Anda di halaman 1dari 222

LAPORAN MAGANG

IMPLEMENTASI KESELAMATAN DAN


KESEHATAN KERJA DI PT. PUPUK
KUJANG CIKAMPEK
JAWA BARAT

Anisa Dwi Yanti Rahayu


R.0216012

PROGRAM DIPLOMA 4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2020
PERSETUJUAN

Magang dengan judul : Implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja di


PT. Pupuk Kujang Cikampek Jawa Barat
Anisa Dwi Yanti Rahayu, NIM : R0216012, Tahun : 2020

Telah diuji untuk diuji di hadapan Dewan Penguji Magang


Program Studi Diploma 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Sekolah Vokasi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada Hari………,Tanggal .................... 2020

Pembimbing I
Nama : Maria Paskanita W, S.KM.,M.Sc ( )
NIK 1980040620160101

Pembimbing II

Nama : Sarsono, Drs.,M.Si ( )


NIP 195811271986011001

Penguji
Nama : Haris Setyawan, S.KM.,M.Kes ( )
NIP 198407152014041001

Tim Magang `

Tyas Lilia Wardani, S.ST.,M.KKK


NIP. 198801172019032014

i
PENGESAHAN MAGANG

Magang dengan judul : Implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja di


PT. Pupuk Kujang Cikampek Jawa Barat
Anisa Dwi Yanti Rahayu, NIM : R0216012, Tahun : 2020

Telah diuji dan disahkan di hadapan Dewan Penguji Magang


Program Studi Diploma 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Sekolah Vokasi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada Hari………,Tanggal .................... 2020

Pembimbing I
Nama : Maria Paskanita W, S.KM.,M.Sc ( )
NIK 1980040620160101

Pembimbing II
Nama : Sarsono, Drs.,M.Si ( )
NIP 195811271986011001

Penguji
Nama : Haris Setyawan, S.KM.,M.Kes ( )
NIP 198407152014041001

Surakarta, ..................................

Koordinator Tim Magang Kepala Program D4 Keselamatan


dan Kesehatan Kerja UNS

Tyas Lilia Wardani, S.ST.,M.KKK Dr. Isna Qadrijati dr.,M.Kes


NIP. 198801172019032014 NIP. 196701301996032001

ii
HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat,
karunia, kesehatan, kekuatan dan kemudahan dalam pelaksanaan magang serta
penyusunan laporan Tugas Akhir dengan judul “Implementasi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di PT. Pupuk Kujang Cikampek Jawa Barat”.
Laporan ini disusun sebagai salah satu persyaratan kelulusan studi di
Program Diploma IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Sekolah Vokasi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini tidak akan berhasil tanpa
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik bersifat material maupun
spiritual. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Santoso Tri Hananto, Drs.,M.Si, Ak selaku Direktur Sekolah Vokasi
Universitas Sebelas Maret Surakarta
2. Dr. Isna Qadrijati, dr.,M.Kes selaku Kepala Program Studi Diploma 4
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Maria Paskanita W, S.KM.,M.Sc selaku pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan saran dalam penyusunan laporan ini.
4. Sarsono, Drs.,M.Si selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan
dan saran dalam penyusunan laporan ini.
5. Haris Setyawan, S.KM.,M.Kes selaku penguji yang telah memberikan
bimbingan dan saran guna lebih baiknya laporan ini.
6. Bapak Rulli selaku PPSDM yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan
penelitian dan magang di PT. Pupuk Kujang Cikampek dan Bapak Andi
selaku pembimbing lapangan serta seluruh pekerja PT. Pupuk Kujang
Cikampek.
7. Orangtua dan keluarga penulis yang telah memberikan doa restu dan
dukungan baik moral maupun material serta semangat demi kelancaran studi
penulis.
8. Teman – teman D4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja angkatan 2016 dan
juga partner magang Aftina Marati Nugraheni.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun. Penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat
baik bagi penulis maupun mahasiswa yang membutuhkan.

Surakarta, Mei 2020


Penulis

Anisa Dwi Yanti Rahayu

iv
DAFTAR ISI

LAPORAN MAGANG ................................................................................... i


PERSETUJUAN.............................................................................................. ii
PENGESAHAN MAGANG............................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN............................................. iv
KATA PENGANTAR..................................................................................... v
DAFTAR ISI................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL........................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... ix
DAFTAR SINGKATAN................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1


A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Tujuan ........................................................................................ 3
C. Manfaat ...................................................................................... 4
BAB METODOLOGI PENGAMBILAN DATA ..................................... 5
II A. Persiapan .................................................................................... 5
B. Lokasi.......................................................................................... 5
C. Pelaksanaan ................................................................................ 6
D. Sumber Data............................................................................... 6
E. Pengolahan Data......................................................................... 6
BAB HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 7
III A. Gambaran Umum Perusahaan ................................................... 8
B. Proses Produksi.......................................................................... 17
C. Matriks Implementasi K3 .......................................................... 36
BAB SIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 129
IV A. Simpulan .................................................................................... 129
B. Saran.......................................................................... ................ 130

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 132


LAMPIRAN..................................................................................................... 134
TUGAS KHUSUS........................................................................................... 156

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perencanaan K3 berupa program-program di bidang K3................. 14


Tabel 2. Matriks Implementasi K3 ............................................................... 36
Tabel 3. Deskripsi Masalah di PT. Pupuk Kujang Cikampek. ....................... 144
Tabel 4. Teknik Kriteria Matriks Pemilihan Prioritas Masalah..................... 150
Tabel 5. Analisis SWOT Pupuk Kujang Cikampek ...................................... 153
Tabel 6. Analisis SWOT untuk Pengembangan Strategi............................... 153
Tabel 7. Alternatif Jalan Keluar.................................................................... 155
Tabel 8. Prioritas Jalan Keluar dengan Teknik Kriteria Matriks................... 157

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi Perusahaan ....................................................... 10


Gambar 2. Diagram Alur Proses Produksi Secara Keseluruhan........................ 18
Gambar 3. Diagram Alur Proses Produksi Pabrik Utility.................................. 28
Gambar 4. Diagram Alur Proses Produksi Pabrik Ammonia ........................... 31
Gambar 5. Problem Solving Cycle ................................................................... 142

vii
DAFTAR SINGKATAN

PSDM : Pengelolaan Sumber Daya Manusia


PPSDM : Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
NAB : Nilai Ambang Batas
SCBA : Self Contained Breathing Apparatus
P3K : Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
APAR : Alat Pemadam Api Ringan
SMK3 : Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
K3 : Keselamatan dan Kesehatan Kerja
K3LH : Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan Hidup
AC : Air Conditioner
APD : Alat Pelindung Diri
GPA : Gedung Pusat Administrasi
RPK : Rescue Pemadam Kebakaran
PERTA : Perbaikan Tahunan
MSDS : Material Safety Data Sheet
PLN : Perusahaan Listrik Negara
UPS : Uninterrupted Power Supply
DCS : Digital Computer System
A2B : Alat-Alat Berat
EKG : Elektrokardiogram
KUWPK : Koperasi Usaha Wanita Pupuk Kujang
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
PS-PK : Prosedur Pupuk Kujang
LOLAPIL : Loka Latihan dan Keterampilan
IBPR : Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko
P2K3 : Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
JSA : Job Safety Analysis
PKD : Pimpinan Keadaan Darurat
SMWT : Safety Management Walk Through
PKB : Perjanjian Kerja Bersama
SP2K : Serikat Pekerja Pupuk Kujang
CSR : Corporate Social Responsibility
PO : Plant Outfall
AFS : Ammonia Filling Station
PGRU : Purge Gas Recovery Unit
HRU : Hidrogen Recovery Unit
B3 : Bahan Berbahaya dan Beracun
PROPER : Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan
BUMN : Badan Usaha Milik Negara
LH : Lingkungan Hidup
ISBB : Indeks Suhu Basah dan Bola
BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
NPK : Nitrogen Phosphate Kalium

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Hasil Pengukuran Lingkungan Kerja


Lampiran 2. Dokumen HIRA
Lampiran 3. Form Kegiatan K3
Lampiran 4. Kebijakan K3
Lampiran 5. Manual K3
Lampiran 6. Surat Penerimaan Magang
Lampiran 7. Struktur Organisasi K3
Lampiran 8. Jadwal Magang
Lampiran 9. Surat Keterangan Selesai Magang

ix
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kemajuan teknologi telah banyak menyumbangkan berbagai hal

positif dalam pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial di dunia industri.

Perkembangan teknologi telah mengangkat standar hidup manusia dan

mengurangi sumber kecelakaan, insiden, cidera, kelelahan, dan stress

kerja. Namun demikian, di sisi lain kemajuan teknologi juga

mengakibatkan dampak yang merugikan antara lain berupa terjadinya

peningkatan kecelakaan kerja, pencemaran lingkungan dan berbagai

macam penyakit akibat kerja. Kompleknya teknologi modern, perubahan

bentuk kerja, organisasi kerja, dan sistem produksi juga menempatkan

suatu tuntutan yang tinggi pada daya kerja. Untuk mengatasi masalah-

masalah tersebut maka implementasi peningkatan kinerja keselamatan

kerja adalah suatu keharusan (Tarwaka, 2016).

Menurut data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

Ketenagakerjaan pada tahun 2018 tercatat 173.105 kasus kecelakaan kerja

di Indonesia. Angka tersebut meningkat sebesar 50.064 kasus dari tahun

sebelumnya. Tentunya, hal ini dapat memberikan dampak pada

perekonomian Indonesia. Maka dari itu perlu adanya upaya pencegahan

dan perlindungan tenaga kerja dari faktor dan potensi bahaya yang dapat

menyebabkan penyakit maupun kecelakaan akibat kerja.

1
2

Dasar hukum penyelenggaraan K3 di perusahaan adalah Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Kemudian

diatur lebih lanjut dalam PP No 50 Tahun 2012 tentang SMK3 dimana

perusahaan wajib melaksanakan SMK3 terutama perusahaan yang

mempekerjakan minimal 100 tenaga kerja atau perusahaan yang memiliki

tingkat potensi kecelakaan kerja yang lebih tinggi akibat karakteristik

proses.

PT Pupuk Kujang Cikampek merupakan salah satu perusahaan

yang bergerak di bidang manufaktur petrokimia dimana dalam proses

produksinya menggunakan tekanan dan temperatur tinggi. Tekanan

tertinggi di PT Pupuk Kujang Cikampek terdapat pada area furnace yaitu

105kg/cm2 sedangkan temperatur tertinggi terdapat pada bagian secondary

reformer yang mencapai angka 1200oC. Hal ini menyebabkan potensi

bahaya yang tinggi seperti terjadi kebocoran, kebakaran, peledakan, dan

lain sebagainya yang mengakibatkan kerugian baik bagi perusahaan,

masyarakat sekitar, orang yang berada di tempat kerja, dan lingkungan

sekitar. Selain potensi bahaya yang tinggi, perusahaan juga menggunakan

mesin-mesin produksi yang dapat menimbulkan kebisingan, getaran, sinar

UV dan lain sebagainya. Limbah yang dihasilkan juga bisa mencemari

lingkungan sekitar apabila tidak diolah secara benar. Untuk mengantisipasi

hal tersebut PT Pupuk Kujang sudah menerapkan keselamatan dan

kesehatan kerja yang diarahkan untuk mengendalikan kecelakaan,

penyakit akibat kerja dan pencemaran lingkungan. Hal ini yang melatar
3

belakangi penulis melakukan magang atau praktik kerja lapangan tentang

keselamatan dan kesehatan kerja di PT Pupuk Kujang Cikampek, guna

membandingkan penerapan K3 di perusahaan dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran umum penerapan Keselamatan dan Kesehatan

Kerja di PT Pupuk Kujang Cikampek.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui penerapan higiene industri di PT Pupuk Kujang

Cikampek.

b. Mengetahui penerapan aspek lingkungan di PT Pupuk Kujang

Cikampek.

c. Mengetahui penyelenggaraan kesehatan kerja di PT Pupuk Kujang

Cikampek.

d. Mengetahui penerapan keselamatan kerja di PT Pupuk Kujang

Cikampek.

e. Mengetahui kepatuhan dan penggunaan APD di PT Pupuk Kujang

Cikampek.

C. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Menjadi sarana pengembangan ilmu mengenai pelaksanaan

keselamatan dan kesehatan kerja di sektor manufaktur.


4

2. Manfaat Aplikatif

a. Bagi Perusahaan

Dapat digunakan sebagai bahan masukan dan sarana evaluasi

peningkatan program keselamatan dan kesehatan kerja serta

lingkungan di PT Pupuk Kujang Cikampek.

b. Bagi Prodi D4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

1) Dapat menambah referensi kepustakaan bagi D4 Keselamatan

dan Kesehatan Kerja UNS.

2) Diharapkan dapat menjalin hubungan dan kerjasama antara

program studi D4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja UNS

dengan PT Pupuk Kujang Cikampek.

3) Diharapkan dapat menghasilkan mahasiswa yang memiliki

kompetensi di bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

c. Bagi Mahasiswa

1) Dapat mengetahui penerapan Keselamatan dan Kesehatan

Kerja di PT Pupuk Kujang Cikampek.

2) Sebagai sarana menambah pengetahuan serta pengalaman kerja

di sektor manufaktur kimia khususnya di PT Pupuk Kujang

Cikampek.
BAB II

METODOLOGI PENGAMBILAN DATA


A. Persiapan

Persiapan yang dilakukan meliputi:

1. Mendapatkan pengarahan magang oleh koordinator magang mencakup

teknis magang, dan format laporan magang.

2. Menentukan lokasi dan waktu magang.

3. Menyusun dan mengajukan proposal magang untuk mendapatkan

persetujuan dari Kepala Program Studi D4 K3 UNS.

4. Mengajukan proposal magang ke Departemen Perencanaan

Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) PT Pupuk Kujang

Cikampek.

5. Menerima surat konfirmasi penerimaan magang dari Departemen

Perencanaan Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) PT

Pupuk Kujang Cikampek.

B. Lokasi

Pelaksanaan magang dilaksanakan di PT Pupuk Kujang Cikampek

yang berlokasi di Jl. Jenderal A. Yani No. 39 Cikampek 41373 Kecamatan

Cikampek, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat.

5
6

C. Pelaksanaan

Magang dilaksanakan pada tanggal 2 Maret sampai 2 Mei 2020.

D. Sumber Data

1. Sumber Data Primer

Data yang diperoleh berasal dari hasil wawancara dan observasi

secara langsung di lapangan. Wawancara dilakukan kepada pembimbing

lapangan dan pihak-pihak yang bersangkutan di PT Pupuk Kujang

Cikampek.

2. Sumber Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen perusahaan dan

buku atau referensi yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan

kerja serta peraturan perundangan yang relevan.

E. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data primer

dan data sekunder yang kemudian dibandingkan dengan peraturan, standar,

dan teori yang berlaku baik nasional maupun internasional. Hal ini

bertujuan untuk mengetahui kesesuaian implementasi K3 dan lingkungan di

PT Pupuk Kujang Cikampek dengan peraturan dan standar yang berlaku

kemudian disusun dalam bentuk laporan matriks implementasi K3.


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Pendirian Perusahaan

PT Pupuk Kujang didirikan pada tanggal 9 Juni 1975.

Pembangunan pabrik Pupuk Kujang pertama yang kemudian diberi

nama Pabrik Kujang 1A dengan kapasitas produksi 570.000 ton/tahun

urea dan 330.000 ton/tahun ammonia pembangunannya dilaksanakan

oleh kontraktor utama Kellogg Overseas Corporation (USA) dan Toyo

Engineering Corporation (Japan). Pembangunan Pabrik Kujang 1A ini

berhasil dibangun selama 36 bulan dan diresmikan oleh Presiden

Republik Indonesia pada tanggal 12 Desember 1978. PT Pupuk

Kujang merupakan anak perusahaan dari BUMN Pupuk di Indonesia

yaitu PT Pupuk Indonesia Holding Company.

Sejalan dengan perkembangannya di usia pabrik yang semakin tua,

membawa konsekuensi kepada pembebanan biaya pemeliharaan yang

semakin tinggi dan down time yang semakin meningkat pula.

Penanggulangan masalah tersebut memerlukan dana yang besar

terutama untuk replacement dan rekondisi beberapa peralatan inti.

Untuk mengantisipasi masalah tersebut PT Pupuk Kujang telah

menyusun action plan sehingga kesinambungan usaha dapat terus

berjalan. Salah satu rencana yang sudah dilaksanakan adalah

penggantian reaktor urea pada tahun 2001 dan pembangunan Pabrik

7
8

Kujang 1B. Pembangunan Pabrik Kujang 1B dengan kapasitas

produksi 570.000 ton/tahun urea dan 330.000 ton/tahun ammonia

dilaksanakan oleh kontraktor utama Toyo Engineering Corporation

(TEC) Japan dan didukung oleh 2 (dua) kontraktor dalam negeri yaitu

PT Rekayasa Industri dan PT Inti Karya Persada Teknik.

Pembangunan Pabrik Kujang 1B ditempuh dalam waktu 36 bulan,

dimulai tanggal 1 Oktober 2003 sampai dengan 6 September 2005.

Peresmian Pabrik Kujang 1B dilakukan oleh Presiden Republik

Indonesia pada tanggal 3 April 2006.

2. Visi Misi Perusahaan

a. Visi Perusahaan

Menjadi Industri Kimia dan Pendukung Pertanian yang Berdaya

Saing dalam Skala Nasional.

b. Misi Perusahaan

Menghasilkan Produk Bermutu dan Melakukan Perdagangan yang

Berdaya Saing Tinggi dengan Mengutamakan Kepuasan

Pelanggan.

c. Tata Nilai/Budaya

Tata Nilai/Budaya yang diterapkan oleh PT Pupuk Kujang S-I-A-P

yaitu:

1) Selamat

a) Mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja serta

mempedulikan lingkungan.
9

b) Menggunakan sumber daya perusahaan yang terbatas

dengan efektif dan efisien.

2) Integritas

a) Melakukan pekerjaan dengan (jujur) benar dan tepat.

b) Memenuhi komitmen atau perjanjian kepada pelanggan.

c) Menghargai orang berprestasi.

3) Adaptif

a) Mendayagunakan inovasi dan kreatifitas karyawan.

b) Mengantisipasi perubahan dalam lingkungan usaha.

c) Secara terus-menerus memperbaiki cara kerja.

d) Menggunakan sumber daya dari luar untuk mencapai

tujuan.

4) Pelanggan

a) Memperoleh kepercayaan pelanggan.

b) Membangun aliansi strategis dengan organisasi lain.

3. Struktur Organisasi

a. Struktur Organisasi Perusahaan


10

Gambar 1. Struktur Organisasi Perusahaan

b. Struktur Organisasi K3

Terlampir

4. Kebijakan K3

a. Keselamatan Kerja

1) Tujuan

a) Menciptakan kondisi tempat kerja dan lingkungan yang

aman dan selamat dari bahaya kecelakaan, kebakaran,

peledakan dan tumpahan B3

b) Mengendalikan sumber-sumber potensi bahaya yang ada di

tempat kerja dengan melakukan eliminasi, substitusi,

rekayasa engineering, administrasi dan secara disiplin

menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)


11

c) Mencegah terjadinya kecelakaan yang dapat mengakibatkan

cederanya karyawan dan kerusakan peralatan perusahaan.

2) Sasaran

a) Terciptanya lingkungan kerja yang aman dan selamat,

sehingga tidak terjadi kebakaran, peledakan dan tumpahan

B3.

b) Tercapainya program Kecelakaan Nihil (Zero Accident)

secara berkesinambungan.

c) Meminimalkan terjadinya kecelakaan ringan dan near

misses di tempat kerja.

d) Meningkatkan motivasi karyawan untuk menjadikan

keselamatan kerja sebagai budaya kerja sehari-hari.

e) Pelatihan Tanggap Darurat disesuaikan dengan waktu

terdiri dari :

(1) Kebocoran Gas, Huru Hara dan Sabotase untuk

tahun 2017

(2) Peledakan dan Bencana Alam untuk tahun 2018

(3) Kebakaran dan Peledakan untuk Tahun 2019

b. Kesehatan Kerja

1) Tujuan

a) Menjaga lingkungan tempat kerja yang sehat, dengan cara

pengawasan dan pengendalian faktor-faktor lingkungan

tempat kerja yang mempunyai potensi bahaya bagi


12

kesehatan karyawan, faktor bahaya dari pekerjaan dan dari

sumber bahaya lain yang yang ada di tempat kerja.

b) Mempertahankan dan memelihara kondisi kesehatan

karyawan agar tetap baik dan terhindar dari penyakit akibat

kerja.

2) Sasaran

a) Kondisi lingkungan fisik tempat kerja Pabrik PT Pupuk

Kujang memenuhi ketentuan Permenaker No 5 Tahun 2018

Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan

Kerja.

b) Kondisi lingkungan kimia tempat kerja Pabrik PT Pupuk

Kujang memenuhi ketentuan Permenaker No 5 Tahun 2018

Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan

Kerja tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Kimia

di tempat kerja untuk Parameter SO2, CO, NO2, H2S, NH3

dan Debu.

c) Meminimalkan kasus penyakit akibat kerja yang tercantum

dalam Kep. Pres. Nomor 22 tahun 1993, dengan cara

memonitor kondisi kesehatan karyawan melalui

pemeriksaan kesehatan berkala dan pengawasan gizi kerja.

d) Peningkatan pengetahuan tentang kesehatan kerja dengan

penyuluhan kesehatan dan pelatihan P3K.


13

c. Lingkungan

1) Tujuan

a) Mengelola limbah cair sesuai dengan Peraturan Menteri

Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun

2014 tentang Baku Mutu Air Limbah dan sesuai dengan

Keputusan Gubernur Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 6

Tahun 1999 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi

Kegiatan Industri di Jawa Barat.

b) Mengelola limbah B3 sesuai dengan Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2014 tentang

Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

2) Sasaran

a) Beban Pencemaran maksimum amoniak mencapai 0,51

kg/ton produk.

b) Semua limbah B3 dapat dikelola sesuai peraturan

perundangan yang berlaku

c) Konservasi Sumber Daya Alam

5. Perencanaan K3

Tabel 1. Perencanaan K3 berupa program-program di bidang K3:

Sasaran Program Waktu


a. Meminimalkan 1. Pelatihan Internal Minimal 2
terjadinya dan External K3, kali setahun
keselakaan Refreshment K3
Representative,
P3K, dan Diskusi
K3.
14

2. Inspeksi K3. Setiap 2


minggu
3. Pelaksanaan Januari –
Bulan Pebruari
Keselamatan dan 2020, 2021,
Kesehatan kerja, 2022
dengan
menyelenggaraka
n kegiatan Apel &
Pembacaan
Pesan-Pesan K3
oleh Ketua P2K3,
Pemasangan
Bendera dan
Spanduk K3,
Ceramah K3,
Lomba K3
(Lomba
Ketangkasan K3,
Lomba Lari Antar
Unit Kerja,
Lomba Tag Line,
Lomba Poster K3,
Lomba Inovasi
K3), Razia
Kedisiplinan Lalu
Lintas dan K3.
4. Razia Safety Setiap dua
Golden Rules & bulan
Kedisiplinan Lalu
Lintas.
5. Pengujian/tera Setiap tahun
ulang alat angkat
angkut (lift,
Crane)
b. Meminimalkan 1. Pemeriksaan dan Setiap bulan
terjadinya pemeliharaan
kebakaran/ sarana dan
peledakan, prasarana
bocoran bahan pencegahan dan
kimia penanggulangan
kebakaran dan
bocoran bahan
kimia.
2. Angkutan Kontinyu
Ammonia
15

dilengkapi Surat
Ijin Angkutan B3
yang dikeluarkan
oleh Departemen
Perhubungan.
3. Pemeriksaan Setiap tahun
pesawat tenaga
dan produksi,
instalasi penyalur
petir dan vessel-
vessel/ bejana
tekan
c. Meminimalkan 1. Pelatihan P3K, 4 kali setahun
dampak keadaan Fire Fighting,
darurat SCBA & Rescue
2. Latihan dan 1 kali setahun
simulasi tanggap
darurat.
3. Penggantian Muti Years
perpipaan instalasi
hydrant Kujang
1B dan NPK
Granul

4. Pemeriksaan dan Setiap bulan


pemeliharaan
sarana dan
prasarana
penanggulangan
keadaan darurat
dan evakuasi.
d. Tidak Terjadi Pengukuran Intensitas 3 kali per
Noise Induced kebisingan dan tahun
Hearing Loss pencahayaan
(NIHL) dan
gangguan fungsi
penglihatan.
e. Tidak terjadi heat Pengukuran iklilm kerja 3 kali per
stress. area Produksi 1A & 1B, tahun
Bagging, Perbengkelan &
NPK
f. Tidak terjadi Pengukuran konsentrasi 1 kali per
gangguan fungsi gas SO2, CO, NO2, H2S, tahun
pernafasan dan NH3, dan partikel debu di
keracunan yang lingkungan kerja.
diakibatkan oleh
16

paparan gas atau


partikel.
g. Tidak terjadi Pengukuran aspek 1 kali per
gangguan fungsi getaran. tahun
motorik
h. Tidak terjadi 1. Pemeriksaan 2 x per tahun
keracunan yang peralatan masak,
diakibatkan oleh penjamah
makanan. makanan, fasilitas
masak, dapur dan
makanan
2. Penyuluhan 1 x per tahun
higiene makanan
i. Mengetahui sedini 1. Pemeriksaan 1 kali per
mungkin adanya kesehatan berkala tahun
Penyakit Akibat dilaksanakan oleh
Kerja. laboratorium
klinik yang
ditunjuk oleh
perusahaan.
2. Konsultasi hasil
pemeriksaan
berkala dan
tindaklanjutnya
dilakukan oleh
perusahaan.
j. Menjaga dan 1. Pelaksanaan Setiap Jumat
meningkatkan Senam Kesegaran
kondisi kesehatan Jasmani.
dan kebugaran 2. Penyediaan Gym, 1 kali per
fisik tenaga kerja. Tread Mill & tahun
Program Aku
Sehat

6. Pengelolaan K3
a. Acuan Pedoman Pengelolaan K3
ISO 9001:2015, SMK3, ISO 14001:2015, ISO 17025:2017, ISO
50001:2011 dan Peraturan Kepala Kepolisian Negara RI No.24
tahun 2007 yang diterapkan secara terintegrasi di PT Pupuk
Kujang.
17

b. Penghargaan Bidang K3
1) Kualitas
a) PROPER
Untuk penghargaan pengolahan limbah itu sendiri PT.
Pupuk Kujang telah menerima penghargaan dari PROPER
yang berwarna hijau yaitu PT Pupuk Kujang telah
mengurangi limbah sampai dengan 50 % dari NAB yang
diisyaratkan. PROPER dapat dikatagorikan sebagai
PROPER Hijau: Reduce (mengurangi limbah sampai
dengan 50% dari NAB yang disyaratkan).
b) CSR Lingkungan Kabupaten Karawang
c) ISO 9001:2015
d) ISO Lab 17025
e) ISO 14001:2015

B. Proses Produksi

1. Bahan Baku

Bahan baku utama yang dipakai dalam proses produksi urea adalah

gas alam, air dan udara. Gas alam yang digunakan untuk proses

produksi pupuk urea di Kujang 1A dan 1B diperoleh dari Pertamina

Cilamaya dan sumber gas alam dari lepas pantai laut Jawa. Untuk

kebutuhan air pabrik Kujang 1A dan Kujang 1B telah dibangun stasiun

pompa air yaitu di daerah Parungkadali Bendungan Curug, dan Cikao

sebelah hilir Jatiluhur dengan kapasitas 1600 m3/jam. Bahan baku

udara yang digunakan diperoleh dari udara luar yang ada disekitar

pabrik PT. Pupuk Kujang. Ketiga bahan tersebut diolah untuk

menghasilkan Nitrogen (N2), Hidrogen (H2), dan Karbondioksida

(CO2). Ammonia diproduksi dalam pabrik ammonia dan merupakan


18

hasil reaksi gas Nitrogen dan Hidrogen. Tahap selanjutnya ammonia

dan karbondikosida diproses lebih lanjut di unit urea untuk

memperoleh urea butiran dengan diameter 1-2 mm.

Gambar 2. Diagram alur produksi secara keseluruhan

2. Peralatan dan Proses produksi

a. Pabrik Utility

Pabrik utility berfungsi untuk memproduksi bahan-bahan

pembantu (utilitas) guna memenuhi kebutuhan pabrik ammonia

dan pabrik urea maupun menyediakan bahan baku dan penunjang

untuk kebutuhan operasi termasuk perumahan, diantaranya: air

minum, air bersih, air pendingin, air demin, olahan limbah, steam,

tenaga listrik, udara pabrik, udara instrument.

Pada dasarnya proses di pabrik utility Kujang 1A sama

dengan proses di pabrik utility Kujang 1B, antara lain: penjernihan

dan pengolahan air, pembangkit uap air (steam), pembangkit dan


19

distribusi listrik, cooling tower, penyediaan udara pabrik (plant air)

dan udara instrument.

1) Unit Water Intake dan Pengolahan Air

Sumber air yang digunakan untuk keperluan pabrik

diambil dari stasiun pompa di Parung Kadali-

Bendungan Curug dan Sungai Cikao di hilir bendungan

Jatiluhur serta kolam 8. Water Intake Cikao beroperasi

jika kondisi air baku di water Intake Parung Kadali

turbiditinya mengalami kenaikan >200 ntu, dan di

sediakan 2 buah pompa (MP A & B) dengan kapasitas

masing-masing 1250 m3/jam dengan menggunakan

power PLN. Satu generator 2008-JC sebagai pengganti

apabila power PLN tidak ada.

Sebelum digunakan air tersebut diolah terlebih

dahulu karena masih mengandung partikel-partikel,

lumpur dan kotoran lainnya.

Pengolahan di awali dengan memasukkan air ke

dalam Premix Tank (bak yang terbuat dari beton di

lengkapi sebuah agitator untuk mencampur bahan kimia

dengan air baku supaya

lebih homogen) kemudian ditambahkan bahan-bahan

kimia diaduk dengan agitator. Bahan-bahan kimia yang

ditambahkan antara lain:


20

a) Alumuniun sulfat (Al2(SO4)3) yang berfungsi

sebagai flokulan.

b) Koagulan aid, untuk mengumpulkan kotoran

c) Caustic soda (NaOH), sebagai pengatur ph

d) Kalsium hipoklorit atau klorin cair (Cl2) sebagai

desinfektan.

Selanjutnya air dialirkan ke clarifier yaitu bak

terbuat dari beton untuk proses koagulasi, flokulasi, dan

sedimentasi (suatu mekanisme dimana flok yang telah

cukup besar mengendap dan turun dari permukaan air).

Clarifier ini memiliki kapasitas 1520m3 dan diaduk

dengan putaran rendah agar kotoran yang terbawa

mengendap oleh gaya gravitasi.

Endapan lumpur yang terbentuk akan di blow down

sedangka air yang over flow di alirkan ke clearwell (bak

beton yang menampung air bersih dari outlet clarifier).

Dalam aliran clearwell ditambahkan larutan soda agar

PH netral. Clearwell juga berfungsi sebagai tempat

penampungan sementara sebelum air dimasukkan ke

sandfilter (dengan cara dipompa) dengan media pasir

untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang tidak

mengendap di clarifier. Air dari sandfilter dibagi

menjadi dua yang ditampung dalam dua buah tangka:


21

a) Potable Water Storage Tank yang menampung air

untuk keperluan sehari-hari di pabrik dan

perumahan. Air dalam tangki ini ditambah klorin

sebagai desinfektan.

b) Filtered Water Storage Tank yang menampung air

untuk keperluan air hydran, air pendingin (cooling

water), dan servis water lainnya. Untuk

menghilangkan klorin, bau, dan warnanya, maka

air dimasukkan ke karbon filter yang berisi karbon

aktif. pH air diharapkan berkisar antara 7-7,5.

2) Unit demineralisasi

Air yang digunakan dalam proses produksi adalah

air yang tidak mengandung mineral. Kandungan air

mineral yang harus di hilangkan antara lain: Ca2+, Mg2+,

Na2+ ,HCO3-, SO4, dan Cl-.

Prosesnya: Air dari filtered water storage tank

dimasukkan ke kation exchanger yang berisi resin,

untuk menghilangkan kandungan ion-ion positifnya

sehingga air yang dihasilkan bersifat asam dengan pH

3,2-3,3. Jika resinnya sudah jenuh (ditandai dengan pH

air yang melebihi batas), maka harus segera dilakukan

regenerasi dengan menambahkan asam sulfat.


22

Dari kation exchanger, air di masukkan ke anion

exchanger untuk menghilangkan ion-ion negative agar

pH air berkisar antara 8,6-8,9. Regenerasi dilakukan

dengan menambahkan larutan NaOH (kostik soda).

Untuk penyempurnaan proses demineralisasi,

maka digunakan mixed bed policer yang berisi resin

penukar kation dan anion agar air yang keluar memiliki

pH 6,1-6,2 yang ditampung di demineralized water

storage tank (terdapat 2 buah) sebelum dialirkan ke unit

steam.

3) Unit pembangkit uap

Sebelum di umpan ke boiler air yang berasal dari

demineralized water storage tank harus diolah terlebih

dahulu untuk menghilangkan gas-gasnya. Gas-gas yang

dihilangkan diantaranya CO2 dan O2 yang dapat

menyebabkan korosi terhadap peralatan yang akan

dilaluinya.

Penghilangan gas ini dilakukan dengan cara

stripping (penaikkan temperature dan penurunan

tekanan) menggunakan steam bertekanan rendah dalam

alat yang disebut deareator. Di dalam deareator

ditambahkan:

a) Larutan Ammonia untuk meningkatkan pH air.


23

b) Hidrazin untuk mengikat oksigen.

c) Fosfat untuk mencegah terbentuknya kerak.

d) Air yang keluar dari deareator mempunyai pH 8,5-

9,5.

Sebelum dimasukkan ke boiler, air dipompa hingga

tekanannya mencapai 52 kg/cm2, kemudian

dimasukkan ke steam drum (boiler), hasilnya adalah

super heated steam dengan tekanan 42 kg/cm2 sebanyak

174ton yang dikirim ke pabrik ammonia dan pabrik

urea.

4) Unit pendingin air

Unit pendingin air ini mengolah air dari proses

pendinginan yang suhunya 460oC menjadi 320oC, untuk

dapat digunakan lagi sebagai air, proses pendinginan

pada cooler-cooler (pertukaran panas) pada peralatan

yang membutuhkan pendinginan. Menara pendinginan

ini terbuat dari kerangka kayu yang kokoh dari jenis

kayu red wood yang telah diproses agar tahan air asam

dan basa. Air dari filter water storage tank masuk ke

dalam colt basin, disini ditambahkan:

a) Senyawa fosfat untuk mencegah timbulnya kerak

pada pipa exchanger.


24

b) Senyawa klor untuk mencegah bakteri dan

mencegah timbulnya lumut pada menara pendingin.

c) Asam sulfat dan kaustik untuk mengatur pH air

pendingin.

d) Dispersan untuk mencegah penggumpalan dan

pengendapan kotoran-kotoran yang terdapat pada air

pendingin yang mencegah terjadinya fouling pada

pipa exchanger.

Penambahan ini dilakukan untuk memenuhi syarat-

syarat air pendingin yaitu tidak menyebabkan korosi,

tidak menimbulkan kerak, dan tidak mengandung

mikroorganisme yang dapat memunculkan lumut.

Air Colt Basin digunakan untuk heat exchanger (gas

proses) yang mengahsilkan limbah air temperature

tinggi (hot water). Hot water ini didinginkan kembali

denga cara mengirimnya ke cooling tower bagian atas

dan air akan jatuh ke dalam colt basin yang kemudian

di tambahkan bahan-bahan kimia dan airnya di gunakan

kembali

5) Unit pembangkit listrik digunakan untuk heat

exchanger (gas proses) yang menghasilkan limbah air

temperature tinggi (hot water), hot water ini


25

didinginkan kembali dengan cara mengirimkannya ke

cooling water bagian atas dan air akan jatuh ke dalam

colt basin yang kemudian ditambahkan bahanbahan

kimia dan airnya digunakan kembali.

6) Unit pengolahan udara pabrik (plant air) dan udara

instrument (instrument air)

Udara instrument adalah udara yang bebas air

(H2O) yang digunakan untuk penggerak alat-alat

instrumentasi (pneumatik). Sedangkan udara pabrik

adalah udara yang masih mengandung air. Proses dari

udara pabrik yaitu udara bebas dikompresi atau ditekan

hingga minimal 3,5 kg/cm2. Sedangkan udara

instrument yaitu udara bebas yang dikompresi

kemudian dikeringkan dengan bahan penyerap air

seperti molcieve atau silicagel. Udara yang telah kering

tersebut masuk ke filter untuk menyaring debu, oli, dan

partikel-partikel lain baru dikirim ke pabrik ammonia,

pabrik urea, dan pemurnian CO.

7) Unit pengolahan air buangan atau limbah

Limbah cair dari pabrik perlu diolah terlebih dahulu

untuk menghilangkan zat-zat yang mencemari

lingkungan. Limbah cair yang dihasilkan oleh pabrik

antara lain:
26

a) Air sisa regenerasi resin yang bersifat asam dan

basa

b) Air buangan sanitasi

c) Air yang mengandung minyak dari pompa-pompa

dan kompresor

d) Air dari clarifier dan sandfilter yang mengandung

lumpur yang di blowdown dari clarifier.

e) Proses kondesat yang mengandung ammonia.

Prosesnya Air dari sisa regenerasi bersifat

asam dan basa karena pada regenerasi resin

digunakan asam sulfat dan kaustik sehingga perlu

dinetralisasi sebelum dibuang. Air yang keluar dari

kolam diharapkan pH nya sekitar 6,9-7,2 dan tidak

berbahaya bagi lingkungan. Air buangan sanitasi

yang berasal dari seluruh toilet di kawasan pabrik

dikumpulkan dan diolah dalam unit sanitasi dengan

menggunakan lumpur aktif dan klorin.

Air yang mengandung minyak dari buangan

pelumas pada pompa, kompresor, dan alat-alat lain.

Limbah ini diolah dalam oil water separator yang

bekerja dengan memanfaatkan keberadaan berat

jenis air. Minyak berada di atas karena mempunyai

berat jenis yang lebih kecil dari pada air. Sedangkan


27

air berada dibawah dikeluarkan melalui bagian

bawah separator dan dikirim ke kolam

penampungan.

Air yang mengandung ammonia diolah di

ammonia removal. Air masuk dari puncak kolam,

sedangkan dari bawah kolam di alirkan sistem

bertekanan rendah untuk menstripping ammonia.

Steam yang mengandung ammonia dibuang melalui

bagian atas menara sedangkan air yang sudah tidak

mengandung ammonia langsung dapat dibuang ke

sungai.

Semua air buangan yang telah diolah

dikumpulkan dalam satu tempat penampungan yang

disebut equalization pond. Sebelum dibuang ke

sungai cikaranggelam dilakukan analisa terlebih

dahulu.

8) Digaram alir proses produksi pabrik utility


28

Gambar 3. Digaram alir proses produksi pabrik

utility

b. Pabrik Ammonia

Pabrik ammonia kujang 1A dan pabrik Ammonia kujang 1B adalah

pabrik yang menghasilkan ammonia dan karbondioksida. Bahan

baku yang dibutuhkan adalah air, gas alam dan udara. Gas alam

didapat dari PT Pertamina Pantai Cilamaya dalam bentuk gas

metan (CH4). Gas metan dipecah menggunakan air (H2O) untuk

menghasilkan hydrogen dan gas karbondioksida (CO2). Gas

hydrogen inilah yang dipakai dalam pembuatan ammonia bersama

nitrogen (N2) yang didapat dari udara.

CH4 + H2O CO + H2

N2 + H2 NH3

Alat pertama dalam proses ini adalah menggunakan knock

out gram alat untuk mensuplai gas alam dari pertamina untuk

memisahkan hidrokarbon berat atau kondesat yang masuk kedalam


29

bejana atau pipa-pipa lalu terflush yang kemudian kondesatnya

akan terjatuh kebawah sedangkan gasnya terbawa ke atas yang

cenderung lebih kering, dalam proses ini terdapat filter yang

digunakan apabila masih ada kondesat yang terbawa kemudian

tertangkap di filter yang dipasangkan.

Gas alam ini digunaka untuk fuil dan sebagian besar

digunakan untuk proses reaksi endotermis dalam proses ini

membutuhkan panas yang didapat dari proses pembakaran fuil

seperti reaksi CH4 + H2O = CO + H2.

Secara garis besar proses ammonia di Kujang 1A dan Kujang 1B

ada 5 tahapan, antara lain:

1) Unit desulfurisasi

Kandungan gas alam ini masih banyak zat-zat atau racun yang

harus dihilangkan agar tidak menganggu proses, seperti

merkuri, hydrogen, sulfide harus dihilangkan. Merkuri ini

sangat berbahaya untuk bahan metal karena bersifat korosif.

Penghilangan merkuri ini dilakukan karena dapat merusak

katalisator pada proses berikutnya. Penghilangan merkuri ini

dilakukan pada proses Mercury Guard Chamber dengan cara

mengimpregnasikan dengan karbon aktif. Kompressor

digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tekanan gas

ammonia.
30

2) Unit sistem reforming

Hasil dari proses ini diteruskan ke primary reformer dan

secondary reformer untuk direaksikan dengan uap air dan

udara sehingga terbentuk gas sintesa.

Reaksi yang terjadi di primary reformer 101B adalah

reaksi pembentukan H2 dari senyawa hidrokarbon dan steam.

Reaksi sangat endotermis sehingga perlu supply panas atau

energy dari luar. Katalis yang digunakan adalah nikel. Pada

secondary revormer Prosesnya: menyempurnakan reaksi

reforming sehingga gas methan yang lolos < 0,3% dengan

menggunakan katalis nikel dan temperature 1200 oC.

3) Unit Benfield sistem (pemurnian gas proses)

Unit ini berfungsi mengubah CO menjadi CO2 dengan

reaksi: CO + H2O CO2 + H2 + energy Gas sintesa ini diolah

lebih lanjut melalui high temperature shift converter dan low

temperature shift converter dan selanjutnya dimasukkan ke unit

pemisah karbondioksida. Gas karbondioksida selanjutnya

dikirim ke pabrik urea sedangkan gas sintesa diolah lebih lanjut

di unit methanator yang berfungsi untuk merubah sisa oksida

karbon menjadi methana.

4) Unit sintesis ammonia (syn loop) dan refigerasi

Gas sintesa dari methanator diteruskan ke ammonia

conventer untuk direaksikan sehingga menjadi ammonia.


31

Produk ammonia kemudian dimurnikan dan dikirim ke pabrik

urea, sebagian kelebihannya disimpan di tangki ammonia

storage. Sebagian gas keluaran secondary reformer K-1A

diproses menjadi gas CO pada pabrik pemurnian karbon

monoksida.

5) Unit hydrogen recovery

Unit ini berfungsi untuk memisahkan hydrogen dari gas-

gas lain untuk dimanfaatkan kembali sebagai daur ulang gas

sintesa di unit ammonia dan keperluan lain.

6) Diagram alir proses produksi di Pabrik Ammonia

Gambar 4. Diagram alir proses produksi di Pabrik Ammonia

c. Pabrik Urea

Proses pembuatan urea prill non coating di PT Pupuk Kujang

menggunakan proses mitsui toatsu recycle C improve, dengan

kapasitas produksi urea prill berdasarkan desain sebesar 1725


32

ton/hari. Pengendalian proses pabrik urea dapat dikelompokkan

menjadi beberapa unit yaitu:

1) Pengendalian proses unit sintesa

2) Pengendalian unit purifikasi

3) Pengendalian unit recovery

4) Pengendalian unit kristalisasi dan prilling

Untuk membuat urea prill dibutuhkan kesiapan bahan baku

larutan ammonia (NH3) dan gas karbon dioksida (CO2) secara

terus menerus dan tidak terputus selama 24 jam setiap hari.

1) Unit sintesa

Sintesa urea terjadi didalam suatu gejala tegak bertekanan

tinggi yang disebut reactor sintesa urea (DC-101). Pada sesi ini

terjadi reaksi eksotermis yang tinggi dari ammonia (NH3) dan

karbondioksida (CO2) untuk membentuk ammonium karbamat

menjadi urea (NH2CONH2). secara keseluruhan, temperature

dalam reactor harus dikontrol karena reaksi ammonia dan

karbondioksida menjadi urea adalah reaksi yang eksotermis.

2) Unit purifikasi

Pada unit ini berfungsi untuk mendekomposisi larutan

karbamat, yang bertujuan sebagai pemisah NH3 dan CO2 serta

memisahkan ekses ammonia.


33

3) Unit recovery

Berfungsi untuk menyerap NH3 dan CO2 menjadi larutan

karbamat dan mengendalikan ke seksi sintesis.

4) Unit kristalisasi

Larutan urea dari seksi pemurnian di kristalkan secara

vakum dan urea kristal dipisahkan oleh centrifuge. Kristalisasi

secara vakum sering digunakan untuk menghemat kebutuhan

panas kristalisasi dan untuk menguapkan air pada temperatur

yang rendah. Kristal yang terbentuk setelah dipisahkan oleh

centrifuge kemudian dikeringkan dengan udara panas sampai

kelembapannya lebih kecil dari 0,3%.

Kristal urea kering dikirim ke bagian atas menara pembutir

(prilling tower) melalui fluidizing dryer dan pneumatic druct.

Kemudian Kristal dilelehkan dimelter oleh steam. Lelehan urea

kemudian mengalir melalui distributor dan dibentuk menjadi

tetesan dan akan mengeras pada permukaan butiran oleh udara

pendingin di menara pembutir. Urea prill dari bagian bawah

menara pembutir diayak untuk memisahkan ukuran yang tidak

sesuai, kemudian dikirim ke bagian pengantongan.

d. Bagging

Bagging adalah tempat berakhir dari semua proses di PT

Pupuk Kujang. Tempat ini berfungsi untuk pengantongan kemasan


34

urea 1ton dan 50 kg yang dibagi menjadi subsidi dan non subsidi,

produk jumbo dan retail.

Urea yang telah jadi masuk ke conveyor 30001 kemudian

dioper ke conveyor 3002 untuk mengatur keluaran urea supaya

rata. Dari conveyor 3002 dioper kembali ke conveyor 3003 yang

kemudian dimasukkan kedalam storage bin dengan kapasitas 80ton

untuk ditampung. Pada proses terakhir masuk ke bagging mesin

yaitu tempat pengemasan atau pengantongan dan dijahit dengan

sewing machine kemudian ditransfer melalui akumulator conveyor

untuk diloading ke truk atau disimpan digudang melalui bag

handling conveyor.

e. Pabrik NPK (Nitrogen Phosphate Kalium)

Pabrik NPK memproduksi pupuk majemuk dengan bahan

baku utama terdiri dari bahan atau material yang mengandung

unsur Nitrogen (N), Phosphate (P), dan Kalium (K) yang dicampur

secara fisis (NPK Blending) atau secara kimiawi (NPK Granul).

Produk NPK Blending dimulai dengan penimbangan bahan

baku sesuai dengan formula dan selanjutnya bahan-bahan tersebut

diaduk. Setelah proses pengadukan selesai maka dilakukan proses

pengantongan. Untuk produksi NPK granul setelah proses

penimbangan, bahan baku dikeringkan dan didinginkan sehingga

menjadi padatan kembali dalam bentuk granular. Produk yang telah

berbentuk granular dimasukkan ke dalam screening untuk


35

mendapatkan ukuran yang sesuai untuk kemudian dilakukan

coating dan disiapkan untuk proses pengantongan.

3. Produk

Pupuk Kujang menghasilkan produk berupa pupuk urea, gas

ammonia, dan NPK Granul. Pada pabrik Kujang 1A dan Kujang 1B

menghasilkan masing-masing 570.000 ton/tahun urea dan 330.000

ton/tahun ammonia serta pabrik NPK menghasilkan 100.000 ton/tahun

NPK Granul.
36

C. Matriks Implementasi K3
1. Higiene Industri

No Aspek Lokasi Sumber Hasil Upaya Pencegahan dan Regulasi Kesesuaian Rekomendasi
Pengukuran Pengendalian yang Telah dengan Regulasi
/ Observasi Dilakukan Perusahaan
1. Faktor Fisik
a. Kebisingan
Intensitas Bising (terlampir) Mesin- (terlampir) a) Rekayasa Teknis Permenaker Nomor 5 Tidak sesuai. Melaksanaka
Personal mesin (1) Mengisolasi sumber Tahun 2018 Tentang Berdasarkan n penyuluhan
produksi bising pada mesin dan Keselamatan dan hasil pengujian bahaya
(terlampil pompa Kesehatan Kerja TWA intensitas bekerja di
) (2) Menanam pohon- Lingkungan Kerja bising personal lingkungan
pohon di sekitar pada 6 orang bising secara
pabrik tenaga kerja lebih optimal
b) Administratif didapatkan hasil
(1) SOP dan instruksi yaitu adanya Melaksanaka
kerja pajanan bising n
(2) Pemeriksaan dan yang melebihi pengecekan
pengujian peralatan NAB. APD
(3) Pemeliharaan mesin Hal ini telah sebelum
(4) Pemasangan rambu dibandingkan kerja.
K3 seperti peringatan dengan
pemakaian APD dan Permenaker
keterangan telah Nomor 5 Tahun
memasuki area 2018 Tentang
kebisingan Keselamatan
(5) Pemberian pelatihan dan Kesehatan
(6) Shift APAR Kerja
37

(7) Rotasi kerja Lingkungan


(8) Adanya test Kerja (Lampiran
Audiometri 1 Huruf B:
c) Alat Pelindung Diri dimana NAB
Perusahaan telah Kebisingan,
memberikan APD berupa untuk 8 jam
ear plug yang digunakan kerja adalah
saat memasuki area pabrik 85dB)
Intensitas bising 33 titik Mesin- (terlampir) dan menyediakan ear muff di Permenaker Nomor 5 Berdasarkan
dengan Grab lokasi mesin unit tertentu yang memiliki Tahun 2018 Tentang hasil pengujian
Sampling pengujian produksi kebisingan diatas NAB. Keselamatan dan kebisingan pada
(terlampir) (terlampir Kesehatan Kerja 33 titik lokasi
) Lingkungan Kerja pengujian
didapatkan hasil
yaitu sebanyak
22 titik
diindikasikan
adanya pajanan
bising melebihi
NAB.
Sedangkan 11
titik
diindikasikan
adanya pajanan
dibawah NAB.
Hal tersebut
tidak sesuai
dengan
Permenaker
Nomor 5 Tahun
2018 Tentang
38

Keselamatan
dan Kesehatan
Kerja
Lingkungan
Kerja Lampiran
1 Huruf B.
Intensitas bising 6 titik Mesin – (terlampir) Permenaker Nomor 5 Tidak sesuai.
dengan TWA lokasi mesin Tahun 2018 Tentang Berdasarkan
Sampling pengujian produksi Keselamatan dan hasil pengujian
(terlampir) (terlampir Kesehatan Kerja di 6 titik lokasi
) Lingkungan Kerja pengujian
didapatkan hasil
yaitu seluruh
lokasi pengujian
ada pajanan
bising yang
melebihi NAB.
Hal ini telah
dibandingkan
dengan
Permenaker
Nomor 5 Tahun
2018 Tentang
Keselamatan
dan Kesehatan
Kerja
Lingkungan
Kerja (Lampiran
1 Huruf B: NAB
Kebisingan,
untuk 8 jam
39

kerja dalah
85dB)
b. Pencahayaan 16 titik (terlampir (terlampir) a) Pengendalian Permenaker Nomor 5 Tidak sesuai. Pemanfaatan
lokasi ) Substitusi Tahun 2018 Tentang Berdasarkan cahaya alami
pengujian PT Pupuk Kujang Keselamatan dan hasil pengujian lebih
melakukan penggantian Kesehatan Kerja intensitas dioptimalkan
lampu yang rusak dan Lingkungan Kerja pencahayaan di pada siang
melakukan penggantian 16 titik hari dengan
dari lampu TL ke lampu pengujian membuka
LED serta penggantian didapatkan hasil gorden atau
cover dan reflector. yaitu terdapat 4 jendela.
b) Engineering lokasi yang
Control tidak memenuhi
PT Pupuk standar dan 12
Kujang melakukan titik sudah
penggantian cat dinding memenuhi
yang sudah kusam serta standar
untuk mengatasi pencahayaan.
pencahayaan berlebih Permenaker
pada ruangan lampu Nomor 5 Tahun
diberi cover. 2018 Tentang
c) Pengendalian Keselamatan
administratif dan Kesehatan
PT Pupuk Kujang Kerja
melakukan Lingkungan
housekeeping untuk Kerja (Lampiran
menghilangkan debu 1 Nomor 2:
yang menempel pada Standar
cover lampu dan Pencahayaan)
mengatur tata letak
lampu agar sesuai
40

dengan posisi pekerja


sehingga diterapkan 5R
di semua tempat
produksi. Sedangkan
konsentrasi
pencahayaan semua
disesuaiakan 200 Lux.
c. Getaran
Getaran Lengan Bengkel Mesin 1,180 m/dt2 Permenaker Nomor 5 Berdasarkan Tidak ada
Tangan Pengelasan Gerindra Upaya pengendalian yang Tahun 2018 Tentang hasil pengujian rekomendasi
(Bosch 7 telah dilakukan oleh PT Keselamatan dan
getaran lengan
inch) Pupuk Kujang yaitu Kesehatan Kerja
tangan
Rekayasa Teknis dengan Lingkungan Kerja didapatkan hasil
pemasangan bantalan pada yang sudah
alas forklift, Pengendalian sesuai dengan
Administratif dengan Permenaker
pemberian batas waktu dan Nomor 5 Tahun
pembagian shift kerja dan 2018 Tentang
rotasi kerja terakhir Keselamatan
Pengendalian APD dengan dan Kesehatan
penggunaan sarung tangan Kerja
kain. Lingkungan
Kerja (Lampiran
1 Huruf C :
NAB Getaran
Untuk
Pemaparan
Lengan dan
Tangan)
Getaran Seluruh 15 titik 1.Mesin (terlampir) Permenaker Nomor 5 Berdasarkan Tidak ada
Tubuh pengukuran kompre Tahun 2018 Tentang hasil pengujian rekomendasi
41

(terlampir) sor, Keselamatan dan getaran seluruh


lantai Kesehatan Kerja tubuh pada 15
baja. Lingkungan Kerja lokasi
2.Pompa, pengukuran
3.Mesin didapatkan hasil
utility, yang sudah
4.Baling- sesuai dengan
baling, Permenaker
5.Mesin Nomor 5 Tahun
centrifu 2018 Tentang
ge, Keselamatan
6. Mesin dan Kesehatan
distribut Kerja
or Lingkungan
7. Mesin Kerja (Lampiran
prilling 1 Huruf D :
NAB Getaran
Untuk
Pemaparan
Seluruh Tubuh)
d. Iklim Kerja 18 Titik/ Pekerjaan Maksimum 1. Perusahaan juga 1. Undang- Tidak sesuai. Mengoptimal
lokasi pada ISBB telah memberikan Undang No.1 Berdasarkan kan sistem
(terlampir) lokasi diperkenan pengendalian berupa Tahun 1970 hasil pengujian ventilasi dan
pengujian kan adalah engineering control tentang sesaat iklim sirkulasi
tergolong 28,0oC. yaitu pemasangan Keselamatan kerja di 18 titik udara yang
laju Hasil AC di ruang kantor Kerja pengujian, 10 sudah
metabolit ISBB dan fan di ruang 2. Peraturan titik tersedia.
sedang berkisar produksi serta Menteri diindikasikan
dengan antara penyediaan air Ketenagakerja adanya
pengatura 17,8oC s/d minum di setiap area an intensitas iklim
n waktu 30,2oC. kerja, hal ini Republik kerja melebihi
42

kerja telah memenuhi Indonesia NAB dan 8 titik


setiap jam Undang-Undang Nomor 5 lainnya
75%- No.1 Tahun 1970 Tahun 2018 diindikasikan
100%. tentang Keselamatan Tentang adanya
Kerja. Keselamatan intensitas iklim
2. Perusahaan telah dan kerja dibawah
melakukan Kesehatan NAB.
pengendalian dengan Kerja
mengatur jenis bahan Lingkungan
pakaian, dan jam Kerja
kerja pekerja sesuai 3. Peraturan
beban kerja yang Menteri
tidak boleh Kesehatan
dilampaui selama 8 Republik
jam kerja per hari, Indonesia
dengan demikian Nomor 70
perusahaan telah Tahun 2016
memenuhi Peraturan Tentang
Menteri Kesehatan Standar dan
Republik Indonesia Persyaratan
Nomor 70 Tahun Kesehatan
2016 tentang Standar Lingkungan
dan Persyaratan Industri Pasal
Kesehatan 6
Lingkungan Kerja
Industri pada BAB II
mengenai NAB
lingkungan kerja
industri faktor fisik
iklim kerja.
43

e. Radiasi 9 Titik/ Medan Berkisar 1. Untuk mengatasi 2. Peraturan Berdasarkan Tidak ada
Elektro lokasi magnet di antara sinar radiasi, PT Menteri hasil pengujian rekomendasi
Medan (terlampir). 9 titik 0,0045- Pupuk Kujang telah Ketenagakerja pada 9 titik
magnet pengukur 0,2703 mT memasang garis an Republik pengujian
n pembatas sebagai Indonesia didapatkan
jarak aman antara Nomor 5 seluruh titik
pekerja dengan Tahun 2018 diindikasikan di
sumber radiasi. Tentang bawah NAB
Keselamatan
Dan
Kesehatan
Kerja
Lingkungan
Kerja pasal 15
f. Radiasi 6 Titik/ Sinar UV Berkisar 1. Menggunakan alat 3. Peraturan Tidak sesuai. Melakukan
Ultraviolet lokasi antara pelindung diri (APD) Menteri Berdasarkan pengecekan
(terlampir). 0,0015- berupa penahan sinar Ketenagakerja hasil pengujian berkala
0,2558 UV pada kacamata an Republik sesaat radiasi kepatuhan
mW/cm2. googles atau penutup Indonesia ultraviolet pada penggunaan
muka (face mask) Nomor 5 6 titik pengujian APD
khusus untuk Tahun 2018 didapatkan 1 terutama
pekerjaan mengelas. Tentang titik pengujian googles anti
2. Melaksanakan test Keselamatan diindikasikan UV saat
kesehatan rutin atau Dan ada pajanan bekerja dan
MCU. Kesehatan melebihi NAB pengecekan
Kerja dan 5 titik rutin
Lingkungan pengujian kelengkapan
Kerja pasal 15 diindikasikan di APD
bawah NAB. sebelum
kerja.
44

2. Faktor Kimia
a. Debu 3 Titik Debu 0,1040 1. Memasang scrubber 1. Peraturan Sesuai. Tidak ada
Lokasi. Total mg/m3 pada Pabrik Menteri Seluruh titik rekomendasi
Urea 1A NPK granul, Pabrik Ketenagakerja diindikasikan
Fluidizing Ammonia, dan an Republik memiliki kadar
Bed, Prilling Tower, Indonesia debu tota; di
memasang dust Nomor 5 bawah NAB.
Urea 1A 0,0870 collector di area Tahun 2018
Bottom mg/m3 bagging serta Tentang
Prilling, pemberian blower di Keselamatan
beberapa area. Dan
Urea 1B 0,0870 2. Dilakukan Kesehatan
Fluidizing mg/m3 pengecekan pada Kerja
Bed mesin dan Lingkungan
pembersihan pada Kerja pasal 15
lokasi yang 2. Undang-
menghasilkan debu. Undang No.1
3. Alat Pelindung Diri Tahun 1970
yang diberikan tentang
perusahaan yaitu Keselamatan
masker. Kerja pasal 3
3. Peraturan
Menteri
Tenaga Kerja
dan
Transmigrasi
No. 8 Tahun
2010 tentang
Alat Pelindung
Diri.
45

b. Gas 15 Titik Gas Hasil di 1. Pengendalian 1. Peraturan Sesuai. Tidak ada


Amoniak pengujian Amoniak lampiran terhadap kadar gas Menteri Berdasarkan rekomendasi
anorganik (NH3) Ketenagakerja hasil pengujian
yang dilakukan di PT an Republik Amoniak pada
Pupuk Kujang adalah Indonesia 15 titik
dengan pemasangan Nomor 5 pengukuran,
scrubber, Tahun 2018 seluruh lokasi
pemeriksaan rutin Tentang diindikasikan
dan perawatan Keselamatan memiliki
terhadap mesin untuk Dan pajanan
mencegah terjadinya Kesehatan Amoniak di
kebocoran. Kerja bawah NAB.
2. Menyediakan alat Lingkungan
pelindung diri berupa Kerja.
gas mask bagi para 2. Undang-
pekerja Undang No. 1
Tahun 1970
tentang
Keselamatan
Kerja
BAB III
tentang
Syarat-Syarat
Keselamatan
Kerja pasal 3
c. Gas CO 1 Titik Gas 19,0 ppm 1. Perusahaan telah 1. Peraturan Sesuai. Tidak ada
(Gas lokasi, Amonia menyediakan safety Menteri Berdasarkan rekomendasi
Anorganik) Ammonia equipment yang Ketenagakerja hasil
1A PPCO diperlukan apabila an Republik pengukuran
E 103 terdapat pekerjaan di Indonesia sesaat
tempat kerja yang Nomor 5 didapatkan hasil
46

ketika diperiksa Tahun 2018 CO di bawah


kadar gas melebihi Tentang NAB.
NAB. Safety Keselamatan
Equipment yang Dan
disediakan seperti Kesehatan
respirator, full mask, Kerja
canister NH3, Lingkungan
canister CO, dan Kerja.
canister clorin,
SCBA dan airline
respirator.
3. Faktor Biologi
a. Koloni 6 titik Bakteri Pemeriksaa Kegiatan pemantauan 1. Peraturan Sesuai. Tidak ada
Mikroba pengukuran dan jamur n mikrobiologi patogen dan Menteri Berdasarkan rekomendasi
(terlampir) mikrobiolo mikroorganisme udara Ketenagakerja hasil
gi dilakukan oleh pihak an Republik pemeriksaan
dilakukan eksternal selama 1 (satu) Indonesia mikrobiologi
pada 6 titik tahun sekali berupa Nomor 5 pada 6 titik
pengukuran pemeriksaan kuman patogen Tahun 2018 didapatkan
dengan dan kuman total. Tentang seluruhnya
hasil Keselamatan memenuhi
jumlah Dan standar NAB
bakteri Kesehatan
kisaran Kerja
antara 8-15 Lingkungan
koloni/m3 Kerja
udara dan Lampiran 5:
jumlah Standar Faktor
jamur Biologi.
antara 17-
54
47

koloni/m3
udara.
4. Faktor Psiko-sosial
a. Beban Kerja Beban kerja Manual Pekerjaan Pengendalian yang dilakukan 1. Undang- Tidak sesuai. Sebaiknya
berlebih di handling. manual PT Pupuk Kujang Cikampek Undang Pekerja penggunaan
PT Pupuk handling untuk meminimalisir beban Nomor 1 mengangkut alat bantu
Kujang yaitu saat kerja fisik yaitu penjadwalan Tahun 1970 karung seberat kerja lebih
berupa memindahk waktu istirahat yang cukup Tentang 50kg sendiri dioptimalkan
kegiatan an kantong dengan shift kerja. Keselamatan dari Gudang untuk
angkat urea 50 kg Sedangkan untuk beban kerja Kerja menuju truk mengurangi
angkut dari psikis pengendalian yang 2. Peraturan pengangkutan. risiko cedera
yang accumulato dilakukan adalah Menteri Hal ini melebihi saat bekerja.
banyak r convenyor menempatkan pekerja sesuai Kesehatan rekomendasi
terdapat di untuk dengan kemampuannya, dan Nomor 48 ILO mengenai
area dipindahka rekreasi gratis. Tahun 2016 beban kerja fisik
bagging, n ke truk Sudah dilengkapi dengan alat Tentang maksimal yang
urea dan dan ketika bantu kerja seperti forklift. Standar diperkenankan
NPK. melakukan Keselamatan untuk pekerjaan
pekerjaan dan Kesehatan mengangkut
penumpukk Kerja bagi orang
an kantong Perkantoran Indonesia adalah
urea 3. Peraturan sebesar 35kg
(stacking) Menteri disesuaikan
ke dalam Tenaga Kerja dengan ukursn
gudang Nomor 5 tubuh dan
menggunak Tahun 2018 kekuatan otot.
an forklift. Tentang
Keselamatan
dan Kesehatan
Kerja
Lingkungan
48

Kerja
b. Hubungan PT Pupuk Terdapat Berdasarka Upaya pencegahan UU No 21 Tahun 2000 Sesuai. Tidak ada
Kerja Kujang Serikat n Perjanjian Apabila terjadi perselisihan Tentang Serikat Sudah terbentuk rekomendasi
Pekerja Kerja kepentingan antara pekerja Pekerja/ Serikat Serikat buruh
Pupuk Bersama dengan perusahaan dengan Buruh. yang demokratis
Kujang (PKB) jalur perundingan melalui ditandai dengan
(SP2K) Periode SP2K dengan pengusaha. pemilihan ketua
2020-2023 umum dan
antara PT sekretaris umum
Pupuk SP2K melalui
Kujang pemilu.
dengan
Serikat
Pekerja
Pupuk
Kujang
(SP2K)
pada BAB
IV pasal 24
tentang
Ketentuan
Hari Kerja,
Jam Kerja
dan Jam
Istirahat, di
PT Pupuk
Kujang
dapat
dibedakan
menjadi
karyawan
49

regular
(non shift)
dan shift.
c. Stress Kerja 72 bagian Pekerjaan (terlampir) Berdasarkan hasil Permenaker Nomor 5 Berdasarkan Pekerja dapat
pengujian pengukuran stress kerja Tahun 2018 Tentang hasil diwajibkan
dengan kuesioner didapatkan Keselamatan dan pemeriksaan mengikuti
bahwa tidak terdapat stress Kesehatan Kerja psikologi pada senam setiap
kerja berat pada karyawan PT Lingkungan Kerja. 235 orang Jum’at pagi
Pupuk Kujang sehingga tidak karyawan dari dengan
ada pengendalian khusus 72 lokasi/ tujuan untuk
untuk stress kerja. bagian menjaga
didapatkan hasil kesehatan
yaitu terdapat baik jasmani
potensi risiko maupun
stres sedang rohani
untuk semua pekerja.
kategori
Ketaksaan Peran
(TP), Konplik
Perang (KP),
Pengembangan
Karir (PK), dan
Tanggung
Jawab terhadap
Orang lain
(TJO), dan
untuk kategori
Beban Berlebih
Kualitatif dan
Beban Berlebih
Kuantitatif. Hal
50

ini telah
sesuai dengan
Permenaker
Nomor 5 Tahun
2018 Tentang
Keselamatan
dan Kesehatan
Kerja
Lingkungan
Kerja (Lampiran
7: Standar
Faktor
Psikologi).
51

2. Lingkungan
a. Sistem Manajemen Lingkungan berdasarkan standar yang digunakan: ISO 9001: 2015, ISO Lab 17025, ISO 14001:2015)

b. Jumlah Staff dan pelaksana: 6 orang.

Kegiatan pengelolaan limbah cair B3 terdiri dari:

1) Unit Pemisahan Ammonia

Unit ini berfungsi mengolah limbah cair hasil proses produksi yang mengandung ammonia, proses ini dilakukan di ammonia

removal. Limbah cair yang mengandung ammonia ditampung di ammonia removal, kemudian dilakukan penyedotan. Ammonia

yang tersedot dipompakan kemudian dipanaskan atau dibakar di ammonia removal dan uapnya dibuang ke udara. Sedangkan

airnya dibuang ke saluran pembuangan limbah. Pemeriksaan limbah dilakukan setiap hari oleh laboratorium.

2) Unit Pemisahan Oli

Unit ini berfungsi memisahkan oli dari air buangan pabrik, proses ini dilakukan di oil skimmer. Oli yang sudah terpisah dialirkan

ke tempat penampungan oli untuk selanjutnya diserahkan pihak ke tiga karena termasuk limbah B3. Sedangkan airnya dialirkan
52

ke amoniak removal untuk mengalami proses selanjutnya.

3) Kolam Netralisasi Asam Basa

Unit ini berfungsi untuk menetralkan air buangan yang mengandung asam atau basa yang berlebihan dari unit demineralisasi.

Setelah asam basanya sesuai dengan baku mutu limbah cair kemudian di alirkan ke kolam telaga yang selanjutnya dibuang ke

sungai.

4) Kolam Netralisasi Asam Basa

Unit ini berfungsi untuk menetralkan air buangan yang mengandung asam atau basa yang berlebihan dari unit demineralisasi.

Setelah asam basanya sesuai dengan baku mutu limbah cair kemudian di alirkan ke kolam telaga yang selanjutnya dibuang ke

sungai.
53

No Aspek Lokasi Sumber Hasil Upaya Regulasi Kesesuaian dengan Rekomendasi


Pengukuran/ Pencegahan dan Regulasi
Observasi Pengendalian
Berat dalam yang Telah
(ton) Dilakukan
Perusahaan
1. Limbah B3
a. Cair Kantor Pelarut bekas 8.14 Maksimal 1. Peraturan Sesuai Tidak ada
(sumber data (A323-1) tanggal penyimpaan 180 Menteri rekomendasi
laporan RKL masuk hari. Tanggal Lingkungan
RPL semester 2 14 Juni 2019 keluar Hidup dan
tahun 2019) 14 Desember Kehutanan
2019 RI No.
16/MENLH
Pelarut bekas 0,73 12 Mei 2020 K/SETJEN/ Sesuai
(A323-1) KUM.1/4/20
12 November 19 Tentang
2019 Perubahan
Kedua Atas
Peraturan
Menteri
Lingkungan
Hidup
Nomor 5
Tahun 2014
Tentang
Baku Muu
Air Limbah
2. Keputusan
Gubernur
Daerah
54

Tingkat I
Jawa Barat
Nomor 6
Tahun 1999
tentang Baku
Mutu
Limbah Cair
Bagi
Kegiatan
Industri di
Jawa Barat.
3. Peraturan
Menteri
Ketenagakerj
aan RI No 8
Tahun 2018
Tentang
Keselamatan
dan
Kesehatan
Kerja
Lingkungan
Kerja.
b. Padat K1A Filter bekas 1.20 (29 Mei Maksimal 1. Peraturan Sesuai Tidak ada
2019) penyimpanan Menteri rekomendasi
0.60 (14 Juni paling lama 365 Lingkungan
2019) hari karena Hidup dan
limbah yang Kehutanan
dihasilkan RI No.
<50kg per hari 16/MENLH
untuk sumber K/SETJEN/
55

limbah tidak KUM.1/4/20


spesifik dan 19 Tentang
limbahkategori Perubahan
2. Kedua Atas
29 Mei 2020 Peraturan
14 Juni 2020 Menteri
K1B Karbon Aktif 8.00 (13 Juni Lingkungan
(B301-1) 2019) Hidup Sesuai
Maksimal Nomor 5
penyimpanan Tahun 2014
paling lama 365 Tentang
hari. Baku Muu
13 Juni 2020 Air Limbah

Kantor Lampu TL 0.02 (10 Juni


(B107d) 2019) Sesuai
Maksimal
penyimpanan
365 hari.
K1B 5.00 (20 Juni 10 Juni 2020.
Katalis (B301-3) 2019) Sesuai
Maksimal
penyimpanan 90
hari
20 September
2019

Limbah B3
diatasi dengan
penyimpanan
sementara
56

limbah B3
padat. Gudang
penyimpanan
limbah padat
digunakan
untuk beberapa
limbah B3 dan
hanya berjarak
1 meter antara
limbah 1
dengan yang
lain. Limbah
padat yang telah
terkumpul akan
di ambil oleh
pihak ketiga
sesuai dengan
jenis limbah B3
yang dihasilkan.

c. Gas Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
2. Limbah Non B3
a. Cair Oulet IPAL Air Limbah Terlampir Kontrol kualitas 1. PermenLHK Tidak ada
Domestik (Clow domestik PT air limbah No 68 2016 rekomendasi
Unit) yang Pupuk Kujang domestic Tentang
berada di area dilakukan setiap Baku Mutu
pabrik utility. bulan oleh Air Limbah
laboratorium Domestik
eksternal (PT.
Mutu Agung
Lestari) dan
57

terukur
memenuhi baku
mutu sesuai
dengan
PermenLHK No
68 2016
Tentang Baku
Mutu Air
Limbah
Domestik
b. Padat 1. Area Ceceran Urea Terlampir Keseluruhan Keseluruhan ceceran Tidak ada
Pengant ceceran urea urea di daur ulang di rekomendasi
ongan (Urea yang pabrik NPK.
rusak karena
kemasan robek,
tumpahan dan
debu Urea dari
area dust
collector) secara
rutin
dikumpulkan
dan dikirim ke
2. Keselur Sampah Rumah Terlampir pabrik NPK
uhan Tangga dan Granul dan
Pabrik Sampah digunakan
Pupuk Lingkungan sebagai bahan
Kujang baku pupuk
NPK.

Sampah Rumah
Tangga
58

penanganannya
diserahkan
kepada PT.
Hurip Utama
dan CV. Taruma
Jaya yang telah
memiliki ijin
dari pihak
berwenang
degan dibantu
tenaga Bagian
PKL sebagai
koordinator.
Sedangkan
sampah
lingkungan
seperti daun-
daun dan
rumput
dijadikan
kompos sebagai
bahan baku
pupuk organik
dan sebagai
pakan rusa.
Untuk limbah
padat non B3
akan diambil
oleh pihak
ketiga setiap
hariya.
59

c. Gas Pabrik Urea 1. Kualitas udara Terlampir 1. Kegiatan 1. Keputusan Sesuai. Berdasarkan Tidak ada
emisi dari 11 pemantauan Menteri pengukuran gas NH3 rekomendasi
Cerobong dilakukan Lingkungan dan gas CO
peralatan oleh pihak Hidup No. 133 didapatkan hasil
pabrik internal dan Tahun 2004 pengukuran dibawah
eksternal. Tentang Baku NAB.
Pengukuran Mutu Emisi bagi
internal Kegiatan Industri
dilakukan Pupuk
selama satu
bulan sekali
dengan area
yang
berbeda
setiap
bulannya
oleh
Departemen
K3LH
bagian K3.
Pengukuran
dari pihak
eksternal
dilakukan
oleh Balai
K3 Jakarta
setiap satu
tahun sekali.
2. Pemasangan
Continuous
Emission
60

Monitoring
(CEM)
Amoniak di
stack Prilling
Tower K1B
dimana hasil
pemeriksaan
dilaporkan
setiap hari
yang
merupakan
hasil
pembacaan
rata-rata
setiap
jamnya
sehingga
kadar
Amoniak
dapat selalu
dipantau.
61

3. Kesehatan Kerja
No. Aspek Deskripsi Masalah/ Penerapan Regulasi Kesesuaian dengan Regulasi Rekomendasi
di Perusahaan
1. Personil Kesehatan Kerja PT Pupuk Kujang memiliki 1. Keputusan Direktur Sesuai dengan Tidak ada
organisasi yang bertanggung Jenderal Pembinaan permenakertrans RI Nomor rekomendasi
jawab atas kegiatan pelayanan Pengawasan Per-01/MEN/1979 Tentang
kesehatan kerja. Tenaga Ketenagakerjaan Nomor Kewajiban Lathan Hygiene
paramedis di poliklinik Kep. 22/DJPPK/V/2008 Kesehatan dan Keselamatan
perusahaan terdiri dari: Tentang Petunjuk Teknis Kerja Bagi Paramedis
1. Dokter umum Penyelenggaraan Perusahaan
2. Dokter gigi Pelayanan Kesehatan
3. Dokter penyakit dalam Kerja.
4. Dokter anak 2. Permenakertrans RI No.
5. Dokter kandungan Per-03/MEN/1982 Tentang
6. Bidan dan perawat Pelayanan Kesehatan Kerja
7. Fisioterapi 3. Permenakertrans RI No.
8. Dokter jantung Per-01/MEN/1979 Tentang
Dokter umum selalu stand by Kewajiban Latihan
24 jam di poliklinik perusahaan. Hygiene Kesehatan dan
Sedangkan dokter gigi hanya Keselamatan Kerja Bagi
ada pada saat hari kerja saja. Paramedis Perusahaan.
4. Peraturan Pemerintah No.
88 Tahun 2019 Tentang
Kesehatan Kerja
2. Program dan Pelayanan
Kesehatan Kerja (meliputi
12 tugas pokok pelayanan
kesehatan kerja sesuai
dengan perundang-
undangan)
62

a. Pemeriksaan kesehatan PT Pupuk Kujang telah 1. Permenakertrans RI No. Sesuai dengan Tidak ada
sebelum kerja, menerapkan program Per-02/MEN/1980 Tentang Permenakertrans RI No. Per- rekomendasi
pemeriksaan berkala, pemeriksaan kesehatan sebelum Pemeriksaan Kesehatan 02/MEN/1980 Tentang
dan pemeriksaaan bekerja, berkala dan Tenaga Kerja dalam Pemeriksaan Kesehatan
khusus. pemeriksaan khusus. Penyelenggaraan Tenaga Kerja dalam
1. Pemeriksaaan sebelum kerja Keselamatan Kerja. Penyelenggaraan
Pemeriksaan sebelum kerja 2. Peraturan Pemerintah No. Keselamatan Kerja
dilakukan pada saat proses 88 Tahun 2019 Tentang
seleksi kerja yang dilakukan Kesehatan Kerja
untuk menentukan kelayakan 3. Permenakertrans RI No.
pegawai yang akan bekerja di Per-02/MEN/1980 tentang
PT Pupuk Kujang untuk Pemeriksaan
memperoleh karyawan yang Kesehatan Tenaga Kerja
sehat, produktif, dan tidak dalam Penyelenggaraan
mempunyai penyakit menular. Keselamatan Kerja
Pemeriksaan sebelum bekerja
meliputi:
a. Tes urin
b. Tes darah
c. EKG
d. Rontgen
e. Audiometri
f. Spirometri
g. Pemeriksaaan buta
warna
h. Pemeriksaan fisik
2. Pemeriksaan berkala
Pemeriksaan berkala disebut
juga medical check up dimana
hasilnya akan diberikan kepada
karyawan atau dikonsultasikan
63

dengan dokter perusahaan. PT


Pupuk Kujang telah melakukan
pemeriksaan kesehatan berkala
selama satu tahun sekali.
Tujuan pemeriksaan berkala
dilakukan sebagai usaha
preventif gangguan kesehatan
bagi karyawan. Perusahaan
menyelenggarakan
pemeriksaaan lengkap (General
Check Up) di poliklinik PT
Pupuk Kujang. Bagi jajaran
manager ke atas dapat
dilakukan pemeriksaan berkala
pada seluruh keluarganya.
Pemeriksaan kesehatan berkala
meliputi:
a. Tes darah
b. Tes mata
c. Rontgen
d. Spirometri
e. Audiometri
f. Buta warna
3. Pemeriksaan kesehatan
khusus
Pemeriksaan kesehatan
khusus dilakukan jika hasil dari
pemeriksaan berkala atau
medical check up
membutuhkan tindakan lebih
lanjut berdasarkan keluhan
64

yang dialami oleh karyawan.


Pemeriksaan khusus juga dapat
dilakukan jika karyawan
mengalami kecelakaan akibat
kerja.

b. Pembinaan dan PT Pupuk Kujang telah 1. Permenakertrans RI No. Sesuai dengan Tidak ada
Pengawasan atas melakukan pembinaan dan Per-03/MEN/1982 Tentang Permenakertrans RI Nomor rekomendasi
penyesuaian pekerjaan pengawasan pekerjaan terhadap Pelayanan Kesehatan Per-03/MEN/1982 Tentang
terhadap tenaga kerja. pekerja. Program tersebut Tenaga Kerja Pelayanan Kesehatan Tenaga
dilakukan sebelum pekerja 2. Peraturan Pemerintah No. Kerja Pasal 1 bagian a yang
mulai bekerja di perusahaan. 88 Tahun 2019 Tentang berbunyi “Pelayanan
Pembinaan dilakukan berupa Kesehatan Kerja kesehatan adalah usaha
pemberian pelatihan dan kesehatan yang dilaksanakan
pendidikan yang meliputi : dengan tujuan memberikan
a. Etika, tata tertib, dan bantuan kepada tenaga kerja
disiplin dalam penyesuaian diri baik
b. Pengetahuan, fisik maupun mental
keterampilan, dan terutama dalam penyesuaian
keahlian diri baik fisik maupun mental
c. Pembinaan jasmani dan teruatama dalam penyesuaian
rohani tenaga kerja dengan
Tujuan dari program ini adalah pekerjanya”
untuk memberikan bantuan
kepada pekerja dalam
penyesuaian diri baik fisik
maupun mental terutama dalam
penyesuaian tenaga kerja
dengan pekerjaannya.
c. Pembinaan dan PT Pupuk Kujang telah 1. Permenakertrans RI No. Per- Sesuai Permenakertrans RI Tidak ada
Pengawasan terhadap melakukan pengawasan 03/MEN/1982 Tentang No. Per-03/MEN/1982 rekomendasi
65

lingkungan kerja pengukuran faktor- faktor Pelayanan Kesehatan Tentang Pelayanan


bahaya seperti faktor fisika, Tenaga Kerja Kesehatan Tenaga Kerja
kimia, biologi dan ergonomi. pasal 1 bagian a yaitu
1. Faktor fisika meliputi pelayanan kesehatan adalah
kebisingan, usaha yang dilaksanakan
pencahayaan, iklim dengan tujuan melindungi
kerja, getaran seluruh tenaga kerja terhadap setiap
tubuh, getaran lengan gangguan kesehatan yang
tangan, radiasi timbul dari pekerjaan atau
elektromedanmagnet, lingkungan kerja. PT Pupuk
dan radiasi ultraviolet. Kujang telah melakukan
2. Faktor kimia meliputi monitoring pengukuran
CO, debu total, amonia, faktor fisika, kimia, biologi,
dan Pb. dan ergonomi.
3. Faktor biologi meliputi
koloni mikroba
4. Faktor ergonomi
meliputi kesesuaian alat
dan tempat kerja, serta
stres kerja.
5. Faktor psikologi
Pengukuran lingkungan
kerja dilakukan oleh
pihak internal maupun
eksternal. Pihak internal
merupakan pihak terkait
di PT Pupuk Kujang
yang berwenang
melakukan pengukuran.
Sedangkan pihak
eksternal yaitu Balai
66

Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pusat
Jakarta.
d. Pembinaan dan Fasilitas sanitair telah 1. Permenakertrans RI No. Sesuai dengan Tidak ada
Pengawasan disediakan oleh PT Pupuk Per-03/MEN/1982 Tentang Permenakertrans Nomor 3 rekomendasi
Perlengkapan Sanitair Kujang yang meliputi tempat Pelayanan Kesehatan Tahun 1982 Tentang
cuci tangan, toilet, tempat Tenaga Kerja Pelayanan Kesehatan Tenaga
wudhu, dan penyediaan air 2. Peraturan Menteri Kerja pasal 2 huruf (d) yang
minum. Toilet pekerja wanita Kesehatan Republik berisi mengenai tugas pokok
terpisah dengan toilet untuk Indonesia No. 70 Tahun pelayanan kesehatan yang
pekerja pria. Rasio jumlahnya 2016 Tentang Standar dan harus dilaksanakan
untuk pia setiap rasio 15 pekerja Persyaratan Kesehatan perusahaan terhadap
terdapat 1 toilet. Toilet Lingkungan Kerja Industri pelaksanaan pembinaan dan
dibersihkan secara teratur dan 3. Permenaker No 5 Tahun pengawasan perlengkapan
berkala oleh petugas cleaning 2018 Tentang Keselamatan sanitair.
service. dan Kesehatan Kerja Selain itu mengenai jumlah
Lingkungan Kerja toilet sudah sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan
RI Nomor 70 Tahun 2016
Tentang Standar dan
Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja Industr
BAB II poin C yang
berbunyi “Standar baku mutu
sarana toilet untuk pekerja
industri ditetapkan
berdasarkan rasio yaitu
perbandingan jumlah toilet
dengan jumlah pekerja.”
e. Pembinaan dan PT Pupuk Kujang telah 1. Permenakertrans RI No. Per- Sesuai dengan Tidak ada
Pengawasan melakukan pembinaan dan 03/MEN/1982 Tentang Permenakertrans RI No. Per- rekomendasi
67

Perlengkapan untuk pengawasan perlengkapan Pelayanan Kesehatan 03/MEN/1982 tentang


kesehatan tenaga kerja untuk kesehatan tenaga kerja Tenaga Kerja Pelayanan Kesehatan Tenaga
untuk memenuhi akan Kerja pasal 2 tentang tugas
pelayanan kesehatan bagi pokok pelayanan kesehatan
karyawan sesuai peraturan yang tenaga kerja.
berlaku.
f. Pencegahan dan Semua karyawan PT Pupuk 1. Permenakertrans RI No. Sesuai dengan Tidak ada
Pengobatan terhadap Kujang wajib mengikuti Per-03/MEN/1982 Tentang Permenakertrans RI Nomor rekomendasi
penyakit umum dan pemeriksaan untuk diketahui Pelayanan Kesehatan Per-03/MEN/1982 Tentang
penyakit akibat kerja persentase angka kesakitan dan Tenaga Kerja Pelayanan Kesehatan Tenaga
angka yang sehat. Pemeriksaan 2. Permenakertrans No. Per- Kerja pasal 3 ayat (2) yang
dilakukan setiap satu tahun 01/MEN/1981 Tentang berbunyi “Pengurus wajib
sekali. PT Pupuk Kujang telah Kewajiban Melapor memberikan pelayanan
menyediakan tempat untuk Penyakit Akibat Kerja kesehatan kerja sesuai
pemeriksaan kesehatan yaitu 3. Peraturan Presiden RI No. dengan kemajuan ilmu
poliklinik. Tindakan 7 Tahun 2019 Tentang pengetahuan dan teknologi.”
pencegahan terhadap penyakit Penyakit Akibat Kerja. PT Pupuk Kujang telah
umum dan penyakit akibat kerja 4. Peraturan Menteri menyediakan tempat untuk
berupa pemeriksaan kesehatan Kesehatan Republik pemeriksaan kesehatan yaitu
atau medical check up yang Indonesia Nomor 56 poliklinik.
dilakukan rutin setiap satu Tahun 2016 Tentang
tahun sekali. Penyelenggaraan
Pelayanan Penyakit Akibat
Kerja
5. Kepmenaker RI No.
KEPTS. 333/MEN/1989
Tentang Diagnosis dan
Pelaporan Penyakit Akibat
Kerja.
6. Peraturan Pemerintah No.
88 Tahun 2019 Tentang
68

Kesehatan Kerja
7. Peraturan Menteri
Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 56
Tahun 2016 Tentang
Penyelenggaraan
Pelayanan Penyakit Akibat
Kerja
g. Pertolongan Pertama PT Pupuk Kujang telah 1. Permenakertrans RI No. Permenakertrans RI No. Per- Tidak ada
Pada Kecelakaan menyediakan kotak P3K tipe A Per-15/MEN/VIII/2008 03/MEN/1982 tentang rekomendasi
(P3K) yang berisi 20 macam alat dan Tentang Pertolongan Pelayanan Kesehatan Tenaga
obat untuk pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Kerja pasal 2 huruf g tentang
pertama. Kotak P3K disediakan di Tempat Kerja Pertolongan Pertama Pada
di setiap unit kerja yang 2. Peraturan Pemerintah No. Kecelakaan. Dan Peraturan
bertujuan untuk upaya tindakan 88 Tahun 2019 Tentang Menteri Tenaga
pertolongan pertama pada Kesehatan Kerja Kerja Dan Transmigrasi
kecelakaan ringan guna 3. Permenakertrans RI No. Republik Indonesia Nomor
meringankan rasa sakit dan Per-03/MEN/1982 Tentang Per15/Men/VIII/2008
mencegah luka yang lebih parah Pelayanan Kesehatan Tentang Pertolongan
lagi. Pengelola dan pemelihara Tenaga Kerja Pertama Pada
kotak P3K adalah petugas Permenakertrans RI No. Per-
representative yang juga 03/MEN/1982 tentang
sebagai petugas P3K di area Pelayanan Kesehatan Tenaga
unit kerja masing-masing. Isi Kerja pasal 2 huruf g tentang
kotak P3K di PT Pupuk Kujang Pertolongan Pertama Pada
yaitu: Kecelakaan. Dan Peraturan
1. Kasa steril terbungkus Menteri Tenaga
2. Perban (lebar 5 cm) Kerja Dan Transmigrasi
3. Perban (lebar 10 cm) Republik Indonesia Nomor
4. Plester (lebar 1,25 cm) :Per15/Men/Viii/2008
5. Plester cepat Tentang Pertolongan
69

6. Kapas (25 gram) Pertama Pada Kecelakaan Di


7. Kain segitiga/ mitella Tempat Kerja pasal 1 angka
8. Gunting 2 yaitu petugas P3K di
9. Peniti tempat kerja adalah pekerja/
10. Sarung tangan sekali buruh yang ditunjuk oleh
pakai (pasangan) pengurus/pengusaha dan
11. Masker diserahi tugas tambahan
12. Pinset untuk melaksanakan
13. Lampu senter P3K ditempat kerja.
14. Gelas untuk cuci mata
15. Kantong plastik bersih
16. Aquades (25 ml larutan
Saline)
17. Povidon iodine (60 ml)
18. Alkohol 70%
19. Face mask
20. Salep luka bakar
Selain 20 macam alat dan obat
P3K tersebut, di dalam kotak
P3K juga dilengkapi bukti
pemakaian P3K, form
permohonan pengisian, dan
daftar isi kotak.
h. Pendidikan kesehatan Pemberian pelatihan untuk 1. Permenakertrans RI No. Tidak ada
untuk tenaga kerja dan petugas P3K di PT Pupuk Per-15/MEN/VIII/2008 rekomendasi
latihan untuk P3K Kujang dilakukan guna Tentang Pertolongan
meningkatkan keterampilan Pertama Pada Kecelakaan
petugas P3K. Hal ini berarti di Tempat Kerja
bahwa petugas P3K di 2. Peraturan Pemerintah No.
perusahaan sudah memiliki 88 Tahun 2019 Tentang
kompetensi dalam P3K sesuai Kesehatan Kerja
70

dengan peraturan yang berlaku. 3. Permenakertrans RI No. Per-


03/MEN/1982 Tentang
Pelayanan Kesehatan
Tenaga Kerja

i. Memberikan nasehat Tata letak dan pembuatan 1. Undang-Undang No. 1 Penyuluhan penggunaan Melaksanakan
mengenai rancangan tempat kerja di PT Pupuk Tahun 1970 Tentang APD yang sesuai masih penyuluhan
dan pembuatan tempat Kujang telah disesuaikan Keselamatan Kerja (APD) belum dilakukan secara penggunaan
kerja, pemilihan APD dengan keadaan lingkungan 2. Permenakertrans No 8 optimal APD yang
yang diperlukan dan perusahaan. Pemilihan APD Tahun 2010 Tentang Alat sesuai masih
gizi serta juga telah disesuaikan dengan Pelindung Diri belum
penyelenggaraan potensi bahaya di setiap area 3. Surat Edaran Menteri dilakukan
makan di tempat kerja kerja sosialisasi penggunaan Tenaga Kerja No. secara optimal.
APD selain secara lisan juga 01/MEN/1979 Tentang
dilakukan secara administrasi Pengadaan Kantin dan
yaitu berupa pemasangan poster Ruang Tempat Bagi
wajib APD di setiap pintu Tenaga Kerja
masuk utama area kerja. PT 4. Kepmenakertrans RI No.
Pupuk Kujang telah Kep.102/MEN/VI/2004
menyediakan kantin di Tentang Waktu Kerja
perusahaan. Perusahaan juga Lembur dan Upah Kerja
melakukan pemantauan Lembur
terhadap kantin yang berada di 5. Peraturan Pemerintah No
kawasan pabrik. Selain itu, 88 Tahun 2019 Tentang
perusahaan juga memberikan Kesehatan Kerja
makan tambahan lembur untuk
meningkatkan gizi kerja
karyawan.
j. Membantu usaha PT Pupuk Kujang telah 1. Permenakertrans No. Per- Belum pernah terjadi PAK. Tidak ada
rehabilitasi akibat memberikan perawatan atau 03/MEN/1982 Tentang rekomendasi
kecelakaan atau PAK rehabilitasi pada tenaga kerja Pelayanan Kesehatan Kerja
71

yang mengalami kecelakaan 2. Peraturan Pemerintah No


akibat kerja maupun penyakit 88 Tahun 2019 Tentang
akibat kerja di pelayanan Kesehatan Kerja
kesehatan perusahaan yang 3. Peraturan Menteri
telah disediakan. Perusahaan Ketenagakerjaan RI No 10
juga telah memiliki poliklinik Tahun 2016 Tentang Tata
dengan dokter dan paramedis Cara Pemberian Program
yang telah bersertifikat Kembali Kerja Serta
Hiperkes sebagai usaha Kegiatan Promotif dan
rehabilitatif KAK dan PAK. Kegiatan Preventif
Setiap karyawan juga telah Kecelakaan Akibat Kerja
terdaftar dalam BPJS kesehatan dan Penyakit Akibat Kerja
dan perusahaan telah menjalin 4. Peraturan Menteri
kerja sama dengan Rumah Kesehatan Republik
Sakit Negeri maupun Rumah Indonesia Nomor 56
Sakit Swasta di daerah Tahun 2016 Tentang
Purwakarta, Karawang dan Penyelenggaraan
sekitarnya, jika memerlukan Pelayanan Penyakit Akibat
penanganan yang lebih lanjut Kerja
dalam pengobatan.
k. Pembinaan dan Pembinaan dan pengawasan 1. Permenakertrans No. Per-
pengawasan terhadap terhadap tenaga kerja yang 03/MEN/1982 Tentang
tenaga kerja yang mempunyai kelainan tertentu Pelayanan Kesehatan Kerja
mempunyai kelainan telah dilakukan oleh PT Pupuk 2. Peraturan Pemerintah No
tertentu dalam K3 Kujang dalam memenuhi 88 Tahun 2019 Tentang
pelayanan kesehatan kerja bagi Kesehatan Kerja
karyawan. Hal tersebut
dilakukan dengan cara
melakukan mutasi sesuai
kemampuan kinerja karyawan.
72

l. Memberikan laporan Laporan pelayanan kesehatan 1. Permenakertrans No. Per- Sesuai Tidak ada
berkala tentang diberikan kepada pengurus agar 03/MEN/1982 Tentang rekomendasi
pelayanan kesehatan dapat dimonitoring oleh Pelayanan Kesehatan Kerja
kerja kepada pengurus pengurus mengenai pelayanan 2. Peraturan Pemerintah No
kesehatan kerja di PT Pupuk 88 Tahun 2019 Tentang
Kujang sesuai peraturan yang Kesehatan Kerja
berlaku.
3. Gizi Kerja PT Pupuk Kujang tidak 1. Keputusan Menteri Sesuai Tidak ada
memberikan makan siang bagi Kesehatan Republik rekomendasi
karyawan. Namun tersedia Indonesia Nomor
kantin yang ada di perusahaan. 942/Menkes/SK/VII/2003
Pemenuhan kalori gizi kerja Tentang Pedoman
terhadap karyawan sesuai Persyaratan Hygiene
dengan beban kerja yang Sanitasi Makanan Jajanan
diterima. Perusahaan 2. Permenkes Republik
memberikan makanan Indonesia No. 033 Tahun
tambahan seperti telur dan susu 2012 Tentang Bahan
bagi karyawan shift malam. Tambahan Pangan
Sedangkan untuk kegiatan
PERTA (Perbaikan Tahunan)
pada malam hari akan diberikan
nasi goreng atau nasi uduk.
PT Pupuk Kujang melakukan
pemeriksaan higiene sanitasi
kantin perusahaan yang
meliputi:
a. Pemeriksaan sampel,
yaitu
1) Usap tangan,
dengan parameter
E.coli
73

2) Usap alat makan,


dengan paremeter
E.coli.
3) Air bersih (fisika,
kimia, bakteriologi)
4) Makanan, dengan
parameter E.coli
dan Salmonella.
5) Kandungan bahan
berbahaya
6) Kandungan
pestisida
7) Transport dan
honor petugas
b. Media usap tangan dan
usap alat makanan
c. Transport pengambilan
dan pengiriman sampel
Pemeriksaan gizi
melalui pemeriksaan
menu makanan yang
meliputi:
1) Menu ramadhan
(buka puasa dan
sahur)
2) Menu makan
catering
3) Menu makanan
PERTA (Perbaikan
Tahunan) yang
meliputi makan
74

pagi, siang dan


sore.

4. Jaminan Kesehatan Pekerja PT Pupuk Kujang telah 1. Undang-Undang Republik Sesuai Tidak ada
menyediakan jaminan Indonesia Nomor 24 rekomendasi
kesehatan bagi karyawan. Tahun 2011 Tentang
Jaminan kesehatan yang Badan Penyelenggara
disediakan oleh perusahaan Jaminan Sosial
yaitu meliputi 2. Undang-Undang No. 3
1. Jaminan kesehatan Tahun 1992 Tentang
pekerja yang berasal Jaminan Sosial Tenaga
dari perusahaan dengan Kerja
adanya fasilitas 3. Peraturan Pemerintah No.
poliklinik dan PT 64 Tahun 2005 Tentang
Pupuk Kujang bekerja Penyelenggaraan Program
sama dengan rumah Jaminan Sosial Tenaga
sakit rujukan. Kerja
2. Jaminan kesehatan 4. Permenaker RI No. Per-
Ramayana merupakan 01/MEN/1998 Tentang
jaminan kesehatan bagi Penyelenggaraan
pekerja dan Pemeliharaan Kesehatan
keluarganya. Bagi Tenaga Kerja Dengan
3. Jaminan Kesehatan Manfaat Lebih Baik dari
Pekerja yang berasal Paket Jaminan
dari pemerintah dengan Pemeliharaan Dasar
mengikutsertakan Jaminan Sosial Tenaga
karyawan dalam Kerja
program BPJS 5. Kepmenaker RI No. Kep-
Ketenagakerjaan yang 147/MEN/1989 Tentang
meliputi asuransi Pemanfaatan Pelayanan
kecelakaan berupa Kesehatan Bagi Program
75

jaminan kematian, Jaminan Pemeliharaan


jaminan hari tua, Kesehatan Jaminan Sosial
jaminan perawatan dan Tenaga Kerja
BPJS Kesehatan. PT 6. Permenakertrans No. Per-
Pupuk Kujang 03/MEN/1982 Tentang
merupakan perusahaan Pelayanan Kesehatan Kerja
BUMN sehingga
pekerja membayar
iuran BPJS rutin
sebesar kurang dari 1%
total iuran dan sisanya
akan dibayarkan dari
perusahaan setiap
bulannya.
5. Ergonomi
a. Desain stasiun kerja Desain stasiun kerja PT 1. Undang Nomor 1 tahun Hal ini telah sesuai Tidak ada
(meliputi antropometri, Pupuk Kujang di kantor 1970 tentang Keselamatan dengan Undang-Undang rekomendasi
display, layout, dll). maupun di plant telah Kerja Nomor 1 tahun 1970 tentang
disesuaikan dengan standar Keselamatan Kerja
ukuran tubuh orang Indonesia. BAB III pasal 14 ayat 1
Untuk desain tempat duduk huruf M yang berbunyi
atau kursi kerja, dapat dinaik “Memperoleh keserasian
turunkan sesuai tinggi badan antara tenaga kerja, alat
pemakai, sandaran dada sudah kerja, lingkungan, cara dan
disesuaikan, dilengkapi dengan proses kerjanya”.
sandaran tangan serta roda
pada kaki kursi, sehingga
mudah untuk berpindah posisi
dan menjangkau benda yang
letaknya jauh. Sedangkan
untuk desain meja kerja dibuat
76

rata-rata sesuai tinggi siku


tenaga kerja pada saat duduk.
Termasuk untuk penempatan
komputer itu sendiri diletakkan
pada meja kerja. Tata letak
peralatan yang mudah
dijangkau oleh karyawan,
display, simbol-simbol yang
juga mudah terlihat dengan
jelas.

b. Pengorganisasian kerja Sistem kerja yang diberlakukan 1. Undang-Undang No. 13 Pengaturan jam kerja Tidak ada
(meliputi pengaturan di PT Pupuk Kujang yaitu 8 tahun 2003 tentang tersebut telah sesuai dengan rekomendasi
waktu kerja, shift jam/hari atau 40 jam/minggu Ketenagakerjaan Undang-Undang No. 13
kerja). untuk 5 hari kerja dalam 1 tahun 2003 tentang
minggu, dengan waktu istirahat Ketenagakerjaan pasal 77
yaitu setelah 4 jam bekerja, ayat
istirahat selama 1 jam (dari jam 1 dan ayat 2 yang
11.30-12.30 WIB) kecuai untuk menyatakan bahwa:
hari Jumat waktu istirahat 1. Setiap pengusaha
mulai jam 11.30-13.00 WIB. wajib melaksanakan
Selain itu, untuk jam kerja shift ketentuan waktu
di PT Pupuk Kujang terdapat 4 kerja.
kelompok shift kerja yaitu 2. Waktu kerja
kelompok A, B, C dan D. bagi sebagaimana
karyawan yang bekerja dengan dimaksud dalam ayat
sistem 1 meliputi:
shift akan mendapatkan libur a. 7 (tujuh) jam 1 (satu)
mingguan selama 2 atau 3 hari hari dan 40 (empat
setelah puluh) jam 1 (satu)
77

menjalanai 7 hari kerja. Jam minggu untuk 6


kerja shift dapat diatur sebagai (enam) hari kerja
berikut : dalam 1 (satu)
Shift pagi : 07.00-15.00 WIB minggu; atau
Shift sore : 15.00-23.00 WIB b. 8 (delapan) jam 1
Shift malam : 23.00-07.00 WIB (atu) hari dan 40
(empat puluh) jam
1(satu) minggu
untuk 5 (lima) hari
kerja dalam 1 (satu)
minggu.
Dan Pasal 79 ayat 1
dan 2 yang
menyatakan bahwa :
1) Pengusaha wajib
memberi waktu
istirahat dan cuti
kepada
pekerja/buruh.
2) Waktu istirahat
dan cuti
sebagaimana
dimaksud pada
ayat (1) meliputi:
a) Istirahat antara
jam kerja,
sekurang-
kurangnya
setengah jam
setelah bekerja
selama 4 (empat)
78

jam terus
menerus dan
waktu istirahat
tersebut tidak
termasuk jam
kerja;
b) Istirahat
mingguan 1
(satu) hari untuk
6 (enam) hari
kerja dalam 1
(satu) minggu
atau 2 (dua) hari
untuk lima(lima)
hari kerja dalam
1 (satu) minggu;
c) Cuti tahunan
sekurang-
kurangnya 12
hari (dua belas)
hari kerja setelah
pekerja/buruh
yang
bersangkutan
bekerja selama
12 (dua belas)
hari kerja setelah
pekerja/buruh
yang
bersangkutan
bekerja selama
79

12 (dua belas)
bulan secara

terus menerus;
dan

d) Istirahat panjang
sekurang-
kurangnya 2
(dua) bulan dan
dilaksanakan ada
tahun ke tujuh
dan kedelapan
masing-masing 1
(bulan) secara
terus-menerus
pada perusahaan
yang sama
dengan
ketentuan
pekerja/buruh
tersebut tidak
berhak lagi atas
istirahat
tahunannya
dalam 2 (dua)
tahun berjaan
dan selanjutnya
berlaku untuk
setiap kelipatan
masa
80

kerja 6 (enam)
tahun.
a. Manual Handling Kegiatan angkat angkut di PT 4. Undang-Undang Nomor 1 Tidak sesuai. Sebaiknya
(meliputi angkat Pupuk Kujang banyak terdapat Tahun 1970 Tentang Pekerja menangangkut penggunaan
angkut, batas beban di area bagging, urea dan NPK. Keselamatan Kerja karung pupuk NPK seberat alat bantu kerja
angkut, dll). Pekerjaan manual handling 5. Peraturan Menteri 50kg sendiri dari Gudang angkat angkut
yaitu saat memindahkan Kesehatan Nomor 48 menuju truk pengangkutan. lebih
kantong urea 50 kg dari Tahun 2016 Tentang Hal ini melebihi dioptimalkan.
accumulator convenyor untuk Standar Keselamatan dan rekomendasi ILO mengenai
dipindahkan ke truk dan ketika Kesehatan Kerja beban kerja fisik maksimal
melakukan pekerjaan Perkantoran yang diperkenankan untuk
penumpukkan kantong urea 6. Peraturan Menteri Tenaga pekerjaan mengangkut bagi
(stacking) ke dalam gudang Kerja Nomor 5 Tahun orang Indonesia adalah
menggunakan forklift. 2018 Tentang Keselamatan sebesar 35kg disesuaikan
dan Kesehatan Kerja dengan ukursn tubuh dan
Lingkungan Kerja kekuatan otot.
b. Alat bantu kerja PT Pupuk Kujang telah 1. Undang-Undang Nomor 1 Hal ini telah sesuai dengan : Sebaiknya
(meliputi crane, menyediakan alat bantu kerja Tahun 1970 1. Undang-Undang penggunaan
forklift, automatic dalam pekerjaan handling. Alat 2. Peraturan Menteri Tenaga Nomor 1 Tahun alat bantu kerja
handling dll) bantu kerja yang dimiliki oleh Kerja Nomor 5 Tahum 1970 Tentang lebih
PT Pupuk Kujang dikelola oleh 1985 Tentang Pesawat Keselamatan Kerja dioptimalkan
Bagian Alat-Alat Berat (A2B). Angkat-Angkut BAB III Pasal 3 ayat untuk
Alat- alat berat tersebut 3. Peraturan Menteri Tenaga (1) huruf p yang mengurangi
meliputi : Kerja RI Nomor 9 Tahun berbunyi risiko cedera
1. 14 unit alat angkat- 2010 Tentang Operator “Mengamankan dan saat bekerja.
angkut (crane, galion, dan Petugas Pesawat memperlancar
grove) Angkat dan Angkut pekerjaan bongkar-
81

2. 11 unit forklift muat, perlakuan dan


3. 3 unit trailer penyimpanan
4. 6 unit truck barang.”
5. 4 unit kompresor 2. Peraturan Menteri
6. 8 unit welding machine Tenaga Kerja Nomor
7. 4 unit wheel loader 5 Tahun 1985
8. 1 unit excavator Tentang Pesawat
Operator-operator alat- alat Angkat-Angkut pasal
berat tersebut telah 1 ayat (1) yang
mendapatkan SIO. berbunyi “Pesawat
angkat dan angkut
adalah suatu pesawat
atau alat yang
digunakan untuk
memindahkan,
mengangkat muatan
baik bahan atau
barang atau orang
secara vertikal dan
atau horizontal
dalam jarak yang
ditentukan.”
3. Peraturan Menteri
Tenaga Kerja RI
Nomor 9 Tahun
2010 Tentang
Operator dan
Petugas Pesawat
Angkat dan Angkut
pasal 5 yang
berbunyi “Pesawat
82

angkat dan angkut


harus dioperasikan
oleh operator
pesawat angkat dan
angkut yang
mempunyai lisensi
K3 dan buku kerja
sesuai dengan jenis
dan kualifikasinya”.
c. Penilaian PT Pupuk Kujang tidak pernah 1. Undang-Undang Nomor 1 Hal ini sudah sesuai dengan Tidak ada
Muskuloskeletal dilakukan pengukuran penilaian Tahun 1970 Tentang Undang-Undang Nomor 1 rekomendasi
Muskuloskeletal. Belum Keselamatan Kerja Tahun 1970 BAB III Pasal 3
terdapat keluhan ayat (1) huruf m yang
muskuloskeletal dari tenaga berbunyi “Memperoleh
kerja. Upaya pencegahan yang keserasian antara tenaga
dilakukan di PT Pupuk Kujang kerja, alat kerja, lingkungan,
yaitu dengan menggunakan cara dan proses kerjanya.
automatic handling.
d. Kelelahan Kerja Pada PT Pupuk Kujang 1. Undang-Undang Nomor 13 Sesuai dengan Undang- Tidak ada
kelelahan kerja termasuk Tahun 2003 Tentang Undang Nomor 13 Tahun rekomendasi
kategori rendah dikarenakan Ketenagakerjaan 2003 Tentang
adanya pembagian waktu kerja Ketenagakerjaan pasal 79
yang sudah sesuai. Kelelahan yang berbunyi “Pengusaha
kerja biasanya terjadi pada saat wajib memberi waktu
PERTA (Perbaikan Tahunan). istirahat dan cuti kepada
Sumber kelelahan kerja disini pekerja/buruh”
berasal dari sikap kerja Pasal 77 ayat (1) yang
karyawan yang tidak berbunyi “Setiap pengusaha
baik/ergonomis dan hubungan wajib melaksanakan
kerja yang ada di perusahaan. ketentuan waktu kerja”
Hubungan kerja yang dimaksud
83

adalah hubungan antar


karyawan, hubungan antara
karyawan dengan atasan dan
hubungan antara karyawan
dengan masyarakat.
Upaya pencegahan kelelahan
kerja yang telah dilakukan oleh
PT Pupuk Kujang yaitu
meliputi penyesuaian fasilitas
kerja yang digunakan karyawan
seperti kursi dan meja yang
digukan sudah ergonomis
karena posisi tinggi kursi yang
digunakan bisa diatur sesuai
pekerjanya. Selain itu juga
dilakukan pemeriksaan
psikologi yang dilakukan oleh
pihak eksternal yaitu Balai
Hiperkes Pusat Jakarta.
Pemeriksaan psikologi kerja
menggunakan diagnosis stress
yang terdiri dari 30 pertanyaan
yang mencakup macam-macam
stressor kerja yaitu :
1. Ketaksaan peran
2. Konflik peran
3. Beban kerja kuantitatif
4. Beban kerja kualitatif
5. Pengembangan karir
6. Tanggung jawab
terhadap orang lain
84

Responden memberikan
penilaian terhadap setiap
pertanyaan dalam kuesioner dan
setiap stressor kerja
diklasifikasikan menjadi 3
golongan yaitu derajat stress
ringan, derajat stress sedang,
dan deajat stress berat.
Pekerja dengan hasil psikologi
kerja yang mengalami
kecenderungan gejala gangguan
mental emosional dilakuka
pengendalian yaitu :
1. Penyelenggaraan
outbond setiap satu
tahun sekali guna
menghilangkan rasa
jenuh dan stress akibat
pekerjaan
2. Penyelenggaraan
pelatihan-pelatihan
untuk meningkatkan
pengetahuan,
keterampilan, dan
kecakapan dalam
bekerja sehingga
meningkatkan rasa
percaya diri dan dapat
meningkatkan daya
tahan individu dalam
menghadapi stress
85

dalam pekerjaan
3. Melakukan pendekatan
secara personal kepada
pekerja.
e. House Keeping Di PT Pupuk Kujang juga telah 1. Peraturan Menteri Tenaga Sesuai dengan Peraturan Tidak ada
menerapkan 5 (lima) R yaitu Kerja Nomor 5 Tahun Menteri Tenaga Kerja rekomendasi
Ringkas, Rapi, Resik, Rawat 2018 Tentang Keselamatan Nomor 5 Tahun 2018 pasal
dan Rajin. dan Kesehatan Lingkungan 43 ayat (1) yang berbunyi
a. Ringkas adalah Kerja “Pengusaha dan/atau
mengatur segala pengurus harus
sesuatu dan memilah melaksanakan
sesuatu dengan aturan ketatarumahtanggan dengan
atau prinsip tertentu. baik di tempat kerja.”
b. Rapi adalah Pada ayat (2) berbunyi
menyimpan barang “Ketatarumahtanggaan yang
ditempat yang tepat baik sebagaimana dimaksud
atau dalam tata letak pada ayat (1) meliputi upaya:
yang benar sehingga 1. Memisahkan alat,
dapat dipergunakan perkakas, dan bahan
dalam keadaan yang diperlukan atau
mendadak. digunakan
c. Resik adalah 2. Menata alat,
membersihkan barang- perkakas, dan bahan
barang dari kotoran sesuai dengan posisi
atau tempat kerja dari yang ditetapkan
barang-barang yang 3. Membersihkan alat,
tidak diperlukan. perkakas, dan bahan
d. Rawat adalah secara rutin
memelihara barang- 4. Menetapkan dan
barang atau tempat melaksanakan
kerja agar teratur rapi prosedur kebersihan,
86

dan bersih. penempatan dan


e. Rajin adaah penataan untuk alat,
kemampuan untuk perkakas, dan bahan
melakukan sesuatu 5. Mengembangkan
dengan cara yang benar prosedur kebersihan,
sebagai suatu penempatan dan
kebiasaan. penataan untuk alat,
Prinsip 5 R tersebut di buat perkakas, dan bahan.
dalam bentuk poster atau
pamflet yang di letakkan di
setiap area perkantoran.
Kegiatan housekeeping
dilakukan setiap saat dengan
merapikan semua peralatan
yang telah selesaidigunakan dan
ditata pada tempat yang telah
disediakan guna menjaga
kerapian, keteraturan dan
penggunaan fasilitas
perusahaan.
87

f. Stres Kerja Berdasarkan hasil pemeriksaan 1. Permenaker Nomor 5 Tahun Hal ini telah sesuai Untuk
psikologi pada 235 orang 2018 Tentang Keselamatan dan dengan Permenaker Nomor 5 mengurangi
karyawan dari 72 lokasi/ Kesehatan Kerja Lingkungan Tahun 2018 Tentang potensi
bagian didapatkan hasil yaitu Kerja (Lampiran Keselamatan dan Kesehatan terjadinya
terdapat potensi risiko 7:StandarFaktor Psikologi). Kerja Lingkungan Kerja stress kerja,
stres sedang untuk semua (Lampiran 7:Standar pekerja
kategori. Faktor Psikologi). sikapdapat
Perusahaan telah menyediakan diwajibkan
fasilitas olahraga yang dapat mengikuti
digunakan oleh karyawan senam setiap
sebagai upaya pencegahan Jum’atpagi
stress kerja yaitu berupa dengan
lapangan futsal, tempat fitness, tujuan untuk
lapangan basket, serta 3 meja menjaga
untuk tenis meja yang dapat kesehatan
digunakan karyawan sewaktu baik jasmani
istirahat. maupun
rohani
pekerja.
88

4. Keselamatan Kerja

No. Aspek Deskripsi Masalah/ Penerapan di Regulasi Kesesuaian dengan Regulasi Rekomendasi
Perusahaan
1. Potensi Bahaya
a. Bidang Unit pembangkit uap di Kujang 1- 1. Peraturan Menteri Tenaga 1. Sudah adanya Tidak ada
Boiler A terdiri dari 3 boiler diantaranya Kerja dan Transmigrasi pengendalian yang rekomendasi
Dan 2unit Package Boiler (2007 U dan No. dilakukan PT Pupuk
Keselamatan 2007 UA) dengan kapasitas Per/01/MEN/1982 tentang Kujang mulai dari
Pesawat produksi 102,06 ton/jam dan 1unit Bejana Tekan manusianya, peralatan
Uap dan Waste Heat Boiler 2003 U dengan 2. Peraturan Menteri Tenaga maupun materialnya serta
Bejana kapasitas produksi 97 ton/jam. Kerja dan Transmigrasi pengendalian tambahan
Tekan. Sedangkan unit pembangkit uap di No. Per/01/MEN/1988 seperti safety work permit,
Kujang 1B terdiri dari Waste Heat Tentang Kwalifikasi Dan preventif maintenance.
Boiler (B-BF 4002) dengan Syarat-Syarat Operator 2. Sedangkan untuk
kapasitas produksi steam 30 Pesawat Uap. operator boiler sendiri
ton/jam tekanan : 42 kg/cm², telah memiliki SIO dan
temperatur : 400° C dan Tipe telah mendapatkan
boiler pipa air dan Package Boiler pelatihan atau training
(B-BF 4101) dengan kapasitas yang telah difasilitasi.
produksi steam 100 ton/jam,
tekanan 42 kg/cm², temperature :
400° C dan type boiler pipa air.
Selain itu di Kujang 1-B juga
terdapat unit pengolahan air
umpan ketel deaerator (B-EG
4001).
Pada package boiler terdapat dua
potensi bahaya baik fisik maupun
kimia yaitu :
1. Over preasure
89

Jika terjadi peningkatan


maupun penurunan
tekanan pada bagian inner
tank dan annulus memiliki
valve yang dapat
melepaskan tekanan
berlebih sehingga terjadi
over preasure.
2. Panas
Panas yang ditimbulkan
dari package boiler
berasal dari proses
pembakaran.
3. Bising
Bising timbul dari
package boiler mesin-
mesin yang berjalan, alat-
alat yang berputar.
4. Getaran
Getaran juga muncul dari
mesin-mesin yang
berjalan, air plant.
5. Ledakan
Ledakan bisa terjadi
apabila selama waktu
tersebut diperkirakan gas
yang tidak terbakar
sempurna berkumpul di
jalan keluar asap dan
kemudian disusul dari api
pembakar utama dan
90

terjadi ledakan gas.


6. Kebocoran gas
Bisa timbul dari
sambungan-sambungan
dan lubang pipa.
7. Gangguan inhalasi

Pengendalian yang sudah


dilakukan oleh PT Pupuk Kujang,
antara lain:
1. Manusia
a. Training kompetensi
(operator boiler)
b. Breafing sebelum
bekerja Diadakan
setiap bagi oleh
karyawan sebelum
melakukan aktivitas
seperti safety talk.
c. APD tambahan (ear
plug & googles)
d. Medical check up.
Dilakukan
pemeriksaan setiap
sethun sekali bagi
karyawan
e. Mengikuti prosedur
dan intruksi kerja
boiler
2. Material atau alat
a. Cek awal dilakukan
91

setiap awal shift


(spesifikasi material)
b. Cek berkala (test uji
tera dan sertifikasi
layak operasi atau
tidak)
c. Pemasangan line
hydrant
d. Pemasangan manual
call point.
e. Penempatan APAR
f. Pemasangan isolasi
g. Pemasangan poster
tanda bahaya.
Control ini dilakukan oleh bagian
produksi, operator, tim inspeksi,
fabrikasi, RPK/K3, untuk
pengontrolan rutin dilakukan oleh
operator control room utility dan
operator lapangan.

Adapun pengendalian tambahan


yang dilakukan oleh perusahaan,
berupa :
1. Perondaan
Pencegahan yang
dilakukan dengan cara
mengelilingi area untuk
memastikan dan
memeriksa area dalam
keadaan tertib dan aman
92

biasanya dilakukan oleh


petugas area tersebut.
2. Preventive maintenance
Pengendalian dengan cara
sistematik disertai analisis
teknis ekonomis untuk
menjamin berfungsinya
suatu peralatan produksi
seperti inspeksi.
3. Penerapan safety work
permit
Penerapan sistem ijin
kerja untuk pekerjaan
yang menimbulkan api
atau panas maupun
pekerjaan yang
menimbulkan bahaya
yang sangat tinggi.
4. Pemeriksaan kondisi fisik
lingkungan kerja
a. Pencahayaan
b. Kebisingan
c. Radiasi
d. Getaran
e. JSA Package boiler
Pada lokasi B-BF 410
(package boiler)
dilakukan pada lokasi HP
TES, UT, dan PT yang
dilakukan oleh unit kerja
yang terlibat produksi,
93

perbengkelan, pemlap 1B,


instrument, listrik dan
RPK.
f. Bidang Salah satu potensi bahaya yang 1. Keputusan Menteri Tenaga 1. Keselamatan kerja bahan Tidak ada
bahan kimia terjadi di PT Pupuk Kujang adalah kerja Nomor kimia di perusahaan rekomendasi
berbahaya kebocoran bahan kimia. Area yang KEP.187/MEN/1999 dengan pemberian
dan beracun pernah mengalami kebocoran tentang Pengendalian label dan simbol bahaya
bahan kimia adalah ammonia Bahan Kimia Berbahaya di pada bahan kimia
plant dan utility. Karena pada area Tempat Kerja. Pada pasal berbahaya dan beracun,
ini banyak sekali menggunakan 2 yang menyatakan bahwa melengkapi bahan kimia
bahan kimia. Pada area ammonia “pengusaha atau dengan informasi yang
biasanya terjadi kebocoran amonia pengurus yang ditetapkan dalam SDS
yang dikarenakan dalam produksi menggunakan, (Safety Data Sheet) atau
amonia dengan tekanan yang menyimpan, memakai, LDKB (lembar data
tinggi sehingga menyebabkan memproduksi dan keselamatan bahan).
regangan antara flange to flange mengangkut bahan kimia
yang menyebabkan seal berbahaya di tempat kerja
rusak/memuai dan lepasnya karet wajib mengendalikan
pengaman, sehingga terjadi bahan kimia berbahaya
kebocoran pada tangki/pipa. untuk mencegah terjadinya
Dampak dari terpapar amonia kecelakaan kerja dan
antara lain iritasi saluran penyakit akibat kerja”.
pernafasan (paru-paru), iritasi
hidung, tenggorokan, mata dan
dapat menyebabkan luka bakar
Pada area utility juga banyak
menggunakan bahan kimia
seperti acid, caustic, dan klorin.
Kebocoran acid biasanya karena,
sifat acid yang sangat korosif,
sehingga banyak pipa terutama
94

pada spool piece acid yang korosif


dan bocor. Selain acid di utility
juga menggunakan klorin,
biasanya kebocoran klorin terjadi
di selang. Pada saat terjadi
bocoran selang dicabut dan cup di
pasang. Penggantian suhu saat
PERTA (Perbaikan Tahunan) juga
dapat menimbulkan banyak
bocoran bahan kimia.

Pengendalian
Pengendalian yang dilakukan
meliputi pemeriksaan yang
dilakukan meliputi pengukuran
lingkungan kerja seperti
pemeriksaan Fisika, Kimia,
Biologi per 3 bulan dalam setahun.
Adapun tindakan pencegahan dan
penanggulangan potensi bahaya
yang dilakukan oleh
1. PT Pupuk Kujang, antara
lain: Membuat MSDS
(Material Safety Data
Sheet).
2. Memberikan tanda label
pada setiap bahan kimia
cair.
3. Membuat Prosedur
Integrasi Keselamatan
Kerja.
95

4. Mengeluarkan surat ijin


keselamatan kerja (safety
permit).
5. Meletakkan safety shower
dan eye wash fountain di
area pabrik dan
laboratorium.
g. Bidang Sumber tenaga listrik yang terjadi 1. PUIL 2011 mengenai Sesuai dengan PUIL 2011 Tidak ada
kelistrikan di Kujang 1A dan kujang 1B Persyaratan Umum mengenai Persyaratan Umum rekomendasi
Dan antara lain dari : Instalasi Listrik Di Tempat Instalasi Listrik di Tempat Kerja.
Keselamatan 1. Gas turbin generator Kerja. PT Pupuk Kujang telah memiliki
Listrik hitachi (2006 J) kapasitas unit pembangkit listrik merupakan
(Catt: daya 18,350 MW unit penunjang yang sangat penting
penyalur tegangan 13,6-13,8 untuk proses produksi.
petir, KV/50 Hz, sebagai Keselamatan bidang kelistrikan
grounding, sumber listrik utama. ditangani oleh bagian RPK (Rescue
sekring, dll). 2. PLN (Perusahaan Listrik Pemadam Kebakaran).
Negara) kapasitas 10 mw
sebagai tenaga listrik
cadangan apabia gas
turbin generator hitachi
beramasalah.
3. Diesel emergency
generator kujang 1A
kapasitas 375 kw, 440 V,
50 Hz.
4. UPS (Uninterrupted
Power Supply).
5. Gas turbin generator solar
1-B (G-G1 700) kapasitas
power 10 MW
96

tegangan 13,6-13,8 KV /
50 Hz.
6. Sebagai tenaga listrik 1-B
menggunakan cadangan
dari PLN (Perusahaan
Listrik Negara) kapasitas
11,5 MW.
7. Emergency generator 1-B
mempunyai kapasitas
1500 KW, 400 V, 50 Hz.
8. Uninterrupted power
supply (UPS) digunakan
untuk peralatan digital
computer system (DCS)
dan sistem control
instrument. Namun untuk
kujang 1B menggunakan
DC charger yang
berfungsi untuk mengubah
tegangan AC menjadi DC
dengan output 110 volt
dan dapat bertahan
selama 30 menit.
9. DC Charger SS1 dan SS2

Pengendalian
Pengendalian yang dilakukan PT
Pupuk Kujang terhadap bahaya
listrik secara umum, yaitu ebelum
pekerjaan dimulai, melakukan
pengecekan terlebih dahulu dan
97

mengisi formulir ijin electrik


permit yang diketahui dan
dipantau oleh pengawas area dan
bagian K3. Untuk petugas listrik
diwajibkan mempunyai Ahli K3
Listrik maupun sertifikat teknisi
K3 Listrik. Adapun pengendalian
berdasarkan potensi bahaya
sentuhan langsung, sentuhan tidak
langsung dan kebakaran.
1. Pengendalian terhadap
sentuhan langsung
a. Isolasi bagian aktifnya
isolasi yang diterapkan
bagian aktifnya umtuk
memberikan proteksi
dasar terhadap kejut
listrik.
b. Pemberian penghalang
pada bagian aktifnya
Pemberian tanda atau
sekat pembatas yang
berguna sebagai tanda
peringatan.
c. Jarak aman
d. Isolasi lantai kerja
e. pemisahan antara
lantai kerja yang aman
atau tidak aman.
f. Jarak aman.
2. Pengendalian sentuhan
98

tidak langsung
a. Isolasi lantai kerja
b. Memasang grounding
pembumian pemasangan
grounding sebagai
pencegahan terjadinya
kontak antara makhluk
hidup dengan tegangan
listrik berbahaya yang
bisa mengakibatkan
kegagalan isolasi.
c. Memasang tanda
bahaya
Pemasangan tanda bahaya
seperti poster, safety sign.
3. Kebakaran
a. Penggunaan material
yang standar.
b. Menggunakan APAR
jenis CO2.
d. Bidang PT Pupuk Kujang terbagi menjadi 1. Keputusan Menteri Tenaga Sesuai dengan Keputusan Menteri Tidak ada
kebakaran tiga wilayah yaitu innerfence, Kerja RI No. Tenaga Kerja RI No. rekomendasi
outerfence 1 dan outerfence 2. Kep/MEN/186/1999 Kep/MEN/186/1999 tentang Unit
Area Innerfence meliputi Pabrik tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di
Utility, Urea 1A, 1B, Ammonia Penanggulangan Tempat Kerja. PT Pupuk Kujang
1A, 1B, NPK dan PPCO. Kebakaran di Tempat telah melakukan pelatihan,
Sedangkan area outerfence 1 Kerja penyuluhan latihan
adalah area yang tidak termasuk di penanggulangan kebakaran di
dalam area innerfence yaitu tempat kerja kepada seluruh
Bagging, Gudang 01, 04, karyawan sebagai upaya
Perbengkelan. Untuk outerfence 2 pencegahan dan penanggulangan
99

yaitu perkantoran sampai dengan kebakaran. Selain itu PT Pupuk


perumahan. Kujang telah menyediakan sarana
Pada PT. Pupuk Kujang potensi dan prasarana penanggulangan
bahaya dapat terjadi di semua kebakaran sebagai upaya
area, baik innerfence maupun pengendaliannya.
outerfence, akan tetapi potensi
bahaya tertinggi terdapat di area
pabrik. Kerena di area innerfence
banyak terdapat bahan–bahan
kimia yang mudah bereaksi
dengan api dan dapat
menyebabkan kebakaran, ledakan,
dan kebocoran gas-gas berbahaya

Upaya-upaya yang dilakukan PT


Pupuk Kujang untuk mencegah,
menanggulangi kebakaran yaitu
dengan menempatkan alat proteksi
kebakaran di setiap area
innerfence dan outerfence, seperti
:
1. Alat pemadam api ringan
atau Fire Extinguisher dan
fire alarm.
2. Menempatkan fire hydrant
di seluruh area pabrik dan
non pabrik.
3. Dilarang merokok di area
pabrik.
4. Dilarang menggunakan
handphone di area pabrik.
100

5. Sarana pelatihan.
Sebagai upaya pengendalian
kebakaran PT Pupuk Kujang telah
menyediakan sarana pengendalian
kebakaran yang berupa :
1. Sistem proteksi kebakaran
pasif adalah sistem
proteksi kebakaran yang
terbentuk atau terbangun
melalui pengaturan
penggunaan bahan dan
komponen struktur
bangunan,
kompartemenisasi atau
pemisahan bangunan
berdasarkan tingkat
ketahanan terhadap api,
serta perlindungan
terhadap bukaan seperti
jalur evakuasi.
2. Sistem proteksi kebakaran
aktif adalah sistem
proteksi kebakaran yang
secara lengkap terdiri atas
sistem pendeteksian
kebakaran baik manual
ataupun otomatis seperti
fire alarm, fire detector,
manual call point, dan
main panel fire alarm.
Sistem pemadam
101

kebakaran berbasis air


seperti springkler, pipa
tegak atau hydrant dan
slang kebakaran, serta
sistem pemadam
kebakaran berbasis bahan
kimia, seperti APAR dan
pemadam khusus.
e. Bidang Mesin putar yang berada di PT 1. Peraturan Menteri 1. Upaya yang telah Tidak ada
Mekanik Pupuk Kujang seperti conveyor Tenaga Kerja dan dilakukan PT Pupuk rekomendasi
dan dilengkapi dengan alat pengaman Transmigrasi Republik Kujang yaitu melengkapi
Keselamatan mesin untuk mencegah kontak Indonesia mesin-mesin berputar
Kerja langsung antara karyawan dan No.PER.01/MEN/1980 dengan cover mesin atau
Mekanik mesin yang bekerja. Potensi tentang Keselamatan Dan safety guarding. Hal ini
(Catt: bahaya yang timbul akibat Kesehatan Kerja Pada telah sesuai dengan
pengaman conveyor seperti terjepit di mesin Kontruksi Banguan Bab Peraturan Menteri
mesin). yang sedang berjalan. VII tentang mesin-mesin Tenaga Kerja dan
pasal 42 ayat 1 yang Transmigrasi Republik
Pengendalian menyatakan bahwa mesin- Indonesia
Pengendalian yang dilakukan mesin yang digunakan No.PER.01/MEN/1980
adalah pemasangan alat pengaman harus dilengkapi dengan tentang Keselamatan Dan
mesin, perawatan mesin secara alat pengaman untuk Kesehatan Kerja Pada
rutin, berkala dan khusus yang menjamin keselamatan Kontruksi Banguan Bab
bertujuan untuk mencegah kerja VII tentang mesin-mesin
meluasnya potensi bahaya yang pasal 42 ayat 1
timbul pada mesin.
f. Bidang Di PT Pupuk Kujang terdapat alat 1. Peraturan Menteri Tenaga Untuk perbaikan alat-alat Tidak ada
transportasi transportasi seperti alat-alat berat. Kerja Republik Indonesia berat di PT Pupuk Kujang rekomendasi
Fungsi dari transportasi alat-alat No. Per 05/MEN/1985 dilakukan oleh Bagian
berat itu sendiri adalah melayani tentang pesawat angkat A2B seksi pemeliharaan.
jasa angkat– angkut untuk Kujang dan angkut Bab VIII Jangka waktu perbaikan
102

1A, 1B dan di luar pabrik. Jadi tentang dilakukan 2


A2B ini bergerak dibidang Pemeriksaan dan 3. sampai 3 bulan. Hal ini
pengadaan barang dan jasa serta Pengujian pasal 138 ayat sesuai dengan Peraturan
dibawah dinas pemeliharaan 1,4 dan 5. Menteri Tenaga Kerja
mekanik. Potensi bahaya yang 2. Peraturan Menteri Republik Indonesia No.
terdapat di alat-alat berat yaitu : Tenaga Kerja dan Per 05/MEN/1985
1. Kegagalan angkat Transmigrasi Republik tentang pesawat angkat
2. Kegagalan mesin Indonesia dan angkut. Untuk alat
3. Supporting alat patah No.PER.09/MEN/VII/2010 angkat- angkut beserta
Alat bantu kerja yang tentang Operator dan operator A2B di PT Pupuk
dimiliki oleh PT Pupuk Petugas Pesawat Angkat Kujang telah memenuhi
Kujang dikelola oleh Angkut. Peraturan Menteri Tenaga
Bagian Alat-Alat Berat Kerja Republik Indonesia
(A2B). Alat-alat Berat di No. Per 05/MEN/1985
PT Pupuk Kujang tentang pesawat angkat
meliputi: dan angkut dan Peraturan
a. 14unit alat angkat Menteri
angkut (crane, galion, Tenaga Kerja dan
grove) Transmigrasi Republik
b. 11unit forklift Indonesia
c. 3unit trailer No.PER.09/MEN/VII/2010
d. 6unit truck tentang Operator dan
e. 4unit kompresor Petugas Pesawat Angkat
f. 8unit welding Angkut.
machine
g. 4unit wheel loader
h. 1unit excafator
Syarat-syarat untuk operator Alat-
Alat Berat harus mempunyai
Lisensi K3 Operator Pesawat
Angkat Angkut. Tempat
103

pendidikannya di ALKON
Surabaya dan di sertifikasi oleh
Depnaker. Lisensi di PT Pupuk
Kujang terdapat 3 klasifikasi,
yaitu:
a. Operator 1, untuk Alat-
Alat Berat > 100 ton
b. 2) Operator 2, untuk
Alat-Alat Berat 50 -
100 ton
c. 3) Operator 3, untuk
Alat-Alat Berat < 50
ton.
Selain harus mempunyai Lisensi
K3 Operator Pesawat Angkat dan
Angkut, operator Alat-Alat Berat
harus mengerti kode-kode gerakan
dan harus sudah bisa membaca
dan mengerti tabel beban.
Persyaratan tersebut bertujuan
agar operator terhindar dari
potensi bahaya dari Alat-Alat
Berat karena operator sendirilah
yang mengerti kondisi dari Alat-
Alat Berat tersebut. Setiap orang
yang akan naik ke tingkat operator
yang lebih tinggi
itu tergantung pada pengawas
lapangan. Dan jika ada operator
yang sudah memiliki Lisensi K3
104

Operator Pesawat Angkat dan


Angkut tingkat satu maka tidak
berhak untuk mempunyai tingkat
dua dan tiga. Jumlah karyawan
yang dimiliki oleh Bagian A2B:
1. Regular: 7orang
2. Tenaga Luar: 21orang

Pengendalian
Upaya keselamatan kerja selain
operator harus memiliki Lisensi
K3 Operator Pesawat Angkat
Angkut dan mengerti kode-kode
gerakan, Alat- Alat Berat.
Pencegahan yang dilakukan untuk
mengatasi potensi bahaya yaitu :
1. Pemeriksaan
Pemeriksaan Alat-Alat
Berat ini dilakukan oleh
pihak internal dan
eksternal. Dari pihak
eksternal dilakukan
setahun sekali yaitu uji
emisi alat oleh Disnaker
dan pihak ketiga. Dari
pihak internal dilakukan
pengecekan rutin sebelum
memakai A2B yang
meliputi pengecekan oli,
kebocoran air system atau
radiator, pengecekan tes
105

beban, tes kekuatan


mesinnya, ketahanan
alatnya dan pengecekan
pada baut-baut. Untuk
pemeriksaan preventive
maintenance dilakukan
dengan perhitungan jam
operasi alat kerja yaitu
setiap 100 jam ada yang
per enam bulan tergantung
pemakaiannya ada yang
sering dan jarang
digunakan. Pemeriksaan
diakukan oleh mekanik
dari A2B itu sendiri.
Untuk perbaikan Alat-Alat
Berat di PT Pupuk Kujang
dilakukan oleh Bagian
A2B Seksi Pemeliharaan.
Jangka waktu untuk
perbaikan adalah 2-3
bulan.
2. Pengarahan safety
induction kepada seluruh
pekerja supaya lebih
konsentrasi dan tidak
melalaikan pekerjaan.
3. Mengadakan senam
kebugaran jasmani setiap
pagi untuk semua pekerja
di bagian alat-alat berat.
106

4. Pemakaian Alat Pelindung


Diri (APD) berupa helm,
safety goggles, ear plug
dan sepatu safety.
5. Pelatihan tentang operasi
dan pemeliharaan alat-alat
berat bagi pekerja.
2. Sistem Tanggap PT Pupuk Kujang telah memiliki 1. Peraturan Pemerintah RI Berdasarkan PS-PK-K3LH-19 Tidak ada
Darurat prosedur yang mengatur tentang Nomor 50 Tahun 2012 setiap satu tahun sekali dilakukan rekomendasi
kesiagaan menghadapi keadaan Tentang Penerapan Sistem latihan untuk kesiagaan
darurat PS-PK-K3LH-19. Manajemen Keselamatan menghadapi keadaan darurat dan di
Pada PT Pupuk Kujang keadaan dan Kesehatan Kerja programkan selama 3 tahun
darurat dibagi menjadi 3 yaitu: 2. Undang-Undang Nomor 1 kedepan. Hal ini sesuai dengan
1. Keadaan Darurat Tingkat Tahun 1970 tentang Undang-undang No. 1 tahun 1970
I adalah keadaan darurat Keselamatan Kerja tentang Keselamatan Kerja, pasal 9
yang berpotensi ayat 3 yang menyatakan bahwa
mengancam nyawa “Pengurus diwajibkan
pekerja dan menyelenggarakan pembinaan bagi
peralatan/harta benda semua tenaga
(aset) yang secara normal kerja yang berada di bawah
dapat diatasi oleh pimpinannya, dalam pencegahan
karyawan yang ada di kecelakaan dan pemberantasan
suatu unit pabrik dengan kebakaran serta peningkatan
menggunakan prosedur kesehatan dan keselamatan kerja,
yang telah dipersiapkan pula dalam pemberian pertolongan
tanpa adanya regu bantuan pertama pada kecelakaan.”
yang dikonsinyir. PT Pupuk Kujang juga telah
2. Keadaan Darurat Tingkat menyusun prosedur keadaan
II adalah suatu kecelakaan darurat sesuai dengan Peraturan
besar di mana semua Pemerintah RI Nomor 50 Tahun
karyawan yang bertugas 2012 Tentang Penerapan Sistem
107

dibantu peralatan dan Manajemen Keselamatan dan


material yang tersedia di Kesehatan Kerja pasal 11 ayat (1)
lokasi tersebut, tidak lagi dan (2) dimana pengusaha harus
mampu mengendalikan melakukan upaya menghadapi
keadaan darurat tersebut, keadaan darurat kecelakaan dan
seperti kebakaran besar, bencana industri; dan rencana dan
ledakan dasyat, bocoran pemulihan keadaan darurat.
B3 yang kuat, semburan
liar minyak/gas, dll, yang
mengancam jiwa manusia,
lingkungan dan aset
Perusahaan dengan
dampak bahaya pada
karyawan/daerah/masyara
kat sekitarnya. Bantuan
tambahan yang diperlukan
masih berasal dari industri
sekitar, pemerintah
setempat, dan masyarakat
sekitarnya.
3. Keadaan Darurat Tingkat
III adalah keadaan darurat
berupa
malapetaka/bencana
dahsyat dengan akibat
lebih besar dibandingkan
dengan Keadaan Darurat
Tingkat II serta
memerlukan bantuan dan
koordinasi tingkat
Nasional.
108

3. Sistem Ijin Kerja PT Pupuk Kujang telah memiliki 1. Peraturan Pemerintah RI Sesuai dengan Peraturan Tidak ada
prosedur yang mengatur tentang Nomor 50 Tahun 2012 Pemerintah RI Nomor 50 Tahun rekomendasi
pedoman system ijin kerja (work Tentang Penerapan Sistem 2012 Tentang Penerapan Sistem
permit system) PS-PK-K3LH-13. Manajemen Keselamatan Manajemen Keselamatan dan
Ijin kerja yang diterapkan di dan Kesehatan Kerja Kesehatan Kerja pada pasal 10
Pupuk Kujang terdiri dari: dijelaskan bahwa pengusaha dalam
1. Hot Work Permit/ Ijin melaksanakan rencana K3 harus
Kerja Panas didukung dengan sumber daya di
2. Cold Permit/ Ijin Kerja bidang K3, sarana dan prasarana
dingin yang harus memiliki memiliki
3. Confined Space Permit/ kompetensi dibuktikan dengan
Ijin Kerja Masuk Ruang sertfiikat kompetensi dan
Terbatas kewenangan di bidang K3 yang
4. Electrical Permit/ Ijin dibuktikan dengan adanya surat
Kerja Pekerjaan Listrik ijin kerja
5. Digging Permit/ Ijin Kerja
Penggalian
6. Scaffolding Permit/ Ijin
Kerja Pemasangan/
Pembongkaran
Scaffolding
7. Heavy Equipment Crane
Operational Permit/
Lifting Permit
8. Sampling Lab Permit/ Ijin
Pengambilan Sample Lab
9. Non Area Process Permit/
Ijin Kerja Non Area
Proses.
Sertifikat Work Permit (SWP),
berlaku selama 3 tahun dari
109

tanggal yang dikeluarkan pada


unit kerja yang ditempati.
Personil pemegang Sertifikat
Work Permit (SWP), wajib
mendapatkan pelatihan tentang
keamanan dan keselamatan
bekerja berdasarkan aspek K3LH.
4. Investigasi PT Pupuk Kujang mengatur Peraturan Pemerintah RI Nomor 50 Sesuai dengan Peraturan Tidak ada
Kecelakaan Kerja tentang prosedur investigasi Tahun 2012 Tentang Penerapan Pemerintah RI Nomor 50 Tahun rekomendasi
dan Pelaporannya kecelakaan kerja dan kebakaran Sistem Manajemen Keselamatan 2012 Tentang Penerapan Sistem
pada PS-PK-K3LH-15. dan Kesehatan Kerja Manajemen Keselamatan dan
Pada PT Pupuk Kujang Investigasi Kesehatan Kerja pada pasal 11 ayat
kecelakaan dilakukan oleh Biro (2) huruf g dijelaskan bahwa
K3LH/ Bagian K3 dan Kepala pengusaha dalam melaksanakan
Unit Kerja terkait, hasilnya akan rencana K3 harus melakukan
dijadikan bahan evaluasi untuk kegiatan dalam pemenuhan
tindakan perbaikan/ pencegahan persyaratan K3 salah satunya yaitu
hal serupa dan untuk dijadikan upaya menghadapi keadaan darurat
bahan yang akan diproses lebih kecelakaan dan bencana industri.
lanjut, pada proses pemeriksaan Upaya tersebut dapat dilakukan
pendahuluan dan akhir. berdasarkan adanya potensi
BPP/ Badan Pemeriksa bahaya, investigasi, dan analisa
Pendahuluan bertugas melakukan kecelakaan.
pemeriksaan pendahuluan atas
setiap kecelakaan dan pelanggaran
terhadap peraturan K3.
Pemeriksaan ini untuk mencari
sebab-sebab kecelakaan, penyakit
akibat kerja, motif-motif
pelanggaran, akibat-akibat
pelanggaran/ kecelakaan serta
110

membuat kesimpulan dan saran-


saran atas hasil penyelidikan
tersebut (pre evaluasi). Badan
Pemeriksa Pendahuluan/ BPP
berhak memasuki tempat-tempat
kerja untuk mencari fakta dan
data, memanggil dan meminta
keterangan pada karyawan-
karyawan yang tersangkut yang
mengetahui kejadian tersebut.
Pemanggilan kepada karyawan
harus dilakukan melalui atasan
yang bersangkutan. Badan
Pemeriksa Pendahuluan/ BPP
akan menyampaikan hasil
pemeriksaan pendahuluan,
lengkap dengan data penilaian
sementara (pre evaluasi) kepada
BPA. Badan Pemeriksa Akhir/
BPA mengadakan pemeriksaan
akhir terhadap hasil pemeriksaan
pendahuluan, guna menetapkan
atau merubah keputusan dan saran
yang diajukan oleh BPP (final
evaluation)

Dalam pemberian sangsi/


hukuman, Badan Pemeriksa
Akhir/ BPA menyampaikan
keputusannya kepada atasan si
pelanggar tentang tindakan atau
111

hukuman yang harus diberikan


terhadap si pelanggar dengan
tembusan kepada Biro PSDM dan
P2K3.
Keputusan yang diberikan berupa:
1. Teguran tertulis dari
atasan si pelanggar,
minimal dari tingkat
kepala Bagian.
2. Peringatan tertulis
(warning slip) dari Biro
PSDM.

5. Lock Out Tag Out PT Pupuk Kujang mengatur 1. Peraturan Pemerintah RI Sesuai dengan Peraturan 1. Sebaiknya
(LOTO) tentang LOTO dalam prosedur Nomor 50 Tahun 2012 Pemerintah RI Nomor 50 Tahun prosedur
pedoman sistem ijin kerja (work Tentang Penerapan Sistem 2012 Tentang Penerapan Sistem LOTO diatur
permit system) PS-PK-K3LH-13. Manajemen Keselamatan Manajemen Keselamatan dan lebih rinci dan
LOTO atau Lock Out Tag Out dan Kesehatan Kerja Kesehatan Kerja pasal 11 ayat (2) tidak
adalah Penempatan kunci/ label huruf a dijelaskan bahwa digabungkan
pada perangkat isolasi energi pengusaha dalam melaksanakan dengan
sesuai dengan prosedur yang K3 harus melakukan paling sedikit prosedur
ditetapkan, menandakan bahwa 8 kegiatan salah satunya adalah system ijin
perangkat isolasi energi tidak kegiatan tindakan pengendalian. kerja (work
boleh dioperasikan hingga kunci/ PT Pupuk Kujang Cikampek telah permit
label dilepaskan sesuai dengan melakukan kegiatan pengendalian system)
prosedur yang telah ditetapkan. yaitu salah satunya pengendalian 2. Operator
Istilah “Lockout/ Tagout” operasi dengan sistem LOTO lapangan
memperbolehkan penggunaan (Lock Out Tag Out) lebih
perangkat pengunci, perangkat dikenalkan
label atau kombinasi dari dengan istilah
keduanya. Isolasi energi meliputi LOTO
112

pergerakan mekanis; energi


potensial akibat tekanan, seperti
pada sistem hidrolik, pneumatic
atau vakum, atau bisa akibat dari
gravitasi; atau pegas; energi listrik
yang dihasilkan atau statis; energi
panas dihasilkan dari suhu tinggi
atau rendah; energi radiasi; atau
arus yang tidak diduga dari gas,
uap atau cairan ke bejana proses
terbuka atau sistem pemipaan
yang sedang dirawat.

6. Sistem Proteksi Adapun sarana pencegahan 1. Permenakertrans No. Per- 1. Khusus untuk APAR, Tidak ada
Kebakaran (Catt : keadaan darurat kebakaran di PT 04/MEN/1980 tentang pemasangan dan rekomendasi
APAR, hydrant, Pupuk Kujang yaitu: Syarat-syarat Pemasangan penempatannya telah
alarm, springkler, 1. Fire alarm system dan Pemeliharaan APAR sesuai dengan
mobil damkar, Fire Alarm System (BAB II Pasal 4) Permenakertrans No. Per-
detector, baging merupakan alat untuk 2. Kepmenaker RI No. 04/MEN/1980 tentang
system). mendeteksi terjadinya Kep186/MEN/1999 Syarat-syarat Pemasangan
kebakaran. Fire alarm tentang Unit dan Pemeliharaan APAR
system biasanya terdapat Penanggulangan (BAB II Pasal 4) yang
di koridor-koridor ruangan Kebakaran di Tempat menyatakan bahwa
di PT Pupuk Kujang, Kerja (BAB II Pasal 5) “Tinggi pemberian tanda
untuk area innerfence pemasangan APAR adalah
Office yaitu pada Gedung 125 cm dari dasar lantai
Kujang IB dan Bagging. tepat diatas satu atau
Area outerfence 1: pada kelompok alat pemadam
Gedung K3, Gedung Lab api ringan bersangkutan,
Riset, Gedung Main Lab, sedangkan penempatan
Gudang 01, Gudang 02, antara APAR yang satu
113

Gudang 06, Maintenance dengan lainnya atau


Office, Construction kelompok satu dengan
Office, lainnya tidak boleh
Kantor PPM (Material) melebihi 15 meter kecuali
dan untuk area Outerfence ditetapkan lain oleh
:Gedung Pusat pegawai pengawas atau
Administrasi (GPA), ahli keselamatan kerja”.
Bidding Center, Gedung 2. Sudah terdapat bagian
Anggrek, Gedung yang bertugas
Arsip dan Gedung menanggulangi kebakaran
Poliklinik. yaitu RPK dan telah
2. Fire detector mendapatkan pelatihan
Fire detector merupakan penanggulangan kebakaran
alat untuk mendeteksi sesuai dengan Kepmenaker
terjadinya kebakaran. Di RI No. Kep186/MEN/1999
PT Pupuk Kujang terdapat tentang Unit
dua jenis fire detector, Penanggulangan
yaitu heat detector dan Kebakaran di Tempat
smoke detector. Heat Kerja (BAB II Pasal 5)
detector adalah suatu yang menyatakan bahwa
detektor yang digunakan “Unit penanggulangan
untuk mendeteksi adanya kebakaran sebagaimana
panas yang berlebih. dimaksud terdiri dari
Smoke detector adalah petugas peran kebakaran,
suatu detektor yang regu penanggulangan
digunakan untuk kebakaran, koordinator
mendeteksi adanya asap unit penanggulangan
yang berlebih. kebakaran dan ahli K3
3. Manual call point spesialis penanggulangan
Manual call point adalah kebakaran sebagai
suatu alat yang bekerja penanggung jawab teknis”
114

secara manual untuk


mengaktifkan isyarat
adanya kebakaran.
Pemeriksaan manual call
point dilakukan setiap 3
bulan sekali yang
dilakukan oleh kontraktor
jasa. Jenis manual call
point yang terdapat di PT
Pupuk Kujang Cikampek
adalah outdoor manual
call point dan indoor
manual call point.
4. Main panel fire alarm
Main panel fire alarm
merupakan pengendali
utama bagi rangkaian fire
alarm system yang ada di
PT Pupuk Kujang.
Penempatan dari main
panel fire alarm
diletakkan di fire
station tepatnya di control
room Kujang 1B dan yang
berwenang
menggunakannya adalah
Bagian RPK (Rescue
Pemadam Kebakaran).
5. Fire hydrant
6. Kendaraan pemadam
kebakaran
115

7. Assembly point
8. Gardu darurat
9. Penunjuk arah angin
10. Sliding chute
11. Pagging system
12. Peta evakuasi
13. Pintu darurat atau tangga
darurat
14. Fire shalter
9. Keselamatan Kerja Salah satu potensi bahaya yang Peraturan Pemerintah RI Nomor 50 Sesuai dengan Peraturan Tidak ada
Kimia (Catt : terjadi di PT Pupuk Kujang adalah Tahun 2012 Tentang Penerapan Pemerintah RI Nomor 50 Tahun rekomendasi
MSDS, eye wash, kebocoran bahan kimia.pada area Sistem Manajemen Keselamatan 2012 Tentang Penerapan Sistem
safety shower, dll). utility juga banyak menggunakan dan Kesehatan Kerja Manajemen Keselamatan dan
bahan kimia seperti acid, caustic, Kesehatan Kerja pasal 11 ayat (2)
dan klorin huruf a dijelaskan bahwa
pengusaha dalam melaksanakan
K3 harus melakukan paling sedikit
8 kegiatan salah satunya adalah
kegiatan tindakan pengendalian.
PT Pupuk Kujang Cikampek telah
melakukan kegiatan pengendalian
yaitu salah satunya pengendalian
bahan kimia dengan membuat
MSDS (Material Safety Data
Sheet) dan menyediakan fasilitas
untuk pertolongan pertama saat
terkena bahan kimia seperti eye
wash dan safety shower.
11. Komunikasi K3 Bentuk komunikasi K3 di Peraturan Pemerintah RI Nomor 50 Sesuai dengan Peraturan Tidak ada
(Catt : safety sign/ PT Pupuk Kujang berupa Safety Tahun 2012 Tentang Penerapan Pemerintah RI Nomor 50 Tahun rekomendasi
rambu-rambu K3, Induction, Safety Briefing, Safety Sistem Manajemen Keselamatan 2012 Tentang Penerapan Sistem
116

safety talk, poster Talk, Toolbox Safety Meeting, dan Kesehatan Kerja Manajemen Keselamatan dan
K3). rapat produksi harian, rapat pleno Kesehatan Kerja pasal 13 ayat (1)
P2K3, ceramah dan diskusi K3, yang menyatakan bahwa prosedur
poster K3, pamflet K3, spanduk informasi harus memberikan
K3, stiker K3, rambu K3 papan jaminan bahwa informasi K3
informasi K3 dan Video K3 dikomunikasikan kepada semua
pihak dalam perusahaan dan pihak
terkait di luar perusahaan.
117

5. Alat Pelindung Diri (APD)

No. Jenis APD Jenis aktivitas/pekerjaan Deskripsi Kepatuhan Pemakaian Deskripsi Kelayakan APD
APD
Alat Pelindung Kepala
1. Safety Helmet Merupakan alat pelindung kepala Safety helmet yang ada di PT Layak.
yang diberikan kepada karyawan dari Pupuk Kujang ada beberapa warna PT. Pupuk Kujang
direktorat produski, pemeliharaan dan yang telah ditentukan oleh pihak Cikampek tidak
teknik Manajemen PT Pupuk Kujang melaksanakan pengujian
sesuai dengan tugas dan bagian APD tetapi pada saat
masing-masing yaitu: pembelian APD sudah
1. Warna merah: Departemen disertai dengan sertifikasi
K3LH. alat.
2. Warna putih: Departemen Setelah diberikan dari
Produksi. perusahaan, penggunaan
3. Warna orange: Departemen dan perawatan safety
Pemeliharaan dan Proses. helmet menjadi tanggung
4. Warna biru: Departemen jawab masing-masing
Pengamanan. pekerja.
5. Warna hijau: Praktikan, Apabila safety helmet
vendor dan tamu. hilang atau rusak bisa
6. Warna kuning: Kontraktor meminta atau ditukar
jasa sipil. kembali ke bagian K3.

2. Fire Helmet Merupakan alat pleindung kepala yang Pada saat terjadi kebakaran, bagian Layak.
digunakan saat memadamkan api. RPK yang bertanggung jawab PT. Pupuk Kujang
Helm ini bertujuan agar bagian kepala dalam memadamkan api akan Cikampek tidak
tidak terkena semburan api saat menggunakan helm ini sebagai melaksanakan pengujian
pemadaman. Fire Helmet juga pelindung kepala. APD tetapi pada saat
118

digunakan dalam pelatihan fire pembelian APD sudah


fighting. disertai dengan sertifikasi
alat.
Perusahaan melaksanakan
pengecekan kelayakan
tiap 3 bulan sekali untuk
APD yang pemakaiannya
tidak rutin.
3. Sand Blast Hood Digunakan untuk pekerjaan Pekerja wajib menggunakan Sand Layak.
pembersihan tanki, pipa, plat dan Blast Hood saat melakukan PT. Pupuk Kujang
bahan metal lain yang bersifat korosif pekerjaan pembersihan tanki, pipa, Cikampek tidak
di plant produksi serta work shop plat dan bahan metal lain yang melaksanakan pengujian
seperti perbengkelan dan Departemen bersifat korosif. APD tetapi pada saat
Pelayanan Industri pembelian APD sudah
disertai dengan sertifikasi
alat.
Perusahaan melaksanakan
pengecekan kelayakan
tiap 3 bulan sekali untuk
APD yang pemakaiannya
tidak rutin.
Alat Pelindung Mata dan Muka
1. Face Shield digunakan pada pekerjaan yang Face Shield selalu disiagakan ada Layak.
berhubungan dengan penggunaan setiap unit kerja innerfence PT. Pupuk Kujang
bahan-bahan kimia Cikampek tidak
melaksanakan pengujian
APD tetapi pada saat
pembelian APD sudah
disertai dengan sertifikasi
alat.
Perusahaan melaksanakan
119

pengecekan kelayakan
tiap 3 bulan sekali untuk
APD yang pemakaiannya
tidak rutin.
2. Safety Goggle Safety goggles diigunakan saat pekerja Seluruh pekerja menggunakan Layak.
memasuki area pabrik. safety goggles di area pabrik. PT. Pupuk Kujang
Cikampek tidak
melaksanakan pengujian
APD tetapi pada saat
pembelian APD sudah
disertai dengan sertifikasi
alat.
Setelah diberikan dari
perusahaan, penggunaan
dan perawatan safety
goggles menjadi tanggung
jawab masing-masing
pekerja.
Apabila safety goggles
hilang atau rusak bisa
meminta atau ditukar
kembali ke bagian K3.
3. Topeng Las Topeng las diigunakan untuk Penggunaan topeng las sudah Layak.
pekerjaan mengealas dilakukan karyawan di area PT. Pupuk Kujang
pengelasan karena mengetahui Cikampek tidak
bahaya yang disebabkan oleh melaksanakan pengujian
percikan logam dan bahaya dari APD tetapi pada saat
sinar las pembelian APD sudah
disertai dengan sertifikasi
alat.
Perusahaan melaksanakan
120

pengecekan kelayakan
tiap 3 bulan sekali untuk
APD yang pemakaiannya
tidak rutin.
Alat Pelindung Pendengaran
1. Ear Plug Ear Plug merupakan salah satu alat Setiap plant produksi Layak.
pelindung diri standar yang wajib PT. Pupuk Kujang
dipakai oleh karyawan ataupun orang Cikampek tidak
lain yang akan masuk pabrik melaksanakan pengujian
APD tetapi pada saat
pembelian APD sudah
disertai dengan sertifikasi
alat.
Setelah diberikan dari
perusahaan, penggunaan
dan perawatan ear plug
menjadi tanggung jawab
masing-masing pekerja.
Apabila ear plug hilang
atau rusak bisa meminta
atau ditukar kembali ke
bagian K3.
2. Ear Muff Pemakaian ear muff dilakukan saat Di PT Pupuk Kujang sebagian besar Layak.
pengisian tabung Self Contained karyawan tidak PT. Pupuk Kujang
Breathing Apparatus (SCBA) dengan menggunakan ear muff, Cikampek tidak
compressor. dikarenakan kebisingan masih bisa melaksanakan pengujian
diminimalisir dengan penggunaan APD tetapi pada saat
ear plug pembelian APD sudah
disertai dengan sertifikasi
alat.
Perusahaan melaksanakan
121

pengecekan kelayakan
tiap 3 bulan sekali untuk
APD yang pemakaiannya
tidak rutin.
Alat Pelindung Tangan
1. Chemical Gloves Chemical Gloves digunakan pada saat Penggunaan sarung tangan ini Layak.
memasuki bersifat wajib dikarenakan PT PT. Pupuk Kujang
bejana yang terdapat bahan kimia Pupuk Kujang terdapat bahan-bahn Cikampek tidak
berbahaya yang dapat kimia seperti asam sulfat, chlorine, melaksanakan pengujian
menyebabkan iritasi pada kulit. benfield cair, ammonia, APD tetapi pada saat
alumunium chloride, cosorb solvent pembelian APD sudah
dan toluene. disertai dengan sertifikasi
alat.
Setelah diberikan dari
perusahaan, penggunaan
dan perawatan chemical
gloves menjadi tanggung
jawab masing-masing
pekerja.
Apabila chemical gloves
hilang atau rusak bisa
meminta atau ditukar
kembali ke bagian K3.
2. Asbestos Gloves Asbestos Gloves digunakan pada Apabila pekerjaan terdapat bahan Layak.
pekerjaan yang bersuhu lebih dari korosif dan panas. Pekerja PT. Pupuk Kujang
90°C seperti pada pekerjaan panas. menggunakan chemical glove. Cikampek tidak
melaksanakan pengujian
APD tetapi pada saat
pembelian APD sudah
disertai dengan sertifikasi
alat.
122

Perusahaan melaksanakan
pengecekan kelayakan
tiap 3 bulan sekali untuk
APD yang pemakaiannya
tidak rutin.
3. Leather Gloves Leather Gloves digunakan dalam Pekerja menggunakan Leather Layak.
pekerjaan pengelasan untuk Gloves pada saat pengelasan. PT. Pupuk Kujang
melindungi kulit dari panas dan APD disiapkan dalam lemari yang Cikampek tidak
percikan api. disimpan di beberapa titik di area melaksanakan pengujian
pabrik. APD tetapi pada saat
pembelian APD sudah
disertai dengan sertifikasi
alat.
Perusahaan melaksanakan
pengecekan kelayakan
tiap 3 bulan sekali untuk
APD yang pemakaiannya
tidak rutin.
4. Welding Gloves Welding Gloves digunakan oleh juru APD disiapkan dalam lemari yang Layak.
las (welder) yang memiliki fungsi disimpan di beberapa titik di area PT. Pupuk Kujang
melindungi kulit dari panas dan pabrik. Cikampek tidak
percikan melaksanakan pengujian
api. Welding gloves biasanya lebih APD tetapi pada saat
tebal dari pada Leather gloves. pembelian APD sudah
disertai dengan sertifikasi
alat.
Perusahaan melaksanakan
pengecekan kelayakan
tiap 3 bulan sekali untuk
APD yang pemakaiannya
tidak rutin.
123

5. Cotton Gloves Cotton Gloves digunakan dalam Pekerja menggunakan Cotton Layak.
pekerjaan penanganan barang seperti Gloves pada area bagging. PT. Pupuk Kujang
mengangkat peti, kotak pada area Cikampek tidak
gudang dan bagging. melaksanakan pengujian
APD tetapi pada saat
pembelian APD sudah
disertai dengan sertifikasi
alat.
Setelah diberikan dari
perusahaan, penggunaan
dan perawatan Cotton
Gloves menjadi tanggung
jawab masing-masing
pekerja.
Apabila Cotton Gloves
hilang atau rusak bisa
meminta atau ditukar
kembali ke bagian K3.
Alat Pelindung Pernafasan
1. Kassa masker dan cotton masker PT Pupuk Kujang mewajibkan Pekerja menggunakan cotton Layak.
karyawan menggunakan masker di masker di area produksi. PT. Pupuk Kujang
area berdebu seperti prilling tower dan Cikampek tidak
pengantongan. melaksanakan pengujian
APD tetapi pada saat
pembelian APD sudah
disertai dengan sertifikasi
alat.
Setelah diberikan dari
perusahaan, penggunaan
dan perawatan cotton
masker menjadi tanggung
124

jawab masing-masing
pekerja.
Apabila cotton masker
hilang atau rusak bisa
meminta atau ditukar
kembali ke bagian K3.
2. Full mask Full mask digunakan untuk pekerjaan Penggunaan full mask di PT Pupuk Layak.
yang berhadapan dengan bahan kimia. Kujang menggunakan 3 PT. Pupuk Kujang
jenis canister sebagai upaya Cikampek tidak
perlindungan karyawan untuk melaksanakan pengujian
karyawan, yaitu : APD tetapi pada saat
1. Ammonia (NH3): warna pembelian APD sudah
hijau disertai dengan sertifikasi
2. Clorine (Cl): warna cokelat alat.
3. Karbon monoksida (CO): Perusahaan melaksanakan
warna hitam pengecekan kelayakan
Full mask beserta canister tiap 3 bulan sekali untuk
disediakan di control room setiap APD yang pemakaiannya
unit kerja, sehingga dapat dipakai tidak rutin.
sewaktu-waktu apabila terdapat
pekerjaan yang membutuhkan alat
ini
3. Mono Mask Di PT Pupuk Kujang hanya terdapat Pekerja menggunakan mono mask. Layak.
mono mask jenis monomask ammonia, PT. Pupuk Kujang
dikarenakan hampir semua area Cikampek tidak
produksi berpotensi mengalami melaksanakan pengujian
kebocoran gas ammonia. APD tetapi pada saat
pembelian APD sudah
disertai dengan sertifikasi
alat.
Perusahaan melaksanakan
125

pengecekan kelayakan
tiap 3 bulan sekali untuk
APD yang pemakaiannya
tidak rutin.
4. Self Contained Breathing Apparatus Penggunaan Self Contained Breathing Pekerja bagian RPK menggunakan Layak.
(SCBA) Apparatus (SCBA) di PT Pupuk SCBA untuk penanganan PT. Pupuk Kujang
Kujang untuk penanganan kebocoran kebocoran bahan kimia. APD Cikampek tidak
atau tumpahan bahan kimia berbahaya disiapkan dalam lemari yang melaksanakan pengujian
dan beracun, untuk pekerjaan yang terdapat di RPK. APD tetapi pada saat
memasuki bejana dan perbaikan pembelian APD sudah
pompa di disertai dengan sertifikasi
water intake. alat.
Perusahaan melaksanakan
pengecekan kelayakan
tiap 3 bulan sekali untuk
APD yang pemakaiannya
tidak rutin.
5. Airline Respirator Airline Respirator menggunakan Digunakan apabila memtuhkan Layak.
supply udara pabrik dengan udara khusus saat terjadi kebakaran. Perusahaan melaksanakan
penggunaan line-line khusus (plant pengecekan kelayakan
air) yang disediakan dari unit utility. tiap 3 bulan sekali untuk
Airline Respirator penempatannya APD yang pemakaiannya
bersifat permanen dan panjang selang tidak rutin.
kurang dari 50 meter.
6. Pass Air Pack Pass Air Pack menggunakan supply Pekerja bagian RPK menggunakan Layak.
udara pernafasan dari tabung seperti Pass Air Pack untuk penanganan PT. Pupuk Kujang
Self Contained Breathing Apparatus kebocoran bahan kimia. APD Cikampek tidak
(SCBA). Penggunaan Pass Air Pack disiapkan dalam lemari yang melaksanakan pengujian
lebih efisien untuk pekerjaan di dalam terdapat di RPK. APD tetapi pada saat
dan diluar bejana, dimana udara luar pembelian APD sudah
telah terkontaminasi oleh gas beracun. disertai dengan sertifikasi
126

alat.
Perusahaan melaksanakan
pengecekan kelayakan
tiap 3 bulan sekali untuk
APD yang pemakaiannya
tidak rutin.
Pakaian Pelindung PT Pupuk Kujang menyediakan pakain Seluruh pekerja menggunakan Layak.
pelindung antara lain chemical suit pakaian pelindung. PT. Pupuk Kujang
dan pant, welder jacket dan apron Cikampek tidak
leather, chemical suit full cover. melaksanakan pengujian
Pakaian pelindung tersebut bertujuan APD tetapi pada saat
untuk melindungi karyawan dari pembelian APD sudah
bahaya paparan kimia dan percikan api disertai dengan sertifikasi
dari pekerjaan pengelasan. alat.
Setelah diberikan dari
perusahaan, penggunaan
dan perawatan pakaian
pelindung menjadi
tanggung jawab masing-
masing pekerja.
Apabila pakaian
pelindung hilang atau
rusak bisa meminta atau
ditukar kembali ke bagian
K3.
Sepatu Pelindung
1. Safety Shoes Safety shoes digunakan untuk PT Pupuk Kujang mewajibkan Layak.
melindungi area kaki dari tertimpa semua karyawan yang masuk area PT. Pupuk Kujang
benda berat dan tajam. Safety shoes pabrik untuk menggunakan safety Cikampek tidak
diberikan kepada pekerja pada awal shoes. melaksanakan pengujian
bekerja dan menjadi tanggung jawab Karyawan yang tidak memakai APD tetapi pada saat
127

masing-masing. safety shoes tidak diperbolehkan pembelian APD sudah


memasuki area pabrik. disertai dengan sertifikasi
alat.
Setelah diberikan dari
perusahaan, penggunaan
dan perawatan safety
shoes menjadi tanggung
jawab masing-masing
pekerja.
Apabila safety shoes
hilang atau rusak bisa
meminta atau ditukar
kembali ke bagian K3.
2. Fire Safety Shoes Fire Safety Shoes digunakan oleh Pekerja RPK menggunakan Fire Layak.
karyawan bagian RPK (Rescue dan Safety Shoes saat terjadi kebakaran. PT. Pupuk Kujang
Pemadam Kebakaran) pada saat APD disiapkan dalam lemari yang Cikampek tidak
pemadaman api bila terjadi kebakaran. terdapat di RPK. melaksanakan pengujian
APD tetapi pada saat
pembelian APD sudah
disertai dengan sertifikasi
alat.
Perusahaan melaksanakan
pengecekan kelayakan
tiap 3 bulan sekali untuk
APD yang pemakaiannya
tidak rutin.
3. Safety Rubber Boot Safety Rubber Boot banyak digunakan Pekerja NPK menggunakan Safety Layak.
di pabrik NPK karena banyaknya Rubber Boot. PT. Pupuk Kujang
lumpur yang berceceran di lantai Cikampek tidak
akibat penggunaan clay (tanah liat) melaksanakan pengujian
sebagai pencampuran pembuatan APD tetapi pada saat
128

pupuk NPK. pembelian APD sudah


disertai dengan sertifikasi
alat.
Setelah diberikan dari
perusahaan, penggunaan
dan perawatan Safety
Rubber Boot menjadi
tanggung jawab masing-
masing pekerja.
Apabila Safety Rubber
Boot hilang atau rusak
bisa meminta atau ditukar
kembali ke bagian K3.
Alat Pelindung Tubuh dari Ketinggian Alat pelindung ini diwajibkan APD disiapkan dalam lemari yang Layak.
safety belt dan safety full body harness digunakan di pekerjaan dengan disimpan di beberapa titik di area PT. Pupuk Kujang
ketinggian > 2m seperti pada pabrik. Cikampek tidak
pengecetan storage tank, perbaikan melaksanakan pengujian
kabel listrik dan pengelasan pipa di APD tetapi pada saat
ketinggian. pembelian APD sudah
disertai dengan sertifikasi
alat.
Perusahaan melaksanakan
pengecekan kelayakan
tiap 3 bulan sekali untuk
APD yang pemakaiannya
tidak rutin.
Tabel 2. Matriks Implementasi K3
BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Secara keseluruhan, implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

di PT Pupuk Kujang Cikampek sudah cukup baik. Hal ini terlihat dari

komitmen perusahaan dalam menerapkan kebijakan K3 dan

mendapatkan beberapa penghargaan K3.

2. Penerapan higiene industri di PT Pupuk Kujang Cikampek sudah

berjalan dengan cukup baik. Hal ini ditandai dengan telah

dilakukannya pengukuran lingkungan kerja yang meliputi faktor fisika,

faktor kimia, faktor biologi, dan faktor psiko-sosial. Pengukuran

internal dilakukan oleh Departemen K3LH Bagian K3 setiap bulan

sekali sedangkan pengukuran eksternal dilakukan oleh Balai Hiperkes

Pusat Jakarta setiap tahun sekali. Pada hasil pengukuran faktor fisik

dan faktor psiko-sosial masih ada faktor yang tidak sesuai dengan

peraturan yang berlaku yaitu kebisingan, pencahayaan, iklim kerja,

radiasi ultraviolet, beban kerja dan stress kerja namun perusahaan

sudah berupaya melakukan upaya pengendalian sesuai dengan hirarki

pengendalian. Namun masih terdapat pekerja yang kurang disiplin

menggunakan APD yang sudah disediakan.

3. Pengelolaan lingkungan di PT Pupuk Kujang Cikampek sudah sesuai

dengan peraturan dan standar yang berlaku.

129
130

4. Program pelayanan kesehatan kerja di PT Pupuk Kujang Cikampek

telah sesuai dengan peraturan yang berlaku. PT Pupuk Kujang telah

melaksanakan 12 pokok pelayanan kesehatan, pemeriksaan rutin,

penyediaan kantin perushaan dimana hal tersebut sudah sesuai dengan

Peraturan Permenakertrans RI No. Per-03/MEN/1982 tentang

Pelayanan Kesehatan. Akan tetapi pada poin i bagian pemilihan APD

masih ditemukan operator yang tidak memakai earplug di tempat kerja

dan operator yang memakai APD tidak sesuai.

5. Dalam implementasi ergonomi masih terdapat beberapa poin yang

belum sesuai perundangan seperti adanya pekerja di unit bagging

mengangkat kantong pupuk melebihih kapasitas beban fisik yang

ditetapkan dan sikap kerja karyawan yang tidak normal sehingga dapat

menyebabkan cedera.

6. Penerapan keselamatan kerja di PT Pupuk Kujang Cikampek dalam

pelaksanaannya ada enam bidang yaitu bidang kebakaran, boiler, B3,

kelistrikan, transportasi, dan mekanik. Pelaksanaan keselamatan kerja

di PT Pupuk Kujang Cikampek telah sesuai dengan peraturan yang

berlaku. Namun masih terdapat unsafe condition yaitu mesin-mesin

produksi di Kujang 1A yang keropos dan berkarat akibat bahan kimia

korosif dan unsafe action berupa ketidaksiplinan penggunaan APD

yang dilakukan beberapa pekerja. Selain itu masih terdapat operator

yang awam dengan istilah LOTO.


131

7. PT Pupuk Kujang sudah menyediakan kebutuhan APD bagi pekerja

yang berisiko terpapar faktor bahaya dan berpotensi bahaya. Namun

masih terdapat pekerja yang tidak menggunakan APD di area

kebisingan tinggi. Selain itu PT Pupuk Kujang tidak melaksanankan

pengujian kelayakan APD.

B. Saran

1. Sebaiknya dilakukan pengawasan dan penyuluhan secara rutin tentang

kedisiplinan penggunaan alat pelindung diri yang digunakan pekerja

terutama di area kebisingan dan produksi yang berisiko terpapar bahan

kimia oleh Departemen K3.

2. Pekerja diwajibkan untuk mengikuti senam pada Jum’at pagi sebelum

kerja untuk mengurangi risiko stress kerja.

3. Penggantian tenaga manusia dengan alat bantu dalam kegiatan angkat-

angkut kantong pupuk di unit bagging dan pemanfaatan alat bantu

kerja secara optimal.

4. Mengoptimalkan monitoring rutin area kerja yang keropos, berlubang

dan berkarat serta melakukan perbaikan pada saat PERTA.

5. Sebaiknya prosedur LOTO diatur lebih rinci dan tidak digabungkan

dengan prosedur system ijin kerja (work permit system). Selain itu

pekerja lebih dikenalkan dengan istilah LOTO (Log Out Take Out)

dengan diadakan training atau penyuluhan yang membahas LOTO.


DAFTAR PUSTAKA

BPJS Ketenagakerjaan.2018. Jumlah kecelakaan kerja di Indonesia masih tinggi.


https://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/berita/5769/Jumlah-kecelakaankerja-di-
Indonesiamasih-tinggi.html.(11 Mei 2020)
Data Sekunder Departemen K3LH PT Pupuk Kujang Cikampek Tahun 2019.
International Labour Organization
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Menaker Hanif Canangkan
Peringatan Bulan K3 Nasional 2018. Dipetik 3 21, 2019, dari
www.depkes.go.id: htttp://www.depkes.go.id
Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia NoKep-186/MEN/1999
tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja.
Naza, A. A. (2016). Hubungan lama kerja dan sikap kerja berdiri dengan keluhan nyeri
punggung bawah pada pekerja batik cap di kampung batik laweyan surakarta.
Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
OSHA Hazard Communication Standard Number; 1910.1200.
Peraturan Menteri Kesehatan No.70 Tahun 2016 tentang Standar dan persyaratan
kesehatan lingkungan kerja industri.
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. Per. 05/ MEN/ 1985 tentang Pesawat Angkat
dan Angkut.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.12 tahun 2006 tentang Persyaratan dan Tata
Cara Perizinan Pembuangan Air Limbah Ke Laut
Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan
Serta Penerangan Dalam Tempat Kerja.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 01/MEN/1981 tentang
Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan
Dan Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.03/Men/1998 tentang Tata Cara Pelaporan Dan
Pemeriksaan Kecelakaan.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No Per 4/MEN/1985 tentang Pesawat Tenaga dan
Produksi.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per.01/Men/1988 tentang Kwalifikasi Dan
Syarat-Syarat Operator Pesawat Uap.

132
133

Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 03 tahun 1982 tentang Pelayanan
Kesehatan Tenaga Kerja.
Peraturan Pemerintah No 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun.
Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 1979 BAB XIX tentang Pemadam Kebakaran.
Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 tahun 2014 tentang pengelolaan
limbah bahan berbahaya dan beracun.
Permenaker No. 04/MEN/1980 tentang pemeliharaan APAR.
Permenaker No.Per 4/MEN/1985 tentang Pesawat Tenaga dan Produksi.
Permenaker No. Per. 05/ MEN/ 2018 tentang K3 Lingkungan Kerja.
Permenaker RI No. PER.13/MEN/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika
Dan Faktor Kimia.
PerMenakertrans No. PER. 15/MEN/VIII/2008 tentang P3K di tempat kerja.
Permenaker No.37 tahun 2016 tentang K3 bejana tekanan dan tangki timbun.
Permenakertrans No.PER/01/MEN/1979 Tentang Kewajiban Latihan Hiperkes Bagi
Dokter Perusahaan.
Undang-Undang No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
Undang-Undang No.3 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Undang-Undang Repubik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah.
Undang-undang nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
Undang-Undang No. 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. SE.01/MEN/1979 tentang
Pengadaan kantin dan Ruang Tempat Makan.
Tarwaka, 2016 .Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (Manajemen Manajemen dan
Implementasi K3 Di Tempat Kerja). Surakarta : Harapan Press.
134

LAMPIRAN
135

Lampiran 1. Data hasil pengukuran lingkungan kerja


LAPORAN PENGUKURAN LINGKUNGAN KERJA PT PUPUK KUJANG TAHUN 2019
NO AREA HASIL PENGENDALIAN
I Getaran seluruh tubuh (0,8661 1. Pemeliharaan peralatan pabrik secara rutin
m/det )2 2. Menggunakan pondasi beton untuk sebagian
Urea 1A 0,083 - 0,25 peralatan pabrik
Ammonia 1A 0,04 - 0,155 3. Melakukan rotasi pekerjaan dan pengaturan
Utility 1A 0,152 - 0,639 jam kerja di area pabrik
Urea 1B 0,025 - 0,051
Ammonia 1B 0,014
Utility 1B 0,101 - 0,689
NPK 1 0,0808 - 0,21
NPK 2 0,0914 -
0,6410
Gedung Riset 0,0132
II Kebisingan sesaat (85 dBA) 1. Isolasi tenaga kerja dengan pembuatan
Urea 1B 64,2 - 92,4 Controlroom dan OS
Ammonia 1B 69,1 - 94,8 2. Pemasangan silincer pada sumber bising
Utility 1B 73,8 - 94 3. Pemeliharaan peralatan pabrik secara rutin
Urea 1A 66,4 - 110,4 4. Penempatan yang terpisah dan atau tertutup
Ammonia 1A 66,6 - 99,7 untuk alat-alat sumber bising
Utility 1A 65,2 - 94,6 5. Melakukan rotasi pekerjaan dan pengaturan
NPK 1 68,9 - 86,5 jam kerja di area pabrik
NPK 2 74 - 87,1 6. Pembuatan isobel kebisingan
Pengantongan 69,2 - 81,8 7. Pemasangan poster bahaya kebisingan dan
Gedung Riset 67,2 arahan penggunaan alat pelindung diri
III Kebisingan TWA (85 dBA) 8. Pemeriksaan kesehatan audiometri secara rutin
Urea 1B 92,2 (MCU)
Ammonia 1B 97,7 9. Penggunaan alat pelindung telinga yaitu ear
plug atau ear muff
Utility 1B 95,2
Urea 1A 94,8
Ammonia 1A 100,3
Utility 1A 89,2
NPK 1 94,2
NPK 2 86,7
IV Kebisingan Personal (85 dBA)
Urea 1B 87,6
Ammonia 1B 93,8
Utility 1B 87
Urea 1A 91,6
Ammonia 1A 96,5
Utility 1A 89,7
136

NPK 1 85,7
NPK 2 80,5
V Radiasi Elektro medanmagnet (60/f 1. Isolasi sumber radiasi dengan desain ruang
mT) MCC tertutup dan terpisah dengan ruang kerja
Urea 1B 0,0045 – lain
0.0412 2. Dipasang rambu larangan masuk selain petugas
Utility 1B 0,0058 – 0, (restrictid area)
2557 3. Melakukan rotasi pekerjaan dan pengaturan
Utility 1A 0,1111 – jam kerja di area pabrik
0,2703
Pengantongan 0,0087 –
0,0878
NPK 1 0,0336
NPK 2 0,0101 –
0,0184
VI Radiasi UV (0,05 mW/cm2) 1. Isolasi sumber radiasi dengan memasang cover
Ammonia 1B 0,0194 2. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin
Utility 1B 0,0075 (MCU)
Utility 1A 0,0016 – 3. Menggunakan alat pelindung diri dengan
0,0017 safety goggles anti UV atau tameng las/
Ammonia 1A 0,0015 Welder Shield
Bengkel 0,2558
(pengelasan)
VII Iklim kerja (28 oC) 1. Pemasangan AC setiap ruangan
Urea 1B 17,8 - 29,4 2. Melengkapi dengan sistem sirkulasi yang baik
Ammonia 1B 28,2 dan optimalisasi sistem ventilasi
Urea 1A 22 - 29,4 3. Menyediakan air minum sebagai pengganti
Ammonia 1A 20,6 - 30,2 cairan yang hilang
Utility 1A 21,3 - 26,4 4. Rotasi pekerjaan dan pengaturan waktu kerja
Pengantongan 20,8 - 30,3 dan istirahat
NPK 1 25,6 - 28,7
NPK 2 24,5 - 31,3
Bengkel 28,2 - 30,2
Gedung Main Lab 23 - 25,5
Gedung Riset 25,1
VII Intensitas Cahaya (200 lux) 1. Pemasangan reflektor untuk optimalkan
I Urea 1B 341 – 512 penyebaran cahaya
Utility 1B 239 – 301 2. Penggantian jenis lampu dengan jenis LED &
Urea 1A 142 – 670 perubahan posisi letak lampu sesuai tempat
Ammonia 1A 41 - 780 kerja
Utility 1A 201 – 498 3. Memanfaatkan cahaya alami dengan baik
Pengantongan 74 - 189 (membuka tirai/ gorden waktu siang hari)
NPK 1 58 – 1123
NPK 2 42 – 1673
Bengkel 92 – 102
137

Gedung Main Lab 241 – 249


Gedung Riset 331 – 464
IX Debu Total (10 mg/m3) 1. Pemeliharaan peralatan pabrik secara rutin
Urea 1A 0,0870 – 0,104 2. pemasangan dust collector dan scrubber
Urea 1B 0,087 3. Dipasang rambu peringatan bahaya debu dan
Pengantongan 0,2 - 3,02 arahan penggunaan alat pelindung diri
NPK 1 0,3 - 140,6 4. Rotasi pekerjaan dan pengaturan waktu kerja
NPK 2 1,4 - 43,6 dan istirahat
Debu Respirabel (3 mg/m3) 5. Melakukan pemeriksaan kesehatan spirometri
NPK 1 0,05 – 0,64 dan rontgen secara rutin (MCU)
NPK 2 0,03 – 4,6 6. Menggunakan alat pelindung diri masker debu
X Gas NH3 (25 ppm)
Urea 1B 0,0158 - 1. Pemeliharaan peralatan pabrik secara rutin
0,0655 2. Dipasang rambu peringatan bahaya bocoran
Ammonia 1B 0,0006 – gas dan arahan penggunaan alat pelindung diri
0,0061 3. Melakukan pemeriksaan kesehatan spirometri
Utility 1B 0,0192 dan rontgen secara rutin (MCU)
Urea 1A 0,0078 – 4. Rotasi pekerjaan dan pengaturan waktu kerja
0,0567 dan istirahat
Ammonia 1A 0,0106 – 0,091 5. Menggunakan alat pelindung diri masker
Utility 1A 0,0044 khusus ammonia
A2B 0,0082
Pengantongan 0,48 – 1,07
NPK 1 0,08 – 0,37
NPK 2 0,11 – 0,23
XI Gas CO (25 ppm) 1. Pemeliharaan peralatan pabrik secara rutin
PPCO (Ammonia 19 2. Dipasang rambu peringatan bahaya bocoran
1A) gas dan arahan penggunaan alat pelindung diri
serta larangan masuk area tanpa izin
3. Memasang CO Detector di area PPCO dan
melengkapi operator atau setiap orang yang
masuk PPCO dengan personal gas detector CO
4. Menggunakan alat pelindung diri masker
khusus CO (gas mask)
XII Pb (0,05 mg/m3) 1. Menggunakan alat pelindung diri welding
Bengkel 0,0024 shield
XII Koloni Mikroba (bakteri : 700 1. Menjaga kebersihan area kerja
I cfu/m3, Jamur : 1000 dfu/m2)
Utility 1B Bakteri : 12,
Jamur : 39
Ammonia 1B Bakteri : 9,
Jamur : 17
Urea 1B Bakteri : 8,
Jamur : 36
138

Utility 1A Bakteri : 15,


Jamur : 27
Ammonia 1A Bakteri : 12,
Jamur : 54
Urea 1A Bakteri : 11,
Jamur : 52
Pengantongan Bakteri : 22,
Jamur : 33
NPK 1 Bakteri : 36,
Jamur : 28
NPK 2 Bakteri : 21,
Jamur : 43
Gedung Main Lab Bakteri : 20,
Jamur : 47
Gedung Riset Bakteri : 28,
Jamur : 21
139

Lampiran 2. Dokumen HIRA


140

Lampiran 3. Form kegiatan K3 (form ijin kerja non area proses)


141
142
143

Lampiran 4. Kebijakan K3
144

Lampiran 5. Manual K3
145
146
147

Lampiran 6. Surat Penerimaan Magang

Lampiran 6. Surat Penerimaan Magang


148

Lampiran 7. Struktur Organisasi K3


149

Lampiran 8. Jadwal Magang


Minggu 1
150

Minggu 2
151

Minggu 3
152

Minggu 4
153

Minggu 5
154

Minggu 6
155

Lampiran 9. Surat Keterangan Selesai Magang


TUGAS KHUSUS

I. Identifikasi Masalah Perusahaan

A. Alur Identifikasi Masalah

Melakukan identifikasi masalah dan menentukan prioritas masalah di

perusahaan dilakukan melalui alur Problem Solving Cycle di bawah

ini:

Gambar 5. Problem Solving Cycle

156
157

B. Masalah K3

1. Penyebab Masalah

a. Faktor Lingkungan

1) Faktor Fisik

a) Kebisingan

Pada pengukuran intensitas kebisingan di PT. Pupuk

Kujang Cikampek terdapat 22 titik dari 33 titik yang

diindikasikan terdapat pajanan bising melebihi nilai

NAB dengan nilai paling tinggi terdapat di area

Compressor House Urea 1A yaitu 110,4 dBA.

b) Ledakan

Ledakan akibat tekanan dan temperatur yang tinggi

pada proses pembuatan Ammonia.

2) Faktor Kimia

a) Bahaya Amoniak (NH3) cair

Keluhan iritasi kulit akibat terkena cairan Ammonia

(NH3).

b) Kebocoran gas Ammonia

Kebocoran gas ammonia pada sambungan valve.

Keluhan bau dari ammonia yang khas apabila

memasuki kawasan pabrik akan langsung tercium.

Semakin memasuki area produksi bau yang dirasakan

semakin terasa.
158

3) Faktor Ergonomi

a) Postur kerja

Posisi kerja operator di ruang panel yang janggal dan

tidak natural saat melakukan pengaturan pada panel.

b) Manual Handling
Pekerja mengangkat kantong pupuk urea melebihi
kapasitas beban fisik yang ditetapkan.
4) Faktor Manusia

a) Unsafe act

Unsafe act dilakukan oleh salah satu operator di pabrik

Urea 1A dan Ammonia 1A yang tidak menggunakan

alat pelindung diri saat berada di area pabrik.

5) Faktor Sarana Prasarana

a) Ceceran oli pada lantai Compressor House Pabrik Urea

1A

b) Mesin-mesin produksi berkarat di Ammonia 1A

2. Deskripsi Masalah

Berikut adalah penjelasan secara rinci mengenai masalah yang

terdapat di PT. Pupuk Kujang Cikampek:

Tabel 3. Deskripsi Masalah di PT. Pupuk Kujang Cikampek

No Penyebab
Lokasi Deskripsi Masalah
Masalah
1. Faktor Lingkungan
a. Faktor Fisik
Unit produksi PT Pada pengujian sesaat
Kebisingan
Pupuk Kujang intensitas bising pada
159

Cikampek 33 titik didapatkan 22


(terlampir). titik diindikasikan ada
pajanan melebihi NAB.
Sedangkan untuk
intensitas bising
tertimbang waktu
(TWA) pada 6 titik
didapatkan seluruh titik
ada pajanan melebihi
NAB. Untuk intensitas
bising personal pada 6
yenaga kerja
didapatkan seluruh
tenaga kerja ada
pajanan melebihi NAB.
Kebisingan bersumber
dari mesin-mesin
produksi. PT. Pupuk
Kujang Cikampek
sudah melakukan
pengendalian
administrasi berupa
penggunaan earplug
dan earmuff akan tetapi
hanya dapat
mengurangi kebisingan
sedikit saja. Tingkat
kebisingan yang
melebihi NAB dapat
menyebabkan
gangguan pendengaran
pada pekerja.
Terdapat risiko ledakan
yang tinggi pada bagian
ini karena
menggunakan
Pada area temperatur tinggi
Ledakan akibat tekanan Furnace (Primary dengan tekanan yang
dan temperatur yang Reformer), tingggi juga dalam
tinggi pada proses Secondary setiap prosesnya.
pembuatan Ammonia Reformer dan Temperatur tertinggi
Ammonia Storage yakni 1200oC pada
bagian Secondary
Reformer sedangkan
tekanan tinggi terdapat
pada furnace 105
160

kg/cm2. PT. Pupuk


Kujang telah
melakukan rekayasa
Teknik dengan
pemasangan 2 safety
valve pada ammonia
storage untuk
mengamankan tangka
apabila terjadi tekanan
berlebih. Sedangkan
pengendalian
administrasi dilakukan
dengan pemeriksaan
dan pemeliharaan
sarana dan prasarana
pencegahan dan
penanggulangan
kebakaran dan ledakan
setiap bulan oleh
Departemen K3LH.
Pada Area Urea 1A
(Pluidizing Bed,
Distributor), Area
Amonia 1A (Reformer)
dilakukan pekerjaan
membedakan barang-
barang kecil yang agak
teliti dengan standar
Area Urea 1A
200 lux akan tetapi
(Pluidizing Bed,
hasil pengukuran masih
Distributor), Area
Pencahayaan dibawah NAB.
Amonia 1A
Sedangkan untuk area
(Reformer), dan
bengkel listrik
bengkel listrik.
dilakukan pekerjaan
membedakan barang-
barang kecil secara
sepintas dengan standar
100lux akan tetapi hasil
pengukuran masih
dibawah NAB dan
tidak memenuhi syarat.
Berdasarkan
Unit produksi PT
pengamatan di
Pupuk Kujang
Iklim Kerja lapangan penguji
Cikampek
berasumsi bahwa
(terlampir).
pekerjaan pada lokasi
161

pengujian tergolong
laju metabolit sedang
dengan pengaturan
waktu kerja setiap jam
75%-100%. Dengan
demikian ISBB
maksimum
diperkenankan 28oC.
berdasarkan hasil
pengujian terdapat 10
titik lokais dengan
intensitas iklim kerja
>NAB dan 8 titik
<NAB.
Pada area bengkel
pengelasan terdapat
pekerjaan pengelasan
dimana cahaya dari
mesin las mengandung
sinar UV yang tinggi.
Bengkel
Radiasi Ultraviolet Pekerja dibekali dengan
pengelasan.
APD yang sesuai
seperti googles anti
sinar UV untuk
mengurangi risiko
terpapar sinar UV
berlebih.
b. Faktor Kimia
PT. Pupuk Kujang
Cikampek
memproduksi ammonia
untuk langsung dijual
maupun diolah menjadi
urea. Pada area
Synthesis Loop dan
Unit Synthesis
Ammonia Converter
Keluhan iritasi kulit Loop dan
terdapat proses
akibat terkena cairan Ammonia
pemisahan NH3 cair
Ammonia (NH3) Converter Area
dari proses
Ammonia 1A
pendinginan. Pada saat
proses pengecekan
harian (logsheet) atau
pergantian kran pipa,
pekerja akan berisiko
terpapar NH3 cair
sehingga apabila tidak
162

berhati-hati dan taat


menggunakan APD
yang lengkap pekerja
dapat berisiko
mengalami kerusakan
atau gangguan kulit.
Terdapat proses
memisahkan dan
memurnikan hasil
produksi dan
mendinginkan gas
sintesa sebelumnya.
Tercium aroma gas
NH3 yang menyengat
pada sambungan valve.
PT. Pupuk Kujang
Cikampek sudah
melakukan beberapa
Synthesis Loop pengendalian untuk
dan Ammonia mencegah terjadinya
Kebocoran Gas Ammonia
Refrigerant kebocoran gas
System Ammonia berupa
rekayasa teknik dengan
pemasangan scrubber
dan blower serta
melakukan
pengendalian
administratif berupa
pemeriksaan rutin dan
terhadap valve atau
bagian lain yang
memungkinkan
terjadinya kebocoran
gas Ammonia.
c. Faktor
Ergonomi
1. Posisi janggal
pada saat operator
melakukan setting
pada panel operasi,
lengan dan tubuh
Postur Kerja Ruang panel
samping pekerja
membentuk sudut
>90o, jika dilakukan
dalam waktu yang
lama dan teus
163

menerus dapat
meningkatkan risiko
cedera ergonomi.
2.Posisi tidak natural
pada saat operator
melakukan
pengaturan bahan
kerja ke meja kerja,
jika dilakukan dalam
tempo yang lama dan
terus menerus akan
meningkatkan risiko
ergonomi
3.Pekerja menoleh pada
panel operasi saat
pengaturan bahan
kerja ke meja kerja,
posisi ini merupakan
posisi yang tidak
normal yang dapat
menyebabkan
kelelahan fisik dan
cedera ergonomi

Pekerja melakukan
kegiatan angkat angkut
secara manual yaitu
memindahkan kantong
Manual handling Bagging
urea seberat 50 kg dari
accumulator conveyor
untuk dipindahkan ke
truk.
d. Faktor Manusia
Ammonia 1A PT Pupuk Kujang
memiliki peraturan
yang mewajibkan untuk
menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD)
saat memasuki area
Unsafe act
pabrik. Saat dilakukan
observasi di Ammonia
1A yang didampingi
oleh salah satu operator
ditemukan bahwa salah
satu operator tidak
164

memakai alat pelindung


telinga (earplug) saat
berada pada area
kebisingan di Ammonia
1A.

Urea 1A PT Pupuk Kujang


memiliki peraturan
yang mewajibkan untuk
menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD)
saat memasuki area
pabrik. Saat dilakukan
observasi di Urea 1A
yang didampingi oleh
salah satu operator
ditemukan bahwa salah
satu operator tidak
memakai wearpack
sebagai alat pelindung
diri saat berada di area
pabrik urea 1A.
e. Faktor Sarana
Prasarana
Pada ruang Compressor
House Urea 1A lantai
menjadi licin karena
adanya ceceran oli
yang belum
1) Ceceran oli di
dibersihkan. Hal ini
Compressor Urea 1A
membuat orang yang
House Urea 1A
masuk area tersebut
harus lebih berhati-hati
saat berjalan untuk
menhindari risiko
terpeleset.
Pada proses produksi
terdapat debu yang
keluar dari mesin dan
2) Mesin-mesin menempel pada area
produksi yang kerja seperti lantai,
Ammonia 1A
berkarat di Pabrik dinding, tangga dan
Ammonia 1A mesin. Debu tersebut
memiliki kandungan
bahan kimia yang
bersifat korosif yang
165

dapat menyebabkan
mesin-mesin menjadi
mudah berkarat.

II. Menentukan Prioritas Masalah

Berdasarkan deskripsi masalah K3 yang ada di PT. Pupuk Kujang

Cikampek, selanjutnya dilakukan pembuatan matriks sebagai berikut:

Tabel 4. Matriks Masalah K3 di PT. Pupuk Kujang Cikampek

I Jumlah
Daftar
No T R IxTx
Masalah P S RI DU SB PCc PCm
R
1. Kebisingan 4 4 4 2 5 5 1 2 4 25.600
2. Ledakan 4 4 3 2 4 4 1 2 4 12.288
3. Pencahayaan 3 3 2 1 4 3 1 1 3 648
4. Iklim Kerja 3 2 2 2 3 3 1 1 3 648
Radiasi
5. 3 3 1 1 2 1 1 2 3 108
Ultraviolet
Keluhan
iritasi kulit
akibat
6. terkena 3 4 2 1 3 3 1 1 4 864
cairan
Ammonia
(NH3)
Kebocoran
7. Gas 4 4 3 2 4 4 1 2 4 12.288
Ammonia
8. Postur Kerja 3 2 4 1 1 1 1 3 3 216
Manual
9. 3 3 4 1 1 1 1 3 3 324
handling
10. Unsafe act 3 3 4 1 1 1 1 4 4 576

11. Ceceran oli 3 2 2 1 1 1 1 4 3 144


166

Mesin-mesin
produksi
yang
12. 3 3 2 1 1 1 1 2 2 72
berkarat di
Pabrik
Ammonia 1A

Keterangan:

I : Importancy (pentingnya masalah)

P : Prevalence (besarnya masalah)

S : Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)

RI : Rate of Increase (kenaikan besarnya masalah)

DU : Degree of Unmeet need (derajat keinginan masyarakat yang

tidak terpenuhi)

SB : Social Benefit (keuntungan social karena selesainya masalah)

PCc : Public Concern (rasa prihatin masyarakat terhadap masalah)

PCm : Public Climate (suarana politik)

T : Technical feasibility (kelayakan teknologi)

R : Resources availability (sumber daya yang tersedia).

Teknik Penilaian :

Pemberian nilai untuk Importancy (I) yaitu :

Nilai 1 = Tidak Penting

Nilai 2 = Agak Penting

Nilai 3 = Cukup Penting

Nilai 4 = Penting

Nilai 5 = Sangat Penting


167

Pemberian nilai untuk Technical Feasibility (T) yaitu :

Nilai 1 = Tidak Mudah

Nilai 2 = Agak Mudah

Nilai 3 = Cukup Mudah

Nilai 4 = Mudah

Nilai 5 = Sangat Mudah

Pemberian nilai untuk Resources Availability (R) yaitu :

Nilai 1 = Tidak Tersedia

Nilai 2 = Agak Tersedia

Nilai 3 = Cukup Tersedia

Nilai 4 = Tersedia

Nilai 5 = Sangat Tersedia

Berdasarkan matriks penentuan prioritas masalah, maka masalah di PT.

Pupuk Kujang Cikampek yang menjadi prioritas adalah faktor fisika yaitu

kebisingan di unit produksi PT. Pupuk Kujang Cikampek.

III. Penentuan Jalan Keluar

A. Analisis SWOT

1. Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah suatu kajian yang dilakukan terhadap suatu


168

organisasi sehingga diperoleh keterangan yang akurat tentang

berbagai faktor kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman yang

dimiliki.

a. Kekuatan (strength)

Kekuatan adalah berbagai kelebihan yang bersifat khas yang

dimiliki oleh suatu orgnisasi, yang apabila dapat dimanfaatkan

akan berperan besar tidak hanya dalam memperlancar berbagai

kegiatan yang akan dilaksanakan oleh organisasi, tetapi juga

dalam mencapai tujuan yang dimiliki oleh organisasi.

b. Kelemahan (weakness)

Kelemahan adalah berbagai kekurangan yang bersifat khas

yang dimiliki oleh suatu organisasi, yang apabila berhasil

diatasi akan berperan besar, tidak hanya dalam memperlancar

berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh organisasi,

tetapi juga dalam mencapai tujuan yang dimiliki oleh

organisasi.

c. Peluang (opportunity)

Peluang adalah peluang yang bersifat positif yang dihadapi oleh

suatu organisasi, yang apabila dapat dimanfaatkan akan besar

peranannya dalam mencapai tujuan organisasi.


169

d. Ancaman (threath)

Ancaman adalah kendala yang bersifat negatif yang dihadapi

oleh suatu organisasi, yang apabila berhasil diatasi akan besar

peranannya dalam mencapai tujuan organisasi.

2. Pola Analisis SWOT

Identifikasi SWOT yang ada di PT. Pupuk Kujang Cikampek yaitu:

Tabel 5. Analisis SWOT

Kekuatan (strength) Kelemahan (weakness)


1) Mengisolasi sumber 1) Seminar K3 yang
bising pada mesin membahas tentang
produksi NIHL tidak
2) Pemeliharaan peralatan dilaksanakan secara
pabrik dan mesin rutin, terakhir
produksi dilakukan dilaksanakan tahun
secara rutin 2014.
3) Melakukan rotasi area 2) Belum adanya
kerja (dari control room penyuluhan tentang
ke operator lapangan). bahaya bekerja di
4) Pengadaan shift kerja tempat bising secara
5) Pemeriksaan kesehatan berkala.
general check up
dilakukan dengan jadwal
yang sudah diatur serta
melakukan konsultasi
dengan dokter
perusahaan. Hasil
general check up atau
dugaan PAK akan
dilaksanakan
pemeriksaan MCU salah
satunya tes audiometri.
Tindak lanjut apabila
hasil Audiometri tidak
sesuai, maka pekerja
akan dirujuk ke dokter
THT.
6) Adanya sosialisasi
kedisiplinan penggunaan
170

APD di tempat kerja.


7) Operator sudah
dilengkapi dengan APD
yang memadai dalam
bekerja di tempat yang
bising.

Peluang (opportunity) Ancaman (threath)


1) Pelaksanakan rapat P2K3 1) Masih adanya pekerja
setiap bulan untuk yang tidak memakai
membahas aspek K3 di APD saat bekerja.
setiap unit kerja.
2) Adanya inspeksi APD
pada program razia yang
dilakukan oleh pihak K3
setiap bulan.
3) Adanya punishment bagi
pekerja yang tidak
memakai APD yang
sesuai saat bekerja.
4) Adanya laporan bulanan
dari pihak K3
representatif ke Top
Manajemen.
5) Adanya komitmen dan
dukungan perusahaan
terhadap keselamatan
pekerja.

3. Bagan Analisis SWOT untuk Pengembangan Strategi

Identifikasi yang telah dilakukan terhadap SWOT, maka dapat

dirumuskan suatu strategi untuk menangani kelemahan dan

ancaman yang ada, seperti pada table berikut :

Tabel 6. Analisis KKPA SWOT

Internal Kekuatan (S) Kelemahan (W)


Eksternal
Peluang (O) 1) Komitmen dan 1) Seminar K3 yang
dukungan membahas tentang
perusahaan NIHL tidak
171

dalam dilaksanakan secara


mencegah dan rutin, terakhir
menanggulangi dilaksanakan tahun
PAK. 2014.
2) Mematuhi 2) Belum adanya
peraturan penyuluhan tentang
perundangan bahaya bekerja di
yang mengatur tempat bising secara
tentang berkala.
pelayanan
kesehatan
khususnya
pencegahan dan
pembinaan
terhadap
penyakit umum
dan PAK.
Ancaman (T) 1) Melakukan 1) Mengikutsertakan
peningkatan pekerja yang sering
pengawasan bekerja dalam
penggunaan lingkungan bising
APD. untuk mengikuti
penyuluhan bekerja
aman di area bising
dan NIHL.

B. Menentukan Prioritas Jalan Keluar

1. Menyusun Alternatif Jalan Keluar

Tabel 7. Alternatif Jalan Keluar

Masalah Penyebab Alternatif Jalan Keluar


Kebisingan Masih terdapat Peningkatan pengawasan
pekerja yang tidak penggunaan APD di
memakai APD tempat kerja.
earplug atau earmuff
saat bekerja.
Masih terdapat Menyelenggarakan
pekerja yang tidak penyuluhan kepada
mengetahui fungsi tenaga kerja tentang
dan perbedaan bekerja aman pada
penggunaan dari APD lingkungan kerja bising
bising (earplug dan
172

earmuff). dan NIHL.


Sehingga masih
terdapat operator yang
hanya menggunakan
earplug pada area
kebisingan tinggi
110,4 dB.

2. Memilih Prioritas Jalan Keluar

1) Kriteria tambahan efektivitas jalan keluar

a) Besarnya masalah yang dapat diselesaikan

(1) Hitung besarnya masalah (magnitude) yang dapat fiatasi

apabila jalan keluar tersebut dilaksanakan, untuk setiap

alternatif.

(2) Semakin besar masalah dapat diatasi, makin tinggi

prioritas jalan keluar tersebut.

b) Pentingnya jalan keluar

(1) Hitung pentingnya jalan keluar (importancy) dalam

mengatasi masalah yang dihadapi, untuk setiap alternatif.

(2) Pentingnya jalan keluar yang dimaksud dikaitkan dengan

kelanggengan seleksi masalah.

(3) Makin langgeng selesainya masalah, makin penting jalan

keluar tersebut.

c) Sensitivitas jalan keluar

(1) Hitung sensitivitas jalan keluar (vunerability) dalam

mengatasi masalah yang dihadapi, untuk setiap alternatif.


173

(2) Sensitivitas dikaitkan dengan kecepatan jalan keluar

mengatasi masalah.

(3) Makin cepat masalah teratasi, semakin a48lternati jalan

keluar tersebut.

2) Efisiensi jalan keluar

a) Tetapkan nilai efisiensi (efficiency) untuk setiap alternatif

jalan keluar, yaitu dengan member angka 1 (paling tidak

efisien) sampai dengan angka 5 (paling efisien).

b) Nilai efisiensi dikaitkan dengan biaya (cost) yang diperlukan

untuk melaksanakan jalan keluar.

c) Makin besar biaya yang diperlukan, makin tidak efisien jalan

keluar tersebut.

3) Selanjutnya, hitung nilai P (Prioritas) untuk setiap alternatif

jalan keluar, dengan membagi hasil perkalian antara M x I x V

dengan nilai C.

4) Jalan keluar dengan nilai P tertinggi adalah prioritas jalan keluar

terpilih

Berikut ini adalah penentuan prioritas jalan keluar dengan

menggunakan Teknik Criteria Matriks :

Tabel 8. Teknik Criteria Matriks Pemilihan Prioritas Jalan Keluar


174

No Daftar Alternatif Efektivitas Efisiensi Jumlah


Jalan Keluar
M I V C

1 Peningkatan 4 4 3 3 16
pengawasan
penggunaan APD di
tempat kerja.
2 Menyelenggarakan 5 4 5 3 33,3
penyuluhan (Safety
Refreshment)
tentang bekerja
aman pada
lingkungan kerja
bising dan NIHL.
Keterangan :

Nilai 1 = Sangat tidak efisien

Nilai 2 = Agak efisien

Nilai 3 = Cukup efisien

Nilai 4 = Efisien

Nilai 5 = Sangat efisien

Dari penentuan prioritas penanganan masalah dengan menggunakan

kriteria matriks maka didapatkan skor tertinggi ada pada

menyelenggarakan penyuluhan (Safety Refreshment) tentang bekerja

aman bahaya bekerja di tempat bising dan NIHL.

IV. Plan of Action

Plan of Action merupakan penjabaran atau rincian dari rencana kegiatan

yang akan dilakukan, meliputi:

1. Nama kegiatan : Inisiasi penyuluhan berupa safety refreshment

bekerja aman pada lingkungan kerja bising dan NIHL.


175

2. Penjelasan singkat:

Merupakan penyuluhan yang ditujukan untuk meningkatkan kesadaran

pekerja tentang bahaya bising dan NIHL akibat kerja.

3. Tujuan :

a. Ilmu pengetahuan (knowledge): diharapkan pekerja mendapat

ilmu pengetahuan yang cukup mengenai kebisingan sehingga

dapat bekerja secara aman dan nyaman dan mencegah

terjadinya PAK.

b. Kemampuan (skill) : diharapkan pekerja dapat menggunakan

APD kebisingan (earplug dan earmuff) secara benar dan sesuai.

c. Penentuan sikap (Attitude) : setelah mengikuti penyuluhan

diharapkan pekerja dapat memiliki kesadaran dalam

penggunaan APD di tempat kerja.

4. Materi : Terlampir

Garis besar materi meliputi:

a. Regulasi / perundangan

b. Kebijakan Program Konservasi Pendengaran

c. Efek bising pada pendengaran

d. Tujuan APD/proteksi pendengaran

e. Kelebihan dan kekurangan berbagai jenis APD

f. Instruksi penggunaan APD, seleksi, fiting, penggunaan dan

pemeliharaan
176

g. Tujuan tes audiometri serta penjelasan prosedur dan hasil

pemeriksaan

5. Sasaran : Seluruh operator dan mekanik PT. Pupuk Kujang

Cikampek

6. Pelaksana : Tim K3 PT. Pupuk Kujang Cikampek dibantu dokter THT

dari rumah sakit yang bekerja sama dengan PT. Pupuk Kujang

Cikampek

7. Waktu : 20 Mei 2020

8. Lokasi : Ruang Diklat PT. Pupuk Kujang Cikampek

9. Biaya :

Konsumsi : Rp 1.000.000,00

Banner : Rp 150.000,00

Dokter THT : Rp 2.000.000,00

Total : Rp 3.150.000,00

10. Peralatan : Materi PPT, Laptop, LCD. Mic, Speaker, APD earplug

dan earmuff
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212

Anda mungkin juga menyukai