Anda di halaman 1dari 3

1.

Guna mengevaluasi pemahaman Anda mengenai penilaian aset, jawablah pertanyaan


berikut:
1. Jelaskan kembali mengenai prinsip-prinsip penilaian!
2. Apa perbedaan pendekatan penilaian dengan menggunakan data pasar, biaya dan
pendapatan?
2. a. Jelaskan kelebihan dan kelemahan dari setiap metode pemanfaatan seperti sewa,
pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan, bangun guna serah dan bangun serah guna
b. Cari contoh pemanfaatan yang sukses dilakukan oleh pemerintah pusat/ daerah (best
practice) dan apa yang menyebabkan pemerintah pusat/daerah tersebut optimal dalam
melakukan pemanfaatan aset?
3. Jelaskan indikator sebuah organisasi memiliki kinerja yang baik dalam mengelola aset!

1. A. prinsip penilaian asset dapat meliputi beberapa point berikut ini :


- Prinsip pengganti
- Prinsip kesesuaian
- Prinsip perubahan
- Prinsip antisipasi
- Prinsip persaingan
- Prinsip kontribusi
- Prinsip keseimbangan

Menilai dengan beberapa poin aspek diatas maka kita dapat mengetahui
nilai yang terkandung dalam sebuah asset yang ingin dinilai oleh
seseorang maupun Lembaga.
B. - Pendekatan harga pasar adalah proses penentuan nilai wajar aset berdasarkan
harga jual aset yang serupa dengan objek penilaian. Pendekatan ini mengharuskan
kepada tim survei untuk terjun langsung kelapangan untuk mengetahui harga yang
sedang ada beredar dipasaran.
- pendekatan biaya, nilai wajar ditentukan dari biaya pembuatan/penggantian baru
atau New Replacement Cost (NRC) dikurangi dengan penyusutan. NRC adalah
biaya yang dikeluarkan untuk mendirikan gedung atau bangunan dengan kondisi
yang lebih baru.
- pendekatan pendapatan, nilai wajar aset ditentukan dari jumlah income atau
pendapatan yang dihasilkan dari aset tersebut. Aset yang dihitung menggunakan
pendekatan pendapatan adalah aset-aset yang menghasilkan pendapatan atau aset
Highest and Best Use (HBU). Secara komprehensif, aset HBU adalah aset yang
mana apabila daya guna dan fungsi aset tersebut dimanfaatkan secara maksimal
akan mendatangkan hasil yang maksimal.
2. A. - Sewaadalah pemanfaatan BMD oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu
dan menerima imbalan uang muka tunai. Objek sewa adalah tanah dan/atau
bangunan yang sudah diserahkan oleh Pengguna Barang kepada
Gubernur/Bupati/Walikota; Barang Milik Daerah berupa sebagian tanah dan/atau
yang masih digunakan oleh pengguna barang; dan BMD selain tanah dan/atau
bangunan.
- Pinjam pakai adalah penyerahan penggunaan barang antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah atau antar Pemerintah Daerah dalam jangka
waktu tertentu tanpa menerima imbalan dan setelah jangka waktu tersebut
berakhir diserahkan kembali kepada Pengelola Barang. Peminjam pakai
dapat mengubah BMD sepanjang tidak melakukan perubahan yang
mengakibatkan perubahan fungsi dan/atau penurunan nilai BMD dan
sepanjang telah mendapat persetujuan dari Pengguna/Pengelola Barang.
Pemeliharaan dan biaya yang timbul selama masa pinjam pakai, menjadi
tanggungjawab peminjam pakai.
- Kerja sama pemanfaatanadalah pendayagunaan Barang Milik Daerah oleh
pihak lain dalam jangka waktu tertentu dalam rangka peningkatan
pendapatan daerah dan sumber pembiayaan lainnya. Besaran pembayaran
kontribusi tetap dan pembagian keuntungan hasil Kerja Sama Pemanfaatan
harus mendapat persetujuan Pengelola Barang
- Bangun Serah Guna (BSG)adalah pemanfaatan barang milik daerah
berupa tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau
sarana berikut fasilitasnya, dan setelah selesai pembangunannya
diserahkan untuk didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka
waktu tertentu yang disepakati.
- Bangun Guna Serahadalah pemanfaatan barang milik daerah berupa tanah
oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut
fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam
jangka waktu tertentu yang telah disepakati, untuk selanjutnya diserahkan
kembali tanah beserta bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya
setelah berakhirnya jangka waktu.

B. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) selaku pelaksana fungsional atas


kewenangan dan tanggung jawab Menteri Keuangan selaku Pengelola aset negara
dalam hal ini Barang Milik Negara (BMN) berwenang menetapkan pemanfaatan
BMN yang berada pada pengguna barang yakni kementerian/lembaga (K/L).
Bentuk pemanfaatan yang dapat dilakukan terhadap BMN yakni sewa, pinjam
pakai, kerja sama pemanfaatan (KSP), Bangun Guna Serah/Bangun Serah Guna
(BGS/BSG), kerja sama penyediaan infrastruktur (KSPI), Kerja Sama Terbatas
untuk Penyediaan Infrastruktur (Ketupi). Masing-masing bentuk pemanfaatan
memiliki ketentuan sesuai PP 28 tahun 2020 tentang perubahan atas peraturan
pemerintah nomor 27 tahun 2014 tentang pengelolaan barang milik negara.
Contoh asset Aset TMII

Terkait aset TMII, Encep menjelaskan bahwa berdasarkan Keputusan Presiden


nomor 51 tahun 1977 tanggal 10 September 1977, Taman Mini Indonesia Indah
(TMII) merupakan milik negara, namun penugasan dan pengelolaannya dilakukan
oleh Yayasan Harapan Kita (YHK). Demi pengelolaan TMII yang lebih baik,
Presiden Republik Indonesia telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 19
Tahun 2021 yang antara lain mengembalikan pengelolaan TMII kepada
Kementerian Sekretariat Negara, dengan masa transisi paling lama 3 bulan
dimana DJKN turut dilibatkan sebagai anggota tim transisi dimaksud.
DJKN mencatat nilai aset TMII mencapai Rp20,5 triliun berupa tanah. Adapun
detil aset masih perlu dilakukan inventarisasi untuk kepastian data yang valid.
Selain aset BMN, di dalamnya juga terdapat aset milik daerah dan pihak lain yang
berkerja sama dengan Badan Pelaksana Pengelolaan dan Pengusahaan TMII (BP3
TMII).

3., organisasi yang memiliki kinerja yang baik dalam mengelola asset adalah bisa dilihat
dari keberhasilan organisasi tersebut mengelola asset yang ada dalam cangkupannya,
contohnya saja organisasi pemerintahan yang bisa mendata asset dan juga memberikan
legalitas surat kepemilikan asset tanah bila dalam bentuk tanah ataupun bangunan, ini
merupakan sebuah kinerja yang baik dalam mengelola asset yang mereka miliki

Anda mungkin juga menyukai