Anda di halaman 1dari 35

Tugas :

Studio Perancangan Arsitektur 3

“Perencanaan Gedung Exhibition Center”

Oleh :

Muhammad Fiqran Din Nur Taslim E1B114022

Wandra Layuk Sumule E1B115050

Alan Saputra E1B114002

MUH. Jayadin E1B115034

Fakultas Teknis

S1 Arsitektur

Universitas Halu Oleo

Kendari

2019
A. Konsep Neighborhood
1. Pengantar

Perencanaan dan perancangan kota dan pemukiman,


Neighborhood Unit merupakan suatu bentuk pemukiman paling ideal.
Dalam unit ini, semua rencana dilandasi prinsip human first and life priority
basis Artinya, pemukiman tersebut dikembangkan sedemikian rupa untuk
menampung kegiatan hidup sehari-hari, dalam suasana yang nyaman,
manusiawi, serta mementingkan hubungan komunitas antar sesama
warganya. Neighborhood Unit adalah ruang kota bersuasana “kampung
halaman” yang dibuat untuk mengembalikan social communityyang sehat
dalam kehidupan urban.

Neighborhood Unit merupakan istilah di dalam Bahasa inggris yang


berarti area dengan karakteristik yang khusus. Suatu kota memiliki fungsi
sebagai tempat untuk hidup dan bekerja untuk manusia. Neighborhood
Unit adalah bagian dari kota yang mendukung fungsi yang pertama. Untuk
mendukung posisi tersebut maka di dalam konsep Neighborhood Unit ini
dituntut untuk menyediakan sarana dan prasarana yang mengutamakan
kepentingan penghuinya.

Gambar 1.1. Sketsa Konsep Neighborhood


Sumber : http://seanhufnagel.weebly.com

Neighborhood Unit merupakan alat perencanaan fisik yang


komprehensif, dapat digunakan untuk merancang lingkungan yang
mandiri, perumahan yang didesain dengan gaya hidup masyarakat
yang sentris atau memusat, dan jauh dari "kebisingan kereta,
pandangan dari asap dan keburukan industri " yang merupakan simbol
dari sebuah industrialisasi New York City pada awal 1900-an.
Konsep Neighborhood Unit didasarkan pada pemikiran untuk
memperbaikan permasalahan lingkungan perkotaan. Konsep ini
dipelopori oleh Ebenezer Howard dengan bukunya Garden City of
Tomorrow (Howard, 1945), yang bertujuan untuk membentuk
lingkungan perkotaan yang ideal, baik dari aspek sosiologis maupun
aspek fisik.
Konsep Neighborhood Unit membagi kota berdasarkan unit-unit
lingkungan sehingga tercipta hubungan/ikatan yang erat di dalam unit,
agar tercapai ikatan yang sama eratnya antar unit maka suatu kota
seharusnya dikembangkan dalam skala yang tidak terlalu besar.
Menurut Djoko Sujarto Suatu kota harus mampu mewadahi berbagai
fungsinya, agar tidak kehilangan ikatan yang manusiawi diantara
penduduknya maka sebaiknya kota dikembangkan dalam skala yang
tidak terlalu besar (Djoko Sujarto, 1995:5).

Gambar 1.2. Konsep Neighborhood Unit


Sumber : http://rosasiobm.blogspot.com

Konsep Neighborhood Unit tidak hanya fenomena sosiologi


kemasyarakat tetapi mencakup pada masalah fisik lingkungan (Gallion,
1959:278), suatu contoh sederhana seorang ibu menghendaki
anaknya di awal masuk sekolah dasar/taman kanak-kanak tidak harus
menyeberang jalan, lokasi sekolah dapat ditempuh oleh anak sekolah
dengan berjalan kaki, ibu rumah tangga dengan mudah ke tempat
pusat perbelanjaan dengan berjalan kaki guna memenuhi kebutuhan
pokok harian, dan kepala rumah tangga dengan mudah mendapatkan
transportasi untuk pergi ke tempat kerja.

2. Tokoh Pengembang Konsep Neighboorhood


a. Clarence Stein
Clarence Stein (Gallion, 1997) mengembangkan konsep
neighborhood unit dengan menetapkan jarak jangkau dari tempat
tinggal ke tempat mengkonsumsi fasilitas. Jarak terkecil ke elementary
school dan pertokoan lokal sejauh ½ mil (800 m) dari tempat tinggal,
sedangkan untuk fasilitas lainnya seperti sekolah lanjutan dan pusat
perbelanjutan distrik sejauh 1 mil (1.600 m). Sekolah dasar merupakan
pusat neighborhood yang melayani perumahan dalam radius ½ mil.

Gambar 2.1. Clarence Stain


Sumber : http://google.com
Gambar 2.2. Konsep Neighborhood Clarence Stein
Sumber : http://sappk.itb.ac.id

Pada Gambar diatas memperlihatkan penentuan desain yang besar


dari unit lingkungan oleh Clarence Stein. Pada gambar kanan atas, sekolah
dasar berada pada pusat unit dan dalam radius setengah mil (800 m) dari
semua penghuni lingkungan. Sebuah pusat perbelanjaan kecil untuk
kebutuhan sehari-hari ditempatkan dekat sekolah.

Sedangkan pada Gambar sebelah kiri memperlihatkan


pengelompokkan tiga unit lingkungan yang dilayani oleh sebuah sekolah
lanjutan dan satu atau dua pusat perbelanjaan dengan radius untuk berjalan
kaki ke fasilitas-fasilitas ini sejauh satu mil (1.600 m).
Gambar 2.3.Contoh Penerapan Konsep Neighborhood Clarence Stein
Sumber : http://sappk.itb.ac.id

b. Clarence Arthur Perry


Clarence Perry (Gallion, 1959:280) mengembangkan konsep
Neighboorhood Unit, dengan memberikan pembatasan yang jelas
terhadap pusat perumahan, batasan tersebut berupa jalan arteri, pusat
perumahan tidak melewati jalan arteri tersebut.
Hal ini untuk menghindari terjadinya penyebarangan jalan
dalam mengkonsumsi fasilitas lokal, penduduk mengkonsumsi fasilitas
lokal dengan jarak ¼ mil yang dapat dicapai dengan berjalan kaki,
sehingga tercipta interaksi yang kuat antara penghuni dengan fasilitas
sosial yang ada di tempat tersebut.
Gambar 2.4. Clarence Arthur Perry
Sumber : http://google.com

Sedangkan untuk mengkonsumsi fasilitas lainnya dalam skala


distrik (pusat perbelanjaan distrik) dan pusat bisnis berada di luar
radius 1 mil. Prinsip-prinsip inti dari Konsep Neighborhood Unit
Clarence Perry adalah beberapa cita-cita desain fisik, seperti:
 Pusat sekolah di lingkungan permukiman sehingga anak
berjalan kaki ke sekolah hanya sekitar satu-seperempat mil dan
tidak lebih dari satu setengah mil dan dapat dicapai tanpa
melintasi arteri jalan besar. Ukuran lingkungan untuk cukup
mendukung sekolah, antara 5.000 hingga 9.000 warga.
Menerapkan penggunaan yang lebih luas dari fasilitas sekolah
untuk pertemuan dan kegiatan lingkungan, membangun area
bermain yang luas di sekitar gedung untuk digunakan oleh
seluruh masyarakat.
 Keberadaan pusat kawasan berupa fungsi sekolah yang
memungkinkan anak sekolah untuk berjalan dalam sekitar 800
meter tanpa menyeberang jalan arteri utama. Perletakan jalur
jalan arteri pada tepi kawasan yang memungkinkan pembagian
secara jelas antar neighbourhood unit dan menghindarkan lalu-
lintas ke dalam kawasan
 Desain jalan didalam kawasan menggunakan hirarki yang
mudah dipahami, dengan jalur berbelok demi alasan keamanan
dan estetika.
 Membatasi fungsi komersial pada tepi kawasan, hal ini untuk
menghindarkan meningkatnya kebutuhan lalu lintas yang dapat
mengganggu kawasan hunian.
 Menyisihkan setidaknya 10 persen dari luas lahan kawasan
untuk taman dan ruang terbuka, menciptakan tempat untuk
bermain dan komunitas interaksi

Gambar 2.5. Diagram Konsep Neighborhood Clarence Peery


Sumber : http://sappk.itb.ac.id
Gambar 2.6.Contoh Konsep Neighborhood Clarence Peery
Sumber : www.better.institutions.com

Konsep Neighbourhood Unit berfokus kepada community center,


tempat untuk rembug bersama anggota masyarakat. Hal penting dalam
konsep yang ditawarkan oleh perry adalah pada fasilitas umum keseharian
masyarakat seperti: toko, sekolah, taman bermain haruslah berada pada jarak
pejalan kaki dengan setiap rumah yang ada.
Bentuk fisik dari Neighborhood Unit ini boleh bervariaisi. Satuan
luasnya sekitar 100 hektar. Daya tampung diproyeksikan untuk 6.000 sampai
10.000 penduduk. Dalam skala yang lebih luas, satuan tadi boleh
dibayangkan seperti sel-sel pemukiman yang tersebar di sekeliling kota.
Masing-masing unit dipisahkan oleh infrastruktur kota maupun batas alam
yang cukup jelas seperti rel kereta api, jalan raya, sungai, saluran irigasi,
ladang, hutan kota, dan sebagainya.
Bentuk perumahannya didominasi oleh rumah tunggal (detached
house), dilingkungi jaringan jalan dengan hierarki dan standar kualitas
tertentu. Yang pasti, wilayah ini tidak ingin diganggu oleh through traffic.
Dengan demikian anak-anak tidak perlu memotong jalan raya bila hendak
bermain atau pergi ke sekolah. Demikian pula ibi-ibu rumah tangganya, tak
perlu khawatir dengan hingar bingar lalu lintas. Selanjutnya ada fasilitas
pendidikan, khususnya tingkat Sekolah Dasar, yang prinsipnya harus mampu
menampung “seluruh” murid di wilayah tersebut. Lokasi SD ditempatkan
sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai pusat wilayah sekaligus
community center bagi warganya.
3. Prinsip Perancangan Konsep Neighborhood
a. Ukuran
Kota terbagi beberapa unit atau sektor dari kurang lebih dari
10000 populasi. Kemudian terbagi lagi menjadi bebrapa unit yang
dapat dikatakan sebagai unit neighborhood dengan jumlah
penduduk 2000 hingga 5000 populasi yang dimana dibutuhkan satu
sekolah sekolah dasar pada tiap kawasannya. Kemudian memiliki
luasan kawasan 1 hingga 1.5 km persegi dengan tiap tiap
fasilitasnya dapat ditempuh dalam waktu 15 menit dengan berjalan
kaki.

b. Batas
Unit neighborhood dibatasi tiap sisinya oleh jalan poros atau
pembatas yang lainnya yang dapat dengan mudah dikenali, untuk
jalan poros yang menjadi batas dari kawasan neighborhood harus
lebar cukup untuk aktivitas lalu lintas.

c. Garis Pembatas(Protective Strips)


Garis pembatas diperlukan untuk memberikan kenyamanan
agar terlindungi dari gangguan lalu lintas dan menyediakan fasilitas
yang sesuai untuk mengembangkan taman, taman bermain,
maupun skema pelebaran jalan di masa depan.

d. Jalan Setapak
Jalan setapak diperuntukan bagi pejalan kaki dan anak anak
yang pergi menuju kesekolah untuk kenyaman pada umumnya,
jalan setapak juga harus dapat dengan mudah diakses serta
terhubung dengan fasilitas penunjang maupun pusat area
komunitas.

e. Tata Letak Bangunan


Untuk mendorong atau menjaga hubungan lingkungan dan
mengamankan stabilitas dan keseimbangannya, serta diperlukan
berbagai macam unit hunian untuk memenuhi kebutuhan setiap
keluarga dalam kawasan tersebut, berupa rumah dengan daya
tampung 3 hingga 4 orang, 6 hingga 8, maupun yang berupa
pondok yang dapat menampung lebih dari 8 orang dalam satu
keluarga.

f. Pusat Area Belanja


Setiap pusat perbelanjaan seharusnya pada lokasi lokasi
lokasi strategis, diutamakan pada are persimpangan lalu lintas dan
juga dekat dengan area hunian.

g. Pusat Komunitas
Setiap komunitas akan disertai dengan fasilitas pendukung
berupa fasilitas sosial, budaya, dan rekreasi.

h. Fasilitas
Semua fasilitas publik dibutuhkan untuk memberikan
kenyaman serta kemudahan harus dapat dengan mudah dicapai,
termasuk fasilitas pendidikan, agama, organisasi, area
perbelanjaan, maupun olahraga. Sebisa mungkin ditempatkan
dengan jarak 1 km dari pusat aktivitas sehinga dapat
mengembangkan kehidupan sosial dalam suatu kawasan
neighborhood secara teratur.
A. Studi Kasus
1. Boston University School of Law
Fakultas Hukum Universitas Boston (BU Law) adalah
sekolah hukum Universitas Boston, yang terletak di kampus
universitas di Commonwealth Avenue di Boston, Massachusetts .

Gambar 3.1. Boston University Law School Complex before

Sumber :
https://en.wikipedia.org/wiki/File:Boston_University_Law_School_Complex.JPG

BU Law adalah salah satu sekolah hukum pertama di


negara ini yang menerima siswa tanpa memandang ras atau jenis
kelamin. Itu adalah sekolah hukum tertua kedua di Massachusetts,
dan anggota piagam dari American Bar Association. Lebih dari 700
siswa terdaftar dalam program gelar penuh-waktu J.D. dan sekitar
350 di lima program gelar LLM Sekolah. Sekolah menawarkan
lebih dari 200 kelas dan seminar, 21 kesempatan belajar di luar
negeri, dan 17 program gelar ganda.

a. Sejarah
Fakultas Hukum Universitas Boston adalah salah satu
sekolah hukum pertama yang menerima wanita dan minoritas,
pada saat kebanyakan sekolah hukum lain melarang mereka. Pada
tahun 1881, Lelia Robinson menjadi lulusan Hukum BU wanita
pertama. Kemudian, pengacara wanita kurang dari setengah
persen dari profesi. Setelah lulus, ia berhasil melobi legislatif
Massachusetts untuk mengizinkan masuknya wanita ke bar
negara, dan pada 1882, menjadi wanita pertama yang diterima di
bar Massachusetts. Teman sekelasnya, Nathan Abbott, kemudian
menjadi dekan pendiri Stanford Law School. Alumni perempuan
terkemuka lainnya pada waktu itu, Alice Stone Blackwell, akan
membantu mendirikan League of Women Voters dan mengedit
Woman's Journal. Takeo Kikuchi (1877), lulusan Jepang pertama
sekolah tersebut, adalah salah satu pendiri dan presiden Sekolah
Hukum Bahasa Inggris Tokyo yang tumbuh menjadi Universitas
Chuo. Clara Burrill Bruce (1926) adalah pemimpin redaksi wanita
kulit hitam pertama yang dipilih untuk tinjauan hukum (Boston
University Law Review).
Rumah pertama BU Law adalah 36 Bromfield Street, 18-20
Beacon Street dan 10 Ashburton Place. Pada tahun 1895,
University Trustees mengakuisisi 11 Ashburton Place, yang
diperbaharui dan dinamai Isaac Rich Hall untuk menghormati
pendiri ketiga Universitas Boston. Pembicara penahbisan adalah
Oliver Wendell Holmes, Jr. yang pidato bersejarahnya "The Path of
the Law" disampaikan pada tahun 1897. Mantan Presiden Amerika
Serikat William Howard Taft memberi kuliah tentang etika hukum
dari tahun 1918 hingga penunjukkannya sebagai Ketua Mahkamah
Agung pada tahun 1921.
Gambar 3.2. Boston University Law School Complex before

Sumber :
https://en.wikipedia.org/wiki/File:Boston_University_Law_School_Complex.JPG

Isaac Rich Hall menampung BU Law hingga 1964. Pada


tahun 1964 BU Law menempati bagian bawah bangunan saat ini,
765 Commonwealth Avenue di Charles River Campus, yang
secara sehari-hari dikenal sebagai "Menara." BU Law berbagi
Menara dengan Sekolah Pendidikan selama beberapa tahun tetapi
sekarang menempati seluruh bangunan. Perpustakaan hukum
Fakultas Hukum, Perpustakaan Hukum Fineman & Pappas,
menempati tiga lantai di Kompleks Hukum, mencakup Menara
Hukum dan Gedung Redstone. Perpustakaan juga mencakup dua
lantai tumpukan tertutup di ruang bawah tanah Mugar Memorial
Library yang berdekatan, perpustakaan utama BU.
Pada Juli 2016, Departemen Kesehatan dan Layanan
Kemanusiaan Amerika Serikat mengumumkan kemitraan baru
yang memungkinkan BU Law berfungsi sebagai kantor pusat untuk
inisiatif senilai $ 350 juta yang meneliti dan memberantas penyakit
yang resisten antibiotik. [18] Profesor Kevin Outterson, seorang
spesialis hukum kesehatan dan peneliti di BU Law, menjabat
sebagai direktur eksekutif dari inisiatif ini, yang diberi nama CARB-
X.
b. Perubahan pada Bangunan

Gambar 3.3. Boston University Law School Complex after

Sumber :
https://en.wikipedia.org/wiki/File:Boston_University_Law_School_Complex.JPG
Pada 13 September 2012, eksekutif media dan mantan dosen
Hukum BU Sumner Redstone menyumbangkan $ 18 juta untuk
memperluas fasilitas Sekolah. Dibuka pada 2014 di samping Law
Tower, gedung lima lantai seluas 100.000 kaki persegi ini menampung
sebagian besar ruang kelas sekolah hukum, yang dilengkapi dengan
teknologi canggih. Gedung Redstone menyambut pengunjung ke
Robert T. Butler Atrium yang tertutup kaca di lantai pertama, dan
menampung Perpustakaan Hukum Samuel M. Fineman dan
McCausland Commons di lantai dua. Ini juga menyediakan fasilitas
baru untuk mendukung program pelatihan klinis, transaksional dan
profesional. Fasilitas loker siswa, lounge, fasilitas makan kecil, dan
fungsi siswa lainnya dan ruang pertemuan informal terletak di seluruh
gedung baru. Bahan, warna, dan detail eksterior Gedung Redstone
telah dikalibrasi untuk menghormati dan melengkapi arsitektur lima
bangunan asli Josep Lluis Sert (Menara Law, Pusat Boiler Tengah,
Perpustakaan Hukum Pappas, Perpustakaan Mugar dan Persatuan
Mahasiswa George Sherman) di BU.

Sebagai pintu masuk sekolah hukum yang baru, Gedung


Redstone menghadapi pintu masuk beraspal dari jalan pejalan kaki
timur-barat utama, yang telah dinilai ulang, diaspal dan ditata dengan
pohon-pohon dan penanaman baru. Area terbuka di utara dan timur
Law Tower telah dipulihkan dan ditanam kembali untuk memperkuat
karakter area yang ada dan Alpert Mall di sebelah timur. Ruang antara
Law Tower dan Perpustakaan Pappas telah dirancang ulang untuk
menekankan hubungan visual antara pintu masuk yang asli dan yang
baru ke sekolah. Penanaman adalah spesies asli dan pilih spesies hias
yang mempertahankan karakter yang ditanam di kampus BU.

Menara sekolah 17 lantai ini mengalami renovasi total dan


dibuka kembali pada tahun 2015. Desainnya dengan setia
merehabilitasi sebagian besar menara asli Sert sambil mengambil
langkah-langkah yang disengaja dalam kosa kata desain arsitek asli
untuk membuat bangunan yang ada lebih dapat diterima oleh
kebutuhan penghuninya di abad ke-21. Semua jendela diganti dengan
unit terisolasi termal yang mencerminkan pola dan profil bangunan asli.
Panel beton eksterior yang menentukan estetika arsitektur bangunan
benar-benar diperbaharui.
Menara ini direnovasi dengan sistem mekanis, listrik, dan
pipa ledeng yang baru, kamar mandi yang lebih besar, dan
fasilitas modern untuk menampung departemen administrasi
sekolah, kantor fakultas, ruang sidang yang diperdebatkan, dan
jurnal hukum. Beton cor di tempat yang diperbaiki dari
bangunan diperbaiki jika diperlukan, dan perawatan dilakukan
untuk mencocokkan warna dan tekstur yang ada sebanyak
mungkin. Sirip pracetak dan elemen pracetak lainnya pada
bagian luar diperbaiki atau diganti seperlunya, dan beberapa
panel pracetak lantai penuh diganti dengan kaca dengan cara
yang konsisten dengan maksud komposisi asli dari façade
bangunan.

c. Floor Plan

D
D

D
Gambar 3.4. First Floor

Sumber : https://www.bu.edu/law/about/law-school-complex/floor-plans/

D
D
D

Gambar 3.5. Second Floor

Sumber : https://www.bu.edu/law/about/law-school-complex/floor-plans/
D

D D
D

Gambar 3.6. Third Floor

Sumber : https://www.bu.edu/law/about/law-school-complex/floor-plans/
D

D D
D

Gambar 3.7. Fourth Floor

Sumber : https://www.bu.edu/law/about/law-school-complex/floor-plans/
D

D D
D

Gambar 3.8. Fifth Floor

Sumber : https://www.bu.edu/law/about/law-school-complex/floor-plans/

Jika melihat gambar, pada bangunan terdapat sebuah core. Core


merupakan suatu sistem struktur pada bangunan tinggi yang berfungsi
sebagai penguatan struktur yang berperan menahan dan menyalurkan gaya
horizontal maupun vertikal pada sistem struktur inti dan struktur pendukung.
Untuk penempatan core bangunan terletak pada sisi kiri bangunan yang
difungsikan sebagai transportasi vertikal pada bangunan yang berada dekat
pintu masuk utama bangunan. Penempatan core ditempatkan dekat dengan
area podium bangunan yang terletak pada lantai 2 dengan fungsi cafetaria,
retail dan perpustakaan. Pada bangunan juga terdapat shear wall yang
berperan untuk mendukung core dalam memikul beban struktur pada
bangunan yang dapat kita lihat pada beberapa tangga pada bangunan. Pada
denah lantai 2 dapat kita area podium dan area towar.
Gambar 3.9. Charles River Room

Sumber : https://www.bu.edu/law/about/law-school-complex/floor-plans/

Gambar 3.10. Large Courtroom, Sixth Floor

Sumber : https://www.bu.edu/law/about/law-school-complex/floor-plans/
Gambar 3.11. Alumni Room, Twelve Floor

Sumber : https://www.bu.edu/law/about/law-school-complex/floor-plans/

Gambar 3.11. Alumni Room, Twelve Floor

Sumber : https://www.bu.edu/law/about/law-school-complex/floor-plans/
Gambar 3.12. Alumni Room, Twelve Floor

Sumber : https://www.bu.edu/law/about/law-school-complex/floor-plans/

Gambar 3.13. McCausland Commons and Law School Café

Sumber : https://www.bu.edu/law/about/law-school-complex/floor-plans/
Gambar 3.14 Pappas Reading Room (part of the Fineman & Pappas Law Libraries)

Sumber : https://www.bu.edu/law/about/law-school-complex/floor-plans/

2. Gedung Universitas Maerk


Gedung ini terletak di Norre Alle 20, 2200 København N,
Denmark yang di rancang oleh tokoh Arsitek C. F. Moller dengan
luasan 42.700 m2. Bangunan ini dirancangan pada 2017 dan
dipuruntukan dengan fungsi universitas kopenhagen dengan jurusan
kesehatan dan ilmu kedokteran.
Gambar 4.1. Universitas Kopenhagen

Sumber : https://www.archdaily.com/887270/the-maersk-tower-cf-moller-
architects/5a601b56f197cc8f520009fc-the-maersk-tower-cf-moller-architects-photo

Menara Maersk adalah gedung penelitian mutakhir yang arsitektur


inovatifnya menciptakan kerangka kerja optimal untuk penelitian kesehatan
kelas dunia, menjadikannya landmark di Kopenhagen. Ini bertujuan untuk
berkontribusi secara positif dengan menghubungkan Universitas Kopenhagen
dengan lingkungan sekitarnya dan kota yang lebih luas.
Gambar 4.2. Interaksi Bangunan dengan Lingkungannya

Sumber : https://www.archdaily.com/887270/the-maersk-tower-cf-moller-
architects/5a601b56f197cc8f520009fc-the-maersk-tower-cf-moller-architects-photo

Menara ini merupakan perpanjangan dari Panum, Fakultas Kesehatan


dan Ilmu Kedokteran Universitas Kopenhagen, dan berisi fasilitas penelitian
dan pengajaran, serta pusat konferensi dengan auditorium dan ruang
pertemuan, yang terhubung dengan teknologi terbaru.
Gambar 4.3. Ruang Kuliah

Sumber : https://www.archdaily.com/887270/the-maersk-tower-cf-moller-
architects/5a601b56f197cc8f520009fc-the-maersk-tower-cf-moller-architects-photo
Dalam rangka menciptakan arsitektur untuk penelitian kesehatan kelas
dunia, penting untuk merancang tempat yang mendorong banyak peluang
untuk berkumpul bersama, melampaui berbagai disiplin ilmu, dari masyarakat
umum hingga komunitas penelitian. Ini membantu untuk mengkomunikasikan
kegiatan penelitian yang sedang berlangsung, yang mengarah pada berbagi
pengetahuan dan inspirasi untuk penelitian baru dan inovatif.

Gambar 4.4. Laboratorium

Sumber : https://www.archdaily.com/887270/the-maersk-tower-cf-moller-
architects/5a601b56f197cc8f520009fc-the-maersk-tower-cf-moller-architects-photo

Dengan memilih tipologi menara, ada tunjangan yang lebih besar untuk
taman kampus hijau dan perkotaan, yang terbuka untuk semua orang dan
karenanya melibatkan dan mengembangkan lingkungan di sekitarnya.
Elemen unik dari Campus Park yang baru adalah 'jalur mengambang' zig-zag
yang mengarahkan pejalan kaki dan pesepeda melintasi bagian-bagian
Menara Maersk. Hal ini memungkinkan publik kesempatan untuk mendekati
gedung dan para peneliti sementara pada saat yang sama, menciptakan
hubungan baru antara Nørre Allé dan Blegdamsvej.
Gambar 4.5. Jalur Zig Zag

Sumber : https://www.archdaily.com/887270/the-maersk-tower-cf-moller-
architects/5a601b56f197cc8f520009fc-the-maersk-tower-cf-moller-architects-photo

Gambar 4.6. Tampak Atas

Sumber : https://www.archdaily.com/887270/the-maersk-tower-cf-moller-
architects/5a601b56f197cc8f520009fc-the-maersk-tower-cf-moller-architects-photo
Menara itu sendiri menampung semua fasilitas penelitian, di
laboratorium yang inovatif dan modern. Di setiap lantai, fungsi Menara
dihubungkan bersama dalam loop yang efisien, yang menyediakan jarak
perjalanan yang lebih pendek dan memperkuat peluang untuk kerja tim.
Tangga spiral pahatan yang terus menerus secara visual dan fisik
menghubungkan atrium lima belas lantai yang terbuka, menciptakan rasa
ruang tiga dimensi yang luas. Di dekat tangga di setiap lantai ada “Science
Plaza” yang terbuka dan mengundang, yang berfungsi sebagai pertemuan
alami dan ruang komunal bagi banyak karyawan. Pecahan kaca besar vertikal
di daun jendela tembaga façade, membuat tangga spiral dan Science Plazas
terlihat secara eksternal dan memastikan, bersama dengan pangkalan
terbuka, visibilitas dalam kaitannya dengan aktivitas menara serta
pemandangan yang spektakuler dan menginspirasi. atas Kopenhagen.
Gambar 4.7. Jendela Besar yang merupakan Fasad Bangunan

Sumber : https://www.archdaily.com/887270/the-maersk-tower-cf-moller-
architects/5a601b56f197cc8f520009fc-the-maersk-tower-cf-moller-architects-photo
Gambar 4.8. Tangga Spiral

Sumber : https://www.archdaily.com/887270/the-maersk-tower-cf-moller-
architects/5a601b56f197cc8f520009fc-the-maersk-tower-cf-moller-architects-photo

Fasad Menara ini dibagi menjadi struktur kotak seperti relief jendela
penutup tembaga setinggi lantai. Jendela fasad berfungsi sebagai perisai
iklim yang bergerak, yang, tergantung pada kondisi cuaca, secara otomatis
membuka atau menutup memastikan iklim dalam ruangan yang nyaman .
Pada saat yang sama daun jendela memberikan efek kelegaan yang dalam
pada fasad, menghancurkan skala besar Menara. Dalam ekspresi mereka,
mereka juga menawarkan rasa kehalusan dan vertikalitas.
Gambar 4.8. Fasad Jendela Tembaga

Sumber : https://www.archdaily.com/887270/the-maersk-tower-cf-moller-
architects/5a601b56f197cc8f520009fc-the-maersk-tower-cf-moller-architects-photo
Gambar 4.9. Fasad Bangunan Perspektif

Sumber : https://www.archdaily.com/887270/the-maersk-tower-cf-moller-
architects/5a601b56f197cc8f520009fc-the-maersk-tower-cf-moller-architects-photo

Anda mungkin juga menyukai