Lahirnya PP No. 58/2020 dan PP No. 59/2020 menjadi Penulis Artikel Tetap:
milestones dalam pengelolaan PNBP. Mengingat fungsinya Jack Subarja, Embun, Hari Setiaji,
Cahya Tri Pambudi, Fatkhi Fardian,
selaku “jembatan penghubung” antara UU PNBP dan petunjuk
Yosephin Kharisma Erga,
teknis yang lebih detil yang selanjutnya dituangkan dalam
Anton Rahmanto, Eko Pandu Pranoto
bentuk peraturan menteri, eksistensi kedua PP merupakan Muammar Zia Nasution,
bagian penting dalam mendukung tata kelola dan optimalisasi Tsani Aji Novarima, Rafli,
PNBP. Namun, bagaimana kedua PP mengatur pengelolaan Cahyo Indartomo, Wisnu Kristian Candi,
PNBP? Apa saja perbedaan mendasar antara pengaturan terbaru Elpani Harisma Sembiring,
dibandingkan pengaturan terdahulu? Easy Nashifati, Enrile Parlindungan,
Imam Khadiiqotul Il’mi
Berorientasi pada pemberian edukasi yang komprehensif
mengenai beragam peristiwa dan informasi terkini mengenai Desainer Grafis:
PNBP kepada para stakeholders, Buletin Inti PNBP Edisi 3 Nabiilah Sri Nur Sya’diyah,
Masha Andante Heikal
Tahun 2020 berkesempatan untuk mengawal dan mengulas
peristiwa serta informasi penting terkait terbitnya dua seri
Sekretariat:
pertama PP turunan UU PNBP. Melalui Rubrik Umum, Dini Justika Istiqawaty, Faizal Dwi Aulia
pembaca dapat berkenalan lebih jauh dengan pengaturan yang
terdapat pada PP No. 58/2020 dan PP No. 59/2020. Selanjutnya, Alamat Redaksi:
Rubrik Tematik dan Rubrik Perca (PNBP dalam Acara) hadir Gedung Sutikno Slamet
melengkapi wawasan pembaca dengan informasi terbaru Lantai 18
seputar pengelolaan PNBP dan liputan berbagai acara sosialisasi Jl. Wahidin Raya No. 1,
mengenai implementasi PP No. 58/2020 dan PP No. 59/2020. Jakarta 10710
Semoga informasi yang tersaji dalam Buletin Inti PNBP Edisi 3 Telepon (021)3866117 pst.8009
Tahun 2020 dapat memberikan pencerahan bagi pembaca. Email : pnbpsdaknd@kemenkeu.go.id
pnbpkl.dja@kemenkeu.go.id
SALAM REDAKSI 2
DAFTAR ISI 3
RUBRIK UMUM 4
Perencanaan PNBP 4
Sistem Pertahanan Pengelolaan PNBP 8
Pertanggungjawaban PNBP 13
KEBERATAN PNBP: 18
Upaya Pemerintah Memberi Kepastian Hukum Bagi Wajib Bayar
Keringanan PNBP 23
RUBRIK TEMATIK 28
Mencermati Amanat UU No. 9/2018 pada PP No. 58/2020 28
RUBRIK PERCA
(PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DALAM ACARA)
39
Tarif 0 Rupiah Jasa Penerbitan SKA, Wujud Relaksasi PNBP di Masa 39
Pandemi COVID-19
Perencanaan
PNBP
Teks:
Enrile Parlindungan Priya Wardhana
Gambar: Pexels.com
APBN sebagai Suatu Rencana Keuangan yang diperkirakan memiliki deviasi rendah
A
terhadap realisasinya. Untuk itu, diperlukan
PBN sebagai suatu rencana keuangan, penyusunan Rencana PNBP yang dilakukan
mengandung arti bahwa pemerintah secara realistis dan optimal. Di samping itu,
mempunyai perencanaan terhadap kepatuhan dari Instansi Pengelola PNBP untuk
pengeluaran dan penerimaan untuk membiayai menyampaikan Rencana PNBP juga berperan
kepentingan negara atau pengelolaan penting untuk mendukung Kementerian
pemerintahan. Dalam merencanakan Keuangan selaku pengelola fiskal dalam
pengeluaran tersebut akan dibarengi dengan melakukan penyusunan rancangan APBN.
perencanaan perkiraan pendapatan yang dapat
dihimpun. Selanjutnya, guna memberikan pedoman
baik bagi Instansi Pengelola PNBP untuk
Dalam APBN, PNBP merupakan menyusun dan menyampaikan Rencana PNBP
penyumbang pendapatan negara terbesar kedua maupun bagi Menteri Keuangan untuk menelaah
setelah pendapatan perpajakan. Dalam kurun dan menetapkan Rencana PNBP dalam rangka
waktu sepuluh tahun terakhir, kontribusi PNBP penyusunan rancangan APBN atau Perubahan
terhadap APBN berkisar 25 persen dari total APBN, pada tanggal 8 Oktober 2020 Presiden
penerimaan negara. Dengan nilai kontribusi RI telah menetapkan Peraturan Pemerintah
yang semakin signifikan, dipandang perlu Nomor 58 Tahun 2020 tentang Pengelolaan
adanya regulasi untuk menjaga akurasi rencana PNBP (PP No. 58/2020), yang salah satu pokok
penerimaan negara yang akan ditetapkan dalam pengaturannya adalah mengenai perencanaan
APBN. Di samping itu, sejalan dengan proses PNBP. Sesuai Pasal 6 PP No. 58/2020,
penyusunan APBN, Rencana PNBP juga harus perencanaan PNBP meliputi:
disusun secara cermat dan tertib. a. penyusunan dan penyampaian Rencana PNBP
oleh Instansi Pengelola PNBP; dan
Tantangan utama dalam perencanaan b.penelaahan dan penetapan atas Rencana PNBP
PNBP adalah menentukan besaran target PNBP oleh Menteri.
Juni untuk dilakukan penelaahan kembali dalam penetapan APBNP kurang lebih sama dengan
rangka menilai kesesuaian Rencana PNBP penyusunan Rencana PNBP dalam rangka
dengan parameter yang mengalami perubahan. APBN.
Sistem Pertahanan
Pengelolaan PNBP
Teks: Diananto Krisnandono
D
alam Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2018 (UU No. 9/2018) tentang
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), permasalahan dan tantangan yang dihadapi
dalam pengelolaan PNBP antara lain adalah adanya pungutan tanpa dasar hukum, terlambat/
tidak disetor ke Kas Negara, penggunaan langsung PNBP, dan PNBP dikelola di luar mekanisme
APBN. Permasalahan dan tantangan tersebut tercermin dalam temuan terkait pengelolaan
PNBP pada Laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat.
Berdasarkan data di atas, terdapat temuan (PP No. 58/2020) tentang Pengelolaan PNBP,
BPK RI yang berulang setiap tahunnya, dengan Pemerintah telah melakukan penyempurnaan
jumlah K/L yang tidak sedikit setiap tahunnya. regulasi dalam pengelolaan PNBP. Secara
Rincian temuan terkait pengelolaan PNBP garis besar, ruang lingkup pengelolaan
K/L belum sesuai ketentuan yaitu meliputi: PNBP dalam PP No. 58/2020 meliputi
(1) PNBP kurang pungut, (2) PNBP empat aspek, yaitu: (1) perencanaan PNBP,
belum/tidak dipungut, (3) pungutan belum (2) pelaksanaan PNBP, (3) pertanggungjawaban
memiliki dasar hukum dan digunakan langsung, PNBP, dan (4) pengawasan PNBP.
(4) pungutan telah memiliki dasar hukum namun
digunakan langsung, (5) pungutan melebihi tarif Aspek pelaksanaan PNBP meliputi:
PP dan digunakan langsung untuk operasional, (1) penentuan PNBP terutang, (2) pemungutan
(6) kekurangan pembayaran PNBP, (7) potensi PNBP, (3) pembayaran dan penyetoran
kekurangan dan kehilangan penerimaan, PNBP, (4) pengelolaan piutang PNBP,
dan (8) permasalahan PNBP lainnya. (5) penetapan dan penagihan PNBP
terutang, dan (6) penggunaan dana PNBP.
Dengan terbitnya UU No. 9/2018 Aspek pertanggungjawaban PNBP
beserta peraturan turunannya, antara lain meliputi: (1) penatausahaan PNBP dan
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2020 (2) pelaporan dan pertanggungjawaban PNBP.
Pertanggungjawaban
PNBP
Teks: Ibnu Hasim
Gambar: Unsplash.com
P
ada tanggal 8 Oktober 2020, Presiden Jokowi telah menetapkan 2 (dua) peraturan pemerintah
(PP) sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2018 (UU No. 9/2018) tentang
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Kedua PP yang ditetapkan adalah Peraturan
Pemerintah Nomor 58 Tahun 2020 (PP No. 58/2020) tentang Pengelolaan PNBP dan Peraturan
Pemerintah Nomor 59 Tahun 2020 (PP No. 59/2020) tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian
Keberatan, Keringanan, dan Pengurangan PNBP. Secara umum, PP No. 58/2020 berisi pengaturan
mengenai perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban, dan pengawasan PNBP. Dalam tulisan ini
akan disampaikan konsep pertanggungjawaban PNBP berdasarkan UU No. 9/2018 dan PP No. 58/2020.
oleh Wajib Bayar yang menghitung sendiri menghitung sendiri PNBP Terutang mengacu
kewajiban PNBP terutang meliputi kegiatan: pada standar akuntansi keuangan dan/atau
a. pencatatan transaksi keuangan yang mekanisme yang berlaku bagi wajib bayar
berkaitan dengan pembayaran PNBP; dan yang menghitung sendiri kewajiban PNBP
b. penyimpanan bukti setor dan dokumen terutang. Selain melakukan pencatatan transaksi
pendukung terkait PNBP. keuangan yang terkait pembayaran PNBP, Wajib
Bayar yang menghitung sendiri PNBP Terutang
Wajib Bayar yang menghitung sendiri juga memiliki kewajiban untuk melakukan
PNBP terutang mencatat transaksi keuangan penyimpanan dokumen yang menjadi dasar
yang terkait dengan PNBP dalam bahasa penatausahaan PNBP selama 10 (sepuluh)
Indonesia dengan menggunakan satuan tahun sesuai ketentuan perundang-undangan
mata uang Rupiah atau dalam bahasa asing yang mengatur penyimpanan bukti setor dan
dengan menggunakan satuan mata uang dokumen pendukung terkait PNBP. Dalam
asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan. hal Wajib Bayar yang menghitung sendiri
PNBP terutang tidak memenuhi kewajiban
Dalam melaksanakan pencatatan penatusahaan sebagaimana disebutkan di atas,
transaksi keuangan yang berkaitan dengan dikenai sanksi administratif berupa denda
kewajiban pembayaran PNBP, Wajib Bayar yang sebesar Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).
Gambar: Pexels.com
Pelaporan PNBP
Selanjutnya Pasal 67 ayat (1) PP
Pasal 42 ayat (1) UU No. 9/2018 No. 58/2020 diamanatkan bahwa dalam
mengamanatkan bahwa dalam rangka rangka pertanggungjawaban Pengelolaan
pertanggungjawaban PNBP, Wajib Bayar PNBP sebagai bagian dalam pelaksanaan
yang menghitung sendiri PNBP Terutang APBN, Pimpinan Mitra Instansi Pengelola
wajib menyampaikan laporan realisasi PNBP PNBP wajib menyampaikan laporan
dan laporan PNBP Terutang kepada Instansi realisasi PNBP dan laporan PNBP Terutang
Pengelola PNBP. Sementara dalam Pasal 43 kepada Pimpinan Instansi Pengelola PNBP.
ayat (1) juga dinyatakan kewajiban Instansi
Pengelola PNBP untuk menyampaikan
laporan realisasi penerimaan dan penggunaan
dana PNBP dalam lingkungan Instansi
Pengelola PNBP.
BULETIN INTI PNBP, Edisi 3, Desember 2020 | 15
RUBRIK UMUM
1. Pelaporan PNBP pada Instansi Pengelola Terutang dan bukti penyetoran PNBP terkait.
PNBP
3. Pelaporan PNBP pada Wajib Bayar yang
Dalam rangka pertanggungjawaban Menghitung Sendiri Kewajiban PNBP
pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja Terutang
negara, Instansi Pengelola PNBP wajib
menyampaikan laporan realisasi penerimaan Berdasarkan Pasal 63 ayat (1) PP No.
dan penggunaan dana PNBP dalam lingkungan 58/2020 dinyatakan bahwa dalam melaksanakan
Instansi Pengelola PNBP yang bersangkutan pertanggungjawaban PNBP, Wajib Bayar yang
kepada Menteri Keuangan setiap semester. menghitung sendiri PNBP terutang wajib
Laporan realisasi penerimaan dan penggunaan menyampaikan laporan realisasi PNBP dan
dana PNBP paling sedikit memuat jenis, laporan PNBP terutang kepada Pimpinan Instansi
periode, jumlah PNBP, dan jumlah penggunaan Pengelola PNBP. Laporan realisasi PNBP dan
dana PNBP beserta data dukung terkait PNBP terutang paling sedikit memuat jenis,
realisasi PNBP dimaksud. Penyampaian periode, realisasi/jumlah pembayaran PNBP, dan
laporan realisasi penerimaan dan penggunaan jumlah PNBP terutang. Laporan realisasi PNBP
dana PNBP dilakukan paling lambat 1 (satu) dan PNBP Terutang disusun secara periodik
bulan setelah periode laporan berakhir. setiap semester dan disampaikan paling lambat
20 (dua puluh) hari setelah periode laporan
Berdasarkan Pasal 30 ayat (2) dan ayat berakhir. Penyampaian laporan PNBP dimaksud
(3) PP No. 58/2020, selain menyampaikan dilengkapi dengan data dukung terkait, misalnya
laporan realisasi penerimaan dan penggunaan berupa dasar perhitungan PNBP Terutang dan
dana PNBP, Instansi Pengelola PNBP juga bukti penyetoran PNBP terkait. Dalam hal
berkewajiban menyusun laporan pencatatan Wajib Bayar yang menghitung sendiri PNBP
piutang PNBP dan menyampaikannya terutang yang tidak menyampaikan laporan
kepada Menteri Keuangan secara periodik. realisasi PNBP dan laporan PNBP Terutang
Penyampaian laporan pencatatan piutang sampai dengan batas waktu yang ditentukan,
PNBP dapat dilaksanakan bersamaan dikenai sanksi administratif berupa denda
dengan penyampaian laporan realisasi sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah).
penerimaan dan penggunaan dana PNBP.
4. Penggunaan Sistem Informasi dalam
2. Pelaporan PNBP pada Mitra Instansi Pelaporan PNBP
Pengelola PNBP
Berdasarkan Pasal 69 PP No. 58/2020,
Berdasarkan Pasal 67 ayat (1) PP No. dalam rangka memberikan kemudahan dan
58/2020 dinyatakan bahwa dalam rangka efektivitas penyusunan dan penyampaian laporan
pertanggungjawaban Pengelolaan PNBP PNBP baik pada Instansi Pengelola PNBP, Mitra
sebagai bagian dalam pelaksanaan APBN, Instansi Pengelola PNBP, dan Wajib Bayar
Pimpinan Mitra Instansi Pengelola PNBP yang menghitung sendiri kewajiban PNBP
wajib menyampaikan laporan realisasi PNBP terutang, pelaporan PNBP dapat dilaksanakan
dan laporan PNBP terutang kepada Pimpinan menggunakan sistem informasi. Pengembangan
Instansi Pengelola PNBP. Laporan realisasi sistem informasi pelaporan PNBP pada Instansi
PNBP dan laporan PNBP terutang disusun Pengelola PNBP dilakukan oleh Kementerian
setiap semester dengan memuat paling sedikit Keuangan. Sementara Pengembangan sistem
jenis, periode, jumlah/realisasi pembayaran informasi pelaporan PNBP pada Mitra Instansi
PNBP, dan jumlah PNBP terutang. Mitra Pengelola PNBP dan Wajib Bayar yang
Instansi Pengelola PNBP menyampaikan menghitung sendiri kewajiban PNBP terutang
Laporan realisasi PNBP dan PNBP paling lama dapat dilakukan oleh Kementerian Keuangan
20 (dua puluh) hari setelah periode laporan atau Instansi Pengelola PNBP disesuaikan
berakhir dengan dilengkapi data dukung terkait, dengan karakteristik jenis PNBP pada
misalnya berupa dasar perhitungan PNBP masing-masing Instansi Pengelola PNBP. (*)
KEBERATAN PNBP:
Upaya Pemerintah Memberi
Kepastian Hukum Bagi Wajib Bayar
Teks: Ririn Aprilia
K
eberatan PNBP merupakan mekanisme Pengaturan keberatan PNBP terdapat
bagi Wajib Bayar yang tidak sependapat pada Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2020
dengan surat ketetapan PNBP yang tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian
diterbitkan oleh Instansi Pengelola PNBP Keberatan, Keringanan, dan Pengembalian
sesuai hasil pemeriksaan PNBP. Berdasarkan PNBP (PP No. 59/2020). Peraturan Pemerintah
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2018 tentang ini merupakan salah satu turunan UU PNBP
PNBP (UU No. 9/2018), Menteri Keuangan yang baru saja ditetapkan oleh Presiden RI pada
atau Pimpinan Instansi Pengelola PNBP dapat pertengahan Oktober 2020. Berbeda dengan
meminta instansi pemeriksa untuk melakukan pengaturan keberatan PNBP sebelumnya
pemeriksaan PNBP. Pemeriksaan PNBP dapat (Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2020
dilakukan terhadap Wajib Bayar, Instansi tentang Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan
Pengelola PNBP, atau Mitra Instansi Pengelola Penetapan PNBP yang Terutang), Wajib Bayar
PNBP. Wajib Bayar yang dapat diperiksa oleh yang dapat mengajukan keberatan PNBP tidak
instansi pemeriksa merupakan Wajib Bayar hanya Wajib Bayar yang menghitung sendiri
yang menghitung sendiri kewajiban PNBP kewajiban PNBP terutang (self assessment),
terutang (self assessment) atau Wajib Bayar namun dapat juga dilakukan oleh Wajib Bayar
yang kewajiban PNBP terutangnya dihitung yang kewajiban PNBP terutang dihitung
oleh Instansi Pengelola PNBP atau Mitra oleh Instansi Pengelola PNBP atau mitra
Instansi Pengelola PNBP (official assessment). Instansi Pengelola PNBP (official assessment).
Pemeriksaan PNBP bagi Wajib Bayar
bertujuan untuk menguji kepatuhan pemenuhan
kewajiban PNBP dan pemenuhan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang PNBP.
namun ditambah dengan surat keterangan pemerintah maupun swasta; dan 3) meninjau
dari instansi yang berwenang untuk keadaan tempat Wajib Bayar atau tempat lain yang terkait.
bencana atau surat pernyataan Wajib Bayar dan Instansi Pengelola PNBP akan menyampaikan
bukti terkait untuk keadaan lain berdasarkan surat permintaan dan/atau peminjaman buku,
pertimbangan Instansi Pengelola PNBP. catatan, data dan informasi kepada Wajib Bayar
Apabila pengajuan keberatan melebihi batas dan Wajib Bayar harus memenuhi permintaan
waktu 3 (tiga) bulan (normal) atau 6 (tiga) bulan dan/atau peminjaman tersebut paling lambat 7
(keadaan di luar kemampuan Wajib Bayar atau (tujuh) hari kerja sejak surat permintaan dan/
kondisi kahar) maka Instansi Pengelola PNBP atau peminjaman diterima. Apabila Wajib
menerbitkan surat penolakan yang bersifat final. Bayar tidak dapat memenuhi permintaan
dalam batas waktu tersebut baik sebagian atau
seluruhnya, permohonan keberatan PNBP
Uji Kelengkapan Dokumen Pendukung diproses berdasarkan data yang diterima.
dalam waktu paling lambat 1 (satu) bulan sejak sejak tanggal surat tagihan ketiga diterbitkan,
jangka waktu penetapan atas keberatan PNBP Pimpinan Instansi Pengelola PNBP atau Pejabat
berakhir. Pimpinan Instansi Pengelola PNBP Kuasa Pengelola PNBP melimpahkan PNBP
atau Pejabat Kuasa Pengelola PNBP yang tidak terutang kepada instansi yang berwenang
menerbitkan penetapan atas keberatan sampai melakukan pengurusan piutang negara.
dengan batas waktu dikenakan sanksi sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan. Mekanisme penagihan ketetapan
atas keberatan PNBP kurang bayar tersebut
Penetapan atas keberatan PNBP sedikit berbeda dengan pengaturan mekanisme
merupakan penetapan yang bersifat final, penagihan yang diatur dalam Peraturan
yaitu keputusan administratif yang terakhir Pemerintah Nomor 58 Tahun 2020 tentang
dari Pejabat Tata Usaha Negara. Namun, Pengelolaan PNBP (PP No. 58/2020). PP No.
apabila Wajib Bayar tidak setuju terhadap 58/2020 mengatur bahwa penerbitan surat
penetapan atas keberatan tersebut, Wajib Bayar tagihan pertama dilakukan paling lambat 10
dapat melakukan upaya hukum lebih lanjut (sepuluh) hari kerja sejak laporan diterima,
berupa pengajuan gugatan melalui Pengadilan tagihan kedua setelah 1 (satu) bulan sejak tanggal
Tinggi Tata Usaha Negara (PT TUN). surat tagihan pertama, tagihan ketiga setelah 2
(dua) bulan sejak tanggal surat tagihan ketiga,
dan apabila Wajib Bayar tidak melunasi PNBP
Penyelesaian atas Ketetapan Keberatan terutang dalam jangka waktu 3 (bulan) bulan
PNBP sejak tanggal tagihan ketiga maka Pimpinan
Instansi Pengelola PNBP atau Pejabat Kuasa
Pimpinan Instansi Pengelola PNBP Pengelola PNBP melimpahkan PNBP terutang
atau Pejabat Kuasa Pengelola PNBP yang kepada instansi yang berwenang melakukan
menerbitkan surat ketetapan atas keberatan pengurusan piutang negara. Namun, besaran
kurang bayar, juga harus menerbitkan surat sanksi administratif berupa denda memiliki
tagihan pertama sebesar pokok PNBP terutang pengaturan yang sama baik pengaturan dalam
dan sanksi administratif berupa denda. Apabila PP No. 58/2020 maupun PP No. 59/2020.
Wajib Bayar tidak melunasi PNBP terutang dalam
jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal surat Selanjutnya, apabila Pimpinan Instansi
tagihan pertama diterbitkan, Pimpinan Instansi Pengelola PNBP atau Pejabat Kuasa Pengelola
Pengelola PNBP atau Pejabat Kuasa Pengelola PNBP menerbitkan surat ketetapan atas keberatan
PNBP menerbitkan dan menyampaikan surat lebih bayar dan Wajib Bayar tidak mengajukan
tagihan kedua sebesar pokok PNBP terutang dan gugatan melalui Pengadilan Tata Usaha Negara
sanksi administratif berupa denda. Apabila Wajib (PT TUN), surat ketetapan atas keberatan
Bayar tidak melunasi PNBP terutang dalam lebih bayar dapat dijadikan dasar permohonan
jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal surat pengembalian PNBP oleh Wajib Bayar.
tagihan kedua diterbitkan, Pimpinan Instansi
Pengelola PNBP atau Pejabat Kuasa Pengelola
PNBP menerbitkan dan menyampaikan surat Penyelesaian Keberatan PNBP atas
tagihan kedua sebesar pokok PNBP terutang Keputusan Pengadilan
dan sanksi administratif berupa denda. Sanksi
administratif berupa denda dikenakan 2% (dua Apabila Wajib Bayar melakukan upaya
persen) per bulan dihitung dari pokok PNBP hukum lebih lanjut melalui PT TUN dan ditolak
terutang dan bagian bulan dihitung satu bulan serta telah memperoleh kekuatan hukum tetap,
penuh. Sanksi administratif berupa denda Pimpinan Instansi Pengelola PNBP atau Pejabat
dihitung sejak PNBP jatuh tempo sampai dengan Kuasa Pengelola PNBP berdasarkan keputusan
surat tagihan diterbitkan dan dikenakan untuk pengadilan menerbitkan surat tagihan sebesar
paling lama 24 (dua puluh empat) bulan. Apabila pokok PNBP terutang dan sanksi administratif
Wajib Bayar tidak melunasi PNBP terutang berupa denda dalam jangka waktu 14 (empat
dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung belas hari) hari kerja sejak putusan diterima.
Gambar: Pexels.com
Keringanan PNBP
Teks: Muammar Zia Nasution
P
PNBP (Kementerian/Lembaga Negara) dengan
enyempurnaan pengaturan pengelolaan didasari keadaan-keadaan sebagai berikut,
PNBP dalam UU yang baru berlandaskan 1. Keadaan di luar kemampuan Wajib Bayar
pada asas keadilan, asas kepastian hukum, atau kondisi kahar.
asas daya pikul, asas manfaat, asas keterbukaan, Keadaan ini meliputi bencana
dan asas akuntabilitas. Asas kepastian hukum dan (bencana alam dan nonalam) atau keadaan lain
asas keadilan salah satunya termanifestasi dalam berdasarkan pertimbangan Instansi Pengelola
PP Nomor 59 Tahun 2020 (PP No. 59/2020) PNBP yang dianggap sebagai kondisi luar biasa.
tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Contohnya adalah Wajib Bayar mengalami
Keberatan, Keringanan dan Pengembalian PNBP. bencana kebakaran, banjir, gempa bumi dan
Di dalam PP No. 59/2020 dijelaskan bahwa lain-lain.
Wajib Bayar dapat mengajukan permohonan
Keringanan yang didasari oleh kondisi ini Meskipun secara umum PNBP Terutang
permohonannya dilengkapi dengan dokumen dapat diajukan untuk mendapatkan keringanan,
pendukung paling sedikit: terdapat beberapa jenis PNBP Terutang yang
a. surat keterangan dari instansi yang berwenang tidak dapat diajukan permohonan keringanan
atau surat pernyataan Wajib Bayar untuk atas PNBP terutangnya, yaitu yang berasal dari
keadaan lain, dan putusan pengadilan yang memiliki kekuatan
b. surat pernyataan kerugian dari Wajib Bayar. hukum tetap, PNBP Terutang berdasarkan surat
ketetapan PNBP dilakukan secara jabatan,
2. Kesulitan likuiditas. dan PNBP Terutang berdasarkan laporan hasil
Kondisi ini ditunjukkan dari kondisi pemeriksaan yang akan diajukan keberatan
keuangan Wajib Bayar yang tidak dapat PNBP.
memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Kesulitan likuiditas dibuktikan dengan pengujian Wajib bayar dapat mengajukan
atas laporan keuangan, laporan pembukuan, keringanan, baik atas pokok PNBP Terutang
atau dokumen lain yang dipersamakan dengan maupun denda sanksi administrasi. Bentuk
laporan keuangan Wajib Bayar paling sedikit keringanan yang dapat diajukan berupa
untuk tahun berjalan dan satu tahun sebelumnya. penundaan, pengangsuran, pengurangan,
Keringanan yang didasari oleh dan/atau pembebasan yang masing-masing
kesulitan likuiditas permohonannya dilengkapi bentuk tersebut memiliki konsekuensi masing-
dengan dokumen pendukung paling sedikit: masing. Pengajuan permohonan keringanan
a. laporan keuangan, laporan pembukuan, atau PNBP Terutang disertai dengan dokumen
dokumen lain yang dipersamakan dengan pendukung dapat diajukan paling lambat
laporan keuangan paling sedikit untuk tahun sebelum PNBP Terutang dilimpahkan kepada
berjalan dan satu tahun sebelumnya; dan instansi melakukan pengurusan piutang negara.
b. surat pernyataan kesulitan likuiditas atau Permohonan tersebut hanya dapat diajukan
keuangan dari Wajib Bayar. untuk satu bentuk keringanan dalam satu kali
pengajuan, kecuali untuk Wajib Bayar usaha
3. Kebijakan Pemerintah. mikro kecil yang dapat mengajukan lebih
Beberapa kebijakan pemerintah di satu dari satu bentuk keringanan. Namun, sesuai
sisi dapat menyebabkan kesulitan bagi Wajib dengan asas keadilan, Wajib Bayar masih dapat
Bayar untuk memenuhi kewajiban PNBP. mengajukan permohonan yang baru hanya jika
Kebijakan Pemerintah salah satunya mewajibkan permohonan keringanan awal telah mendapat
Wajib Bayar untuk mendukung program nasional penetapan oleh Instansi Pengelola PNBP.
yang berakibat Wajib Bayar tidak mendapatkan
P
enjelasan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2018 (UU No. 9/2018) tentang Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP) menegaskan 2 fungsi PNBP, yaitu fungsi penganggaran (budgetary)
dan pengaturan (regulatory). Melalui fungsi tersebut, PNBP berperan sebagai salah satu pilar
pendapatan negara sekaligus alat pengendali pemanfaaatan dan pengelolaan kekayaan negara. Kedua
fungsi ini menjadikan perumusan aturan turunan dari UU No. 9/2018 penuh tantangan. Pemerintah
harus mampu menerjemahkan amanat UU tersebut secara optimal, yaitu kebijakan PNBP yang dapat
mendorong peningkatan pendapatan negara di satu sisi, namun tetap menjaga tidak terjadi eksploitasi
berlebihan yang mengancam kesinambungan atau justru berakibat pada terjadinya distorsi pasar.
Terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2020 (PP No. 58/2020) tentang
Pengelolaan PNBP ditujukan untuk melaksanakan kelima amanat tersebut. Hal ini terlihat
kelima pasal di atas dituangkan dalam bagian “menimbang” PP dimaksud. Dan jika ditelaah
lebih dalam, empat amanat dimaksud merupakan pengaturan lebih lanjut dari Pasal 21 UU No.
9/2018 yang kemudian dinyatakan ulang pada Pasal 5 PP No. 58/2020. Pendalaman lebih rinci
dari setiap pengaturan lebih lanjut dari 5 amanat UU dalam PP dapat diuraikan sebagai berikut.
Pengaturan Lebih Lanjut terkait Mitra agar Instansi Pengelola PNBP memiliki payung
Instansi Pengelola PNBP hukum untuk menyusun kriteria dan persyaratan
teknis penunjukkan sebuah Badan menjadi
Mitra Instansi Pengelola PNBP secara mitranya. Tanpa adanya pengaturan kriteria
khusus diatur dalam Pasal 86 sampai dengan strategis dan substantif pada level Peraturan
Pasal 88 PP No. 58/2020. Pengaturan dimaksud Pemerintah, maka penunjukkan atau penugasan
meliputi pembentukan, tugas, fungsi dan sanksi sebuah Badan menjadi Mitra Instansi Pengelola
yang dapat diberikan kepada Mitra Instansi tidak memiliki standar baku yang dapat dijadikan
Pengelola PNBP. Selebihnya, pengaturan dasar bagi pelaksanaan pengawasan, karena
umum terkait Mitra Instansi Pengelola PNBP penugasannnya hanya berdasarkan kontrak
ini melekat pada pengaturan pelaksanaan dan semata. Sementara tugas dan fungsinya begitu
pertanggungjawaban atas pengelolaan PNBP. luas mencakup penentuan PNBP terutang hingga
pelaksanaan koreksi atas Surat Tagihan PNBP.
Menarik di sini, PP No. 58/2020 tidak
menyusun rambu-rambu strategis dan substantif Hal kedua yang menarik adalah Pasal
terkait kriteria dan persyaratan sebuah Badan 87 ayat 2 butir (a) memberi kewenangan
Gambar: Tim Redaksi
dapat ditunjuk menjadi Mitra Instansi Pengelola kepada Mitra Instansi Pengelola PNBP
PNBP. Pengaturan tersebut penting dilakukan untuk menentukan PNBP Terutang. Namun,
sekitar Rp4,1 triliun dibandingkan tahun 2020. Pasal 70 PP No. 58/2020. Dari 11 pasal tersebut,
pengaturan terkait pertanggungjawaban atas
Namun, seperti halnya dalam hal pengelolaan PNBP ditekankan pada hal-hal
perencanaan, pada pengaturan dari sisi yang bersifat administratif berupa pengaturan
pelaksanaan dalam pengelolaan PNBP juga penatausahaan dan pelaporan PNBP. Baik
belum menunjukkan peran regulatory PNBP yang dilakukan oleh Instansi Pengelola PNBP,
sebagai instrumen pengendali dan pengelolaan Wajib Bayar dan Mitra Instansi Pengelola
kekayaan negara termasuk sumber daya alam. PNBP. Pemberian sanksi administrasi berupa
Merujuk pada Pasal 15 PP No. 58/2020, denda juga dikenakan atas dasar kelalaian
pelaksanaan di sini meliputi penentuan PNBP dalam hal penatausahaan dan pelaporan PNBP.
terutang; pemungutan PNBP; pembayaran
dan penyetoran PNBP; pengelolaan piutang Belum terdapat pengaturan
PNBP; penetapan dan penagihan PNBP pertanggungjawaban terhadap pengelolaan
terutang; dan penggunaan dana PNBP. PNBP yang dikaitkan dengan peningkatan
kualias layanan tugas dan fungsi Pemerintahan
Satu contoh dari pengaturan pelaksanaan dan kepuasan masyarakat pengguna layanan.
dalam pengelolaan PNBP yang fokus hanya pada Juga, tidak terdapat pengaturan terkait
sisi pendapatan negara ditunjukkan oleh Pasal 53 pertanggungjawaban untuk melakukan
ayat 2 PP No. 58/2020. Di mana, Pemerintah re-investment terhadap sumber daya alam
hanya menggunakan pertimbangan ekonomi yang menghasilkan PNBP atau pengaturan
dalam memberi persetujuan atau penolakan pertanggungjawaban bahwa PNBP
terhadap usulan penggunaan dana PNBP. Terdapat yang dihasilkan bukan merupakan hasil
3 pertimbangan yang digunakan, yaitu kondisi eksploitasi berlebihan terhadap objek PNBP.
keuangan negara; kebijakan fiskal; dan/atau
kebutuhan pendanaan Instansi Pengelola PNBP.
Pengaturan lebih lanjut terkait Pengawasan
Sejatinya, Pemerintah dapat mengatur atas Pengelolaan PNBP
penggunaan dana PNBP dikaitkan dengan
upaya Instansi Pengelola PNBP dalam menjaga Pengaturan pengawasan atas
kesinambungan dan kelestarian objek PNBP pengelolaan PNBP merupakan amanat Pasal
berupa sumber daya alam; ketersediaan 46 ayat 4 UU No. 9/2018. Pasal ini memberi
kandungan dan cadangan sumber daya alam; arahan pengaturan lebih lanjut pengawasan
peningkatan kualitas pelayanan tugas dan Menteri Keuangan terhadap Instansi Pengelola
fungsi Pemerintahan; tingkat kepatuhan PNBP seperti tercantum pada ayat 1 pasal
terhadap peraturan perundang-undangan; yang sama. Selanjutnya, pada ayat 2 dijelaskan
ketertiban dan kedisiplinan dalam mengelola pengawasan Menteri Keuangan tersebut
dana. Dengan demikian, fungsi PNBP sebagai dapat dilakukan dalam 3 bentuk berupa
regulatory tools dapat berjalan seiring dengan verifikasi, penilaian, dan/atau evaluasi.
fungsi sebagai budgetary instrument dalam
konteks pelaksanaan atas pengelolaan PNBP. Amanat Pasal 46 ayat 2 UU PNBP
dimaksud diterjemahkan dalam Pasal 71 sampai
dengan Pasal 81 pada PP No. 58/2020. Namun,
Pengaturan Lebih Lanjut terkait jika memperhatikan 11 Pasal tersebut khususnya
Pertanggungjawaban atas Pengelolaan Pasal 75 sampai dengan Pasal 80, tidak terdapat
PNBP pengaturan yang lebih substantif terhadap
pengawasan atas pengelolaan PNBP. Pengaturan
Pengaturan pertanggungjawaban ini pada PP lebih bersifat pengulangan bunyi Pasal
merupakan amanat Pasal 44 UU No. 9/2018, 46 ayat 1 sampai dengan ayat 3 UU No. 9/2018.
yaitu untuk mengatur lebih lanjut bunyi
Pasal 41 sampai dengan Pasal 43. Amanat ini PP No. 58/2020 tidak menjelaskan dan
dilaksanakan oleh Pasal 60 sampai dengan mengatur lebih rinci apa yang dimaksud dengan
verifikasi, penilaian dan evaluasi. PP ini juga mengakomodir fungsi PNBP sebagai
tidak menjelaskan perbedaan ketiga bentuk pengendali dan pengelola kekayaan negara.
pengawasan pengelolaan PNBP tersebut. PP No.
58/2020 juga tidak menjelaskan kapan masing- Kedua, masih terdapat kekosongan
masing bentuk pengawasan tersebut dilakukan hukum atau pengaturan terkait pihak yang
secara terpisah dan kapan harus dilakukan bertanggungjawab terhadap kedua fungsi
secara bersamaan, mengingat Pasal 46 ayat PNBP dimaksud. Penegasan pelaksanaan
2 UU No. 9/2020 menggunakan terminologi kedua fungsi PNBP tersebut penting agar
“dan/atau”. Selanjutnya, Peraturan Pemerintah amanat UU No. 9/2018 dapat diwujudkan
ini juga menyatakan bahwa pengawasan dalam seluruh rangkaian pengelolaan PNBP.
dimaksud “dapat” dilakukan. Artinya, perlu Pemerintah dapat mempertimbangkan
pengaturan yang jelas kondisi dan kriteria penegasan pembagian tugas, di mana Menteri
yang harus dipenuhi sehingga verifikasi, Keuangan selaku Chief Financial Officer
penilaian dan/atau evaluasi “dapat” dilakukan. bertanggungjawab untuk menjalankan fungsi
budgetary PNBP dan Menteri teknis selaku
Terakhir, dapat disampaikan bahwa ada Chief Operational Officer bertanggungjawab
2 isu utama yang perlu mendapat perhatian untuk menjalankan fungsi regulatory PNBP. (*)
pemerintah dalam menyusun aturan turunan
yang diamanatkan oleh UU No. 9/2018.
Pertama, bahwa PNBP memiliki 2 fungsi yang
harus dilaksanakan secara bersamaan, yaitu
fungsi budgetary sekaligus fungsi regulatory.
Sementara, pengaturan yang ada pada
PP No. 58/2020 masih menitikberatkan
pada pelaksanaan fungsi PNBP sebagai
sumber pendapatan negara dan belum
Gambar: Unsplash.com
Pelaporan PNBP
via
SSD PNBP
Teks: M. Farouq Rosyadi
Gambar: Unsplash.com
P
emerintah terus berupaya melakukan Untuk memudahkan pengguna/
berbagai kebijakan fiskal untuk stakeholders, khususnya Instansi Pengelola
memulihkan perekonomian nasional di PNBP dalam melaksanakan kewajiban pelaporan
tahun 2020. Salah satunya melalui kebijakan tersebut, saat ini Direktorat Jenderal Anggaran
dan langkah reformatif di bidang Penerimaan (DJA) tengah mengembangkan fasilitas modul
Negara Bukan Pajak (PNBP) yang merupakan pelaporan PNBP dalam aplikasi Single Source
salah satu faktor penting dalam mendorong Database PNBP (SSD PNBP) yang dapat diakses
tata kelola keuangan negara yang lebih baik. melalui laman: https://ssdpnbp.kemenkeu.go.id.
2. Pelaporan Penggunaan Dana PNBP akun belanja, pagu DIPA sumber Dana PNBP,
realisasi Penggunaan Dana PNBP, serta
Submenu pelaporan berikutnya adalah persentase realisasi penggunaan dana PNBP,
Pelaporan Penggunaan Dana PNBP. Klik panel dan nilai total yang tertera pada baris terbawah.
sebelah kiri pada menu Pelaporan PNBP, lalu
klik submenu Pelaporan Penggunaan Dana Sedangkan untuk melihat realisasi
PNBP. Sebagaimana pada submenu Pelaporan PNBP pada seluruh eselon I, pengguna
Realisasi PNBP, terdapat beberapa filter yang tidak perlu mengisikan pilihan pada isian
terlebih dahulu harus diisi, yaitu Kementerian/ Unit Eselon I. Untuk memudahkan proses
Lembaga, Unit Eselon I, Tahun Anggaran, dan pelaporan, pengguna dapat mencetak laporan
Semester. Sebagai contoh, pengguna dapat tersebut dalam format PDF maupun excel
memilih Kementerian Perhubungan pada isian melalui tombol cetak PDF dan cetak Excel.
K/L, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
pada isian Unit Eselon I, Tahun Anggaran Demikian pengenalan singkat
2020, serta Semester II. Lalu klik Tampilkan. menu Pelaporan pada aplikasi Single
Sebagai hasil, akan diperoleh tampilan tabel Source Database PNBP. Untuk info terkait
laporan penggunaan dana PNBP sebagaimana PNBP lainnya dapat diakses pada website
Gambar 3. anggaran.kemenkeu.go.id dan kanal Youtube
Direktorat Jenderal Anggaran. (*)
Dalam tampilan tersebut terdapat
kelengkapan berupa kolom eselon I,
Gambar: Unsplash.com
Teks:
Suhardono Kusuma Mulia dan Tsani Aji Novarima
P
andemi COVID-19 memberikan kita yang dihasilkan waktunya sedikit mundur jika
pelajaran yang sangat berharga. Bahwa dibandingkan vaksin negara lain yaitu selesai
ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pada pertengahan 2021, sehingga kita perlu
berperan dalam kemajuan perekonomian melakukan perjanjian pembelian vaksin dari
suatu bangsa dan secara khusus juga terhadap negeri sahabat yang lebih dahulu menghasilkan
keselamatan suatu bangsa. Sampai dengan vaksin. Lebih lanjut pandemi COVID-19
November 2020 jumlah penderita COVID-19 ternyata juga berdampak pada perekonomian
dunia telah mencapai lebih dari 64 juta jiwa dunia. Lembaga-lembaga keuangan dunia
dengan kasus kematian hampir 1,5 juta jiwa telah memangkas perkiraan pertumbuhan
(worldometers.info, 30 November). Gencar ekonomi dunia tahun 2020 dan 2021.
sekali pemberitaan saat ini bagaimana kita Penurunan pertumbuhan ini tentu berdampak
sangat membutuhkan vaksin dalam rangka pada penurunan kesejahteraan masyarakat dan
menekan penyebaran COVID-19 atau bahkan sedikitnya penyediaan lapangan kerja. Indonesia
menghentikannya. Beberapa saat terakhir telah juga tak bisa lepas dari permasalahan ini.
tiba vaksin produksi negara sahabat di Indonesia.
Indonesia sebenarnya telah melakukan proses Dari kondisi tersebut, terlihat begitu
penelitian vaksin sendiri namun perkiraan vaksin pentingnya inovasi dan invensi dalam kemajuan
suatu bangsa. Sesungguhnya, bangsa Indonesia perguruan tinggi dan lembaga litbang, Peraturan
telah menyadari bahwa dalam pembangunan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2005 (PP No.
ilmu pengetahuan dan teknologi diperlukan 20/2005) tentang Alih Teknologi Kekayaan
penguasaan, pemanfaatan, dan pemajuan untuk Intelektual Serta Hasil Kegiatan Penelitian
memperkuat posisi daya saing Indonesia dalam dan Pengembangan oleh Perguruan Tinggi dan
kehidupan global (Undang-Undang Nomor 11 Lembaga Penelitian dan Pengembangan telah
Tahun 2019 (UU No. 11/2019) tentang Sistem mengatur bahwa kepemilikan atas Hak Kekayaan
Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Intelektual (HKI) serta hasil kegiatan litbang
Penjelasan). Namun demikian, kenyataannya yang dibiayai oleh Pemerintah, Pemerintah
pembangunan ilmu pengetahuan di Indonesia Daerah atau yang sebagian dibiayai oleh pihak
masih belum optimal. Hal ini bisa dilihat dari data lain, dimiliki oleh negara dan lembaga lain
Global Innovation Index (GII). Indonesia masih secara bersama-sama. Selanjutnya, mekanisme
berada di urutan ke-85 dari 131 pada GII 2020. yang dapat dilakukan dalam alih teknologi HKI
Ranking Indonesia tidak berubah sejak 2018. dan hasil kegiatan litbang dengan cara lisensi,
Meskipun nilai GII Indonesia masih dianggap kerjasama, pelayanan jasa ilmu pengetahuan
sesuai dengan tingkat perkembangannya, namun dan teknologi dan publikasi. Atas dasar lisensi
kinerja inovasi Indonesia berada di bawah rata- terhadap HKI, Pemerintah mendapatkan royalti.
rata negara ASEAN. Negara lain memiliki Royalti atas HKI merupakan PNBP (PP No.
kinerja yang jauh lebih baik melampaui tingkat 20/2005, Pasal 5 dan Pasal 20).
perkembangannya yaitu: Vietnam (42), Thailand
(44), Filipina (50). Indonesia perlu mengejar Dalam rangka mendorong minat
ketertinggalannya dalam inovasi sehingga dapat kalangan perguruan tinggi dan lembaga
mencerminkan potensi inovasi sesungguhnya litbang untuk mengembangkan potensinya di
(Anita Iskandar, 2020, dikutip dari GII 2020). bidang pemanfaatan ilmu pengetahuan dan
teknologi, telah diatur penggunaan pendapatan
Inovasi dan invensi harus dilakukan oleh yang diperoleh dari alih teknologi HKI
seluruh anak bangsa. Pemerintah dalam hal ini serta hasil kegiatan litbang oleh perguruan
telah merumuskan sistem pengelolaan inovasi tinggi dan lembaga litbang. Perguruan tinggi
dan alih teknologinya dalam UU No. 11/2019. dan lembaga litbang berhak menggunakan
Pemerintah telah berusaha menciptakan tatanan pendapatan yang diperolehnya dari hasil alih
regulasi dan tatanan budaya yang merangsang teknologi HKI serta hasil kegiatan litbang untuk
para inovator dalam menghasilkan invensi dan mengembangkan diri. Pendapatan tersebut
memungkinkan terlaksananya alih teknologi dapat langsung digunakan untuk meningkatkan
kekayaan intelektual. Di sisi Pemerintah anggaran litbang yang diperlukan untuk
sendiri juga memiliki unit-unit yang dapat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan
menghasilkan inovasi, yaitu lembaga penelitian mengembangkan invensi; memberikan insentif
dan pengembangan (litbang) dan perguruan yang diperlukan untuk meningkatkan motivasi
tinggi. Selain itu, untuk mendorong inovasi dan kemampuan invensi di lingkungannya;
yang bermutu, Pemerintah juga telah membuat memperkuat kemampuan pengelolaan dan alih
pengaturan mengenai kepemilikan terhadap teknologi HKI serta hasil kegiatan litbang;
kekayaan intelektual dan mekanisme alih melakukan investasi untuk memperkuat
teknologi dari kegiatan litbang yang dihasilkan. sumber daya ilmu pengetahuan dan teknologi
Perguruan tinggi dan lembaga litbang juga yang dimiliki; meningkatkan kualitas dan
telah diberi keleluasaan untuk menggunakan memperluas jangkauan alih teknologi HKI serta
pendapatan yang diperolehnya dari hasil hasil kegiatan litbang dan pelayanan jasa ilmu
alih teknologi kekayaan intelektual dan hasil pengetahuan dan teknologi; dan memperluas
kegiatan litbang untuk pengembangan dirinya. jaringan kerja dengan lembaga-lembaga lain
yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan
Dalam rangka alih teknologi kekayaan tanggung jawabnya, baik di dalam maupun luar
intelektual dan hasil kegiatan litbang oleh wilayah Indonesia (PP No. 20/2005, Pasal 38).
Keleluasaan ini dimaksudkan untuk fleksibilitas tahun 2019 sebesar Rp1.065,36 juta dan sampai
perguruan tinggi dan lembaga litbang pemerintah dengan Oktober 2020 sebesar Rp735,79 juta
agar mengoptimalkan sumberdayanya dalam (business intelligence DJA). Realisasi pemberian
rangka menghasilkan inovasi dan invensi imbalan kepada inventor dan pemulia hanya
yang berkualitas dan bermanfaat terhadap berkisar rata-rata 12 persen dari realisasi PNBP
perekonomian. royalt HKI. Jika dibandingkan dengan anggaran
fungsi pendidikan yang telah mencapai lebih
Selanjutnya, dalam rangka mendorong dari Rp150 triliun pada TA 2020, maka angka
inovasi yang bermutu oleh perguruan tinggi pemberian imbalan ini sangatlah kecil. Angka
dan lembaga penelitian dan pengembangan, ini sepertinya juga masih jauh dari gambaran
maka minat peneliti di kalangan ASN perlu keinginan Pemerintah untuk mengembangkan
ditingkatkan. Dalam rangka meningkatkan inovasi dan invensi di Indonesia. Mau tidak
minat peneliti dalam mewujudkan suatu inovasi, mau, dalam rangka menggali inovasi dan
salah satunya cara yang dilakukan adalah invensi, tentunya insentif atau imbalan yang
dengan pemberian insentif berupa imbalan diberikan kepada inventor haruslah sepadan
dari sebagian royalti atas HKI yang telah dengan kerja kerasnya, ini juga membentengi
dilisensikan. Pemberian imbalan dari sebagian dari kemungkinan adanya tawaran yang
royalti atas HKI telah diatur dalam Peraturan menggiurkan dari negara-negara lain. Namun
Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor mengingat pemberian imbalan ada dalam koridor
72/PMK.02/2015 (PMK No. 72/2015) tentang penggunaan dana PNBP, maka pemberian
Imbalan yang Berasal dari Penerimaan Negara imbalan juga tetap harus mempertimbangkan
Bukan Pajak Royalti Paten Kepada Inventor, dan peningkatan kualitas anggaran litbang yang
PMK Nomor 6/PMK.02/2016 (PMK No. 6/2016) diperlukan untuk kemajuan ilmu pengetahuan
tentang Pedoman Pemberian Imbalan yang dan teknologi dan mengembangkan invensi
Berasal dari Royalti Hak Perlindungan Varietas itu sendiri. Hal ini selaras dengan Pasal 53
Tanaman Kepada Pemulia Tanaman dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2020
rangka Penggunaan Sebagian Dana Penerimaan tentang Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan
Negara Bukan Pajak. Imbalan tersebut hanya Pajak.
diberikan kepada inventor atas paten dan kepada
pemulia tanaman atas perlindungan varietas
tanaman. Syarat pemberian imbalan adalah Rekomendasi Kebijakan
untuk HKI yang diatasnamakan milik negara,
telah dilisensikan, mendapatkan royalti yang Dengan melihat pelaksanaan pemberian
disetor ke Kas Negara sebagai PNBP. Pemberian imbalan yang telah dilaksanakan selama ini,
imbalan berdasarkan penyetoran royalti ke Kas banyak sekali ruang perbaikan yang bisa
Negara dan merupakan bagian dari persentase dilakukan semata-mata demi meningkatkan
penggunaan dana PNBP serta dikalikan tarif inovasi dan invensi sebagai gambaran kemajuan
imbalan. Imbalan diberikan maksimal untuk ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia,
5 Paten/Hak PVT dalam setahun dan telah dan selanjutnya akan berkorelasi positif terhadap
dicantumkan pagunya dalam RKAKL/DIPA perekonomian ke depannya. Sampai dengan
dan mekanisme pembayaran sesuai ketentuan saat ini imbalan yang telah diberikan hanya
yang berlaku (PMK No. 72/2015 dan PMK No. kepada inventor atas paten dan kepada pemulia
6/2016). tanaman atas perlindungan varietas tanaman. Di
Indonesia HKI diklasifikasikan 2 (dua) bagian
PNBP yang dihasilkan dari royalti yaitu: (1) Hak cipta (copyrights); dan (2) Hak
HKI pada tahun 2018 sebesar Rp5,52 miliar, Kekayaan Industri (Industrial Property Rights).
tahun 2019 meningkat menjadi Rp9,45 miliar, Lebih lanjut, Hak Kekayaan Industri terdiri
sedangkan sampai dengan Oktober 2020 dari: (a) Paten (Patent); (b) Merek (trademark);
hanya sebesar Rp3,57 miliar. Adapun realisasi (c) Desain industri (industrial designs);
pembayaran imbalan kepada inventor dan (d) Desain tata letak sirkuit terpadu (integrated
pemulia pada tahun 2018 sebesar Rp220,41 juta, circuits); (e) Rahasia dagang (trade secret),
S
udah hampir sembilan bulan negara kita negara dan benua, membawa konsekuensi adanya
berjibaku menghadapi pandemi Corona pembatasan aktivitas sosial dan ekonomi di
Virus Disease 2019 (COVID-19). Sejak masyarakat. Pembatasan ini kemudian memaksa
pertama kali kasus Corona masuk ke Indonesia adanya penyesuaian pola kerja, bahkan dapat
pada awal Maret yang lalu, tidak pernah menyebabkan berhentinya aktivitas ekonomi
terbayangkan bahwa penyakit ini akan menjadi yang menyerap tenaga kerja di berbagai sektor,
pandemi global bahkan dengan periode yang tak terkecuali sektor informal. Alhasil, banyak
cukup lama. Banyak yang menjadi “korban” dari sektor dan pelaku ekonomi yang terdampak,
penyakit ini, karena tidak hanya menjadi masalah seperti pengusaha, karyawan, pedagang, buruh,
kesehatan semata, tetapi juga menimbulkan bankir, dan banyak lainnya. Roda ekonomi
permasalahan pada aspek ekonomi dan sosial. melambat, pendapatan masyarakat terkoreksi
Penambahan kasus positif yang selalu terjadi tajam, investasi terhambat, ekspor-impor
setiap hari, memaksa kita untuk melakukan terkontraksi, dan pada akhirnya membuat
penyesuaian-penyesuaian sebagai bentuk pertumbuhan ekonomi menurun tajam. Bahkan
adaptasi dengan kondisi baru, atau lebih dikenal memaksa Indonesia mengalami resesi setelah dua
dengan istilah kenormalan baru (new normal). kuartal berturut-turut mencatatkan pertumbuhan
negatif, yaitu -5,32 persen pada triwulan II-
Kenyataan bahwa penyakit COVID-19 2020 dan -3,49 persen pada triwulan III-2020.
menyebar dengan sangat cepat bahkan antar
Banyak upaya yang sudah dilakukan oleh Perekomian Indonesia tanggal 30 Maret 2020,
pemerintah untuk mendongkrak sektor ekonomi Bank Indonesia memproyeksikan dampak
dan keuangan khususnya. Antara lain melalui pandemi COVID-19 akan menyebabkan Defisit
paket kebijakan Stimulus Fiskal jilid I hingga Transaksi Berjalan atau Current Account Deficit
jilid III, Insentif Fiskal (berupa insentif pajak, (CAD) sebesar 2,5 persen sampai 3,0 persen
kepabeanan dan cukai) maupun Insentif Non- dari Produk Domestik Bruto (PDB). Atas
Fiskal untuk mendukung ekspor-impor. Tidak dasar itulah kemudian Menteri Perdagangan
hanya itu, pemerintah juga memberikan insentif menyampaikan permohonan penetapan tarif
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) nol Rupiah atas PNBP berupa Jasa Penerbitan
melalui relaksasi dalam berbagai bentuk, seperti: Surat Keterangan Asal (SKA) kepada Menteri
penundaan pembayaran PNBP, pengurangan Keuangan, untuk mendukung upaya akselerasi
sebagian kewajiban PNBP, penghapusan PNBP, ekspor non migas. Harapannya, dengan
serta penetapan tarif PNBP sampai dengan nol kebijakan ini dapat membantu eksportir untuk
Rupiah atau nol persen. Salah satunya melalui mengurangi biaya produksi, serta mendorong
Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 137 kinerja ekspor nasional.
Tahun 2020 tentang Penetapan Tarif Nol Rupiah
atas Jasa Penerbitan Surat Keterangan Asal Dalam Peraturan Pemerintah (PP)
yang Berlaku pada Kementerian Perdagangan Nomor 31 Tahun 2017, tarif atas jenis PNBP
karena Pandemi Corona Virus Disease 2019 dari Jasa Penerbitan SKA adalah sebesar
(COVID-19). Rp25.000,- per set. Sebagai informasi, setiap
komponen yang diekspor memerlukan dokumen
SKA. Untuk satu unit mobil misalnya, terdiri
Pertimbangan Penetapan Tarif Nol Rupiah atas beberapa komponen, maka formulir SKA
Jasa Penerbitan SKA yang dibutuhkan adalah sejumlah komponen
yang terdapat pada mobil tersebut. SKA sendiri
Presiden Joko Widodo dalam rapat kerja merupakan dokumen yang membuktikan bahwa
Kementerian Perdagangan tanggal 4-5 Maret barang ekspor Indonesia telah memenuhi
2020 menyampaikan bahwa guna merespon Ketentuan Asal Barang Indonesia (Rules of
kondisi pelemahan ekonomi global, dibutuhkan Origin of Indonesia). Dokumen ini juga memberi
sejumlah kebijakan untuk memberikan stimulus peluang bagi eksportir untuk mendapatkan
perdagangan. Selain itu, dalam Laporan fasilitas pengurangan atau pembebasan tarif
bea masuk di negara tujuan ekspor. Oleh karena 1. Dalam upaya mengurangi dampak COVID-19
itu, dengan penetapan tarif nol Rupiah SKA, terhadap kegiatan ekspor, jenis PNBP berupa
maka eksportir dapat berhemat pada dua sisi. Jasa Penerbitan SKA dapat ditetapkan sebesar
nol Rupiah.
Atas dasar itulah, serta memperhatikan 2. Tarif nol Rupiah Jasa Penerbitan SKA
bahwa pandemi COVID-19 merupakan kondisi diberikan kepada seluruh eksportir yang
kahar sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan mengajukan permohonan dengan mengisi
Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor formulir dalam sistem e-SKA Kementerian
12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Perdagangan.
Nonalam Penyebaran Corona Virus Disease 3. Pemberian tarif nol Rupiah jasa penerbitan
2019 (COVID-19) sebagai Bencana Nasional, SKA sampai dengan 31 Desember 2020.
maka penetapan tarif nol Rupiah Jasa Penerbitan 4. Penggunaan formulir SKA dengan tarif nol
SKA telah memenuhi ketentuan Pasal 13 UU Rupiah hanya dapat digunakan untuk kegiatan
Nomor 9 Tahun 2018 tentang Penerimaan ekspor sampai dengan 31 Desember 2020.
Negara Bukan Pajak. Pada pasal tersebut diatur 5. Tata cara pembelian dan penggunaan formulir
bahwa dalam hal tertentu, tarif atas jenis PNBP formulir SKA karena pandemi COVID-19
dapat ditetapkan sampai dengan nol Rupiah mengikuti Peraturan Menteri Perdagangan
atau nol persen. Salah satu yang dimaksud tentang Tata Cara Pembayaran Penerimaan
dengan hal tertentu adalah kondisi kahar. Negara atas Penerbitan Surat Keterangan Asal
untuk BarangAsal Indonesia secara Elektronik.
Dengan diterbitkannnya PMK tersebut, maka
Pokok Pengaturan PMK 137 Tahun 2020 eksportir dapat membeli formulir SKA
dengan tarif nol Rupiah, dan Pemerintah Daerah
Pada tanggal 23 September 2020, Menteri sebagai Instansi Penerbit Surat Keterangan
Keuangan telah menetapkan PMK Nomor 137 Asal (IPSKA) memiliki pedoman pemberian
Tahun 2020 tentang Penetapan Tarif Nol Rupiah layanan SKA dengan tarif khusus tersebut.
atas Jasa Penerbitan Surat Keterangan Asal
yang Berlaku pada Kementerian Perdagangan
karena Pandemi Corona Virus Disease 2019
(COVID-19). Beberapa pokok pengaturan
dalam PMK tersebut adalah:
D
alam rangka menjalankan amanat Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2018 tentang PNBP (UU
No. 9/2018), telah ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2020 tentang Pengelolaan
PNBP (PP No. 58/2020) serta Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2020 tentang Tata Cara
Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan, Keringanan, dan Pengembalian PNBP (PP No. 59/2020).
Kedua PP ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi Wajib Bayar, Instansi Pengelola PNBP, Mitra
Instansi Pengelola PNBP, Menteri Keuangan, dan Instansi Pemeriksa PNBP terkait pengaturan
pelaksanaan PNBP.
Sebagai upaya sosialisasi kebijakan terbaru terkait PNBP, Direktorat Jenderal Anggaran,
khususnya Direktorat PNBP K/L serta Direktorat PNBP SDA dan KND bekerja sama dengan
Politeknik Keuangan Negara (PKN) STAN untuk menyelenggarakan Webinar Pintar Belajar
Manajemen Keuangan (PIJAR MANKEU) melalui aplikasi Zoom Meeting dan disiarkan langsung
melalui akun YouTube PKN STAN. Sebagai satu rangkaian program, webinar yang ditujukan untuk
dosen dan mahasiswa PKN STAN, pejabat/pegawai Kementerian Keuangan, pejabat/pegawai seluruh
Kementerian/Lembaga, dan masyarakat umum ini dilaksanakan dalam 2 tahapan waktu, yaitu tahap
pertama memuat materi penjelasan atas PP No. 58/2020, dan tahap kedua memuat materi penjelasan
atas PP No. 59/2020.
Webinar #PIJAR20: “Era Baru Pengelolaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
PNBP” reformasi di bidang pengelolaan PNBP yang
ditandai dengan terbitnya UU No. 9/2018.
PP No. 58/2020 hadir sebagai solusi PNBP merupakan salah satu pilar penerimaan
atas sejumlah permasalahan dan tantangan dan jika diarahkan dengan tepat akan menjadi
dalam pengelolaan PNBP. Pengaturan terkait sumber penerimaan negara yang luar biasa.
PP No. 58/2020 tentang Pengelolaan PNBP
dijelaskan pada webinar PIJAR MANKEU Selanjutnya, dalam keynote speechnya,
SERI#20 yang diselenggarakan pada hari Wawan Sunarjo selaku Direktur PNBP
Rabu, 25 November 2020 pukul 13.00 WIB. Kementerian/Lembaga menuturkan bahwa
Acara dibuka oleh MC dan diawali dengan UU No. 9/2018 tentang PNBP sejalan dengan
opening speech oleh Rahmadi Murwanto selaku reformasi di bidang keuangan negara. UU PNBP
Direktur PKN STAN. Rahmadi Murwanto ini merupakan penguatan landasan hukum
menyampaikan bahwa PP No. 58/2020 baik yang disesuaikan dengan UU Keuangan
Negara maupun Amandemen UUD. Selain itu, keberadaan UU PNBP juga ditujukan untuk peningkatan
pelayanan, optimalisasi penerimaan, peningkatan kualitas pengelolaan, serta sebagai implementasi
kebijakan Pemerintah. Dari keseluruhan amanat UU PNBP, dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat)
RPP yaitu RPP tentang Tata Cara Penetapan Tarif atas Jenis PNBP (yang telah ditetapkan menjadi
PP No. 69/2020), RPP tentang Pengelolaan PNBP (yang telah ditetapkan menjadi PP No. 58/2020),
RPP tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan, Keringanan dan Pengembalian
PNBP (yang telah ditetapkan menjadi PP No. 59/2020), serta RPP tentang Tata Cara Pemeriksaan
PNBP. Saat ini, sedang disusun paling tidak 5 (lima) RPMK turunan dari keempat PP tersebut.
Acara dilanjutkan dengan sesi pembahasan yang dipandu oleh moderator dari PKN
STAN, yaitu Muhammad Heru Akhmadi selaku Kaprodi DIII Kebendaharaan Negara. Materi
Pengelolaan PNBP disampaikan oleh Diah Dwi Utami yang merupakan Kepala Subdirektorat
Potensi, Penerimaan, dan Pengawasan Kementerian/Lembaga III. Secara garis besar, disampaikan
bahwa PP No. 58/2020 tentang Pengelolaan PNBP memuat mengenai 4 hal, antara lain:
1. Perencanaan PNBP, yang meliputi penyusunan target dan pagu penggunaan PNBP;
2. Pelaksanaan PNBP mulai dari penentuan PNBP terutang, pemungutan PNBP, hingga penggunaan
PNBP;
3. Pertanggungjawaban PNBP, yang terdiri dari penatausahaan dan pelaporan; dan
4. Pengawasan PNBP, yang dilakukan oleh Instansi Pengelola PNBP dan Menteri Keuangan.
Pemaparan sesi kedua disampaikan oleh Dosen PKN STAN, Acwin Hendra Saputra,
tentang Pengelolaan PNBP sebagai Bagian Integral Manajemen Keuangan Publik. Acwin
menyoroti bahwa pengelolaan PNBP seringkali masih dianggap sebagai pelengkap. Padahal
jika melihat data dan fakta, pengelolaan PNBP saat ini sudah bukan lagi untuk mendukung aspek
penerimaan negara saja, tapi PNBP sudah mampu digunakan sebagai instrumen kebijakan fiskal.
Usai pemaparan materi, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan diskusi
antara peserta webinar dengan narasumber, dan berakhir pada pukul 15.30 WIB.
Selanjutnya, Kurnia Chairi selaku Usai pemaparan materi, sesi tanya jawab
Direktur PNBP SDA dan KND menyampaikan dan diskusi dilakukan antara peserta webinar
keynote speech bahwa saat ini upaya untuk dengan narasumber. Antusiasme peserta
mengoptimalkan dan mereformasi PNBP terus tercermin dalam penyampaian pendapat dan
dilakukan. Sudah ada 3 Peraturan Pemerintah pertanyaan tentang keringanan, keberatan, dan
yang diterbitkan, yaitu PP No. 58/2020, PP No. pengembalian PNBP. Webinar berakhirnya pada
59/2020, dan PP No. 69/2020. Tema webinar pukul 11.10 WIB. Harapan di masa mendatang
kali ini adalah tentang bagaimana keadilan agar pengelolaan PNBP bukan saja menjadi
bagi Wajib Bayar bisa dilaksanakan melalui rezim dari penerimaan negara, tapi juga menjadi
konsep yang ada di PP No. 59/2020. Dalam bagian dari pola pengambilan kebijakan dan
mewujudkan fairness pengelolaan PNBP instrumen fiskal yang mampu berbicara banyak
sebenarnya tidak hanya melalui PP No. 59/2020, bagi pengelolaan APBN Indonesia. (*)
Serangkaian Acara Webinar #PIJAR22: “PP 59/2020, Perwujudan Keadilan Bagi Wajib Bayar”