HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR ..........................................................................i
DAFTAR ISI ..................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..........................................................................2
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................2
1.3 Tujuan ..................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Proyek Konstruksi ..........................................................................4
2.2 Jenis-Jenis Proyek Konstruksi .............................................................5
2.3 Organisasi Proyek Konstruksi .............................................................7
2.4 Tahap-Tahap Dalam Proyek Konstruksi .............................................13
2.5 Manajemen Proyek Konstruksi ...........................................................16
2.6 Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Proyek Konstruksi .......................17
2.7 Elemen-Elemen Utama Suatu Proyek .................................................20
2.8 Keterlambatan Proyek Konstruksi ......................................................25
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .....................................................................................28
3.2 Saran .................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................29
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
2
1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian proyek konstruksi.
2. Dapat mengetahui elemen-elemen utama suatu proyek.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun
prasarana. Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi
juga dikenal sebagai bangunan atau satuan infrastruktur pada sebuah area atau
pada beberapa area.( Wikipedia ).
5
Pekerjaan dilaksanakan pada lokasi yang luas atau panjang kondisi
pondasi
sangat berbeda satu sama lain dalam suatu proyek.
Manajemen dibutuhkan untuk memecahkan permasalahan.
Selain itu, proyek konstruksidapat dibagi jika ditinjau dari beberapa aspek
• Ditinjau dari jangka waktu penyelesaian.
• Ditinjau dari bentuk hasil yang ingin dicapai.
• Ditinjau dari untuk siapa proyek dikerjakan.
• Ditinjau dari pengguna langsung hasil proyek.
Jenis proyek konstruksiditinjau dari jangka waktu penyelesaian:
P r o ye k j a n g k a p e n d e k , ya i t u p r o ye k y a n g h a r u s s e l e s a i
dalam jangka waktu satut a h u n atau
kurang.Misalnya proyek penambahan ruangan–
ruangan kantor perusahaan, rehabilitasi bangunan gedung
kampus, proyek pemasnagan jaringantelepon dan sebagainya.
Proyek jangka panjang, yaitu proyek yang jangka waktu
penyelesaiannya lebih daris a t u tahun.Misalnya proyek
pembangunan bendungan, proyek
p e m b a n g u n a n jembatan jalan raya, proyek pembangunan mal, dan
sebagainya
Jenis proyek konstruksiditinjau dari bentuk hasil yang ingin dicapai:
• P r o ye k f i s i k , ya i t u p r o ye k ya n g m e n g h a s i l k a n s e s u a t u
wujud b a r a n g . M i s a l n ya proyek pembngunan masjid, proyek
pembangunan gedung sekolah, dan lain–lain.
• P r o ye k non fisik, ya i t u p r o ye k yang menghasilkan
s e s u a t u ya n g t i d a k b e r w u j u d ( j a s a ) , d a p a t b e r u p a p r o ye k
p e n e l i t i a n , d e s i g n . M i s a l n ya p e n e l i t i a n p a s a r d a n konsumen
suatu perusahaan, proyek penelitian kekayaan hasil laut, dan sebagainya
Jenis proyek konstruksiditinjau dari untuk siapa proyek dikerjakan:
6
• Proyek sendiri, yaitu proyek yang dijalankan untuk memenuhi
kebutuhan sendiri.M i s a l n ya s u a t u i n s t a n s i ya n g m e l a k u k a n
s e n d i r i p r o ye k r e h a b i l i t a s i b a n g u n a n kantornya.
• Proyek pesanan, yaitu proyek yang dijalankan untuk kepentingan pihak
lain dalam halini pihak pemesan. Misalnya sebuah kontraktor yang
melaksanakan pekerjaan proyek pembangunan jembatan atas permintaan
Dinas Bina Marga.
Jenis proyek konstruksiditinjau dari pengguna langsung hasil proyek:
• Proyek pribadi (mikro), ya i t u p r o ye k ya n g s e c a r a l a n g s u n g
h a n ya a k a n d i n i k m a t i hasilnya oleh satu pihak saja. Proyek
semacam ini misalnya proyek–proyek untuk kepentingan suatu
perusahaan dengan contoh pergantian mesin, penambahan
mesin, pembangunan gedung, dan sebagainya.
• P r o ye k sosial k e m a s ya r a k a t a n (makro), ya i t u p r o ye k
yang secara langsung akandinikmati h a s i l n ya oleh
b a n ya k pihak atau kepentingan m a s ya r a k a t l uas.
P r o ye k semacam ini misalnya pengadaan jaringan dan saluran irigasi,
penyediaan air bersih,dan sebagainya.
7
Gambar 1. Struktur Organisasi Proyek
8
Tugas–tugas dari manager lapangan yang dalammelaksanakan tugasnya
selalu bertanggung jawab kepada manager proyek untuk membantu
kelancaran pekerjaan di lapangan adalah:
a. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan metode konstruksi untuk
memenuhi persyaratan mutu,waktu dan biaya yang telah di sepakati
b. Memberikan pengarahan dan bimbingan staf yang ada di bawahnya
c. Membuat keputusan dalam batasan yang telah di gariskan oleh manager
proyek.
d. Mengarahkan,mengkoordinasi dan mengawasi tenaga kerja agar efisien
terhadap pemakaian tenaga, alat dan material serta target kemajuan proyek
agar tercapai sesuai dengan time schedule yang telah di tetapkan.
e. Memeriksa bobot pekerjaan setiap akhir bulan dan jika terjadi kemunduran
dari time schedule maka site manager memutuskan untuk melaksanakan
pekerjaan lembur.
f. Mempelajari kemungkinan–kemungkinan perubahan metode konstruksi
yang menguntungkan.
g. Memeriksa laporan pemakaian alat dan membuat surat permohonan
pemindahan alat dan bahan bila di perlukan.
h. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab atas segala sesuatu
yang bersangkutan dengan masalah teknis atau pengelola proyek.
i. Bertanggung jawab atas surat masuk dan surat keluar dari proyek tersebut
j. Menjamin:
a) Tersedianya tenaga kerja,material dan alat yang memadai
b) Tersedianya gambar kerja untuk dilaksanakan oleh mandor/sub
kontraktor
c) Tersedianya dan pembayaran upah/ opname mandor
3. Administrasi proyek
Tugas administrasi proyek antara lain :
a. Menjalankan atau melaksanakan aplikasi program-program computeryang
ada untuk memenuhi kebutuhan pelaporan sebagai operator computer
merangkap administrasi
9
b. Meng-input data yang diterima dari project engineer dan sumber
lainnya,proyek,dan menyiapkan dalam bentuk laporan untukmanajemen
tepat pada waktu yang di tentukan
c. Meng-administrasikan kegiatan keluar /masuknya surat dan barang
untuk proyek, menyimpannya dengan teliti dan rapi, serta
menjaminketersedian bila di perlukan
d. Menyiapakn bahan laporan, presentase dan rapat proyek
10
3. Bekerja sama dengan logistik atau pengadaan barang untuk
memberikan informasai kebutuhan material yang harus di datangkan
kelokasi proyek
4. Menghitung pekerjaan bangunan yang sudah di laksanakan dan sisa
pekerjaan untuk keperluan pembuatan opname mandor /pemborong
dan untuk keperluan engineering dalam membuat schedule
pekerjaan pelaksanaan pembangunan
5. Menghitung kebutuhan material yang di butuhkan dalam setiap item
pekerjaan bangunan
6. Mengecek penggunaan material apakah sudah sesuai dengan apa
yang di hitung estimator.
7. Mengecek setiap gambar shop drawing baru apakah terjadi
perubahan dari apa yang sudah dihitung sebelumnya, jika terjadi
perubahan maka tugas quantity surveyor adalah menghitung ulang
volume pekerjaan tersebut atau meghitung pada pada penambahan
atau pengurangan item pekerjaan
6. Surveyor
Tugas surveyor yaitu :
a. Membuat rencana dan mgusulkan kepada site manager mengenai
kebutuhan alat –alat ukur (theodolit, auto level, dan aksesorisnya )
sesuai dengan besarnya areal dan schedule master kerja
b. Memastikan pengadaan alat –alat ukur yang telah di setujui site
manager perihal jumlah, jenis dan kelayakan pakai
c. Memastikan bahwa hasil survey di lapangan sesuai dengan
persyaratan teknis yang di tentukan
d. Melaporkan dan berkomunikasi langsung dengan site manager bila
terjadi ketidak sesuaian gambar dengan keadaan di lapangan.
7. Mekanik
Tugas mekanik yaitu :
11
a. Mengatur dan mengontrol semua peralatan yang mendukung
pelaksanaan pekerjaan
b. Mengkoordinasikan dengan site manager dan supervisor untuk
pembangunan peralatan dilapangan
c. Memastikan semua peralatan yang di gunakan untuk
mendukung pelaksanaan di lapangan siap pakai.
8. Logistik
Tugas logistik antara lain:
a. Bertanggung jawab kepada project manager
b. Bertanggung jawab terhadap pengadaan jumlah dan mutu
material yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek tepat pada
waktunya
c. Menjaga keamanan material dan alat-alat yang di simpan di
dalam gudang panyimpanan
d. Mengurus dan bertanggung jawab terhadap semua surat-surat
transaksi peralatan maupun material sebagai arsip
e. Membuat laporan keuangan, absensi pegawai dan tenaga kerja
f. Menawasi pengadaan, pemakaian dan penempatan material di
gudang
g. Mengadakan pengecekan atas kebenaran barang yang dating
dari rekanan harus sesuai dengan yang diminta
h. Memerima dan mengeluarkan barang
Organisasi suatu proyek sangat diperlukan untuk terlaksananya suatu
proyek kontruksi yang sesuai dengan rencana dan sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai, dalam hal ini manajer proyek sangat berperan penting dalam pelaksanaan
proyek kontruksi dimana manajer proyek merupakan kendali dari suatu organisasi
proyek kontruksi
12
2.4 Tahap-Tahap Dalam Proyek Konstruksi
Kegiatan konstruksi adalah kegiatan yang harus melalui suatu proses yang
panjang yangdidalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan.
13
Pada tahap ini pemilik proyek menjelaskan fungsi proyek dan
biaya yang diijinkans e h i n g g a konsultan perencana dapat
d e n g a n t e p a t m e n a f s i r k a n k e i n g i n a n p e m i l i k . Kegiatan yang
dilaksanakan berupa :
• Menyusun rencana kerja dan menunjuk para perencana dan tenagaahli
• Mempertimbangkan kebutuhan pemakai, keadaan lokasi danlapangan,
merencanakan rancangan, taksiran biaya, persyaratanmutu.
• Menyiapkan ruang lingkup kerja, jadwal, serta rencana pelaksanaan.
• Membuat sketsa dengan skala tertentu sehingga dapatmenggambarkan
denah dan batas-batas proyek.
d. Membuat rancangan awal (preleminary design)
Pada tahap ini adalah melakukan perancangan (design) yang lebih
mendetail sesuaidengan keinginan dari pemilik. Seperti membuat
Gambar rencana, spesifikasi, rencanaa n g g a r a n biaya
(RAB), metoda pelaksanaan, dan sebagainya.
K e g i a t a n y a n g dilaksanakan berupa :
• Mengembangkan ikthisiar proyek menjadi penyelesaian akhir.
• Memeriksa masalah teknis.
• Meminta persetujuan akhir dari pemilik proyek
e. Membuat rancangan yang lebih rinci (design development dan detail
design)
Hal-hal yang dipersiapkan dalam tahap perancangan ini adalah:
• Rancangan terinci
• Gambar kerja, spesifikasi dan jadwal
• Daftar kuantitas
• Taksiran biaya akhir
f. Melakukan Pengadaan (procurement/tender)
Pada tahap ini bertujuan untuk mendapatkan kontraktor
yang akan m e n g e r j a k a n proyek konstruksi tersebut, atau bahkan
mencari sub kontraktornya.
Kegiatan yangdilaksanakan berupa :
14
• Prakulaifikasi
• Dokumen Kontrak
g. P e l a k s a n a a n ( c o n s t r u c t i o n )
Tujuan pada tahap ini adalah mewujudkan bangunan yang
dibutuhkan oleh pemilik proyek yang sudah dirancang oleh konsultan
perencana dalam batasan biaya, waktu yangsudah disepakati, serta dengan
mutu yang telah disyaratkan. Kegiatan yang dilaksanakanadalah
merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan semua oprasional di
lapangan.
Kegiatan perencanaan dan pengendalian terdiri dari:
• Perencanaan dan pengendalian jadwal waktu pelaksanaan
• Perencanaan dan pengendalian organisasi lapangan
• Perencanaan dan pengendalian tenaga kerja
• Perencanaan dan pengendalian peralatan dan material
Kegiatan koordinasi terdiri dari
• Mengkoordinasikan seruh kegiatan pembangunan.
• Mengkoordinasi para sub kontraktor
h. Pemeliharaan dan persiapan penggunaan (maintenance & start
up)
Tujuan pada tahap ini adalah untuk menjamin agar
b a n g u n a n ya n g t e l a h s e s u a i dengan dokumen kontrak dan semua
fasilitas bekerja sebagaimana mestinya.
Kegiatanyang dilakukan berupa :
• Mempersiapkan data-data pelaksanaan, baik berupa data-data
selama pelaksanaanmaupun gambar pelaksanaan (as build drawing)
• Meneliti bangunan secara cermat dan memperbaiki kerusakan-kerusakan
• Mempersiapkan petunjuk oprasional/pelaksanaan serta pedoman
pemeliharaan.
• Melatih staff untuk melaksanakan pemeliharaan.
15
2.5 Manajemen Proyek Konstruksi
Sedangkan Manajemen proyek konstruksi adalah proses penerapan
fungsi-fungsim a n a j e m e n (perencanaan, pelaksanaan dan
p e n e r a p a n ) s e c a r a s i s t i m a t i s p a d a s u a t u proyek dengan menggunakan
sumber daya yang ada secara efektif dan efisien agar tercapai tujuan proyek secara
optimal.
Manajemen Konstruksi meliputi mutu fisik konstruksi, biaya dan waktu.
Manajemen maerial dan manajemen tenaga kerja yang lebih ditekankan. Hal itu
dikarenakan manajemen perencanaan berperan hanya 20 % dan sisanya
manajemen pelaksanaan termasuk didalammya pengendalian biaya dan waktu
proyek.
Manajemen konstruksi memiliki beberapa fungsi antara lain :
• Sebagai Quality Control untuk menjaga
k e s e s u a i a n a n t a r a p e r e n c a n a a n d a n pelaksanaan
• Mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi lapangan yang
tidak pasti dan mengatasikendala terbatasnya waktupelaksanaan
• Memantau prestasi dan kemajuan proyek yang telah dicapai, hal
itu dilakukan denganopname (laporan) harian, mingguan dan bulanan
• Hasil evaluasi dapat dijadikan tindakan pengambilan
k e p u t u s a n t e r h a d a p m a s a l a h - masalah yang terjadi di lapangan
• Fungsi manajerial dari manajemen merupakan
sistem informasi yang b a i k u n t u k menganalisis performa
dilapangan.
Adapun beberapa hal yang mempengaruhi manajemen proyek konstruksi
yaitu:
• Ruang Lingkup – Mencakup semua pekerjaan yang
perlu diselesaikan u n t u k menyukseskan p r o ye k .
Sejumlah perangkat dan teknik seperti definisi
k e b u t u h a n proyek, identifikasi stakeholder utama, identifikasi
pendorong proyek,pengembangan konsep operasional, dan identifikasi
external interfaces.
16
• Waktu – a d a l a h d u r a s i p r o y e k d a n w a k t u p e r k i r a a n
penyelesaian p e k e r j a a n . Perangkat untuk membantu
p e n g a t u r a n w a k t u d i a n t a r a n ya a d a l a h Gantt charts schedulers.
• Biaya – adalah dana yang dialokasikan dan yang akan
dikeluarkan untuk kegiatan, pekerjaan, dan layanan proyek. Manajer
proyek harus mengatur dana dengan baik.
• Integrasi – adalah koordinasi rencana p r o ye k untuk
m e n yu s u n dokumen ya n g konsisten dan koheren. Juga
mencakup identifikasi trade-off diantara tujuan dana l t e r n a t i f
yang ada untuk memenuhi atau melebihi
k e b u t u h a n d a n h a r a p a n stakeholder
• Kualitas – adalah standar, bentuk, fokus pengguna dan
k e h a n d a l a n d a r i k i n e r j a proyek yang direncanakan.
• Sumber Daya Manusia – adalah orang (individu, tim, profesional
yang dikontrak)yang akan terlibat dalam proyek.
• Komunikasi – adalah pesan yang perlu disampaikan untuk
mengatur perubahan danharapan.
17
p i h a k ya n g t e r k a i t , b a i k s e c a r a l a n g s u n g maupun tidak langsung.
Secara skematik, pihak-pihak yang terlibat dalam suatu
proyek konstruksi dapat dilukiskan seperti bagan dibawah ini :
18
b. Konsultan perencana, yaitu badan usaha / orang yang ditunjuk oleh
pemilik/pemberitugas untuk membuat perencanaan/perancangan lengkap
tentang proyek yang diinginkan, sehingga siap dilelangkan dan
dilaksanakan.
c. Konsultan pengawas (supervisi), yaitu badan usaha/orang yang diberi
tugas/ditunjuk oleh pemilik/pemberi tugas untuk melaksanakan
pengawasan/pengendalian pelaksanaan proyek (tahap construction), agar
sesuai dengan perencanaannya.
4. Kontraktor
Yaitu badan usaha/orang yang disetujui/ditunjuk pemilik untuk
melaksanakan pekerjaanfisik proyek sesuai dengan perancangan yang telah
ditentukan perencana yang tertuang pada gambar-gambar rencana dan
spesifikasi (syarat-syarat) yang telah ditentukan didalamkontrak kemudian
menyerahkannya pada pemilik.
Gambar 4. Hubungan keterkaitan antara pihak yang terlibat dalam proyek dan
tahapan proyek
19
2.7 Elemen-Elemen Proyek Konstruksi
Dalam mencapai sasaran dan tujuan dari proyek yang telah ditentukan terdapat
batasan-batasan dalam suatu proyek yaitu Triple Constrain atau tiga kendala yang
terdiri dari :
Dari segi teknis, ukuran keberhasilan proyek dikaitkan sejauh mana ketiga
sasaran tersebut dapat dipenuhi.Untuk itu diperlukan suatu pengaturan yang
baik, sehingga perpaduan antara ketiganya sesuai dengan yang diinginkan,
yaitu dengan manajemen proyek (Soeharto, 1997).
2.7.1 Biaya
Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses
produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang
berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi.
20
Biaya adalah kewajiban pelaksana proyek, yang harus dibayarkan kepada
pihak-pihak terkait dalam rangka proses pelaksanaan pekerjaan. Dalam hal ini
juga belum berarti bahwa kewajiban tersebut sudah dibayarkan seluruhnya,
tetapi bisa saja baru dibayarkan sebagian atau bahkan seluruhnya, namun telah
menjadi suatu kewajiban dimana suatu saat sesuai perjanjian harus dibayar.
Untuk istilah umum sering digunakan Cost atau pembelian (Ir. Asiyanto,
MBA, IPM : 2010).
Dalam mengerjakan suatu proyek diperlukan berbagai jenis sumber daya
bahan, tenaga kerja, peralatan dan sebagainya. Hal tersebut akhirnya akan
menyangkut masalah keuangan, yaitu masalah biaya dan pendapatan proyek
serta masalah penerimaan dan pengeluaran keuangan.
21
c. Biaya Alat
Untuk peralatan umum yang biasa digunakan perlu untuk dipertimbangkan
untuk menyewa atau membeli alat tersebut. Karena dengan suatu analisa dan
pertimbangan yang tepat dapat menekan biaya peralatan.
d. Biaya Sub-Kontrakor
Biaya ini diperlukan bila ada bagian pekerjaan diserahkan/dikerjakan oleh
sub-kontraktor. Sub-kontraktor ini bertanggung jawab dan dibayar oleh
kontraktor utama.
22
c. Keuntungan
Keuntungan kontraktor yang direkomendasikan dalam kontrak kerja pada
umumnya 10% selain itu juga tergantung besarnya resiko pekerjaan tersebut,
semakin besar resikonya maka akan semakin besar pula propit yang
ditetapkan. Bagi kontraktor propit sangat dipengaruhi oleh seberapa besar
efesiensi yang dapat dilakukan kontraktor yang bersangkutan dengan baik
mengurangi kualitas, spesifikasi dan waktu pelaksanaan proyek ( Yurry
Widyatmoko, 2008 ).
23
Kriteria untuk menghasilkan jadwal proyek yang implmentable (diterapkan
dengan baik) :
1. Secara teknis dapat dipertanggungjawabkan
2. Berdasarkan perkiraan yang akurat
3. Sesuai dengan sumber daya yang tersedia
4. Koordinasi dengan pelaksanaan proyek lainnya
5. Fleksibel terhadap perubahan-perubahan
6. Cukup mendetail untuk dipakai sebagai alat pengukur hasil yang dicapai
dan alat pengendali kemajuan proyek
7. Dapat menonjolkan pekerjaan yang kritis\
8. Kondisi lingkunagn kerja
9. Kondisi organisasi proyek (Budiono, 2006)
Secara garis besar teknik-teknik dalam penjadwalan dapat dikelompokan
menjadi:
a) Metoda Bar Chart ( Gant Chart ) & Kurva S
Bar Chart diperkenalkan oleh Hendry I. Gantt dan Frederick W. Taylor pada
awal 1900. Bar chart adalah sekumpulan daftar kegiatan yang disusun dalam
kolom arah vertikal. Kolom arah horizontal menunjukkan skala waktu. Saat mulai
dan akhir dari sebuah kegiatan dapat terlihat dengan jelas, sedangkan durasi
kegiatan digambarkan oleh panjangnya diagram batang.
24
b) Metoda CPM ( Critical Path Method )
Pada metoda ini pekerjaan (kegiatan) dilambangkan dengan dua anak panah,
sedangkan simpul sebagai penanda dimulai dan berakhirnya suatu pekerjaan.
Hubungan antar kegiatan dimungkinkan hanya berupa hubungan finish to start.
Didalam metoda ini dikenal adanya “dummy” yang merupakan fasilitas yang
dapat dianggap sebagai suatu kegiatan yang tidak ada durasinya.
c) Metode PDM ( Precedence Diagram Method )
Metode Precedence Diagram Method (PDM) merupakan penyempurnaan
dari CPM, karena pada prinsipnya CPM hanya menggunakan satu jenis hubungan
aktifitas yaitu hubungan akhir awal dan sebuah kegiatan dapat dimulai apabila
kegiatan yang mendahuluinya selesai.
25
majeure.Peran aktif manajemen merupakan salah satu kunci utama keberhasilan
pengelolaan proyek. Pengkajian jadwal proyek diperlukan untuk menentukan
langkah perubahan mendasar agar keterlambatan penyelesaian proyek dapat
dihindari atau dikurangi.
26
Compensable delay, keterlambatan dalam kinerja kontraktor yang terjadi
karena kesalahan pihak owner untuk memenuhi dan melaksanakan
kewajiban dalam kontrak secara tepat. Dalam hal ini kontraktor berhak
atas kompensasi biaya dan perpanjangan waktu.
Concurrent delay, yaitu keterlambatan yang terjadi karena dua sebab yang
berbeda. Jika excusable delay dan compensable delayterjadi berbarengan
dengan non excusable delay maka keterlambatan akan menjadi non
excusable delay. Jika compensable delay terjadi berbarengan dengan
excusable delay maka keterlambatan akan diberlakukan sebagai excusable
delay.
27
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan untuk mendirikan suatu
bangunan atau konstruksi.
2. Sistem kerja atau metode pelaksanaan pekerjaan yang profesional akan
memudahkan pelaksanan di lapangan sehingga schedule pekerjaan diharapkan
tidak mengalami keterlambatan.
3. Keberhasilan suatu proyek sangat ditentukan oleh perencanaan yang matang serta
kerja sama dan manajemen yang baik dari semua pihak.
4. Biaya, mutu dan waktu merupakan komponen penting untuk menjadwal dan
mengendalikan pelaksanaan proyek agar berjalan sesuai dengan schedule.
5. Pengawasan yang intensif selama pelaksanaan proyek sangat diperlukan dalam
upaya menghindari penyimpangan anggaran .
6. Pengendalian mutu, waktu dan biaya secara teratur dan kontinue dapat
mengurangi kendala – kendala yang mungkin terjadi selama pelaksanaan
proyek.
7. Fasilitas dan peralatan proyek yang memadai serta tenaga kerja yang terampil
,berpengalaman dan disiplin sangat menentukan keberhasilan proyek.
8. Bahan - bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan proyek harus masuk
dalam spesifikasi bahan standard dan disesuaikan dengan rencana beban yang
akan diterima.
3.2 Saran
1. Pihak perencana proyek harus mempertimbangkan dan memperhitungkan
segala kemungkinan dan resiko yang bisa terjadi, sehingga tidak
mengakibatkan kerugian dan kegagalan dalam pelaksanaan.
2. Pengawas lapangan hendaknya selalu berada di lokasi proyek untuk
mengontrol semua hasil pekerjaan sesuai dengan syarat – syarat yang telah
ditentukan.
3. Kerja sama antar struktur organisasi juga akan berpengaruh dengan pelaksanaan
proyek, jadi komunikasi antar personal harus berjalan dengan baik
28
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/doc/121605720/Paper-Manajemen-Proyek-Konstruksi
http://e-journal.uajy.ac.id/9167/4/2TS13984.pdf
eprints.undip.ac.id/33831/4/1627_chapter_I.pdf
www.academia.edu/11347235/BAB_I_PENDAHULUAN_1.1_LATAR_BELAKANG
etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79970/.../S2-2015-353379-chapter1.pdf
http://erepo.unud.ac.id/10298/3/13636117b18fdff6621a288cf9d1dc4a.pdf
https://www.slideshare.net/renolabadi/makalah-menejemen-konstruksi-proyek
http://linaazhari.blog.st3telkom.ac.id/wp-
content/uploads/sites/287/2016/01/MAKALAH-MANAJEMEN-PROYEK-
LINA-AZHARI_14101017_S1-TT-A1.pdf
http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/n!@file_skripsi/Isi3967879271772.pdf
29