Disusun oleh:
(PT Troli Buana Indonesia)
Ketua : Fajar Wahyulillah 18416226201054 TI 18 F
Anggota : Robby Sugara 18416226201075 TI 18 F
: Fiqih Rizqi R 18416226201059 TI 18 F
: Dena Meliana 18416226201071 TI 18 F
: Jihan Fadiyah H 18416226201055 TI 18 F
Laporan praktikum ini telah disetujui oleh Asisten Laboratorium serta telah
diketahui oleh Dosen Pengampu mata kuliah Perencanaan Tata Letak Fasilitas
sehingga dapat diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan pada mata kuliah
Praktikum Perencanaan Tata Letak Fasilitas.
Menyetujui,
Asisten Lab. Perencanaan Tata Letak Fasilitas
Gusti Pratama
NIM. 17416226201028
Mengetahui,
Dosen Pengampu Mata Kuliah Praktikum
Perencanaan Tata Letak Fasilitas
ii
LEMBAR PERNYATAAN
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayah Nya kami dapat menyelesaikan tugas Perencanaan Tata Letak
Fasilitas tepat pada waktunya. Meskipun banyak ditemukan berbagai kendala
yang menjadi hambatan dalam penyusunan laporan.
Laporan ini adalah hasil dari praktikum yang dikerjakan secara
berkelompok, dengan melakukan perencanaan tata letak fasilitas dengan baik
seperti perencanaan mesin, bahan baku, gudang, fasilitas perusahaan, jumlah
operator dan bagaimana sistem pemindahan material.
Dalam menjalankan tugas dan penyusunan laporan, kami mengucapkan
terimakasih kepada Ibu Ade Astuti Widi Rahayu, S.T., M.T sebagai Dosen
penanggung jawab dan Asisten Laboratorium, serta rekan-rekan mahasiswa yang
turut membantu dalam penyelesaian tugas.
Kami harap laporan yang kami susun dapat bermanfaat bagi semua
kalangan serta dapat menambah wawasasn mengenai langkah-langkah dalam
penelitian. Kami dengan rasa hormat meminta kritik dan saran dari pembaca demi
perbaikan menuju kearah yang lebih baik.
iv
DAFTAR ISI
v
2.7 Kebutuhan Mesin Pabrik ................................................................................... 18
2.8 Routing Sheet ..................................................................................................... 19
2.9 Multi Product Process Chart ............................................................................. 20
BAB III ANALISIS KEBUTUHAN LUAS AREA ............................................... 21
vi
4.4 Manfaat Praktikum ............................................................................................ 42
4.5 Alat dan Bahan .................................................................................................. 43
4.6 Landasan Teori .................................................................................................. 43
4.6.1 Activity Relationship Chart (ARC) ...................................................... 43
vii
6.1 Latar Belakang ................................................................................................... 70
6.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 70
6.3 Tujuan Praktikum .............................................................................................. 71
6.4 Manfaat Praktikum ............................................................................................ 71
6.5 Alat dan Bahan .................................................................................................. 71
6.6 Landasan Teori .................................................................................................. 72
6.6.1 Maket.................................................................................................... 72
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
x
BAB I
ANALISIS STRUKTUR PRODUK
1
2
atau hasil produk di dalam pabrik industri dan tidak di gunakan untuk kepentingan
yang lainnya.
Adapun fungsi troli Material adalah sebagai berikut :
PEMOTONGAN PEMOTONGAN
20' 0-5 PIPA BESI 20' O-3 PIPA BESI 20' O-1 PEMOTONGAN
PIPA BESI 15cm
79,5cm 65,5cm
PEMOTONGAN PEMOTONGAN
PEMOTONGAN
40' O-6 PAPAN KAYU
20' 0-4 PIPA BESI
20' O-2
PIPA BESI
69,5cm 34,5cm
PEMERIKSAAN
10' I-1 SAMBUNGAN
RODA TROLI
PEMASANGAN
320' O-9 PIPA, PAPAN,
& RODA TROLI
PEMERIKSAAN
15' I-2 AKHIR
S-1 PENYIMPANAN
RINGKASAN
Jumla
Kegiatan Waktu (detik) Waktu (menit)
h
9 1010 16,83
2 25 0,42
1
4. Metal Joint HJ – 1
12
7. Metal Joint HJ – 5
8. Roda Troli
15
16
dihasilkan oleh mesin dalam satu jam. Jumlah mesin yang dibutuhkan menjadi
suatu dasar untuk menentukan jumlah operator yang diperlukan oleh perusahaan.
b. Perhitungan % Scrap
Scrap didapatkan dari peta proses operasi (dalam %) untuk proses
memotong scrap yang didapat adalah 0,5% dapat ditulis 0,005.
c. Perhitungan jumlah yang diharapkan (Output)
Barang yang diminta merupakan jumlah barang yang diharapkan setelah
melalui suatu proses.
d. Perhitungan jumlah yang harus disiapkan (Input)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑑𝑖𝑠𝑖𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛
Jumlah yang harus disiapkan = =
100%−% 𝑆𝑐𝑟𝑎𝑝
Dari table Routing sheet diatas, dapat diketahui kebutuhan apa saja yang
diperlukan untuk memproduksi sebuah Troli, yaitu :
1. Mesin Cutting Pipa Besi 15cm (MC-01)
2. Mesin Cutting Pipa Besi 34,5cm (MC-02)
3. Mesin Cutting Pipa Besi 65,5cm (MC-03)
4. Mesin Cutting Pipa Besi 69,5cm (MC-04)
5. Mesin Cutting Pipa Besi 79,5cm (MC-05)
6. Mesin Cutting Papan Kayu (MC-06)
7. Meja Assy (3 meja)
20
21
22
digunakan dalam perencanaan tata letak fasilitas pabrik dan perusahaan yang akan
didirikan. Perhitungan luas lantai ini dimulai dari luas kebutuhan lahan, luas lahan
untuk produksi sampai perkantoran dengan memperhatikan segala fasilitas
pendukungnya.
Allowance
Luas Total Luas
Jumlah Ukuran Mesin Material Luas Lantai 1
Nama Mesin Orang Maintenance Transportasi Ruangan Ruangan
Mesin Incoming Outgoing Mesin (m2)
(m2) (m2)
P (m) L (m) P (m) L (m) P (m) L (m) P (m) L (m) P (m) L (m)
Cutting Pipa MC-01 1 0,80 0,80 4,80 0,80 0,35 0,80 6,01 1,00 4,80 0,80 0,96 14,61 37,81 552,363
Cutting Pipa MC-02 1 0,80 0,80 4,80 0,80 0,66 0,80 6,39 1,00 4,80 0,80 0,96 15,23 39,58 602,833
Cutting Pipa MC-03 1 0,80 0,80 4,80 0,80 0,70 0,80 6,43 1,00 4,80 0,80 0,96 15,31 39,81 609,468
Cutting Pipa MC-04 1 0,80 0,80 4,80 0,80 0,80 0,80 6,55 1,00 4,80 0,80 0,96 15,51 40,37 626,214
Cutting Pipa MC-05 1 0,80 0,80 4,80 0,80 0,15 0,80 5,78 1,00 4,80 0,80 0,96 14,22 36,72 522,181
Cutting Papan Kayu MC-06 1 1,00 0,60 3,60 0,60 0,69 0,60 5,42 1,00 3,60 0,60 0,96 10,75 33,57 361,061
Grinding Pipa GC-01 1 0,60 0,40 0,80 0,80 0,80 0,80 2,51 1,00 0,80 0,80 0,96 4,66 18,79 87,475
Total = 3361,595
26
27
Tinggi =1m
Panjang = 1m
Leba = 1m
Kapasitas:
Dus besar = 60 dus kecil
Dus kecil = 1 produk xxx
Total kapasitas = 60 produk xxx/dus besar
a. Tinggi tumpukan maksimal = 2,5m
b. Jumlah dus/tumpukan =2
c. Luas tumpukan = 1m2
d. Perhitungan:
Produksi/minggu
Produksi/minggu = (Produksi/jam) * (jam kerja/minggu)
= 100 unit/jam * 80 jam/minggu
= 8000 unit/minggu
Kebutuhan:
Jumlah tumpukan/minggu
= Round up ((produksi/minggu)/(jumlah dus kecil per dus besar/jumlah dus per
dus tumpukan))
28
Allowance:
Allowance disini memperhitungkan transportasinya untuk memberikan ruang
dalam pergerakan forklift atau lift truck pada saat pemindahan bahan,
besarnya allowance ini disesuaikan dengan ukuran forklift atau lift truck.
Luas lantai warehouse – kebutuhan luas lantai.
2. Allowance Operator
Allowance operator berfungsi sebagai ruang gerak operator selama proses
produksi pada mesin tersebut. Lebar allowance ditentukan sebesar 1m, sedangkan
panjangnya menggunakan rumus:
Panjang = B+C+D
Keterangan:
B : Panjang Incoming Material terpanjang + 20%
C : Panjang Mesin
D : Panjang Outgoing Material terpanjang + 20%
Dimana dari rumus diatas, untuk allowance operator pada masing-masing
mesin adalah sebagai berikut :
a. Mesin Cutting Pipa MC-01
- Panjang: B + C + D
- Panjang: 3,6 + 0,8 + 0,18 = 4,58 m
b. Mesin Cutting Pipa MC-02
- Panjang: B + C + D
- Panjang: 3,6 + 0,8 + 0,414 = 4,81 m
c. Mesin Cutting Pipa MC-03
- Panjang: B + C + D
- Panjang: 3,6 + 0,8 + 0,786 = 5,18 m
d. Mesin Cutting Pipa MC-04
- Panjang: B + C + D
- Panjang: 3,6 + 0,8 + 0,834 = 5,23 m
e. Mesin Cutting Pipa MC-05
- Panjang: B + C + D
- Panjang: 3,6 + 0,8 + 0,954 = 5,35 m
f. Mesin Grinding MG-01
- Panjang: B + C + D
- Panjang: 0,954 + 0,8 + 0,954 = 2,7 m
g. Mesin Cutting Papan Kayu MC-06
- Panjang: B + C + D
32
3. Allowance Material
Allowance material dibagi menjadi 2, yaitu allowance untuk material
incoming dan allowance untuk material outgoing.
a. Material Pipa Besi 15 cm
- Incoming Material : 3 m + 0,6 m = 3,6 m
- Outgoing Material : 0,15 m + 0,03 m = 0,18 m
b. Material Pipa Besi 34,5 cm
- Incoming Material : 3 m + 0,6 m = 3,6 m
- Outgoing Material : 0,345 + 0,069 = 0,414 m
c. Material Pipa Besi 65,5 cm
- Incoming Material : 3 m + 0,6 m = 3,6 m
- Outgoing Material : 0,655 + 0,131 = 0,786 m
d. Material Pipa Besi 69,5 cm
- Incoming Material : 3,6 m + 0,6 m = 3,6 m
- Outgoing Material : 0,695 + 0,139 m = 0,834 m
e. Material Pipa Besi 79,5 cm
- Incoming Material : 3 m + 0,6 m = 3,6 m
- Outgoing Material : 0,795 + 0,159 = 0,954 m
f. Material Grinding
- Incoming Material : 0,795m + 0,159 m = 0,95 m
- Outgoing Material : 0,795 + 0,159 m = 0,954 m
g. Material Papan Kayu
- Incoming Material : 1 m + 0,2 m = 1,2 m
- Outgoing Material : 0,695 + 0,139 m = 0,834 m
5. Allowance Transportasi
Ditetapkan 20% dari panjang material terpanjang yang dipindahkan. Jika
panjang material lebih kecil dari lebar alat angkut sebagai contoh hand lift, maka
gunakan lebar alat angkut hand lift + 20%.
- Panjang maksimal material yang dipindahkan = 0,795 m
- 20% dari Panjang maksimal material = 0,795 x 20% = 0,159
- Allowance transportasi = 0,795 + 0,159 = 0,95
6. Allowance Maintenance
Allowance ini diberikan untuk area perawatan mesin/stasiun kerja.
Perhitungannya sama dengan allowance orang/operator. Lebarnya ditentukan
sebesar 1 m, sedangkan panjangnya menggunakan rumus :
Panjang = B+C+D
Sehingga untuk Allowance Maintenance adalah sebagai berikut :
a. Mesin Cutting Pipa MC-01
- Panjang: B + C + D
- Panjang: 3,6 + 0,8 + 0,18 = 4,58 m
b. Mesin Cutting Pipa MC-02
- Panjang: B + C + D
- Panjang: 3,6 + 0,8 + 0,414 = 4,81 m
c. Mesin Cutting Pipa MC-03
- Panjang: B + C + D
- Panjang: 3,6 + 0,8 + 0,786 = 5,18 m
d. Mesin Cutting Pipa MC-04
- Panjang: B + C + D
- Panjang: 3,6 + 0,8 + 0,834 = 5,23 m
e. Mesin Cutting Pipa MC-05
34
- Panjang: B + C + D
- Panjang: 3,6 + 0,8 + 0,954 = 5,35 m
f. Mesin Grinding MG-01
- Panjang: B + C + D
- Panjang: 0,954 + 0,8 + 0,954 = 2,7 m
g. Mesin Cutting Papan Kayu MC-06
- Panjang: B + C + D
- Panjang: 1,2 + 1,0 + 0,834 = 3,03 m
8. Luas Ruangan
Adapun untuk luas ruangan dihitung dengan menggunakan rumus :
X = A+B+C+D+E
Y = F+1+G+1+H
Sehingga di dapatkan luas ruangan sebagai berikut :
a. Mesin Cutting Pipa MC-01
- X*Y = (A+B+C+D+E) x (F+1+G+1+H)
- X*Y = (1+3,6+0,8+0,18+1) x (0,95+1+0,8+1+0,95)
- X*Y = 6,58 x 4,7
- X*Y = 30,93 m2
b. Mesin Cutting Pipa MC-02
- X*Y = (A+B+C+D+E) x (F+1+G+1+H)
- X*Y = (1+3,6+0,8+0,414+1) x (0,95+1+0,8+1+0,95)
- X*Y = 6,814 x 4,7
- X*Y = 32,03 m2
c. Mesin Cutting Pipa MC-03
- X*Y = (A+B+C+D+E) x (F+1+G+1+H)
- X*Y = (1+3,6+0,8+0,786+1) x (0,95+1+0,8+1+0,95)
- X*Y = 7,19 x 4,7
- X*Y = 33,77 m2
d. Mesin Cutting Pipa MC-04
- X*Y = (A+B+C+D+E) x (F+1+G+1+H)
- X*Y = (1+3,6+0,8+0,834+1) x (0,95+1+0,8+1+0,95)
- X*Y = 7,23 x 4,7
- X*Y = 34,00 m2
e. Mesin Cutting Pipa MC-05
- X*Y = (A+B+C+D+E) x (F+1+G+1+H)
- X*Y = (1+3,6+0,8+0,954+1) x (0,95+1+0,8+1+0,95)
36
Berdasarkan tabel diatas, maka untuk luas lantai gudang bahan baku yang digunakan pada PT. Troli Buana Indonesia adalah 460,5
m2 .
3.8.4 Luas Lantai Shipping
Berdasarkan tabel data pada luas Gudang bahan baku, didapatkan hasil yaitu 460,5. Untuk menentukan luas lantai shipping adalah
sebagai berikut :
Luas Lantai Shipping = 10% x Luas Lantai Gudang Bahan Baku
Luas Lantai Shipping = 10% x 460,5
= 46,05 m2
39
Berdasarkan pada tabel diatas, maka Luas Lantai Pelayanan Produksi adalah
106,5 m2
Tabel 3.8 Luas Lantai Pabrik
Berdasarkan pada tabel diatas, maka Luas Lantai Pelayanan Pabrik adalah
13939,5 m2.
Tabel 3.9 Luas Lantai Pelayanan Personel Pabrik
Berdasarkan tabel diatas, maka Luas Lantai Perkantoran adalah 361,5 m2.
BAB IV
ANALISIS ALIRAN PROSES
41
42
Gambar
Gambar 4. 3 Derajat
4.2 Derajat Hubungan
Hubungan
Kode
Deksripsi Alasan
Alasan
1. Penggunaan catatan secara bersama
2. Menggunakan tenaga kerja yang sama
3. Menggunakan space area yang sama
4. Derajat kontak personel yang sering dilakukan
5. Derajat kontak kertas kerja yang sering dilakukan
6. Urutan aliran kerja
7. Melaksanakan kegiatan kerja yang sama
8. Menggunakan peralatan kerja yang sama
9. Kemungkinan adanya bau yang tidak enak, ramai, dll.
Derajat Hubungan:
46
O = Cukup/biasa.
U = Tidak penting.
1. Buka aplikasi DosBox pada komputer, setelah itu ada perintah untuk
47
5. Pilihan input data. Data (D) merupakan yang sudah disimpan sebelumnya di
hard drive komputer anda, sedangkan Keyboard (K) merupakan file baru
yang akan dilakukan penginputan. Pilihlah (K).
DERAJAT KEDEKATAN
NOMOR & NAMA DEPARTEMEN
A E I O U X
1 QC Room 16 2,17,18 3,14 4,7,15 6,11,12,13 5,8,9,10
5,6,7,10,11,12
2 Maintenance Room - 1,4 3,16 14,15,17,18 8,9
13
3 - 5,6,7,9,10,11,
Workshop Room 16,17,18 1,2,4 5,15,16 8,14,15
12,13
5,6,7,8,9,10,11
4 Tools Room - 2,16 3,4,17,18 1,14,15 8,13
12
1,3,12,13,14,
5 Pos Security 9 8 10,11 3,6 2,4,7
15,16,17,18
1,2,9,10,13,14,1
6 Kantin - 7 8 3,4,5,11,12 3
5,16,17,18
2,3,4,5,10,11, 14,15,16,17,1
7 Masjid 8 6 - 1,9
12,13 8
10,11,12,14,1
8 Toilet 7 5 6,9,13, 3,4, 1,2
5,16,17,18
1,2,3,12,13,1
9 Parkir Area 5 - 8 - 4,6,7,10,11
4,15,16,17,18
1,3,16,
10 Recepcionist 11 13,15 3,5 12 2,4,6,7,8,9,14,
17,18
1,2,4,7,9,14
11 Lobby 10 15 5,13 6,8,12 3,16,17,18
15
1,2,3,4,7,16,17,
12 Ruang Meeting 13 15 5,6,8,10,11,14 3,9
18
1,2,3,6,7,14,16
13 Ruang Presiden Direktur 12 10,15 8,11 3,4,5,9
17,18
Dengan data yang telah disusun secara lebih sistematik dalam Work Sheet
ini, maka suatu Activity Relationship Diagram akan dapat dengan mudah dibuat.
Terdapat dua cara yang dapat digunakan untuk membuat suatu diagram, yaitu
sebagai berikut:
1. Dengan membuat suatu Activity Template Block Diagram (ATBD).
2. Dengan menggunakan kombinasi garis dan pemakaian kode waktu yang
sudah distandarkan untuk setiap hubungan aktivitas yang sudah ada.
O10,11,12,14,15,
I 3,14 O 4,7,15 I 3,16 O 14,15,17,18 I 1,2,4 O 5,15,16 I 3,4,17,18 O 1,14,15 I10,11 O 3,6 I8 O 3,4,5,11,12 I O 1,9 I 6,9,13 I8
16,17,18 O 4,6,7,10,11
A11 E13,15 A10 E15 A 13 E A 12 E 10,15 A16,17,18 E A E10,11,13 A 1,14,17,18 E4,3 A14,16,18 E1,3 A14,16,17 E1,4
O1,2,4,8,1
O12 I8,11 O I1 O2,4,8,12,15 4,16,17,18 I-2 I4 O2,8,15 I4 O 2,8,15
I3,5 I5,13 O 6,8,12 I 15 O5,6,8,10,11,14 I12 O 3,8,15
2. Setelah itu ketik C:/ (merupakan dimana aplikasi blocplan disimpan), lalu
tekan ENTER.
3. Input BPLAN90.exe, untuk menampilkan tampilan utama dari aplikasi
blocplan.
4. Pilihan input data. Data (D) merupakan yang sudah disimpan sebelumnya di
hard drive komputer anda, sedangkan Keyboard (K) merupakan file baru
yang akan dilakukan penginputan. Pilihlah (K).
55
12. Pilih jumlah layout yang ingin dihasilkan, input 5 (karena maksimal
sebesar 20), maka akan dicari 5 layout.
58
13. Blocplan akan menanyakan departemen mana saja yang lokasinya dapat
kita tentukan sendiri. Departemen yang lokasinya ditentukan sendiri serta
fixed. Maka jika sudah hasilnya akan seperti ini
5 9
(18) (300)
14 13 12 10 11
(37,5) (18) (13,5) (31,5)
(36)
8
(60)
15 16 17 18
(72) (72) (72) (72)
1
(18) 6 7
2 (337,5) (216)
3
(27 (3825)
)
4
(9)
BAB V
ONGKOS MATERIAL HANDLING
60
61
produksi maupun antar mesin dan gudang. Skala prioritas dibagi menjadi 2
macam, yaitu:
1. Skala prioritas Inflow (dibuat berdasarkan Inflow)
2. Skala prioritas Outflow (dibuat berdasarkan Outflow)
Menurut Apple (1990), untuk membantu dalam menentukan kegiatan yang
harus diletakkan pada suatu tempat, maka digunakan derajat kedekatan sebagai
berikut:
Tabel 5. 1 Derajat Kedekatan dan Range Nilai
2. Jumlah total ongkos setiap baris dan setiap kolom juga total ongkos secara
keseluruhan.
Tabel 5. 3 Contoh Tabel From to Chart (FTC)
𝑂𝑛𝑔𝑘𝑜𝑠 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝐴 𝑘𝑒 𝐵 10
𝑂𝑛𝑔𝑘𝑜𝑠 𝐴 − 𝐵 = = = 0.25
𝑂𝑛𝑔𝑘𝑜𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝐵 40
30
𝐴−𝐷 = = 1.5
20
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑒𝑙 𝑚𝑎𝑡𝑟𝑖𝑘𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 𝑌 (𝑑𝑎𝑟𝑖 𝐹𝑇𝐶 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎)
𝑅𝑢𝑚𝑢𝑠 𝐼𝑛𝑓𝑙𝑜𝑤 =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝑠𝑒𝑙 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑑𝑎
66
𝑜𝑛𝑔𝑘𝑜𝑠 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝐴 𝑘𝑒 𝐵 10
𝑂𝑛𝑔𝑘𝑜𝑠 𝐴 − 𝐵 = = = 0.333
𝑂𝑛𝑔𝑘𝑜𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝐵 30
20
𝐴−𝐷 = =1
20
5.8 Pelaksanaan Praktium
5.8.1 From To Chart
Dalam penentuan tabel, maka untuk kebutuhan pada tabel from to chart
adalah dengan lebih memberikan detail spesifik pada Lantai Produksi dan Lantai
Gudang Bahan Baku, yang diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Lantai Gudang Bahan Baku (GBB)
2. Mesin pemotong Pipa Besi MR-01
3. Mesin Pemotong Pipa Besi MR-02
4. Mesin Pemotong Pipa Besi MR-03
5. Mesin Pemotong Pipa Besi MR-04
6. Mesin Pemotong Pipa Besi MR-05
7. Mesin Pemotong Papan Kayu MC-06
8. Proses Perakitan Pipa Besi dan Papan Kayu
9. Pengecekan kualitas setelah peraktik
Berikut terdapat beberapa tabel untuk from to chart, yang diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Tabel from to chart volume produksi.
2. Tabel from to chart biaya transportasi.
3. Tabel material handling sheet pada proses produksi.
67
GBB 18 52 18 18 35 9 149
MC-01 53 53
MC-03 53 53
MC-04 53 53
MC-06 27 27
SR-01 27 27
Assy 27 27
Quality 0
Jumlah 0 18 52 18 18 35 9 27 448 27 0
Quality 0
Jumlah 0 2500 2500 2500 2500 2500 2500 2500 12750 250 30500
MC-06 1 1
SR-01 1 1
Assy 1 1
Quality 0
GBB 1 1 1 1 1 1 6
MC-06 1 1
Assy 1 1
Quality 0
Jumlah 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
BAB VI
DESAIN MAKET
6.1 Latar Belakang
Melihat berkembangnya aspek desain bangunan dan seni di Indonesia
sekarang ini dapat dikatakan cukup baik tetapi satu hal yang dapat disorot sampai
saat ini kurangnya pemanfaatan limbah di bidang seni desain. Padahal barang-
barang tersebut memiliki nilai yang tinggi jika dimanfaatkan seoptimal mungkin
dengan menggunakan daya imajinasi dan potensi diri yang lebihdalam
pemanfaatannya. Salah satu jenis dari aspek desain adalah maket atau yang seing
kita kenal dengan sebutan miniatur.
Maket atau Miniature bangunan merupakan suatu bentuk perwujudan dari
bangunan dengan skala yang lebih kecil (biasanya 1:100, 1:200,1:400, dll), maket
berfungsi sebagai alat bantu dalam mempresentasikan kepada kalayak ramai
tentang bangunan yang akan dibangun. Maket dalam bidang arsitektur diwujudkan
sesuai dengan dengan hasil rancangan sehingga biasa diperlihatkan proporsi dari
bentuk, fasade, warna, hasil dari rancangan pada bangunan.
Maket merupakan wujud 3 dimensi yang nyata sehingga pengamat
mendapat suatu sajian akan presepsi terhadap hasil rancang bangun pada tingkat
awal, dimana khalayak ramai dapat memberikan penilaian pada hasil rancangan
yang diwakilkan oleh maket tersebut apakah sudah sesuai dengan fungsi dan
tampilan yang di inginkan atau sang arsitek memdapatkan temuan kesalahan pada
setiap sudut rancangan baik dalam landscape, sirkulasi, penataan vegetasi,
tampilan bagunan, bahkan sampai system yang melekat pada rancangannya
sehingga dapat diperbaiki sebelum benar-benar dibangun.
Bagi para klien dengan adanya maket ini, lebih mudah membayangkan
hasil rancangan sang arsitek sehingga dapat menilai secara visualisasi dari
miniature perwujudan rancangan tersebut.
70
71
74
75
b. Desain maket dibuat berdasarkan data ARD, ARC, dan AAD pada BAB
IV.