Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL TUGAS AKHIR

PENERAPAN JOB SAFETY ANALISIS PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN


TOL BOGOR – CIAWI – SUKABUMI ( BOCIMI ) SEKSI 2 RUAS

CIGOMBONG - CIBADAK

Disusun untuk melengkapi salah satu syarat keluluasan program stara-1

Universitas Pancasila

Disusun oleh :

Pandu Perdana Lubis 4218217016

Program Studi Teknik Sipil


Fakultas Teknik Universitas Pancasila

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 2
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Batasan Masalah 2
1.4 Tujuan 2
1.5 Manfaat 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja 3
2.2 Penerapan Program Keselamatan Kerja 4
2.3 Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja 4
2.4 Job Safety Analis 6
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 8
3.1 Lokasi Penelitian 8
3.2 Data Teknis 8
3.3 Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data 9
3.4 Metode Alur Penelitian 10
3.5 Sistematika Penulisan 11

i
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian dari sistem jaringan jalan
nasional yang penggunaanya diwajibkan membayar tol dan memiliki peran yang
sangat signifikat bagi perkembangan suatu daerah. Disamping itu jalan tol merupakan
jalan bebas hambatan dan jalan nasional yang dapat menunjang peningkatan
pertumbuhan perekonomian pengadaan jalan tol sendiri dimaksudkan untuk
mewujudkan pemerataan pembangunan serta keseimbangan dalam pembangunan
wilayah.
Proyek pembangunan jalan tol semakin ditingkatkan guna mengimbangi
pergerakan masyrakat yang selalu mengalami perpindahan dari suatu tempat ke tempat
lain. Langkah nyata yang dilakukan pemerintah saat ini adalah dengan menjalankan
program pembangunan tol Bogor - Ciawi – Sukabumi nantinya akan menghubungkan
tiga kota besar yang ada di indonesia yaitu Bogor,Ciawi dan Sukabumi.
Disamping itu kegiatan pembangunan jalan tol ini juga menimbulkan berbagai
dampak yang tidak diinginkan antara lain menyangkut aspek keselamatan,kesehatan
kerja dan lingkunganya. Salah satu cara untuk mencegah kecelakaan kerja adalah
dengan mengunakan alat pelindung diri (APD) dan dengan menetapkan dan menyusun
prosedur pekerjaan dan melatih semua pekerja untuk menetapkan metode kerja yang
efisien dan aman.
Menyusun prosedur kerja yang benar merupakan salah satu keuntungan dari
penerapan Job Safety Analisis (JSA) yang meliputi mempelajari dan membuat laporan
setiap langkah pekerjaan, identifikasi bahaya pekerjaan yang sudah ada atau potensi
(baik kesehatan maupun keselamatan) dan menentukan langkah terbaik untuk
mengurangi dan meminimalisir bahaya yang ditimbulkan. Atas dasar tersebut maka
penulis mengambil judul pembahasan mengenai ‘‘Penerapan Job Safery Analisis
pada proyek pembangunan jalan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) Seksi 2
Ruas Cigombong – Cibadak’’.

1
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan di bahas didalam penelitian ini adalah
mengidentifikasi potensi bahaya pada berbagai tahapan disetiap pekerjaan konstruksi
yang sedang dikerjakan
3. Batasan Masalah
Untuk menghindari penelitian yang cukup luas dan untuk memberikan arah yang
jelas serta mempermudah penyelesaian permasalahan yang sesuai dengan tujuan yang
di inginkan tercapai maka penulis hanya akan membahas mengenai beberapa
pekerjaan sebagai berikut
1) Pekerjaan Tanah
2) Pekerjaan bore pile
3) Pekerjaan Box Culvert
4. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk
1) Memahami pengetahuan tentang Job Safety Analisis pada berbagai tahapan di
setiap pekerjaan konstruksi.
2) Memahami resiko potensi bahaya di setiap pekerjaan kostruksi.
3) Dapat menghilangkan atau mengurangi resiko kecelakaan kerja yang tidak
diinginkan.
5. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan ini adalah agar dapat mencari solusi yang terjadi dan dapat
meminimalisir resiko kecelakaan kerja yang tidak diinginkan dari setiap tahapan
pekerjaan konstruksi yang sedang dikerjakan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
kondisi yang harus diwujudkan di tempat kerja dengan segala daya upaya
berdasarkan ilmu pengetahuan dan pemikiran mendalam guna melindungi tenaga
kerja, manusia serta karya dan budayanya melalui penerapan teknologi pencegahan
kecelakaan yang dilaksanakan secara konsisten sesuai dengan peraturan perundangan
dan standar yang berlaku. Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang
terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di
sebuah institusi maupun lokasi proyek.
Secara keilmuan, keselamatan dan kesehatan kerja diartikan sebagai suatu ilmu
pengetahuan dan penerapannya dalam upaya mencegah kecelakaan, kebakaran,
peledakan, pencemaran, penyakit, dan sebagainya.
 Keselamatan (safety), Keselamatan kerja diartikan sebagai upaya-upaya yang
ditujukan untuk melindungi pekerja, menjaga keselamatan orang lain,
melindungi peralatan, tempat kerja dan bahan produksi; menjaga kelestarian
lingkungan hidup dan melancarkan proses produksi.
 Kesehatan (health), Kesehatan diartikan sebagai derajat/tingkat keadaan fisik dan
psikologi individu (the degree of physiological and psychological well being of the
individual). Secara umum, pengertian dari kesehatan adalah upaya-upaya yang
ditujukan untuk memperoleh kesehatan yang setinggi-tingginya dengan cara
mencegah dan memberantas penyakit yang diidap oleh pekerja, mencegah kelelahan
kerja, dan menciptakan lingkungan kerja yang sehat.Tujuan utama dalam Penerapan
K3 berdasarkan Undang- Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yaitu
antara lain :

1. Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di
tempat kerja.0

2. Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.

3. Meningkatkan kesejahteraan dan produksi nasional.

2. Penerapan program keselamatan kerja

3
Suatu program keselamatan dan kesehatan kerja di bidang konstruksi yang
efektif mempunyai banyak fungsi paralel. Parker dan Oglesby, (1972) secara garis
besar telah mengkategorikan hal ini sebagai berikut:
a. Faktor kepribadian atau perilaku.
 Pekerja : latihannya, kebiasaan, kepercayaan, kesan, latar-belakang pendidikan
dan kebudayaan, sikap sosial serta karakteristik fisik.
 Lingkungan pekerjaan : sikap dan kebijaksanaan dari para pengusaha serta
manajer, pengawas, penyelia serta kawan sekerja pada proyek

b. Faktor fisik.

 Kondisi pekerjaan : ditentukan oleh jenis bahaya yang melekat tidak


terpisahkan dengan pekerjaan yang sedang dilaksanakan, maupun oleh bahaya
terhadap kesehatan kerja yang ditimbulkan oleh metoda dan material serta
lokasi dari pekerjaan itu. Oleh sebab itu usahakan selalu mematuhi standar
kerja dengan menggunakan alat keselamatan kerja seperti
menggunakan sepatu safety dan lain-lain.
 Penyingkiran bahaya mekanis : pemakaian pagar/batas, pera-latan serta
prosedur untuk melindungi pekerjaan secara fisik terhadap daerah atau situasi
yang berbahaya.
3. Sistem manajemen keselamatan kesehatan kerja
Pekerjaan-pekerjaan teknik bangunan banyak berhubungan dengan alat,baik
yang sederhana sampai yang rumit, dari yang ringan sampai alat-alat berat sekalipun.
Sejak revolusi industri sampai sekarang,pemakaian alat-alat bermesin sangat banyak
digunakan. Pada setiap kegiatan kerja, selalu saja ada kemungkinan kecelakaan.
Kecelakaan selalu dapat terjadi karena berbagai sebab.berperan sangat penting dalam
pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja karena adanya
fasilitas yang maka pelaksanaan aktivitas pekerjaan berjalan dengan baik,begitu pula
sebaliknya.
Yang dimaksudkan dengan kecelakaan adalah kejadian yang merugikan yang
tidak terduga dan tidak diharapkan dan tidak ada unsur kesengajaan. Kecelakaan kerja
dimaksudkan sebagai kecelakaan yang terjadi ditempat kerja,yang diderita oleh
pekerja dan atau alat-alat kerja dalam suatu hubungan kerja.

Kecelakaan kerja dapat disebabkan oleh dua golongan penyebab :

4
 Tindakan perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan.
 .Keadaan-keadaan lingkungan yang tidak aman.

Walaupun manusia telah berhati-hati,namun apabila lingkungannya tidak menunjang (


tidak aman ), maka kecelakaan dapat pula terjadi. Begitu pula sebaliknya. Oleh karena
itulah diperlukan pedoman bagaimana bekerja yang memenuhi prinsip-prinsip
keselamatan. Keselamata kerja adalah usaha-usaha yang bertujuan untuk menjamin
keadaan,keutuhan dan kesempurnaan tenaga kerja (baik jasmaniah maupun rohaniah),
beserta hasil karya dan alat-alat kerjanya ditempat kerja. Usaha-usaha tersebut harus
dilaksanakan oleh semua unsur yang terlibat dalam proses kerja, yaitu pekerja itu
sendiri, pengawas/kepala kelompok kerja,perusahaan,pemerintah,dan msayarakat
pada umumnya. Tanpa ada kerja sama yang baik dari semua unsur tersebut tujuan
keselamatan kerja tidak mungkin dapat dicapai secara maksimal.

Adapun sasaran keselamatan keerja secara terinci adalah :

 Mencegah terjadinya kecelakaan ditempat kerja.


 Mencegah timbulnya penyakit akibat kerja.
 Mencegah/mengurangi kematian akibat kerja
 Mencegah atau mengurangi cacat tetap
 Mengamankan material,konstruksi,pemakaian,pemeliharaan bangunan-
bangunan,alat-alat kerja,mesin-mesin,dan instalasi-instalasi.
 Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan menjamin
kehidupan produktifnya.
 Menjamin tempat kerja yang sehat,bersih,nyaman,dan aman sehingga dapat
menimbulkan kegembiraan semangat kerja.
 Memperlancar,meningkatkan dan mengamankan produksi,industri serta
pembangunan.Kesemuanya itu menuju pada peningkatan taraf hidup dan
kesejahteraan umat manusia ( Bambang Endroyo 1989 ).

4. Job Safety Analisis 

5
adalah metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi, menganalisa dan
mencatat setiap langkah dalam melakukan pekerjaan tertentu, berkaitan dengan
potensi bahaya keselamatan dan kesehatan yang ada, serta menentukan tindakan
untuk mencegah atau mengurangi bahaya / risiko.
Job Safety Analysis dapat diterapkan pada beberapa jenis pekerjaan / tempat
kerja. Prioritas utamanya adalah jenis pekerjaan sebagai berikut :
 Pekerjaan dengan tingkat bahaya / risiko tertinggi.
 Pekerjaan dengan potensi bahaya berat atau cedera atau sakit, bahkan jika
tidak ada riwayat kecelakaan sebelumnya.
 Pekerjaan di mana salah satu kesalahan sederhana manusia yang bisa
menyebabkan kecelakaan atau cedera parah.
 Pekerjaan yang baru beroperasi atau telah mengalami perubahan dalam
proses dan prosedurnya.

Hal-hal yang dilakukan dalam penerapan JSA antara lain :

 Identifikasi bahaya yang berhubungan dengan setiap pekerjaan yang


berpotensi menimbulkan bahaya.
 Menentukan bagaimana mengendalikan bahaya.
 Melengkapi setiap area kerja dengan rambu-rambu peringatan (signboard).
 Berkonsultasi dengan pihak OSHA dalam pengembangan prosedur dan
aturan kerja yang khusus untuk setiap pekerjaan.

JSA dapat diterapkan dengan cara :

 Melibatkan karyawan. Hal ini sangat penting dalam proses analisis


bahaya. Pengalaman yang diperoleh dari setiap karyawan dapat dijadikan
referensi untuk menganalisa dan menemukan pencegahan dari setiap
pekerjaan yang dilakukan. Keterlibatan karyawan dalam
penerapan JSA akan sangat membantu dalam memastikan kualitas
pekerjaan, keselamatan kerja dan program kesehatan.
 Memeriksa riwayat kejadian kecelakaan / insiden. Melibatkan karyawan
untuk meninjau kembali riwayat tempat kerja, kecelakaan kerja yang
terjadi dan memerlukan pengobatan, kerugian yang membutuhkan
perbaikan atau penggantian, dan setiap peristiwa di mana kecelakaan atau

6
kerugian yang tidak terjadi. Kejadian-kejadian ini sebagai peringatan
bahwa bahaya yang ada perlu mendapat perhatian.
 Melakukan review pekerjaan. Diskusikan dengan karyawan Anda, potensi
bahaya yang  mereka tahu, yang biasa terjadi pada saat mereka bekerja.
Bersama dengan mereka, ada gagasan baru yang muncul dalam skenario
pencegahan / pengendalian bahaya yang ada.
 Membuat daftar dan prioritas perhatian untuk pekerjaan yang berbahaya.
Membuat daftar pekerjaan dengan risiko / bahaya yang tidak dapat
diterima atau konsekuensi pekerjaan dengan tingkat risiko yang
berat. Pekerjaan ini harus menjadi prioritas utama untuk dilakukan
dianalisa.
 Uraikan secara detail setiap pelaksanaan suatu pekerjaan. Lakukan analisa
bahaya dari saat pekerjaan dimulai, amati karyawan yang sedang
melakukan pekerjaan, dan buatlah daftar setiap langkah pekerjaannya.

Keuntungan dari penerapan JSA antara lain :

 Memberikan pelatihan individu mengenai keselamatan dan prosedur kerja


yang efisien.
 Mempersiapkan pengawasan terhadap keselamatan kerja yang terencana.
 Mempercayakan pekerjaan ke pekerja baru.
 Memberikan instruksi pre-job untuk pekerjaan luar biasa.
 Meninjau prosedur kerja setelah kecelakaan terjadi.
 Mempelajari pekerjaan sebagai improvement yang memungkinkan dalam
metode kerja.
 Mengidentifikasi upaya perlindungan yang dibutuhkan di tempat kerja.
 Supervisor dapat belajar mengenai pekerjaan yang mereka pimpin.
 Partisipasi pekerja dalam hal keselamatan di tempat kerja.
 Mengurangi tingkat ketidakhadiran pekerja.
 Biaya kompensasi pekerja menjadi lebih rendah.
 Meningkatkan produktivitas.
 Membangkitkan kesadaran akan pentingnya keselamatan kerja.

BAB III

7
METODOLOGI PENELITIAN

1. Lokasi Penelitian
Lokasi ruas jalan adalah pembangunan jalan tol Ciawi-Sukabumi seksi 2 ruas
Cigombong – Cibadak.

Gambar 3.1 Layout Jalan

Sumber : Google Maps

2. Data Teknis
 Panjang jalan : ±11,90 km
 Kecepatan rencana : 80 km/jam
 Jumlah lajur : 2 x 2 lajur
 Lebar lajur : 3,6 m
 Kelandaian maksimum : 4%
 Superelevasi maksimum :3%
 Jumlah jembatan : 9 buah
 Underpass box : 3 buah
 JPO : 1 buah
 Simpang susun : 1 buah
 Rest area :-
 Overpass : 3 buah
3. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

8
1. Studi pustaka
Dalam metode ini penulis membaca literatur baik dari buku, jurnal,artikel dan
sejenisnya untuk mendapatkan data yang relevan dengan topik yang dibahas
guna memperkuat isi laporan tugas akhir.
2. Metode observasi
Metode observasi yaitu pengambilan data dengan melakukan pengamatan dan
tinjauan secara langsung ke lapangan saat proses pekerjaan sedang
berlangsung.
3. Metode wawancara
Untuk mendapatkan data dalam metode ini penulis melakukan komunikasi dan
dialog tanya-jawab dengan pihak-pihak yang terlibat secara langsung dalam
proses pekerjaan perkerasan di lapangan.
4. Dokumentasi
Dalam metode ini penulis melakukan dokumentasi dengan mengambil foto
proses pekerjaan yang sedang berlangsung di lapangan.
5. Metode survey
Metode survei adalah suatu metode yang digunakan untuk mendapatkan hasil
riset dalam bentuk opini atau pendapat dari orang lain yang berinteraksi
langsung dengan objek yang diamati. Tujuan utama dari metode ini adalah
untuk mendapatkan gambaran umum melalui sampel beberapa orang.

4. Metode Alur Penelitian

9
Mulai

Persiapan Penelitian

1. Studi Kepustakaan

2. Survey Pendahuluan

3. Pemilihan Lokasi

4. penentuan waktu

Pengumpulan Data

Analisa Data

Pengelolahan Data

Hasil

1.Kesimpulan

2. Saran

Selesai

5. Sistematika Penulisan

10
Penelitian ini disusun dalam beberapa bab sehingga diharapkan dapat
mempermudah memahami isi dari penelitian ini tersusun sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, permasalahan, tujuan dan manfaat yang akan
dibahas di dalam penelitian ini.

BAB II TINJAUN PUSTAKA

Berisi mengenai pengertian berupa penjelasan yang berhubungan dengan judul


yang dibahas di dalam penelitian ini.

BAB III METODOLOGI

Berisi tentang tahapan pengerjaan penelitian dan jenis dari penelitian tersebut
serta teknik dalam pengolahan data..

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Menjelaskan tentang data-data yang diperlukan untuk menganalisis resiko


kecelakaan di setiap tahapan metode yang dilaksanakan dan Berisikan tentang
permasalahan berdasarkan data hasil dari survey di lapangan terhadap dampak resiko
kecelakaan yang mungkin terjadi pada saat proses pekerjaan yang berlangsung pada
pembangunan jalan tol Bogor-Ciawi-Sukabumim seksi 2 ruas Cigombong – Cibadak.

BAB V PENUTUP

Menyimpulkan dari awal hingga akhir dari isi penelitian sehinggan didapatnya
hasil berupa kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

11

Anda mungkin juga menyukai