Anda di halaman 1dari 29

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR ..........................................................................i
DAFTAR ISI ..................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..........................................................................2
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................2
1.3 Tujuan ..................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Proyek Konstruksi ..........................................................................4
2.2 Jenis-Jenis Proyek Konstruksi .............................................................5
2.3 Organisasi Proyek Konstruksi .............................................................7
2.4 Tahap-Tahap Dalam Proyek Konstruksi .............................................13
2.5 Manajemen Proyek Konstruksi ...........................................................16
2.6 Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Proyek Konstruksi .......................17
2.7 Elemen-Elemen Utama Suatu Proyek .................................................20
2.8 Keterlambatan Proyek Konstruksi ......................................................25
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .....................................................................................28
3.2 Saran .................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................29

1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Proyek konstruksi merupakan suatu kegiatan yang berlangsung dalam waktu


yang terbatas dengan sumber daya tertentu untuk mendapatkan hasil konstruksi
dengan standar kualitas yang baik. Dalam usaha pencapaian hasil pekerjaan
konstruksi yang baik di butuhkan berbagai macam elemen pendukung dalam
pelaksanaan pekerjaan.
Dalam pekerjaannya perkembangan konstruksi untuk saat ini menjadi semakin
komplek dan semakin canggih . pelaksanaan proyek konstruksi sekarang banyak
memanfaatkan teknologi baru.sumber daya manusia maupun material yang
semakin banyak dan dana yang besar. Oleh karena itu pelaksanaan proyek
konstruksi membutuhkan metode –metode yang dapat mengangkomodasi
pengaturan berbagai elemen yang ada dalam proyek konstruksi salah satunya
adalah metode penjadwalan pekerjaan.
Telah banyak metode penjadwalan pekerjaan konstruksi sampai saat ini.Mulai
dari yang sederhana sampai dengan yang menggunakan bantuan computer.Pada
dasarnya setiap metode penjadwal pekerjaan konstruksi melakukan pengelolaan
terhadap elemen-elemen pekerjaan yang ada dalam pekerjaan konstruksi
melakukan pengelolaan terhadap elemen-elemen pekerjaan yang ada dalam
pekerjaan konstruksi, dengan cara yang berbeda.
Metode yang telah banyak dipakai pada pelaksanaan proyek konstruksi
sampai saat ini adalah barchart, CPM (Critical Path Method), PERT (Project
Evaluation and Review Technique) dan PDM (Presedence Diagram Method).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan proyek konstruksi?
2. Apa saja elemen-elemen utama suatu proyek ?

2
1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian proyek konstruksi.
2. Dapat mengetahui elemen-elemen utama suatu proyek.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Proyek Konstruksi


Proyek adalah suatu kegiatan sementara yang memiliki tujuan dan sasaran
yang jelas, berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya
tertentu. (Manajemen Konstruksi,1998). Menurut D.I Cleland dan W.R. King
(1987), proyek adalah gabungan dari berbagai sumber daya, yang dihimpun dalam
suatu wadah organisasi sementara untuk mencapai suatu sasaran tertentu.Kegiatan
atau tugas yang dilaksanakan pada proyek berupa pembangunan/perbaikan sarana
fasilitas atau bisa juga berupa kegiatan penelitian, pengembangan.Proyek adalah
kegiatan sekali lewat, dengan waktu dan sumber daya terbatas
untuk mencapai hasil akhir yang telah ditentukan, misalnya produk
atau fasilitas produksi(Imam Soeharto).Dipohusodo (1995) menyatakan bahwa
suatu proyek merupakan upaya yang mengerahkan sumber daya yang tersedia,
yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan, sasaran dan harapan penting tertentu
serta harus diselesaikan dalam jangka waktu terbatas sesuai dengan
kesepakatan.Berdasarkan kajian di atas dapat dijelaskan bahwa proyek adalah
suatu upaya yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan, sasaran dan harapan-
harapan penting dengan menggunakan anggaran dan sumber daya yang tersedia,
yang disesuaikan dengan jangka waktu tertentu.
Adapun ciri-ciri proyek :
• Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir.
• Bersifat sementara, dimulai dari awal proyek dan diakhiri dengan akhir
proyek, sertamempunyai jangka waktu terbatas.
• Jumlah biaya, sasaran jadwal serta kriteria mutu dalam proses
mencapai tujuan telahditentukan.
• Non rutin, tidak berulang–ulang. Jenis dan intensitas kegiatan berubah
sepanjang proyek berlangsung. Jadi tidak ada dua atau lebih proyek yang
identik, tetapi proyek yang sejenis.

4
Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun
prasarana. Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi
juga dikenal sebagai bangunan atau satuan infrastruktur pada sebuah area atau
pada beberapa area.( Wikipedia ).

Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang


salingberkaitan untuk mencapai tujuan tertentu (bangunan/konstruksi) dalam
batasanwaktu, biaya dan mutu tertentu.

Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu


kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Suatu proses yang
mengolah sumber daya proyek (manpower, material, machines, method, money)
menjadi suatu fisik bangunan. Karateristik proyek konstruksi dapat dipandang
dalam tiga dimensi, yaitu unik, membutuhkan sumber daya, dan membutuhkan
organisasi (Ervianto, 2005)

2.2. Jenis-Jenis Proyek Konstruksi


Menurut Ervianto (2005) Proyek konstruksi dapat dibedakan menjadi dua
jenis kelompok bangunan, yaitu :
1. Bangunan Gedung meliputi rumah, kantor dan lain-lain. Ciri-ciri dan
kelompok bangunan ini adalah :
 Proyek konstruksi menghasilkan tempat orang bekerja atau tinggal.
 Pekerjaan dilaksanakan pada lokasi yang relatif sempit dan kondisi
pondasi umumnya sudah diketahui.
 Manajemen dibutuhkan, terutama untuk progressing pekerjaan

2. Bangunan Sipil meliputi jalan, jembatan, bendungan, dan infrastruktur


lainnya.

Ciri-ciri dari kelompok ini adalah :


 Proyek konstruksi dilaksanakan untuk mengendalikan alam agar berguna
bagi kepentingan manusia.

5
 Pekerjaan dilaksanakan pada lokasi yang luas atau panjang kondisi
pondasi
 sangat berbeda satu sama lain dalam suatu proyek.
 Manajemen dibutuhkan untuk memecahkan permasalahan.
Selain itu, proyek konstruksidapat dibagi jika ditinjau dari beberapa aspek
• Ditinjau dari jangka waktu penyelesaian.
• Ditinjau dari bentuk hasil yang ingin dicapai.
• Ditinjau dari untuk siapa proyek dikerjakan.
• Ditinjau dari pengguna langsung hasil proyek.
Jenis proyek konstruksiditinjau dari jangka waktu penyelesaian:
 P r o ye k j a n g k a p e n d e k , ya i t u p r o ye k y a n g h a r u s s e l e s a i
dalam jangka waktu satut a h u n atau
kurang.Misalnya proyek penambahan ruangan–
ruangan kantor perusahaan, rehabilitasi bangunan gedung
kampus, proyek pemasnagan jaringantelepon dan sebagainya.
 Proyek jangka panjang, yaitu proyek yang jangka waktu
penyelesaiannya lebih daris a t u tahun.Misalnya proyek
pembangunan bendungan, proyek
p e m b a n g u n a n jembatan jalan raya, proyek pembangunan mal, dan
sebagainya
Jenis proyek konstruksiditinjau dari bentuk hasil yang ingin dicapai:
• P r o ye k f i s i k , ya i t u p r o ye k ya n g m e n g h a s i l k a n s e s u a t u
wujud b a r a n g . M i s a l n ya proyek pembngunan masjid, proyek
pembangunan gedung sekolah, dan lain–lain.
• P r o ye k non fisik, ya i t u p r o ye k yang menghasilkan
s e s u a t u ya n g t i d a k b e r w u j u d ( j a s a ) , d a p a t b e r u p a p r o ye k
p e n e l i t i a n , d e s i g n . M i s a l n ya p e n e l i t i a n p a s a r d a n konsumen
suatu perusahaan, proyek penelitian kekayaan hasil laut, dan sebagainya
Jenis proyek konstruksiditinjau dari untuk siapa proyek dikerjakan:

6
• Proyek sendiri, yaitu proyek yang dijalankan untuk memenuhi
kebutuhan sendiri.M i s a l n ya s u a t u i n s t a n s i ya n g m e l a k u k a n
s e n d i r i p r o ye k r e h a b i l i t a s i b a n g u n a n kantornya.
• Proyek pesanan, yaitu proyek yang dijalankan untuk kepentingan pihak
lain dalam halini pihak pemesan. Misalnya sebuah kontraktor yang
melaksanakan pekerjaan proyek pembangunan jembatan atas permintaan
Dinas Bina Marga.
Jenis proyek konstruksiditinjau dari pengguna langsung hasil proyek:
• Proyek pribadi (mikro), ya i t u p r o ye k ya n g s e c a r a l a n g s u n g
h a n ya a k a n d i n i k m a t i hasilnya oleh satu pihak saja. Proyek
semacam ini misalnya proyek–proyek untuk kepentingan suatu
perusahaan dengan contoh pergantian mesin, penambahan
mesin, pembangunan gedung, dan sebagainya.
• P r o ye k sosial k e m a s ya r a k a t a n (makro), ya i t u p r o ye k
yang secara langsung akandinikmati h a s i l n ya oleh
b a n ya k pihak atau kepentingan m a s ya r a k a t l uas.
P r o ye k semacam ini misalnya pengadaan jaringan dan saluran irigasi,
penyediaan air bersih,dan sebagainya.

2.3. Organisasi Proyek Konstruksi


Untuk mengoptimalkan proses mengorganisir proyek maka dilakukan
diferensiasi pekerjaan, yang terdiri dari langkah–langkah sebagai berikut:
(Swam,2012)
1. Melakukan identifikasi dan klasifikasi pekerjaan
2. Mengelompokan pekerjaan
3. Menyiapkan pihak yang akan menangani pekerjaan
4. Mengetahui wewenang dan tanggung jawab,serta melakukanpekerjaan
5. Menyusun mekanisme kerja
Berdasarkan proses pengembangan organisasi, bentuk struktur organisasi yang
umum adalah :

7
Gambar 1. Struktur Organisasi Proyek

1. Project manager ( manager proyek )


Manajer proyek adalah orang yang di beri wewenang dantanggung
jawaboleh kontraktor untuk memimpin,mengatur,mengawasi serta membuat
keputusan yang terbaik dalam pelaksanaan proyek secara keseluruhan Manajer
proyek pemegang kekuasaan tertinggi pada organisasi di lapangan ,adapun
tugasnya–tugasnya adalah :
a. Menguasai detail kontrak dan spesifikasi teknis kontrak
b. Menyusun rencana mutu proyek termasuk jadwal serta metode kerja
bersama-sama dengan site manager pada awal proyek.
c. Menyusun rencana anggaran pelaksanaan (RAP) berdasarkan RAP
awal dariestimasi manageryang mempresentasikan pada direksi
sehingga di peroleh persetujuan.
d. Mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang timbul selama
proses kegiatan konstruksi di proyek.
2. Site Manager (Manajer Lapangan )

8
Tugas–tugas dari manager lapangan yang dalammelaksanakan tugasnya
selalu bertanggung jawab kepada manager proyek untuk membantu
kelancaran pekerjaan di lapangan adalah:
a. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan metode konstruksi untuk
memenuhi persyaratan mutu,waktu dan biaya yang telah di sepakati
b. Memberikan pengarahan dan bimbingan staf yang ada di bawahnya
c. Membuat keputusan dalam batasan yang telah di gariskan oleh manager
proyek.
d. Mengarahkan,mengkoordinasi dan mengawasi tenaga kerja agar efisien
terhadap pemakaian tenaga, alat dan material serta target kemajuan proyek
agar tercapai sesuai dengan time schedule yang telah di tetapkan.
e. Memeriksa bobot pekerjaan setiap akhir bulan dan jika terjadi kemunduran
dari time schedule maka site manager memutuskan untuk melaksanakan
pekerjaan lembur.
f. Mempelajari kemungkinan–kemungkinan perubahan metode konstruksi
yang menguntungkan.
g. Memeriksa laporan pemakaian alat dan membuat surat permohonan
pemindahan alat dan bahan bila di perlukan.
h. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab atas segala sesuatu
yang bersangkutan dengan masalah teknis atau pengelola proyek.
i. Bertanggung jawab atas surat masuk dan surat keluar dari proyek tersebut
j. Menjamin:
a) Tersedianya tenaga kerja,material dan alat yang memadai
b) Tersedianya gambar kerja untuk dilaksanakan oleh mandor/sub
kontraktor
c) Tersedianya dan pembayaran upah/ opname mandor
3. Administrasi proyek
Tugas administrasi proyek antara lain :
a. Menjalankan atau melaksanakan aplikasi program-program computeryang
ada untuk memenuhi kebutuhan pelaporan sebagai operator computer
merangkap administrasi

9
b. Meng-input data yang diterima dari project engineer dan sumber
lainnya,proyek,dan menyiapkan dalam bentuk laporan untukmanajemen
tepat pada waktu yang di tentukan
c. Meng-administrasikan kegiatan keluar /masuknya surat dan barang
untuk proyek, menyimpannya dengan teliti dan rapi, serta
menjaminketersedian bila di perlukan
d. Menyiapakn bahan laporan, presentase dan rapat proyek

4. Pelaksana struktur (site engineering)


Tugas pelaksana struktur yaitu:
a. Membuat rencana dan perhitungan mengenai bahan-bahan danalat yang
digunakan dalam suatu proyek bersama denganmanager lapangan.
b. Membuat rencana dan perhitungan mengenai volume pekerjaanyang akan
atau yang telah di kerjakan dalam suatu proyek bersama dengan manager
lapangan
c. Bertanggung jawab kepadaproject manager.

5. Pelaksana arsitek (Drafter)


Tugas pelaksana arsitek yaitu:
a. Memeriksa gambar agar sesuai dengan bill off quantity
b. Mempelajari gambar terutama gambar detail
c. Menyiapakan perubahan –perubahan pada gambar rencana yangakan di
akibatkan oleh lingkungan namun tetap berdasarkan gambardari konsultan
perencana sebagai persetujuan.
d. Melakukan pengecekan gambar
5. Quantity surveyor
Tugas QS antara lain :
1. Menghitung luas pekerjaan bangunan
2. Menghitung volume pekerjaan

10
3. Bekerja sama dengan logistik atau pengadaan barang untuk
memberikan informasai kebutuhan material yang harus di datangkan
kelokasi proyek
4. Menghitung pekerjaan bangunan yang sudah di laksanakan dan sisa
pekerjaan untuk keperluan pembuatan opname mandor /pemborong
dan untuk keperluan engineering dalam membuat schedule
pekerjaan pelaksanaan pembangunan
5. Menghitung kebutuhan material yang di butuhkan dalam setiap item
pekerjaan bangunan
6. Mengecek penggunaan material apakah sudah sesuai dengan apa
yang di hitung estimator.
7. Mengecek setiap gambar shop drawing baru apakah terjadi
perubahan dari apa yang sudah dihitung sebelumnya, jika terjadi
perubahan maka tugas quantity surveyor adalah menghitung ulang
volume pekerjaan tersebut atau meghitung pada pada penambahan
atau pengurangan item pekerjaan

6. Surveyor
Tugas surveyor yaitu :
a. Membuat rencana dan mgusulkan kepada site manager mengenai
kebutuhan alat –alat ukur (theodolit, auto level, dan aksesorisnya )
sesuai dengan besarnya areal dan schedule master kerja
b. Memastikan pengadaan alat –alat ukur yang telah di setujui site
manager perihal jumlah, jenis dan kelayakan pakai
c. Memastikan bahwa hasil survey di lapangan sesuai dengan
persyaratan teknis yang di tentukan
d. Melaporkan dan berkomunikasi langsung dengan site manager bila
terjadi ketidak sesuaian gambar dengan keadaan di lapangan.

7. Mekanik
Tugas mekanik yaitu :

11
a. Mengatur dan mengontrol semua peralatan yang mendukung
pelaksanaan pekerjaan
b. Mengkoordinasikan dengan site manager dan supervisor untuk
pembangunan peralatan dilapangan
c. Memastikan semua peralatan yang di gunakan untuk
mendukung pelaksanaan di lapangan siap pakai.

8. Logistik
Tugas logistik antara lain:
a. Bertanggung jawab kepada project manager
b. Bertanggung jawab terhadap pengadaan jumlah dan mutu
material yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek tepat pada
waktunya
c. Menjaga keamanan material dan alat-alat yang di simpan di
dalam gudang panyimpanan
d. Mengurus dan bertanggung jawab terhadap semua surat-surat
transaksi peralatan maupun material sebagai arsip
e. Membuat laporan keuangan, absensi pegawai dan tenaga kerja
f. Menawasi pengadaan, pemakaian dan penempatan material di
gudang
g. Mengadakan pengecekan atas kebenaran barang yang dating
dari rekanan harus sesuai dengan yang diminta
h. Memerima dan mengeluarkan barang
Organisasi suatu proyek sangat diperlukan untuk terlaksananya suatu
proyek kontruksi yang sesuai dengan rencana dan sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai, dalam hal ini manajer proyek sangat berperan penting dalam pelaksanaan
proyek kontruksi dimana manajer proyek merupakan kendali dari suatu organisasi
proyek kontruksi

12
2.4 Tahap-Tahap Dalam Proyek Konstruksi
Kegiatan konstruksi adalah kegiatan yang harus melalui suatu proses yang
panjang yangdidalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan.

Gambar 2. Tahapan-tahapan proyek konstruksi

Adapun tahapan-tahapan proyek konstruksi :


a . A d a n ya k e b u t u h a n ( n e e d )
Semua proyek konsruksi biasanya dimulai dari gagasan
d i b a n g u n b e r d a s a r k a n kebutuhan (Need ).

b. Studi Kelayakan (feasibility study)


Pada tahap ini adalah untuk meyakinkan pemilik proyek bahwa
proyek konstruksiyang diusulkan layak untuk dilaksanakan.
Kegiatan yang dilaksanakan berupa:
 Menyusun rancangan proyek secara kasar dan membuat estimasi biaya
 Meramalkan manfaat yang akan diperoleh
 Menyusun analisis kelayakan proyek.
 Menganalisis dampak lingkungan yang akan terjadi.
c. Membuat penjelasan yang lebih rinci (briefing)

13
Pada tahap ini pemilik proyek menjelaskan fungsi proyek dan
biaya yang diijinkans e h i n g g a konsultan perencana dapat
d e n g a n t e p a t m e n a f s i r k a n k e i n g i n a n p e m i l i k . Kegiatan yang
dilaksanakan berupa :
• Menyusun rencana kerja dan menunjuk para perencana dan tenagaahli
• Mempertimbangkan kebutuhan pemakai, keadaan lokasi danlapangan,
merencanakan rancangan, taksiran biaya, persyaratanmutu.
• Menyiapkan ruang lingkup kerja, jadwal, serta rencana pelaksanaan.
• Membuat sketsa dengan skala tertentu sehingga dapatmenggambarkan
denah dan batas-batas proyek.
d. Membuat rancangan awal (preleminary design)
Pada tahap ini adalah melakukan perancangan (design) yang lebih
mendetail sesuaidengan keinginan dari pemilik. Seperti membuat
Gambar rencana, spesifikasi, rencanaa n g g a r a n biaya
(RAB), metoda pelaksanaan, dan sebagainya.
K e g i a t a n y a n g dilaksanakan berupa :
• Mengembangkan ikthisiar proyek menjadi penyelesaian akhir.
• Memeriksa masalah teknis.
• Meminta persetujuan akhir dari pemilik proyek
e. Membuat rancangan yang lebih rinci (design development dan detail
design)
Hal-hal yang dipersiapkan dalam tahap perancangan ini adalah:
• Rancangan terinci
• Gambar kerja, spesifikasi dan jadwal
• Daftar kuantitas
• Taksiran biaya akhir
f. Melakukan Pengadaan (procurement/tender)
Pada tahap ini bertujuan untuk mendapatkan kontraktor
yang akan m e n g e r j a k a n proyek konstruksi tersebut, atau bahkan
mencari sub kontraktornya.
Kegiatan yangdilaksanakan berupa :

14
• Prakulaifikasi
• Dokumen Kontrak
g. P e l a k s a n a a n ( c o n s t r u c t i o n )
Tujuan pada tahap ini adalah mewujudkan bangunan yang
dibutuhkan oleh pemilik proyek yang sudah dirancang oleh konsultan
perencana dalam batasan biaya, waktu yangsudah disepakati, serta dengan
mutu yang telah disyaratkan. Kegiatan yang dilaksanakanadalah
merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan semua oprasional di
lapangan.
Kegiatan perencanaan dan pengendalian terdiri dari:
• Perencanaan dan pengendalian jadwal waktu pelaksanaan
• Perencanaan dan pengendalian organisasi lapangan
• Perencanaan dan pengendalian tenaga kerja
• Perencanaan dan pengendalian peralatan dan material
Kegiatan koordinasi terdiri dari
• Mengkoordinasikan seruh kegiatan pembangunan.
• Mengkoordinasi para sub kontraktor
h. Pemeliharaan dan persiapan penggunaan (maintenance & start
up)
Tujuan pada tahap ini adalah untuk menjamin agar
b a n g u n a n ya n g t e l a h s e s u a i dengan dokumen kontrak dan semua
fasilitas bekerja sebagaimana mestinya.
Kegiatanyang dilakukan berupa :
• Mempersiapkan data-data pelaksanaan, baik berupa data-data
selama pelaksanaanmaupun gambar pelaksanaan (as build drawing)
• Meneliti bangunan secara cermat dan memperbaiki kerusakan-kerusakan
• Mempersiapkan petunjuk oprasional/pelaksanaan serta pedoman
pemeliharaan.
• Melatih staff untuk melaksanakan pemeliharaan.

15
2.5 Manajemen Proyek Konstruksi
Sedangkan Manajemen proyek konstruksi adalah proses penerapan
fungsi-fungsim a n a j e m e n (perencanaan, pelaksanaan dan
p e n e r a p a n ) s e c a r a s i s t i m a t i s p a d a s u a t u proyek dengan menggunakan
sumber daya yang ada secara efektif dan efisien agar tercapai tujuan proyek secara
optimal.
Manajemen Konstruksi meliputi mutu fisik konstruksi, biaya dan waktu.
Manajemen maerial dan manajemen tenaga kerja yang lebih ditekankan. Hal itu
dikarenakan manajemen perencanaan berperan hanya 20 % dan sisanya
manajemen pelaksanaan termasuk didalammya pengendalian biaya dan waktu
proyek.
Manajemen konstruksi memiliki beberapa fungsi antara lain :
• Sebagai Quality Control untuk menjaga
k e s e s u a i a n a n t a r a p e r e n c a n a a n d a n pelaksanaan
• Mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi lapangan yang
tidak pasti dan mengatasikendala terbatasnya waktupelaksanaan
• Memantau prestasi dan kemajuan proyek yang telah dicapai, hal
itu dilakukan denganopname (laporan) harian, mingguan dan bulanan
• Hasil evaluasi dapat dijadikan tindakan pengambilan
k e p u t u s a n t e r h a d a p m a s a l a h - masalah yang terjadi di lapangan
• Fungsi manajerial dari manajemen merupakan
sistem informasi yang b a i k u n t u k menganalisis performa
dilapangan.
Adapun beberapa hal yang mempengaruhi manajemen proyek konstruksi
yaitu:
• Ruang Lingkup – Mencakup semua pekerjaan yang
perlu diselesaikan u n t u k menyukseskan p r o ye k .
Sejumlah perangkat dan teknik seperti definisi
k e b u t u h a n proyek, identifikasi stakeholder utama, identifikasi
pendorong proyek,pengembangan konsep operasional, dan identifikasi
external interfaces.

16
• Waktu – a d a l a h d u r a s i p r o y e k d a n w a k t u p e r k i r a a n
penyelesaian p e k e r j a a n . Perangkat untuk membantu
p e n g a t u r a n w a k t u d i a n t a r a n ya a d a l a h Gantt charts schedulers.
• Biaya – adalah dana yang dialokasikan dan yang akan
dikeluarkan untuk kegiatan, pekerjaan, dan layanan proyek. Manajer
proyek harus mengatur dana dengan baik.
• Integrasi – adalah koordinasi rencana p r o ye k untuk
m e n yu s u n dokumen ya n g konsisten dan koheren. Juga
mencakup identifikasi trade-off diantara tujuan dana l t e r n a t i f
yang ada untuk memenuhi atau melebihi
k e b u t u h a n d a n h a r a p a n stakeholder
• Kualitas – adalah standar, bentuk, fokus pengguna dan
k e h a n d a l a n d a r i k i n e r j a proyek yang direncanakan.
• Sumber Daya Manusia – adalah orang (individu, tim, profesional
yang dikontrak)yang akan terlibat dalam proyek.
• Komunikasi – adalah pesan yang perlu disampaikan untuk
mengatur perubahan danharapan.

Tujuan Manajemen Konstruksi adalah mengelola fungsi manajemen


atau mengatur pelaksanaan pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh
hasil optimal sesuaid e n g a n p e r s y a r a t a n ( s p e s i f i c a t i o n ) u n t u k
keperluan pencapaian tujuan ini, perludiperhatikan pula
mengenai mutu bangunan, biaya yang digunakan dan
w a k t u pelaksanaan Dalam rangka pencapaian hasil ini selalu diusahakan
pelaksanaan pengawasan mutu ( Quality Control ), pengawasan biaya ( Cost
Control ) dan pengawasan waktu pelaksanaan ( Time Control ).

2.6 Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Proyek Konstruksi


Dalam kegiatan proyek konstruksi, terdapat suatu proses yang mengolah
sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan berupa bangunan. Proses yang
terjadi dalam rangkaiank e g i a t a n t e r s e b u t t e n t u n ya m e l i b a t k a n p i h a k -

17
p i h a k ya n g t e r k a i t , b a i k s e c a r a l a n g s u n g maupun tidak langsung.
Secara skematik, pihak-pihak yang terlibat dalam suatu
proyek konstruksi dapat dilukiskan seperti bagan dibawah ini :

Gambar 3. Bagan pihak-pihak yang terlibat dalam suatu


proyek konstruksi

Pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek (unsur -unsur


penyelenggara proyek)antara lain:
1. Pemberi tugas/pemilik (owner),
Yaitu orang atau badan yang memerintahkan/memberikan pekerjaan
(proyek) kepada pihak lain (konsultan/kontraktor) untuk dilaksanakan
danmembayar serta menerima hasili pekerjaan tersebut.
2. Pemimpin proyek/pemimpin bagian proyek,
Yaitu orang yang ditunjuk oleh pemilik untuk memimpin dan bertindak
sebagai pemilik di dalam pengelolaan/penyelenggaraan proyek.
3. Konsultan
a. Konsultan MK, yaitu badan yang mempunyai sertifikasi MK dan diberi
tugas oleh pemilik sebagai wakilnya dalam pengelolaan proyek,
mewujudkan kebutuhan pemilik, sejak awal proyek (tahap perencanaan)
sampai terwujudnya bangunan/proyek (tahap pelaksanaan)

18
b. Konsultan perencana, yaitu badan usaha / orang yang ditunjuk oleh
pemilik/pemberitugas untuk membuat perencanaan/perancangan lengkap
tentang proyek yang diinginkan, sehingga siap dilelangkan dan
dilaksanakan.
c. Konsultan pengawas (supervisi), yaitu badan usaha/orang yang diberi
tugas/ditunjuk oleh pemilik/pemberi tugas untuk melaksanakan
pengawasan/pengendalian pelaksanaan proyek (tahap construction), agar
sesuai dengan perencanaannya.
4. Kontraktor
Yaitu badan usaha/orang yang disetujui/ditunjuk pemilik untuk
melaksanakan pekerjaanfisik proyek sesuai dengan perancangan yang telah
ditentukan perencana yang tertuang pada gambar-gambar rencana dan
spesifikasi (syarat-syarat) yang telah ditentukan didalamkontrak kemudian
menyerahkannya pada pemilik.

5. Pihak-pihak yang terlibat secara tidak langsung pada proyek


Seperti: suplier (pemasok), badan/lembaga yang memberi izin (PLN,
Depnaker, DPU,dsb.), lembaga keuangan, dsb. Secara umum pihak-pihak
yang terlibat dalam suatu proyek konstruksi dapat terlihat pada gambar.

Gambar 4. Hubungan keterkaitan antara pihak yang terlibat dalam proyek dan
tahapan proyek

19
2.7 Elemen-Elemen Proyek Konstruksi
Dalam mencapai sasaran dan tujuan dari proyek yang telah ditentukan terdapat
batasan-batasan dalam suatu proyek yaitu Triple Constrain atau tiga kendala yang
terdiri dari :

Gambar 5. Triple Constrain


a. Biaya / Anggaran (Cost).
b. Waktu / Jadwal (Time).
c. Mutu (Quality).
Pada umumnya, mutu konstruksi merupakan elemen dasar yang harus
dijaga untuk senantiasa sesuai dengan perencanaan.Namun demikian, pada
kenyataannya sering terjadi pembengkakan biaya sekaligus keterlambatan
waktu pelaksanaan (Proboyo, 1999; Tjaturono, 2004).Dengan demikian,
seringkali efisiensi dan efektivitas kerja yang diharapkan tidak tercapai. Hal
itu mengakibatkan pengembang akan kehilangan nilai kompetitif dan peluang
pasar (Mora dan Li, 2001).

Dari segi teknis, ukuran keberhasilan proyek dikaitkan sejauh mana ketiga
sasaran tersebut dapat dipenuhi.Untuk itu diperlukan suatu pengaturan yang
baik, sehingga perpaduan antara ketiganya sesuai dengan yang diinginkan,
yaitu dengan manajemen proyek (Soeharto, 1997).

2.7.1 Biaya
Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses
produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang
berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi.

20
Biaya adalah kewajiban pelaksana proyek, yang harus dibayarkan kepada
pihak-pihak terkait dalam rangka proses pelaksanaan pekerjaan. Dalam hal ini
juga belum berarti bahwa kewajiban tersebut sudah dibayarkan seluruhnya,
tetapi bisa saja baru dibayarkan sebagian atau bahkan seluruhnya, namun telah
menjadi suatu kewajiban dimana suatu saat sesuai perjanjian harus dibayar.
Untuk istilah umum sering digunakan Cost atau pembelian (Ir. Asiyanto,
MBA, IPM : 2010).
Dalam mengerjakan suatu proyek diperlukan berbagai jenis sumber daya
bahan, tenaga kerja, peralatan dan sebagainya. Hal tersebut akhirnya akan
menyangkut masalah keuangan, yaitu masalah biaya dan pendapatan proyek
serta masalah penerimaan dan pengeluaran keuangan.

1. Biaya Langsung ( Direct Cost )


Biaya langsung adalah biaya yang timbul dan berhubungan langsung dengan
aktivitas proyek yang sedang berjalan. Biaya langsung meliputi:
a. Biaya Bahan dan Material
Bahan atau material yang akan dipakai harus dihitung secara cermat
kuantitasnya dengan telah memperhitungkan material hilang. Biaya material
untuk satu tempat dengan tempat lain mungkin berbeda hal ini dipengaruhi
oleh kelangkaan material, biaya transportasi dan stock material.
b. Biaya Upah
Biaya upah tenaga kerja bervariasi dan tergantung terhadap keahlian dan
standart gaji dimana proyek tersebut berada. Upah pekerja ini termasuk biaya
tanggungan kesehatan dan asuransi kecelakaan kerja. Lokasi proyek dimana
biaya hidup tinggi maka standart gajinya juga tinggi. Untuk daerah yang
cukup sulit mendapatkan tenaga kerja yang memiliki keahlian yang
diharapkan, maka sangatlah mungkin untuk mendatangkan tenaga kerja dari
daerah lain yang mana akan menambah biaya mobilitas pekerja dan biaya
penginapan pekerja yang cukup besar.

21
c. Biaya Alat
Untuk peralatan umum yang biasa digunakan perlu untuk dipertimbangkan
untuk menyewa atau membeli alat tersebut. Karena dengan suatu analisa dan
pertimbangan yang tepat dapat menekan biaya peralatan.
d. Biaya Sub-Kontrakor
Biaya ini diperlukan bila ada bagian pekerjaan diserahkan/dikerjakan oleh
sub-kontraktor. Sub-kontraktor ini bertanggung jawab dan dibayar oleh
kontraktor utama.

2. Biaya Tidak Langsung ( Indirect Cost)


Biaya tidak langsung adalah biaya yang diperlukan untuk setiap kegiatan
proyek, tetapi tidak berhubungan langsung dengan kegiatan yang
bersangkutan dan dihitung pada awal proyek sampai akhir proyek. Bila
pelaksanaan akhir proyek mundur dari waktu yang sudah direncanakan maka
biaya tidak langsung ini akan menjadi besar, sedangkan jumlah pekerjaan dan
nilai kontrak tetap, sehingga keuntungan kontraktor akan berkurang bahkan
untuk kondisi tertentu akan mengalami kerugian. Biaya tidak langsung
tersebut meliputi :
a. Biaya Overhead
Biaya Overhead adalah biaya-biaya operasional yang menunjang
pelaksanaan pekerjaan selama proyek berlangsung, yang meliputi :
1. Fasilitas sementara
2. Operasional petugas satpam
3. Biaya untuk K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
a. Gaji Pegawai
Termasuk dalam unsur biaya ini adalah gaji maupun honor pegawai /
karyawan tetap dan tidak tetap yang terlibat maupun tidak terlibat dalam
proyek yang dibebankan dalam pembiayaan proyek tersebut.
b. Biaya Tak Terduga
Biaya tak terduga adalah biaya untuk kejadian-kejadian yang mungkin bisa
terjadi, mungkin tidak.

22
c. Keuntungan
Keuntungan kontraktor yang direkomendasikan dalam kontrak kerja pada
umumnya 10% selain itu juga tergantung besarnya resiko pekerjaan tersebut,
semakin besar resikonya maka akan semakin besar pula propit yang
ditetapkan. Bagi kontraktor propit sangat dipengaruhi oleh seberapa besar
efesiensi yang dapat dilakukan kontraktor yang bersangkutan dengan baik
mengurangi kualitas, spesifikasi dan waktu pelaksanaan proyek ( Yurry
Widyatmoko, 2008 ).

2.7.2 Metode Penjadwalan


Penjadwalan (scheduling), dapat didefinisikan sebagai waktu yang tersedia
kepada pelaksanaan masing-masing bagian dalam rangka penyelesaian suatu
proyek sedemikian rupa sehingga tercapai hasil yang optimal, dengan
mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang ada.
Faktor-faktor dalam penyusunan jadwal yaitu :
1. Sasaran proyek
2. Sasaran perusahaan
3. Keterkaitan dalam proyek lain
4. Dana yang diperlukan
5. Dana yang tersedia
6. Waktu yang diperlukan
7. Waktu yang tersedia
8. Perkiraan waktu yang hilang
9. Hari-hari libur
10. Kerja lembur
11. Sumber daya yang diperlukan
12. Sumber daya yang tersedia
13. Keahlian tenaga kerja
14. Kecepatan penyelesain tugas
15. Urutan kerja

23
Kriteria untuk menghasilkan jadwal proyek yang implmentable (diterapkan
dengan baik) :
1. Secara teknis dapat dipertanggungjawabkan
2. Berdasarkan perkiraan yang akurat
3. Sesuai dengan sumber daya yang tersedia
4. Koordinasi dengan pelaksanaan proyek lainnya
5. Fleksibel terhadap perubahan-perubahan
6. Cukup mendetail untuk dipakai sebagai alat pengukur hasil yang dicapai
dan alat pengendali kemajuan proyek
7. Dapat menonjolkan pekerjaan yang kritis\
8. Kondisi lingkunagn kerja
9. Kondisi organisasi proyek (Budiono, 2006)
Secara garis besar teknik-teknik dalam penjadwalan dapat dikelompokan
menjadi:
a) Metoda Bar Chart ( Gant Chart ) & Kurva S
Bar Chart diperkenalkan oleh Hendry I. Gantt dan Frederick W. Taylor pada
awal 1900. Bar chart adalah sekumpulan daftar kegiatan yang disusun dalam
kolom arah vertikal. Kolom arah horizontal menunjukkan skala waktu. Saat mulai
dan akhir dari sebuah kegiatan dapat terlihat dengan jelas, sedangkan durasi
kegiatan digambarkan oleh panjangnya diagram batang.

Gambar 6. Bart Chart

24
b) Metoda CPM ( Critical Path Method )
Pada metoda ini pekerjaan (kegiatan) dilambangkan dengan dua anak panah,
sedangkan simpul sebagai penanda dimulai dan berakhirnya suatu pekerjaan.
Hubungan antar kegiatan dimungkinkan hanya berupa hubungan finish to start.
Didalam metoda ini dikenal adanya “dummy” yang merupakan fasilitas yang
dapat dianggap sebagai suatu kegiatan yang tidak ada durasinya.
c) Metode PDM ( Precedence Diagram Method )
Metode Precedence Diagram Method (PDM) merupakan penyempurnaan
dari CPM, karena pada prinsipnya CPM hanya menggunakan satu jenis hubungan
aktifitas yaitu hubungan akhir awal dan sebuah kegiatan dapat dimulai apabila
kegiatan yang mendahuluinya selesai.

2.7.3 Mutu (Quality)


Dalam pelaksanaan suatu proyek,dibutuhkan suatu pengendalian, agar
proyek yang sedang di kerjakan dapat berjalan dengan baik, sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat pada tahap persiapan.dalam pengendalian suatu
proyek harus memenuhi persyaratan mutu, yang merupakan sasaran
pengelolaan proyek disamping jadwal dan biaya.
Mutu adalah sifat dan karakteristik produk atau jasa yang membuatnya
memenuhi kebutuhan pelanggan atau pemakai (customers). Definisi lain untuk
mutu yang sering diasosiasikan dengan proyek adalah fitness for use. Istilah
ini disamping memiliki arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan
masalah tersedianya produk, keandalan, dan masalah pemeliharaan.

2.8 Keterlambatan Proyek


Pengertian keterlambatan (delay) adalah sebagian waktu pelaksanaan yang
tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberapa
kegiatan yang mengikuti menjadi tertunda atau tidak dapat diselesaikan tepat
sesuai jadwal yang direncanakan (Ervianto, 2005).Keterlambatan proyek dapat
disebabkan oleh pihak kontraktor, pemilik, atau disebabkan oleh keadaan alam
dan lingkungan diluar kemampuan manusia atau disebut dengan force

25
majeure.Peran aktif manajemen merupakan salah satu kunci utama keberhasilan
pengelolaan proyek. Pengkajian jadwal proyek diperlukan untuk menentukan
langkah perubahan mendasar agar keterlambatan penyelesaian proyek dapat
dihindari atau dikurangi.

Keterlambatan proyek konstruksi berarti bertambahnya waktu pelaksanaan


penyelesaian proyek yang telah direncanakan dan tercantum dalam dokumen
kontrak. Penyelesaian pekerjaan tidak sesuai dengan jadwal atau tepat waktu
adalah merupakan kekurangan dari tingkat produktifitas dan sudah barang tentu
kesemuanya ini akan mengakibatkan pemborosan dalam pembiayaan proyek, baik
berupa pembiayaan langsung atau tidak langsung yang dibelanjakan untuk
proyek-proyek Pemerintah, maupun berwujud pembengkakan investasi dan
kerugian-kerugian pada proyek-proyek swasta (R. Amperawan Kusjadmikahadi,
1999).

Berdasarkan pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa keterlambatan (delay)


adalah apabila suatu aktifitas atau kegiatan proyek konstruksi mengalami
penambahan waktu, atau tidak diselenggarakan sesuai dengan rencana yang
diharapkan.Keterlambatan proyek dapat diidentifikasi dengan jelas melalui
schedule. Dengan melihat schedule, akibat keterlambatan suatu kegiatan terhadap
kegiatan lain dapat terlihat dan diharapkan dapat segera diantisipasi.

2.8.1 Jenis Keterlambatan Proyek


Jervis (1998), mengklasifikasikan keterlambatan menjadi 4 tipe :
 Excusable delay, yaitu keterlambatan kinerja kontraktor yang terjadi
karena faktor yang berada diluar kendali kontraktor dan owner. Kontraktor
berhak mendapat perpanjangan waktu yang setara dengan keterlambatan
tersebut dan tidak berhak atas kompensasinya.
 Non Excusable delay, yaitu keterlambatan dalam kinerja kontraktor yang
terjadi karena kesalahan kontraktor tidak secara tepat melaksanakan
kewajiban dalam kontrak. Kontraktor tidak berhak menerima penggantian
biaya maupun perpanjangan waktu.

26
 Compensable delay, keterlambatan dalam kinerja kontraktor yang terjadi
karena kesalahan pihak owner untuk memenuhi dan melaksanakan
kewajiban dalam kontrak secara tepat. Dalam hal ini kontraktor berhak
atas kompensasi biaya dan perpanjangan waktu.
 Concurrent delay, yaitu keterlambatan yang terjadi karena dua sebab yang
berbeda. Jika excusable delay dan compensable delayterjadi berbarengan
dengan non excusable delay maka keterlambatan akan menjadi non
excusable delay. Jika compensable delay terjadi berbarengan dengan
excusable delay maka keterlambatan akan diberlakukan sebagai excusable
delay.

2.8.2 Dampak Keterlambatan Proyek


Keterlambatan penyelesaian proyek umumnya selalu menimbulkan akibat
yang merugikan baik bagi pemilik maupun kontraktor, karena dampak
keterlambatan adalah konflik dan perdebatan tentang apa dan siapa yang
menjadi penyebab, juga tuntutan waktu, dan biaya tambahan (Praboyo, 1999).
Keterlambatan dalam menyelesaikan pekerjaan atau proyek akan
menimbulkan kerugian pada pihak Kontraktor, Konsultan, dan Owner, yaitu :
1. Pihak Kontraktor
Keterlambatan penyelesaian proyek berakibat naiknya overhead karena
bertambah panjangnya waktu pelaksanaan.Biaya overhead meliputi biaya
untuk perusahaan secara keseluruhan, terlepas ada tidaknya kontrak yang
sedang ditangani.
2. Pihak Konsultan
Konsultan Pengawas akan mengalami kerugian waktu, serta akan
terlambat dalam mengerjakan proyek yang lainnya, jika pelaksanan proyek
mengalami keterlambatan penyelesaian.
3. Owner
Keterlambatan proyek pada pihak pemilik/ owner, berarti kehilangan
penghasilan dari bangunan yang seharusnya sudah dapat digunakan atau
disewakan.

27
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan untuk mendirikan suatu
bangunan atau konstruksi.
2. Sistem kerja atau metode pelaksanaan pekerjaan yang profesional akan
memudahkan pelaksanan di lapangan sehingga schedule pekerjaan diharapkan
tidak mengalami keterlambatan.
3. Keberhasilan suatu proyek sangat ditentukan oleh perencanaan yang matang serta
kerja sama dan manajemen yang baik dari semua pihak.
4. Biaya, mutu dan waktu merupakan komponen penting untuk menjadwal dan
mengendalikan pelaksanaan proyek agar berjalan sesuai dengan schedule.
5. Pengawasan yang intensif selama pelaksanaan proyek sangat diperlukan dalam
upaya menghindari penyimpangan anggaran .
6. Pengendalian mutu, waktu dan biaya secara teratur dan kontinue dapat
mengurangi kendala – kendala yang mungkin terjadi selama pelaksanaan
proyek.
7. Fasilitas dan peralatan proyek yang memadai serta tenaga kerja yang terampil
,berpengalaman dan disiplin sangat menentukan keberhasilan proyek.
8. Bahan - bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan proyek harus masuk
dalam spesifikasi bahan standard dan disesuaikan dengan rencana beban yang
akan diterima.
3.2 Saran
1. Pihak perencana proyek harus mempertimbangkan dan memperhitungkan
segala kemungkinan dan resiko yang bisa terjadi, sehingga tidak
mengakibatkan kerugian dan kegagalan dalam pelaksanaan.
2. Pengawas lapangan hendaknya selalu berada di lokasi proyek untuk
mengontrol semua hasil pekerjaan sesuai dengan syarat – syarat yang telah
ditentukan.
3. Kerja sama antar struktur organisasi juga akan berpengaruh dengan pelaksanaan
proyek, jadi komunikasi antar personal harus berjalan dengan baik

28
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/121605720/Paper-Manajemen-Proyek-Konstruksi

http://e-journal.uajy.ac.id/9167/4/2TS13984.pdf

eprints.undip.ac.id/33831/4/1627_chapter_I.pdf

www.academia.edu/11347235/BAB_I_PENDAHULUAN_1.1_LATAR_BELAKANG

etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/79970/.../S2-2015-353379-chapter1.pdf

http://erepo.unud.ac.id/10298/3/13636117b18fdff6621a288cf9d1dc4a.pdf

https://www.slideshare.net/renolabadi/makalah-menejemen-konstruksi-proyek

http://linaazhari.blog.st3telkom.ac.id/wp-
content/uploads/sites/287/2016/01/MAKALAH-MANAJEMEN-PROYEK-
LINA-AZHARI_14101017_S1-TT-A1.pdf

http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/n!@file_skripsi/Isi3967879271772.pdf

29

Anda mungkin juga menyukai