Disusun oleh
Ir. Handoyo, MT.
Disusun Oleh :
IR. HANDOYO, MT
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
Biaya
Anggaran
jadwal M utu
waktu
Kinerja
b. Kompleksitas Proyek
Kompleksitas proyek tergantung dari hal-hal sebagai berikut:
Jumlah macam kegiatan di dalam proyek.
Macam dan jumlah hubungan antar-kelompok ( organisasi ) di dalam proyek.
Macam dan jumlah hubungan antar- kegiatan ( organisasi) di dalam proyek
dengan pihak luar.
Permintaan Proposal
Permintaan proposal atau Rest For Proposal (RFP) ditujukan pada pihak – pihak
yang masuk dalam daftar peserta lelang atau bidder list yang dimiliki perusahaan
atau pihak lain. Dan user akan memilih salah satu perusahaan atau pihak sebagai
pelaksanaproyek.
Dalam RFP ditentukan tujuan proyek, lingkup proyek, spesifikasi performansi,
batasan ongkos dan jadwal, kebutuhan data.
Proposal Proyek
Kontraktor mengeluarkan sejumlah biaya dan waktu untuk menyiapkan proposal.
Pembuatan proposal sendiri merupakan proyek dengan keterbatasan dana, batas
waktu penyerahan, batasan performansi, dan dikelola seperti proyek.
Proposal proyek harus mengandung beberapa pokok :
1. Surat Pengantar
Merupakan bagian penting dari proposal, karena harus bisa meyakinkan user
bahwa proposal perusahaan / kontraktor tersebut perlu dipertimbangkan. Surat
ini lebih personal dan mencakup kualifikasi, pengalaman, dan minat
kontraktor.
2. Ringkasan Manajemen / Eksekutif (exsecutive summary)
Berisi tentang deskripsi singkat proyek, tujuan, kebutuhan secara keseluruhan,
hambatan, dan area permasalahan.
3. Bagian Teknis
Menunjukkan lingkup proyek, pendekatan yang digunakan, dan pekerjaan
yang ada.
b. Tahap Pendefinisian
Tahap pendefinisian dalam siklus hidup proyek akan meliputi kegiatan
penyiapan rencana proyek secara detail dan penentuan spesifikasi proyek secara
rinci. Isi rencana proyek terdiri dari:
1. Jadwal Pekerjaan
2. Anggaran dan sistem pengendalian biaya
3. Work Breakdown Structure secara rinci
4. Bagian yang beresiko tinggi dan sulit, serta rencana kemungkinan yang akan
muncul.
5. Rencana pemakaian sumber daya
6. Rencana pengujian hasil proyek
7. Rencana dokumentasi
8. Rencana peninjauan pekerjaan
9. Rencana pelaksanaan hasil proyek
Pembuatan rencana ini dikerjakan oleh tim proyek dibawah koordinasi manajer
proyek.
c. Tahap Akuisisi
Pada tahap ini tidak ada campur tangan user dan menjadi urusan
kontraktor. Dalam tahap akuisisi terdapat beberapa tahapan, yaitu:
1. Desain
Dalam tahap ini spesifikasi diterjemahkan dalm bentuk maket, dan telah
terbagi dalam sub pekerjaan yang lebih kecil.
2. Pengadaan
Disiapkan fasilitas dan material yang akan digunakan.
3. Produksi
Setelah siap fasilitas dan bahan pendukung bisa dilakukan proses produksi
yang diawasi oleh manajer proyek.
d. Tahap Operasi
Setelah hasil proyek diserahkan ke user maka proyek dianggap selesai.
Lalu user mulai mengoperasikan proyek tersebut. Tetapi ini tergantung juga pada
jenis proyek. Proyek eksibisi pertandingan sepak bola atau pertunjukan wayang
kulit tentu saj tidak mempunyai tahap operasi ini. Pihak user menilmati jasa yang
diberikan oleh pihak kedua dan setelah itu proyek selesai. Jadi hanya proyek
dengan hasil akhir berupa produk fisik yang mempunyai tahap ini. Bisa juga
keterlibatan kontraktor masih berlangsung dalam rangka evaluasi sistem atau
produk yang dibuat dan pemeliharaannya, atau perlu dibuat persetujuan baru
mengenai keterlibatan kontraktor dalam evaluasi dan pemeliharaan sistem ini.
Setelah sistem berjalan untuk beberapa waktu bisa jadi sistem itu menuntut
perubahan karena adanya perubahan lingkungan ataupun perkembangan
teknologi. Jika user menghendaki perubahan maka perbaikan sistem bisa menjadi
proyek baru yang akan mengikuti siklus mulai dari awal lagi.
Apa yang telah diuraikan mengenai tahap-tahap proyek atau siklus hidup
ini bukan merupakan standar. Artinya bisa jadi suatu proyek tidak melewati semua
tahap yang telah diuraikan. Sebagai contoh proyek bisa berasal dari sebuah
instansi karena punya hubungan baik dengan instansi tersebut.
General Manager
Gambar 3.1
Organisasi Fungsional
General Manager
Project
expeditor
VP PM
VP. Fabrikasi VP. Keuangan VP. Desaian VP. Personalia Tim Personalia
Gambar 3.2
Proyek Melekat Pada Unit Fungsional Yang Paling Berkompeten, Dipimpin
Project Expeditor
Jika dalam proyek harus dilibatkan personel dari unit lain diluar dari unit fungsional
pengelola proyek maka akan terjadi masalah. Manajer fungsional dari unit yang
General Manager
Koordinator
proyek
MP
VP. Fabrikasi VP. Keuangan VP. Desaian VP. Personalia VP. Pemasaran
Gambar 3.3
Proyek Melibatkan Beberapa Unit Fungsional Dipimpin Koordinator Proyek
Gambar 3.4.
Struktur Organisasi Proyek
Murni
Kelebihan struktur organisasi ini :
1. Manajer proyek (MP) mempunyai wewenang penuh untuk mengelola
proyek. Meskipun Manajer Proyek harus melapor ke eksekutif senior di
organisasi induk, ada perhatian khusus ke proyek.
2. Semua anggota tim proyek secara langsung bertanggung jawab terhadap
manajer proyek. Tidak ada kepala divisi fungsional yang perlu didengar
nasehat atau persetujuannya sebelum sesuatu keputusan berkenaan
dengan pengelolaan proyek dibuat.
3. Rantai komunikasi menjadi pendek, yakni antara Manajer Proyek
dengan eksekutif secara langsung. Ini akan mengurangi kesalahan akibat
distorsi informasi dalam komunikasi.
4. Bila ada proyek yang sejenis berturut-turut organisasi ini bisa
memanfaatkan para ahli yang sama sekaligus melakukan kaderisasi
dalam penguasaan teknologi tertentu.
5. Karena kewenangan terpusat kemampuan untuk membuat keputusan
bisa dengan cepat dilakukan.
6. Adanya kesatuan komando.
7. Bentuk ini cukup simpel sehingga mudah dilaksanakan.
8. Adanya dukungan secara menyeluruh terhadap proyek.
Keterbatasannya :
1. Bila organisasi induk mempunyai banyak proyek yang harus dikerjakan,
biasanya setiap proyek akan mengusahakan sendiri sumber daya, sehingga
terjadi duplikasi usaha dan fasilitas.
2. Struktur ini akan menambah biaya yang cukup mahal bagi organisasi
induk.
Venus ● ● ● ● ●
Mars ● ● ● ● ●
Gambar 3.5
Organisasi Matriks
Sistematika proses pengelolaan waktu atau jadwal terlihat pada gambar dibawah ini :
1. 2. 3. 4. 5.
Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan
Integrasi Lingkup Waktu Biaya Integrasi
Perencanaan Inisiasi Definisi kegiatan Perencanaan Perencanaan
Implementasi Perencanaan Urutan kegiatan sumberdaya mutu
Pengendalian Lingkup Kurun waktu Perkiraan biaya Penjaminan
Definisi Penyunsunan Anggaran mutu (QA)
Lingkup jadwal Pengendalian Pengendalian
Verifikasi Pengendalian biaya mutu (QC)
Lingkup jadwal
Pengendalian
Lingkup
6. 7. 8. 9.
Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan
SDM Pengadaan Resiko Komunikasi
Penyunsunan Perencanaan Indentifikasi Perencanaan
organisasi pengadaan risiko komunikasi
Staffing Pembuatan Kuantivikasi Distribusi
Pembentukan RFP risiko informasi
tim proyek Proses leleang Tanggapan Laporan
Administrasi Pengendalian kinerja
kontak
6.1 Perencanaan
Penentuan apa yang akan dikerjakan merupakan fungsi dari perencanaan
(planning). Keberhasilan manajemen proyek ditentukan antara lain oleh ketepatan
memilih bentuk organisasi memilih pimpinan yang cakap dan pembentukan tim
proyek yang terintegrasi dan terkordinasi, selain itu diperlukan juga adanya
perencanaan yang baik. Sedangkan tindakan memasukkan bahwa rencana dikerjakan
dengan benar merupakan fungsi pengendalian.
Yang menjadi lingkup pekerjaan selama proses perencanaan dan pengendalian
adalah :
1. Sebelum proyek dimulai (dan selama tahap konsepsi dan pendefinisian) sebuah
rencana dipersiapkan untuk menentukan tujuan proyek, tugas-tugas yang akan
dikerjakan jadwal dan anggaran.
2. Selama proyek (dalam tahap akuisisi) rencana yang telah dibuat dibandingkan
dengan performansi, waktu dan biaya yang sebenarnya (aktual).
3. Jika ada perbedaan antara yang direncanakan dan yang terjadi sebenarnya
tindakan koreksi perlu dilakukan dan estimasi biaya dan waktu bisa diperbarui.
Gantt Chart tidak bisa secara eksplisit menunjukkan keterkaitan antar aktivitas
dan bagaimana satu aktivitas berakibat pada aktivitas lain bila waktunya terlambat
atau dipercepat sehingga perlu dilakukan modifikasi terhadap Gantt Chart. Untuk itu
dikembangkan teknik baru yang bisa mengatasi kekurangan-kekurangan yang ada
pada Gantt Chart. Cara baru itu dikenal sebagai Jaringan Kerja atau Network.
ES
N simpul
LS
c aktivitas semu
Gambar 7.2 Aktivitas semu dalam jaringan kerja
Pengepakan Kinerja
13
0 13 13 barang
Pesan barang 23 distributor 29
3
1 3 7 10
17
0 13 17 6 23 6 29
Dirikan kantor
penjualan 6 Pilih distributor 17
4 6
6 6 6 17 6
Rekrut
Tenaga
Sales 10 13 7
10
3
5
4 17
10
6 Pilih distributor 17
4 6
6 9 17
Nama kegiatan
LS waktu mulai paling akhir LS waktu selesai paling akhir
Paling mungkin
Waktu mulai kegiatan
m
Optimis Rata-rata
a Te
Pesimis
b
0 3 5 6 13
Gambar 7.4 Estimasi waktu yang dibutuhkan suatu kegiatan
Berdasarkan distribusi ini, waktu rata-rata atau waktu yang diharapkan dan
variabel, v, untuk setiap kegiatan dapat dihitung dengan rumus ;
ba
2
v=
6
te
Te =
tg
13 (4.11.12) 23
2 7
6
10.1.78 23
13
0 (6.15.30) 23
25 (4.4.7) 24
3
1 7 6
17
0 16.16.00 23 4.1.00 29
(1.2.3)
2.0.11
2
3
14 (3.4.5) 20
4 5
4.0.11
Dari gambar 7.3 bisa dilihat bahwa umur proyek adalah 29 hari. Selagi varian
untuk lintasan kritis 1-2-5-7-8 adalah sebesar 2,78 + 0,44 + 1,78 + 6,00
Distribusi dari waktu penyelesaian proyek, Te, mengikuti distribusi normal
sehingga bisa dihitung peluang penyelesaian proyek di luar waktu Te.
Contoh soal :
Suatu perusahaan akan membangun suatu proyek pembangunan pabrik. Dari
kegiatan tersebut diperoleh data sebagai berikut :
B 20 20 20 -
C 4 10 16 -
D 2 14 32 A
E 8 8 20 B, C
F 8 14 20 B, C
G 4 4 4 B, C
H 2 12 16 C
I 6 16 38 G, H
J 2 8 14 D, E
Buatlah jaringan kerjanya, waktu rata-rata tiap kegiatan serta umur proyek.
Dari gambar diketahui bahwa umur proyek adalah 43 minggu hal ini dapat
dilihat dari lintasan A – D – J, umur ini bisa dicapai dengan peluang sebesar 50%.
Dalam hubungan ini terdapat metode dan teknik yang terkenal, diantaranya ialah
Metode Jalur Kritis (CPM), Project Evaluasion and Review Technique (PERT),
Preseden Diagram Method (PDM ) serta Grafical Evaluation and Review Tecnique,
(GERT ) Tiga metode pertama sering di jumpai pada kegiatan kontruksi dan
penelitian .
9.1.1 Termilogi
Dalam proses identifikasi jalur kritis , dikenal beberapa terminologi dan rumus –
rumus perhtungan sebagai berikut :
TE = E
Waktu paling awal peristiwa , yang berarti waktu paling awal suatu
kegiatan karenamenurut aturan dasar jaringan kerja , suatu kegiatan baru
dapat dimulai bila kegiatan terdahulu telah selesai.
TL = L
Waktu paling akhir peristiwa , yang berarti waktu paling lambat yang
masih diperbolehkan bagi sutu peristiwa terjadi .
ES
Waktu mulai paling awal suatu kegiatan yang berarti jam paling awal
kegiatan dimulai .
EF
Waktu selesai paling awal suatu kegiatan , Bila hanya ada suatu kegiatan
terdahulu maka EF suatu kegiatan terdahulu merupakan ES kegiatan
berikutnya.
LS
Waktu paling akhir kegiatan boleh dimulai , yaitu waktu paling akhir
kegiatan boleh dimulai tanpa memperlambat proyek tanpa memperlambat
proyek secara keseluruhan .
LF
Waktu paling akhir kegiatan boleh selesai , tanpa memperlambat
penyelesaian proyek .
D
Kurun waktu suatu kegiatan, Umumnya dengan suatu waktu hari, minggu,
bulan, dll .
1 2
5 6
Contoh lain :
Dengan memakai visualisasi proyek seperti yang terdapat pada gambar dibawah ini .
1 2 2 0 2
2 3 3 2 5
2 4 5 2 7
3 5 4 5 9
4 5 6 7 13
5 6 3 13 16
Hitungan Mundur
Perhitungan mundur dimaksudkan untuk mengetahui waktu atau tanggal paling akhir
kita masih dapat memulai dan mengakhiri masing – masing kegiatan tanpa menunda
1 2 2 0 2 0 2
2 3 3 2 5 6 9
3 4 5 2 7 2 7
4 5 4 5 5 9 13
5 6 6 7 13 7 13
6 7 3 13 16 13 16
b. Float total
Float total adalah : menunjukkan jumlah waktu yang diperkenankan suatu kegiatan
boleh tertunda , tanpa mempengaruhi jadwal penyelesaian proyek secara keseluruhan
.jumlah waktu tersbut sama dengan waktyu yang didapat bila semua kegiatan
terdahulu dimukai seawal mungkin , sedangkan semua kegiatan berikutnya dimulai
selambat mungkin .Float total ini dimiliki bersama oleh semua kegiatan yang ada
pada jalur yang besngkutan .
TF = L ( j ) – E ( i ) – D ( I – j ) .
Selain float total juga ada float – float yang lain diantaranya adalah sebagai berikut :
1 . Float Bebas
Float bebas ( FF ) adalah : bilamana semua kegiatan pada jalur yang
bersangkutan dimulai seawall mungkian .
2 . Float Interferen
Float Interferen adalah : bila suatu kegitan menggunakan sebagian dari IF
, sehingga kegiatan non kritis berikutnya pada jalur tersebut perlu dijadwalkan lagi
( digesser ) meskipun tidak sampai mempengaruhi penyelesaian proyek secara
keseluruhan .
3 . Float independen
Float independen adalah : memberikan identifikasi suatu kegiatan tertentu
dalam jaringan kerja yang meskipun kegiatan tersebut terlambat , tidak berpengaruh
terhadap float total dari kegiatan yang mendahului ataupun kegiatan berikutnya .
Orientasi ke Peristiwa
PERT pertama - tama diperkenalkan dalam rangka merencanakan dan mengendalikan
proyek besar dan kompleks , yaitu pembuatan peluru kendali polaris yang dapat
diluncurkan dari kapal selam dibawah permukaan air . salah satu perbedaan
substansial adalah dalam estimasi kurun waktu kegiatan , dimana PERT
menggunakan tiga angka estimasi , yaitu , a , b dan m yang mempunyai arti sbb:
a = kurun waktu optimistic ( optimistic duration time )
Waktu tersingkat untuk menyelesaikan kegiatan bila segala sesuatunya berjalan
mulus . waktu demikian diungguli hanya sekali dalam seratus kali bila kegiatan
tersebut dilakukan berulang – ulang dengan kondisi yang hampir sama .
m = kurun waktu paling mungkin ( most likely time )
kurun waktu yang paling sering terjadi disbanding dengan yang lain bila
kegiatan dilakukan berulang – ulang dengan kondisi yang hampir sama .
b = kurun waktu pesimistik ( pessimistic duration time )
Waktu yang paling lama untuk menyelesaikan kegiatan , yaitu bila segala
sesuatu serba tidak baik . waktu demikian dilampaui hanya sekali dalam seratus
kali, bila kegiatan tersebut dilakukan berulang – ulang dengan kondisi yang
hampir sama .
1. - 0 0 0
2. 1–2(4) 4 4 0
3. 2–3(2) 6 10 4
4. 2–4(7) 11 11 0
5. 3–5(5) 11 15 4
6. 4–6(8) 19 19 0
7. 6–7(2) 21 21 0
T ( d ) – TE
Deviasi = S
9.12 Jalur kritis, Subkritis serta Perbandingan PERT versus CPM .
Pada metode PERT , pengamatan dan jalur analisis atas jalur kritis dan
subkritis justru lebih ditekankan lagi . Hal ini terlihat pada waktu menganalisis
deviasi stantar peristiwa yang dimaksudkan ( titik peristiwa milestone atau selesainya
proyek ) .
Total Total
Waktu Varians
Te V ( te )
1 . Estimasi kurun waktu kegiatan Determistik satu angka Probabilistik tiga angka
2 . Arah Orientasi Ke kegiatan Ke peristiwa / kejadian
3 . Identifikasi jalur kritis dan float Dengan hitungan maju Cara sama denganCPM
Dan mundur
4 . Kurun waktu penyelesaian Ditandai dengan suatu Angka tertentu ditambah
Milestone atau proyek angka tertentu varians
5 . Kemungkinan probability Hitungan / analisis untuk Dilengkapi cara khusus
mencapai target jadwal maksud tersebut tidak ada untuk itu
6 . Menganalisis jadwal yang Prosedurnya jelas Mungkin perlu dikonver-
ekonomis sikan ke CPM dahulu
1. A 5 -
2. B 6 SS ( 1 – 2 ) = 3
3. C 6 FS ( 1 – 3 ) = 2
FF ( 2 – 3) = 2
4. D 7 SF ( 2 – 4 ) =11
5. E 6 FS ( 2 – 5 ) = 1
SF ( 3 – 5 ) = 9
SS ( 4 – 5 ) = 4
6. F 8 SS ( 5 – 6 ) = 5
Dalam bab ini akan ditinjau sejauh mana faktor-faktor tersebut diatas
mempengaruhi jadwal atau perencanaan proyek, beserta pendekatan yang lazim
dipakai untuk mengatasinya. Secara spesifik meliputi hal-hal berikut :
Mencari hubungan jadwal-biaya yang ekonomis.
Menyusun jadwal dengan keterbatasan sumber daya.
Meratakan pemakaian sumber daya.
a 8 6 17000 22000
Biaya
TDT = Titik dipersingkat Total
A
Titik
Normal
Dengan cara yang sama, diperoleh berturut-turut angka untuk slope biaya kegiatan-
kegiatan selanjutnya, yaitu 100,75, 110, dan 60.
Normal Dipersingkat
Kegiatan Biaya Biaya Slope Biaya
i-j Waktu (hari) (Rp) Waktu (hari) (Rp) (Rp)
Bila kegiatan 2-3 dan 3-4 juga dipersingkat, maka ini berarti semua
komponen kegiatan proyek yang dapat dipersingkat dan dicapailah titik TDT (all
crash point) dengan total biaya Rp 2.010 tanpa mengurangi waktu penyalesaian
proyek (tetap 13 hari). Jadi, dari segi usaha mempersingkat jadwal, maka
mengeluarkan sebesar Rp 2.010 – Rp 1.800 = Rp 210 adalah sia-sia. Grafik pada
gambar 14-4 menunjukkan hasi analisis diatas.
1.700
A
1.500 Titik
Normal
Jadi, total biaya proyek adalah sama dengan jumlah biaya langsung
ditambah biaya tidak langsung. Kedua-duanya berubah sesuai dengan waktu dan
kemajuan proyek. Meskipun tidak dapat diperhitungkan dengan rumus tertentu, tetapi
pada umumnya, semakin lama proyek berjalan maka semakin tinggi kumulatif biaya
tidak langsung yang diperlukan. Grafik yang terdapat pada Gambar 14-6
menunjukkan hubungan ketiga macam biaya tersebut. Terlihat bahw biaya optimal
didapat dengan mencari total biaya proyek yang diperkecil.
Dari contoh diatas dapat ditarik kesimpulan secara umum sebagai berikut :
a. Keterbatasan sumber daya akan mengurangi jumlah float.
b. Kemungkinan akan terbentuk kegiatan kritis baru, disamping yang telah
ada sebelumnya (sewaktu memakai dasar sumber daya tak terbatas).
c. Disamping tergantung pada hubungan-hubungan antar kegiatan, float juga
tergantung kepada keterbatasan sumber daya.
A f g
2 5
(20) (35) (5)
B E
1
--------------------------4 ------------------ 6
(15)
C D
3 ---------------------------------------
(15) (10)
crash
Cc
Cost slope
Cn normal
Tc = 5 Tn = 10
Waktu (minggu)
Gambar 11.1
Hubungan biaya-waktu pada keadaan normal dan crash
Dimana Cc dan Cn adalah biaya crash dan biaya normal (biaya crashed >
biaya normal).Tn dan Tc adalah waktu normal dan waktu crash ( waktu normal >
waktu crashed) untuk kegiatan yang sama, Cost Slope menyatakan berapa besar
berubahnya biaya bila suatu aktivitas dipercepat atau diperlambat. Kemiringan cost
slope akan bertnbah bila aktivitas dipercepat penyelesaiannya, dengan ongkos
perwaktunya lebih mahal.
Menentukan Umur Proyek Yang Efisien
Konsep cost slope bisa digunakan untuk menentukan waktu paling efisien
untuk menyelesaikan proyek, dihubungkan dengan biayanya. Langkah – langkah
untuk melakukan minimasi biaya (pada umur paling efisien) biasa ditentukan setelah
jaringan kerja, perkiraan waktu didapat. Langkah-langkah tersebut adalah
1. Ongkos Langsung (direct cost)
a. Tentukan ongkos normal (Cn), ongkos crash (Cc), waktu normal (Tn), waktu
crash (Tc).
b. Tentukan ongkos minimal untuk pengurangan umur proyek dengan satu unit
waktu (hari/minggu). Ini dilakukan untuk kegiatan – kegiatan yang berada dalam
lintasan kritis dengan biaya perwaktu inimal.
c.Lakukan proses yang sama untuk mengurangi umur proyek untuk unit waktu
kedua.
d.Ulangi proses sampai proyek benar – benar menghabiskan selisih waktu normal
dan waktu crash untuk pekerjaan yang kritis (berada dalam lintasan kritis).
2. Ongkos Tidak Langsung (Indirect cost)
Tentukan ongkos tidak langsung proyek untuk waktu normal dan waktu ceash dan
waktu antara keduanya.
3. Ongkos Total (Total cost)
a. Tambahkan ongkos tidak langsung ke ongkos langsung untuk mencari ongkos
total pada beberapa waktu yang ada.
b. Tentukan pada umur berapa biaya proyek minimal.
Contoh :
Suatu proyek pembangunan gedung untuk kantor dengan 12 kegiatan dan umur
proyek 65 hari. Gambar jaringan kerja dan table berisikan data waktu dan biaya pada
gambar 8.2 (biaya disini adalah biaya langsung)
1
6 14 5 6 12 10 8
6 11 5 3 8 6 6
6 4
5 5 Perlengkapa
n metana
Pasang ekstra
perlengkapan
ekstra
8
12 6
12 12
Keterangan :
Lintasan kritis
8 Normal
6 Crash
Gambar 11.2
Jaringan Kerja Pembangunan Gedung
dari gambar 8.2 bisa kita tentukan cost slope terkecil pada lintasan kritis yakni
kegiatan 8-9 dengan pengurangan 2 hari dengan tambahan Rp 2000. dengan demikian
kegiatan 7-9 sekarang menjadi kritis, sehingga pengurangan lebih jauh terhadap
waktu kegiatan 8-9 juga akan menmabah biaya untuk kegiatan 7-9. dengan demikian
pengurangan selanjutnya dilakukan pada kegiatan 1-2, dua hari dengan tambahan Rp
2800. Proses ini diulang sehingga sampai didapat umur proyek sebesar 47
hari.Dimana proyek sudag benar – benar crashed. Lihat tabel 6.2.
Perlu ditekankan disini bahwa pengurangan umur proyek akan menaambah biaya /
ongkos langsung proyek. Sebaliknya pengurangan ini akan mengurangi ongkos tidak
langsung proyek. Ongkos tidak langsung tidak berhubungan langsung dengan
penyelesaian aktivitas proyek, tetapi tetap ada. Masuk biaya kategori ini adalah biaya
administrasi, biaya satpam, bunga atas modal.
TENAGA
KERJA 8
7
6
D
5 E
4
C
3
C
2 G
B
1 F
A G
1 2 3 4 5 6 7 8 9
MINGGU
Dari gambar diatas bisa dilihat pemakaian sumberdaya (tenaga kerja) melebihi
sumberdaya yang dimiliki. Untuk itu perlu dilakukan pergeseran pelaksanaan kegiatan
diwaktu yang paling akhir.
1 2 3 4 5
Tahap Desain dan Manufaktur Utilisasi / Menurun dan
Konseptual Pengembangan / Pabrikasi Operasi Tak Berfungsi
siklus proyek
KESEIMBANGAN OPTIMAL
KONSEP SISTEM
METODOLOGI
4 5 6
MENYUSUN MODEL MENGKAJI ALTERNATIF MENGAMBIL
Tentukan model yang Analisis kepekaan KEPUTUSAN
diperlukan Kontinjensi Mengambil keputusan
Jalankan model Titik impas Menentukan tindakan
Membuat usulan selanjutnya
Perlu ANDAL
TOR disetujui
4. Membuat ANDAL
a b c
Penentuan Pengkajian
Penetapan sasaran untuk “jarak” posisi
tujuan mencapai tujuan awal terhadap
sasaran / tujuan
d e
Penyusunan
Pemilihan rangkaian langkah
alternatif untuk mencapai
sasaran / tujuan
Gambar Proses
perencanaan
Bahan Ajar : Dasar-dasar dan Aplikasi Manajemen Proyek 89
14.2 Hierarki Perencanaan
MISI PERUSAHAAN
Kelayakan Proyek
PERENCANAAN PROYEK
(Overall Project Plan)
- Pengkajian Pendahuluan
Langkah pertama yang dikerjakan dalam rangka mengembangkan, menyaring dan
mengkaji gagasan pada tahap konseptual adalah identifikasi pendahuluan,
menyusun kerangka acuan dan studi kelayakan, didalam pendahuluan dilakukan
Penjabaran garis besar gagasan
Identifikasi manfaat dan biaya
Identifikasi lingkup kerja
Peninjauan terhadap permasalahan dan hambatan
- Kerangka acuan
Kerangka acuan Term Of Reference (TOR) merupakan rumusan pokok tujuan dan
lingkup gagasan, meskipun bersifat garis besar TOR diusahakan mencakup inti
masalah gagasan.
- Format Studi Kelayakan
Kerangka format studi kelayakan proyek pembangunan instalasi untuk
menghasilkan produk :
1) Merumuskan gagasan yang timbul menjadi proyek dengan definisi lingkup
kerja (scope of work) yang cukup jelas, termasuk kriteria dan spesifikasi
produk yang akan dihasilkan.
2) Mengadakan pengkajian aspek pasar, untuk memperkirakan penawaran dan
permintaan tingkat harga, persaingan,strategi pemasaran, dan lain – lain.
3) Menentukan berapa lama umur unit usaha hasil proyek. Keterangan dari butir
2 dan 3 diperlukan untuk memperkirakan jumlah revenue.
4) Menentukan ruang lingkup proyek, seperti kapasitas instalasi pemilihan
teknologi produksi, peralatan, material, fasilitas pendukung (perumahan
pegawai, pelabuhan, dan lain-lain).
5) Membuat perkiraan kurun waktu serta jadwal pelaksanaan proyek.
6) Membuat perkiraan biaya pertama dan ongkos produksi.
7) Analisis finansial dan ekonomi terhadap rencana proyek diatas. Misalnya,
dengan NPV, IRR, profitabilitas atau rasio benefit terhadap cost.
8) Indikasi macam dan sumber dana.
9) Menyiapkan AMDAL bilamana ada tanda tanda proyek berpengaruh terhadap
kelestarian linkungan hidup.
10) Membuat kesimpulan menarik tidaknya proyek tersebut untuk direalisasikan.
- Kelayakan dan Tahap Persiapan Proyek
Pada tahap konseptual konsentrasi ditujukan untuk menformulasikan gagasan
menjadi bentuk yang memiliki criteria serta batasan lebih jelas yang kemudian
disoroti dari segala aspek. Pada tahap berikutnya, hasil kajian dianalisis
(appraisal) lebih mendalam sambil menyiapkan perangkat (dokumen lelang dan
kontrak). Untuk lebih jelasnya berikut jaringan kerja yang menjelaskan macam
dan urutan kegiatan yang bersangkutan.
Survei pasar ,
perkiraan Evaluasi Pernyelesaian
Survey lokasi
(site survey)
praseleksi peserta
lelang
CATATAN :
1. PT = penentuan pemenang tender yang diikuti dengan penandatanganan
kontrak EPK (contract award).
2. Tahap konseptual, disebut juga tahap studi kelayakan.
3. Titik penentuan. Tiap simpul bertanda bulat
Gambar : Kajian Kelayakan Proyek Tahap Persiapan (Konseptual &
PP/Definisi); PP = Perencanaan & Pengembangan
Qx = f (Px, N, I, Py, T)
Px
P2
P1
Harga
komoditas
0 Q2 Q1 Qx
Jumlah komoditas
b. Elastisitas
Tanggapan jumlah permintaan suatu komoditas terhadap perubahan
harganya. Besarnya koefisien elastisitas ditunjukkan oleh perbandingan
antara prosentase dalam variabel tidak bebas dan prosentase perubahan
variabel bebas yang mempengaruhinya. Ada beberapa jenis elastisitas
diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Elastisitas Harga Permintaan
Elastisitas Harga Permintaan dapat dirumuskan sebagai berikut :
(∆ Qy / Qx)
=
(∆ Px / Px)
c. Elastisitas Silang
Elastisitas silang merupakan tanggapan jumlah komoditas x
yang diminta terhadap perubahan harga komoditas lain yang
mempunyai hubungan dengan komoditas x tersebut, hal ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
( ∆ Qx / Qx )
Es =
( ∆ Py / Py )
c. Penawaran
Penawaran (supply) adalah jumlah komoditas yang ditawarkan
oleh pasar. Adapun hukum penawaran menyatakan bahwa apabila harga
suatu kmoditas naik maka jumlah komoditas yang ditawarkan akan
meningkat, dengan catatan bahwa variabel – variabel yang lain tetap. Bila
ditulis adalah sebagai berikut :
Dimana,
Qx = komoditas x yang ditawarkan
Px = harga komoditas x per unit
T = teknologi
I = input price
d. Harga Keseimbangan
Harga keseimbangan dapat tercapai apabila permintaan bertemu dengan
penawaran yang dapat ditunjukkan oleh perpotongan antara kurva permintaan
dan kurva penawaran.
TUGAS : Buat dan periksalah harga kurva keseimbangan. Berikan analisis singkat.
Terdapat tiga alasan mengapa keputusan – keputusan pengkajian aspek teknis penting
bagi kelanjutan proyek, yaitu :
1. merupakan komitmen jangka panjang
2. berpengaruh besar terhadap biaya pembangunan proyek
3. mempunyai dampak permanent terhadap biaya operasi / produksi.
4.
Letak Lokasi Proses Produksi Kapasitas Instalasi Seleksi Peralatan Bangunan sipil
Desain-Engineering Pendahuluan
Desain-Engineering Terinci
Peralatan
Bahwa dengan dipilihnya proses produksi tertentu berarti telah memberi batas
kepada pemilihan peralatan atau mesin yang akan digunakan.
TUGAS : Periksalah contoh soal dalam textbook, selanjutnya berikan suatu analisis.
17.1 Definisi
Analisis finansial berangkat dari tujuan yang umumnya dimiliki oleh
perusahaan swasta yaitu berkepentingan untuk meningkatkan kekayaan perusahaan
(maximize firm’s wealth) yang diukur dengan naiknya nilai saham. Sedangkan aspek
ekonomi ,mengkaji manfaat dan biaya bagi masyarakat secara menyeluruh.
b) Modal kerja
P=Dxh
Dimana,
P = pendapatan
D = jumlah ( quantity ) terjual
H = harga satuan per unit
TVC = VC x Q
Dimana :
TVC = total biaya variabel
VC = biaya tidak tetap per unit
Q = jumlah produksi
Titik impas
Titik impas (break even point) adalah titik dimana total biaya produksi sama
dengan jumlah pendapatan.
Perhitungan:
Pendapatan = Biaya produksi
= Biaya tetap + Biaya tidak tetap
= FC + Qi x VC
Qi x P = FC + Qi x VC
FC
Qi = ------------
P - VC
dimana,
Qi = jumlah unit (volume) yang dihasilkan dan terjual pada titik
impas
FC = Biaya tetap
P = Harga penjualan per unit
VC = Biaya tidak tetap per unit.
biaya tetap
titik impas
biaya tetap
Dana dari operasi normal 1. Aliran Kas dari Operasi Pengeluaran untuk operasional
Penjualan Peralatan Pabrik 2. Aliran Kas dari Investasi Pembelian Peralatan Pabrik
Penjualan Saham & 3. Aliran Kas dari Pendanaan Pembayaran Deviden tunai
Sekuritas
CF4
CF3 CFn
CF1 CF2 (F(n-1)
-2 -1 0
COc
CO2 CO1
e. Pendapatan e. Revenue
f. Pengeluaran untuk operasi f. Operation exponses
g. Overhead g. Overhead
h. Depresiasi h. Depreciation
i. Pemasukan sebelum pajak (e-f-g-h) i. Earning before tax (e-f-g-h)
j. Pajak pendapatan j. Income tax
k. Pemasukan setelah pajak (I-j) k. Earning after tax (i-l)
l. Depresiasi l. Depreciation
m. Total aliran kas operasi (k + l) m.Total operational cash flow (k+l)
4. ALIRAN KAS BERSIH = (m) – (d) + (q) 4.NET CASH FLOW = (m) – (d) + (q)
Setiap macam depresiasi (SI, SY, DDB, dan ACRS) mempunyai rumus
perhitungan tersendiri, pembahasan ini menggunakan rumus depresiasi SL per tahun
adalah :
Nilaidepresiasiawal
Depresiasi SL =
umurdepresiasi (tahun)
Biayaperolehan Biayayangdikapitasilasi
=
Umurdepresiasi (tahun)
F1 = 13%
b u n g a m ajem u k
(ek sp o n en sial)
F2 = 10%
b u n g a sed erh an a
(lin ier)
PV 1 2 3
tah u n
(1 i ) n 1
F = A ...........................(7-3)
i
dimana: F = nilai yang akan datang
A = pembayaran periodic
N = tahun
i = bunga
n = tahun
Nilai sekarang lump-sum
Untuk menghitung berapa besar nilai sekarang bila diketahui jumlahnya
(lump-sum) dimasa yang akan datang, dapat dicari dengan rumus :
Fn
PV =
(1 i ) n
Nilai sekarang anuitas
Adalah suatu dana yang terkumpul dengan jumlah yang sama dari tahun
ke tahun. Dapat dicari dengan rumus:
(1 i ) n 1
PV = A n
i (1 i )
Capital recovery
Adalah perhitungan tentang pembayaran kembali / cicilan periodic suatu
utang. Rumus yang digunakan adalah :
i (1 i ) n
A = PV
(1 i ) 1
n
Dimana :
i = bunga efektif
r = bunga nominal
m = frekuensi kemajemukan pertahun
n 1
1
(n-1)+ Cf An
1 An
dimana,
Cf = biaya pertama
An = aliran kas pada tahun n
n = tahun pengembalian ditambah 1
Karena aliran kas keluar proyek umumnya merupakan biaya pertama (cf) maka
persamaan menjadi
n
(C )t
t 0 (1 i )
t
(Cf )
x 1
Selain itu dalam perhitungan digunakan juga standart deviasi dan koefisien
varians
1
n 2
S {(CF ) xt (CF ) 2 ( P ) xt (7-19)
x 1
n
V S 2 {(CFxt (CFt}2 ( P ) xt (7-20)
x 1
Simulasi
Simulasi merupakan metode yang paling penting untuk menangani
ketidakpastian dalam proses penyusunan anggaran biaya modal maupun sebagai
alat bantu pengambil keputusan.
Analisis Sensitifitas
Maksudnya adalah untuk mengkaji perubahan atas unsur-unsur yang ada dalam
proyek yang memiliki dampak terhadap aspek finansial.
c. Memasukkan Unsur Risiko Kedalam Proyek atau Invastasi
Memasukkan Unsur Risiko Kedalam Proyek atau Invastasi bias menggunakan
metode Certainty Equivalent, Risk Adjusted Discount Rate (RADR) dan
Historis atas proyek. Pada metode Certainty Equivalent digunakan rumus :
n
(a )t (CF )t
CF (7-12)
t 0 (1 i )
2. Modal kerja
Modal kerja adalah pengeluaran untuk membiayai keperluan operasi dan produksi
pada waktu pertama kali dijalankan.
P = Dxh
Dimana,
P = Pendapatan
D = Jumlah (quantity) terjual
h = Harga satuan per unit
Aspek ini didasarkan pada landasan yang lebih luas, yaitu melihat biaya dan
manfaat proyek dari sudut kepentingan sosialatau masyarakat secara menyeluruh.
Karena lingkup dan tujuannya adalah kepentingan social atau masyarakat yang dapat
diasosiasikan dengan kepentingan nasional atau Negara, maka mudah dimengerti
bahwa pendekatannya akan penuh dengan implikasi politik dan filosofi.
Tabel 18.1 Perbandingan sumber dan tujuan dana serta arus kas sector swasta
dengan publik.
Arus Kas Sector Swasta Sector Public / Umum
1. Biaya pertama
Arus masuk Dari investor swasta Dari pemerintah ( pajak,
pinjaman, dana bantuan )
dan/atau badan sponsor
Arus keluar Untuk membiayai Untuk membiayai
pembangunan proyek pembangunan proyek
2. pendapatan
Arus masuk Dari penjualan produk / jasa Bila ada, dari penjualan
fasilitas yang dibangun proyek produk / jasa fasilitas yang
dibangun proyek
3. Biaya
Arus keluar Untuk membiayai produk / jasa Sama dengan pada sector
yang dijual, termasuk operasi / swasta
produksi dan pemeliharaan
a. BCR konvensional
Benefit Disbenefit B D
BCR
Biaya C
Contoh soal
Suatu yayasan yang bergerak dalam upaya meningkatkan swadaya masyarakat ingin
mengolah limbah dari pabrik penggergajian kayu menjadi bahan baker briket yang
secara praktis dapat dipakai di dapur – dapur rumah tangga. Untuk biaya investasi ini
yayasan menerima bantuan dari pemerintah untuk periode 10 tahun sejumlah Rp 60 juta.
Dengan adanya proyek tersebut, nantinya diharapkan akan dicapai penghematan bahan
baker ( yang semula memakai BBM ) sebesar Rp 20 juta setahun. Untuk membantu
kelancaran proyek tersebut perlu dialihkan sebagian dana sebesar Rp 7 juta setahun
selama 10 tahun, yang semula dialokasikan untuk penelitian pemanfaatan limbah
menjadi produk lain. Bila tingkat pengembalian 6 pertahun untuk dana yang berasal
dari bantuan, apakah rencana investasi tersebut layak disetujui ?
Jawaban :
Perhitungan didasarkan pada nilai sekarang anuitas ( A/PV, I, n ). Dengan
menggunakan tabel apendiks II untuk I = 6 dan n = 10 diperoleh ;
Biaya investasi Rp 60 juta dalam 10 tahun setara dengan Rp 60 juta x ( 0,1359 ) = Rp
8,15 juta/tahun.
Benefit = Rp 20 juta/tahun
Disbenefit = Rp 7 juta/tahun
Memakai rumus BCR konvensional maka :
B D 20 7
BCR 16
C 8,15
karena BCR > 1 maka usulan investasi dapat diterima.
b. BCR Modifikasi
Benefit Disbenefit BiayaNeto B DR C
BCR mod .
BiayaPertama I
B Disbenefit C op
BCR Mod .
I
Harga semu ini terkait dengan konsep yang menjadi latar belakangnya.
Adapun harga semu dinyatakan dengan menggunakan :
a. World Price Numeraire
Menilai dampak proyek dengan harga pasar dunia( PD ), yang dinyatakan
langsung dalam mata uang asing ( foreign exchange – FE )
b. Domestic Price Numeraire
Disini dampak proyek dinyatakan dalam harga domestic.
Tenaga Kerja
Perhitungan biaya untuk tenaga kerja adalah sebagai berikut :
Bila jumlahnya melimpah ( excess supply ), tenaga kerja dinilai berdasarkan
jumlah penerimaan ditempat semula yang ditinggalkan sebelum bergabung
dengan proyek sebelum dikonversikan ke PD
Bila permintaan tenaga kerja melebihi jumlah penawaran, dinilai bedasarkan
harga pasar dan dusesuaikan dengan PD.
Tenaga asing dibayar dengan valuta asing pengeluaran local dikonversikan ke
PD.
18.4 Pengambilan Keputusan Atas Dasar Harga Pasar Dan Harga Semu
hasil analisis financial ( menggunakan harga pasar ) terhadap satu usulan
investasi dapat berbeda dengan ASE ( menggunakan harga semu ). Hal ini akan lebih
jelas terkihat pada contoh sederhana berikut ini :
Contoh soal :
Suatu rencana proyek investasi dengan biaya pertama ( harga pasar ) Rp 150
juta. Biaya produksi, pendapatan dan factor FC adalah seperti terlihat tabel 8.4
dibawah ini. Rencana tersebut dievaluasi lebih lanjut dengan menggunakan harga
semu. Anda diminta untuk mengkaji kemungkinan diterima atau ditolaknya usulan
tersebut bila arus pengembalian ditentukan sebesar 9 .
Untuk mengkaji diterima atau ditolaknya usulan proyek diatas, digunakan
criteria seleksi metode NPV. Dengan n = 7 dan I = 9 diperoleh PVV harga pasar
dan harga semu, kemudian dihitung NPV yang bersangkutan.
Jawaban :
PV ( harga pasar ) = 37 x ( 5,003 ) = 186,2
NPV ( harga pasar ) = 186,2 – 150,0 = 36,2
PV ( harga semu ) = 25 x ( 5,003 ) = 125,8
NPV ( harga semu ) = 125,8 – 131,0 = - 5,2
Terlihat bahwa dengan memakai harga pasar diperoleh NPV positif, jadi
usulan dapat diterima. Sedangkan dengan harga semu NPV-nya adalah negative
sehingga proyek ditolak. Dari contoh di atas maka dapat terjadi kemungkinan-
kemungkinan seperti terlihat pada tabel 8.3.
Factor Konversi
Substitusi harga pasar dengan harga semu memerlukan banyak informasi.
Salah satu di antaranya adalah hubungannya dengan harga – harga pasar didunia.
Keputusan
NPV dengan harga NPV dengan harga
terhadap usulan
pasar semu
investasi
1. Positif Positif Diterima
2. Negatif Negatif Ditolak
3. Positif Negatif ?
4. Negatif Positif ?
Faktor konversi dapat ditulis dengan rumus :
Harga semu = CF x harga pasar
Dimana :
CF = Faktor konversi
Tenaga kerja
Untuk tenaga kerja digunakan pengertian yang sama, dimana berlaku rumus :
OportunityCost.
PadaH arg aSemu
CF ..TenagaKerja
BesarUpah
BiayaDariSumberDayaDomestik
DRC / Unit
NilaiOutput Pr oyek NilaiInputDariLuarNegeri
Pemakaian rumus diatas dalam hubungan diterima atau ditolaknya usulan proyek
adalah :
Usulan diterima apabila :
DRC DRC
1...(atau ).... 1
SER OER
Usulan ditolak apabila :
DRC DRC
1...(atau ).... 1
SER OER
dimana :
DRC = Domestic resource cost
SER = Nilai tukar semu
OER = Nilai tukar resmi
Ekuitas ( E )
WACC
Utang ( H )
Minimum WACC
Utang 40 0,09
Ekuitas 60 0,12
100
PEMILIK PROYEK
(Owner )
(1)
ASCROW
ACCOUNT
(5)
Salah satu hal yang terpenting dalam pembuatan Proposal Proyek sekaligus
pengelolaan proyek adalah estimasi biaya dan penganggaran. Jika estimasi biaya
dilakukan dengan kurang hati-hati sehingga menghasilkan perkiraan biaya yang
terlalu tinggi, pada tahap tender perusahaan bisa kalah dengan pesaing yang mampu
menawarkan harga yang lebih rendah dengan kualitas yang sepadan. Sebaliknya jika
estimasi biaya terlalu rendah kemungkinan bisa menang melawan pesaing dalam
tender, tetapi mengalami kesulitan dalam tahap pelaksanaan.
Salah satu hal yang terpentingan dalam pembuatan proposal proyek sekaligus
pengelolaan proyek adalah estimasi biaya dan penganggaran. Jika estimasi biaya
dilakukan dengan kurang hati-hati sehingga menghasilkan perkiraan biaya yang
terlalu tinggi. Estimasi dan penganggaran sangat berkaitan erat dengan pemecahan
pekerjaan (WBS) dan penjadwalan.
21.4 Penganggaran
Sebuah anggaran sebenarnya adalah suatu rencana pengalokasian sumberdaya.
Sehingga penganggaran adalah tindakan bagaimana pengalokasian sumberdaya yang
terbatas untuk berbagai kegiatan dalam suatu organisasi selama jangka waktu tertentu.
Suatu anggaran tidak hanya merupakan suatu rencana tetapi juga berfungsi sebagai
alat kontrol.
Beberapa elemen-elemen perkiraan biaya dalam penganggaran :
1. Biaya tenaga kerja langsung
Biaya tenaga kerja langsung, adalah biaya tenaga kerja yang terlibat langsung
dalam pekerjaan proyek.
2. Biaya bukan tenaga kerja langsung
Biaya bukan tenaga kerja langsung adalah biaya total dari biaya-biaya bukan
tenaga kerja yang langsung berkaitan edngan pekerjaan. Termasuk dalam
kelompok ini adalah subkontraktor,konsultan.
3. Biaya overhead dan administrasi & umum
Biaya overhead atau biaya tidak langsumg adalah biaya-biaya untuk
melakukan bisnis. Biasanya biaya overhead atau pengeluaran tidak langsung
dihitung sebagai prosentase dari biaya langsung tenaga kerja. Besarnya
prosentase bermacam-macam bergantung pada jenis pekerjaannya.
Rekening biaya dan paket kerja adalah analog. Setiap rekening biaya
mengandung informasi :
1. Deskripsi pekerjaan
2. Jadwal waktu
3. Siapa yang bertanggungjawab
4. Anggaran berjalan
5. Material, tenaga kerja dan peralatan yang dibutuhkan.
Ringkasan Biaya
Jika seluruh paket kerja dari suaru proyek telah ditentukan anggarannya bisa
dibuat ringkasan biaya secara menyeluruh.
Pejadwalan Biaya dan Peramalan
Pejadwalan biaya dengan mengetahui besar tingkat pengeluaran yang
dibutuhkan oleh suatu proyek, pada periode mana pengeluaran akan mencapai
tingkat tertinggi. Semuanya bisa dilihat dari analisis yang dibuat berdasarkan
saat pelaksanaan setiap pekerjaan.
Analisis Biaya Berdasar waktu mulai kegiatan
Untuk meramalkan pengeluaran suatu proyek pada saat yang akan datang bisa
menggunakan informasi biaya untuk setiap paket kerja.
Analisis Teknis
Performansi erat kaitannya dengan spesifikasi teknis, maka di samping pengendalian
biaya dan jadwal juga perlu di lakukan analisis teknis untuk melihat apakah hasil
proyek memenuhi persyaratan teknis yang di minta. Analisis ini biasanya berupa
perbandingan ukuran, kecepatan, kapasitas, kekuatan dari produk yang di hasilkan
oleh proyek .
Peninjauan Khusus.
Pemantauan kusus diperlukan untuk melihat hasil dari tahap tahap kritis
dalam proyek.Misalkan setelah tahap desain selesai, awal tahap produksi, dll.
23.4 Pelaporan.
Manajer proyek dibantu staf proyek mempersiapkan laporan untuk manajemen
perusahaan yang berisi :
1. Ringkasan mengenai status proyek.
2. Bagian bagian dimana koreksi telah atau perlu dilakukan.
3. perubahan jadwal, ramalan mengenai jadwal dan biaya.
4. kemungkinan masalah yang akan tmbul, cara mengatasi dan akibatnya.
5. situasi biaya saat ini.
6. rencana tenaga kerja dan keterbatasan yang ada.
Laporan ini juga akan membantu pengalokasian biaya,pengkoordinasian
sumberdaya, serta menghindari adanya pengabaian terhadap salah satu proyek.
Manajemen proyek sendiri harus selalu menerima laporan dari bawahannya
mengenai perkembangan proyek,Laporan itu bersi mengenai setiap paket kerja :
sampai dimana pekerjaan selesai, ramalan mengenai biaya yang sudah
diperbaiki, jadwal yang diperbaiki.
Sedangkan laporan kepada user harus memuat perkembangan pekerjaan,
perkembangan pekerjaan sebagai respon terhadap perubahan yang dikehendaki
user, perubahan yang tidak bisa dihindari, pengaruhnya terhadap lingkup
pekerjaan, jadwal dan biaya.
Basyah S., Ali, Analisa Kelayakan Pabrik, Studio Teknik Industri, ITB, Bandung
Burnstein D., 1991, Project Management For The Design Professional (A Handbook
For Architects, Engineers, And Designers, Longman Business & Professional
John M.M., 1990, Managing Business And Engineering Project : Concepts And
Implementation, Pretice Hall
Nyoman Pudjawan I, 1995, Ekonomi Teknik, Ed. 1, PT. Candimas Metropole, Jakarta
Santoso G., 2006, Analisis Ergonomis Kelayakan Pabrik, Ed. 1, Prestasi Pustaka,
Jakarta
Santosa B., 1997, Manajemen Proyek, Ed. 1, PT. Guna Widya, Jakarta