Disusun oleh:
(PT Untung Terus Makmur)
Ketua : Syarief Ilham Hidayat 18416226201001 TI 18 D
Anggota : Aep Saepudin 18416226201206 TI 18 D
: Siswantono 18416226201345 TI 18 D
: Rivaldi Mardiana 18416226201024 TI 18 D
: Robby Prayoga M. 18416226201320 TI 18 D
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui,
Gusti Pratama
NIM. 17416226201028
Mengetahui,
Dosen Pengampu
ii
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Yang menyatakan
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas taufiq,
hidayah dan inayah-Nya yang luar biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan praktikum ini dengan baik. Shallawat serta salam seraya kita curahkan
atas baginda alam Nabi Muhammad SAW, semoga kita semua selaku umatnya
senantiasa memperoleh syafa’atnya di hari akhir.
Laporan praktikum ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan mata
kuliah Perencanaan Tata Letak Fasilitas Program Studi Teknik Industri Fakultas
Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Buana Perjuangan Karawang.
Selama proses penyusunan laporan praktikum ini tentu tidak lepas dari peran
dan bantuan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung, maka
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
Penulis menyadari bahwa laporan praktikum ini masih terdapat kesalahan dan
kekurangan, oleh sebab itu kritik dan saran sangat kami harapkan untuk
iv
v
memperbaiki laporan ini. Akhir kata, semoga laporan praktikum ini dapat
memberikan manfaat bagi siapapun yang berkenan membacanya.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................1
LEMBAR PERNYATAAN.....................................................................................2
KATA PENGANTAR.............................................................................................3
DAFTAR ISI............................................................................................................4
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................8
DAFTAR TABEL..................................................................................................10
BAB I.......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan Praktikum......................................................................................2
1.4 Manfaat Praktikum....................................................................................2
1.5 Alat dan Bahan..........................................................................................2
1.6 Landasan Teori..........................................................................................3
1.6.1 Peta Proses Operasi............................................................................3
1.6.2 Kegunaan Peta Proses Operasi...........................................................4
1.6.3 Prinsip Penyusunan OPC...................................................................4
1.6.4 AutoCAD...........................................................................................5
1.6.5 Struktur Produk..................................................................................6
1.7 Deskripsi Produk.......................................................................................6
1.7.1 Bill of Material...................................................................................7
1.8 Peta Proses Operasi...................................................................................8
1.9 Part Drawing..............................................................................................9
BAB II....................................................................................................................23
v
vi
vi
vii
vii
viii
viii
ix
DAFTAR GAMBAR
ix
x
x
xi
DAFTAR TABEL
xi
xii
xii
BAB I
ANALISIS STRUKTUR PRODUK
1
2
Adapun untuk alat dan bahan yang digunakan dalam Praktikum Modul I
Analisis Struktur Produk adalah sebagai berikut:
1. Alat
3
a. Komputer / Laptop
b. Software Microsoft Office (Excel)
2. Bahan
a. Perencanaan kebutuhan mesin
1.6 Landasan Teori
Dalam praktikum Modul I tentang Peta Proses Operasi dan Struktur Produk
ini, praktikan diharapkan mampu untuk memahami landasan teori dasar tentang
materi praktikum. Adapun landasan teori yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Peta proses operasi yaitu suatu langkah secara kronologis dari semua
operasi yang ada pada lini produksi, cycle time, dan material yang digunakan
dalam proses manufaktur. Operation Process Chart menggambarkan seluruh
komponen mulai dari sub assembly sampai main assembly. Dalam membuat
operation process chart ini ada dua jenis simbol persegi untuk menunjukan suatu
kegiatan pemeriksaan. Serta terdapat garis dalam menggambarkan operation
process chart yaitu secara vertikal yang mendefinisikan aliran umum dari proses
yang sedang berjalan, sedangkan secara horisontal mendefinisikan untuk
menunjukan adanya material kearah garis vertikal yang berfungsi untuk
menunjukkan adanya suatu material yang bergabung dengan proses komponen
yang selanjutnya akan dibuat. (Wignjosoebroto, 2009). Berikut ini adalah
lambang-lambang dari perintah pada peta proses operasi.
4
Dengan adanya informasi-informasi yang bisa kita catat melalui Peta Proses
Operasi, kita dapat memperoleh banyak manfaat yang didapatkan. Diantaranya
adalah sebagai berikut:
a. Pada baris paling atas terdapat kepala peta operation process chart, dan
identifikasi lainnya seperti: nama objek yang dipetakan, nama pembuat peta,
tanggal dibuatkannya peta, cara lama atau cara sekarang, nomor peta, dan
nomor gambar.
b. Material yang akan diproses diletakkan diatas garis horizontal, untuk
menunjukkan bahwa bahan baku tersebut masuk ke dalam proses.
c. Simbol simbol ditempatkan dalam arah vertikal yang menunjukkan
terjadinya suatu perubahan proses.
d. Pemberian nomor pada suatu kegiatan operasi diberikan secara berurutan,
sesuai dengan urutan operasi yang dibutuhkan untuk membuat produk, atau
sesuai dengan proses yang terjadi.
e. Pemberian nomor pada suatu kegiatan inspeksi diberikan secara tersendiri
dan prinsipnya sama seperti penomoran pada kegiatan operasi.
f. Pada bagian bawah OPC dibuat ringkasan yang memuat informasi sebagai
berikut: jumlah operasi, jumlah inspeksi, serta jumlah waktu yang
diperlukan dalam membuat produk. Berikut adalah salah satu contoh peta
proses operasi:
6
Troli adalah sejenis alat angkut yang cara pengoperasiannya di dorong atau
di handling oleh pekerja atau operator secara manual di dalam pabrik industri
ataupun instansi sejenisnya. Troli yang biasa di gunakan oleh para pekerja yang
ada di pabrik industri memanglah banyak jenis dan macamnya. Sehingga troli
1.7.1 Bill of Material
11 Sekrup M4 x 0.7 24
12 Mur M4 x 0.7 24
13 Roda 4
10
Gambar 1. 12 Baut
20
Gambar 1. 13 Roda
21
Gambar 1. 14 Mur
22
26
27
a. Alat
1. Komputer / Laptop
2. Software Microsoft Office (Excel), Software Microsoft Office (Visio)
28
b. Bahan
1. Perencanaan kebutuhan mesin
Routing Sheet yaitu untuk menghitung jumlah mesin yang dibutuhkan dan
untuk menghitung jumlah setiap part yang harus disiapkan dalam usaha
memperoleh sejumlah output produk yang diinginkan oleh perusahaan. Data yang
dibutuhkan dalam routing sheet adalah sebagai berikut:
a. Kapasitas Produksi
b. Presentase Scrap
c. Efisiensi Mesin
Perhitungan pada tabel routing sheet dimulai dari operasi terakhir pada komponen
dan berakhir ke operasi pertama Keterangan Routing Sheet:
60 Menit
Produksi Mesin/Jam=
Waktu Operasi
b. Perhitungan % Scrap
Scrap didapatkan dari peta proses operasi (dalam %) untuk proses memotong
Efisiensi mesin
Jumlah mesin teoritis=
.. ..
Produksi × Reabilitas × jam
Jam Hari
b. Mesin Cutting Pipa Besi ukuran 655mm (Mesin Cutting Fanuc 302)
c. Mesin Cutting Pipa Besi ukuran 695mm (Mesin Cutting Fanuc 303)
d. Mesin Cutting Pipa Besi ukuran 795mm (Mesin Cutting Fanuc 304)
e. Mesin Cutting Pipa Besi ukuran 150mm (Mesin Cutting Fanuc 305)
2 Mesin Cutting Papan Kayu (Mesin Cutting Fanuc 370)
Berikut ini adalah multi product proses chart dari proses perakitan troli yang
kita buat :
33
34
35
diperlukan adanya penataan ulang untuk mesin dan fasilitas produksi yang
digunakan.
Pengaturan tata letak mesin pada lantai produksi merupakan salahsatu upaya
untuk meningkatkan efektifitas kerja, baik lintas produksi, kerjaoperator ataupun
aliran material. Dengan melakukan konstruksi terhadap fasilitas produksi pada
industri manufaktur, dapat diperoleh alternative konfigurasi mesin-mesin yang
akan meminimumkan biaya produksi.
Selain untuk meminimumkan ongkos material handling, penataanfasilitas
bertujuan pula untuk menjamin para pekerja akan aman dannyaman dalam
melaksanakan pekerjaannya.
Adapun untuk rumusan masalah praktikum dari Praktikum Bab III tentang
Analisis Struktur Produk adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana menentukan kebutuhan luas area fasilitas dan cara mengitung
nya di dunia industri?
36
1. Alat
a. Laptop / Komputer
b. Software Microsoft Office (Excel)
2. Bahan
a. Perencanaan kebutuhan luas area
Luas lantai produksi digunakan untuk mengetahui luas lahan yang akan
digunakan dalam perencanaan tata letak fasilitas dalam perusahaan yang akan
didirikan. Luas lantai dibutuhkan untuk mesin atau peralatan yang dapat
37
ditentukan setelah mengetahui berapa banyak jumlah mesin yang perlu diawasi
oleh seorang operator (Harahap, 2006). Perhitungan luas lantai produksi dimulai
dari luas kebutuhan lahan sampai perkantoran dengan memperhatikan segala
fasilitas pendukungnya. Perhitungan luas lantai produksi digunakan untuk
mengetahui luas area yang dibutuhkan untuk produksi yang menyangkut area
penempatan kelompok mesin produksi (Binus, 2004).
Metode yang kedua adalah Roughed – Out Layout Method, dimana model
ditempatkan pada tata letak yang diperoleh dari estimasi konfigurasi umum dan
luas lantai yang dibutuhkan. Metode yang ketiga adalah metode jarak standar,
dimana untuk industri-industri yang standar, luas lantai ditentukan berdasarkan
standar yang telah ditetapkan sebelumnya (Harahap, 2006).
Waktu rasio dan metode proyekmerupakan metode luas lantai berikutnya yaitu
dengan menetapkan perbandingan dari meter kuadrat suatu faktor yang bisa
mengukur atu memprediksi tata letak yang diusulkan. Sebagai contoh adalah
meter kuadrat per jam buruh langsung, meterkuadrat per unit produksi dan meter
kuadrat per kepala bagian. Metode yang terakhir adalah mengkonversikan dimana
kebutuhan area yang sekarang dikonversikan untuk kebutuhan tata letak yang
direncanakan. Perlu diingat bahwa kebutuhan area bukan merupakan fungsi linier
38
dari jumlah produksi. Metode ini dapat digunakan untuk departemen pendukung
dan gudang bahan baku (Harahap, 2006).
selain itu juga membutuhkan nomor komponen, nama komponen, tipe material,
ukuran terima material, volume material, produksi/hari, tinggi tumpukkan dan
kelonggaran. Langkah-langkah perhitungan luas lantai bahan baku model
tumpukkan adalah yang pertama menentukan potongan per-material (berapa
banyak material diterima atau dibeli dapat dipotong-potong sesuai dengan ukuran
bahan baku yang dibuat) (Binus, 2007).
Langkah yang kedua menentukan material per jam, yaitu material yang
harus disediakan dalam satu jam produksi. Langkah yang ketiga menentukan
material per satu periode, yaitu menentukan material dalam satu periode.
Penentuan periode didasarkan pada periode penerimaan material, kapasitas
maksimum dari lahan dan karakteristik material. Sedangkan langkah yang
keempat adalah menentukan material per unit, yaitu material yang akan diterima
untuk disimpan di gudang (Binus, 2007).
Langkah selanjutnya adalah menentukan volume kebutuhan, yaitu volume
keseluruhan dari material yang akan disimpan di gudang untuk satu periode.
Menentukan luas lantai merupakan langkah yang ke enam, yaitu lahan yang akan
diperlukan berdasarkan volume hasil perhitungan, setelah ditumpuk sesuai tinggi
maksimum tumpukkan yang diijinkan dan cara penumpukkan yang dilakukan.
hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan tinggi tumupukkan adalah
karakteristik material, alat angkut atau cara pengangkutan dan keamanan.
Langkah ketujuh adalah menentukan kelonggaran, yaitu kelonggaran yang
diberikan untuk penanganan bahan. Penentuan besarnya kelonggaran didasarkan
pada alat angkut, cara pengangkutan, cara penumpukkan dan ukuran material.
Langkah yang terakhir adalah menentukan total luas lantai, yaitu kebutuhan
gudang bahan baku model tumpukkan setelah ditambah dengan kelonggaran
(Binus, 2007).
Perhitungan luas lantai bahan baku model rak menggunakan data komponen
tambahan, hal ini dikarenakan komponen-komponen tersebut memiliki dimensi
atau ukuran yang lebih kecil. Jika penempatan menggunakan model rak, maka
dapat memudahkan pekerja atau operator pada saat mengambil bahan baku
40
tersebut dan kemungkinan besar bahan baku tersebut tidak bercampur dengan
komponen-komponen tambahan lainnya. Luas lantai bahan baku model rak juga
menggunakan data dati routing sheet.
Langkah-langkah perhitungan luas lantai model rak ini adalah menentukan
unit per jam, yaitu kebutuhan kemasan, menetukan volume per material,
kebutuhan serta luas lantai. Langkah selanjutnya adalah menentukan kelonggaran,
yaitu kelonggaran yang diberikan untuk penanganan bahan serta menentukan total
luas lantai yaitu kebutuhan gudang bahan baku model rak setelah ditambah
kelonggaran (Binus, 2007).
3.6.5 Luas Lantai Mesin dan Luas Lantai Gudang Barang Jadi
Adapun untuk prosedur praktikum perencanaan tata letak fasilitas Bab III
adalah sebagai berikut:
Tahap-tahap yang harus dilakukan pada perhitungan luas lantai pabrik dan
kantor adalah sebagai berikut:
3. Allowance material
Allowance material dibagi menjadi 2, yaitu allowance untuk material
incoming dan allowance untuk material outgoing. Panjang allowance
material ditentukan sesuai panjang maksimal dari komponen yang
42
5. Allowance maintenance
Allowance ini diberikan untuk area perawatan mesin/stasiun kerja.
Perhitungannya sama dengan allowance orang/operator. Lebarnya
ditentukan sebesar 1m, sedangkan panjangnya menggunakan rumus:
Panjang = B+C+D
Luas satu mesin dirumuskan sebagai berikut: “Luas mesin + luas material
incoming + luas material outgoing + luas allowance maintenance + luas
allowance operator”
7. Luas Ruangan
X = A+B+C+D+E
Y = F+1+G+1+H
Total luas Ruangan = Jumlah mesin x Luas Ruangan
Perhitungan untuk luas lantai gudang bahan baku didasarkan pada formulasi
Data diketahui:
44
Lebar = 1m
Kapasitas:
Perhitungan:
Produksi/minggu
= 8000 unit/minggu
Kebutuhan:
Jumlah tumpukan/minggu
tumpukan))
45
= 67 tumpukan
= 134
Allowance:
pergerakan forklift atau lift truck pada saat pemindahan bahan, besarnya
allowance ini
Perhitungan:
Berikut adalah contoh luas lantai dari proses produksi yang sesuai dengan
Modul Praktikum:
Tabel 3. 2 Luas Lantai Pelayanan Produksi
1. Jumlah Mesin
Berdasarkan data awal dari Operation Process Chart (OPC0 yang
dilanjutkan dengan routing sheet dan MPPC yang telah disusun, maka
jumlah kebutuhan mesin untuk memproduksi troli pada PT Untung Terus
Makmur sebanyak 6 mesin, dengan rincian sebagai berikut:
a. Mesin Cutting Pipa Besi ukuran 345mm (Mesin Cutting Fanuc 301)
b. Mesin Cutting Pipa Besi ukuran 655mm (Mesin Cutting Fanuc 302)
c. Mesin Cutting Pipa Besi ukuran 695mm (Mesin Cutting Fanuc 303)
d. Mesin Cutting Pipa Besi ukuran 795mm (Mesin Cutting Fanuc 304)
e. Mesin Cutting Pipa Besi ukuran 150mm (Mesin Cutting Fanuc 305)
f. Mesin Cutting Papan Kayu (Mesin Cutting Fanuc 370)
2. Allowance operator
Allowance operator berfungsi sebagai ruang gerak operator selama proses
produksi pada mesin tersebut. Lebar allowance ditentukan sebesar 1 m,
sedangkan panjangnya menggunakan rumus:
Panjang = B+C+D
Dimana,
B : Panjang incoming material terpanjang + 20%
C : Panjang mesin
D : Panjang outgoing material terpanjang + 20%
Sehingga dari rumus diatas, untuk allowance operator masing-masing
mesin adalah sebagai berikut:
a. Mesin Cutting Fanuc 301
Panjang = B+C+D
Panjang = 6,36 + 1 + 0,41= 7,77 m
b. Mesin Cutting Fanuc 302
Panjang = B+C+D
Panjang = 6,36 + 1 + 0,786 = 8,146 m
c. Mesin Cutting Fanuc 303
Panjang = B+C+D
Panjang = 6,36 + 1 + 0,834 = 8,194 m
d. Mesin Cutting Fanuc 304
49
Panjang = B+C+D
Panjang = 6,36 + 1 + 0,954 = 8,314 m
e. Mesin Cutting Fanuc 305
Panjang = B+C+D
Panjang = 6,36 + 1 + 0,18 = 7,54 m
f. Mesin Cutting Fanuc 370
Panjang = B+C+D
Panjang = 4,2 + 1 + 0,828 = 6,028 m
3. Allowance material
Allowance material dibagi menjadi 2, yaitu allowance untuk material
incoming dan allowance untuk material outgoing. Berikut adalah
allowance material incoming dan allowance material outgoing.
A. Material pipa besi 345 mm
Incoming material = 5,3 m + 1 m = 6,3 m
Outgoing material = 0,345 + 0,069 = 0,414 m
B. Material pipa besi 655 mm
Incoming material = 5,3 m + 1 m = 6,3 m
Outgoing material = 0,655 + 0,131 = 0,786 m
C. Material pipa besi 695
Incoming material = 5,3 m + 1 m = 6,3 m
Outgoing material = 0,695 + 0,139 = 0,834 m
D. Material pipa besi 795
Incoming material = 5,3 m + 1 m = 6,3 m
Outgoing material = 0,795 + 0,159 = 0,954 m
E. Material pipa besi 150 mm
Incoming material = 5,3 m + 1 m = 6,3 m
Outgoing material = 0,150 + 0,03 = 0,18 m
F. Material papan kayu 690 mm x 390 mm
Incoming material = 3,5 + 0,7 = 4,2 m
Outgoing material = 0,69 + 0,138 = 0,828 m
4. Allowance material pada incoming dan outgoing
50
6. Allowance maintenance
Allowance ini diberikan untuk area perawatan mesin/stasiun kerja.
Lebarnya ditentukan sebesar 1 m, sedangkan panjangnya menggunakan
rumus:
a. Mesin Cutting Fanuc 301
Panjang = B+C+D
Panjang = 6,36 + 1 + 0,41 = 7,77 m
b. Mesin Cutting Fanuc 302
Panjang = B+C+D
Panjang = 6,36 + 1 + 0,786 = 8,146 m
c. Mesin Cutting Fanuc 303
Panjang = B+C+D
Panjang = 6,36 + 1 + 0,834 = 8,194 m
51
X=A+B+C+D+E
Y=F+1+G+1+H
= 10,194*5,4
= 55,04 m2
d. Luas ruangan mesin pemotong (Mesin Cutting Fanuc 304)
X*Y = (A+B+C+D+E)*(F+1+G+1+H)
= (1 + 6,36 + 1 + 0,954+ 1)*(1,2 + 1 + 1 + 1 + 1,2)
= 9,77*5,4
= 55,70 m2
e. Luas ruangan mesin pemotong (Mesin Cutting Fanuc 305)
X*Y = (A+B+C+D+E)*(F+1+G+1+H)
= (1 + 6,36 + 1 + 0,18 + 1)*(1,2 + 1 + 1 + 1 + 1,2)
= 9,54*5,4
= 51,52 m2
f. Luas ruangan mesin pemotong (Mesin Cutting Fanuc 370)
X*Y = (A+B+C+D+E)*(F+1+G+1+H)
= (1 + 4,2 + 1 + 0,828 + 1)*(1,2 + 1 + 0,8 + 1 + 1,2)
= 8,028*5,2
= 41,75 m2
g. Luas ruangan perakitan
X*Y = (A+B+C+D+E)*(F+1+G+1+H)
= (1 + 0,74 + 1 + 0,74 + 1)*( 1,2 + 1 + 1 + 1 + 1,2)
= 4,48*5,4
= 24,19 m2
9. Total luas ruangan
Total luas ruangan = Jumlah mesin * Jumlah ruangan
Jadi, berdasarkan rumus di atas untuk total luas ruangan dari masing-
masing mesin adalah sebagai berikut:
A. Total luas ruangan mesin potong pipa (Fanuc 301-306) dan mesin
potong papan kayu (Fanuc 370).
Total luas ruangan = (1*53,54) + (1*54,79) + (1*55,04) +
(1*55,70)+
(1*51,52) + (1*41,75)
= 312,34 m2
54
P (m) L (m) P (m) L(m) P(m) L (m) P (m) L (m) P (m) L (m)
Mesin Cutting Fanuc 301 1 1 1 6,36 1 0,35 1 7,77 1 6,36 1 1,2 19,23 53,54 1029,57
Mesin Cutting Fanuc 302 1 1 1 6,36 1 0,66 1 8,146 1 6,36 1 1,2 19,47 54,79 1066,76
Mesin Cutting Fanuc 303 1 1 1 6,36 1 0,7 1 8,194 1 6,36 1 1,2 19,51 55,04 1073,83
Mesin Cutting Fanuc 304 1 1 1 6,36 1 0,8 1 8,314 1 6,36 1 1,2 19,59 55,7 1091,16
Mesin Cutting Fanuc 306 1 1 1 6,36 1 0,15 1 7,54 1 6,36 1 1,2 19,04 55,52 1057,10
Mesin Cutting Fanuc 370 1 1 0,8 4,2 0,8 0,69 0,7 6,028 1 4,2 0,8 1,2 14,178 41,75 591,93
5910,36
Berdasarkan tabel diatas, maka untuk luas lantai gudang bahan baku yang
digunakan PT Untung Terus Makmur adalah 25,1865351 m2.
Berdasarkan tabel data luas gudang bahan baku. Didapatkan hasil yaitu
25,1865351 m2. Sehingga untuk menentukan luas lantai shipping adalah sebagai
berikut :
Berdasarkan tabel diatas, maka untuk luas lantai kantor 1 dan 2 masing-
masing adalah 756 m2 dan 648 m2.
Berdasarkan tabel di atas, maka untuk luas lantai pelayanan pabrik 1 dan 2
masing-masing adalah 234 m2 dan 405 m2.
BAB IV
ANALISIS ALIRAN PROSES
57
58
2. Bagaimana cara menjelaskan sistem perencanaan tata letak fasilitas dan cara
menggunakan software Algoritma Blocplan?
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam Praktikum Bab Iv tentang
Analisis Aliran Proses adalah sebagai berikut:
1. Alat
a. Komputer / Laptop
b. Software Algoritma Blocplan.
2. Bahan
a. Perencanaan kebutuhan Tata Letak Perusahaan
Dalam suatu organisasi pabrik harus ada hubungan yang terikat antara suatu
kegiatan dengan kegiatan lainnya yang dianggap penting dan selalu berdekatan
demi kelancaran aktivitasnya.
A. Fungsi Activity Relationship Chart
Adapun fungsi dari Activity Relationship Chart adalah sebagai berikut :
1. Menentukan urutan dari departemen dalam suatu perusahaan
2. Menentukan lokasi kegiatan dalam suatu perusahaan
3. Menentukan lokasi pusat kerja dalam operasi mulai dari perawatan atau
perbaikan
4. Menunjukkan hubungan suatu kegiatan serta alasannya
5. Memperoleh departemen harus dipisahkan antara satu dengan lainnya
B. Pentingnya alasan tingkat kepentingan
Adapun alasan tingkat kepentinganya adalah sebagai berikut :
Derajat Hubungan:
A = Mutlak perlu didekatkan
E = Sangat penting untuk didekatkan
I = Penting untuk didekatkan
O = Cukup/Biasa
U = tidak penting
X = tidak dikehendaki berdekatan
Berikut adalah contoh Activity Relationship Chart (ARC)
dipastikan menyala).
Gambar 4. 5 Tampilan Awal Algoritma Blocplan
65
5. Pilihan input data. Data (D) merupakan yang sudah disimpan sebelumnya di
hard drive komputer anda, sedangkan Keyboard (K) merupakan file baru
yang akan dilakukan penginputan. Pilihlah (K).
10. Masukkan nilai vektor, gunakan angka default Blocplan yang sudah
tersedia.
11. Rekapitulasi skor tiap departemen yang dihitung berdasarkan nilai vektor.
12. Menu utama. Pilih Opsi 3. Single Story Layout.
67
Gamb
ar 4. 9 Main Menu
Area Allocation Diagram ini merupakan suatau proses lanjutan analisa tata
letak setelah ARC dan ARD. Maka dapat dibuat Area Allocation Diagram nya.
Area Allocation Diagram (AAD) terdiri dari 2 jenis, yaitu sebagai berikut:
1. Buka aplikasi DosBox pada komputer, setelah itu ada perintah untuk
mengetik mount c c:/blocplan (tekan ENTER), sesuai dengan
penyimpanan folder awal blocplan yang sudah dipindahkan sebelumnya.
2. Setelah itu ketik c:/ (merupakan dimana aplikasi blocplan disimpan), lalu
tekan ENTER.
3. Input BPLAN90.exe, untuk menampilkan tampilan utama dari aplikasi
blocplan.
71
5. Pilihan input data. Data (D) merupakan yang sudah disimpan sebelumnya di
hard drive komputer anda, sedangkan Keyboard (K) merupakan file baru
yang akan dilakukan penginputan. Pilihlah (K).
72
10. Lalu masukkan nilai huruf pada aplikasi untuk pembuatan ARCnya.
11. Masukkan nilai vektor, gunakan angka default Blocplan yang sudah tersedia.
Ketik huruf Y lalu enter untuk melanjutkan.
12. Rekapitulasi skor tiap departemen yang dihitung berdasarkan nilai vektor.
13. Menu utama. Pilih Opsi 3. Single Story Layout.
75
15. Pilih jumlah layout yang ingin dihasilkan, maksimal input 20 layout (pada
modul ini menggunakan hanya 5 layout), maka akan dicari 5 layout.
16. Blocplan akan menanyakan departemen mana saja yang lokasinya dapat kita
tentukan sendiri.
Berikut ini adalah Area Allocation Diagram yang telah kelompok kami buat:
Ket:
Garis Merah : A
Garis Biru : I
Garis Hitam : O
80
BAB V
ONGKOS MATERIAL HANDLING
81
82
penting sekali untuk mendesain layout dan sistem material handling secara
simultan atau paling tidak terjadi back tracking yang signifikan.
1. Membuat analisis aliran proses dan juga skala prioritas dengan benar.
2. Memahami definisi dalam pembuatan aliran proses pada suatu industri.
3. Mampu menerapkan langkah-langkah pembuatan skala prioritas baik itu di
dunia industri maupun pada kehidupan sehari-hari.
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Bab V tentang
Ongkos Material Handling adalah sebagai berikut:
83
1. Alat
a. Komputer / Laptop
b. Software Microsoft Excel
2. Bahan
a. Dua tabel skala prioritas.
b. Data biaya untuk masing-masing proses.
yang mengalir melalui suatu area seperti job shop, bengkel permesinan, kantor
dan lain-lain. Pada dasarnya from to chart merupakan adaptasi dari “Mileage
Chart” yang umumnya ditemukan pada suatu peta perjalanan (road map), angka-
angka yang terdapat dalam suatu from to chart akan menunjukkan total dari berat
beban yang harus dipindahkan, jarak perpindahan bahan, volume atau kombinasi-
kombinasi dari faktor-faktor ini:
1. Perhatikan total ongkos dari tabel OMH, kemudian masukkan nilai total
ongkos tersebut disesuaikan dengan pengangkutan bahan dari satu tempat
ke tempat lainnya.
2. Jumlah total ongkos setiap baris dan setiap kolom juga total ongkos secara
keseluruhan.
87
ongkos dari A ke B 10
ongkos A−B= = =0,25
Ongkos yang keluar dari B 40
ongkos dari A ke D 30
ongkos A−D= = =1,5
Ongkos yang keluar dari D 20
nilai pada matriks yang terisi pada kolom Y (dari FTC biaya)
Rumus Inflow=
total kolom dimana seltersebut berada
ongkos dari A ke B 10
ongkos A−B= = =0,33
Ongkos yang keluar dari B 30
ongkos dari A ke D 20
ongkos A−D= = =1
Ongkos yang keluar dari D 20
88
Dalam penentuan tabel, maka untuk kebutuhan pada tabel from to chart
adalah dengan lebih memberikan detail spesifik pada lantai produksi dan lantai
gudang bahan baku, yang diantaranya adalah sebagai berikut:
Berikut ini adalah tabel ongkos untuk perhitungan ongkos material handling
yang telah kita asumsikan:
Tabel 5. 6 Tabel asumsi ongkos
jenis beban
No Jenis Transportasi Ongkos (rp)
(kg)
Berikut ini adalah tabel from to chart volume produksi dan tabel from to
chart biaya transportasi:
Adapun untuk tujuan praktikum pada Bab VI tentang Desain Market adalah
sebagai berikut :
1. Membuat gambaran secara jelas mengenai tata letak perusahaan yang dilihat
dari ARC, ARD, dan AAD pada Bab sebelumnya.
91
92
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam Bab VI ini adalah sebagai
berikut :
1. Alat
a. Laptop/Komputer
b. Software Ms. Excel
c. Software Sketch Up Pro
2. Bahan
a. Data ARC, ARD, dan AAD
Adapun untuk prosedur praktikum pada Bab VI tentang Desain Maket ini
adalah sebagai berikut:
7.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan laporan yang sudah dilakukan, dapat ditarik
kseimpulan dari setiap bab nya sebagai berikut :
96
97
7.2 Saran
Untuk Penggunakaan aplikasi Blocplan yang dipakai sekarang banyak
kekurang dari proses penataan suatu area dan minimnya fitur-fitur serta tidak
optimal ketika digunakan di windows 10, maka dari itu aplikasi blocplan yang
digunakan mesti yang terupdate untuk memungkinkan penggunaan dan
pemahanan dalam praktikum ini bisa lebih dimengerti.
DAFTAR PUSTAKA
Kahar, Alam, 2012, Ilmu Kontruksi Bangunan, Definisi Maket dan Jenis – Jenis
Maket, (online : ilmu-konstruksi.blogspot.com di akses pada tanggal 15 Mei
2013).
Nasution, R.H. dan Hari Purwanto.2014. Rancangan Ulang Tata Letak Mesin Di
PT. KOROSI SPECINDO. Jurnal Ilmiah Teknik Industri (2015), Vol 3 No.
1, 33–44, Universitas Pancasila.
Safitri, N.D., Ilmi, Z., & Kadafi, M.A. (2018). Analisis Perancangan Tata Letak
Fasilitas Produksi Menggunakan Metode Activity Relationship Chart
(ARC).Jurnal Manajemen,9 (1), 38-47.
Wardaveira, dkk. 2013. Perencanaan Jumlah Operator dan Mesin pada Divisi
Packaging PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Unit Plant Watudakon,
Jombang. Jurnal Ilmiah Universitas Brawijaya Vol. 1 No. 2, 312 –321.
98
Wignjosoebroto, Sritomo, 2009, Tata Letak Pabrik Dan Pemindahan Bahan, Guna
Widya, Surabaya.
99