PEMANFAATAN BARANG
MILIK DAERAH
Penciptaan
reinventing goverment
yang sehat
Efektivitas ,
efesiensi dan
sinergitas
LATAR Keterbatasan
Keuangan Negara
pelayanan publik BELAKANG
Peningkatan
partisipasi publik
* aset yang masih mempunyai peluang serta
memungkinkan untuk dapat ditingkatkan
pemanfaatannya, dan juga bagi aset daerah
yang masih idle agar dapat dimanfaatkan
sehingga dapat meningkatkan PAD Kabupaten/
Kota
*TUJUAN
OPTIMALISASI
1. Penyewaan aset
2. Pinjam pakai.
3. Kerjasama pemanfaatan (KSP)
4. Bangun Guna Serah (BGS)
5. Bangun Serah Guna (BSG
*BENTUK
OPTIMALISASI
PENYEWAAN SEWA/RETRIBUSI
BANGUN GUNA
SERAH/BGS
PENGGUNAUSAHAAN
BANGUN SERAH
GUNA/BSG
* PENYEWAAN
* Penyewaan atas aset/barang milik daerah
adalah merupakan penyerahan hak
penggunaan/ pemanfaatan barang/aset daerah
kepada Pihak Ketiga dalam hubungan sewa
menyewa tersebut harus memberikan
imbalan/sewa berupa uang sewa bulanan atau
tahunan untuk masa jangka waktu tertentu,
baik secara berkala maupun sekaligus
*DEFINISI
1. Penyewaan barang Daerah hanya dapat dilakukan dengan
pertimbangan untuk tujuan mengoptimalkan daya guna dan
hasil guna barang daerah.
2. sementara waktu aset/barang milik daerah tersebut belum
dimanfaatkan oleh SKPD.
3. Barang Daerah dapat disewakan kepada pihak lain/Pihak
4. Jenis-jenis barang milik daerah yang dapat disewakan
ditetapkan oleh Kepala Daerah
5. Besaran sewa ditetapkan oleh Kepala Daerah berdasarkan
hasil perhitungan Tim Penaksir
6. Hasil penyewaan merupakan penerimaan daerah dan
seluruhnya harus disetor kerekening Kas Daerah
*ASUMSI DASAR
1. Mess/Wisma/Bioskop dan sejenisnya.
2. Gudang/gedung.
3. Toko/Kios.
4. Tanah kosong (tempat rekreasi, padang
rumput untuk peternakan dan sebagainya).
5. Kendaraan dan alat-alat besar/berat.
*JENIS BARANG
1. Barang milik daerah dapat disewakan kepada
pihak lain sepanjang menguntungkan daerah
2. Jangka waktu penyewaan barang milik daerah
paling lama 5 (lima) tahun dan dapat
dipertimbangkan untuk diperpanjang
3. Penetapan formula besarnya tarif sewa barang
milik daerah dilakukan dengan ketetapan
Gubernur/Bupati/ Walikota
4. Penyewaan dilaksanakan dan ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Daerah dan
*SYARAT
1. data barang milik daerah yang disewakan;
2. hak dan kewajiban dari pada kedua belah pihak;
3. jumlah/besarnya uang sewa yang harus dibayar oleh Pihak
Ketiga;
4. jangka waktu sewa-menyewa;
5. sanksi;
6. ketentuan lain yang dipandang perlu terutama mengenai
batasanbatasan penggunaan barang milik daerah
yang disewakan kepada Pihak Penyewa.
7. surat Perjanjian Sewa Menyewa tersebut ditandatangani
oleh pengelola atas nama Kepala Daerah dengan Pihak
Penyewa.
8. hasil penyewaan barang milik daerah disetorkan ke kas
daerah.
9. segala biaya yang diperlukan dalam rangka persiapan
pelaksanaan penyewaan barang milik daerah
ditanggung oleh Pihak Penyewa.
*ISI PERJANJIAN
UNIT/SKPD
KEPALA DAERAH CQ
BAGIAN PERLENGKAPAN
KEPUTUSAN KEPALA
*PROSEDUR SEWA
DAERAH
SURAT PERJANJIAN
* PINJAM PAKAI
* Pinjam pakai adalah merupakan penyerahan
penggunaan barang/aset milik daerah dari
instansi/satuan unit kerja kepada instansi
pemerintah lainnya yang ditetapkan dengan
peraturan perundang-undangan untuk jangka
waktu tertentu tanpa menerima imbalan dan
setelah jangka waktunya berakhir, barang/aset
tersebut diserahkan kembali kepada instansi
pemiliknya.
*DEFINISI
1. Barang milik daerah tersebut sementara waktu belum dimanfaatkan oleh SKPD;
2. Barang milik daerah yang dipinjampakaikan tersebut hanya boleh digunakan
oleh peminjam sesuai dengan peruntukannya;
3. Pinjam pakai tersebut tidak mengganggu kelancaran tugas pokok dan fungsi
SKPD.
4. Barang milik daerah yang dipinjampakaikan harus merupakan barang yang tidak
habis dipakai
5. Peminjam wajib memelihara dengan baik dan menanggung biaya-biaya yang
diperlukan selama peminjaman
6. Peminjam bertanggungjawab atas keutuhan dan keselamatan barang;
7. Jangka waktu pinjam pakai maksimal selama 2 (dua) tahun dan apabila
diperlukan dapat diperpanjang kembali
8. Pengembalian barang milik daerah yang dipinjam pakaikan harus dalam
keadaan baik dan lengkap.
*ASUMSI DASAR
1. Pinjam pakai barang/aset daerah hanya dapat dilakukan dengan petimbagan:
a. Agar barang/aset Daerah tersebut dapat dimanfaatkan secara ekonomis
oleh Instansi Daerah. b. Untuk kepentingan sosial, keagamaan.
2. Pinjam pakai/peminjaman barang/aset milik Daerah hanya dapat di
laksanakan antar Pemerintah atau antar instansi Pemerintah, kecuali tersebut
pada point 1 bag.b diatas.
3. Penyerahan pinjam pakai/peminjaman barang/aset milik atau dikuasai
Pemerintah Daerah ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah dan
pelaksanaannya dituangkan dalam Berita Acara.
4. Untuk keperluan tersebut Instansi maupun pihak lain sesuai angka 1 huruf a
dan b diatas mengajukan permohonan kepada Kepala Daerah melalui
Pengelola dan penyelesaiannya apabila dipandang perlu dapat dibentuk
Panitia oleh Kepala Daerah.
5. Surat Perjanjian Pinjam Pakai dilaksanakan oleh Pengelola setelah mendapat
persetujuan Kepala Daerah.
*SYARAT
1. Pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian;
2. Jenis, luas atau jumlah barang yang dipinjamkan,
3. Pinjam pakai barang milik daerah dilaksanakan
dengan jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun dan
apabila diperlukan dapat diperpanjang kembali.
4. Tanggung jawab peminjam atas biaya operasional
dan pemeliharaan selama jangka waktu
peminjaman;
5. Persyaratan lain yang dianggap perlu.
*ISI PERJANJIAN
UNIT/SKPD
KEPALA DAERAH CG
BAGIAN PERLENGKAPAN
KEPUTUSAN KEPALA
*PROSEDUR SEWA
DAERAH
20
BENTUK-BENTUK KSP
1. Kerjasama Pelayanan
2. Kerjasama Manajemen/Pengelolaan
3. Kerjasama Produksi
4. Kerjasama Bagi Keuntungan
KERJASAMA PEMANFAATAN
Permohonan
28
Lanjutan ,…………
29
BOT
31
BOT
Air Baku dan Irigasi Air Minum Air Limbah Sampah Padat
Perpres No.67
tahun 2005 ttg Penetapan infrastruktur
kerjasama yang dikerjasamakan
pemerintah dg
Badan Usaha
Perpres No.13
Bersifat solicated atau
tahun 2010 ttg
unsolicated
Perubahan
Lembaga Kontraktor
kerjasama
Pemerintah bisa pusat
pemerintah dg
atau daerah
Badan Usaha Perpres No.56 Pemerintah dapat
tahun 2011 ttg memberikan dukungan
Perubahan kedua dalam kebijakan fiskal
kerjasama Perlu manajemen risiko
pemerintah dg
Badan Usaha
SOLICATED
UNSOLICATED
JENIS KERJASAMA
Penjamin
Infrastruktur
Pemilik
Modal
Unit C
Pengelola Ekuitas
Risiko
Pemerintah Pihak III
Dan
Pemerintah
Percepatan
a
Pembangunan
infr
Hutang
Infrastruktur
a
stru
Kreditur
ktu
r
Bank Komersial
Jaminan Risiko
Badan Bank Pembangunan
Perencana C
Multilateral
adalah kementerian,
Penjamin
Infrastruktur
instansi
pemerintahatau
Pemilik propinsi, kabupaten
Modal
atau kotamadya,
C
Unit sebagaimana
Pengelola Ekuitas dimaksudkan
Risiko
dalam peraturan
Pemerint Pihak III pemerintah, yang m e -
Badan
ah
Komite Badan ngadakan tender-
Kontrak
Kebijakan Pemerint Usaha tender atas suatu
Dan
Percepatan ah proyek dan menjadi
a
Pembangunan mitra investor untuk
i nf r
Infrastruktur Hutang
proyek tersebut. CGA
astr
akan mengadakan
u
Kreditur
ktu
kontrak dengan Badan
r
Bank Komersial usaha untuk
melaksanakan
Jaminan Risiko proyek melalui suatu
Badan Bank Pembangunan
Perencana C Perjanjian Kerjasama
Multilateral
(PK) atau Cooperation
Agreement atau akan
menerbitkan izin untuk
merupakan badan hukum Indonesiayang dimiliki oleh para Sponsor Badan
Proyek, yang menandatanganiPerjanjian Kerjasama (PK) atau usaha dalam rangka
CooperationAgreement dengan Badan Kontrak Pemerintah atau Go - mengelola proyek KPS
vernment Contracting Agency (GCA), atau yang menda -
patkan lisensi dari Pemerintah untuk menyediakan jasa tertentu atau
infrastruktur berdasarkan KPS. Badan usaha dalam Panduan ini dan
didalam peraturan-pera -turan pemerintah disebut juga sebagai “Badan
Usaha
menyediakan
Penjamin pendanaan berupa kredit
Infrastruktur untuk Proyek. Bank lokal
Pemilik tersebut dapat
Modal menyediakan pendanaan
C berupa kredit
Unit
Pengelola untuk proyek-proyek
Ekuitas
Risiko kecil, namun untuk
proyek-proyek
Pemerint Pihak III
Badan yang besar pada umumnya
ah Badan
Komite Kontrak diperlukan pendanaan
Kebijakan Usaha
Pemerint dari
Dan
Percepatan ah pihak asing. Oleh karena
a
Pembangunan
i nf r
Infrastruktur Hutang peringkat kredit Indonesia
pada saat ini berada
astr
dibawah standar penilaian
u
Kreditur
ktu
investasi (Ba2
r
Bank Komersial berdasarkan penilaian
Jaminan Risiko
Moody dan BB
Badan Bank Pembangunan berdasarkan
Perencana C
Multilateral penilaian Standard and
Poor), maka pendanaan
asing
melalui pinjaman pada
termasuk Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia (ADB), dan afiliasinya umumnya memerlukan
seperti Asosiasi Penjamin Investasi Multilateral atau Multirateral pe nguatan-penguatan
Investment Guarantee Association (MIGA). Pada situasi tertentu, badan kredit.
ini dapat menyediakan penambahan fasilitas kredit antara lain dalam
bentuk
jaminan risiko parsial atau partial risk guarantees (PRGs) kepada
perusahaan-perusahaan ataupun para kreditur proyek.
8 2
9
Pemantauan Penunjukan proyek infrastruktur
Konsultasi
secara langsung tidak lagi
Pelaksanaan diperbolehkan. publik
Persaingan melalui
7 1 tender telah diwajibkan
untuk semua proyek KPS. Proses-
proses dan faktor-faktor
yang harus dilakukan dan
dipertimbangkan dalam tender
yang kompetitif telah diatur
Pengadaan Pemilihan Proyek didalam Studi
peraturan KPS 3 dan
Kelayakan
6 sejumlah
SOLICATED peraturan perundang-undangan
bentuk serta peraturan
pelaksana.
5 4
Dukungan
Pemerintah
Tinjauan Risiko
Dapat
Belum termasuk
terintegrasi
dalam daftar
dengan rencana
rencana pokok
pokok
Tidak
memerlukan
Secara ekonomi dukungan fiskal
layak dari pemerintah
Pemilihan Proyek
Inisiatif swasta
UNSOLICATED
UU no 23 th 2007
UU no 17 th 2008 ttg per KA an UU no 30 ttg
ttg pelayaran kelistrikan
UU no 38 th 2004
UU no 1 th 2009 ttg jalan
ttg Transportasi
4 ttg
Udara 2 00
o 7 th a air
n y
UU berda
sum
Pelabuhan Udara Pelabuhan Laut Jalan Kereta Api Jalan dan Jembatan
Air Baku dan Irigasi Air Minum Air Limbah Sampah Padat
BUILT OPERATE AND TRANSFER : Swasta membangun dengan self finance dan
dalam jangka waktu yg disepakati swasta mengopersaikannya dan
mengembalikan kepada pemerintah
JENIS KERJASAMA
Identifikasi Masalah tata
Kelola Kerjasama
Unit yang
melakukan Unit yang menangani
pemantauan Hasil pengelolaan risiko
Kerjasama dan penjaminan
Risiko
Sinergitas antar
daerah
Penguatan
Kelembagaan Pemda
Penguatan Kebijakan
Peningkatan
Pemahaman
USI
L
SO
Sinergitas
Perencanaan dan
Penganggaran
eningkatan peran bagian perekonomian
Dalam mengoptimalkan kemampuan
BUMD
Penguatan
Kelembagaan
embentuk
SOLUSI Badan Kerja Sama
Daerah