi
Untuk memperoleh angka yang lebih akurat Maka dengan interpolasi diperoleh (1)c = 1 7,2%.
dilakukan dengan interpolasi. Jadi, IRR 1 7,2%. =
G. lndeks Profitabilitas
(C)t
Variasi lain dari kriteria NPV adalah indeks lP =
+ i)'
(Co)t ..... ... ....... ...... .......... (7-14)
n
profitabilitas (lP), yang menunjukkan .
L
kemampuan mendatangkan laba per satuan
nilai investasi. Didefinisikan sebagai berikut: t=O
(1 + i)t
Nilai sekarang aliran Dengan demikian, dalam batas atau syarat ter
kas masuk tentu indeks profitabilitas dapat digunakan
Indeks profitabilitas = untuk membandingkan secara langsung mena
Nilai sekarang aliran
kas keluar rik tidaknya usulan proyek-proyek.
Nilai sekarang
lndi kasi
benefit
BCR = Nilai sekarang
=
(PV)C (7-15)
Adapun kriteria BCR akan memberikan
petunjuk sebagai berikut:
biaya
BCR > 1 Usulan proyek diterima
Biaya C pada rumus di atas dapat dianggap
BCR < 1 Usulan proyek ditolak
sebagai biaya pertama (Cj) sehingga
rumusnya menjadi: BCR = 1 Netral
(PV)B Kriteria BCR untuk proyek sektor publik akan
BCR = Cf (7-16)
dibahas lebih jauh di Bab 8.
Aspek
1
Contoh Soal
I. Beban Tahunan Setara dan UAS dengan memperhitungkan nilai sisa pada saat
sekarang dengan r 8% dari tabel di Apendiks 11
=
Jawaban
Pada soal ini, beban tahunan terdiri dari biaya Contoh Soal
operasi Rp70 juta dan pembayaran berkala untuk
mengembalikan modal Rp400 juta selama 15 ta Dua proyek dengan umur yang sama dan bersifat
hun dengan bunga 8%. Adanya nilai sisa berarti saling meniadakan mempunyai aliran kas sebagai
dapat dikurangkan dari biaya pertama. Dimulai berikut: � '\
y
0., �
')
Bagian II: Kelayakan Proyek dan Keputusan
1
4,485
Modal Terbatas
Oleh karena alasan tertentu, pimpinan per
usahaan kadang-kadang memberikan batasan
jumlah maksimal dana yang boleh digunakan
untuk proyek pada waktu tertentu. Keadaan
demikian dikenal sebagai capital rationing.
Prosedur memilih proyek-proyek dengan
modal terbatas adalah memilih kombinasi
yang menghasilkan NPV terbesar, yaitu yang
total biayanya tidak melewati batas maksimal
Aspek
1
1. Memberikan Hasil Kesimpulan yang Sama
Kedua kriteria akan memberikan hasil
ranking yang sama terhadap menarik
tidak nya suatu usulan proyek, dengan
catatan berikut:
•
Aliran kas proyek harus mengikuti
pola yang sejenis (aliran keluar
pada masa awal dan selanjutnya
aliran kas masuk
berkesinambungan sampai akhir
umur proyek).
•
Proyek berdiri sendiri dan bukan
pro yek yang bersifat saling
meniadakan (mutually exclusive
project).
•
Pola aliran kas proyek tidak sejenis, metode tersebut memberikan urutan rangking
terjadi beberapa kali perubahan tanda yang sama. Sedangkan untuk proyek-proyek
(+) dan ( ). -
yang bersifat saling meniadakan, rangking ini
•
Proyek-proyek bersifat saling menia amat penting untuk menentukan pilihan. Be
dakan. berapa faktor yang dapat menghasilkan urutan
•
Proyek-proyek tersebut memiliki ukur rangking berbeda adalah umur dan ukuran
an atau skala yang banyak berbeda. proyek yang bersangkutan. Analisis di bawah
ini akan menjelaskan hal tersebut.
Fakta yang perlu diperhatikan adalah bahwa
NPV memberikan angka absolut sedangkan Misalnya, proyek a dan b mempunyai profil
IRR memberi angka perbandingan sehingga NPV masing-masing sebagai berikut:
tidak memasukkan faktor skala atau ukuran
proyek. Dengan demikian, NPV dianggap Proyek a
lebih superior dibanding metode IRR. Oleh Pada nilai i 0 maka besar NPV = Rp7.000.
=
karena itu, metode NPV inilah yang Untuk (NPV)a 0 diperoleh arus pengemba
=
NPV
(Rp ribu)
A
7.000
6.000 Proyek a
5.000
r
4.000
= 1 5%
3.000 ( I R R)a = 1 8%
2.000
(I RR)b = 21 %
1 .000 A'
B'
21%.
Untuk (NPV)a = Rp2.000 arus pengembalian
Proyek a dan b Secara Keseluruhan
(i)b 8%.
=
..
Risiko Finansial
Salah satu masalah penting yang berkaitan
di waktu yang akan datang yang menca
dengan penyusunan anggaran modal untuk
kup kurun waktu selama unit yang di
investasi membangun proyek adalah meng
bangun masih beroperasi dan berproduksi
evaluasi risiko. Investor akan melihat bagai
secara ekonomis. Sejauh ini digunakan
mana bentuk dan berapa besar risiko yang ada
pendekatan sederhana, yaitu membuat
sebelum bersedia menanamkan modalnya.
asumsi dasar, dan menyusun angka aliran
Perusahaan selalu berusaha mencari keseim
kas. Estimasi demikian tentu banyak
bangan yang paling baik antara tingkat
menghadapi hal-hal yang belum pasti (un
keuntungan yang akan diperoleh dan risiko
certainty) dan mengandung risiko. Unsur
yang dihadapi.
risiko ini belum diperhitungkan pada
Dalam konteks ini, persoalan yang perlu
pembahasan terdahulu.
dipecahkan adalah bagaimana menentukan
atau memilih skala yang tepat hubungan
Mengingat bahwa pada kenyataan sesung
antara tingkat keuntungan dengan risiko yang
guhnya proyek mempunyai risiko yang
menyertainya. Untuk menyederhanakan
berbeda-beda, demikian pula adanya fakta
analisis suatu usulan proyek pada pembahas an
besarnya unsur-unsur ketidakpastian yang
terdahulu digunakan asumsi berikut:
dihadapi dalam menyiapkan perkiraan aliran
1. Risiko proyek yang diusulkan mempunyai kas yang bersangkutan, maka pada sub bab
karakteristik dan kompleksitas sama satu ini faktor risiko akan dimasukkan dan diper
dengan yang lain, bahkan juga dianggap hitungkan untuk meneliti menarik atau tidak
sama dengan risiko perusahaan yang nya suatu usulan proyek. Pembahasan perta
memiliki, sehingga pada kriteria seleksi ma adalah pengertian tentang risiko, dilanjut
dipakai arus diskonto yang sama besamya. kan dengan identifiKasi risiko yang melekat
pada suatu proyek dan hubungannya dengan
2. Pada waktu menyusun aliran kas Gumlah risiko perusahaan pemilik. Kemudian diakhiri
biaya pertama, pendapatan, dan penge
dengan mencoba mengukur risiko yang
luaran) didasarkan atas estimasi kondisi
relevan dengan proyek.
148 Bagum II: Kelayakan Proyek dan Keputusan Investasi
Tabel 7-9 Probabilitas terjadinya peristiwa dan n ilai aliran kas yang bersangkutan .
Kemungkinan
peristiwa terjadi (%)
50
D
40
USULAN I
c E
30
B F
20
-
A G
10
0 20
40 60 80 1 00 1 20 1 40 1 60
40
D USULAN 11
30
20 -
10 A
usulan proyek II. Dengan demikian, usulan (P)xt = Probabilitas kemungkinan peris
proyek II lebih menarik untuk diterima. tiwa (aliran kas) terjadi
n = Jumlah peristiwa (aliran kas)
Setelah membuat kurva distribusi yang Dalam menggunakan rumus di atas, harus di
menggambarkan hubungan probabilitas tentukan terlebih dahulu angka (P)xt, yaitu,
terjadinya suatu peristiwa terhadap aliran kas, persentase (%) kemungkinan peristiwa yang
untuk menganalisis risiko lebih lanjut perlu dimaksudkan itu terjadi, sehingga perhitungan
diketahui 2 parameter yang penting dari aliran kas yang bersangkutan dapat dilakukan.
konsep probabilitas dan kurva distribusi. Contoh berikut ini akan mempermudah kita
Kedua parameter tersebut adalah nilai yang memahami konsep di atas.
diharapkan (expected value) dan deviasi standar
(standard deviation). Keduanya amat luas pe
makaiannya untuk mengkaji risiko proyek.
Misalnya, harus memilih aliran kas proyek
dari sejumlah aliran kas yang mungkin terjadi, Contoh Soal
caranya adalah menghitung nilai yang diha
Pada masa mendatang (selama umur proyekl
rapkan, yaitu sebesar bobot rata-rata tertim
investasi) diperkirakan permintaan produk yang
bang dikalikan kemungkinan aliran kas yang
dihasilkan proyek dapat mengalami berbagai
terjadi. Rumusnya adalah sebagai berikut: kemungkinan. Misalnya, permintaan pasar lemah
11
dengan kemungkinan peristiwa tersebut terjadi
(CF)t L(CF)xt x (P)xt (7-18) adalah 1 0%, permintaan sedang dengan kemung kinan
x=l
terjadi 20%, permintaan kuat dengan kemung kinan
terjadi 30%, dan akhirnya permintaan tinggi dengan
di mana, kemungkinan peristiwa itu terjadi 40%. Hitunglah
besar aliran kas yang diharapkan bila masing-masing
(CF)t Nilai aliran kas yang diharapkan
=
peristiwa di atas memiliki aliran kas berturut-turut
(CF)xt = Aliran kas untuk kemungkinan sebesar Rp200 juta, Rp250 juta, Rp400 juta, dan
ke-x, periode t Rp500 juta.
Aspek
15
Jawaban
Koefisien Varians
Buatlah tabel masing-masing peristiwa di atas dan
kemudian hitung aliran kas yang diharapkan pada Cara lain untuk mengukur risiko adalah
kolom 4. menggunakan angka koefisien varians (CV),
Untuk menghitung aliran kas yang diharapkan, yaitu rasio antara deviasi standar (S) dengan
gunakan Rumus 7- 1 8 berikut: nilai yang diharapkan. Koefisien varians (CV)
amat berguna untuk melihat bila usulan yang
(CF) t = (0, 1 0)(200 juta)+(0,20)(250 juta)+(0,30) dikaji berbeda baik nilai yang diharapkan
(400 juta)+ (0,40)(500 juta)
(misalnya, NPV) maupun deviasi standarnya.
= 20 juta + 50 juta + 1 20 juta + 200 juta
= Rp390 juta. _B_
(CV) =
(NPV)
11
{(CF)xt - (Cf)t}2 x (P)xt
],X (7-19)
digunakan rumus berikut:
V= 52 =
L
X= l
{(CF)xt - (Cf)t}2 x (P)xt (7-20) (NPV) = i (1 + i)t - I
t=l
(S)t
Deviasi standar menunjukkan keketatan dis (S)_npv =
·
Tabel 7-10 Contoh data untuk menghitung aliran kas yang diharapkan .
( CF)xt - ( CF)t
Deviasi standar S
(1) (2) (1)2
=
(3) =
(2) . (P)xt (4) akar (3)112
=
•
Titik Keputusan Awal (1)
B. Metode Pengukuran Risiko Proyek Di sini terjadi pemilihan alternatif dan
Tunggal pengambilan keputusan.
Beberapa metode yang lazim untuk mengukur
risiko proyek tunggal adalah decision tree, • Titik Kemungkinan (2)
simulasi, dan analisis sensitivitas. Di sini terjadinya peristiwa dengan pro
babilitas tertentu cabang atau ranting.
Decision Tree
• Cabang atau Ranting
Suatu metode yang sering dipakai untuk
Cabang atau ranting adalah garis yang
menghadapi masalah yang kompleks yang
menghubungkan titik-titik keputusan.
berlangsung secara berurutan dalam suatu pe
riode tertentu adalah metode decision trees .
Disebut demikian, karena penggambarannya • Hasil Alternatif
seperti sebuah pohon dengan cabang dan Hasil yang diharapkan (expected value)
ranting yang semakin banyak. Keputusan ber masing-masing alternatif ditunjukkan di ujung
urutan disajikan sebagai cabang dan ranting cabang ranting.
yang dimulai dari titik keputusan awal "me
luncur" sampai titik keputusan akhir. Setiap Contoh soal berikut m1 menjelaskan hal
cabang atau ranting menunjukkan satu seri ke- tersebut.
Contoh Soal
Lemah 0,1 5 10 8 5
Sedang 0,60 16 10
Kuat 0,25 20 22 15
1,00
Probabilitas NPV N PV
Lemah 0, 15 10 1 ,50
0,60 15 9,00
0,25 20 0,50
1 5,50
Sedan
0, 15 8 1 ,20
0,25 22
1 6,30
Truk
Lemah 0, 15 5 0,75
0,60 10 6,00
Kuat 0,25 15
8,00
Jawaban
Berdasarkan analisis dengan metode decision mempunyai prospek paling baik, dengan NPV yang
tree terlihat alternatif proyek asembling pick-up
diharapkan tertinggi, yaitu Rp16,3 juta.
Harga jual
Umur instalasi
•
• Biaya tetap •
N PV = - ( Cf) =
(1 + r) (1 r)n
� (1
n 1= 1 +
( Cl) t +
L (1 + r)1 + r)n
1= 1
Bila kita masukkan nilai r 8%, 9%, 1 0%, 1 1 %,
=
di mana, M)
angka NPV negatif. Berarti bunga sebesar 1 0% ke
K Jumlah unit terjual per tahun atas tidak dapat dipilih.
L Harga per unit Jadi, dengan mengadakan analisis sensitivitas
M Biaya produksi per unit diperoleh indikasi risiko terhadap unsur-unsur yang
terkait sehingga dapat diadakan penelitian lebih
Bila dimasukkan angka-angka untuk variabel di atas jauh.
maka:
sebut secara kuantitatif ke dalam proses ke tahun selama umur proyek. Rumus untuk
penyusunan anggaran modal. Untuk meng metode ini adalah sebagai berikut:
atasinya diusahakan dengan menggunakan
metode-metode berikut:
(7-12)
• Metode certainty equivalent.
• Metode risk adjusted discount rate.
di mana,
per aliran kas dari tahun
Metode Certainty Equ ivalent-CE uba
han
Metode ini memberi kesempatan penye ting
suaian tingkat keuntungan untuk mencermin kat
kan adanya risiko yang mungkin berubah se risik
tiap tahunnya dalam proses anggaran modal. o
Dalam kaitannya dengan usulan proyek, esti
penyesuaian ini amat berguna bila manajemen mas
ingin melihat kemungkinan adanya i
CE Nilai
certa
(a) t (CF) inty
equi
vale
nt
n yang
diha
rapk
an
Fakt
or
certa
inty
equiv
alent
Alira
n
kas
yang
diha
rapk
an
pada
peri
ode
t
Ting
kat
keu
ntun
gan
beba
s
risik
o
(risk
�fre
e
rate)
Jum
lah
tahu
n
sela
ma
um
ur
proy
ek
Aspek
157
156 Bagian Il: Kelayakan Proyek dan Keputusan Investasi
normal perusahaan
proyek yang mempunyai variabilitas lebih
14
Biaya modal+
premium risiko -- 13
12
10
Biaya modal -- 9
8
Bebas risiko -- 6
5
4
2
Rendah atau bebas risiko Perbaikan rutin mesin dan peralatan 6,0
Risiko sedang Pekerjaan perbaikan pertama mesin-mesin baru 8,0
Risiko normal Penambahan/modifikasi fasilitas yang telah ada 1 0,0
Risiko agak tinggi Produk baru pada pasar yang telah dikenal 1 2,0
Risiko tinggi Pasar 1 00 persen baru 1 6,0
Risiko amat tinggi Produk baru pada pasar yang masih asing 20,0
Bagian II: Kelayakan Proyek dan Keputusan
15
Rr (%) Rr (%)
Portofolio P dan Q
d c
-1 0
•
Rencana aliran kas, dan bukan laporan rugi-laba atau neraca keuangan, dipakai sebagai
model analisis pengkajian kelayakan proyek dan aspek finansial-ekonomi.
•
Dalam rangka menyusun aliran kas, langkah pertama adalah membuat perkiraan biaya
pertama, biaya operasi dan produksi, di samping pengeluaran dan pemasukan yang lain.
Adapun komponen pokok biaya operasi dan produksi terdiri dari pengeluaran-pengeluaran
untuk pengadaan bahan mentah, kompensasi dan pegawai, serta utiliti.
•
Profitabilitas merupakan faktor penting dalam mengkaji kelayakan investasi. Dalam
hubungan ini analisis titik impas akan memberikan informasi penting untuk mengetahui
hubungan probabilitas, jumlah (kuantitas) produk, harga satuan produk, dan biaya tetap
maupun tidak tetap. Dengan demikian, dapat diperkirakan jumlah produksi atau penjualan
untuk mencapai target laba tertentu bila telah diketahui biaya tetap dan tidak tetapnya.
•
Khusus dalam menyusun aliran kas proyek (investasi) perlu diperhatikan sifatnya yang
harus incremental, melihat opportunity cost, dan perhitungannya didasarkan pada pendapatan
setelah dipotong paj ak (earning after income tax).
•
Konsep depresiasi adalah konsep yang membebankan nilai perolehan aset yang menyebar
sepanjang tahun selama fungsi aset dianggap masih produktif. Konsep ini amat besar
Aspek Finansial 159
1. Jelaskan bahwa aliran kas merupakan salah satu informasi yang penting di samping neraca
dan laporan rugi-laba. Jelaskan pula hubungan dan fungsi ketiga laporan keuangan tersebut.
2. Mengapa analisis dalam mengkaji kelayakan proyek diarahkan kepada:
a. Aliran kas dan bukan laporan rugi laba akuntansi?
b. Aliran dana setelah pajak?
c. Aliran kas incremental?
Bagian II: Kelayakan Proyek dan Keputusan
1
3. Depresiasi bukan merupakan aliran kas yang sesungguhnya, tetapi pengaruhnya cukup
besar dalam perhitungan aliran kas. Jelaskan hal tersebut!
4. PT Tonari mempunyai pendapatan kotor (gross profit) Rp800 juta dan depresiasi sebesar
Rp75 juta. Sedangkan PT Ekadarma mempunyai pendapatan kotor Rp900 juta dan
perhitungan depresiasi $100 juta. Pengeluaran administrasi kedua perusahaan tersebut
masing-masing sebesar Rp20 juta dan Rp30 juta. Buatlah aliran kas kedua perusahaan tersebut
hila besar pajak adalah 3,5%.
5. Suatu perusahaan pelayaran yang memiliki 6 kapal, selalu meremajakan armadanya setelah
8 tahun beroperasi. Nilai perolehan sebuah kapal Rp180 juta, sedangkan ongkos-ongkos
lain (ijin, penambahan perlengkapan, dan lain-lain) sebesar Rp20 juta per kapal. Pendapatan
perusahaan rata-rata Rp1,6 miliar per tahun. Kali ini baru 5 tahun beroperasi tetapi separuh
dari jumlah kapal tersebut telah dijual untuk diganti dengan jumlah yang sama dengan
maksud menghemat bahan bakar. Harga penjualan Rp70 jtua per kapal. Harga pembelian
ditambah biaya-biaya lain kapal baru Rp220 juta per kapal. Penghematan diperkirakan
sebesar Rp50 juta per kapal per tahun. Pada akhir masa depresiasi (8 tahun) terdapat nilai
sisa 10% dari nilai perolehan. Buatlah aliran kas perusahaan yang bersangkutan mulai
tahun ini sampai 8 tahun mendatang, hila pajak perusahaan 25% dan digunakan perhitungan
depresiasi SL.
6. Sebutkan kriteria seleksi untuk proyek tunggal. Manakah di antara kriteria tersebut yang
dianggap superior, dan mengapa dikatakan demikian?
7. Untuk penyusunan ranking usulan investasi (proyek) dapat digunakan NPV dan/ atau IRR
dan IP, tetapi terdapat kondisi tertentu yang dapat mengarah kepada kesimpulan berbeda.
Jelaskan hal tersebut serta kondisi-kondisi yang dimaksud.
8. Suatu proyek/investasi mempunyai aliran kas setelah pajak sebagai berikut:
12. Apa kegunaan yang spesifik dari analisis sensitivitas dalam mempersiapkan modal suatu
proyek.
13. Analisis ekonomi memberikan petunjuk mengenai investasi A dan B sebagai berikut:
Situasi Ekonomi
Kemungkinan Arus kas pada kemungkinan yang terjadi
Terjadi (%)
A B
Lesu 28 1 50.000 200.000
Baik 44 250.000 350.000
Sedang 28 1 60.000 300.000
Anda diminta menghitung besar arus kas yang diharapkan dari A dan B.
14. Rencana investasi A dan B kemungkinan menghasilkan NPV sebagai berikut:
ejauh ini pembahasan biaya dan man pendekatannya akan penuh dengan implikasi
faat proyek berkisar pada segi finan politik dan filosofi. ASE terutama digunakan
sial yang melihat apakah proyek yang diusul untuk mengkaji kelayakan proyek-proyek
kan akan dapat memikul kewajiban membayar publik (public projects) yang umumnya
kembali dana yang digunakan dan memenuhi disponsori pemerintah, seperti pembuatan
tingkat keuntungan yang diharapkan. Atau bendungan, saluran irigasi, jalan, jembatan.
lebih spesifik, tinjauan dikaitkan dengan pelabuhan, perbaikan perkampungan, ling
tuiuan finansial suatu usaha sektor swasta kungan hidup, dan lain-lai11.
yang menginginkan peningkatan kekayaan Dari lingkup clan tujuannya terlihat bahv\ra
perusahaan yang dicerminkan oleh kenaikan ASE akan menyoroti masalah yang beraneka
nilai saham ekuitas. Dalam pada itu, terdapat ragam dengan aspeknya yang amat luas. Bab
satu macam tinjauan lain yang menitik 8 akan menyajikan garis besar beberapa
beratkan pada analisis aspek sosial ekonomi masalah pokok yang berkaitan dengan peng
(ASE). Aspek ini didasarkan pada landasan kajian aspek sosial ekonomi, yang minimal
yang lebih luas, yaitu melihat biaya dan harus diketahui oleh pengelola proyek. Dalam
manfaat proyek dari sudut kepentingan sosial bab ini akan diidentifikasi perbedaan ASE
atau masyarakat secara menyeluruh. Karena dibanding pengkajian aspek finansial, latar
lingkup dan tujuannya adalah kepentingan belakang pemikiran yang melandasinya,
sosial atau masyarakat yang dapat diaso beberapa teknik dan metode analisis yang
siasikan dengan kepentingan nasional suatu dipakai, termasuk penyesuaian-penyesuaian
negara, maka mudah dimengerti bahwa yang diperlukan.
Tabel 8·1 Perbandingan sumber dan tujuan dana serta arus kas sektor swasta dengan publik.
1 0 Biaya Pertama
• . Arus masuk Dari investor swasta Dari pemerintah (pajak, pinjaman,
dana bantuan) dan/atau badan
sponsor
• Arus keluar Untuk membiayai pembangunan Untuk membiayai pembangunan
proyek proyek
2. Pendapatan
'....
•
Arus masuk Dari penjualan produk/jasa Bila ada, dari penjualan produk/jasa
fasilitas yang dibangun proyek fasilitas yang dibangun proyek
3. Biaya
Arus keluar Untuk membiayai produk!jasa Sama dengan pada sektor swasta
••
•
···
·
··
-
Keuntungan/
4. Benefit
ke ·
. .. ·
m
·
.
ud
ah
an
m
an
fa
at
ya
ng
dit
eri
m
a
m
as
ya
ra
ka
t
da
ri
pr
oy
ek
-
Dampak tidak
m
en
ye
na
ng
ka
n
ya
ng
di
al
a
mi
m
as
ya
ra
ka
t
ka
re
na
ha
sil
pr
oy
ek
' ............
... . ....
....
164 Bagian Il: Kelayakan Proyek dan Keputusan Investast
Contoh Soal
Jawaban
Suatu yayasan yang bergerak dalam upaya
Perhitungan didasarkan pada nilai sekarang anuitas
meningkatkan swadaya masyarakat ingin mengolah
(AIPV, i, n). Dengan menggunakan label Apendiks
limbah dari pabrik penggergajian kayu menjadi
11 untuk i = 6% dan n = 1 0 diperoleh:
bahan bakar briket yang secara praktis dapat
dipakai di dapur-dapur rumah tangga. Untuk biaya
investasi ini yayasan menerima bantuan dari Biaya investasi Rp60 juta dalam 1 0 tahun setara
pemerintah untuk periode 1 0 tahun sejumlah Rp60 dengan Rp60 juta x (0, 1 359) Rp8, 15 juta/tahun.
=
Sistematika Analisis
Untuk menganalisis prospek proyek dari pertama-tama melihat secara keseluruhan (to
aspek sosial ekonomi, S. Curry dan J. Weiss tal proyek). lni disusun dalam sua tu lembaran
(1993) serta UNIDO (1978) mendekati dengan aliran sumber daya proyek (project resource
Aspek Sosial
16
flows statement-PRF), yang meliputi semua a. Pajak
manfaat dan biaya proyek (cost-benefit analy
sis) termasuk pendapatan, biaya pertama, Dilihat dari pandangan pengusaha swasta,
biaya operasi, dan modal kerja yang dinyata pajak merupakan bagian dari biaya yang harus
kan dalam harga pasar. Langkah berikutnya dikurangkan dari pendapatan, sedangkan dari
membuat analisis dengan menggunakan kacamata analisis sosial ekonomi p ajak
harga semu, yaitu seandainya tidak ada hanyalah pemindahan pembayaran dari satu
distorsi terhadap harga pasar. Bila diperlukan sektor kegiatan ekonomi ke pemerintah yang
dapat dianalisis lebih lanjut dampaknya akan dipakai ke sektor lain. Di dalam PRF
terhadap saving, dan pemerataan pendapatan. butir ini tidak dikurangkan dari manfaat
Sistemati ka ini bisa dilihat pada Tabel 8-2. karena dianggap hanya sebagai transfer dari
perputaran ekonomi nasional.
Contoh Ali ran Sumber Daya Proyek
b. Subsidi
(PRF)
Dilihat dari analisis finansial, subsidi ber
Berikut ini adalah contoh PRF suatu pro arti adanya penambahan masukan biaya pro
yek dengan biaya pertama Rp8 miliar, modal yek. Dilihat dari sudut pandang ASE, subsidi
kerja Rp2 miliar, dengan biaya operasi dan juga dianggap sebagai transfer, misalnya dari
produksi per tahun selama 10 tahun akan pemerintah diambilkan dari sektor ekonomi
menghasilkan jumlah pendapatan seperti pada nasional lain. Faktor yang harus diperhatikan
Tabel 8-3. dalam hal ini adalah dampaknya dapat
Untuk menyederhanakan analisis pada mempengaruhi harga barang-barang hasil
Tabel 8-3 diasumsikan bahwa pabrik baru proyek. Bila demikian halnya maka perlu ada
mencapai produksi penuh setelah tahun ke-3 penyesuaian, misalnya ditambahkan kepada
operasi yang diikuti oleh kenaikan biaya peng harga produk dari proyek yang bersangkutan.
adaan bahan mentah, upah tenaga kerja dan
utiliti, demikian pula jumlah pendapatan ta
c. Ketidaksempurnaan Pasar
hunan. Pada akhir umur investasi terdapat re
covery modal kerja dan tidak ada nilai sisa aset. Seringkali hal tersebut terj adi karena
adanya intervensi peraturan atau proteksi dari
pihak pemerintah.
Berbagai Penyesuaian
Sebelumnya telah disebutkan bahwa terda d. Konsep Consumer/Producer Surplus
pat perbedaan antara analisis aspek finansial Konsep ini mencoba menjelaskan kemung
berdasarkan harga pasar dengan ASE yang kinan perubahan harga produk atau bahan
sumber pokoknya adalah sebagai berikut: baku sewaktu terjadinya proyek. Harga
Sistematika Analisis
Dipakai untuk Evaluasi
Tahun
0 1 2 3 9 10
1 . Biaya pertama
•
Menyiapkan lahan (1 .200)
(site preparation)
•
Mesin & peralatan (5.300)
•
Gedung & bangunan (1 .500)
Subtotal (8.000)
2. Modal kerja (2.000) 2.000
3. Biaya Operasi dan Produksi
•
Material 2.000 2.300 2.500 2.500 2.500
• Tenaga kerja 500 500 550 550 500
• Utiliti 500 700 950 950 950
•
Overhead 800 800 1 .000 1 .000 1 .000
Subtotal 3.800 4.300 5.000 5.000 5.000
4. Pendapatan 4.800 5.500 6.500 6.500 6.500
5. Aliran sumber daya neto (1 0.000} 1 .000 1 .200 1 .500 1 .500 3.500
e. Dampak Eksternal
Dampak eksternal dapat positif atau
negatif yang keduanya harus diperhitungkan
dari segi ASE. Contohnya adalah mendirikan
jembatan penyeberangan yang menggantikan
perahu tambang. Segi positifnya adalah mem
perlancar arus barang, sedangkan negatifnya
menghilangkan mata pencaharian bagi para
tukang perahu tambang.
f. Pemerataan Pendapatan
Di negara-negara sedang berkembang,
masalah ke mana hasil proyek didistribusikan
dalam kelompok masyarakat amatlah sensitif.
Semakin besar hasil proyek yang dinikmati
Se mu
Telah dibahas sebelumnya bahwa untuk
mem permudah pendekatan pengkajian ASE
maka pertama-tama disusun lembaran aliran
sumber daya (PRF) . Pada giliran selanjutnya,
Aspek Sosial
16
oleh kelompok miskin menjadi semakin baik.
Bila dari segi pengkajian finansial (perusahaan
swasta) hal demikian tidak menjadikan kriteria
seleksi, lain halnya dengan ASE yang perlu
menyoroti masalah tersebut secara lebih
mendalam.
g. Tabungan (Saving)
Dari segi manfaat sosial ekonomi diper
hatikan pula adanya saving, terutama bagi
negara-negara sedang berkembang y ang
umumnya amat memerlukan modal untuk
investasi. Oleh karena itu1 proyek-proyek yang
mendorong adanya saving lebih dihargai
daripada yang hanya untuk konsumsi.
Dalam beberapa literatur analisis, butir
butir a, b, c, d, dan e sering diasosiasikan
sebagai analisis aspek ekonomi, sedangkan f
dan g sebagai analisis aspek biaya dan manfaat
sosial.
Pada awal bab ini telah dibahas bahwa hasil dengan ASE (menggunakan harga semu). Hal
analisis finansial (menggunakan harga pasar) ini akan lebih jelas terlihat pada contoh
terhadap satu usulan investasi dapat berbeda sederhana berikut ini:
Bagian II: Kelayakan Proyek dan Keputusan
16
Contoh Soal
Suatu rencana proyek investasi dengan biaya
PV (harga pasar) 37 X (5,033) = 1 86,2
pertama (harga pasar) Rp 1 50 juta. Biaya produksi,
pendapatan, dan faktor FC adalah seperti terlihat NPV (harga pasar) 1 86,20 - 1 50,0 = 36,2
pada Tabel 8-4 di bawah ini. Rencana tersebut
PV (harga semu) 25 X (5,033) 1 25,8
dievaluasi lebih lanjut dengan menggunakan harga
=
semu. Anda diminta untuk mengkaji kemungkinan NPV (harga semu) 1 25,8 - 131 ,0 = -5,2
diterima atau ditolaknya usulan tersebut bila arus
pengembalian ditentukan sebesar 9%. Terlihat bahwa dengan memakai harga pasar
Untuk mengkaji ditei"ima atau ditolaknya usulan diperoleh NPV positif, jadi usulan dapat diterima.
proyek di atas, digunakan kriteria seleksi metode Sedangkan dengan harga semu N PV-nya adalah
NPV. Dengan n 7 dan i = 9% diperoleh PV harga
= negatif sehingga proyek ditolak. Dari contoh di atas
pasar dan harga semu, kemudian dihitung NPV maka dapat terjadi kemungkinan-kemungkinan
yang bersangkutan. seperti terlihat pada Tabel 8-5.
Tabel 8·4 Perhitungan dengan menggunakan harga pasar dan harga semu.
Tahun 0 1 -7 FC 0 1 -7
BIAYA PERTAMA
Peralatan 70,0 •••••
0,90 63,0
Engineer dan konstruksi 80,0 0,85 68,0
BIAYA PRODUKSI
Bahan mentah 22,0
0,84 1 8,4
Tenaga kerja terampil 8,0 0,92
Buruh 1 0,0 0,60
0,80 6,0
Utiliti -- 3,0 2,4
-- --
Total biaya: 1 50,0 43,0 34,2
131 ,0
60,0
Pendapatan 80,0 25,8
0,75
Pendapatan - Biaya 37,0
Tabel 8·5 Kemungkinan perbedaan NPV pada harga pasar versus harga semu dan hubungannya dengan
keputusan proyek/investasi.
NPV dengan harga pasar NPV dengan harga semu Keputusan terhadap usulan investasi
'
. ...
. . . ..
. · ·· ······
· ·· ·• ········
.
.. ......... . . ....
..... . .. .
Aspek Sosial
16
Untuk hasil analisis seperti butir 1 dan 2 pada
antaranya adalah hubungannya dengan harga
Tabel 8-5 tid ak sulit untuk membuat
harga di pasar dunia. Untuk barang-barang
keputusan, tetapi untuk butir 3 dan 4 tentu
impor, border price-nya sama dengan jumlah
tidak mudah. Bila dijumpai seperti butir 3 dan
mata uang asing yang diperlukan untuk
4 dapat ditelusuri sebagai berikut:
membayar di daerah yang ditentukan atau CIF
(cost insurance freigh t). Sedangkan untuk
a. Butir 3 barang ekspor digunakan harga FOB (jree on
Berdasarkan harga pasar, usulan proyek board). Mengingat perhitungan harga semu
dapat diterima, tetapi dari segi publik/ didasarkan pada lokasi proyek (parity price)
nasional ditolak. Ini dapat disebabkan oleh maka perlu dimasukkan berbagai unsur
berbagai kemungkinan, di antaranya adalah seperti transportasi, pengurusan, bea masuk,
proyek akan menghasilkan produk (output) dan lain-lain. Bagi barang-barang non traded
yang diproteksi (dengan kuota atau tarif) yang dipakai sebagai input proyek (investasi),
sehingga harga pasar lebih tinggi dari impor. seringkali perlu diadakan perincian untuk
Perhitungan dengan menggunakan harga meneliti opportunity cost-nya. Demikian pula
semu akan memberikan kesimpulan yang halnya untuk perhitungan biaya tenaga kerja,
tidak menarik. unsur-unsur opportunity cost perlu diteliti dan
diperhitungkan. Bila informasi dan data-data
b. Butir 4 di atas cukup tersedia maka mekanisme
Yang terjadi di sini adalah kebalikan dari mengkonversikan harga pasar menjadi harga
butir 3, yaitu dari sudut harga pasar proyek semu dapat dilakukan dengan menggunakan
tidak menarik namun secara nasional dapat faktor konversi (conversion factor-CF) .
diterima. Hal ini terjadi misalnya, bila Rumusnya adalah sebagai berikut.
pemerintah menitikberatkan pengumpulan
devisa dari output proyek, di mana struktur Harga semu = CF x Harga pasar
harga input dari dalam negeri berada di bawah
harga pasar dunia. di mana,
Dari contoh pengkajian di atas terlihat
bahwa analisis proyek berdasarkan harga CF = Faktor konversi
pasar dan harga semu akan banyak mengung
kapkan masalah. Hal ini membuat para peng Tenaga Kerja
ambil keputusan untuk mengadakan analisis
lanjutan. Selain masalah internal (teknik) pro Untuk tenaga kerja digunakan pengertian
yek itu sendiri, sistem harga dan rangsangan yang sama, di mana berlaku rumus:
mungkin perlu juga ditinjau kembali, misalnya
suatu deregulasi oleh pemerintah. Jadi masa Opportunity cost
lahnya bukan berhenti pada menerima atau
menolak suatu usulan proyek tetapi mengem Besar upah
bangkannya lebih lanjut. Karena pada dasar
nya suatu proyek yang dapat diterima atas
Parameter Ekonom i Nasionai-N EP
dasar harga semu akan menarik bagi kepen
tingan nasional secara menyeluruh maka pikir Di beberapa negara telah dilakukan studi
kanlah faktor-faktor yang dapat memenuhi untuk membuat data parameter ekonomi
harapan para pesertanya (pemilik, penyan nasional (national economic parameter) yang
dang dana, pekerja, dan lain-lain) sehingga antara lain memuat CF proyek (investasi). Data
usulan proyek/ investasi tersebut dapat demikian amat berguna untuk membuat
dilanjutkan. analisis kelayakan proyek dilihat dari kepen
tingan negara/publik secara keseluruhan.
Faktor Kon vers i Karena sifatnya yang nasional maka dapat
dipakai untuk segala macam proyek dan tidak
Substitusi harga pasar dengan harga semu tergantung pada sektor-sektor tertentu saja.
memerlukan banyak informasi. Salah satu di Dengan demikian, seseorang yang hendak
Bagian II: Kelayakan Proyek dan Keputusan
17
Dalam menganalisis efektivitas pembiaya Biaya dari sumber daya DRC / domestik UnitNilai out
an, peninj auan hendaknya meliputi kurun proyekluar negeri
waktu selama umur proyek (investasi) atau
life-cycle cost.
DRC DRC
-- > 1 atau -- >1
SER OER
di mana,
di mana,
R SER, (shadow exchange rate)
DRC = Domestic resource cost
SER = Nilai tukar semu Penggunaannya adalah sebagai berikut.
OER = Nilai tukar resmi a. Usulan proyek (investasi) diterima bila ERP
< 0.
Bila dipakai asumsi yang sama, maka Usulan proyek (investasi) ditolak bila ERP
suatu proyek yang dinilai dengan kriteria DRC > 0.
akan mempunyai kesimpulan (diterima atau
ditolak) yang sama dengan kriteria NPV. DRC Kedua kriteria DRC dan ERP mempunyai
umumnya tidak dipakai untuk mengkaji rank- kesimpulan evaluasi yang sama.
•
Pengkajian aspek sosial ekonomi menitikberatkan pada penelitian masalah biaya (cost),
manfaat (benefit), dan kerugian atau beban (disbenefit) proyek (investasi) dari sudut
Aspek Sosial
173
kepentingan masyarakat/nasional secara menyeluruh. Dalam banyak segi, hal ini mencakup
faktor-faktor yang lebih luas dari sekedar aspek finansial.
• Beberapa perbedaan antara biaya dan manfaat kedua macam aspek di atas disebabkan oleh
adanya ketidaksempumaan harga pasar karena intervensi dan peraturan, seperti regulasi,
subsidi, monopoli, dan lain-lain.
• Menurut konsep ASE, ketidaksempumaan harga pasar tersebut perlu dikoreksi dengan
faktor konversi (CF) menjadi harga semu atau shadow price, yaitu antara lain pada masalah
tradeability, border pricing, dan upah tenaga kerja.
• Dalam mengkaji usulan proyek dipakai kriteria seleksi (misalnya, metode NPV) dengan
harga pasar dapat menghasilkan kesimpulan yang berbeda bila kita memakai harga semu.
Untuk itu diperlukan pengembangan atau pemikiran lebih lanjut.
• Mengkaji kelayakan proyek untuk kepentingan masyarakat akan segera terlihat bahwa benefit
dan disbenefit-nya seringkali tidak mudah diukur dengan satuan moneter. Misalnya,
proyek pemberantasan buta huruf, keluarga berencana, pelestarian lingkungan, dan lain-lain.
Dalam hal demikian, umumnya didekati dengan melihat efektivitas penggunaan sumber
daya, seperti berapa biaya untuk membuat "melek huruf" seseorang yang tadinya buta
huruf.
• Satu hal yang cukup sulit dalam menganalisis aspek ASE adalah berapa besar arus diskonto
(i) yang harus digunakan. Salah satu pendapat yang sering dipraktekkan adalah
menggunakan angka i yang besamya sama dengan suku bunga dana pinjaman yang dipakai
untuk membiayai proyek bersangkutan.
1. Apakah persamaan dan perbedaan antara analisis aspek finansial dengan aspek sosial
ekonomi (ASE)? Mengapa timbul perbedaan tersebut?
2. Pada ASE dikenal adanya harga semu. Dalam hal apa saja harga semu harus diperhatikan?
Sebutkan juga dasar pemikiran yang mengarah pada perlunya harga semu dalam analisis
sosial ekonomi. Apakah mungkin analisis ASE (misalnya, memakai kriteria NPV)
memberikan hasil yang berbeda antara penggunaan harga pasar dengan harga semu. Bila
mungkin, bagaimana keputusan yang harus diambil?
3. Telah disadari bahwa karena berbagai sebab, terbuangnya minyak mentah ke sungai yang
mengalir dekat kilang minyak mengganggu kehidupan ikan tawar di air sungai dan daerah
sekitamya. Pencegahan diusahakan dengan memasang unit pembersih minyak pada aliran
aliran limbah yang menuju ke sungai. Terdapat tiga macam alat yang sedang
dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut:
A 1 50.000.000 17.500.000
B 1 75.000.000 1 5.000.000
c 21 0.000.000 12.000.000
Ketiga alat pembersih di atas dapat beroperasi sampai 15 tahun dan tidak mempunyai nilai
sisa. Anda diminta memilih salah satu dari alat tersebut bila ditentukan arus pengembalian
nya adalah 7% dan 12%.
Pendanaan Proyek
ab-bab terdahulu yang membahas dihadapi. Dalam pada itu, bagi penyandang
aspek finansial membatasi ulasan dana, apa pun macam pola yang hendak
pada prinsip yang memisahkan antara digunakan satu hal sudah jelas bahwa dia
keputusan investasi (investment decision) ingin yakin dana yang dipinjamkan dapat
dengan keputusan pendanaan (financial deci kembali sesuai perjanjian. Bahkan seringkali
sion). Namun, untuk mengkaji masalah biaya lebih dari itu, penyandang dana ingin melihat
modal (cost of capital - COC), maka asumsi di penggunaannya dikelola sebagai mana
atas ditinggalkan dan mulai mengaitkan kepu mestinya, dan hasilnya sesuai dengan yang
tusan investasi dengan keputusan pendanaan direncanakan.
yaitu suatu kenyataan yang justru dialami Bab 9 ini akan membahas masalah pen
dalam dunia usaha. danaan proyek dimulai dengan menguraikan
Bagi proyek yang memerlukan sejumlah macam dan sumber pendanaan, keterkaitan
besar dana, persoalan pendanaannya umum keputusan investasi dengan keputusan
nya amat kompleks. Dari pihak perusahaan pendanaan serta bagaimana menghitung biaya
pemilik di samping harus mengupayakan agar modal. Dilanjutkan dengan membicarakan
arus pengembalian atau tingkat keuntungan peranan lembaga penyedia dana dan hal-hal
minimal tidak mengubah atau menurunkan yang umumnya ingin diketahui atau dikaji
nilai (harga pasar saham) perusahaan, maka oleh lembaga tersebut sebelum mereka setuju
diperlukan persiapan yang seksama dari segi memasok dana yang diperlukan. Sementara
teknis maupun administratif. Hal ini disebab itu, dikenal suatu pola pendanaan yang
kan karena upaya mendapatkan dana melibat sepenuhnya terkait dengan kelangsungan
kan b anyak kegiatan mulai dari liku-liku usaha unit ekonomi yang dibangun proyek,
mencari dan memilih sumber, pola, meng dikenal sebagai pendanaan proyek non recourse
hitung arus pengembalian, menyusun struktur atau non recourse project financing - NRPF. Bab
pendanaan yang optimal serta negosiasi 9 diakhiri dengan menyinggung langkah
dengan calon penyandang dana. Pemilihan langkah pengajuan yang lazim untuk
pola pendanaan mencerminkan tujuan serta mendapatkan dana dari bank atau lembaga
kepentingan spesifik pemilik setelah mem keuangan.
pertimbangkan berbagai faktor yang sedang
2. Saham Biasa
Pengaturan dan jadwal Pengembali an
Pemegang saham biasa (equity atau com
mon stock) mempunyai sifat kepemilikan Ada beberapa cara pengaturan dan
penuh dari perusahaan yang bersangkutan, penentuan jadwal pengembalian utang.
dalam arti ikut memperoleh keuntungan dan
menanggung beban atau akibat langsung dari 1. Total Angsuran Menurun
maju mundumya usaha sesuai dengan besar
Jumlah angsuran pokok tetap dengan
saham. Bila perusahaan maju, mereka akan
bunga diperhitungkan dari sisa pokok. Jadi,
menikmati naiknya dividen dan tingginya
jumlah total angsuran menurun sesuai waktu.
Bagian II: Kelayakan Proyek dan Keputusan
1
2. Pengembalian pada Waktu Jatuh bunga, agunan, dan syarat-syarat yang lain,
Tempo sering berbeda antara satu bank atau lembaga
Di sini jumlah total p mpman pokok keuangan dengan yang lain. Adapun jenis
dibayar kembali pada waktu jatuh tempo, jenis pinjaman (utang) adalah sebagai berikut:
yaitu pada masa akhir pinjaman.
1. Obligasi
Macam dan sumber pendanaan yang mirip
3. Grace Period dengan pinjaman adalah obligasi. Misalnya,
Tenggang waktu yang diberikan sejak suatu badan pemerintah ingin memperoleh
utang diberikan sampai dimulainya cicilan dana untuk membiayai proyek, maka ia
utang pokok. Struktur ini sesuai untuk proyek menerbitkan sertifikat obligasi. Ini adalah
yang tidak menghasilkan produksi sama dokumen yang diterbitkan oleh suatu badan
sekali sampai jangka waktu tertentu. sebagai ganti uang yang dipinjamnya. Di sini
Setelah menghasilkan dana maka mulailah dicantumkan berapa besar bunga dan kapan
debitor membayar kembali pinjaman. j atuh tempo pengembalian pinjaman.
2. Kredit Deferred
Sekuriti Pihak Kreditor
Contoh pendanaan jenis ini adalah kredit
Pemberi pinjaman selalu berusaha mem pengadaan peralatan proyek. Misalnya,
batasi atau memperkecil risiko terhadap perusahaan pembuat (manufacturer) atau
kemungkinan peminjam tidak mengembalikan pemasok peralatan proyek menyediakan
uangnya sesuai perjanjian. Usaha ini fasilitas kredit. Dalam hal ini pembayaran har
umumnya diwujudkan dalam bentuk jaminan ga peralatan dan bunga yang diperhitungkan
perlindungan (security) pada syarat-syarat per dapat dilakukan pada periode yang akan
janjian pinjaman. datang yang disetujui bersama. Pendanaan
seperti ini seringkali memerlukan surat garansi
bank.
Fee dan Bi aya Admini strasi
Besar maupun tata cara pembayarannya 3. Kredit Ekspor
tergantung dari negosiasi. Fee dibebankan oleh
pemberi pinjaman sebagai imbalan usaha Beberapa negara pengekspor peralatan
mengatur pinjaman dan administrasinya dan tenaga ahli proyek memiliki badan yang
selama periode pinjaman berlangsung. mengurus kredit ekspor. Badan ini sering me
nawarkan pendanaan proyek dengan bunga
dan syarat-syarat lain yang menarik. Hal ini
Bu nga dan Jenis Pi njaman memungkinkan pemilik atau sponsor proyek
mendapatkan peralatan ataupun konsultan
Besarnya persentase bunga p mJaman
engineering dan manajemen dengan harga yang
dapat tetap tetapi juga dapat berubah-ubah.
kompetitif dan dalam jumlah yang cukup.
Jumlah atau tinggi rendahnya bunga tersebut
sebagian besar tergantung dari pasar uang. Hal
lain yang perlu diperhatikan adalah pihak 4. Kredit Pembeli (Buyer Credit)
pemberi pinjaman juga membebankan pre
Proyek yang akan menghasilkan produk
mium atas risiko yang dilihatnya ada pada
spesifik (misalnya, LNG) seringkali dapat
proyek maupun peminjam.
menawarkan kepada pembeli suatu ikatan
Pinjaman dapat bersifat jangka pendek pembelian dengan imbalan kredit yang dapat
maupun panjang (lebih dari 1 tahun). Sumber dipakai untuk pendanaan proyek. Hal ini
dana pinjaman umumnya berasal dari bank menguntungkan kedua belah pihak, dalam arti
pemerintah, b ank swasta atau lembaga bagi pembeli penyediaan produk terjamin dan
keuangan yang lain, seperti badan dana bagi penjual ia memperoleh dana pem
pensiun, dan lain-lain. Kebijakan pemberian bangunan serta pasar yang pasti dalam jangka
pinjaman, misalnya dalam hal persentase panjang.
Pendanaan
17
5. Pembelanjaan Non Recourse bersama-sama perusahaan lain membentuk
Dilihat dari latar belakang jaminan untuk konsorsium yang menjadi promotor proyek.
suatu pendanaan proyek, dikenal pendanaan Konsorsium mengusahakan dana, mengerja
yang disebut non recourse project financing kan implementasi pembangunan proyek dan
(NRPF). Berbeda dengan pendanaan proyek mengoperasikan instalasi hasil proyek (dengan
bentuk lain yang umumnya mendapatkan demikian, akan memperoleh pengembalian
dana dengan jaminan dari perusahaan pemilik dana) sampai j angka waktu tertentu. Barulah
atau sponsor, pemerintah, atau pihak ketiga, kemudian instalasi tersebut sepenuhnya di
maka pada NRPF, tanggungan didasarkan atas serahkan kepada pemilik. Contoh untuk ini
kesinambungan usaha (viability) unit ekonomi adalah pembangunan gedung pertokoan. Di
hasil proyek itu sendiri dan aset unit tersebut sini pemilik menyediakan tanah, konsorsium
sebagai j aminan (colla teral) pembayaran memasok dana, membangun gedung, dan
kembali utang. mengoperasikan sampai kurun waktu tertentu,
baru kemudi an diserahkan sepenuhnya
6. Subsidi kepada pemilik tanah. Konsorsium mendapat
Bentuk lain bantuan untuk proyek dapat kan pembayaran atas jasa yang dikeluarkan
berasal dari subsidi atau bantuan pemerintah. ditambah laba dari uang sewa gedung selama
Selain berupa uang dapat juga berupa tanah pertokoan dioperasikan.
lokasi atau prasarana yang lain Ualan, tenaga Dari uraian di atas terlihat bahwa masing
listrik) dengan cicilan yang rendah. Misalnya, masing jenis sumber pendanaan proyek
subsidi lokasi proyek sesuai dengan rencana memiliki sifat dan risiko yang berbeda-beda,
pemerintah dalam rangka memajukan daerah yang pada giliran selanjutnya akan menentu
daerah yang telah mendesak keperluannya. kan besarnya biaya modal. Seringkali
digunakan kombinasi berbagai macam sumber
yang didasarkan atas alternatif, kebijakan,
D. Pola BOT
serta kemampuan pemilik atau sponsor
Akhir-akhir ini berkembang suatu pola proyek dalam menghadapi persyaratan
yang dikenal sebagai Built, Operate, and Trans persyaratan untuk memperoleh sumber
fer (BOT). Dalam pola ini kontraktor (utama) pinjaman tersebut.
Ekuitas ( E)
WACC
Utang (H)
Minimum WACC
Gambar 9·1 Hubungan utang (H)-ekuitas (E) dalam struktur modal yang sejenis.
Jawaban
Dengan menggunakan rumus (9-2) diperoleh biaya
Contoh Soal modal: (0,09)(1 - 0,3) 0,063 atau 6,3%.
=
di mana,
Ke Biaya modal ekuitas
Komponen Biaya Modal Perusahaan Rf Tingkat keuntungan bebas risiko
Telah disebutkan di atas bahwa modal per Be = Faktor yang menunjukkan sensi
usahaan umumnya terdiri dari 2 unsur, yaitu tivitas saham perusahaan terhadap
utang atau dari dalam perusahaan sendiri. pasar modal
Yang dimaksud dengan utang adalah utang
jangka panjang. Sedangkan dari dalam Rm = Tingkat keuntungan pasar modal
perusahaan sendiri ber'.lpa ekuitas dan laba
ditahan (retained earnings). Adapun perhitung Nilai Be kurang dari 1,0 apabila harga saham
an biaya modal untuk masing-masing kom (ekuitas) perusahaan kurang sensitif dibanding
ponen tersebut adalah sebagai berikut: pasar modal secara umum. Sebaliknya apabila
nilainya lebih besar dari 1,0 maka saham lebih
1. Biaya Utang sensitif dibanding pasar modal. Dari rumus
di atas mudah dimengerti bahwa salah satu
Kh = Rh(l - t) (9-2) kesulitan yang dijumpai adalah menentukan
besamya variabel-variabel seperti kepekaan
di mana, (volatilitas), Rf, dan lain-lain. Data-data historis
dapat membantu, tapi harus diperhatikan
Kh = Biaya modal berasal dari utang bahwa banyak kondisi di atas yang selalu
setelah pajak bergerak (tidak statis).
Bagian II: Kelayakan Proyek dan Keputusan
18
Contoh Soal
Perusahaan A yang bergerak dalam sektor industri c. Diterima ::�tau ditolakkah usulan proyek yang
yang sangat sensitif mempunyai Be = 2,0. Tingkat sedang dianalisis?
keuntungan di pasar modal adalah Rm = 12,0%
dan bunga pinjaman bebas risiko Rf = 6,0%.
Jawaban
Adapun struktur modal optimal (OCS) perusahaan
tersebut terdiri dari 60% modal ekuitas dan 40% a. Tingkat keuntungan perusahaan dihitung
pinjaman dengan bunga 1 3%. Dalam pada itu, dengan Rumus (9-3).
sedang dianalisis usulan proyek yang mempunyai
Ke = 0, 06 + (2,0)(0, 12 - 0,06)
data-data seperti berikut:
= 0,06 + 0,12
Tahun Aliran Kas (Rp Juta) = 0, 18 atau 1 8,0%
b. Adapun WA CC dihitung dengan Rumus (9-1 ) .
(%)
Arus pengembalian/ Tingkat keuntungan
Gambar 9·2 Berbagai tingkat keuntungan/pengembalian yang dipakai mengkaj i kelayakan proyek.
Peranan Dana
Di atas telah dibahas bahwa B ank dan
pemasaran, ekonomi, keuangan, teknik dan
Lembaga Keuangan (LK) memegang peranan
engineering. Demikian pula pada tahap
penting dalam penyediaan dana untuk proyek
implementasi fisik, Bank atau LK ikut
dalam bentuk pinjaman. Tentu saja pertama
memantau dengan ketat kemajuan pelak
tama mereka ingin yakin bahwa peminjam
sanaan proyek. Tabel 9-1 menggambarkan
mampu mengembalikan dana dengan syarat
peranan penyandang dana dan peminjam.
yang telah disetujui. Untuk maksud tersebut
mereka mengadakan pengkajian berbagai
aspek yang berhubungan dengan keadaan A. Studi Engineering, Perkiraan Biaya,
finansial d an pengharkatan kredit (credit dan Jadwal
wart/mess) dari pemilik di samping kelayakan
Seringkali di atas kertas suatu proyek
proyek itu sendiri. Bahkan bagi beberapa Bank
sudah diidentifikasi sebagai keperluan yang
atau LK nasional maupun intemasional seperti
mendesak, misalnya kebutuhan akan ben
BRI, Asian Development Bank-ADB, dan
dungan, beserta pembangkit listrik tenaga air,
World Bank di samping bergerak dalam jasa
dan jaringan irigasi yang nantinya akan mam
perbankan juga mempunyai misi membina
pu mengendalikan bahaya banjir, sekaligus
dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
memasok aliran listrik dan mengairi sawah.
Peranan bank tersebut tidak terbatas pada Namun demikian, keterangan terinci lain
sekedar penyedia dana tetapi juga dalam
seperti kapasitas, biaya, jadwal penyelesaian
bentuk yang lebih aktif. Mereka ik ut
ataupun aspek ekonomi dan finansial yang
membantu mencari peluang dan menilai
lain belum tergarap. Jadi, tindak lanjut berupa
kelayakannya. Pengkajian kelayakan proyek
memformulasikan lingkup proyek dalam
ini dimulai sejak awal tahap konseptual, yaitu
bentuk desain-engineering sampai rincian
me-review formulasi dan studi kelayakan
tertentu berikut perkiraan biaya dan jadwal
proyek. Kemudian dilanjutkan pada tahap PP I
masih diperlukan, sehingga dapat ditarik
Definisi dengan pengkajian yang lebih men
kesimpulan dari aspek ekonomi dengan lebih
dalam pada masing-masing aspek yang erat
realistis. Umumnya pengerjaan kegiatan
relevansinya dengan kelayakan proyek seperti
seperti ini diserahkan kepada konsultan.
Bagian II: Kelayakan Proyek dan Keputusan
1
Tabel 9·1 Kegiatan penyandang dana dan peminjam sepanjang siklus proyek.
Proyek
Bank ekonomi, teknik, finansial,
•
Konsultan dan institusional
3. Penilaian Pengkajian menyeluruh ••••••
•
Peminjam Laporan penilaian
•
Bank
•
Konsultan
4. Negosiasi Negosiasi sampai loan •
Peminjam Rancangan loan
Pinjaman agreement
• Bank agreement
5. Persetujuan Tanda tangan dan diber-
• Peminjam Pernyataan pinjaman
lakukan
Bank telah diberlakukan
6. lmplementasi Mobilisasi peserta
Peminjam Menyelesaikan lingkup
Proyek (konsultan, staf, pemilik, ··
•
Bank proyek-proyek •
dan lain-lain). Desain,
engineering, pembelian,
•
Konsultan
Pemasok
•• •
konstruksi •
Kontraktor
7. Evaluasi Me-review hasil proyek
Peminjam Laporan akhir proyek
Bank proyek laporan audit
..... .. . ..
•
. .... . ...
. . ... ..... . :'::t�::: :::::.:·:::· .;:..:;:;-:· .
Pendanaan Non-Recourse
Di atas telah dibahas bahwa dilihat dari segi
tanggungan atau j aminan untuk utang yang
A. Sifat Proyek yang Sesuai NRPF
diperoleh terdapat macam pendanaan yang Lebih jauh, S. M. Yassukovich memberikan
sifatnya non recourse terhadap neraca pem identifikasi proyek yang sesuai untuk pola
bayaran perusahaan peminj am. Agar tidak NRPF sebagai berikut:
mengaburkan bentuk tersebut dengan bentuk
pendanaan yang lain bagi proyek atau • Pola NRPF umumnya dapat diterapkan
investasi, maka selanjutnya dalam buku ini pada proyek-proyek pembangunan
disebut pendanaan proyek non recourse atau industri pengolahan dan transportasi
non-recourse project financing (NRPF). Tujuan sumber alam seperti hidrokarbon, mineral,
utamanya adalah meminimalkan dampak dan lain-lain.
utang tersebut dalam rangka menjaga credit • Pemilik dan sponsor proyek terdiri dari
standing perusahaan peminjam. S. M. beberapa kelompok pemegang saham
Yassukovich (1978) memberikan batasan (perusahaan dan/ atau pemerintah).
sebagai berikut: • Memerlukan sejumlah besar modal.
"Pendanaan non recourse adalah pola pendanaan di mana pihak pemberi pinjaman hanya menyandark
Tabel 9·2Beberapa perusahaan yang terkait dalam pembiayaan pola NRPF proyek pembangunan kilang LNG
dan LPG Arun.
1. Pemilik Pertamina
2. Total biaya proyek-proyek (US$) 2,8 miliar
3. Kontraktor utama pelaksana Kontraktor-kontraktor internasional:
kontrak Bechtel Inc. (Arun-1)
Chyoda (Arun-11)
• JGC (Arun-1 11 dan LPG)
4. Operator kilang PT Arun NGL Co.
5. Pembeli produk LNG dan LPG Perusahaan-perusahaan energi Jepang dan Korea
6. Pemasok bahan mentah (gas alam) Pertamina dan Mobil Oil Inc.
7. Pengangkutan Burmah Ltd., Energi Transport Co., Mitsui Osaka, Japan
Lines, PT Fast Marine, PT Samodra Petrindo Asia, dan lain-
lain.
'
8. Penyandang dana/pemberi pinjaman Exim Bank of Japan, sindikat beberapa bank swasta
Jepang, Mobil Oil Inc., dan lain-lain.
· .·;;::::::::::··:::: ..· ·:·:.::: · .·.:..::::
Pendanaan
1
1.
agreement).
•
Menentukan dan merumuskan tujuan •
Menandatangani perjanjian pinjaman.
188 Bagian I!: Kelayakan Proyek dan Keputusan Investasi
•
Melakukan administrasi pinjaman (loan •
Pertimbangan masalah inflasi, eskalasi,
administration). dan kontinjensi.
Kebenaran estimasi permintaan produk
Pihak Pemberi Pinjaman
•
2.
yang d ihubungkan dengan prakiraan
Kreditor tentu ingin mengetahui segala pendapatan.
macam aspek usulan proyek atau investasi •
Biaya operasi dan produksi.
sebelum merealisir suatu pinj aman. Dalam
aspek finansial terutama akan dikaji hal-hal
•
Besar arus diskonto yang dipakai dalam
sebagai berikut: membuat analisis finansial.
•
Jumlah total pinjaman yang diajukan,
•
Kebenaran jumlah dan dasar-dasar yang komposisi modal perusahaan yang di
digunakan dalam menyusun perkiraan targetkan, serta rasio utang/ ekuitas.
biaya pertama.
•
Besar persentase (%) partisipasi pemilik
•
Kelengkapan unsur-unsur dalam menyiap dalam rencana pendanaan proyek.
kan perkiraan biaya pertama (biaya tetap,
tidak tetap, dan lain-lain).
•
Neraca keuangan perusahaan.
( 1)
PEMILIK PROYEK
( Ownel)
(3) (2)
LNG KONTRAKTOR -<- - - - - - - - BANK
(Pembeli) (Konsorsium)
• Pendanaan proyek berurusan dengan kegiatan mendapatkan dana atau modal untuk proyek,
termasuk mengkaji sumber, syarat-syarat pinjaman, menganalisis tingkat bunga terhadap
keputusan investasi, dan lain-lain.
• Pada dasarnya sumber dana dikelompokkan menjadi modal sendiri dan berasal dari luar.
Modal sendiri dapat terdiri dari penerbitan saham atau laba yang ditahan, sedangkan yang
dari luar adalah utang.
• Pertanyaan yang mendasar dari calon investor (swasta) adalah apakah tingkat keuntungan
yang diperoleh akan dapat menutup biaya modal. Salah satu cara untuk menjawabnya
adalah menggunakan kriteria seleksi-NPV di mana besar arus diskonto (hurdle rate) sama
dengan biaya modal (COC). Selanjutnya dipilih investasi yang menjanjikan tingkat
keuntungan lebih besar dari biaya modal.
• Proyek-proyek besar memerlukan biaya besar dengan melibatkan lebih dari satu sumber.
Untuk memperhitungkan biaya modal digunakan angka biaya modal rata-rata tertimbang
atau weighted average cost of capital.
• Di dalam mengkaji arus pengembalian atau tingkat keuntungan, dikenal parameter yang
disebut arus pengembalian minimal yang menarik (minimum attractive rate of return- MARR).
Ini diinginkan lebih besar COC.
• Pemberi pinjaman atau penyandang dana selalu mengharapkan bahwa si peminjam secara
meyakinkan dapat mengembalikan pokok serta bunga sesuai syarat-syarat pinjaman, atau
(untuk pinjaman lunak) ingin melihat bahwa proyek-proyek yang dibiayai berhasil seperti
yang direncanakan. Untuk maksud tersebut penyandang dana ingin mempunyai peranan
yang cukup ekstensif dalam memantau kemajuan implementasi proyek.
• Salah satu macam pendanaan proyek yang mulai terkenal adalah non recourse project financ
ing, yaitu pendanaan di mana pihak pemberi pinjaman menyandarkan hanya pada aliran
kas pemasukan dari unit ekonomi tertentu (hasil proyek) sebagai sumber dana untuk
membayar kembali utang, dan aset unit ekonomi tersebut sebagai kolateral.
190 Bagian II: Kelayakan Proyek dan Keputusan Investasi
1. Dalam mengkaji aspek pendanaan dikenal adanya WACC dan MARR. Jelaskan kegunaannya
dan bagaimana cara menghitung atau memperkirakannya!
2. Umumnya terdapat perbedaan penekanan mengenai peranan penyandang dana (pemasok
dana) untuk proyek-proyek komersial dibanding proyek-proyek keperluan publik dalam
hal pengelolaan proyek yang dibiayainya. Jelaskan perbedaan tersebut!
3. Apakah perbedaan pokok pendanaan proyek yang bersifat non recourse dengan yang lain?
Syarat-syarat apa yang diperlukan agar proyek dapat diusahakan memperoleh pendanaan
non-recourse?
4. Sebutkan berbagai usaha yang umumnya ditempuh oleh pihak kreditor sebagai
perlindungan terhadap risiko dalam suatu pendanaan jenis non recourse?
5. Gambarkan salah satu contoh proses aliran dana pada proyek NRPF!
AMDAL dan Dampak
Lingkungan Proyek
E-MK
i negara-negara sedang berkembang,
Pemahaman dan kepedulian pimpro serta
dalam rangka meningkatkan ke
pengelola proyek yang lain terhadap masalah
sejahteraan rakyatnya dengan pembangunan
tersebut di atas diperlukan setelah diberlaku
di segala bidang termasuk prasarana dan
kannya PP No. 29 Tahun 1986 pasal 6 yang
industri, seringkali masalah menjaga
menetapkan AMDAL merupakan
kelestarian lingkungan belum cukup men
komponen studi kelayakan dari rencana ke
dapat perhatian. Kelestarian lingkungan dalam
giatan, sehingga bagi proyek tertentu tahap
hal ini adalah yang bersifat dinamis di mana
implementasi belum dapat dimulai sebelum
lingkungan tetap mampu mendukung taraf
AMDAL diselesaikan dan disetujui oleh pihak
hidup yang lebih tinggi, berarti dampak yang
yang bertanggung jawab. Dengan batasan
ditimbulkan oleh pembangunan masih dapat
batasan di atas maka topik bab ini akan
diserap dengan baik oleh daya dukung
diawali dengan membahas arti clan maksud
lingkungan di sekitarnya. Dampak dalam
AMDAL, garis besar PP No. 29 Tahun 1986
kalimat di atas adalah segala perubahan
sebagai landasan operasional kegiatan
lingkungan yang disebabkan oleh suatu ke
AMDAL di Indonesia, dilanjutkan dengan
giatan, yang dalam konteks pembahasan di
pokok-pokok metodologi dan proses
buku ini berupa pembangunan proyek dan
menyusun AMDAL.
beroperasinya unit hasil proyek. Kegiatan ini
Sedangkan PP No. 51 Tahun 1993 yang
akan membawa perubahan yang positif
dimaksudkan sebagai penyempurnaan
maupun negatif terhadap lingkungan.
ketentuan pokok pengelolaan lingkungan
sebab itu, agar pembangunan dapat berke hidup serta beberapa keputusan menteri yang
sinambungan, maka harus didasarkan pada menyertainya (Kep-11 /MENLH/3/94 dan
wawasan lingkungan dengan memperbesar Kep-12/ MENLH/3/94) disajikan sebagai
dampak positif dan memperkecil dampak Apendiks IV, dan V. Uraian diakhiri dengan
negatif. membahas dampak lingkungan proyek E-MK,
Suatu pengkajian yang dikenal sebagai khususnya proyek pembangunan industri,
analisis mengenai dampak lingkungan yaitu sektor kegiatan usaha yang meskipun
(AMDAL) merupakan salah satu mekanisme pada kenyataannya telah memberikan
untuk mencapai maksud tersebut di atas. sumbangan besar pada perekonomian negara
Bab 10 ini membahas beberapa aspek AMDAL tetapi semakin mendapat kecaman sebagai
yang minimal perlu diketahui oleh pengelola sumber pencemaran lingkungan dan ketim
proyek, seperti p impro atau pimpinan pangan sosial.
perusahaan pemilik proyek. Pimpro perlu
mengetahui prosedur atau tata cara dan per
undangan yang mengatur kegiatan yang
AN DAL, AM DAL, dan Daya Duku ng
berkaitan dengan lingkungan, khususnya Li ngkungan
AMDAL. Kemudian pimpro bertindak Telah disinggung sebelumnya bahwa
mewakili pemrakarsa proyek membantu dampak adalah suatu perubahan yang terjadi
semua pihak yang berurusan dengan sebagai akibat dari aktivitas. Dapat digolong
pengkajian dampak lingkungan demi kan menjadi yang bersifat alamiah yaitu
lancamya proses mempersiapkan AMDAL kimia, biologi, dan fisika, serta yang oleh
dengan mensuplai data dan informasi lainnya. perbuatan manusia seperti mempersiapkan
192 Bagian II: Kelayakan Proyek dan Keputusan Investasi
lahan, pembuatan j alan, penyemprotan hama, tersebut, maka sebelum memulai imple
dan lain-lain. Kegiatan pembangunan sering mentasi membangun proyek secara fisik yang
kali menimbulkan dampak berlanjut karena dapat menimbulkan dampak penting terhadap
perubahan yang ditimbulkan lebih luas j ang lingkungan, diperlukan suatu analisis meng
kauannya, tidak terbatas hanya pada tujuan enai dampak lingkungan yang akan berfungsi
yang direncanakan. Misalnya, tujuan proyek sebagai instrumen bagi proses pengambilan
membangun lapangan terbang adalah mem keputusart.
buat fasilitas yang dapat dipakai untuk meng
Dalam hal ini, perlu diperhatikan per
operasikan transportasi dengan menggunakan bedaan antara analisis dampak lingkungan
pesawat terbang, namun hasil pembangunan (ANDAL) dan analisis mengenai dampak
nya bukan saja tersedianya fasilitas yang lingkungan (AMDAL). Yang dimaksudkan
dimaksudkan tetapi juga mengurangi serapan dengan AMDAL adalah hasil studi mengenai
air di tempat-tempat yang tanahnya dipadat dampak suatu kegiatan yang direncanakan
kan. Pembangunan bendungan akan menyita dan diperkirakan mempunyai dampak penting
perkampungan yang terkena genangan air. terhadap lingkungan hidup. Analisis ini
Jadi, di samping tercapainya perbaikan peng meliputi keseluruhan kegiatan pembuatan 5
airan dan melimpahnya tenaga listrik sebagai dokumen yang terdiri dari PIL (penyajian
hasil proyek bendungan, seringkali terjadi juga informasi lingkungan), KA (kerangka acuan),
dampak berkepanjangan dari keresahan sosial ANDAL, RPL (rencana pemantauan ling
akibat tergusurnya tempat tinggal mereka kungan), dan RKL (rencana pengelolaan
yang terkena genangan air. lingkungan). Adapun ANDAL adalah telaahan
Di samping itu, meskipun pembangunan secara cermat dan mendalam tentang dampak
diperlukan untuk menaikkan tingkat kehidup penting suatu kegiatan yang direncanakan.
an masyarakat, karena tanpa pembangunan Arti dampak penting di sini adalah perubahan
kemungkinan kesejahteraan akan merosot, lingkungan yang amat mendasar yang
namun perlu disadari bahwa daya dukung diakibatkan oleh kegiatan. Pengertian di atas
lingkungan terhadap aktivitas pembangunan yang perlu digaris bawahi adalah tidak semua
adalah terbatas, seperti kemampuan menyerap rencana kegiatan harus dilengkapi dengan
zat pencemar, kemampuan menyediakan ANDAL, tetapi hanya kegiatan yang dianggap
sumber daya, bahan mentah, d an lain-lain. akan mempunyai dampak penting terhadap
Berdasarkan sebab-sebab yang diuraikan lingkungan hidup.
Tanpa PIL
t
TOR disetujui
4. Membuat ANDAL
.
Dikaji instansi yang
bertanggung jawab
f ANDAL ditolak atau diangap perlu
perbaikan
t
ANDAL disetujui
t
RPL dan RKL disetujui
8. Aktivitas pengelolaan
lingkungan
Gambar 1 0·1 Garis besar sistematika pengkajian , pemantauan dan pengelolaan lingkungan terhadap usulan proyek
menurut PP No. 29 Tahun 1 986. ( Catatan: Bandingkan dengan PP No. 51 tahun 1 993 serta Keppres 1 1 dan 1
2/MENLH/3/94 yang terkait yang tertera di Apendik IV, V dan garis besar sistematika yang bersangkutan).
Bagian II: Kelayakan Proyek dan Keputusan
19
lnstansi Berwenang
•
!
Limbah yang Demog l •
l
Undang-undang
dihasilkan Sosial ekonomi dan peraturan
• Perubahan lahan Potensi lapanganNilai
kerjabudaya •
Keresahan sosial Distribusi pendap
• Nilai ekonomis Biaya dan jadwal Tenaga kerja •Kontribusi kepada daerah
Kesehatan
•
Kontribusi kepada daerah
•
dalam TOR
A AMDAL 8
T
Proyek implementasi
Unit beroperasi
Pendugaan Dampak P E LS E L
Proyek
Usulan Proyek Disetujui
II RKL RPL 1I
Proyek implementasi
Unit beroperasi
+
KU ALITAS
LINGKUNGAN
Gambar 1 0·3 RKL dan RPL pada proses penanganan dampak lingkungan.
Bagian II: Kelayakan Proyek dan Keputusan
20
PEL dan SEL evaluasi lingkungan (SEL). PEL adalah
Langkah-langkah penanganan dampak telaahan secara garis besar tentang kegiatan
lingkungan yang terlihat pada Gambar 10-3 yang sedang dilaksanakan, zona lingkungan
(A) adalah bagi proyek atau kegiatan yang pada saat penyajian dibuat, dampak lingkung
sedang direncanakan, artinya belum dimulai an yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut,
implementasi fisik. Untuk proyek yang sedang dan rencana tindakan pengendalian dampak
berjalan atau unit yang sedang beroperasi negatifnya. Adapun SEL adalah telaahan
pada waktu mulai diberlakukannya peraturan secara cermat dan mendalam tentang dampak
PP No. 29 Tahun 1986 ditetapkan suatu per penting suatu kegiatan yang sedang dilak
aturan peralihan seperti terlihat pada Gambar sanakan. PEL dan SEL kemudian diikuti deng an
10-3 (B), yaitu dengan keharusan menyiapkan mempersiapkan RKL dan RPL serta aktivi tas
penyajian evaluasi lingkungan (PEL) dan studi pemantauan dan pengelolaan lingkungan.
k E-MK
Limbah Energi
Kebisingan
Panas
•
Berkurangnya areal pertanian, hutan,
menjadi produk sampingan (by product). Untuk
pemukiman, dan lain-lain.
proyek pembangunan gedung atau struktur
•
Berkurangnya daya serap dan retensi air. yang besar dan tinggi agar dipertimbangkan
•
Banjir dan perubahan ekologi. segi arsitekturnya dari sudut keserasian
dengan alam, kebudayaan, dan tidak meng
Di sini diperlukan pengkajian yang intensif ganggu keindahan panorama lingkungan
untuk meningkatkan dampak positif berbagai sekeliling.
aspek akibat kehadiran proyek di daerah
mereka. 3. Tenaga Kerja Pendatang
Untuk proyek-proyek pembangunan
2. Masa Desain Engineering dan industri berskala besar, kebutuhan akan tenaga
Konstruksi kerja terampil dan penyelia pada periode
puncak masa konstruksi (1,5 sampai 2 tahun)
Untuk proyek-proyek industri sejak awal
seringkali mencapai lebih dari 7.000 orang.
yaitu sejak tahap desain-engineering telah
Karena belum siapnya tenaga lokal maka
harus diperhatikan pemilihan teknologi proses
sebagian besar tenaga tersebut didatangkan
produksi, seleksi peralatan, d an material
dari luar daerah. Mereka membawa serta
dengan memikirkan altematif-altematif yang
kebiasaan dengan latar belakang yang
berdampak negatif sekecil mungkin terhadap
berbeda. Hal ini dapat mengubah struktur
lingkungan. Demikian pula rencana penangan
kependudukan, nilai-nilai, dan persepsi serta
an dan pemanfaatan limbah yang akan
adat istiadat penduduk setempat.
Bagian II: Kelayakan Proyek dan Keputusan
202
Tabel 1 0·1 Jenis kegiatan dan potensi dampak terhadap lingkungan se lama pembangunan proyek dan unit
beroperasi.
Dampak
Terhadap
Operasif
Lingkungan
Produ ksi
- Demografi
- Nilai budaya
- Peninggalan sejarah
- Keresahan sosial
- Keserasian lingkungan
EKONOMI
- Struktur ekonomi • •
- Lapangan kerja • • •
- Mata pencaharian • • •
- Pendapatan • •
PENCEMARAN AIR
- Kekeruhan • • • •
- Suhu • •
- BOD • •
- COD • •
PENCEMARAN UDARA
- Kebisingan •
- Suhu • •
- Kelembaban •
- Partikel • • •
- Bahan kimia • •
LAIN-LAIN
- Flora • • •
- Fauna • • •
- Erosi tanah • • •
. .. .· ,
. ..
··•(;;·;·..
Keterangan:
f. Pembuatan saluran DAN pondasi
PEMBEBASAN TANAH DAN
g. Membangun gedung DAN memasang peralatan
PENYIAPAN LAHAN
h. Membangun pelabuhan (pengerukan, tiang pancang
a. Pemindahan penduduk dan lain-lain
b. Pemukiman kembali ( resettlemen�
c. Pembukaan areal, penebangan hutan, dan lain-lain
OPERASI/PRODUKSI
d. Pembuatan prasarana sementara. i. Proses pengolahan
ENGINEERING DAN KONSTRUKSI j. Kebocoran
e. Desain engineering k. Pengepakan dan transportasi
AMDAL dan Dampak Lingkungan Proyek E-
20
PROSES
MASU KAN PENGOLAHAN KELUARAN
•
Bahan mentah •
Mekanis •
Produk
•
Bahan penolong (katalis) •
Fisika •
Limbah nonreguler
•
Energi •
Kimia •
Limbah reguler
Sumber pencemaran
INDUSTRI
POTENSI JENIS PENCEMARAN
'·
Pabrik kertas dan pulp
BOD, COD, NH3, SS dan DS.
Pengolahan susu
pH, BOD, COD, SS, DS.
Pengawetan dan pengalengan sayuran
pH, BOD, SS.
Pengawetan makanan
BOD, COD, SS, DS, Cl.
Gula dari tebu
BOD, COD, SS, DS, NH3.
Pemintalan tekstil
BOD, COD, DS, warna, SS, Cu, Cr, Zn, G.
Pabrik semen
DS, SS, pH, panas.
Pabrik kimia anorganik
BOD, COD, SS, basa, panas, partikel logam berat.
Pabrik kimia organik
BOD, COD, DS, pH, panas.
Pabrik pupuk
pH, P, F, Cd, As, V, N, 0, N03 .
Kilang minyak bumi
0, S, Fenol, NH3' 0, SS, DS, panas, pH dan
partikel logam berat.
Pabrik logam "non ferro"
BOD, SS, DS, COD, Cn, pH, P, warna, partikel
logam berat, N, O&G, panas.
.•,..
Pabrik logam "ferro alloy" SS, Cr, Mn, 0, fenol, P04.
Pabrik asbes dan gelas
NH3, pH, Fenol, panas, BOD, COD, DS, warna, SS,
O&G.
Pabrik karet BOD, warna, Cl, S, fenol, Cr.
Timber BOD, COD, SS, DS, warna.
;;;•:. . .. .
. . :.. ;: ' : :: '
.•:.·:.. • . . •• .
;
;;; :'• '
·
.> · . :•
. ..
:. ·. .••••• , . ...... _, , , · ;';: ,,.
Keterangan: ,
BOO - Biochemical oxigen demand
DS - Dissolved solid
COD - Chemical oxigen demand SS
0 - Oil
- Suspended solid
G - Grease
(Sumber: "Mencegah dan Mengendalikan Pencemaran lndustri" oleh lr. Perdana Ginting, 1992).
AMDAL dan Dampak Lingkungan Proyek E-
20
Sumber Utama
Kategori
Limbah Limbah
industri domestik
Bahan kimia •
Bahan beracun •
Panas ( temperature) •
Po
dapat merusak organ paru-paru.
di mana,
Lp Tingkat kebisingan dalam bel
C. Limbah Padat
P = Tekanan suara yang dianalisis
Limbah padat buangan industri atau dinyatakan dalam 11 bar
sampah domestik dapat berupa bubur, Po Tingkat tekanan referensi (sound
lumpur, atau betul-betul padat (sisa-sisa pressure reference) dinyatakan dalam
logam, plastik, dan lain-lain). Limbah padat 11 bar
yang terdiri dari berbagai material dan
senyawa tertumpuk, misalnya di pembuang an Sebagai referensi ditentukan = 20 micro
/ pengumpulan sampah terbuka, lambat laun pascals (11Pa), yaitu tingkat tekanan normal
senyawa-senyawa organik komponen limbah untuk manusia.
dengan bantuan bakteri mengalami reaksi
pembusukan dan mengeluarkan zat
2. Karakteristik Kebisingan
pencemaran terhadap udara (NH 3' H2S, dan
lain-lain) dan dapat larut dalam air yang Di dalam mengkaji kebisingan, dua para
mengalir pada waktu hujan. Keadaan tersebut meter yang harus diperhatikan adalah
mengurangi kualitas udara dan air di ling frekuensi (tinggi/ rendah) suara dan keras/
kungan yang bersangkutan. Salah satu jenis lemah suara. Telinga manusia tidak memberi
limbah padat yang berupa lumpur adalah kan tanggapan (response) yang sama terhadap
senyawa merkuri (Hg) yang terdapat dalam frekuensi, dalam arti kurang tanggap pada
media penyerap karbon (activated carbon) pada frekuensi rendah dan frekuensi tinggi
limbah yang berasal dari kilang LNG. Senyawa dibanding terhadap frekuensi yang biasa
merkuri ini berasal dari gas alam yang akan dipakai pada pembicaraan normal. Oleh
diproses menjadi LNG, dan harus dipisahkan karena itu, digunakan cara pembobotan
karena amat korosif terhadap peralatan serta (weighted value). Unit hasil perhitungan dengan
berbahaya bagi kesehatan manusia. cara pembobotan dinyatakan dalam dBA.
AMDAL da11 Dampak Lrngkrmgan E-MK
209
8,0�
E
el
3,0
=
f- 2,0
c
el
�
='6 1,0
�
Cl
c
e
>-
l::l 0,8
s: 0,6
el
�
el 0,4
E
el
..J
0,3
0,2
Compactor
Loader
Backhoe
Tractor
Scraper, Grader
Truck
Concrete Mixer
Pompa Concrete
Crane (Moveable)
Crane (Derrick)
Pompa
Generator
Compressor
Pneumatic "Wrenches"
Vibrator
Gergaji
(Sumber: "M.L. Oavis dan D.A. Cornwell 1991" dalam "Environmental Engineering).
Gambar 10-7 Rentang tingkat kebisingan yang berasal dari berbagai jenis peralatan konstruksi.
suhu lingkungan akibat pernbuangan air berbagai jenis ikan dan plankton, di sarnping
pend ing in dapat rnenggangu kehidupan itu juga rnenyebabkan naiknya BOD.
Baku Mutu
A. Standar/Baku Mutu keadaan yang sarna sekali ti dak terjadi
Tabel 10·4 Baku mutu/standar kualitas udara ambien di Indonesia dan USA untuk beberapa jenis zat
pencemar.
Waktu perataan
{averaging time) Standar
Parameter (Jam) (ppm)
USA RI USA RI
Tabel 10-5 Beberapa senyawa pada baku mutu udara limbah (emisi).
Baku mutu
Parameter Satuan
Ketat Sedang Ringan
•
Oksida nitrogen g/m3 1,70 4,60 4,60
•
Karbon monooksida g/m3 1,00 1,00 1,00
•
Hidrogen sulfida ppm 5,00 5,00 6,25
•
Metil mercaptan ppm 0,002 -
0,01
.
Amonia ppm 1,00 -
1,00
.
Gas chlorin g/m3 0,20 0,25 0,30
.
Timah hitam mg/m3 0,025 0,025 0,04
•
Seng mg/m3 0,10 0,10 0,15
.
Air raksa mg/m3 0,01 0,01 0,02
•
Arsen mg/m3 0,025 0,025 0,04
•
Cadmium mg/m3 0,015 0,015 0,025
.
Antimon mg/m3 0,025 0,025 0,04
kungan, serta sanksi-sanksi hukum bagi atau clengan kata lain konsentrasi zat-zat
mereka yang melanggar ketentuan yang telah pencemar tidak melewati ambang batas atau
cligariskan. Pacla masa sekarang terseclia baku mutu yang diijinkan. Jacli, usaha tersebut
bermacam jenis peralatan pengenclalian yang terakhir ini bersifat teknik, clan cliperlukan
canggih untuk menanggulangi atau memroses biaya yang cukup tinggi untuk pengaclaan clan
limbah, sehingga bila clioperasikan clengan pengoperasiannya. Faktor ini harus climasuk
tepat clan cermat ticlak sampai menjacli kan dalam perhitungan mengkaji dan menilai
penyebab terjaclinya pencemaran lingkungan, kelayakan proyek.
• Dampak lingkungan adalah perubahan lingkungan yang disebabkan oleh suatu kegiatan.
Kegiatan dapat terjadi oleh proses alami atau dilakukan oleh manusia. Sedangkan clampak
yang terjadi clapat bersifat positif maupun negatif terhadap lingkungan.
• Pembangunan aclalah salah satu macam kegiatan yang bertujuan meningkatkan tingkat
kesejahteraan hidup rakyat clengan mendayagunakan sumber alam. Pada kenyataannya, cli
samping menghasilkan hal-hal yang positif juga terjacli clampak negatif terhaclap lingkungan.
• Guna menjaga pelestarian day;'! clukung lingkungan maka pembangunan harus diclasarkan
atas wawasan lingkungan. Untuk maksucl tersebut clikeluarkan UU No. 4 Tahun 1982
sebagai ketentuan pokok untuk landasan pengelolaan lingkungan hidup serta PP No. 29
Tahun 1986 sebagai peraturan pelaksanaannya, yang antara lain memuat pasal yang
mengharuskan penyusunan ANDAL/AMDAL untuk kegiatan yang berdampak penting.
• Analisis clampak lingkungan (ANDAL) aclalah telaahan secara cermat clan menclalam tentang
dampak penting suatu kegiatan yang direncanakan. 3edangkan analisis mengenai dampak
AMDAL dan Dampak Lingkungan Proyek E-MK
213
lingkungan (AMDAL) adalah hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan yang
direncanakan terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan.
• AMDAL untuk kegiatan penting lengkap memuat dokumen-dokumen kerangka acuan
(TOR), analisis dampak lingkungan (ANDAL), rencana pengelolaan lingkungan (RKL), dan
rencana pemantauan lingkungan (RPL).
• Proses mengidentifikasi dampak penting melibatkan 3 kelompok yang berkepentingan yaitu
pemrakarsa, masyarakat, dan instansi yang bertanggung jawab. Sedangkan pendugaan
dampak adalah perbedaan antara kondisi lingkungan tanpa proyek terhadap lingkungan
pada waktu ada proyek dan beroperasinya unit hasil proyek.
• Rencana pengelolaan lingkungan (RKL) merupakan rencana penanganan dampak
dengan tujuan memperbesar dampak positif dan memperkecil dampak negatif. Adapun
rencana pemantauan lingkungan (RPL) adalah rencana bagi kegiatan pemantauan yang
terdiri dari proses pengukuran, pencatatan, analisis, dan pelaporan yang
berkesinambungan tentang dampak.
• Dampak lingkungan proyek E-MK seperti pembangunan industri dapat menyentuh berbagai
aspek dengan lingkup luasnya meliputi sosial budaya, biologi, ekonomi, fisika, dan
kimia. Dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu dampak pada waktu membangun proyek
·
(pembebasan tanah dan konstruksi) serta dampak pada waktu unit hasil proyek/pabrik
beroperasi.
• Dampak yang dihasilkan dari operasi pabrik yang perlu diperhatikan adalah pembuangan
limbah yang dapat menimbulkan pencemaran terhadap udara, air, tanah, dan kebisingan.
• Seringkali pencemaran tidak dapat dihindari, sehingga yang perlu dilakukan adalah
mengendalikannya agar baku mutu lingkungan tidak dilewati.
1. Terangkan apa yang dimaksud dengan daya dukung lingkungan dan pembangunan
berwawasan lingkungan!
2. Untuk menjaga kelestarian kemampuan daya dukung lingkungan, Pemerintah RI telah
mengeluarkan UU No. 4 Tahun 1982, PP No. 29 Tahun 1986 dan PP No. 51 Tahun 1993
sebagai peraturan pelaksanaan. Buatlah ringkasan sistematika tata laksana menyusun
AMDAL yang termuat dalam PP tersebut!
3. Menurut PP No. 29 Tahun 1986 (Pasal6), analisis mengenai dampak lingkungan merupakan
komponen studi kelayakan rencana kegiatan, sehingga AMDAL harus disiapkan dan
diselesaikan sejajar dengan komponen lain dari studi kelayakan suatu proyek yang
diperkirakan mempunyai dampak penting. Tindakan apa yang dapat dilakukan oleh
pengelola proyek untuk memenuhi ketentuan tersebut? Jelaskan jawaban Anda!
4. Sering dikatakan bahwa pembangunan proyek-proyek industri secara nasional berhasil
meningkatkan pendapatan negara, tetapi bagi masyarakat di lokasi proyek dan sekitamya
mengalami banyak dampak negatif. Jelaskan pernyataan tersebut dan bagaimana
memperbaikinya!
5. Sebutkan potensi sumber pencemaran lingkungan yang umum dari suatu pabrik yang
dalam produksinya terjadi proses kimia, fisika, dan mekanik!
BAGIAN Ill
PERENCANAAN,PERANGKAT,DAN
PESERTA
antaranya akan menjadi topik di Bagian Ill, yaitu pemilik, kontraktor, dan konsultan.
itu, berdasarkan nwtif-motif ekonomi dan efisiensi, pada lll1lllnmya pelaksana pekerjaan
implementasi proyek diseralzkan kepada kontraktor. Bagian III diawali dengan Bab 11
14, dengan membalzas jadwal dan sumber daya. Dalam bagian ini disinggung pula
proses pemilihan konsultmz dan kontraktor yang amat menentukan dalam usaha
kontrak dan paket lelang disuszm dmz direkayasa sesuai dengmz keperluan proyek, dan di
217
a. Penentuan Tujuan
Tujuan (goal) organisasi atau perusahaan
dapat diartikan sebagai sesuatu yang mem
berikan arah gerak segala kegiatan yang hen
dak dilakukan. Misalnya, tujuan perusahaan
adalah meningkatkan nilai saham perusahaan
di pasaran.
b. Penentuan Sasaran
Sasaran adalah titik-titik tertentu yang
perlu dicapai bila organisasi tersebut ingin
me menuhi tujuannya. Dalam konteks di atas,
kegiatan proyek dapat digolongkan sebagai
kegiatan dengan sasaran yang telah ditentukan
dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.
Misalnya, tujuan perusahaan ialah menaikkan
pemasukan neto per tahun. Tujuan tersebut
diusahakan dengan membangun fasilitas
prod uksi baru. Agar perusahaan dapat
mencapai tujuannya, maka terlebih dahulu
tifikasi hambatan dan kemudahan. Meskipun
merupakan hal yang sulit, antisipasi terhadap
situasi di masa depan mengenai persoalan,
kesempatan maupun peluang merupakan hal
hal yang perlu digali, dikaji dan dipertirnbang
kan untuk memperoleh suatu perencanaan
yang realistis.
d. Pemilihan Alternatif
Dalam usaha meraih tujuan dan sasaran
tersedia berbagai pilihan tindakan atau cara.
Umumnya ditempuh pilihan yang menjanjikan
cara yang paling efisien dan ekonomis dari segi
biaya. Pengkajian dilakukan dengan men coba
menjawab pertanyaan sebagai berikut:
• Apakah altematif yang dipilih memiliki
cukup keluwesan untuk menghadapi
perubahan keadaan yang mungkin
timbul.
• Apakah itu merupakan altematif terbaik
untuk memenuhi tuntutan proyek akan
jadwal, biaya, dan mutu.
• Apakah altematif yang dipilih telah mem
ertimbangkan tersedianya sumber daya p
pada saat diperlukan.
• Apakah telah dipikirkan penggunaan
teknologi baru.
8 b c
Penetapan Penentuan Pengkajian "jarak"
tujuan sasaran untuk posisi awal
mencapai terhadap sasaran/
tujuan tujuan
d
Pemilihan e
alternatif Penyusunan
rangkaian langkah
untuk mencapai
sasaran/tujuan
MISI PERUSAHAAN
Perencanaan
Terdapat perencanaan dan keputusan yang terdapat dua titik penting yaitu pada akhir
dapat digolongkan sebagai perencanaan
strategis. Di antaranya yang terpenting adalah
sebagai berikut:
• Kcputusan go or not to go.
• Mcletakkan batasan atau dcfinisi lmgkup
proyck.
•
Pcnentuan alokasi atau pcmbagian ling
kup kerja .
Go or Not to Go
Dalam rangka rnelihat prospek investasi
dengan cara rnernbangun suatu proyek
studi kelayakan di tahap konseptual dan
pada akhir tahap perencanaan dan
pengernbangan atau PP/Definisi. Pada titik-
titik ini pernilik perusahaan, setelah
mernpelajari rnasukan dari staf ahlinya,
dihadapkan untuk rnengarnbil keputusan
strategis, yaitu diteruskan atau tidaknya
rencana proyek untuk diirnplernen tasikan.
Keputusan ini sering disebut go or not to go
decision. Keterangan lebih jauh telah
disajikan dalarn Bagian 11 perihal studi
kelayakan proyek.
terpisah oleh suatu organisasi atau perusahaan • Penyelesaian proyek secepatnya agar
tertentu di luar kontraktor utama. Pada proyek produk yang dihasilkan dapat memasuki
E-MK yang berukuran besar, misalnya pasar mendahului pesaing.
komplek perumahan, pembuatan pelabuhan, • Penentuan mutu peralatan sehingga
dan gedung perkantoran, selalu ada bagian
memenuhi standar industri sejenis.
lingkup proyek yang bersifat demikian.
• Penghitungan biaya sewajarnya.
Umumnya pemilik menentukan lingkup kerja
tersebut dan menyerahkannya kepada
·
•
Lingkup proyek diusahakan ti dak
perusahaan dalam negeri atau setempat dalam mengalami perubahan.
rangka memberi kesempatan kerja dan usaha.
Contoh di atas menggambarkan bahwa
Strategi Penyelenggaraan strategi penyelenggaraan proyek memberi
bobot yang relatif lebih besar kepada jadwal
Strategi penyelenggaraan ini menyangkut penyelesaian di banding dengan lingkup,
keputusan yang perlu diambil setelah dikaji biaya maupun mutu.
pilihan-pilihan yang tersedia berkaitan dengan
cara mencapai sasaran proyek, antara lain:
b. Penggunaan fasa Kontraktor dan/
a. Penentuan bobot sasaran pokok. atau Konsultan
b. Penggunaan jasa konsultan dan/ atau Salah satu keputusan penting sebelum
kontraktor. mulai melaksanakan kegiatan proyek adalah
c. Pemilihan macam kontrak. menentukan siapa yang akan diserahi tang
d. Partisipasi nasional. gung jawab menangani penyelenggaraan
proyek. Dalam hal ini terbuka pilihan-pilihan
Keputusan strategis di atas mempunyai sebagai berikut:
pengaruh besar terhadap cara pengelolaan
dan keberhasilan proyek secara keseluruhan.
• Dikerjakan sendiri oleh pihak pemilik
dengan memakai tenaga yang tersedia di
a. Penentuan Bobot Sasaran Pokok perusahaan.
Sasaran-sasaran pokok proyek adalah
• Menggunakan jasa konsultan.
lingkup, biaya, jadwal, dan mutu. Keempatnya •
Menggunakan jasa kontraktor utama.
berkaitan erat dan saling tarik-menarik, dalam • Memanfaatkan kombinasi kemungkinan
arti mengubah dimensi yang satu akan kemungkinan di atas.
berakibat terhadap yang lain, seperti:
Penentuan atas pilihan-pilihan tersebut
•
Mempertinggi standar mutu akan me
sebagian besar tergantung pada kesiapan
naikkan biaya proyek.
organisasi pemilik untuk melaksanakan
• Mempercep.;�t. jadwal penyelesaian pada penyelenggaraan proyek dipandang dari segi
umumnya akan menaikkan biaya. efisiensi dan ekonomi. Dalam hubw1gan ini
• Mengurangi biaya tanpa mengubah perlu pula diingat bahwa acapkali tersedia
lingkup proyek dapat menurunkan mutu perusahaan-perusahaan profesional yang
instalasi yang dibangun. menyediakan pelayanan bidang konsultasi
• Mengubah lingkup proyek akan ber dan/ atau konstruksi kepada pemilik sesuai
pengaruh terhadap biaya, jadwal, dan dengan keperluannya. Hal ini perlu diper
mungkin juga mutu. timbangkan dengan alasan sebagai berikut:
• Perusahaan-perusahaan engineering dan
Bobot keempat sasaran tersebut perlu konstruksi yang baik (bonafide) mempu
ditentukan secara kuantitas satu dengan yang nyai keahlian, pengalaman, dan spesiali
lain. Unsur mana yang diprioritaskan dan sasi dalam bidangnya sehingga dapat
diberi bobot lebih berat relatif terhadap yang diharapkan mampu melaksanakan peker
lain tergantung pada keputusan pemilik sesuai jaan secara efisien dan ekonomis.
dengan kepentingan perusahaan. Keputusan • Konsultan yang mempunyai kualifikasi
itu dapat berupa:
seperti di atas dalam bidangnya
dapat
l'crcnmncwn 'ilralcgr, dmr l'ro!tl'k mengadakan pelatihan yang diperlukan.
d. Partisipasi Nasional
Dalam rangka meningkatkan kesejahtera
an negeri, seringkali pemerintah negara di
mana lokasi proyek berada mempunyai kebi
jaksanaan yang bertujuan untuk memprioritas
kan penggunaan tenaga maupun material dari
negara tersebut. Implikasi teknisnya adalah
bahwa pemilik proyek dan juga kontraktor
utama perlu melakukan hal-hal sebagai
berikut:
• Mengadakan survei di negara tempat
lokasi proyek mengenai kualitas dan
kuantitas material yang tersedia yang
memenuhi persyaratan proyek.
•
Mengadakan evaluasi ulang terhadap
kriteria dan spesifikasi desain
engineering untuk melihat kemungkinan
penggunaan material alternatif.
• Mengadakan survei tersedianya tenaga
tenaga bagi proyek dan kemungkinan.
221 untuk menampung tenaga kerja.
e. Filosofi Desain
Filosofi desain bermaksud merumuskan
keterbatasan atau hambatan pada desain
engineering setelah pihak pemilik proyek
mempertimbangkan aspek ekonomi dan
kebijakan yang lain1 Dalam hal ini,
seringkali kontraktor utama memiliki
komentar maupun masukan yang pedu
dipertimbangkan. Terda pat hubungan erat
antara biaya proyek dengan filosofi desain.
Pada umumnya, usaha menaik kan faktor-
faktor efisiensi, keandalan, reliabili tas dan
fleksibilitas operasi, dan pemeliharaan
produk atau instalasi akan menaikkan biaya
proyek. Filosofi desain memberikan petunjuk
te�tang hal-hal sebagai berikut:
• Dasar-dasar perhitungan dan ki-iteria
untuk evaluasi biaya dan ekonomi secara
umum seperti tingkat pengembalian,
IRR, NPV, dan lain-lain.
•
Umur instalasi yang diharapkan.
Umur instalasi atau produk yang
diharap kan agar dalam periode tersebut
tetap mampu beroperasi normal
berpengaruh terhadap pemilihan kualitas
material dan peralatan. Semakin tinggi
kualitas semakin mahal harganya.
• Faktor servis.
Faktor servis (service factor) adalah
angka yang menunjukkan berapa (%)
lama waktu operasi dalam satu tahun.
Seakin besar faktor servis berarti
instalasi dapat beroperasi terus-menerus
dengan waktu berhenti minimal. Ini tentu
saja menuntut, di samping keandalan
peralatan, juga
adanya spare yang siap di tempat.
•
Otomatisasi dan padat karya.
Di negara-negara dengan jumlah tenaga
kerja yang melimpah, pemilik proyek
sering dihadapkan pada pemilihan
antara padat karya dan otomatisasi yang
relatif memerlukan pekerja terbatas.
Pemilihan alternatif tersebut sejak awal
harus sudah ditentukan karena besar
pengaruhnya terhadap berbagai aspek
proyek mulai dari proses produksi,
pemilihan peralatan sampai fasilitas
222 Hagimr f/1- l'crel!call£11111, l'cnmgkal, drill l'csa/rl
Perencanaan Operasional
Seperti telah diutarakan sebelurnya, peren canaan operasional adalah perencanaan terinci
yang dimaksudkan untuk menjabarkan segala
sesuatu yang telah digariskan dalam
perencanaan strategis. Dilihat dari tahap dan
kegunaannya, perencanaan operasional dapat
f'crcncmraan Strategz> dmz Opcmsional l'royck
223
dibedakan menjadi perencanaan dasar dan sebagai tolok ukur pengendalian biaya
perencanaan untuk pengendalian (performance proyek..
measurement baseline-PMB)�
Kelayakan Proyek
PERENCANAAN LINGKUP
• Definisi Lingkup
PERENCANAAN
b. SDM
ORGANISASI DAN
• Kantor pusat
PERSONIL
• • Lapangan
Struktur
• Staffing plan
PROGRAM RISIKO
PERKIRAAN PERENCANAAN
• Kontigensi
BIAYA JADWAL
• Asuransi
KOMUNIKASI
ANGGARAN DAN JADWAL INDUK
• Laporan dan SIMP
PERENCANAAN PROYEK
(Overall Project Plan)
terbaik dengan mengingat hambatan-ham tuan standar mutu akan besar pengaruhnya
batan yang ada. Setelah lingkup disetujui,
sebagai output dikeluarkan suatu "works state
ment" dan daftar "deliverable" yang selanjutnya
diikuti oleh pembuatan perkiraan sumber
daya berupa material, peralatan, dan tenaga
kerja untuk mewujudkan lingkup di atas.
b. Perencanaan Mutu
Perencanaan mutu proyek adalah proses
penentuan standar dan kriteria mutu yang
akan dipakai oleh proyek, serta usaha untuk
dapat memenuhinya. Parameter standar dan
kriteria menjadi masukan penting pada waktu
menentukan definisi lingkup proyek. Keten
terhadap biaya proyek terutama pada
waktu desain-engineering, seleksi
peralatan, dan material. Oleh karena itu,
perlu ada kebijakan mutu (quality policy)
dari pihak pimpinan pemilik maupun
kontraktor uptuk dipakai sebagai pegangan
pelaksanaan. Output dari perencanaan
mutu adalah dokumen yang
· memuat kebijakan dan prosedur yang
menyeluruh tentang masalah QA/QC.
c. Perenca11aan Waktu
Perencanaan waktu atau jadwal proyek
meliputi langkah-langkah yang bertujuan
agar proyek dapat diselesaikan sesuai
dengan sasaran waktu yang ditetapkan.
Perencanaan waktu memberikan masukan
kepada peren-
l'crci!Ctl!Willl Stralcgi> da11 l'nl lt<'k
225
d. Perencanaan Biaya
•
Perencanaan sumber claya manusia.
Aclapun perencanaan sumber claya
Perencanaan (perkiraan) biaya tercliri clari
manusia meliputi rancangan organisasi,
serangkaian langkah untuk memperkirakan
pengisian personil untuk kantor pusat,
besar biaya clari sumber claya yang cliperlukan
mobilisasi clan pelatihan tenaga kerja
oleh proyek. Langkah tersebut termasuk
untuk lapangan. Perencanaan organisasi
mempertimbangkan sebagai alternatif yang
tercliri clari penyusunan struktur orga
mungkin clapat menghasilkan biaya yang
nisasi, termasuk membuat uraian tugas
paling ekonomis bagi kinerja atau material
posisi kunci, tanggung jawab, serta jalur
yang sebancling. Jacli, perencanaan biaya baru
komunikasi clan pelaporan. Karena pro
clapat diselesaikan bila telah terseclia peren
yek umumnya mengikutsertakan organi
canaan keperluan sumber claya/. Faktor risiko
sasi clari luar organisasi pemilik (kontrak
besar pengaruhnya terhaclap perencanaan
tor, konsultan, clan lain-lain), penyusunan
biaya, yang mengharuskan clisecliakan
jalur komunikasi clan pelaporan harus
sejumlah kontinjensi clan Biaya per
mempertimbangkan hal-hal tersebut.
kiraan biaya clikaitkan clengan unsur jaclwal
Misalnya, tingkat mana harus melapor
pemakaiannya, maka akan tersusun anggaran
kepacla siapa. Dalam merencanakan
biaya proyek (time phased budget). Dengan telah
struktur organisasi, berbagai aspek harus
merinci jaclwal pemakaian dan jumlah alokasi
dikaji (seperti besar lingkup, lokasi,
yang bersangkutan, anggaran biaya ini akan
tingkat kompleksitas kesulitan, clan lain
menjacli sarana bagi pengenclalian kemajuan
lain) sebelum sampai pada kesimpulan
atau progres kegiatan proyek. Output clari
menentukan bentuk struktur (OPM, OPF,
perkiraan biaya proyek aclalah anggaran biaya,
atau OPMi) yang clianggap paling sesuai.
yang sesuai clengan tahap keperluan clan
Perencanaan pengisian personil (staffing
waktunya dapat berupa clokumen anggaran
plan) meliputi kegiatan pengaclaan sumber
biaya proyek (ABP) atau anggaran biaya
claya manusia sesuai clengan kebutuhan
clefinitif (ABD).
proyek, clalam arti jumlah, kualitas clan
jaclwalnya.
e. Perencanaan Sumber Daya
Perencanaan sumber daya proyek clapat
f. Perencanaan atau Program
clikelompokkan menjadi clua golongan, yaitu
perencanaan sumber claya nonmanusia dan Pengelolaan Risiko
sumber claya manusia (SDM). Karena proyek selalu menghaclapi berbagai
risiko yang dapat berdampak besar terhadap
• Perencanaan surnber claya nonmanusia.
pencapaian sasaran, maka pengelola proyek
Perencanaan sumber claya nonmanusia
perlu memiliki perencanaan atau program
meliputi pengadaan material, peralatan
yang akan menjadi bagian permanen
/
pengelolaan risiko, terutama dalam masalah
tanggapan (response) terhadapnya Setelah
proyek serta peralatan konstruksi (crane,
mengiclentifikasi dan mengkuantifikasi jenis,
truck, dan lain-lain) yang cliperlukan
frekuensi dan bobot risiko, langkah berikutnya
untuk membangun proyek tetapi tidak
adalah merencanakan tinclakan-tindakan
menjacli permanen. Perencanaan surnber
untuk memperkecil clampak negatif,
misalnya
226 llagum Ill: l'crciiCllllmm . l 'crallgkat, da11 Pe,;crta
Kombinasi
Menyadari keunggulan dan kelemahan
dua pendekatan di atas, maka umumnya
diamhil cara yang dianggap paling haik, yaitu
dimulai dengan pendekatan top-down. kemu
dian diadakan reevaluasi mengenai alokasi
waktu Qadwal) dengan pendekatan bottom-up,
terutama pada tingkat atau lapisan paket
kerja. Di tingkat ini sejauh mungkin
diusahakan tercapai suatu titik temu atau
reconciliation(rekonsiliasi) hasil kedua
pendekatan tersehut, termasuk mengkaji
kemungkinan memheli atau memperhaiki
jadwal dengan menamhah hiaya (cost-schedule
trade off) .
dan Proses
Telah disebutkan sebelumnya bahwa fungsi patokan dalam rangka mencapai sasaran.
perencanaan bermaksud untuk meletakkan
da sar sasaran proyek, yaitu jadwal,
anggaran, dan mutu. Langkah selanjutnya
adalah meng organisir dan memimpin sumber
daya perusa haan untuk mencapai sasaran
tersebut. Untuk itu diperlukan suatu usaha
yang bertujuan agar pekerjaan-pekerjaan
dapat berjalan men capai sasaran tanpa
banyak penyimpangan yang berarti. Usaha
ini dikenal sebagai pengendalian yang
merupakan salah s atu dari fungsi
manajemen proyek. Adapun proses
pengendalian terdiri dari berbagai langkah
kegiatan yang dilakukan secara sistematis.
Dalam hubungan ini, R. J. Mockler (1972)
memberikan definisi sebagai berikut:
1. � enentukan Sasaran
PERENCAKIAAN
SASARAN
PROYEK
3
- STANDAR DAN RANCANGAN SISTEM
Membuat produk dengan KRITERIA
-
IN FORMASI
• milestone • manual
sasaran: • anggaran/paket • perangkat lunak
• lingkup • jadwal/paket • perangkat keras
• biaya • standar mutu • format dan frekuensi
• jadwal dan • kinerja laporan
• mutu - • produktivitas
I M P L E M E N T A S I
(Pelaksanaan dari apa yang telah direncanakan)
P E N G E N D A L I A N
6
TINDAKAN PENG KAJ IAN DAN PENGUMPULAN DATA
PEMBETULAN MENYIMPULKAN DAN IN FORMASI
macam standar dan kriteria, di antaranya spesifi kasi, misalnya yang berhubungan
adalah sebagai berikut: dengan kualitas materiat dan hasil uj i coba
• Berupa satuan uang, seperti anggaran peralatan.
per satuan unit pekerjaan (SRK), anggaran
pe kerjaan per unit per jam, penyewaan
alat per unit per jam, biaya angkutan per
ton per km.
•
Berupa jadwal, misalnya waktu yang
ditentukan untuk mencapai milestone.
•
Berupa unit pekerjaan yang berhasil
disele saikan.
• Berupa standar mutu, kriteria, dan
3. Merancang Sistem In formasi
kan akan amat memhantu proses pengen • Menamhah tenaga kerja dan pengawasan
dalian. serta hiaya dari kontinjensi.
• Menguhah metode, cara, dan prosedur
4. Mengumpulkan Data dan Informasi kerja, atau mengganti peralatan yang
Pada akhir suatu kurun waktu yang diten digunakan.
tukan, diadakan pelaporan dan pemeriksaan,
Hasil analisis dan pemhetulan akan her
pengukuran dan pengumpulan data serta
guna sehagai umpan halik perencanaan
informasi hasil pelaksanaan pekerjaan. Agar
pekerjaan selanjutnya dalam rangka meng
memperoleh gamharan yang realistis, pela
usahakan tetap tercapainya sasaran semula.
poran sejauh mungkin didasarkan atas peng
Gamhar 11-4 menunjukkan urutan langkah
ukuran penyelesaian fisik pel<erjaan, misal
proses perencanaan dan pengendalian. Dari
nya dalam meter pipa yang telah terpasang,
gamhar tersehut terlihat hahwa langkah
hanyaknya gamhar konstruksi yang telah di
pertama, yaitu menentukan sasaran proyek,
selesaikan, meter kuhik pengerukan pela
merupakan hasil dari perencanaan dasar (1
huhan yang telah terlaksana, dan lain seha
dan 2), dilanjutkan dengan merancang sistem
gainya.
informasi (3), kemudian diikuti dengan
langkah-langkah pengendalian (4 dan 5) dan
5. Mengkaji dan Menganalisis Hasil diakhiri dengan tindakan pemhetulan hila
Pekerjaan diperlukan (6). Di sini terlihat hetapa eratnya
keterkaitan antara perencanaan dan pengen
Langkah ini herarti mengkaji segala
dalian dalam suatu penyelenggaraan proyek.
sesuatu yang dihasilkan oleh kegiatan 4.
pada hutir Di sini diadakan analisis atas
indikator yimg diperoleh dan mencoha Teknik dan Metode Pengendalian
memhandingkan dengan kriteria dan standar Teknik dan metode pengendalian hiaya
yang ditentukan. Hasil analisis ini penting serta jadwal proyek yang cepat meng
karena akan di gunakan sehagai landasan ungkapkan terjadinya penyimpangan adalah
dan dasar tindak an pembetulan. Oleh karena identifikasi varians dan konsep nilai hasil
itu, metode yang digunakan harus tepat dan
(earned value). Ini akan tampak lehih jelas hila
peka terhadap adanya kemungkinan
disajikan dengan grafik S. Sedangkan untuk
penyimpangan.
pengendalian jadwal, D. H. Busch (1991)
memperkenalkan konsep time reserve (cadang
6. Mengadakan Tindakan Pembetulan an waktu) yang pada dasarnya adalah
Apahila hasil analisis menunjukkan mengelola float dalam cakrawala yang lehih
adanya indikasi penyimpangan yang cukup luas. Topik-topik tersehut akan dijumpai pada
herarti, maka perlu diadakan langkah-langkah huku Jilid II. Jenis lain dari pengendalian
pemhetulan. Tindakan pemhetulan dapat proyekadalah audit proyek, yaitu pengenda
herupa: lian yang dilakukan hila kegiatan telah selesai
dikerjakan. Di samping mengkaji masalah
•
Realokasi sumher daya, misalnya,
yang telah disehutkan di atas, audit proyek
memin dahkan peralatan, tenaga kerja meneliti pula kemungkinan adanya penyim
dan kegiatan pemhangunan fasilitas pangan terhadap peraturan atau prosedur
pemhantu untuk dipusatkan ke kegiatan yang diherlakukan, haik yang herasal dari
konstruksi instalasi dalam rangka pemerintah maupun internal perusahaan.
mengejar jadwal produksi.
unsur pengendalian tetsebut yang sekaligus • Biaya kantor pusat dengan kegiatan
juga merupakan sasaran proyek adalah utama desain-engineering.
lingkup, biaya, jadwal, dan mutu. Sedangkan
• Pengadaan material dan peralatan.
objek atau jenis kegiatan yang akan diken
• Biaya lapangan dengan kegiatan utarna
dalikan dapat dikelompokkan menjadi ke
konstruksi.
giatan engineering, pengadaan, konstruksi
dan subkontrak, seperti terlihat pada Tabel • Biaya subkontrak.
11-1.
3. Pengendalian Jadwal
1. Peng endalian Lingkup Pengendalian jadwal/waktu terpusat
pada faktor berikut:
Pengendalian lingkup mernperhatikan
rnasalah terpenuhinya "deliverable" sesuai • Bagi pemilik proyek tercapainya sasaran
dengan definisi dan integritas lingkup yang seperti tercantum pada jadwal induk.
dicantumkan dalam kontrak. Bila terjadi • Bagi kontraktor, tercapainya sasaran
perubahan lingkup yang tidak dapat dihindari, seperti pada kontrak EPK (engineering,
rnaka pengendalian perlu dilaksanakan sesuai pengadaan, konstruksi).
prosedur yang berlaku. • Penyediaan surnber daya seperti material,
peralatan, tenaga kerja.
2. Pengendalian Biaya
OBJEK UN SU R PENGENDALIAN
Pengadaan
Revisi MA Jml. ko- Jml. ter- Transpor- Jml. penye- Milestone/ Spesifikasi
dan PO mitmen pakai tasi. rahan butir per butir
lnspeksi
Konstruksi
"Field Jml pema- Jml. pe- Fasilitas Jml. fasilitas Milestone/ Spesifikasi
change' kaian/ makaian/ semen- terpasang butir dan kine�a
butiran butiran tara
Subkon- (lump-sum)
"Change "C
trak
hange
Spesifikasi dan kine�a
ange
fasilitas
Milestone/
ordet'
l!agza11 Ill: Pere11camum, Permzgkat, da11 l'escrta
232
1. Karakteristik Pro y ek
Sudah berulang kali disinggung bahwa
proyek umumnya kompleks, melibatkan ba
nyak organisasi peserta dan lokasi kegiatan
sering terpencar-pencar letaknya. Hal ini
mengakibatkan:
3. Kebiasaan
• Perencanaan merupakan salah satu unsur penting dari konsep manajemen proyek
berdasarkan fungsinya. Perencanaan mencoba meletakkan dasar dan tujuan serta
menyusun langkah-langkah kegiatan untuk mencapainya. Sementara itu, pengendalian
bertujuan memantau dan menuntun agar pelaksanaan kegiatan berjalan sesuai dengan
perencanaan. Di sini terlihat eratnya hubungan antara kedua fungsi tersebut.
• Perencanaan operasional adalah action plan yang menj abarkan perencanaan strategis ke
dalam tindakan-tindakan yang perlu dilakukan dalam usaha mencapai sasaran.
1. Sering dikatakan bahwa salah satu ciri manajemen proyek adalah terpadunya perencanaan
dan pengendalian. Fenomena mana yang menunjukkan hal tersebut? Uraikan jawabannya.
2. Dalam penyelenggaraan proyek dikenal adanya perencanaan dasar dan perencanaan untuk
pengendalian. Apakah perbedaan kedua jenis perencanaan tersebut? Mungkinkah
perencanaan dasar mengalami perubahan selama siklus proyek?
Bagum Ifl: f'crencanaan, l'crangkat, dan Peserta
234
3. Di berbagai literatur, SRK dianggap sebagai salah satu elemen manajemen proyek.
Mengapa SRK dianggap demikian penting dilihat dari aspek perencanaan dan
pengendalian. Jelaskan
sebab-sebabnya!
4. Sebutkan proses dan unsur-unsur perencanaan proyek! Jelaskan keterkaitan yang satu
dengan yang lain!
5. Buatkan grafik yang menunjukkan intensitas perencanaan dan pengendalian selama siklus
proyek. Jelaskan mengapa demikian bentuknya!
2-1 Balok
Sampai diperkenalkannya metode bagan
balok oleh H. L. Gantt pada tahun 1917,
dianggap belum pemah ada prosedur yang
sistematis dan analitis dalam aspek
perencanaan dan pengendalian proyek.
Bagan balok disusun dengan maksud
mengidentifikasi unsur waktu dan urutan
dalam merencanakan suatu kegiat an, yang
terdiri dari waktu mulai, waktu
penyelesaian, dan pada saat pelaporan.
Dewasa ini metode bagan balok masih
digunakan secara luas, baik berdiri sendiri
maupun dikombinasikan dengan metode lain
yang lebih canggih. Hal ini dis�babkan oleh
karena bagan balok mudah dibuat dan
dipahami sehingga amat berguna sebagai alat
komunikasi dalam penyelenggaraan proyek.
Pemilik Proyek
Perusahaan atau perorangan yang
me miliki proyek yang sedang dibangun.
Lokasi
Tempat proyek dibangun secara fisik dan
'
236 Bag1mr Ill' Perencanaan, Perangkat, dan Peserta
f Mendirikan bangunan
Di samping penjelasan di atas, pada
masing-masing halok minimal dibubuhi
keterangan perihal:
Setelah diuraikan menjadi komponen
• Kurun Waktu Kegiatan komponen yang hersangkutan dan ditentukan
Rencana atau perkiraan kurun waktu urutan pelaksanaan pekerjaannya, kemudian
maupun kenyataan waktu yang digunakan. diperkirakan kurun waktu yang diperlukan.
Kenyataan waktu yang digunakan yang Pada waktu pelaporan, misalnya pada akhir
terungkap pada waktu pelaporan biasanya bulan, dihandingkan antara kenyataan
digamharkan dengan garis tehal, sej aj ar dengan rencana, seperti diperlihatkan oleh
dengan waktu perencanaan. Di sini akan Tahel 12-2. Setelah dimasukkan keterangan
terlihat herapa hesar perhedaan antara dari Tabel 12-2 maka tersusun bagan halok
perencanaan dan kenyataan. seperti Gamhar 12-1.
Pada contoh tersehut terlihat hahwa
• Sumber Daya beberapa pekerjaan terlamhat mulai (b, d),
Penjelasan mengenai jumlah sumher tepat waktu (a, c, e). dan terlamhat selesai (c
daya untuk menyelesaikan kegiatan yang
dan d). Sedangkan pekerjaan e pada saat
hersang kutan. Berupa j am-orang atau laporan belum diketahui kapan selesainya.
jumlah orang dan lain-lain.
Tabel 1 2-2 Perkiraan dan kenyataan waktu yang diperlukan untuk masing-masing elemen pekerjaan.
a 4 4
b 3 3
c 5 8
d 6 belum tahu
e 8 belum tahu
5 belum tahu
Jenis
Kegiatan
+- Tanggal Pelaporan
0 2 4
6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 Hari
rencana
kenyataan
Gambar 1 2-1 Contoh penyajian perencanaan proyek dengan metode bagan balok.
Kerja
Dari segi penyusunan jadwal, j aringan kerja
dipandang sebagai suatu langkah
penyempur naan metode bagan balok,
karena dapat memberi jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang belum
terpecahkan oleh metode tersebut, seperti:
• Berapa lama perkiraan kurun waktu
penyelesaian proyek.
• Kegiatan-kegiatan mana yang bersifat
kritis dalam hubungannya dengan penye
lesaian proyek.
• Apabila terj adi kelambatan dalam
pelaksanaan kegiatan tertentu, bagaimana
pengaruhnya terhadap sasaran jadwal
penyelesaian proyek secara menyeluruh.
A. Sejarah Perkembangan
Metode jaringan kerja diperkenalkan
menjelang akhir dekade 1950-an, oleh suatu
tim engineer dan ahli matematika dari
perusahaan Du-Pont bekerja sama dengan
Rand Corporation, dalam usaha
mengembang kan suatu sistem kontrol
manajemen. Sistem ini dimaksudkan untuk
merencanakan dan mengendalikan sejumlah
besar kegiatan yang memiliki hubungan
ketergantungan yang kompleks dalam
masalah desain-engineering, konstruksi, dan
pemeliharaan. Usaha-usaha ditekankan
l'crc!ICI II<Illl Wak/11 da11 jar111ga11 Kcr1r1
on node (AON). Metode PDM menghasilkan
B. Penggunaan Komputer
Dalam perkembangan selanjutnya, ke
majuan pesat di bidang perangkat
komputer, telah meningkatkan kegunaan
dan daya guna metode jaringan kerja, yang
pada dasamya memang memerlukan
dukungan suatu perangkat yang mampu
memroses data dan melakukan
perhitungan-perhitungan dalam jumlah
besar, cepat, dan akurat. Dengan demikian,
teknik dan metode jaringan kerja dapat
dikembangkan sedemikian j auh
sehingga sesuai untuk merencanakan,
menyusun jadwal, dan mengendalikan
suatu proyek yang kompleks, berukuran
kecil, sedang maupun besar dengan ribuan
kegiat an. lni berarti secara potensial akan
menambah efektivitas penyelenggaraan
proyek.
D. Management By Exception
Metode jaringan kerja memungkinkan
aplikasi konsep management by exception,
karena metode tersebut dengan jelas meng
identifikasi kegiatan-kegiatan yang bersifat
kritis bagi proyek, terutama dalam aspek
jadwal dan perencanaan. Umumnya kegiatan
kritis tidak lebih dari 20 persen total kegiatan
proyek, dan dengan telah diketahuinya
bagian ini maka pengelola dapat
memberikan prioritas perhatian.
E. Sistematika Lengkap
Sistematika lengkap dari proses
menyusun jaringan kerja adalah sebagai
berikut:
1. Langkah Pertama
2. Langkah Kedua
3. Langkah Ketiga
4. Langkah Keempat
Menyusun komponen-komponen
2
kegiatan sesuai urutan logika
ketergantungan menjadi jaringan
kerja.
3 M e m be ri k a n pe rki raan k u r un
waktu masing-masing kegiatan.
pada jalur ini dinamakan kegiatan kritis. F. Jaringan Kerja dan Kegiatan
Sedangkan float adalah "tenggang waktu" Pengendalian
suatu kegiatan tertentu yang nonkritis dari
proyek. Setelah tersusun rencana dan jadwal
proyek yang cukup realistis, kemudian dapat
dipakai di antaranya sebagai tolok ukur atau
5. Langkah Kelima
alat pembanding dalam kegiatan pengen
Bila semua langkah-langkah di atas telah dalian pada tahap implementasi fisik, yaitu
diselesaikan, dilanjutkan dengan usaha-usaha dengan memperbandingkan antara peren
meningkatkan daya guna dan hasil guna canaan atau jadwal dengan hasil pelaksanaan
pemakaian sumber daya, yang meliputi nyata di lapangan.
kegiatan sebagai berikut:
a. Menentukan jadwal yang paling ekonomis.
G. Ringkasan Sistematika
b. Meminimalkan fluktuasi pemakaian
sumber daya. Gambar 12-2 adalah ringkasan sistematika
menyusun jaringan kerja secara lengkap
Butir a ditujukan untuk memilih berbagai dalam kaitannya dengan metodologi mana
alternatif jadwal dilihat dari segi biaya. jemen proyek.
Sedangkan butir b berusaha meningkatkan Pembahasan terinci langkah-langkah di
efisiensi pengelolaan proyek, dengan jalan atas akan dijumpai di dalam berbagai bab
sejauh mungkin mencegah terjadinya naik buku ini.
turun yang terlalu tajam dalam waktu yang
relatif singkat terhadap keperluan sumber
daya, misalnya keperluan tenaga kerja.
kemudian diperkirakan berapa besar biaya lebih terperinci, yaitu menyiapkan lahan,
masing-masing komponen tersebut, lalu mengecor pondasi, mendirikan tiang,
dijumlahkan menjadi total biaya proyek. Hasil memasang dinding dan lain-lain. Demikian
lain dari pemecahan di atas adalah memperta selanjutnya sampai mencapai kerincian yang
jam analisis ketergantungan antarkegiatan, diingini, misalnya Tingkat Ill dan seterusnya.
karena dengan semakin terincinya pemecahan, Langkah berikutnya adalah memperkirakan
akan semakin banyak komponen-komponen biaya masing-masing komponen kegiatan, dan
kegiatan terpisahkan sehingga jumlahnya bila dijumlahkan akan diperoleh perkiraan
bertambah. Dengan demikian, semakin banyak biaya proyek membangun gedung secara ke
variasi hubungan ketergantungan yang seluruhan.
terbuka, yang mungkin menghasilkan kurun
Dengan memakai "analogi" yang sama,
waktu penyelesaian proyek yang lebih singkat,
maka perkiraan total waktu penyelesaian
di mana hal ini disebabkan oleh adanya
proyek dikerjakan dengan cara memecah
kegiatan-kegiatan yang dapat dikerjakan
lingkup proyek menjadi komponen-kom
secara paralel.
ponennya. Setelah dicapai kerincian yang
Tabel 12-3 memperlihatkan bagaimana diinginkan, maka ditentukan perkiraan kurun
lingkup proyek dipecah menjadi komponen waktu bagi komponen-komponen tersebut dan
komponennya. Pemecahan tingkat pertama disusun kembali menjadi jaringan kerj a,
menjadi komponen, seperti membuat gambar dengan memperhatikan logika urutan
desain, membeli material, membuat pondasi, ketergantungan. Setelah tersusun jaringan
pabrikasi hang dan kerangka atap, serta kerja, barulah pada langkah selanjutnya
mendirikan bangunan. Pada tingkat kedua, dihitung total waktu penyelesaian proyek. Di
beberapa komponen dipecah lagi menjadi sini harus berhati-hati karena total waktu
Tabel 1 2·3 Menguraikan lingkup proyek menjadi komponen kegiatan dengan berbagai tingkat rincian .
TINGKAT I
TINGKAT 11 TINGKAT Ill
1. Membuat gambar
1. Gambar bangunan 1. Gambar bangunan
lnstalasi listrik 2. lnstalasi listrik
2. Membeli material 3. lnstalasi air
Material bangunan 4. Material tiang
Material pondasi 5. Material dinding
3. Menyiapkan lahan 6. Material atap
5. Menggali tanah 7. Besi beton
8. Adukan (concrete)
4. Membuat pondasi 9. Memadatkan tanah
6. Cor pondasi 1 0. Menggali tanah
11 . Cor pondasi
1 2. Pabrikasi tiang
1 3. Pabrikasi kusen
5. Pabrikasi 1 4. Pabrikasi kerangka atap
(tiang dan kerangka atap) 7. Pabrikasi tiang 1 5. Mendirikan tiang
8. Pabrikasi kerangka atap 1 6. Membuat dinding
1 7. Memasang kusen
6. Mendirikan bangunan 1 8. Memasang kerangka atap
9. Mendirikan tiang 1 9. Menaikkan atap
1 0. Membuat dinding 20. Memasang pintu
1 1 . Menaikkan atap 21 . Mengecat
Perencanaan Waktu dan Jaringan
2
penyelesaian proyek umumnya ticlak sama
rima laporan, semakin kurang terperinci
clengan total jumlah kurun waktu masing
laporan (jaringan kerja) yang clisiap kan
masing komponen kegiatan, karena sering
untuknya, tetapi harus bersifat menyeluruh.
terjacli aclanya kegiatan yang clapat clikerjakan
clalam waktu yang bersamaan atau paralel. •
Untuk Keperluan Implementasi di
Lapangan Bagi implementasi cli lapangan
relatif lebih terinci, tetapi terbatas pacla
B. Tingkat Perincian
lingkup yang spesifik.
Bila sampai pacla persoalan seberapa jauh
kerincian pemecahan lingkup proyek menjacli
•
Keperluan Analisis atau Pengkajian
Untuk analisis misalnya aclanya float, jalur
komponen-komponennya, maka jawabannya
kritis, atau jaclwal yang paling ekonomis,
akan tergantung clari pertanyaan-pertanyaan
acapkali memerlukan pemecahan komponen
berikut:
kerja yang terinci.
1. Berapa besar akurasi perkiraan waktu
maupun urutan k�tergantungan yang cli
inginkan clari jaringan kerja hasil penyu D. Terminologi dan Kaidah Dasar
sunan kembali lingkup proyek yang telah
Dari uraian cli atas terlihat bahwa untuk
clipecah atau cliuraikan?
menyiapkan jaringan kerja proyek secara
2. Apakah tujuan penggunaan jaringan kerja lengkap, clalam arti siap pakai untuk tugas
yang tersusun clari pemecahan lingkup tugas perencanaan, menyusun jaclwal pekerja
proyek? an, dan tolok ukur pengendalian, dibutuhkan
proses yang panjang dan bertingkat-tingkat.
Jacli, misalnya untuk contoh cli atas, Hal ini diawali dengan teknik membuat
perlukah lingkup proyek pembangunan
jaringan kerja dan diakhiri dengan mening
guclang kerangka besi clipecah sampai Tingkat
katkan kualitasnya dengan memasukkan
III clan seterusnya, ataukah cukup sampai
faktor-faktor seperti hasil analisis biaya yang
Tingkat II saja. Jawaban pertanyaan butir 1
ekonomis, pemerataan penggunaan sumber
aclalah bahwa sampai saat ini ticlak acla
daya, dan lain-lain. Sebelum melanjutkan lang
korelasi yang secara clefinitif menunjukkan
kah berikutnya, yaitu menyusun urutan
hubungan kuantitatif antara kerincian ter
kegiatan berdasarkan logika ketergantungan,
haclap akurasi perihal tersebut cli atas. Hanya
maka terlebih dahulu perlu mengenal
pacla prinsipnya clapat clikatakan bahwa akan
terminologi dan kaiclah dasar jaringan kerja.
cliperoleh perkiraan yang lebih akurat bila
Di antaranya yang terpenting adalah sebagai
clilakukan clengan cara menganalisis kom
berikut:
ponen-komponennya secara lebih terperinci.
Meskipun clemikian, pacla kenyataannya •
Kegiatan-kegiatan yang merupakan kom
setelah mengulangi beberapa kali memecah ponen proyek dan hubungan ketergah
lingkup proyek clan menyusun kembali tungan antara satu dengan yang lain
menja cli jaringan kerja, akan cliperoleh clisajikan clengan menggunakan tancla
kesimpulan beberapa jauh kerincian yang tanda. Dikenal dua macam jaringan kerja
cliperlukan. sebagai berikut:
1. Kegiatan pacla anak panah, atau activ
ity on arrow (AOA). Di sini kegiatan
C. Kerincian untuk Kegunaan Lain digambarkan sebagai anak panah yang
Di samping untuk menclapatkan akurasi menghubungkan dua lingkaran yang
seperti tersebut cli atas, banyak faktor lain yang mewakili dua peristiwa. Ekor anak
menentukan sejauh mana kerincian peme panah merupakan awal clan ujungnya
cahan lingkup proyek. Hal ini terutama clilihat sebagai akhir kegiatan. Nama d an
clari kegunaannya. kurun waktu kegiatan berturut-turut
ditulis di atas clan cli bawah anak
•
Untuk Laporan Pacla umumnya semakin panah, seperti terlihat pacla Gambar
tinggi tingkatan pimpinan yang akan mene- 12-3a.
244 Bagian III: Perencanaan, Perangkat, dan Peserta
2. Kegiatan ditulis di dalam kotak atau Dapat berdiri sendiri atau dike
lingkaran, yang disebut activity on node lompokkan menjadi paket kerja atau
(AON). Anak panah hanya menjelas SRK (struktur rincian lingkup kerja).
kan hubungan ketergantungan di
antara kegiatan-kegiatan, seperti Atribut kegiatan antara lain adalah kurun
terlihat pada Gambar l2-3b. waktu, tanggal mulai dan akhir. Bila kegiatan
kegiatan tersebut dijumlahkan kembali akan
Metode CPM dan PERT termasuk dalam kla menjadi lingkup proyek keseluruhan.
sifikasi AOA sedangkan PDM adalah AON.
•
Peristiwa atau Kejaclian (event), clan Mile
Kegiatan (Activity). Analisis jaringan kerja
stone. Aclalah suatu titik waktu, cli mana
•
Garis
b. Hubungan antara kegiatan
kegiatan pada AON
B
A
d. Kegiatan B dan C dapat
dimulai setelah A selesai (ke
giatan memencar)
c
1 Dummy
Bila suatu kegiatan mempunyai lebih dari sa tu Lingkup proyek pengadaan generator
kegiatan-kegiatan terdahulu, dan kegiatan listrik diuraikan menjadi komponen-kom
terdahulu tersebut juga merupakan kegiatan ponen kegiatan seperti Gambar 12-5. Pada
terdahulu dari kegiatan lain, maka dummy taraf perencanaan ini, yang menjadi pokok
diperlukan untuk memperlihatkan hubungan perhatian hanya hubungan ketergantungan
ketergantungan yang ada di antaranya. antarkegiatan, sedangkan yang lain-lain akan
Contohnya bisa dilihat dari Gambar 12-4. ditinjau kemudian. Dari contoh di atas, terlihat
Kegiatan A dan B harus selesai sebelum C bahwa pekerjaan p abrikasi harus menunggu
dapat dimulai. Sedangkan D dapat dimulai selesainya pembuatan spesifikasi dan desain.
segera setelah B selesai dan tidak bergantung Karena sebelum desain dan spesifikasi di
dengan A. selesaikan, belum diketahui aspek teknis
seperti kapasitas, konfigurasi, dan kualitas ma
terial yang diinginkan. Demikian halnya
Contoh jari ngan Kerja dengan Suatu pembelian material pondasi belum dapat
Dummy dilakukan, sebelum desainnya diselesaikan
yang perlu diperhatikan dalam contoh di atas
Suatu proyek pengadaan generator listrik adalah Dummy untuk node 3-5, yaitu untuk
terdiri dari komponen-komponen kegiatan melatih operator harus menunggu selesainya
seperti pada Tabel 12-4. pabrikasi genset.
/,.
·
Uji Coba
Gambar 1 2·5 Jaringan kerja proyek pengadaan generator listrik dengan komponen seperti pada Tabel 1 2-4.
Perencanaan Waktu dan Jaringan
24
n U rutan Ke iatan
Menyusun urutan atau hubungan satu dengan alamiah. Pada taraf selanjutnya nanti bila
yang lain dalam proses membuat jaringan
kerja, didasarkan atas logika ketergantungan,
misalnya kegiatan mendirikan tiang rumah
dilakukan setelah selesai membuat pondasi,
menaikkan atap setelah pemasangan tiang
penyangga, dan lain-lain. Karena memang
demikianlah adanya urutan teknis yang harus
ditempuh. Hal ini merupakan salah satu
aturan dasar dalam menyusun jaringan kerja,
yang mendorong perencana melakukan
pendekatan sistematis dan berpikir secara
analitis.
1. Ketergantungan Alamiah
Sebagian besar ketergantungan disebabkan
oleh sifat kegiatan itu sendiri, misalnya pada
contoh di atas, kegiatan menaikkan atap belum
dapat dilakukan sebelum pekerjaan mendiri
kan tiang penyangga diselesaikan. Keter
gantungan demikian disebut ketergantungan
alamiah, karena meskipun seandainya telah
tersedia cukup tenaga ataupun sumber daya
yang lain, tetapi bila tiang belum berdiri dan
siap menyangga atap, maka pelaksanaan
pekerjaan menaikkan atap belum dapat
dimulai.
Kegiatan
Kegiatan
i j Keterangan yang Mendahului
(1 ) (2) (3)
Gambar 1 2·6 Jaringan kerja proyek yang mempunyai komponen kegiatan seperti pada Tabel 1 2-5.
pekerjaan pabrikasi (3-5) harus menunggu yaitu membuat pondasi (4-5) dan pabrikasi
tersedianya material, sedangkan membuat tiang, dinding, dan atap telah dikerjakan (3-
pondasi (4-5) menunggu selesainya menyiap 5). Bila kegiatan-kegiatan di atas disusun
kan lahan (2-4). Pekerjaan mendirikan menjadi jaringan kerja akan terlihat seperti
bangunan (5-6) baru dapat dimulai bila dua pada Gambar 12-6.
pekerjaa� yang mendahuluinya telah selesai,
Kurun Waktu
Setelah selesai menyusun rangkaian kegiatan
dengan efisien, misalnya, kegiatan dilaksana
menjadi jaringan kerja, maka sampai pada
kan berseri atau paralel dan lain-lain. Langkah
batas tertentu dapat dikatakan bahwa tahap
berikutnya, memberikan unsur kurun waktu
perencanaan proyek telah diselesaikan. Proses
ke dalam masing-masing kegiatan. Dengan
proses itu adalah menganalisis lingkup kerja,
memasukkan unsur kurun waktu ke analisis
memecahkan menjadi langkah urutan kegiat
jaringan kerja, berarti perencanaan telah
an untuk mencapai sasaran dan memikirkan
memasuki taraf yang lebih khusus/ spesifik,
bagaimana usaha mencapai sasaran tersebut
yaitu membuat jadwal kegiatan proyek.
Perencanaan Waktu dan Jaringan
24
A. Rapat Perencanaan C. Faktor-faktor yang Perlu
Ketepatan atau akurasi perkiraan kurun Diperhatikan
waktu akan banyak tergantung dari siapa yang
membuat perkiraan tersebut. Misalnya, Faktor-faktor di bawah ini perlu diper
seorang pengawas pekerjaan pengelasan akan hatikan dalarn mernperkirakan kurun waktu
lebih akurat mengenai perkiraan waktu yang kegiatan.
diperlukan untuk mengelas pipa dengan
ukuran tertentu dibanding dengan pengawas a. Angka perkiraan hendaknya bebas dari
pekerjaan lain. Menyadari akan pentingnya pertimbangan pengaruh kurun waktu ke
faktor akurasi dalam memperkirakan waktu giatan yang mendahului atau yang terjadi
komponen kegiatan yang sangat tergantung sesudahnya. Misalnya, kegiatan mema
pada individu, maka dalam praktek sering sang pondasi tergantung dari tersedianya
diadakan rapat perencanaan di antara rnereka semen, tetapi dalam mernperkirakan
yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kurun waktu memasang pondasi jangan
proyek. Mereka adalah penyelia lapangan dan dirnasukkan fak,tor kemungkinan ter
engineer dari bidang teknik, perencanaan, dan lambatnya penyediaan semen.
pengendalian. Pada rapat ini para penyelia b. Angka perkiraan kurun waktu kegiatan
dan engineer saling memberikan masukan, dihasilkan dari asumsi bahwa sumber
sanggahan rnaupun komentar perihal rencana daya tersedia dalam jumlah yang normal.
pelaksanaan lingkup kerja yang berkaitan c. Pada tahap awal analisis, angka perkiraan
dengan jadwal maupun keperluan surnber ini dianggap tidak ada keterbatasan jumlah
daya. Rapat sernacam ini sering menghasilkan sumber daya, sehingga memungkinkan
angka perkiraan kurun waktu yang realistis kegiatan dilaksanakan dalam waktu yang
dan lebih dari itu mendorong timbulnya sikap bersamaan atau paralel. Sehingga penyele
terikat (committed) dari para pelaksana, untuk saian proyek lebih cepat dibanding bila
memenuhi sasaran yang telah dibuat dan dilaksanakan secara berurutan atau
disetujui bersama. berseri.
d. Gunakan hari kerja normal, jangan dipakai
asumsi kerja lembur, kecuali kalau hal
B. Perkiraan Kurun Waktu Kegiatan tersebut telah direncanakan khusus untuk
Yang dimaksud dengan kurun waktu ke proyek yang bersangkutan, sehingga
giatan dalam metode jaringan kerja adalah diklasifikasi sebagai hal yang normal.
lama waktu yang diperlukan untuk me e. Bebas dari pertimbangan mencapai target
lakukan kegiatan dari awal sampai akhir. jadwal penyelesaian proyek, karena
Kurun waktu ini lazimnya dinyatakan dengan dikhawatirkan mendorong untuk menen
j am, hari atau minggu. Pada bisnis konstruksi tukan angka yang disesuaikan dengan
acapkali tersedia catatan perkiraan jumlah jam target tersebut. Tidak memasukkan angka
orang, untuk menyelesaikan suatu macam kontinjensi untuk hal-hal seperti adanya
pekerjaan. Sehingga bila telah diketahui bencana alam (gempa bumi, banjir, badai,
perkiraan tersebut dan ditentukan berapa dan lain-lain), pemogokan, dan kebakaran.
besar jumlah tenaga kerja yang akan dipakai,
maka angka kurun waktti dihitung dari
rumus: . D. Pengaruh Cuaca
Pengaruh cuaca merupakan salah satu per
Jam-orang untuk soalan yang sulit untuk diduga, dan oleh
karenanya rnemerlukan perhatian yang
- - - - - - - - - _,
Waktu
•
H. L. Gantt merintis pengelolaan waktu, khususnya perencanaan clan pengendalian waktu
proyek yang sistematis clan analitis dengan memperkenalkan metode bagan balok. Metode
ini mengidentifikasi urutan kegiatan clan unsur waktu yang terdiri dari waktu mulai, waktu
selesai, clan saat pelaporan.
•
Jaringan kerja merupakan penyempurnaan dari metode bagan balok. Pada jaringan kerja,
telah terjawab pertanyaan-pertanyaan seperti berapa lama kurun waktu penyelesaian proyek
tercepat, kegiatan mana bersifat kritis clan nonkritis, clan lain-lain.
252 Bagian II: Perencanaan, Perangkat, dan Peserta
•
Karena luasnya aspek yang dijangkau metode jaringan kerja dalam penyelenggaraan proyek,
maka sering dianggap proses menyusun jaringan kerja identik dengan metodologi
manajemen proyek. Anggapan tersebut tidak sepenuhnya lengkap, karena manajemen
proyek disamping berur:usan dengan perencanaan dan pengendalian (yang merupakan area
jaringan kerja), masih memiliki fungsi-fungsi lain seperti mengorganisir, memimpin, dan
staffing.
•
Prosedur dan sistematika menyusun jaringan kerja berturut-turut adalah mengkaji dan
memecah lingkup proyek menjadi komponen-komponen kegiatan, menyusun kembali sesuai
dengan logika ketergantungan, memberikan perkiraan waktu, dan mengidentifikasi j alur
kritis. Dan bila diinginkan, dilanjutkan dengan mencari jadwal yang ekonomis dan optimal.
•
Kaidah dasar j aringan kerja (CPM/ PERT) adalah kecuali sebagai kegiatan awal, maka
sebelum suatu kegiatan dapat mulai, kegiatan terdahulu (predecessor) harus sudah selesai.
•
Berbagai faktor hendaknya diperhatikan dalam memperkirakan kurun waktu kegiatan,
antara lain menggunakan hari kerja biasa (tidak lembur), jumlah sumber daya normal, tidak
dipengaruhi target, pengaruh cuaca, memperhatikan peraturan yang berlaku (ijin mendirikan
bangunan), dan lain-lain.
•
Dikenal dua macam estimasi kurun waktu, CPM memakai cara deterministik satu angka,
sedangkan PERT memakai tiga angka probabilitas dengan rentang waktu.
Lama Waktu
(minggu)
•
Membebaskan tanah
Menggali tanah tempat pipa
3,0
•
Membeli pipa
3,0
Pabrikasi
2,0
•
Memasang isolasi
2,0
•
•
Membuat gambar desain-engineering
•
Menyiapkan lahan 2,0
•
Membeli material untuk pondasi 3,0
2,0
•
Membeli material struktur tiang/dinding/atap
2,0
•
Membuat pondasi
•
Pabrikasi struktur tiang/dinding/atap
4,0
•
Mendirikan bangunan
2,0
•
Memasang atap
1 ,0
Metode, Tekn ik
Perencanaan VVaktu
dan Menyusun Jadwal
ada bab-bab sebelurnya telah diba teknik yang terkenal, di antaranya ialah
has bagaimana cara menyusun peker Metode Jalur Kritis (CPM), Project Evaluation
jaan yang merupakan komponen lingkup and Review Technique (PERT), Preseden Diagram
proyek menjadi jaringan kerja, memberikan Method (PDM) serta Grafical Evaluation and Re
angka kurun waktu pada masing-masing view Technique, (GERT). Tiga metode pertama
komponen, melakukan analisis mengenai sering dijumpai pada kegiatan konstruksi dan
berapa lama waktu penyelesaian atau jadwal penelitian dan akan dibahas lebih jauh dalam
proyek. Seperti telah disinggung sebelumnya, bab ini.
dalam hubungan ini terdapat metode dan
D
Adalah kurun waktu suatu kegiatan. Umum
nya dengan satuan waktu hari, minggu, bulan,
dan lain-lain.
Hitungan Maju
Dalam mengidentifikasi jalur kritis dipakai
suatu cara yang disebut hitungan maju. Ber
ikut ini adalah contoh sederhana untuk
maksud di atas, dengan memakai visualisasi
proyek seperti yang terdapat pada Gambar 13-
1. Pertama-tama perlu diingat kembali aturan
atau kaidah dalam menyusun jaringan kerja
berikut ini.
Gambar 1 3-2 Suatu kegi atan dengan dua atau lebih kegiatan-kegiatan terdahulu yang menggabung.
kegiatan 5-6 adalah kegiatan terakhir dari Untuk mendapatkan angka waktu mulai pa
proyek, maka selesainya kegiatan 5-6 berarti ling akhir kegiatan 5-6, maka dipakai aturan
juga waktu selesainya proyek, yaitu pada hari jaringan kerja yang menyatakan bahwa:
ke-16.
AT-4. Waktu mulai paling akhir suatu ke giatan
adalah sama dengan waktu selesai
Hitungan Mundur
paling akhir dikurangi kurun waktu
Perhitungan mundur dimaksudkan untuk berlangsungnya kegiatan yang
mengetahui waktu atau tanggal paling akhir bersangkutan, atau
kita "masih" dapat memulai dan mengakhiri
masing-masing kegiatan tanpa menunda LS = LF-D
2 2 0 2 0 2
2 3 3 2 5 6 9
2 4 5 2 7 2 7
3 4 5 9 9 13
6 13 7 13
Jadi, untuk kegiatan 5-6 dihasilkan: AT-5. Bila suatu kegiatan memiliki (me
mecah menjadi) 2 atau lebih kegiatan
LS(5-6) = LF(5-6) - D atau kegiatan berikutnya (successor) seperti
= 16 - 3 = 13 diperlihatkan Gambar 13-3, maka wak tu
selesai paling akhir (LF) kegiatan
Selanjutnya, bila kegiatan 5-6 mulai pada hari tersebut adalah sama dengan waktu
ke-13, maka ini berarti kedua kegiatan yang mulai paling akhir (LS) kegiatan
mendahuluinya harus diselesaikan pada hari berikutnya yang terkecil.
ke-13 juga, sehingga LF dari kegiatan 4-5 dan
3-5 adalah sama dengan LS dari kegiatan 5-6, Bila LS(b) < LS(c) < LS(d) maka LF(a) =
LS (b).
yaitu hari ke-13. Dengan memakai aturan AT-
4 di atas, dihasilkan angka-angka berikut: Untuk contoh di atas, maka LF(1-2) = LS(2-4)
Kegiatan 4-5, maka LS(4-5) = 13 - 6 = 7 =2.
Kegiatan 3-5, maka LS(3-5) =
13 - 4 = 9
Kegiatan 2-4, maka LS(2-4) = 7-5 = 2 B. Jalur Kritis dan Float
Kegiatan 2-3, maka LS(2-3) = 9-3=6 Dari perhitungan dan tabulasi pada Tabel 13-
Kegiatan 1-2, maka LS(1-2) = 2-2 = 0 3, terlihat bahwa waktu penyelesaian proyek
paling cepat (EF) adalah 16 hari dan terdiri
Dengan meninjau peristiwa atau node 2, di
dari urutan kegiatan yang mengikuti jalur 1-2-
mana terdapat kegiatan yang "memecah"
4-5-6. Jadi, inilah yang disebut jalur kritis,
menjadi dua (atau lebih), maka berlaku aturan
demikian pula kegiatan-kegiatan yang terletak
sebagai berikut:
di jalur tersebut dinamakan kegiatan kritis.
Sifat atau syarat umum jalur kritis adalah:
b
1.
Pada kegiatan pertama: ES = LS = 0 atau
E(1) = L(1) = 0.
2.
Pada kegiatan terakhir atau terminal:
LF = EF.
c 3.
Float total: TF 0.=
TF = LF - EF = LS - ES
- - - - -+0-0
0 2 3 4 5 6 7 8
- - - - - - 10
FT - FF.
float bebas, float interferen, dan float
independen. Arti dari float interferen adalah bila suatu
kegiatan menggunakan sebagian dari IF
1. Float Bebas sehingga kegiatan nonkritis berikutnya pada
jalur tersebut perlu dijadwalkan lagi (digeser)
Seperti telah disinggung di muka, untuk
meskipun tidak sampai mempengaruhi penye
memanfaatkan float total, kegiatan terdahulu
lesaian proyek secara keseluruhan.
harus mulai seawal mungkin (=ES). Sebaliknya
kegiatan berikutnya harus dimulai selambat
mungkin (=LS). Berbeda dengan hal di atas, 3. Posisi dan Hubungan Float-float
salah satu syarat adanya float bebas (FF) Total, Bebas, dan Interferen
adalah bilamana semua kegiatan pada jalur
Hubungan antara ketiga float tersebut di
yang bersangkutan dimulai seawal mungkin.
atas dijelaskan dengan bagan balok seperti
Besarnya FF suatu kegiatan adalah sama
terlihat pada Gambar 13-Sc. Terdapat tiga
dengan sejumlah waktu di mana penyelesaian
kegiatan, yaitu:
kegiatan tersebut dapat ditunda tanpa
mempengaruhi waktu mulai paling awal dari 1. Kegiatan A dengan waktu mulai paling
kegiatan berikutnya ataupun semua peristiwa awal ES(1-2).
yang lain pada jaringan kerja. Dengan kata 2. Kegiatan A dengan waktu mulai paling
lain, float bebas dimiliki oleh satu kegiatan akhir LS(1-2).
tertentu sedangkan float total dimiliki oleh 3. Kegiatan B dengan waktu mulai paling
kegiatan-kegiatan yang berada di jalur yang awal ES(2-3).
Metode, Teknik Perencanaan Waktu dan Menyusun fadwal 261
LF(1-2)
LS( 1 -2)
Kegiatan A
0 ( 1 -2)
ES(1-2)
EF(1-2)
Kegiatan A
0(1-2)
Float total (TF)
Kegiatan B
Gambar 1 3-Sc Menunjukkan posisi dan hubungan float total, float bebas, dan float interferen.
Float total didapatkan dari mengurangkan AT-9. Float Independen (Fid) ES kegiatan=
(i -
•
kegiatan e:
EF(3-5) = ES(3-5) + 0(3-5) = 5 + 4 = 9
•
kegiatan g:
EF(5-6) = ES(5-6) + 0(5--6) = 9 + 3 = 12
d
(8)
(6)
a 1- 2 ' 3 0 3
b 2 - 3 "" 2 3 5
c 2 -4 4 3 7
d 2 - 6 8 3 11
e 3 -5 5 9
f 4 - 7 13
g 5 - 6
h 6 - 8
dari EF(2--6) = 11, sehingga EF(6-8) = ES(S--6) singkat proyek, maka hitungan mundur bertu
+ 6 = 12 + 6 18. Namun, di node 8 terjadi
=
juan mengidentifikasi adanya float. Hitungan
pula penggabungan dua kegiatan yaitu h clan mundur dimulai dari node 9 ke kiri mene
i, sehingga perlu ditinjau lebih besar mana lusuri jaringan kerja sampai ke node 1 seperti
EF(6-8) dibanding EF(7-8). Temyata EF(7-8) terlihat pada Gambar 13-8. Dari hitungan
= 20 lebih besar dari EF(6-8) = 18. Dengan terdahulu, angka waktu penyelesaian paling
demikian, ES(8-9) = EF kegiatan terdahulu awal kegiatan adalah sebesar EF(8-9) = 24.
yang terbesar yaitu EF(7-8) = 20. Jadi, EF(8-9) Dengan memakai rumus-rumus terdahulu
= ES(8-9) + 4. = 24. Dengan demikian, waktu akan diperoleh angka-angka berikut.
penyelesaian proyek yang terdiri dari 10 ke
giatan secara keseluruhan adalah 24. Untuk i,
a 1 -2 3 0 3 0 3
b 2 - 3 2 3 5 5 7
c 2 - 4 4 3 7 3 7
d 2 - 6 8 3 11 6 14
e 4 5 9 7 11
f 4 - 7 6 7 13 7 13
g 3 9 12 11 14
h 6 - 8 6 12 18 14 20
7 - 8 7 13 20 2{)
j 8 - 9 4 20 24 20 24
4 20 20 24
�··· 0 0 0
8 - 9 . ...............
Tabel 1 3·8 Menunjukkan tingkat kekritisan suatu kegiatan pada jaringan kerja.
a 3 0 3 0 3 0 jalur kritis
c 4 3 7 3 7 2 hampir kritis
f 6 7 13 7 13 0 jalur kritis
7 13 20 13 20 3 kurang kritis
j 4 20 24 20 24 2 hampir kritis
b 2 3 5 5 7 0 jalur kritis
e 4 5 9 7 11 2 hampir kritis
g 3 9 12 11 14 2 hampir kritis
h 6 12 18 14 20 0 jalur kritis
JANUARI - 1 992
- - - 1 2 3 4
- 32 33 libur 35 36
5 6 7 8 9 10 11
- 38 39 40 41 42
37
12 13 15 16 17
18
- 44 46 47
48
19 20 21 22 23 24
25
- 49 50 51 libur 52
26 27 28 29 30 31 -
- 54 55 56 57 58
, . , , ,... .., ,, ••,. •• ..,.,,.. ,,. •• . • . .•
· ··
.. · ····· . 59
.
•
•. .
·<<<< •.
•
.
•••• •. . .
.
••• ,
•. •• ' ···
Tm(201 ) � Td(202) =@
F G
(90)
Tm(1 01) =
0
Td(1 06) = 250
c D
(80) 1 03 105 1 06
(90) (20)
(30)
Td(301) = 240
(10)
Kurun
Kegiatan Waktu ES EF
LS LF Float Keterangan
A 80 0 80
-20 60 -20 Tm(1 01) 0
·
=
..
. .
B 90 80 1 70
60 1 50 -20
c 30 1 70 200
1 50 1 80 -20
D 20 200 220
200 220 0
E 30 220 250 220 250 0 Td(1 06) =
250
F 90 � 1 60 60
G 20
@) 220 1 80 1 50
200
-1 0
-20
Tm(201)
Td(202)
=
=
70
200
H 10 220 230 230 240 10 Td(301) = 240
.
.· ...· .. ..
·······
hasil yang memuaskan maka proyek lain akan dan E(301) = Td(301) = 240 akan menghasilkan
segera memesan ketel uap yang sama. float seperti pada Gambar 13-9.
Pekerjaan pabrikasi di atas diserahkan kepada Terlihat bahwa beberapa kegiatan mem
"manufacturer" . Pekerjaan membuat laporan punyai float negatif, nol, dan positif. Untuk
operasi kilang guna serah terima dan menentukan jalur kritis digunakan definisi
pembayaran akhir proyek (H) yang berhubungan dengan multi titik awal
selesai dalam waktu 10 baru dapat dan multiterminal, yaitu jalur kritis adalah
dimulai setefallSTart up dan uji coba
-
jalur yang memiliki float jalur (path float)
operasi kilang selesai. terkecil. Berdasarkan batasan di atas maka
jalur kritis proyek di Tabel 13-10 terdiri dari
Menentukan Jalur Kritis kegiatan-kegiatan A � B � C � G dengan
Analisis dengan menggunakan hitungan float total -20, dan target kurun waktu Td(202)
maju dan hitungan mundur dengan kondisi =
200. Karena float adalah negatif maka kurun
E(101) Tm(101) 0, E(201) = Tm(201) 70,
= = =
waktu berdasarkan target kurang dari yang
E(202) Td(202) = 200, E(106) = Td(106) 250
= =
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.
E{i ) EU )
PERT:
Orientasi ke peristiwa ()�- Peristiwa mengecor
Peristiwa mengecor
pondasi dimulaipondasi selesai
Frekuensi
0 3
optimistik (a) dan pesimistik (b) adalah sama. dari kurun waktu paling mungkin m = 5,0.
Sedang j umlah kemungkinan terjadinya Angka te akan sama besar dengan m bilamana
peristiwa paling mungkin (m) adalah 4 kali kurun waktu optimistik dan pesimistik terletak
lebih besar dari kedua peristiwa di atas. simetris terhadap waktu paling mungkin atau
Sehingga bila ditulis dengan rumus adalah b - m = m - a. Hal ini dijumpai misalnya pada
sebagai berikut: kurva distribusi normal berbentuk genta.
Konsep te sebagai angka rata-rata (meanvalue)
Kurun waktu kegiatan yang diharapkan: mempermudah perhitungan karena dapat
dipergunakan sebagai satu angka deter
te = ( a + 4m + b ) (1 /6) 13-1 ministik, seperti pada CPM dalam meng
identifikasi jalur kritis, float, dan lain-lain.
Bila garis tegak lurus dibuat melalui te, maka
garis tersebut akan membagi dua sama besar
area yang berada di bawah kurva beta Estimasi Angka-angka a, b, dan m
distribusi, seperti terlihat pada Gambar 13-13. Sama halnya dengan CPM, maka meng
Perlu ditekankan di sini perbedaan antara ku ingat besarnya pengaruh angka-angka a, b, dan
run waktu yang diharapkan (te) dengan m dalam metode PERT, maka beberapa hal
kurun waktu paling mungkin (m). Angka m perlu diperhatikan dalam estimasi besarnya
menun jukkan angka "terkaan" atau perkiraan angka-angka tersebut. Di antaranya:
oleh seorang estimator. Sedangkan te adalah •
Estimator perlu mengetahui fungsi dari a,
hasil dari rumus perhitungan matematis.
b, clan m dalam hubungannya dengan
Sebagai contoh, misalnya dari estimator
perhitungan-perhitungan dan pengaruh
diperkirakan angka-angka sebagai berikut:
nya terhadap metode PERT secara kese
Kurun waktu optimistik (a) = 4 hari luruhan. Bila tidak, dikhawatirkan akan
Kurun waktu pesimistik (b) = 9 hari mengambil angka estimasi kurun waktu
yang tidak sesuai atau tidak membawakan
Kurun waktu paling mungkin (m) = 5 hari
pengertian yang dimaksud.
Metode, Teknik Perencanaan Waktu dan Menyusun
27
•
Di dalam proses estimasi angka-angka a,
Pada jalur kritis berlaku:
b, dan m bagi masing-masing kegiatan,
jangan sampai dipengaruhi atau di Slack = 0 atau (TL) - (TE) = 0
hubungkan dengan target kurun waktu
penyelesaian proyek. Untuk rangkaian kegiatan-kegiatan lurus
•
Bila tersedia data-data pengalaman masa (t_anpa cabang), misalnya terdiri dari tiga
lalu (historical record), maka data demikian
ke
akan berguna untuk bahan pembanding giatan dengan masing-masing te(1-2), te(2-3),
dan banyak membantu mendapatkan hasil te(3-4) dan (TE)-1 sebagai peristiwa awal,
yang lebih meyakinkan. Dengan syarat maka total kurun waktu sampai (TE)-4 adalah:
data-data tersebut cukup banyak secara (TE)-4 = (TE)-1 + te(1-2) + te(2-3) + te(3-4).
kuantitatif dan kondisi kedua peristiwa Sedangkan untuk rangkaian yang memiliki
yang bersangkutan tidak banyak berbeda. kegiatan-kegiatan yang bergabung atau
memencar, juga berlaku rumus-rumus pada
Jadi yang perlu digaris-bawahi di sini adalah metode CPM yang bersangkutan. Gambar 13-
estimasi angka a, b dan m hendaknya bersifat 14 adalah contoh perhitungan menentukan
berdiri sendiri, artinya bebas dari per jalu
_ � �itis d� slack proyek sederhana
timbangan-pertimbangan pengaruhnya ter yang
terdm dan tujuh kegiatan.
hadap komponen kegiatan yang lain, ataupun
terhadap jadwal proyek secara keseluruhan. Angka a, m, dan b ditulis di bawah anak
Karena bila ini terjadi akan banyak mengu panah. Untuk mendapatkan te masing-masing
rangi faedah metode PERT yang mengguna kegiatan dipergunakan Persamaan 13-1:
kan unsur probability dalam merencanakan
1
kurun waktu kegiatan. te(1-2) = (6 )(1 + 4 x 4 + 7) = 4
1
B. ldentifikasi jalur Kritis dan Slack te(2-3) = (6 )(1 + 4 x 2 + 3) = 2
Dengan menggunakan konsep te dan angka 1
angka waktu paling awal peristiwa terjadi (the te(2-4) = (6 )(5 + 4 x 6 + 13) = 7
earliest time of occurance - TE), dan waktu
1
paling akhir peristiwa terjadi (the latest time te(3-5) = (6 )(2 + 4 x 5 + 8) = 5
of occurance-TL) maka identifikasi kegiatan
kritis, jalur kritis dan slack dapat dikerjakan 1
te(4-6) (6 )(6 + 4 x 8 + 10) = 8
seperti halnya pada CPM, seperti:
=
(3, 4, 5)
(1 , 2, 3) (2, 5, 8)
2
(1 , 4, 7) (5, 6, 1 3)
27 1 3·1 4
Gambar Jaringan kerja dengan angka-angka a, m, dan b. Bagian Ill: Perencanaan, Perangkat, dan
Metode, Teknik Perencanaan Waktu dan Menyusun
272 27
Bagian Il: Perencanaan, Perangkat, dan Peserta
2
(7)
Tabel 1 3·1 1 Tabulasi hasil perhitungan TE, TL, d an slack jaringan kerja dari Gambar 1 3- 1 5.
Kurun Waktu
Paling Kurun Waktu
Kegiatan Optimistik Pesimistik Mungkin yang Diharapkan
(a) (b ) (m ) (te)
Kegiatan A
4 + 22 + 10
te 6 0 1
l
S =
(b - a) 1,0
6
=
Kegiatan B
te =
6 D. Deviasi Standar dan Varians
s= 2
Peristiwa V (TE)
V(te) =
( 612 )2 =4 Di atas telah dibahas deviasi standar dan
varians V(te) untuk kegiatan dalam metode
PERT. Selanjutnya, bagaimana halnya dengan
Dari contoh di atas terlihat bahwa meskipun waktu. Gambar 13-16 memperlihatkan bila
kegiatan A dan B memiliki te sama besarnya, contoh di atas disajikan dengan grafik.
tetapi besar rentang waktu untuk A (10 - 4 =
Gambar 1 3·1 7 Kurva distribusi untuk peristiwa/kejadian disebut kurva distribusi normal dan berbentuk genta.
•
Seluas 68 persen arena di bawah kurva dan varians. Sebagai ilustrasi, sekali lagi
terletak dalam rentang 25. dipakai, misal suatu proyek yang terdiri dari 7
•
Seluas 95 persen area di bawah kurva (tujuh) kegiatan seperti tertera pada Gambar
terletak dalam rentang 45.
•
Seluas 99,7 persen arena di bawah kurva
terletak dalam rentang 65.
V( TE)-1 V(TE)-2
V(te) 1 -2
Peristiwa 1 Peristiwa 2
3 5
te 2,00
= te 5,00
= te 4,00
=
V( te) 0,03
= V(te) 1 ,00
= V( te) 0, 10
=
2
4 6
te 4,00
=
V( te) = 1 ,00
Gambar 1 3·1 8 Jaringan kerja dengan te dan v pada masing-masing kegiatan sesuai Tabel 1 3-13.
Dengan total varians V(TE) = 3,29 maka yang diharapkan (TE) dengan target T(d) pada
deviasi standar 5 = = 1 ,81 atau 35 metode PERT dinyatakan denganz dan
= dirumuskan sebagai berikut:
5,43. Jadi, diperoleh angka untuk titik . . TE
peristiwa selesainya proyek yaitu pada hari Dev1 as1 z = 5
ke-21 (bila hari dipakai sebagai satuan waktu)
dengan besar rentang 35 peristiwa 7 adalah =
Sebagai ilustrasi dipakai contoh proyek
5,43. Atau dengan kata lain, kurun waktu
seperti pada Gambar 13-19. Misalnya
penyelesaian proyek adalah 21 ± 5,43 hari.
Dengan demikian, dapat digambarkan kurva
ditentukan tar get penyelesaian= pada hari Td
20, kemudian ingin diketahui sejauh mana
distribusi normal (TE)-7 seperti terlihat pada
target tersebut dapat dicapai.
Gambar 13-19 kanan bawah. Dari ilustrasi di
bawah terlihat bedanya hasil hitungan Dihitung z:
sebelum dan sesudah memasukkan faktor
deviasi standar dan varians, yaitu peristiwa
selesainya proyek mempunyai rentang waktu 5 1,81 1,81
yang dalam contoh di atas sebesar ±5,43 hari.
Akibat dari keadaan ini adalah perlunya Dengan angka z = -0,55 (lihat tabel yang
pengamatan dan analisis yang seksama dalam terlampir pada Apendiks 11) diperoleh angka
mengidentifikasi jalur kritis terutama pada "probabilitas" sebesar 0,29. Hal ini berarti
proyek yang memiliki sejumlah j alur subkritis. kemungkinan (probability) proyek selesai pada
target Td = 20 adalah sebesar 29,0 persen.
Perlu ditekankan di sini bahwa dalam
E. Target Jad wal Penyelesaian (TD) menganalisis kemungkinan di atas
dikesampingkan adanya usaha-usaha
Pada penyelenggaraan proyek, sering di
tambahan guna mempercepat pe nyelesaian
jumpai sejumlah tonggak kemajuan (milestone)
pekerja an, misalnya dengan penambahan
dengan masing-masing target jadwal atau
sumber daya. Dengan diketahui indikasi
tanggal penyelesaian yang telah ditentukan.
berapa persen kemungkinan tercapai nya target
Pimpinan proyek atau pemilik acapkali
jadwal suatu kegiatan, maka hal ini merupakan
menginginkan suatu analisis untuk menge
informasi yang penting bagi pengelola
tahui kemungkinan/kepastian mencapai tar
proyek untuk mempersiapkan langkah-
get jadwal tersebut. Hubungan antara waktu
langkah yang diperlukan.
Metode, Teknik Perencanaan Waktu dan Menyusun 2 N
"'
0\
V(TE)-3 = 1 ,03
V(TE)-5 2,03
=
4
V(TE)- 1 = 0,00 V(TE)-2 = 1 ,00
V(TE)-4 = 2,76 V(TE)-6 = 3, 19 V(TE)-7 = 3,29
Gam usi
.
bar yan
.
. 1 3- g
Kurva distrib�si peristiwa 7 19
bers
. Meng
ang
kaj i
kuta
peristi
n.
wa
selesa
inya
proye
15,57 k
dan
kurva
distrib
;;·
�
;:;
.
8
2
;:;
f
!5
?
�
26,43
i
§
!'I
£'
a'
Metode, Teknik Perencanaan Waktu dan Menyusun ]adwal
277
te 13
= te = 7
V(te) 2,78
= V( te) = 0,44
te = 1 3 te 2 =
te = 12 V( te) = 9,00 te = 4
V( te) = 1 ,78 V( te) = 0 , 1 1 V( te) 0,1 1
=
(2, 5, 9) (1 ' 5, 9)
te = 5 te 5
=
V( te) = 1, 00 V( te) 1 , 78
=
1. Estimasi kurun waktu kegiatan Deterministik, satu angka Probabilistik, tiga angka
2. Arah orientasi Ke kegiatan Ke peristiwa/kejadian
3. ldentifikasi jalur kritis dan float Dengan hitungan maju dan Cara sama dengan CPM
mundur
4. Kurun waktu penyelesaian milestone Ditandai dengan suatu Angka tertentu ditambah
atau proyek angka tertentu varians
5. Kemungkinan (probability) mencapai Hitungan/analisis untuk Dilengkapi cara khusus
target jadwal maksud tersebut tidak ada untuk itu
6. Menganalisis jadwal yang ekonomis Prosedurnya jelas Mungkin perlu dikonversikan
ke CPM dahulu
,. , . .... .. ......
. .. .......
Metode, Teknik Perencanaan Waktu dan Menyusun Jadwal
279
maka pada PERT perlu diperhatikan jalur sub menjadi kritis dengan segala akibatnya. Ini
kritis karena oleh sesuatu sebab mungkin tidak ada dalam CPM.
Mt 60%
L - - - - - - - -
Mp 40% Mp 60%
Mk 40% Mk 60%
�ambar 1 3·21 b Kegiatan-kegiatan dipecah menjadi 40 persen dan 60 persen bag ian .
280 Bagian Ill: Perencanaan, Perangkat, dan Peserta
Gambar 1 3·21 c Kegiatan seperti pada Gambar 1 3-21 b disajikan dengan metode PDM.
Nomor Urut
Nomor dan Nama Kegiatan
ES Nama
Kurun waktu EF Tgl. mulai: ES/LS Kurun waktu : D
kegiatan
(D)
- - a.
Tgl. selesai: E F/LF Float total: F
LS (tanggal)
(tanggal) Progres Penyelesaian (%)
LF
•;'?{
··· •.· •••
Gambar 1 3·22 Denah yang lazim pada node PDM.
Metode, Teknik Perencanaan Waktu dan Menyusun fadwal
281
Jenis konstrain ini identik dengan kaidah Tanda Konstrain dalam Jari ngan Kerja
utama jaringan kerja-CPM atau PERT, yaitu
suatu kegiatan dapat mulai bila kegiatan yang Gambar 13-23 memperlihatkan penulisan
mendahuluinya (predecessor) telah selesai. konstrain pada PDM, yaitu dicantumkan di
atas anak panah yang menghubungkan dua
2. Konstrain Mulai ke Mulai - SS kegiatan. Kadang-kadang dijumpai satu kegi
atan memiliki hubungan konstrain dengan le
Memberikan penjelasan hubungan antara bih dari satu kegiatan seperti ditunjukkan
mulainya suatu kegiatan dengan mulainya
oleh Gambar 1 3-24a atau suatu
multikonstrain,
28 Bagian II: Perencanaan, Perangkat, dan
Konstrain FS
Kegiatan I Kegiatan 11
Kegiatan (i) Kegiatan (j)
FS(i-j) = a
Konstrain SS
Kegiatan (i)
Gambar 1 3·24a Satu keg iatan mempunyai
h u bu ng a n konstrain dengan leb ih dari satu
kegiatan yang berbeda.
Kegiatan G)
SS(i-j) = b
Kegiatan I Kegiatan 11
Konstrain FF
Kegiatan (i)
FF(i-j) =
c
,,,.,,,, ,,
Kegiatan (j) •
Kegiatan mana harus diselesaikan,
sebelum kegiatan tertentu B boleh mulai,
Konstram SF
dan berapa lama tenggang waktunya.
•
Kegiatan mana harus mulai sesudah ke
Kegiatan (i)
giatan tertentu C mulai dan berapa lama
SF(i-j) = d j arak waktunya.
(6) (9)
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22
Mt
(6)
I (
� 1 (7) 1
0 2 4 6 10 12 14
Gambar 1 3-25c Kegiatan seperti pada Gambar 1 3-25a/b disusun menjadi PDM/AON. Penyelesaian proyek
total = 17 hari .
tindih antara kegiatan Mt dengan Mp dan Mp 25c. Penyelesaian proyek total = 17 hari.
dengan Mk, yaitu setelah Mt berjalan selama
4 hari maka kegiatan Mp mulai. Demikian
halnya dengan Mk terhadap Mp, yaitu setelah
Mp berjalan 6 hari, mulailah kegiatan Mk. Jadi
mulainya kegiatan yang satu tidak menunggu
kegiatan yang lain selesai 100%.
Bila Gambar 13c-6b disajikan dengan
PDM/AON akan terlihat seperti Gambar 13-
Metode, Teknik Perencanaan Waktu dan Menyusun
C. ldentifikasi Jalur Kritis 28
{i) SS{i-j ) U)
Keterangan DU )
-Keterangan D(i ) -
FS{i-j ) - -
ES EF ES EF
FF{i-j )
(i ) SS(i-j ) Ul
D(i ) DU )
- - FS(i-j ) - -
Keterangan Keterangan
LS LF LS LF
FF(i-j )
SF(i-j )
•
Waktu mulai paling awal dan akhir harus
informasi tertentu yang .telah diketahui.
sama ....................... .............. ES LS
Misalnya, sebagai berikut:
=
•
Waktu selesai paling awal dan akhir harus •
Proyek terdiri dari enam kegiatan
sama.......................................EF LF = A,B,C,D,E, dan F dengan nomor urut
1,2,3,4,5, dan 6.
•
Kurun waktu kegiatan ad alah sama •
Kurun waktu kegiatan tercantum pada
dengan perbedaan waktu selesai paling
Tabel 13-16.
akhir dengan waktu mulai paling awal
•
Telah diketahui pula konstrain antara ke
......... ... ...... ... ...... ... ... .... ........... LF - ES = D
giatan-kegiatan yang bersangkutan.
•
Bila hanya sebagian dari kegiatan bersifat
kritis, maka kegiatan tersebut secara utuh Diminta menyusun jaringan PDM, me
dianggap kritis. nentukan jalur kritis dan kurun waktu
penyelesaian proyek.
Untuk menjawab soal di atas, dilakukan
D. Contoh Menghitung dan langkah-langkah sebagai berikut:
Menyusun jaringan PDM 1. Membuat denah node sesuai dengan
Ilustrasi di bawah ini memberikan petunjuk jumlah kegiatan. Jadi, dalam hal ini akan
bagaimana mempergunakan rumus-rumus di terdapat enam node, dengan kurun waktu
atas, guna menyusun j aringan PDM dari suatu yang bersangkutan.
Tabel 1 3·16 Data proyek terdiri dari enam kegiatan yang diminta untuk disusun dalam bentuk PDM.
1 A 5
2 8 6 SS(1 -2) 3 =
3 c 6 FS(1 -3) 2 =
FF(2-3) 2 =
4 D 7 SF(2-4) = 1 1
5 E 6 FS(2-5) 1 =
SF(3-5) = 9
SS(4-5) 4 =
SS(5-6) 5 =
Bagian Ill: Perencanaan, Perangkat, dan
28
'
·
. ;.
·
" · ''"'' " ' ' " "·" '· · · "· .· .._,
·
· ""''·'" "· .,.,,,,_,,,,
SS(4-5) = 4
4
D 7
LS SS(5-6) = 6 '
s S( 1 -2) = SF(2-4) = 11
3
1 2 5
I I FS(2-5) = 1
6
I
ES A EF E 6 EF ES F 8
LS LF LS I ' LF FF(2-3) = 2 LF LS
61
3
FS(1 -3) =
2 ES c EF
LS LF SF(3-5) = 9
H itungan Maju
• Kegiatan A
Dianggap mulai awal = 0
ES(l) = 0
EF(l) =ES(l) + D(A) = 0+5 = 5
• Kegiatan B
ES(2) = ES(l) + SS(l-2) = 0 + 3 = 3 EF(2)
= ES(2) + D(B) = 3 + 6 = 9
Bagian Ill: Perencanaan, Perangkat, dan
28
i 9 + 1 = 10
=,
SS(4-5) = 4
0 A
1
5 5 3 2
I s
FS{2-5) = 1
FF(2-3) = 2 11E 6 17
5 6
1 6 F8 24
FS{1 -3) = 2
7 13 3
c6
SF{3-5) = 9
MHI
(8)
Mp--1 Mp--11
(5)
lnterupsi (4)
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
MH MHI
(3) (8)
Gambar 1 3·31 d Proyek seperti Gambar 1 3-3 1 b dianalisis dengan metode CPM/AOA.
•
Pada jaringan kerja terdapat jalur kritis yang terdiri dari rangkaian komponen kegiatan
kegiatan kritis. Besar kurun waktu jalur kritis menunjukkan waktu penyelesaian proyek
tercepat.
•
Untuk mengetahui kurun waktu penyelesaian proyek tercepat dilakukan hitungan maju.
Sedangkan untuk mengidentifikasi float digunakan hitungan mundur.
•
Di samping float total dikenal pula float-float bebas, independen, dan interferen pada
jaringan kerja.
•
Kalender kerja disusun dari kalender biasa dengan tidak memasukkan hari minggu dan
hari libur. Dengan demikian, penggunaannya dalam praktek dapat lebih mudah.
•
Untuk memudahkan penangkapan dan pemahaman pada analisis jaringan ke1ja dipakai
satu titik awal dan satu terminal. Pada kenyataan sesungguhnya yang sering terjadi adalah
proyek memiliki multititik awal dan multiterminal.
•
Metode PERT direkayasa untuk merencanakan dan mengendalikan kegiatan dengan kurun
waktu yang memiliki ketidakpastian cukup tinggi, sehingga dipakai tiga angka estimasi a,
m, dan b.
•
Di dalam proses memperkirakan besar angka-angka a, m, dan b tersebut harus diperhatikan
beberapa faktor, sehingga tidak mengurangi faedah yang akan diperoleh dari tujuan
menggunakan metode ini.
•
Teori Probabilitas dari ilmu statistik dengan kurva distribusinya dipergunakan untuk
mengkuantifikasikan ketidakpastian, sehingga mendapatkan hubungan-hubungan tertentu
antara a, m, dan b, demikian pula angka te, yaitu besar kurun waktu yang diharapkan.
•
Dengan konsep te maka perhitungan-perhitungan untuk mengidentifikasi kegiatan kritis,
slack, dan jalur kritis dapat dilakukan, yaitu identik dengan CPM.
•
Untuk menunjukkan adanya rentang waktu bagi masing-masing kegiatan maupun peristiwa
selesainya milestone atau proyek, diperkenalkan parameter deviasi standar dan varians.
•
Sekali lagi dengan menggunakan teori probabilitas yang mengasumsikan bahwa distribusi
(TE) mengikuti pola distribusi normal yang menghasilkan kurva berbentuk genta, maka
dapat dihitung berapa persen (%) kemungkinan target jadwal bisa dicapai.
•
Akhir pembahasan mengetengahkan perlunya mengamati jalur subkritis karena, oleh karena
sesuatu sebab, jalur ini dapat menjadi kritis beserta akibat yang ditimbulkan.
•
PDM adalah jaringan kerja dengan kegiatan terletak di dalam node (AON), sedangkan anak
panah berfungsi menunjukkan hubungan antara node yang bersangkutan.
•
Berbeda dengan CPM maupun PERT, maka PDM mengenal adanya konstrain antara
kegiatan yaitu SS, SF, FS dan FF, yang memungkinkan menggambarkan kegiatan tumpang
tindih lebih sederhana dan tidak memerlukan dummy.
•
Untuk mengidentifikasi jalur kritis dan float, serta mencari kurun waktu penyeleselesaian
proyek tercepat, digunakan hitungan maju-mundur dengan memasukkan faktor konstrain.
•
Karena dalam PDM menampung kemungkinan kegiatan boleh mulai sebelum kegiatan
yang mendahuluinya selesai 100 persen, maka dapat terjadi waktu penyelesaian proyek
lebih pendek dibandingkan dengan metode CPM atau PERT, terkecuali bila kegiatan-kegiatan
tersebut dipecah-pecah yang memerlukan banyak dummy.
•
Dikenal adanya interupsi kegiatan, yaitu oleh karena dampak hubungan-hubungan konstrain
yang bersangkutan, maka kegiatan dihentikan sementara dan pelaksanaan sisa kegiatan
tersebut ditunda.
Metode, Teknik Perencanaan Waktu dan Menyusun
29
1. Mungkinkah dalam suatu jaringan kerja terdapat lebih dari satu jalur kritis, multititik awal
dan multiterminal? Kapan peristiwa tersebut terjadi? Jelaskan jawaban Anda!
2. Kapan terjadi float total, bebas, independen, dan interferen? Tunjukkan masing-masing
hubungan antara float tersebut bila ada!
3. Bagaimana pengertian management by exception dalam hubungannya dengan identifikasi
jalur kritis?
4. Proyek dengan 7 komponen-komponen kegiatan dengan kurun waktu yang bersangkutan
terlihat seperti pada gambar berikut ini.
(3) (5J
(4) (2)
Ditanyakan:
a. Tentukan jalur kritis dan kurun waktu penyelesaian proyek tercepat.
b. Kegiatan mana yang mempunyai float total dan float bebas (free float) dan berapa
besarnya?
5. Jaringan kerja yang menggambarkan suatu proyek dengan komponen kegiatan dan masing
rhasing kurun waktu yang bersangkutan terlihat seperti pada gambar berikut ini.
(2)
5
(3J (2) (2) (4)
Ditanyakan:
a. Berapa lama kurun waktu penyelesaian proyek tercepat.
Tentukan float-float total, independen, dan interferen.
6. Mengapa PERT menggunakan tiga angka untuk estimasi kurun waktu kegiatan? Bagaimana
metode PERT mencoba memberikan bobot kuantitatif terhadap ketidakpastian.
7. Sebutkan perbedaan yang substansial antara PERT dengan CPM serta jelaskan mengapa
demikian.
8. Pada PERT diperlukan pengamatan dan analisis atas jalur subkritis secara seksama. Jelaskan
prosedur Imetode identifikasi jalur kritis dan subkritis.
292 Bagian Ill: Perencanaan, Perangkat, dan Peserta
9. Diketahui jaringan kerja proyek dengan 8 komponen kegiatan seperti terlihat pada gambar
bawah ini dengan angka-angka a, m, dan b berturut-turut yang tercantum di atas anak
panah. Diminta untuk menghitung dan menentukan:
a) Angka te dan V (TE) untuk kegiatan atau peristiwa.
b) Titik waktu penyelesaian proyek (TE).
c) Berapa persen kemungkinan mencapai target T (t) pada TE minus 2 hari.
d) Berapa lama kurun waktu penyelesaian proyek dengan "keyakinan" tercapainya sebesar
90 persen.
10. Sebutkan keuntungan-keuntungan PDM dibanding CPM/ PERT, dan pada keadaan
bagaimana metode ini dianjurkan untuk digunakan.
11. Apa tujuan mengadakan konstrain dan ada berapa macam? Jelaskan masing-masing!
12. Mengapa timbul interupsi? Bagaimana dampaknya terhadap jadwal pelaksanaan proyek?
13. Proyek terdiri dari 5 komponen kegiatan dengan kurun waktu dan konstrain seperti terlihat
pada gambar di bawah ini. Diketahui pula bahwa waktu permulaan (initial time) = 0.
F8(4-5)
FF(2-4) 3
=
2 =
0
(4)
88(4-5) = 0
1
4 5
(6)
(5) (7)
8F(1 -3) = 12
88(4-5) = 0
3 FF(3-4) = 2
(9)
Diminta:
a. Tentukan jalur kritis dan float.
b. Tentukan kurun waktu penyelesaian proyek tercepat.
Jadwal
dan Sumber Daya
ebelumnya telah dibahas jalur kritis
daya yang tersedia terbatas. Oleh karena itu,
dalam suatu jaringan kerja yang
sebelum menjadi jadwal yang siap pakai
menunjukkan waktu paling cepat penyelesaian
sebagai pegangan praktek pelaksanaan,
proyek dan float yang mengidentifikasi kapan
hendaknya diperhatikan juga faktor keterse
suatu kegiatan paling lambat boleh dimulai,
diaan sumber daya.
tanpa mengganggu jadwal proyek secara
Hal lain yang perlu diperhitungkan dalam
keseluruhan. Dengan diketahuinya kurun
penggunaan tenaga kerja dan peralatan adalah
waktu penyelenggaraan proyek, seringkali
usaha menghindari terjadinya fluktuasi yang
timbul pertanyaan apakah kurun waktu
tajam, dengan jalan mengadakan pemerataan
tersebut sudah optimal, atau dengan kalimat
pemakaian sumber daya. Dalam bab ini akan
lain, dapatkah kurun waktu penyelesaian
ditinjau sejauh mana faktor-faktor tersebut di
proyek dipersingkat dengan menambah biaya
atas mempengaruhi jadwal atau perencanaan
atau sumber daya lain dalam batas-batas yang
proyek, beserta pendekatan yang lazim
masih dianggap ekonomis.
dipakai untuk mengatasinya. Secara spesifik
Sementara itu, sampai sejauh ini dalam
meliputi hal-hal sebagai berikut:
menyusun jaringan kerja, digunakan asumsi
bahwa sumber daya yang diperlukan selalu •
Mencari hubungan jadwal-biaya yang
tersedia, dalam arti analisis dan perhitungan
ekonomis.
belum memasukkan faktor kemungkinan
keterbatasan sumber daya. Akibatnya, jadwal •
Menyusun jadwal dengan keterbatasan
yang dihasilkan atas dasar asumsi demikian sumber daya.
tidak akan realistik bila kenyataannya sumber •
Meratakan pemakaian sumber daya.
jadwal Ekonomis
Metode jaringan kerja CPM dapat digunakan
dikembangkan bagi semua kegiatan-kegiatan
untuk menganalisis masalah tersebut, yaitu
yang merupakan suatu proyek.
dengan memperkirakan:
•
Jadwal yang ekonomis bagi suatu proyek,
yang didasarkan atas biaya langsung Mempersingkat Waktu Penyelesaian
untuk mempersingkat waktu penyelesaian
komponen-komponennya. Telah disebutkan bahwa CPM memakai
satu angka estimasi bagi kurun waktu masing
•
Jadwal yang optimal dengan memper masing kegiatan dengan penggunaan sumber
hatikan biaya langsung dan tidak
daya pada tingkat normal. Proses mem
langsung.
percepat kurun waktu disebut crash program.
Di dalam menganalisis proses tersebut diguna
Langkah ini dilakukan dengan mengadakan kan asumsi sebagai berikut:
analisis hubungan antara waktu terhadap
a. 'Jumlah sumber daya yang tersedia tidak
biaya. Dimulai dari satu kegiatan, kemudian
merupakan kendala. Ini berarti dalam
294 Bagian II: Perencanaan, Perangkat, dan Peserta
Biaya
Biaya
B Sebagai contoh, misalkan kegiatan a dengan data-d
untuk
waktu
diper
singkat 22·-000
17 000· .5
Slope biaya =
= 2 00
8 -6
Biaya
normal
Maka diperoleh angka Rp5.000 untuk
mempersingkat waktu 2 hari atau Rp2.500
Waktu
sehari, jadi besar slope biaya = Rp2 .500.
Konsep ini amat berguna untuk menganalisis
berapa besar biaya untuk mempersingkat
Gambar 1 4·1 Hubungan waktu-biaya pada kurun waktu pelaksanaan suatu kegiatan,
keadaan normal dan dipersingkat untuk satu kegiatan . bilamana diketahui informasi-informasi yang
diperlukan.
Jadwal dan Sumber
29
Tabel 1 4-1 Contoh menghitung slope.
· ·····
(9)
(5)
2
(3)
.,.@-=------ (2)
..
4
,(4)
5
Gambar 1 4-3 Proyek yang terdiri dari Iima komponen kegiatan dengan kurun waktu normal.
=
Waktu normal - Waktu dipersingkat
LS(4-5) = LF(4-5) - 4 = 18 - 4 = 14
Slope biaya 380 - 300
LF(3-4) = LF(2-4) =
LS(4-5) = 14 kegiatan 1 - 2 5 _4 = 80 per unit
LS(3-4) = LF(3-4) - D = 14 - 2 = 12
LF(2-3) = LS(3-4) = 12 Dengan cara yang sama, diperoleh
TF(3-4) = LF(3-4) - EF(3-4) = 14 - 10 = 4 berturut-turut angka untuk slope biaya
TF(2-3) = LF(2-3) - EF(2-3) = 12 - 8 = 4 kegiatan-kegiatan selanjutnya, yaitu 100,
75, 110, dan 60.
Dari hitungan di atas diperoleh:
4. Mempersingkat waktu proyek.
Jalur kritis adalah 1-2-4-5.
b. Kurun waktu penyelesaian proyek 18
Menga nal isis TPD dan TOT
hari.
c. Float total terletak di jalur 2-3-4 Dari Tabel 14-3 terlihat bahwa titik TPD
sebesar 4 hari. (crash point) tercapai setelah selesai memper
singkat kegiatan 1-2, yaitu diperoleh angka
2. Membuat tabulasi waktu serta biaya nor angka waktu penyelesaian proyek 13 hari
mal dan dipersingkat. dengan biaya langsung Rpl.800. Melewati titik
3. Menghitung slope biaya masing-masing TPD, usaha mempersingkat waktu kegiatan
kegiatan, hasilnya dimasukkan pada kegiatan berikutnya tidak menghasilkan
Normal Dipersingkat
1 - 2 5 300 4 380 80
9 630 7 780 75
3 - 4 2 80 1 90 110
4 - 5 4 300 2 420 60
.. .. . .. .
Jadwal dan Sumber
29
Tabel 1 4-3 Mempersingkat kegiatan .
Posisi Normal
6Y CJ<l 1 .550
4-5 dipersingkat 2 hari 16 1 . 670
2-4 dipersingkat 2 hari 14 1 . 720
1 -2 dipersingkat 1 hari 13 1 . 800 ::···
2 -3 dipersingkat 1 hari 13 1 . 900
3 -4 dipersingkat 1 hari 13 2.01 0
12 13 14 15 16 17
jalur Kritis Baru
dan 3-4 juga dipersingkat, maka ini berarti float total di jalur nonkritis 2-3-4.
Analisis dan contoh yang disajikan pada administrasi, tim penyelia, dan manajemen
pembahasan sebelumnya hanya mengenai proyek.
biaya langsung kegiatan proyek. Kenyataan •
Biaya pengadaan fasilitas sementara untuk
sesungguhnya, biaya proyek terdiri dari biaya pekerja, seperti perumahan atau asrama
langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung sementara, tempat rekreasi, dan lain-lain,
(indirect cost). Perincian mengenai hal tersebut yang biasanya diperlukan untuk proyek
terdapat di Bab 21. Yang termasuk biaya tidak proyek besar yang letaknya terpencil.
langsung antara lain sebagai adalah: •
Menyewa atau membeli alat-alat berat
•
Gaji dan pengeluaran lain bagi tenaga untuk konstruksi.
fadwal dan Sumber Oaya
299
•
Ongkos menyewa kantor, termasuk ke •
Menghitung slope biaya masing-masing
perluan utiliti seperti listrik clan air. komponen kegiatan.
•
Bunga clari clana yang cliperlukan proyek. •
Mempersingkat kurun waktu kegiatan,
climulai clari kegiatan kritis yang mem
Jacli, total biaya proyek aclalah sama punyai slope biaya terenclah.
clengan jumlah biaya langsung clitambah biaya •
Setiap kali selesai mempercepat kegiatan,
ticlak langsung. Keclua-cluanya berubah sesuai teliti kemungkinan aclanya float yang
clengan waktu clan kemajuan proyek. Meski mungkin clapat clipakai untuk mengulur
pun ticlak clapat cliperhitungkan clengan waktu kegiatan yang bersangkutan untuk
rumus tertentu, tetapi pa cla umumnya, memperkecil biaya.
semakin lama proyek berjalan maka semakin
•
Bila clalam proses mempercepat waktu
tinggi kumulatif biaya ticlak langsung yang
proyek terbentuk jalur kritis baru, maka
cliperlukan. Grafi k yang terclapat pa cla
percepat kegiatan-kegiatan kritis yang
Gambar 14-6 menunjukkan hubungan ketiga
mempunyai kombinasi slope biaya
macam biaya tersebut. Terlihat bahwa biaya
terenclah.
optimal cliclapat clengan mencari total biaya
proyek yang terkecil.
•
Meneruskan mempersingkat waktu kegiat
an sampai titik TPD.
•
Buat tabulasi biaya versus waktu, gambar
kan clalam grafik clan hubungkan titik
Ringkasan Prosedur Mempersingkat normal (biaya clan waktu normal), titik
Waktu titik yang terbentuk setiap kali mem
persingkat kegiatan, sampai clengan titik
Dari uraian cli atas maka garis besar
titik TPD.
proseclur mempersingkat waktu aclalah
•
Hitung biaya ticlak langsung proyek clan
sebagai berikut:
gambarkan pacla kertas grafik cli atas.
•
Menghitung waktu penyelesaian proyek •
Jumlahkan biaya langsung clan ticlak
clan iclentifi kasi fl oat clengan CPM, langsung untuk mencari biaya total
memakai kurun waktu normal. sebelum kurun waktu yang cliinginkan.
•
Menentukan biaya normal masing-masing •
Periksa pacla grafik biaya total untuk
kegiatan. mencapai waktu optimal, yaitu kurun
•
Menentukan biaya clipercepat masing waktu penyelesaian proyek clengan biaya
masing kegiatan. terenclah.
Titik terendah
Biaya Total biaya proyek
Kurun waktu
Gambar 1 4-6 Hubungan biaya-biaya total , langsung, tidak langsung, dan optimal.
300 Bagian III: Perencanaan, Perangkat, dan Peserta
Keterbatasan Sumber 0
b h
f
(3)
a c
2
a
b
(3) h
(7)
c
--
c
d
Cl
-
� e
�
QJ
0.
en
· {5) :
c: I
Q I
""')
J
0 2 4 6
8 10 12
Jadwal
14 dan
16 Sumber
18 20 22 3
Waktu (hari)
Gambar 1 4·8 Jaringan kerja dari Gambar 1 4-7 disajikan dengan bagan balok.
a
(3)
h
c (7)
-- ----- -----
-
d (7)
�--------1
e
(5) (4)
1---------1
•
Pekerjaan g memerlukan sumber daya
yang sama dengan f, padahal ini terbatas, sebelumnya (sewaktu memakai dasar
sehingga g harus digeser, sebagian float sumber daya tak terbatas).
totalnya terpakai dari 3 menjadi 2 hari. c. Di samping tergantung pada hubungan
Dengan demikian, kegiatan-kegiatan yang hubungan antarkegiatan, float juga ter
berada di jalur d e g float totalnya juga
- - gantung kepada keterbatasan sumber
tinggal 2 hari. daya.
a f g
(20) 2 5
c d
b e
(15) (15)
c d
0 2 4 6 8 10 12
Skala waktu (hari)
Gambar 1 4-1 1 Jaringan kerja berskala waktu untuk proyek pada Gambar 1 4 - 1 0 .
50
e
ttS
40 b
" ;:
Q)
�
ttS
Ol
30
c ttS
c
$ d
.s:
ttS
20 f
E
::
--,
10
a
g
0 2 4 6 8 10 12
Waktu (hari)
50
40
c b
e
20
f
10 d
a
0 2 4 6 8 10 12
Waktu (hari)
•
Analisis jaringan kerja guna menyusun jadwal sejauh ini memakai asumsi bahwa sumber
daya selalu tersedia dengan jumlah yang cukup, sehingga tidak menjadi faktor yang harus
diperhitungkan. Namun, kenyataan sesungguhnya bukanlah demikian, sehingga harus dikaji
dampaknya bila ingin memperoleh jadwal yang realistis.
•
Tiga hal yang hendaknya diperhatikan mengenai hubungan antara jadwal dan sumber
daya, yaitu menyusun jadwal yang paling ekonomis, keterbatasan sumber daya, dan
pemerataan penggunaan sumber daya.
•
Menyusun j adwal yang ekonomis didekati dengan metode cost and schedule trade off,
yang menganalisis sejauh mana jadwal dapat diperpendek dengan menambahkan biaya
(langsung) terhadap kegiatan yang masih bisa dipercepat kurun waktu pelaksanaannya dari
segi teknis.
•
Usaha mempercepat kurun waktu proyek dimulai dari kegiatan yang terletak di jalur kritis
dan slope terendah. Setiap kali mempercepat penyelesaian komponen kegiatan harus di
analisis dampaknya terhadap biaya, yang dengan demikian dapat ditemukan TOP. Melewati
titik ini tidak akan diperoleh pengurangan waktu lagi meskipun biaya ditambah.
•
Salah satu cara menentukan total biaya proyek yang optimal adalah dengan menjumlahkan
kurva biaya langsung dan biaya tidak langsung.
•
Keterbatasan sumber daya dapat mempengaruhi jadwal proyek seperti berkurangnya besar
float total, dan terbentuknya jalur kritis baru. Bahkan bila keterbatasannya terlalu besar
akan sulit menerapkan kaidah-kaidah jaringan kerja, seperti yang menyangkut penentuan
jalur kritis.
•
Pemerataan pemakaian sumber daya dimaksudkan mengurangi fluktuasi jumlah tenaga
kerja atau peralatan yang terlalu tajam. Hal ini diusahakan dengan menggunakan semaksimal
mungkin float yang ada.
1. Sebutkan urutan langkah-langkah yang perlu ditempuh untuk memperoleh jadwal yang
ekonomis.
2. Bagaimana tanda-tandanya bahwa proses mempersingkat waktu sudah sampai pada titik
TPD? Perlukah kegiatan non kritis dipersingkat?
3. Proses cost and schedule trade-offdilakukan hanya terhadap biaya langsung. Bagaimana dengan
biaya tidak langsung? Mengapa demikian?
4. Bagaimana kemungkinan dampak keterbatasan sumber daya terhadap jadwal proyek?
5. Jaringan kerja proyek terdiri dari enam komponen kegiatan seperti terlihat pada gambar di
bawah ini. Tabulasi berikut menunjukkan besar biaya normal dan dipersingkat.
fadlDrl dan Sumber Daya
305
1 - 2 15 13 300 360
2 - 3 16 750
2 - 4 25 25 250 250
3 - 4 8 250 320
3 - 5 12 6 400 700
4 - 5 10 4 300 650
Ditanyakan:
a. Kurun waktu dan biaya normal penyelesaian proyek.
b. Hitung TPD proyek di atas.
c. Kapan terjadinya jalur kritis baru.
d. Berapa total biaya proyek optimal, bilamana biaya tidak langsung sebesar Rp50.000,
sehari.
Apendiks I
D ISTRIBUSI NORMAL KUMULATIF Z
z .00 .01 .02 .03 .04 .05 .06 .07 .08 .09
0 5000 .4960 .4920 .4880 .4840 .4801 .4761 .4721 .4681 .4641
.1 4002 .4562 .4522 .4483 .4443 .4404 .4364 .4325 .4286 .4247
.2 4207 .4168 .4129 .4090 .4052 .4013 .3974 .3936 .3897 .3859
3 .3821 .3783 .3745 .3707 .3669 .3632 .3594 .3557 .3520 .3483
4 .3446 .3409 .3372 .3336 .3300 .3264 .3228 .31 92 .31 56 .31 21
.5 .3085 .3050 .3015 .2981 .2946 .2912 .2877 .2843 .2810 .2776
.6 .2743 .2709 .2676 .2643 .261 1 .2578 .2546 .2514 .2483 .2451
.7 .2420 .2389 .2358 .2327 .2297 .2266 .2236 .2206 .21 77 .21 48
.21 1 9 .2090 .2061 .2033 .2005 .1 9 77 .1 949 .1 922 .1 894 .1 867
.9 . 1 841 .1814 .1 788 . 1 762 . 1 736 .1711 .1 685 .1 660 .1 635 .161 1
-1 .0 . 1 587 . 1 562 .1 539 .1515 .1 492 .1 469 .1 446 .1 423 . 1 401 . 1 379
-1 . 1 1 357 . 1 335 .1314 .1 292 .1271 . 1 251 .1 230 .1210 .1 1 90 . 1 1 70
-1 .2 .115 1 .1 131 .111 2 .1 093 .1075 .1 056 .1 038 . 1 020 .1 003 .09853
09680 .09510 .09342 091 76 .09012 .08851 .08691 .08534 .08379 .08226
-1 .4 .08076 .07927 07780 .07636 .07493 .07353 .07215 .07078 .06944 .0 6 81 1
.06681 .06552 .06426 .06301 .061 78 .06057 .05938 .05821 .05705 .05592
-1. 6 .05480 .05370 .05262 .05 1 55 .05050 .04947 .04846 .04746 .04648 .04551
-1 .7 .04457 .04363 .04272 .04182 .04093 .04006 .03920 .03836 .03754 .03673
-1 .8 .03593 .035 15 .03438 .03362 .03288 .03216 .03144 .03074 .03005 .02938
-1.9 .02872 .02807 .02743 .02680 02619 .02559 .02500 .024420 .2385 .02330
-2.0 .02275 .02222 .02169 .021 13 .02068 .02068 .01 970 .D1 923 .D1 876 .0 1 831
-2. 1 .01 786 .0 1 743 .01 700 .01 659 .01618 01 578 .01 539 .01 500 .01463 .0 1 426
-2.2 .01 390 .0 1 355 .0 1 32 1 .01 287 .01255 .01 222 .0 1 1 91 .01 1 60 .01 130 .0 1 1 01
-2.3 .01 072 .01 044 .01 0 1 7 .029903 .029642 .029387 .029137 .028894 .0'8656 .028424
-2.4 .0281 98 .027976 .027760 .027549 .027344 .027 1 43 .026947 .026756 .026569 .0'6387
-2.5 .0262 1 0 .026037 .025868 .025703 .025543 .025386 .025234 .025085 .024940 .024799
-2.6 .024661 .024527 .024396 .024269 .024145 .024025 .0'3907 023793 .023681 .023573
-2 .7 .023467 .023364 .023264 .023 1 67 0'3072 .022980 .022890 .022803 .0227 18 .022635
-2.8 .022555 .022477 .022401 .022327 .022256 .022186 .0221 1 8 .022052 .021 988 .021 926
-2.9 .021 866 .021 807 .021 750 .021 695 .021641 .021 589 .021 538 .021 489 .021441 .021 395
-3.0 .021 350 .02 1 306 .021 264 .021 223 .021 1 83 . 0211 44 .021 1 07 .021070 .021035 .021001
-3. 1 .039676 .039354 .039043 .038740 .038447 .0'8 1 64 .037888 .037622 .037364 .037114
-3.2 .03687 1 .036637 .036410 .0'61 90 .035976 .0'5770 .035571 .035377 .035 1 90 .035009
-3.3 .034834 .034665 .034501 .034342 .034189 .034041 .033897 .033758 .033624 .033495
.033369 .033248 .033131 .0330 18 .032909 .032803 .032701 .032602 .032507 .0324 1 5
-3 4
-3.5 .032326 .032241 .0321 58 .032078 .032001 .031 926 .031 854 .031 785 .0 3 1 7 1 8 .031653
-3.6 .031591 .03 1531 .031473 .031417 .031 363 .031 31 1 .031261 .0 3 1 2 1 3 .03 11 66 .031 1 2 1
-3.7 .031078 .031 036 .049961 .049574 .049201 .0'8842 .048496 .048162 .0'7841 .047532
-3.8 .0'7235 .0'6948 .0'6673 .0'6407 .046152 .0'5906 .0'5669 .045442 .0'5223 .045012
-3.9 .0448 1 0 .0446 15 .044427 .044247 .0'4074 .043908 .0'3747 .0'2594 .043446 .043304
-4.0 .043167 .043036 .042910 .042789 .042673 .042561 .0'2454 .0'2351 .0'2252 .042157
-4. 1 .0'2066 .0' 1 987 .041 894 .0 4 1 8 1 4 .041 737 .0' 1662 .041591 .041 523 .041 458 .041 395
-4.2 .0'1 335 .0' 1277 .0'1 222 .0 '1 1 68 .041 1 1 8 .041 069 .0'1 022 .0'9774 .059345 .058934
.058540 .058 1 63 .057801 .057455 .0571 24 .056807 .056503 .0562 12 .055934 .055668
-4.3
-4.4 .0554 13 .055 1 69 .054935 .054712 .054498 .054294 .054098 .0539 1 1 .053732 .053561
-4.5 ()53398 .OS3241 .053092 .052949 .0528 1 3 .052682 .052558 .052439 .052325 .0522 1 6
.0521 1 2 .0520 13 .05 1919 .051 828 051 742 .05 1660 .051581 .051 506 .051 434 .051 368
-4.7 .051301 .05 1 239 .051 1 79 .051 1 23 .051 069 .0510 17 .0'9680 .0692 1 1 .068765 .068339
-4.8 067933 .067545 .067 1 78 .066827 .066492 .066 1 73 .065869 .065580 .065304 .065042
-4 9 .0'4792 .0'4554 .0'4327 .0'41 1 1 .063906 .0637 1 1 .063525 .063348 .0631 79 .0630 19
Apendiks I
307
Lanjutan Apendiks I
z .00 .01 .02 .03 .04 .05 .06 .07 .08 .09
0 .5000 .5040 .5080 .51 20 .5160 .5199 .5239 .5279 .5319 .5359
.1 .5398 .5478 .551 7 .5557 .5596 .5636 .5675 .5 71 4 .5753
.2 .5793 .5832 .5871 .5 910 .5948 .5987 .6026 .6064 .6103 .6141
.3 .6 1 79 .6 21 7 .6255 .6293 .6331 .6368 .6406 .6443 .6480 .651 7
.6554 .6591 .6628 .6664 .6700 .6736 .6772 .6808 .6844 .6879
.6 .7257 .729 1 .7324 .7357 .7389 .7422 .7454 .7486 .7517 .7549
.7580 .761 1 .7642 .7673 .7703 .7734 .7764 .7794 .7823 .7852
.8 7881 .7910 .7939 .7967 .7995 .8023 .8051 .8078 .8106 .81 33
.81 59 .8 186 .821 2 .8238 .8364 .8289 .8315 .8340 .8365 .8389
1.0 .8 413 .8438 .8461 .8485 .8508 .8531 .8554 .8577 .8599 .8621
1.1 .8643 .8665 .8686 .8708 .8729 .8749 8770 .8790 .68 10 .8830
1. 2 .8849 .8869 .8888 .8907 .8925 .8944 .8962 .8980 .8997 .90147
1.3 .90320 .80490 .90658 .90824 .90988 .91 1 49 .91309 .91466 .9 16 2 1 .9 1 774
1 .4 .9 1 924 .92073 .92220 .92364 .92507 .92647 .92785 .92922 .93056 .93189
1. 5 .93319 .93448 .93574 .93699 .93822 .93943 .94062 .941 79 .94295 .94408
1 .6 .94520 .94630 .94738 .94845 .94950 .95053 .951 54 .95254 .95352 .95449
1. 7 .95543 .95637 .95728 .958718 .95907 .95994 .96080 .961 64 .96246 .96327
1.8 .96407 .96485 .96562 .96638 .967 12 .96784 .96856 .96926 .96995 .97062
1. 9 .971 28 .9 7193 .97257 .97320 .97381 .97441 .97500 .97558 .97615 .97670
2.0 .97725 .97778 .97831 .97882 .97932 .97982 .98030 .98077 .981 24 .981 69
2.1 .98214 .98257 .98300 .98341 .98382 .98422 .98461 .98500 .98537 .98574
2.2 .98610 .98645 .98679 .987 1 3 .98745 .98778 .98809 .98840 .98870 .98899
2.3 .98928 .98956 .98983 .920097 .920358 .9206 13 .9'0863 .921 106 .921 344 .921 573
2.4 .921 802 .922024 .922240 .922451 .922656 .922857 .923053 .923244 .923431 923613
2.5 .923790 .923963 .924 132 .924297 .924457 .924614 .924766 .924915 .925060 .025201
2.6 .925339 .925473 .925604 .925731 .925855 .925975 .926093 .926207 .9263 19 .926427
2.7 .926533 .926636 .926736 .926833 .926928 .927020 .9271 10 .027197 .927282 .927365
2.8 .927445 .927523 .927599 .927673 .927744 .927814 .927882 .927948 .928012 .928074
2.9 .928134 .928 1 93 .928250 .928305 .928359 .92841 1 .928462 .92851 1 .928559 .928605
.928650 .928694 .928736 .928777 .9288 1 7 .928856 .928893 .928930 .928965 .928999
3.0
3 .1 .930324 .930646 .930957 .931 260 .931 553 .931 836 .9321 1 2 .932378 .932636 .932886
3.2 .9331 29 .933363 .933590 .9338 10 .934024 .934230 .934429 .934623 .9348 10 .934991
3.3 .935166 .935335 .935499 .935658 .935811 .935959 .936103 .936242 .936376 .936505
3.4 .936631 .936752 .936869 .936982 .937091 .9371 97 .937299 .937398 .937493 .937585
3.5 .937674 .937759 .937842 .937922 .937999 .938074 .9381 46 .9382 1 5 .938282 .938347
3.6 .938409 .938469 .938527 .938583 .938637 .938689 .938739 .938787 .938834 .938879
3.7 .938922 .938964 .9'0039 .940426 .940799 . 9 ' 1 1 58 .9'1 504 .9' 1 838 .9'21 59 .942468
3.8 .9'2765 .9'3052 .9'3327 .9'3593 .9'3848 .944094 .9'4331 .9'4558 .9'4777 .9'4988
3.9 .9451 90 .945385 .9'5573 .9'5753 .9'5926 .9'6092 .9'6253 .946404 .9'6554 .9'6696
.9'6833 .9'6964 .9'7090 9'721 1 .9'7327 .947439 .9'7546 .947649 .947748 .9'7843
4.0
.947934 . 948022 .9'81 06 .9481 86 .948263 .9'8338 .948409 .9'8477 .948542 .948605
4.2 .9'8665 .9'8723 .9'8778 .948832 .9'8882 .9'8931 .948978 .950226 .950655 .951 066
.951 460 .951 837 .9521 99 .952545 .952876 .953 1 93 .953497 .953788 .954066 .954332
4.3
.954587 .954831 .955065 .955288 955502 .955706 .955902 .956089 .956268 .956439
Diketahui PV F F PV A A
Mencari F PV A A F PV
Lanjutan Apendiks
Lanjutan Apendiks 11
Diketahui PV F F PV A A
Mencari F PV A A F PV
Lanjutan Apendiks
Diketahui PV F F PV A A
Mencari F PV A A F P
V
n F/PV PV/F A/F A/PV F/A
PV/A
1 .030 .9709 1 .0000 1.0300 1. 000 .971
2 1.06 1 .9426 .4926 .5226 2.030 1 .9 1 3
3 1. 093 . 91 51 .3235 3.091 2.829
4 1 1 26 .8885 .2390 .2690 4. 184 3.7 1 7
5 1 . 159 .8626 .1 884 .2184 5.309 4. 580
Lanjutan Apendiks
4 °/o
Diketahui PV F F PV A A
Mencari F PV A A F PV
Lanjutan Apendiks
5 °/o
Diketahui PV F F PV A A
Mencari F PV A A F PV
Lanjutan Apendiks
Diketahui PV F F PV A A
Mencari F PV A A F PV
Lanjutan Apendiks
7 °/o
.. ·>.;.;.;.;.;.;.;,;,::·:�:.:::·:·.·: .=x· ..
7. 943
9.447
33
Apendik
31
Lanjutan Apendiks
Diketahui PV F F PV A A
Mencari F PV A A F PV
Lanjutan Apendiks
8 °/o
Diketahui PV F F PV A A
Mencari F PV A A F PV
Lanjutan Apendiks
9 °/o
Diketahui PV F F PV A A
Mencari F PV A A F PV
Lanjutan Apendiks
1 0 °/o
Diketahui PV F F PV A A
Mencari F PV A A F PV
Lanjutan Apendiks 11
Diketahui PV F F PV A A
Mencari F PV A A F PV
Lanjutan Apendiks
Oiketahui PV F F PV A A
Mencari F PV A A F PV
Lanjutan Apendiks 11
Diketahui PV F F PV A A
Mencari F PV A A F PV
Lanjutan Apendiks 11
20 °/o
Diketahui PV F F PV A A
Mencari F PV A A F PV
MENTERI NEGARA
PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONALI
KETUA BAPPENAS
KEPUTUSAN
MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONALI
KETUA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
TENTANG
MEMUTUSKAN:
Mencabut
Keputusan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor Kep. 021/ Ket/4/1985,
tanggal 13 April 1985, tentang Petunjuk Mengenai Biaya Pekerjaan
Konsultansi Konsultan Indonesia.
2. Keputusan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Ketua
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor Kep. 105/Ket/9/1989,
tanggal 26 September 1989, tentang Penyesuaian Beban Biaya Personil Bagi
Pekerjaan Konsultansi Konsultan Indonesia dalam rangka ICB.
Keputusan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Ketua
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor Kep. 002/ Ket/1/1990,
tanggal 31 Januari 1990, tentang Petunjuk Mengenai Biaya Pekerjaan
Konsultansi Konsultan Asing.
4. Keputusan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Ketua
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor Kep. 004/ Ket/1/ 1991,
tanggal 20 Februari 1991, tentang Penyesuaian Beban Biaya Personil Bagi
Pekerjaan Konsultansi Konsultan Indonesia.
Pasal 1
PENDAHULUAN
(1) Jasa konsultansi yang dimaksud dalam keputusan ini adalah jasa konsultansi untuk studi
analisis dan pekerjaan jasa konsultansi lainnya, sepanjang tata cara pengadaannya belum
diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1994.
(2) Lingkup jasa konsultansi yang dimaksud pada ayat (1); antara lain meliputi jasa-jasa: survei,
studi, perencanaan, perancangan, pengawasan, manajemen, penelitian, dan pelatihan.
(3) Jasa konsultansi yang diatur dalam keputusan ini adalah jasa konsultansi yang
dipergunakan oleh departemen, lembaga pemerintah nondepartemen, pemerintah daerah,
BUMN, dan BUMD, agar pelaksanaan proyek/kegiatan dapat lebih efektif dan efisien. Jasa
konsultansi dipergunakan dalam hal instansi pelaksana proyek/kegiatan tidak memiliki
tenaga ahli dan/ atau kemampuan yang cukup untuk mengerjakannya sendiri.
(4) Jasa konsultansi dapat dilakukan baik oleh perusahaan jasa konsultansi yang terdaftar
dalam asosiasi perusahaan konsultan maupun oleh konsultan perorangan (individual con
sultant) yang terdaftar pada asosiasi profesi terkait atau lembaga tertentu yang ditunjuk
oleh pemerintah.
(5) Dalam rangka pengadaan j asa konsultansi, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
(a) Pembentukan panitia pengadaan di instansi pelaksana.
(b) Penyusunan kerangka acuan kerja (terms of reference).
Manajemen
3
(c)
Pembuatan rencana anggaran biaya (RAB) dan harga perhitungan sendiri (HPS).
(d)
Penentuan daftar rekanan terseleksi yang diundang (DRT-U /shortlist).
(e)
Penetapan tata cara dan kriteria penilaian.
(f)
Pengiriman undangan yang dilampiri dengan kerangka acuan kerja, berikut keterangan
(g) tambahan mengenai proyek/kegiatan bersangkutan.
Penilaian terhadap usulan yang masuk, dan pembuatan nilai dan peringkat dari calon
(h) pemenang.
(i) Klarifikasi dan negosiasi dengan calon konsultan terpilih.
Pembuatan kontrak.
Pasal 2
(1) Departemen, lembaga pemerintah nondepartemen, pemerintah daerah, BUMN, dan BUMD,
sebagai instansi pelaksana, wajib mempersiapkan kerangka acuan kerja (KAK) untuk jasa
konsultansi yang akan diadakan.
Pasal 3
(1) Departemen, lembaga pemerintah nondepartemen, pemerintah daerah, BUMN dan BUMD
wajib membuat rencana anggaran biaya (RAB) sebagai pagu dana yang disediakan, dan
harga perhitungan sendiri (HPS) yang dikalkulasikan sesuai keahlian sebagai acuan dalam
penilaian usulan untuk setiap jasa konsultansi yang akan dilaksanakan.
(2) HPS dibuat pada saat akan melaksanakan pengadaan yang terdiri atas dua komponen
pokok, yaitu: biaya langsung personil (remuneration), dan biaya langsung nonpersonil (di
rect reimbusable cost) yang meliputi antara lain biaya untuk sewa kantor, biaya perjalanan,
biaya pengiriman dokumen, biaya pengurusan surat ijin, biaya komunikasi, tunjangan
perumahan, dan lain-lain.
(3) Dalam penyusunan HPS, biaya langsung nonpersonil tidak melebihi 40 persen dari biaya
keseluruhan, kecuali untuk jenis pekerjaan konsultansi yang bersifat khusus.
(4) Biaya langsung personil dan biaya langsung nonpersonil untuk menghitung RAB dan HPS
diatur dalam Pedoman Satuan Harga Umum, dalam rangka perhitungan pembiayaan
pelaksanaan rencana tahunan yang dikeluarkan oleh Badan Perencanaan Pembangunan
nasional cq. Deputi Bidang Pembiayaan dan Pengendalian Pelaksanaan dan Departemen
Keuangan cq. Direktur Jenderal Anggaran.
Pasal 4
(1) Pengadaan konsultan dilakukan melalui undangan internasional atau undangan nasional
dengan cara:
(a) pelelangan dengan sistem dua sampul.
(b) pemilihan langsung.
(2) Dalam hal dilakukan cara pelelangan dengan sistem dua sampul, maka:
(a) Dilakukan penetapan daftar rekanan terseleksi yang diundang (DRT-U) sekurang
kurangnya 5 (lima) perusahaan konsultan, dan yang diusulkan sebagai calon pemenang
3 (tiga) perusahaan konsultan.
(b) Dalam penyusunan DRT-U, untuk undangan internasional, sekiranya dalam bidang
tersebut telah ada perusahaan konsultan nasional yang bertaraf internasional, maka
harus diikutsertakan paling sedikit 1 (satu) perusahaan konsultan nasional sebagai
konsultan utama (lead firm) . Apabila diperlukan, perusahaan konsultan nasional yang
diusulkan menjadi konsultan utama tersebut diminta untuk bekerja sama dengan
konsultan internasional untuk memperkuat kualifikasi.
(c) Pengajuan usulan dilakukan dengan sistem dua sampul. Sampul pertama berisi usulan
teknis disertai persyaratan administrasi, dan sampul kedua berisi usulan biaya.
(3) Untuk pelelangan dengan sistem dua sampul, tahapan pembukaan sampul dan evaluasi
usulan dilakukan sebagai berikut:
Tahap pertama: pembukaan sampul pertama. Pembukaan sampul pertama dilakukan
dalam rapat Panitia Pengadaan Konsultan, yang selanjutnya disebut Panitia, di hadapan
Manajemen
3
peserta pelelangan. Setelah pernbacaan dan penetapan lengkap tidaknya dokurnen
usulan tersebut, Panitia segera rnernbuat berita acara pernbukaan dokurnen usulan.
(b) Tahap kedua: penilaian kelengkapan dan keabsahan syarat adrninistrasi dan usulan
teknis peserta. Hasil penilaian usulan teknis dibuat dalarn bentuk nilai dan peringkat
usulan teknis dari seluruh peserta lelang, untuk kernudian dicanturnkan dalarn berita
acara penilaian usulan teknis. Usulan yang tidak rnernenuhi persyaratan adrninistrasi
dan/atau teknis (di bawah arnbang batas) dikernbalikan, terrnasuk usulan biaya (sarnpul
kedua). Peringkat usulan teknis ini harus rnendapat persetujuan dari pejabat yang
berwenang.
(c) Tahap ketiga: pernbukaan sarnpul kedua. Tiga konsultan terbaik yang telah rnernenuhi
nilai arnbang batas persyaratan teknis diundang lagi untuk rnengikuti pernbukaan
sarnpul kedua yang berisi usulan biaya, untuk kernudian dicanturnkan dalarn berita
acara pernbukaan usulan biaya.
(d) Tahap keernpat: penilaian usulan biaya. Usulan biaya tersebut dinilai secara rind oleh
panitia, yang dituangkan dalarn berita acara penilaian usulan biaya. Pedornan penilaian
usulan teknis dan usulan biaya dijelaskan pada Larnpiran I surat keputusan ini.
(e) Tahap kelirna: penentuan peringkat akhir konsultan. Penetapan peringkat akhir dari 3
(tiga) konsultan terbaik yang telah rnernenuhi persyaratan teknis dilakukan dengan
rnenggabungkan nilai usulan teknis dan nilai usulan biaya. Dalarn rnenggabungkan
kedua nilai tersebut, dilakukan pernbobotan terhadap nilai usulan teknis dan nilai
usulan biaya, dengan pernbobotan sebagairnana dijelaskan dalarn Larnpiran 11. Hasil
penentuan peringkat akhir konsultan dirnuat dalarn berita acara penilaian peringkat
akhir.
(f) Tahap keenarn: penetapan konsultan terpilih. Apabila usulan biaya peserta peringkat
pertarna tidak rnelebihi HPS, setelah dilakukan klarifikasi rnengenai lingkup kerja,
rnetode kerja dengan tanpa rnengubah biaya keseluruhan yang ditawarkan, konsultan
tersebut langsung diusulkan sebagai konsultan terpilih.
Dalarn hal usulan biaya dari peserta peringkat pertarna rnelebihi HPS, sepanjang
rnasih di bawah RAB dan/ atau tidak rnelebihi standar harga yang berlaku, rnaka
dilakukan klarifikasi rnengenai lingkup kerja, rnetode kerja, dan dilakukan analisis
tertulis secara keahlian oleh panitia. Apabila tidak dicapai kesepakatan, klarifikasi
dilakukan dengan konsultan peringkat kedua. Apabila dengan peserta peringkat kedua
rnasih belurn dicapai kesepakatan, rnaka dilakukan klarifikasi dengan peserta peringkat
ketiga. Apabila dengan peringkat ketiga juga tidak tercapai kesepakatan, dilakukan
lelang ulang. Hasil penetapan konsultan terpilih dirnuat dalarn berita acara penetapan
konsultan terpilih.
(g) Pernbobotan antara usulan teknis dengan usulan biaya 100 : 0 (untuk pekerjaan jasa
konsultansi yang sangat kornpleks dengan tingkat kesulitan sangat tinggi), rnaka tahap
ketiga sarnpai dengan tahap kelirna tidak dilakukan. Selanjutnya, dilakukan tahapan
keenarn sebagairnana tersebut pada butir (j) di atas.
(h) Dalarn hal pernbobotan antara usulan teknis dengan usulan biaya 0 : 100, konsultan
dipilih berdasarkan harga penawaran terendah di antara 3 (tiga) konsultan terbaik
yang telah rnernenuhi persyaratan arnbang batas (passing grade). Cara pengadaan seperti
ini tetap rnengutarnakan aspek kualifikasi teknis, rnengingat usulan biaya baru akan
dibuka setelah usulan teknis ditentukan peringkatnya. Undangan hanya dikirirnkan
kepada konsultan yang rnasuk DRT-U (shortlist).
Apendiks Il 327
(4) Pengadaan konsultan dengan nilai sampai dengan Rp50.000.000 (lima puluh juta rupiah)
dilakukan dengan cara pemilihan langsung dengan surat perintah kerja (SPK) dengan
membandingkan sekurang-kurangnya tiga konsultan yang tercatat dalam DRM.
(5) Pengadaan konsultan dengan cara pemilihan langsung terhadap sekurang-kurangnya tiga
perusahaan konsultan atau konsultan perorangan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
(a) Penilaian terhadap konsultan yang akan diundang sesuai dengan kualifikasi dan
klasifikasi serta lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan.
(b) Pengiriman undangan kepada sekurang-kurangnya 3 (tiga) perusahaan konsultan/
konsultan perorangan yang dinilai memenuhi persyaratan dengan melampirkan KAK.
(c) Pengajuan usulan dari konsultan yang diundang yang menyangkut pengertian terhadap
tujuan proyek/ kegiatan, biaya, waktu penyelesaian, metodologi, dan pendekatan sesuai
dengan KAK.
(d) Penilaian terhadap usulan teknis dan usulan biaya konsultan yang memasukkan usulan
dalam bentuk nilai dan peringkat.
(e) Dilakukan negosiasi teknis dan biaya dengan konsultan peringkat pertama agar
diperoleh biaya yang wajar. Apabila dalam negosiasi dengan konsultan peringkat
pertama tidak dapat dicapai kesepakatan, dilakukan negosiasi dengan konsultan
peringkat kedua, dan apabila dengan konsultan peringkat kedua juga tidak dicapai
kesepakatan, maka dilakukan negosiasi dengan konsultan peringkat ketiga.
(6) Pengadaan jasa konsultansi dengan cara pemilihan langsung yang dapat langsung ditunjuk
konsultannya:
(a) Untuk pekerjaan spesifik, mendesak, a kibat bencana alam atau telah dilakukan satu
kali undangan tetapi gagal, dengan cara mengupayakan memilih dari sekurang
kurangnya tiga usulan, dengan tahapan pemilihan sebagaimana Pasal 4 ayat (5) di
atas.
(b) Untuk pekerjaan lanjutan yang telah ada harga standamya atau karena homogenitasnya,
perlu dijaga kontinuitas pelaksanaannya (lanjutan satu kesatuan penugasan), pekerjaan
tambahan yang tidak dapat dielakkan dalam rangka penyelesaian pekerjaan semula
yang tidak lebih dari sepuluh persen dari harga yang tercantum dalam kontrak,
penelitian atau pemrosesan data oleh universitas/ institut negeri atau lembaga ilmiah
pemerintah.
(7) Dalam hal pemilihan langsung kepada konsultan perorangan, harus dipenuhi persyaratan
persyaratan sebagai berikut:
(a) Jasa konsultansi tersebut bukan merupakan proyek/kegiatan secara utuh yang berdiri
sendiri.
(b) Jasa konsultansi tersebut harus bersifat tugas-tugas khusus, mengembangkan
organisasi/lembaga, review studi sektoral, atau membantu instansi pelaksana dalam
memberikan masukan/nasihat dalam pelaksanaan proyek/kegiatan.
(c) Pekerjaan hanya memungkinkan dilakukan oleh seorang yang sangat ahli di bidangnya.
Keahlian tersebut dibuktikan dengan akreditasi dari asosiasi profesi yang diakui di
negara masing-masing atau akreditasi dari asosiasi profesi yang telah diakui pemerintah
atau lembaga tertentu yang ditunjuk pemerintah.
(d) Pelaksanaan pekerjaan yang ditugaskan tidak memerlukan kerja kelompok (team work)
untuk penyelesaiannya.
Manajemen
3
(e) Pemberi tugas mempunyai kepastian bahwa konsultan perorangan yang ditunjuk akan
mampu menyelesaikan penugasannya ditinjau dari segi teknis, waktu, dan biaya.
(f) Unit biaya langsung personil yang dipergunakan tidak melebihi 60 persen unit biaya
langsung personil yang tercantum dalam Pedoman Satuan Harga Umum yang
dikeluarkan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Departemen
Keuangan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4) keputusan ini.
Pasal 5
Tenaga ahli yang akan ditugaskan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
(1) Lulusan perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah disamakan atau
perguruan tinggi swasta dengan status lain yang telah mengikuti ujian negara, atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi.
(2) Tenaga ahli yang bekerja sebagai konsultan perorangan harus sudah menjadi anggota dan
mendapatkan akreditasi dari asosiasi profesi yang diakui negara masing-masing.
(3) Membuat riwayat hidup (curriculum vitae) yang harus ditulis dengan teliti dan benar,
ditandatangani oleh yang bersangkutan, diketahui oleh pimpinan perusahaan (kecuali
konsultan perorangan), dan dilampiri dengan copy ijazah yang dipergunakan sebagai dasar
untuk perhitungan pengalaman kerja.
(4) Membuat surat pemyataan kesediaan untuk ditugaskan, di atas kertas bermaterai dan
dilampirkan dalam usulan teknis yang diajukan.
(5) Tidak boleh meninggalkan tempat dan tugas pekerjaan selama masa penugasan sesuai
dengan apa yang tercantum dalam kontrak, kecuali dengan persetujuan/ijin pimpinan
proyek.
(6) Tidak boleh melaksanakan jasa konsultansi lain pada waktu bersamaan yang mengurangi
waktu keterlibatan dalam tugasnya yang disebutkan dalam kontrak.
Pasal 6
KONTRAK
(1) Lingkup pekerjaan, jangka waktu pelaksanaan pekerjaan, tanggal dimulai dan diakhirinya
kontrak, dan syarat-syarat berlakunya kontrak.
(2) Rincian tanggung jawab konsultan, instansi pelaksana, serta hak dan kewajiban kedua
belah pihak. Dalam hal konsultan melakukan kerja sama harus dinyatakan tanggung j awab
masing-masing konsultan.
Apendiks Ill 329
(3) Jumlah biaya keseluruhan, jumlah tenaga ahli, jenis tenaga ahli, unit biaya langsung
personil, jadwal kerja tenaga ahli dan staf konsultan, dan unit biaya-biaya langsung
nonpersonil.
(4) Mata uang yang dipergunakan untuk biaya personil harus mata uang negara asal
perusahaan jasa konsultansi atau tenaga ahli konsultan untuk konsultan perorangan dan/
atau Rupiah.
(5) Syarat pembayaran (terms of payment), dan mata uang yang digunakan dalam pembayaran.
(6) Penggunaan bahasa dalam kontrak untuk jasa konsultansi yang pendanaannya
mempergunakan bantuan/pinjaman luar negeri dengan undangan intemasional, adalah
bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
(7) Pencantuman ketentuan penggunaan unit biaya langsung personil dan unit biaya langsung
nonpersonil apabila terjadi perpanjangan kontrak kerja atau perpanjangan masa penugasan
tenaga ahli, atau penggantian personil, karena adanya hal-hal yang tidak bisa dihindarkan,
di mana unit biaya tersebut tidak boleh melebihi unit biaya yang tercantum dalam Pedoman
Satuan Harga Umum yang dikeluarkan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
dan Departemen Keuangan, sebagaimana dimaksud Pasal 3 ayat (4) keputusan ini.
(8) Tanggung jawab profesi (professional responsibilities Iliabilities) terhadap jasa konsultansi
yang ditanganinya berupa perbaikan hasil kerjanya sesuai KAK tanpa meminta tambahan
biaya, atau apabila hasilnya temyata tidak dapat diterima sama sekali, maka konsultan
tersebut harus mengembalikan biaya sebesar biaya langsung personil tenaga ahli yang telah
diterimanya.
Pasal 7
HAL-HAL LAIN
Perusahaan konsultan dan tenaga ahlinya harus bebas dari pertentangan kepentingan
antara yang bersangkutan dan kepentingan proyek/kegiatan yang ditanganinya, antara lain
tidak berafiliasi dengan pemborong/pemasok dari proyek/kegiatan bersangkutan,
pemimpin proyek, dan sebagainya.
(2) Tenaga ahli yang terlibat dalam suatu tugas tertentu menerima dari perusahaan konsultanya
berupa penghasilan, yang terdiri dari gaji dasar dan tunjangan-tunjangan lainnya, yang
sekurang-kurangnya sama dengan 35% (tiga puluh lima persen) dari besamya unit biaya
personil yang tertera dalam kontrak.
(3) Perusahaan konsultan atau tenaga ahli dibayar sesuai dengan jumlah waktu tenaga ahli
yang sebenamya terpakai dalam proyek/kegiatan yang ditanganinya.
(4) Data riwayat hidup tenaga ahli, surat pemyataan dan copy ijazah tenaga ahli yang tidak
benar, menyebabkan konsultan yang bersangkutan diberi sanksi berupa:
Tenaga ahli yang bersangkutan di-black list dan diganti, dan/ atau
Perusahaan konsultan tersebut di-black list dalam wilayah operasinya sesuai dengan
klasifikasi (bidang usaha/keahlian) dan kualifikasi (golongannya), dan dikeluarkan
dari DRM, selama 1 (satu) tahun, dan/ atau
Kontrak dibatalkan (sepanjang pembatalan kontrak ini tidak merugikan negara).
Manajemen
3
Manajemen
33
(5) Untuk menjaga dipatuhinya ketentuan dalam keputusan ini, akan dilakukan pemeriksaan,
pengawasan, dan penelitian, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 8
PENUTUP
(1) Dengan dikeluarkannya surat keputusan ini, ketentuan lain yang sama atau lebih rendah
tingkatnya yang bertentangan dengan ketentuan dalam surat keputusan ini dicabut.
(2) Segala ketentuan dalam keputusan ini berlaku juga untuk proyek/kegiatan yang mendapat
bantuan proyek, bantuan teknik, dan/ atau bantuan luar negeri lainnya, kecuali ditetapkan
dalam dokumen/naskah pinjaman luar negeri.
(3) Hal-hal yang tidak diatur dalam surat keputusan ini sepenuhnya mengikuti kepada
Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1994.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 4 Juli 1994
MENTERI NEGARA
PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
KETUA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
ttd.
GINANJAR KARTASASMITA
Apendik
3
Lanjutan Apendiks Ill
Tujuan penilaian suatu usulan jasa konsultansi adalah untuk mendapatkan usulan yang paling
sesuai dengan keperluan (suitable) berdasarkan kualifikasi teknis untuk melaksanakan pekerjaan,
bukan untuk mendapatkan konsultan yang paling berpengalaman, paling dikenal, ataupun
yang bereputasi paling baik. Pengadaan jasa konsultansi juga mempertimbangkan faktor
penggunaan jasa dan produksi dalam negeri secara maksimal (termasuk penggunaan tenaga
ahli bangsa Indonesia), dan metoda kerja yang paling menguntungkan negara dan kepentingan
nasional.
Pedoman ini memuat tata cara penilaian cara pengadaan dengan sistem dua sampul, baik
untuk undangan intemasional maupun undangan nasional dan pemilihan langsung.
A. U M U M
1. Penilaian usulan teknis dan usulan biaya dilakukan pada sidang tertutup yang dihadiri
oleh Panitia Pengadaan yang dibentuk untuk keperluan pengadaan dimaksud.
2. Usulan teknis dan usulan biaya yang dinilai adalah usulan teknis dan usulan biaya
dari konsultan yang telah memenuhi persyaratan administrasi yang ditentukan.
3. Sebelum dilakukan penilaian, harus ditetapkan terlebih dahulu dan diinformasikan
kepada seluruh konsultan yang diundang mengenai:
Bobot antara usulan teknis dan usulan biaya.
Unsur dan sub unsur usulan teknis dan usulan biaya yang akan dinilai.
Besaran nilai yang digunakan untuk masing-masing unsur dan sub unsur serta
nilai bobotnya masing-masing.
Nilai ambang batas minimal persyaratan teknis (passing grade).
a. Pengalaman perusahaan 10 - 20
b. Pendekatan dan metodologi 20 - 45
c. Kualifikasi tenaga ahli 45 - 70
Penetapan bobot yang digunakan untuk masing-masing unsur, dalam rentang tersebut di atas
berdasarkan jenis pekerjaan jasa yang akan dilaksanakan. Untuk jasa studi analisis perlu diberikan
penekanan kepada pengalaman perusahaan dan pendekatan metodologi, sedangkan untuk jasa
supervisi dan perencanaan teknis penekanan lebih diberikan kepada kualifikasi tenaga ahli.
a. Pengalaman perusahaan:
Penilaian dilakukan atas pengalaman perusahaan dalam melaksanakan pekerjaan sejenis
dengan pekerjaan yang akan ditangani, dalam 10 (sepuluh) tahun terakhir. Pengalaman kerja
di Indonesia mendapat nilai tambahan. Pengalaman tersebut diuraikan secara jelas dengan
mencantumkan informasi: nama proyek/kegiatan, lingkup dan data proyek/ kegiatan secara
singkat, lokasi, pemberi tugas, nilai, dan waktu pelaksanaan menyebutkan bulan dan tahun. Di
samping itu, penilaian juga dilakukan terhadap jumlah proyek/ pekerjaan yang sedang
dilaksanakan oleh perusahaan, di samping untuk mengukur pengalaman juga dapat
dipergunakan untuk mengukur kemampuan/kapasitas perusahaan yang bersangkutan dalam
melaksanakan tugasnya.
b.l. Pemahaman atas jasa layanan yang diminta, penilaian meliputi antara lain: pengertian
terhadap tujuan proyek/kegiatan, lingkup serta jasa konsultansi yang diperlukan (aspek
aspek utama yang diindikasikan dalam KAK), mengenal situasi lapangan secara baik.
Apendik
3
b.2. Kualitas metodologi, penilaian meliputi antara lain ketepatan menganalisis masalah dan
langkah pemecahan yang diusulkan dengan tetap mengacu kepada persyaratan KAK,
konsistensi antara metodologi dengan rencana kerja, apresiasi terhadap inovasi, tanggapan
terhadap KAK, khususnya mengenai data yang tersedia, orang-bulan (man month) tenaga
ahli, uraian tugas, jangka waktu pelaksanaan, laporan-laporan yang diisyaratkan, jenis
keahlian serta jumlah tenga ahli yang diperlukan, program kerja, jadwal pekerjaan, jadwal
penugasan, organisasi, kebutuhan orang-bulan dan kebutuhan fasilitas penunjang.
a. Biaya keseluruhan
Biaya terendah dan di bawah HPS, mendapatkan penilaian terbaik (score 100). Sedangkan,
usulan biaya yang lain secara matematis dapat dihitung dengan mengacu kepada biaya terendah
tersebut dinilai dengan perumusan sebagai berikut:
A 220.000 72,70
B 1 60.000 100,00
c 18Q.OOO 88,90
0 240.000 66,67
c. Nilai (score) gabungan usulan biaya dilakukan dengan rumus sebagai berikut:
Perhitungan nilai (score) gabungan usulan biaya dilakukan dengan rumus sebagai berikut:
NGUB = (NUB x Bobotnya) + (NKUB x Bobotnya)
di rnana, NGUB Nilai (score) gabungan usulan biaya
NUB Nilai (score) usulan biaya
NKUB = Nilai (score) keseirnbangan dan kewajaran usulan biaya
Dari hasil penilaian usulan teknis dibuat peringkat penilaian usulan teknis, dan dipilih
rnaksirnal 3 (tiga) konsultan dengan peringkat teratas yang rnalarnpaui ambang batas (passing
grade). Dalarn hal calon konsultan yang rnelarnpaui arnbang batas kurang dari 3 (tiga) konsultan,
rnaka yang dinilai usulan biayanya hanya yang rnelarnpaui arnbang batas. Selanjutnya, dari
hasil penilaian usulan biaya dibuat peringkat penilaian biaya yang kernudian digabungkan
dengan peringkat penilaian usulan teknis untuk rnendapatkan peringkat akhir. Hasil dari
peringkat akhir tersebut yang akan dijadikan dasar untuk pengusulan pernenang. Rurnusan
untuk rnernbuat nilai akhir adalah sebagai berikut:
NILAI AKHIR = (Nilai Usulan Teknis x Bobot Usulan Teknis) + (Nilai Gabungan Usulan
Biaya x Bobot Usulan Biaya)
4. Besaran bobot usulan teknis dan bobot usulan biaya yang dianjurkan untuk jasa konsultansi
yang pendanaannya sebagian atau seluruhnya mempergunakan dana bantuan/pinjaman
luar negeri adalah sebagai berikut:
MENTERI NEGARA
LINGKUNGAN HIDUP
Menimbang
bahwa untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993
tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan perlu ditetapkan Keputusan
Mengingat Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang jenis Usaha atau Kegiatan yang
wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
MEMUTUSKAN:
Pertama Jenis Usaha Atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan adalah sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I
Keputusan ini.
Kedua Jenis usaha atau kegiatan yang tidak termasuk dalam Lampiran I Keputusan
ini tetapi lokasinya berbatasan langsung dengan kawasan lindung seperti
disebut dalam Lampiran 11 Keputusan ini, wajib dilengkapi dengan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan.
Ketiga Jenis usaha atau kegiatan yang tidak termasuk dalam Lampiran I Keputusan
ini tetapi dapat merubah fungsi dan/ atau peruntukan suatu kawasan
lindung seperti disebut pada Diktum kedua Keputusan ini, wajib dilengkapi
dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
Keempat Jenis usaha atau kegiatan yang tidak termasuk dalam Lampiran I Keputusan
ini tetapi berada di kawasan lindung yang disebut dalam Diktum kedua
Keputusan ini setelah berubah peruntukannya menurut perundangan yang
berlaku, wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
Kelima Apabila dalam pelaksanaan, Instansi yang bertanggung jawab mempunyai
keraguan tentang rencana usaha atau kegiatan yang tidak terdapat dalam
Lampiran I Keputusan ini, maka Instansi tersebut wajib meminta kepastian
penetapan wajib AMDAL kepada Menteri Negara Lingkungan Hidup secara
tertulis.
Keenam Menteri Negara Lingkungan Hidup akan memberikan keputusan terhadap
usulan sebagaimana disebut dalam Diktum keempat.
Ketujuh Jenis Usaha atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I Keputusan
ini akan ditinjau secara keseluruhan atau sebagian sekurang-kurangnya sekali
dalam 5 (lima) tahun.
Kedelapan Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dan bilamana di
kemudian hari terdapat kekeliruan, maka Keputusan ini akan ditinjau
kembali.
Ditetapkan di
Jakarta
Pada tanggal
19 MARET 1994
SARWONO KUSUMAATMADJA
Manajemen Prayek
338
I.
BIDANG PERTAMBANGAN DAN ENERGI
1. Luas wilayah pertambangan umum terhaclap eksploitasi
Procluksi : � 200 ha clan/ atau
-
Batu bara � 200.000 ton/tahun
-
Bijih Primer � 60.000 ton/tahun
-
Bijih Sekuncler � 100.000 ton/ tahun
-
Bahan galian bukan logam atau bahan galian Gol. C � 300.000 m3/ tahun
-
Bahan galian raclioaktif, termasuk pengolahan,
penambangan clan pemurnian
2. Transmisi >150 KV
PLTD/ PLTG/PLTU/PLTGU � 100 MW
PLTA semua jenis clan ukuran kecuali P LTM clan jenis
aliran listrik langsung
PLTP � 55 MW
6. Pusat listrik clari jenis lain � 5 MW
7. Eksploitasi minyak/ gas bumi
Pengolahan (kilang)
9. Transmisi minyak/gas bumi � 25 km
11.
BIDANG KESEHATAN
1. Rumah sakit kelas A
2. Rumah sakit yang setara clengan kelas A atau kelas I
Rumah sakit � 400 kamar
4. Rumah sakit clengan pelayanan spesialisasi
lengkap Imenyeluruh
Inclustri farmasi yang membuat bahan baku obat
clengan proses penuh
10. Pembangunan dan peningkatan jalan dengan pelebaran panjang > 5 km atau
di luar daerah milik jalan kota besar dan metropolitan luas ;: 5 ha
yang berfungsi arteri atau kolektor
V. BIDANG PARPOSTEL
1. Hotel ;: 200 kamar atau
luas ;: 5 ha
Padang golf
3. Taman rekreasi ;: 100 ha
4. Kawasan pariwisata
X.
BIDANG PERTAHANAN DAN KEAMANAN
1. Pembangunan gudang amunisi
Gudang pusat amunisi clan gudang amunisi daerah
Pembangunan pangkalan angkatan !aut kelas A, B, C
Pembangunan pangkalan angkatan udara kelas A, B, C atau
yang setara
4. Pusat latihan tempur/lapangan tembak senjata luas � 10.000 ha
XI.
BIDANG PENGEMBANGAN TENAGA NUKLIR
1. Pembangunan clan pengoperasian reaktor nuklir
-
Reaktor daya
-
Reaktor penelitian � 100 KWt
2. Pembangunan clan pengoperasian instalasi nuklir
nonreaktor:
-
Pabrikasi bahan bakar nuklir produksi � 50
elemen bakar Itahun
-
Pengelolaan limbah radioaktif semua instalasi
-
!radiator, aktivitas sumber � 1 .850 TBq (5.000 Ci)
-
Produksi radioisotop untuk semua instalasi
Apendiks
34
Kawasan Lindung yang dimaksud dalam Penjelasan Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 24 Tahun
1 992 tentang Penataan Ruang dan Pasal 37 Keputusan Presiden R.I. Nomor 32 Tahun 1 990 tentang
Pengelolaan Kawasan Lindung, adalah sebagai berikut:
MENTERI NEGARA
LINGKUNGAN HIDUP
KEPUTUSAN
MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR: KEP. 12/MENLH/3/94
TENTANG
Menimbang : 1. bahwa dalam Penjelasan Pasal 2 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 51
Tahun 1993 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan disebutkan
bahwa menunjang pembangunan yang berwawasan lingkungan, bagi
rencana usaha atau kegiatan yang tidak wajib dilengkapi dengan AMDAL
tetap diharuskan melakukan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan
Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL).
2. bahwa untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993
tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup tentang Pedoman
Umum Upaya Pengelolaan Umum, Upaya Pengelolaan Lingkungan, dan
Upaya Pemantauan Lingkungan.
Mengingat
1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara RI. Nomor 12 Tahun
1982, Tambahan Lembaran Negara RI. Nomor 3.215).
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara RI. Nomor 49 Tahun
1990, Tambahan Lembaran Negara RI. Nomor 3.419).
3. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang (Lembaran
Negara RI. Nomor 115 Tahun 1992, Tambahan Lembaran Negara RI.
Nomor 3.501)
4. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian
Pencemaran Air (Lembaran Negara RI. Nomor 34 Tahun 1990, Tambahan
Lembaran Negara RI. Nomor 3.409)
5. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993 tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (Lembaran Negara R I. Nomor 84 Tahun 1993,
Tambahan Lembaran Negara RI. Nomor 3.538)
344 Manajemen Proyek
MEMUTUSKAN:
Pertama Rencana usaha atau kegiatan yang ticlak acla clampak pentingnya, clan/ atau
secara teknologi suclah clapat clikelola clampak pentingnya cliharuskan
melakukan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) clan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL) sesuai clengan yang clitetapkan cli clalam syarat-syarat
perijinannya menurut peraturan yang berlaku.
Keclua Upaya Pengelolaan Lingkungan clan Upaya Pemantauan Lingkungan
sebagaimana climaksucl clalam cliktum pertama perlu cliatur melalui suatu
pecloman umum.
Ketiga (1) pecloman umum Upaya Pengelolaan Lingkungan clan Upaya Pemantauan
Lingkungan aclalah sebagaimana climaksucl clalam Lampiran Keputusan
ini.
(2) pecloman teknis Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) clan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UPL) clitetapkan oleh Menteri atau Pimpinan
Lembaga Pemerintah Nonclepartemen clengan menggunakan Pecloman
Umum sebagaimana climaksucl clalam ayat (1) sebagai rujukan.
(3) apabila belum clitentukan pecloman teknis sebagaimana climaksucl clalam
ayat (2), maka Upaya Pengelolaan Lingkungan clan Upaya Pemantauan
Lingkungan clibuat clengan berpecloman pacla Pecloman Umum
sebagaimana climaksucl clalam ayat (1).
Keempat
Keputusan ini mulai berlaku pacla tanggal clitetapkan, clan bilamana cli
kemuclian hari terclapat kekeliruan, maka Keputusan ini akan clitinjau kembali.
Ditetapkan
cli Jakarta
Pacla tanggal
19 Maret 1994
ttcl
SARWONO KUSUMAATMADJA
Apendiks
34
LAMPIRAN Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup
Nomor : KEP-12/MENLH/3/94
Tanggal : 19 Maret 1994
PEDOMAN UMUM
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
A. PENDAHULUAN
1. Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) bukan
merupakan bagian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, oleh sebab itu UKL dan UPL
tidak dinilai oleh Komisi AMDAL, melainkan diarahkan langsung oleh instansi teknis yang
membidangi dan bertanggung jawab atas pembinaan usaha atau kegiatan tersebut melalui
suatu petunjuk teknis sesuai jenis usaha atau kegiatannya.
2. Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) bersifat
bagi masing-masing jenis usaha atau kegiatan yang dikaitkan dengan dampak yang
ditimbulkannya. Oleh karena itu, Pedoman Teknis UKL dan UPL ditetapkan oleh instansi
yang bertanggung jawab (sektoran) untuk setiap jenis usaha atau kegiatan yang
bersangkutan.
3. Pemrakarsa usaha atau kegiatan terikat pada dokumen yang telah diisi dan
ditandatanganinya dan menjadi syarat pemberian ijin usaha atau kegiatan dimaksud.
Dengan adanya pedoman ini, maka pengelolaan lingkungan dapat dilakukan dengan baik,
lebih terarah, efektif, dan efisien.
C. RUANG LINGKUP
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan perlu disusun
sedemikian rupa, sehingga dapat:
1. langsung mengemukakan informasi penting setiap jenis rencana usaha atau kegiatan yang
merupakan sifat khas proyek itu sendiri dan dapat menimbulkan dampak potensial
terhadap lingkungannya.
2. informasi komponen lingkungan yang terkena dampak.
3. upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang harus dilakukan oleh
pemrakarsa pada tahap prakonstruksi, konstruksi, maupun pasca konstruksi.
346 Manajemen Proyek
D. SISTEMATIKA
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan mencakup:
6. Pelaporan
Uraian secara rinci mengenai mekanisme laporan dari pelaksanaan upaya pengelolaan
lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan pada saat rencana usaha atau kegiatan
dilaksanakan (instansi pembina, BAPEDAL, Pemda Tk. I dan Tk. 11 setempat).
Apendiks
34
7. Pemyataan Pelaksanaan
Pernyataan pemrakarsa untuk melaksanakan upaya pengelolaan lingkungan dan upaya
pemantauan lingkungan dilengkapi dengan tanda tangan pemrakarsa.
AMDAL :
Garis besar sistematika pengelolaan lingkungan terhadap usulan proyek menurut PP-5 1 Th . 1 993
Apendiks VI
Code of Ethics
for
The Project Management Profession
PREAMBLE: Project Management Professionals, in the pursuit of the profession, affect the
quality of life for all people in our society. Therefore, it is vital that Project Management Pro
fessionals conduct their work in an ethical manner to earn and maintain the confidence of team
members, colleagues, employees, employers, clients and the public.
ARTICLE I: Project Management Professionals shall maintain high standards of personal and
professional conduct, and:
Accept responsibility for their actions.
b. Undertake projects and accept responsibility only if qualified by training or experi
ence, or after full disclosure to their employers ot clients of pertinent qualifications.
c. Maintain their professional skills at the state of the art and recognize the importance
of continued personal development and education.
d. Advance the integrity and prestige of the profession by practicing in a dignified man
ner.
e. Support this code and encourage colleagues and eo-workers to act in accordance witlt
this code.
f. Support the professional society by actively participating and encouraging colleagues
and eo-workers to participate.
g. Obey the laws of the country in which work is being performed.
ARTICLE Ill: Project Management Professionals shall, in their relations with employers and
clients:
a. Act as faithful agents or trustees for their employers and clients in professional or
business matters.
b. Keep information on the business affairs or technical processes of an employer or client
in confidence while employed, and later, until such information is properly released.
Inform their employers, clients, professional socities or public agencies of which they
are members or to which they may make any presentations, of any circumstance that
could lead to a conflict of interest.
d. Neither give nor accept, directly or indirectly, any gift, payment or service of more
than nominal value to or from those having buiness relationships with their employers
of clients.
e. Be honest and realistic in reporting project quality, cost and time.
ARTICLE IV: Project Management Professionals shall, in fulfilling their responsibilities to the
community:
a. Protect the safety, health and welfare of the public and speak out against abuses in
these areas affecting the publick interest.
·
b. seek to extend public knowledge and appreciation of the project management profes
sion and its achievements.
Daftar Pustaka
Aaker D. A.,Day G. S. , Marketing Research, John Wiley & Sons Inc., 1990.
Abbett R. W, Engineering Contracts and Specifications, John Wiley & Sons Inc., New York, 1963.
Ahuja H. N, Project Management, Techniques in Planning and Controlling Construction Project, John Wiley &
Sons Inc., 1984.
Ahuja H. N., Campbell W. J., Estimating from Concept to Completion, Prentice-Hall Inc., 1988.
Archibald R. D., Managing High Technology Program and Project, John Wiley & Sons Inc., 1976.
Augustine N. R., Managing Project and Programs, Harvard Business School Press, 1989.
Badiru A . B., Project Management in Manufacturing and High Technology Operation, John Wiley & Sons Inc.,
1988.
Barrie D. S., Paulson B. C., Professional Construction Management, McGraw Hill Inc., 1992.
Bent J.A., Applied Cost and Schedule Control, Marcel Dekker Inc., New York, 1982.
Bent J. A., Thumann A., Project Management for Engineering and Construction, The Fairmont Press Inc., 1994.
Bierman H. Jr., Implementing Capital Budgeting Techniques, Ballinger Publishing Company, 1988.
Bierman H. Jr., Smidt S., The Capital Budgeting Decision, Economic Analysis of Investment Projects, Macmillan
Publishing Company, 1984.
Blanchard B. S., System Engineering Management, John Wiley & Sons Inc., 1991.
Blanchard F. L., Engineering Project Management, Marcel Dekker Inc. New York, 1990.
Block S.B. , Foundation of Financial Management, Richard D. Irwin, Inc. & Toppan Company Ltd., 1991 .
Bonny J. B., Frein J. P., Handbook of Construction Management and Organization, Van Nostrand Reinhold
Company, 1973.
Brealy R. A., Myers S. C., Principles of Corporate Finance, McGraw-Hill Inc., 1981.
Brigham E. F., Fundamentals of Financial Management, The Dryden Press, 1 978.
Briner W., Geddes M., Hastings C., Project Leadership; Cower Publishing Company, 1 990.
Brown J., Value Engineering A Blueprint, Industrial Press Inc., 1992.
Busch D. H., The New Critical Method, Probus Publishing Co., 1991 .
Callahan M. T., Quachenbush D. G., Rowings J. E., Construction Project Schedulling, McGraw-Hill Inc., 1992.
Carmichael D. R. clan Willingham John J., Auditing Concept and Methods, McGraw-Hill Book Company,
1984.
Chandra P., Project, Preparation, Appraisal, Budgeting and Implementation, Tata McGraw-Hill Publishing
Company Ltd., 1987.
Clark F. D., Lorenzoni A. B., Applied Cost Engineering, Marcel Dekker Inc., New York, 1985.
Cleland D. I., Caries R., Global Project Management Handbook, McGraw-Hill Inc., 1994.
Cleland D. I. dan King W. R., Project Management Handbook, Van Nostrand Reinhold Company, 1983.
Cleland D. I. dan King W. R., System Analysis and Project Management, McGraw-Hill Book Company, 1984.
Clough R. H., Sears G. A., Construction Contracting, John Wiley & Sons Inc., 1994.
Curry S., Weiss J., Project Analysis Developing Countries, St. Martin's Press, 1993.
Davis M. L.: Cornwell, D. A. Introduction to Environmental Engineering McGraw-Hill International Editions,
New York, USA, 1991 .
Dieter G. E., Engineering Design, A Materials and Processing Approach, McGraw-Hill Inc., 1983.
Dismore P. C., The AMA Handbook of Project Management, Amacom, 1993.
Dismore P. C., Human Factors in Project Management, Amacom, 1990.
Apendiks 35
Daftar Pustaka
351
East E. W., Kirby J. G., A Guide to Computerized Project Schedul/ing, Van Nostrand Reinhold, 1990.
Fish E. R., Construction Project Administration, John Wiley & Sons Inc., 1978.
Fleming Q. W., Fleming Q. J., A Probus Guide to Subcontract Project Management & Control, Progress Payment,
Probus Publishing Company, 1991.
Fleming Q. W., Cost/Schedule Control System Criteria, The Management Guide to C/SCSC, Probus Publishing
Company, 1988.
Frankel E. G., Project Management in Engineering Services and Development, Butterworth & Co. Ltd., 1990.
Frein J. P., Handbook of Construction Management and Organization, Van Nostrand Reinhold Company Inc.,
1980.
Friedman H. A. dan Degoff R. A., Construction Management, John Wiley & Sons, 1985.
Gintings, Perdana, Mencegah dan Mengendalikan Pencemaran Industri, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1992.
Hackney J. W., Control and Management Capital Projects, McGraw-Hill Inc., 1992.
Halpin D. W., Financial and Cost Concept For Construction Management, John Wiley & Sons Inc., 1985.
Harrison F. L., Advanced Project Management, Gower Publishing Company Ltd., 1985.
Herbert L., Auditing the Performance of Management, Life Time Learning Publication-Wadsworth Inc., U.S.A.,
1979.
Hickman T. K., Hickman W. M., Global Purchasing, How To Buy Good and Services in Foreign Markets,
Richard D. Irwin Inc., 1992.
Humphreys K. K., Project and Cost Engineers Handbook, Marcel Dekker Inc., New York, 1984.
Juran J. M., [UI·an 's Quality Control Handbook, McGraw-Hill Book Company, 1988.
Kaufman J. J., Value Engineering for the Practitioner, North Carolina State University, 1985.
Kertas Kerja, Project Control Seminar, Princeton-USA., 1979.
Kerzner H., Project Management, A System Approach to Planning, Schedulling and Controlling, Van Nostrand
Reinhold, 1989.
Kerzner H., Project Management for Executives, Van Nostrand Reinhold Company, 1982.
Kerzner H., Thamhain H. J., Project Ma11agement for Small and Medium Size Business, Van Nostrand Reinhold
Company Inc., 1984.
Kerzner H., Thamhain H. J., Project Management Operating Gu idelines, Van Nostrand Reinhold Company,
1986.
Kezsbom D.,Schilling D. L., Edward K. A., Dynamic Pro1ect Management, A Practical Guide for Managers and
Engineers, John Wiley & Sons Inc., 1989.
Kerridge A. E., Vervalin C. H., Engineering and Construction Project Management, Gulf Publishing Company,
1986.
Kharbanda 0. P., Stallworthy E. A., Williams L. F., Project Cost Control in Action, Gower Technical Book,
1980.
Koontz, Donell, Weihreich, Essential of Management, McGraw-Hill Book Company, 1986.
Lang H. J., Cost Analysis For Capital Investment Decisions, Marcel Dekker Inc., New York, 1989.
Levy H., Sarnat M., Capital Investment and Financial Decisions, Prentice-Hall, 1986.
Levy S. L., Project Management in Construction, McGraw-Hill Books Co., 1987.
Lewis J. P., Project Planning, Schedulling and Control, A Hand-On Guide to Bringing Project On Time and On
Budget, Probus Publishing Co., 1 991.
Little IM., Mirrlees J.A., Project Appraisal and Planning Developing Countries, Oxford & IBH Publishing
Company, 1974.
Meredith ]. R., Mantel S. J. ]r, Project Management, A Managerial Approach, John Wiley & Sons Inc., 1985.
Mockler R. J., The Management Control Process, Prentice-Hall, 1972.
Moder J. ]., Phillips C. R., Davis E W., Project Management with CPM, PERTH and Precedence Diagramming,
Van Nostrand Reinhold Co., 1983.
Mudge A. E., Value Engineering, A Systematic Approach, J. Pohl Associates, 1989.
Nicholas J. M., Managing Business and Engineering Project, Prentice-Hall Inc., 1990.
Nunnally S. W., Construction Methods and Management, Prentice-Hall Inc., 1987.
352 Manajemen Proyek
Oberlender G. D., Project Management for Engineering and Construction, McGraw-Hill Inc. , 1993.
O'Brien J. J., Construction Inspection Handbook, Van Nostrand Reinhold New York, 1989.
O'Brien J. J., CPM in Construction Management, McGraw-Hill Inc., 1984.
0' Brien J. J., Zilly R. G., Contractor's Management Handbook, McGraw-Hill Inc., 1991.
Osteryoung J. S., Capital Budgeting, Long-Term Asset Selection, Grid Publishing Inc., 1979.
Park W. R., Chapin W. B., Construction Bidding, John Wiley & Sons Inc., New York, 1992.
Patrascu A., Construction Cost Engineering Handbook, Marcel Dekker Inc., New York, 1988.
Peters M.S., Timmerhaus K.D., Plant Design Economics for Chemical Engineers, McGraw-Hill Inc., 1980.
Petty J. W., Keown A. J. , Scott D. F., Martin J. D., Basic Financial Management, Prentice-Hall Inc., 1993.
Pilborough L., Inspection of Industrial Plant, A Survey of Quality As Surance, Safety and Standards,
Cower
Publishing Company Ltd., 1989.
Purdy D. C., A Guide Writing Successful Engineering Specification, McGraw-Hill Inc., 1991 .
Rao R. K. S., Financial Management, Concepts and Applications, Macmillan Publishing Company, 1992.
Riggs, Bethel, Atwater, Smith, Stackman, Industrial Organization and Management, McGraw-Hill Inc., 1 980.
Ritz G. J., Total Engineering Project Management, McGraw-Hill Inc., 1990.
Rosenau M. D. Jr., Project Management for Engineers, Van Nostrand Reinhold Company, 1984.
Roy P., Project Cost Control in Construction, William Collins Sons & Company Ltd., 1985.
Sandler H. J., Luckiewicz E. T., Practical Process Engineering, A Working Approach to Plant Design, McGraw
Hill Book Company, 1987.
Shtub A., Bard J. F., Globerson S., Project Management, Engineering, Technology, and Implementation, Prentice
Hall Inc., 1994.
Sinnot R. K., Chemical Engineering Vol. 6, An Introduction to Chemical Engineering Design, Program Press,
1985.
Soeharto, Iman., Manajemen Proyek Industri, Penerbit Erlangga, 1992.
Soemarwoto, Otto., "Analisis Dampak Lingkungan ", Gajah Mada University Press, Bulak Sumur Yogyakarta,
1990.
Suparni, Niniek S. H., "Pelestarian, Pengelolaan dan Penegakan Hukum Lingkungan". Sinar Grafika, Jakarta,
1992.
Suratmo, Gunarwan., "Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ", Gajah Mada University Press, Bulak Sumur
Yogyakarta, 1991 .
·
Spinner M. P., Elements of Project Management, Plan, Schedule and Control, Prentice-Hall Inc., 1981.
Stallworthy E. A. dan Kharbanda 0. P., Total Project Management, Cower Publishing Company Ltd., 1983.
Stevans J. D., Techniques for Construction Network Schedulling, McGraw-Hill Inc., 1990.
Stevenson W. J., Production/Operations Management, Irwin Inc., 1990.
Stewart R. D., Cost Estimating, John Wiley & Sons Inc., 1982.
Stewart R. D., Wyskida R.M., Cost Estimator's, Reference Manual, John Wiley & Sons Inc., 1987.
Stoner J. A. F., Management, Prentice-Hall International Inc., 1982.
Tenah K. A., Guevara J. M., Fundamentals of Construction Management and Organization, Reston Publishing
Company Inc., 1985.
The Institution of Civil Engineers, Management of Large Capital Project, Thomas Telford Ltd., 1980.
Thuesen G. J., Fabrycky W. J., Engineering Economy, Prentice-Hall Inc., 1984.
Ullmann J. E., Handbook of Engineering Management, JohnWiley & Sons Inc., 1986.
Valle J. F., Riestra, Project Evaluation, In The Chemical Process Industries, McGraw-Hill Inc., 1983.
Van Horne J. C., Wachowicz J. M. Jr., Fundamental of Financial Management, Prentice-Hall Inc., 1992.
Westney, Richard E., "Managing the Engineering and Construction of Small Projects ", Marcel Dekker Inc.,
New York USA, 1985.
Willis E. M., Schedulling Construction Project, Prentice-Hall, 1986.
l ndeks
I M
incident<il effect 121 macam proyek 5
indeks profitabilitas 133, 142 macam risiko proyek 148
initial node 258 management by exception 240, 265
Integrated Protected Area System (!PAS) 6 manajemen proyek 27-23
Interface area ilmu 38
manajemen 70 evolusi dari 32
organisasi 71 kapan digunakan 32
pemilik proyek 71 konsep dari PM! 37
personil 70 potensi karir pada 53
sistem 71 prcgram sertifikasi 54
intermitten 101 sebagai profesi 36
Internal rate of return-IRR 133, 141 manajemen klasik 21
International Project Management Association menghitung depresiasi 127
(INTERNET) 37, 52 mengukur risiko 148
metode bagan balok (bar chart) 235
metode certainty equivalent 155
J metode jalur kritis (Critical Path Method - CPM)
J. L. Riggs 101 28, 238, 254
lndeks
355
metode diagram preseden (Preceden Diagram Project Evaluation and Review Technique (PERT)
Method) 28, 238, 282 - 285 239, 254
metode risk adjusted discount rate 155 Project Management Institute (PMI) 9
minirnc.m attractive rate of retum-MARR 180 project communication plan 226
Mobil Research and Development Corporation project crash-point 295
(MRDC) 8 project risk management plan 226
modal sendiri 174 Proses integrasi dan koordinasi (I & K) 68
multititik dan multiterminal 265 Proyek
:nutually exclusive project 132, 145 dan manajemen fungsional 19
Engineering - Konstruksi (E-K) 5, 12
N Engineering - Manufaktur (E-MK) 5, 12
net present value - NPV 133, 137 dampak lingkungan dari 200 - 202
kelebihan metode 1 39 kapital 5
profil dari 1 39 kompleksitas dari 4
nilai sekarang anuitas 131 konservasi bio-diversity 12
nilai sekarang lump-sum 131 macam 5
nilai waktu dari uang 129 manajemen 27 - 33
nilai buku (book value) 117 pelayanan manajemen 14
nilai sekarang (present value - PV) 129 pendanaan 174
nilai sisa (salvage value) 122 penelitian dan pengembangan 13
nilai uang yang akan datang lfuture value-F) 129 perencanaan strategis 219
nilai yang diharapkan (expected value) 150 publik 162
node/event 254 perilaku dari 23 - 27
non recourse project financing (NRPF) 1 74, 177, timbulnya suatu 7
183, 188 yang berdiri sendiri 132
yang saling meniadakan 132
0 Q
opportunity cost 122, 138 Quality Assurance (QA) 45
overal project plan 226 Quality Control (QC) 45
p R
parameter ekonomi nasional 169 R. D. Achibald 70
pekerjaan terdahulu (predecessor) 279 R. ]. Mockler 228
pemerataan sumber daya 302 rata-rata standar faktor konversi (ACF) 170
pemikiran sistem 20 referent power 30
penawaran 89 Rencana Implementasi Proyek (RIP-k) 16
pendanaan proyek 174 Rencana pengelolaan lingkungan (RKL) 198
pendanaan nonrecourse 183 - 185 Rencana pemantauan Lingkungan (RPL) 198
pendekatan accept-reject decision 111 resource versus technology base 97
pendekatan contin�ency 20 resource leveling 302
pendekatan sistem (system approach) 60 retained earning 175
Pengembalian investasi (return on investment -ROI) return on investment (ROI) 111, 136
133 risiko finansial 147
penyajian evaluasi lingkungan (PEL) 200 Risk Adjusted Discount Rate-RADR 156
perilaku proyek 23
Periode pengembalian (pay-back periode) 1 33, 134
s
permanent threshold shift-PIS 209
S. B. Block dan G. A. Hirt 120
Peter Moris 68
S. Curry 164
potensi karier personil proyek 53
S. M. Yassukovich 183
predecessor 261
saham biasa 175
Preseden Diagram Method (PDM) 254
saham preferen 175
prinsip manajemen klasik 22
share holder 175
problem definition 83
Siklus proyek
profitability analysis 114
dinamika dalam 7
program sertifikasi 54
menurut UNIDO 8