Anda di halaman 1dari 46

SALAM REDAKSI

Memasuki triwulan keempat tahun 2020, 2 (dua) dari Penanggung Jawab:


4 (empat) seri Peraturan Pemerintah turunan Undang-Undang Kurnia Chairi
Nomor 9 Tahun 2020 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak Wawan Sunarjo
(UU PNBP) telah berhasil ditetapkan. Keduanya adalah Peraturan
Redaktur:
Pemerintah Nomor 58 Tahun 2020 tentang Pengelolaan PNBP
Anita Iskandar
(PP No. 58/2020) dan Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun
Dyah Kusumawati
2020 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan, Ade Permadi
Keringanan, dan Pengembalian PNBP (PP No. 59/2020). Hal
ini menjadi bukti bahwa pemerintah telah mampu menjaga Editor:
amanat UU PNBP, di mana dalam kurun waktu 3 tahun pasca Fatimah Hani’atu Tasnim
UU PNBP diundangkan, peraturan pelaksanaan dari UU PNBP Endar Dwi Romaniatun
perlu segera ditetapkan. Rama Iswifazrian

Lahirnya PP No. 58/2020 dan PP No. 59/2020 menjadi Penulis Artikel Tetap:
milestones dalam pengelolaan PNBP. Mengingat fungsinya Jack Subarja, Embun, Hari Setiaji,
Cahya Tri Pambudi, Fatkhi Fardian,
selaku “jembatan penghubung” antara UU PNBP dan petunjuk
Yosephin Kharisma Erga,
teknis yang lebih detil yang selanjutnya dituangkan dalam
Anton Rahmanto, Eko Pandu Pranoto
bentuk peraturan menteri, eksistensi kedua PP merupakan Muammar Zia Nasution,
bagian penting dalam mendukung tata kelola dan optimalisasi Tsani Aji Novarima, Rafli,
PNBP. Namun, bagaimana kedua PP mengatur pengelolaan Cahyo Indartomo, Wisnu Kristian Candi,
PNBP? Apa saja perbedaan mendasar antara pengaturan terbaru Elpani Harisma Sembiring,
dibandingkan pengaturan terdahulu? Easy Nashifati, Enrile Parlindungan,
Imam Khadiiqotul Il’mi
Berorientasi pada pemberian edukasi yang komprehensif
mengenai beragam peristiwa dan informasi terkini mengenai Desainer Grafis:
PNBP kepada para stakeholders, Buletin Inti PNBP Edisi 3 Nabiilah Sri Nur Sya’diyah,
Masha Andante Heikal
Tahun 2020 berkesempatan untuk mengawal dan mengulas
peristiwa serta informasi penting terkait terbitnya dua seri
Sekretariat:
pertama PP turunan UU PNBP. Melalui Rubrik Umum, Dini Justika Istiqawaty, Faizal Dwi Aulia
pembaca dapat berkenalan lebih jauh dengan pengaturan yang
terdapat pada PP No. 58/2020 dan PP No. 59/2020. Selanjutnya, Alamat Redaksi:
Rubrik Tematik dan Rubrik Perca (PNBP dalam Acara) hadir Gedung Sutikno Slamet
melengkapi wawasan pembaca dengan informasi terbaru Lantai 18
seputar pengelolaan PNBP dan liputan berbagai acara sosialisasi Jl. Wahidin Raya No. 1,
mengenai implementasi PP No. 58/2020 dan PP No. 59/2020. Jakarta 10710
Semoga informasi yang tersaji dalam Buletin Inti PNBP Edisi 3 Telepon (021)3866117 pst.8009
Tahun 2020 dapat memberikan pencerahan bagi pembaca. Email : pnbpsdaknd@kemenkeu.go.id
pnbpkl.dja@kemenkeu.go.id

Pandangan, gagasan, atau ide yang termuat


dalam Buletin ini bukanlah representasi
dari pikiran atau kebijakan Dit. PNBP SDA
dan KND dan Dit. PNBP K/L, melainkan
sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.

 2 | BULETIN INTI PNBP, Edisi 3, Desember 2020


DAFTAR ISI

SALAM REDAKSI 2
DAFTAR ISI 3
RUBRIK UMUM 4
Perencanaan PNBP 4
Sistem Pertahanan Pengelolaan PNBP 8
Pertanggungjawaban PNBP 13
KEBERATAN PNBP: 18
Upaya Pemerintah Memberi Kepastian Hukum Bagi Wajib Bayar

Keringanan PNBP 23

RUBRIK TEMATIK 28
Mencermati Amanat UU No. 9/2018 pada PP No. 58/2020 28

Pelaporan PNBP via SSD PNBP 32

PNBP Royalti HKI - Agen Inovasi? 35


Sebuah Landasan Berpikir tentang Dampak Imbalan yang Berasal dari PNBP Royalti HKI

RUBRIK PERCA
(PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DALAM ACARA)
39
Tarif 0 Rupiah Jasa Penerbitan SKA, Wujud Relaksasi PNBP di Masa 39
Pandemi COVID-19

Webinar PIJAR MANKEU Sebagai Upaya Sosialisasi 44


Kebijakan Terbaru Terkait PNBP

BULETIN INTI PNBP, Edisi 3, Desember 2020 |  3


RUBRIK UMUM

Perencanaan
PNBP
Teks:
Enrile Parlindungan Priya Wardhana
Gambar: Pexels.com

APBN sebagai Suatu Rencana Keuangan yang diperkirakan memiliki deviasi rendah

A
terhadap realisasinya. Untuk itu, diperlukan
PBN sebagai suatu rencana keuangan, penyusunan Rencana PNBP yang dilakukan
mengandung arti bahwa pemerintah secara realistis dan optimal. Di samping itu,
mempunyai perencanaan terhadap kepatuhan dari Instansi Pengelola PNBP untuk
pengeluaran dan penerimaan untuk membiayai menyampaikan Rencana PNBP juga berperan
kepentingan negara atau pengelolaan penting untuk mendukung Kementerian
pemerintahan. Dalam merencanakan Keuangan selaku pengelola fiskal dalam
pengeluaran tersebut akan dibarengi dengan melakukan penyusunan rancangan APBN.
perencanaan perkiraan pendapatan yang dapat
dihimpun. Selanjutnya, guna memberikan pedoman
baik bagi Instansi Pengelola PNBP untuk
Dalam APBN, PNBP merupakan menyusun dan menyampaikan Rencana PNBP
penyumbang pendapatan negara terbesar kedua maupun bagi Menteri Keuangan untuk menelaah
setelah pendapatan perpajakan. Dalam kurun dan menetapkan Rencana PNBP dalam rangka
waktu sepuluh tahun terakhir, kontribusi PNBP penyusunan rancangan APBN atau Perubahan
terhadap APBN berkisar 25 persen dari total APBN, pada tanggal 8 Oktober 2020 Presiden
penerimaan negara. Dengan nilai kontribusi RI telah menetapkan Peraturan Pemerintah
yang semakin signifikan, dipandang perlu Nomor 58 Tahun 2020 tentang Pengelolaan
adanya regulasi untuk menjaga akurasi rencana PNBP (PP No. 58/2020), yang salah satu pokok
penerimaan negara yang akan ditetapkan dalam pengaturannya adalah mengenai perencanaan
APBN. Di samping itu, sejalan dengan proses PNBP. Sesuai Pasal 6 PP No. 58/2020,
penyusunan APBN, Rencana PNBP juga harus perencanaan PNBP meliputi:
disusun secara cermat dan tertib. a. penyusunan dan penyampaian Rencana PNBP
oleh Instansi Pengelola PNBP; dan
Tantangan utama dalam perencanaan b.penelaahan dan penetapan atas Rencana PNBP
PNBP adalah menentukan besaran target PNBP oleh Menteri.

 4 | BULETIN INTI PNBP, Edisi 3, Desember 2020


RUBRIK UMUM

Penyusunan dan Penyampaian Rencana 2) Optimal, prinsip ini artinya Rencana


PNBP oleh Instansi Pengelola PNBP PNBP sekurang-kurangnya disusun dengan
mempertimbangkan jumlah PNBP yang paling
Rencana PNBP yang disusun oleh baik yang bisa dicapai dalam suatu kondisi
setiap Instansi Pengelola PNBP dilakukan tertentu dengan pertimbangan antara lain jenis
melalui pendekatan bottom up, yaitu dimulai dan tarif PNBP pada K/L yang bersangkutan
dari satker pengelola PNBP untuk kemudian dan kapabilitas sumber daya yang dimiliki oleh
dikonsolidasikan pada tingkat Kementerian/ Instansi Pengelola PNBP.
Lembaga (K/L) untuk selanjutnya disampaikan 3) Sesuai dengan ketentuan perundang-
kepada Menteri Keuangan. Pendekatan undangan, prinsip ini dapat diartikan Rencana
penyusunan ini dilakukan dengan pertimbangan PNBP disusun mengikuti ketentuan APBN,
bahwa satker tersebutlah yang paling memahami termasuk memperhatikan rencana jangka
potensi dan kondisi riil atas pelayanannya pendek dan jangka menengah.
yang akan menghasilkan PNBP. Penyusunan
Rencana PNBP dilakukan dengan mengikuti Selanjutnya terkait penyampaian
siklus penyusunan rancangan APBN dan/ Rencana PNBP, Pasal 8 PP No. 58/2020
atau rancangan APBN Perubahan. Seluruh menetapkan bahwa Rencana PNBP yang telah
Instansi Pengelola PNBP wajib menyampaikan disusun oleh Instansi Pengelola PNBP untuk
Rencana PNBP dalam bentuk target PNBP tahun yang direncanakan dan perkiraan maju
mengingat pada seluruh K/L pasti memiliki rencana PNBP untuk 3 tahun anggaran ke depan
realisasi PNBP, khususnya PNBP yang berasal untuk menilai keberlanjutan dari rencana PNBP
dari pengelolaan BMN dan hak negara lainnya, wajib disampaikan kepada Menteri Keuangan
seperti penerimaan dari pengembalian belanja pada bulan Januari.
TAYL, meskipun K/L tersebut tidak memiliki
dasar hukum pemungutan jenis dan tarif
PNBP. Apabila suatu Instansi Pengelola PNBP Penelaahan dan Penetapan atas Rencana
sudah memiliki persetujuan penggunaan dana PNBP oleh Menteri
PNBP, maka Instansi Pengelola PNBP tersebut
juga harus menyampaikan target dan pagu Kementerian Keuangan melakukan
penggunaan PNBP. penelaahan atas Rencana PNBP baik atas target
PNBP maupun pagu penggunaan dana PNBP
Dalam regulasi ini juga diatur prinsip untuk menilai apakah Rencana PNBP yang
yang harus dipedomani oleh Instansi Pengelola disampaikan Instansi Pengelola PNBP telah
PNBP dalam menyusun Rencana PNBP. Pada memenuhi prinsip realistis, optimal dan sesuai
dasarnya, semakin tinggi akurasi perencanaan ketentuan perundang-undangan. Selanjutnya,
dibandingkan dengan realisasinya akan semakin hasil penelaahan atas Rencana PNBP akan
baik. Oleh karena itu, Rencana PNBP disusun ditetapkan dan digunakan untuk menyusun
secara: kapasitas fiskal pada bulan Februari.
1) Realistis, prinsip ini artinya Rencana
PNBP disusun sekurang-kurangnya dengan Sesuai Pasal 9 PP No. 58 tahun 2020,
mempertimbangkan trend realisasi penerimaan Rencana PNBP yang telah ditetapkan Menteri
beberapa tahun terakhir (data historis), data Keuangan akan digunakan sebagai bahan
potensi PNBP di antaranya berdasarkan data pembicaraan pendahuluan dari rancangan APBN
piutang PNBP yang memungkinkan untuk antara Pemerintah dengan Dewan Perwakilan
dapat ditagih di tahun yang berkenaan dan hasil Rakyat. Dalam proses ini, Rencana PNBP
pengawasan pengelolaan PNBP yang dilakukan dimungkinkan untuk dilakukan penyesuaian
oleh Aparat Pengawas Instansi Pemerintah dan dengan perubahan asumsi makro dan perubahan
oleh Menteri Keuangan, asumsi makro ekonomi kebijakan Pemerintah. Terhadap perubahan
yang digunakan untuk penyusunan rancangan Rencana PNBP dimaksud, Instansi Pengelola
APBN tahun yang direncanakan, serta informasi PNBP menyampaikan penyesuaian kepada
terkait lainnya. Menteri Keuangan paling lambat pada bulan

BULETIN INTI PNBP, Edisi 3, Desember 2020 |  5


RUBRIK UMUM
Gambar: Unsplash.com

Juni untuk dilakukan penelaahan kembali dalam penetapan APBNP kurang lebih sama dengan
rangka menilai kesesuaian Rencana PNBP penyusunan Rencana PNBP dalam rangka
dengan parameter yang mengalami perubahan. APBN.

Dalam rangka penyusunan rancangan Untuk mengantisipasi tidak


Undang-Undang APBN, pada bulan Juli Menteri disampaikannya Rencana PNBP, penyesuaian
Keuangan menetapkan Rencana PNBP yang Rencana PNBP, maupun pemutakhiran Rencana
akan dibahas antara Pemerintah dan Dewan PNBP oleh Instansi Pengelola PNBP sesuai
Perwakilan Rakyat. Dalam tahapan ini, Rencana jangka waktu yang telah ditetapkan, Pasal 12
PNBP masih dimungkinkan mengalami dan Pasal 13 PP No. 58/2020 mengatur bahwa
peningkatan akibat optimalisasi yang dilakukan Menteri Keuangan diberi kewenangan untuk
oleh DPR, sehingga Instansi Pengelola PNBP menyusun dan menetapkan Rencana PNBP
perlu melakukan pemutakhiran Rencana PNBP dalam rangka penyusunan rancangan APBN dan
sesuai hasil kesepakatan antara Pemerintah rancangan perubahan APBN.
dengan DPR. Rencana PNBP yang telah
dimutakhirkan tersebut disampaikan kepada Pengaturan pengelolaan PNBP
Menteri Keuangan untuk digunakan dalam khususnya terkait perencanaan PNBP dalam PP
menyusun rincian pendapatan dalam Peraturan No. 58/2020 diharapkan akan menjadi pedoman
Presiden tentang rincian APBN paling lambat 1 bagi Instansi Pengelola PNBP dalam rangka
minggu setelah APBN ditetapkan. penyusunan rencana PNBP yang realistis,
optimal dan sesuai ketentuan perundangan
Selanjutnya dalam hal terjadi Perubahan termasuk memberikan jawaban atas
atas APBN tahun yang berkenaan, Pasal 11 permasalahan dan tantangan dalam perencanaan
PP No. 58/2020 juga mengatur mekanisme PNBP. (*)
penyusunan, penelaahan dan penetapan Rencana
PNBP sesuai dengan siklus dan mekanisme

 6 | BULETIN INTI PNBP, Edisi 3, Desember 2020


RUBRIK UMUM

Gambar: Tim Redaksi

Sistem Pertahanan
Pengelolaan PNBP
Teks: Diananto Krisnandono

D
alam Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2018 (UU No. 9/2018) tentang
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), permasalahan dan tantangan yang dihadapi
dalam pengelolaan PNBP antara lain adalah adanya pungutan tanpa dasar hukum, terlambat/
tidak disetor ke Kas Negara, penggunaan langsung PNBP, dan PNBP dikelola di luar mekanisme
APBN. Permasalahan dan tantangan tersebut tercermin dalam temuan terkait pengelolaan
PNBP pada Laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat.

Rekapitulasi Temuan BPK RI Terkait Pengelolaan PNBP


(Diolah dari: Laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2015 – 2019)

Berdasarkan data di atas, terdapat temuan (PP No. 58/2020) tentang Pengelolaan PNBP,
BPK RI yang berulang setiap tahunnya, dengan Pemerintah telah melakukan penyempurnaan
jumlah K/L yang tidak sedikit setiap tahunnya. regulasi dalam pengelolaan PNBP. Secara
Rincian temuan terkait pengelolaan PNBP garis besar, ruang lingkup pengelolaan
K/L belum sesuai ketentuan yaitu meliputi: PNBP dalam PP No. 58/2020 meliputi
(1) PNBP kurang pungut, (2) PNBP empat aspek, yaitu: (1) perencanaan PNBP,
belum/tidak dipungut, (3) pungutan belum (2) pelaksanaan PNBP, (3) pertanggungjawaban
memiliki dasar hukum dan digunakan langsung, PNBP, dan (4) pengawasan PNBP.
(4) pungutan telah memiliki dasar hukum namun
digunakan langsung, (5) pungutan melebihi tarif Aspek pelaksanaan PNBP meliputi:
PP dan digunakan langsung untuk operasional, (1) penentuan PNBP terutang, (2) pemungutan
(6) kekurangan pembayaran PNBP, (7) potensi PNBP, (3) pembayaran dan penyetoran
kekurangan dan kehilangan penerimaan, PNBP, (4) pengelolaan piutang PNBP,
dan (8) permasalahan PNBP lainnya. (5) penetapan dan penagihan PNBP
terutang, dan (6) penggunaan dana PNBP.
Dengan terbitnya UU No. 9/2018 Aspek pertanggungjawaban PNBP
beserta peraturan turunannya, antara lain meliputi: (1) penatausahaan PNBP dan
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2020 (2) pelaporan dan pertanggungjawaban PNBP.

 8 | BULETIN INTI PNBP, Edisi 3, Desember 2020


RUBRIK UMUM

Luasnya ruang lingkup pengelolaan laporan monitoring dan verifikasi tersebut


PNBP membutuhkan suatu sistem dapat diidentifikasi ketepatan waktu dalam
pertahanan untuk mencegah, menangkal, pelaksanaan pembayaran dan penyetoran PNBP.
dan mengatasi permasalahan atau tantangan
dalam implementasinya. Berdasarkan UU
No. 9/2018 dan PP No. 58/2020, terdapat 2. Monitoring pelaksanaan PNBP
empat lini pertahanan yang membentuk
suatu sistem pertahanan pengelolaan PNBP. Lini pertahanan kedua dalam sistem
pertahanan pengelolaan PNBP adalah monitoring
pelaksanaan PNBP. Berdasarkan Pasal 58 PP
1. Monitoring dan verifikasi terhadap No. 58 Tahun 2020, Instansi Pengelola PNBP
pembayaran dan penyetoran PNBP dan Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal
sesuai dengan tugas dan kewenangannya
Lini pertahanan pertama dalam melakukan monitoring secara periodik atas
sistem pertahanan pengelolaan PNBP adalah pelaksanaan PNBP tahun anggaran berjalan.
monitoring dan verifikasi terhadap pembayaran Kegiatan ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu:
dan penyetoran PNBP. Berdasarkan Pasal 26 (1) tahap monitoring pelaksanaan PNBP oleh
sampai dengan Pasal 29 PP No. 58/2020, Instansi Instansi Pengelola PNBP yang dilakukan
Pengelola PNBP dan Mitra Instansi Pengelola secara berjenjang, dan (2) tahap monitoring
PNBP memiliki kewajiban untuk melaksanakan pelaksanaan PNBP oleh Kementerian Keuangan.
monitoring dan verifikasi terhadap pembayaran Cakupan monitoring meliputi seluruh aspek
dan penyetoran PNBP. Kegiatan ini dilaksanakan pelaksanaan PNBP yang terdiri dari enam sub-
pada level satuan kerja atau unit pelaksana aspek dari penentuan PNBP terutang sampai
teknis pada Instansi Pengelola PNBP dan Mitra penggunaan dana PNBP sebagaimana telah
Instansi Pengelola PNBP yang melakukan dijabarkan sebelumnya. Hasil dari monitoring
pemungutan PNBP. Fokus utama dalam lini pelaksanaan PNBP ini dapat ditindaklanjuti
pertahanan ini adalah setiap transaksi atau oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
kejadian dalam penghitungan, pemungutan, dan Menteri Keuangan selaku pengelola
pembayaran, dan penyetoran PNBP, baik yang fiskal dengan melakukan pengawasan PNBP.
berkaitan dengan perhitungan jumlah PNBP
Terutang, kesesuaian jumlah pembayaran dan
penyetoran PNBP terutang, waktu pembayaran 3. Pengawasan PNBP
dan penyetoran PNBP, maupun kepatuhan
terhadap ketentuan pengelolaan PNBP. Lini pertahanan ketiga dalam sistem
pertahanan pengelolaan PNBP adalah
Monitoring dilaksanakan terhadap pengawasan PNBP. Berdasarkan Pasal 71
pembayaran dan penyetoran PNBP Terutang sampai dengan Pasal 81 PP No. 58 Tahun 2020,
yang dihitung oleh Instansi Pengelola PNBP pengawasan PNBP dilakukan oleh Instansi
dan PNBP Terutang yang dihitung oleh Mitra Pengelola PNBP dan Menteri Keuangan
Instansi Pengelola PNBP. Sedangkan verifikasi selaku pengelola fiskal. Pengawasan PNBP
dilaksanakan terhadap pembayaran dan dilakukan terhadap pemenuhan kewajiban
penyetoran PNBP Terutang yang dihitung oleh PNBP dan/atau kepatuhan terhadap ketentuan
Wajib Bayar. Output dari tahapan ini adalah peraturan perundang-undangan di bidang PNBP.
laporan monitoring dan verifikasi terhadap
pembayaran dan penyetoran PNBP. Dalam Pengawasan PNBP oleh Instansi
hal terjadi kurang bayar PNBP, maka laporan Pengelola PNBP dilaksanakan oleh Aparat
monitoring dan verifikasi tersebut dijadikan dasar Pengawasan Intern Pemerintah melalui
oleh Instansi Pengelola PNBP dan Mitra Instansi pengawasan intern atas pengelolaan PNBP.
Pengelola PNBP untuk menetapkan PNBP Mekanisme pelaksanaan pengawasan
terutang dan menerbitkan Surat Tagihan PNBP intern tersebut mengacu kepada Peraturan
kepada Wajib Bayar. Selain itu, berdasarkan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2018 tentang

 10 | BULETIN INTI PNBP, Edisi 3, Desember 2020


RUBRIK UMUM

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. pemenuhan kewajiban PNBP berdasarkan


Bentuk pengawasan intern yang dilakukan peraturan perundang-undangan di bidang
oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah PNBP. Pemeriksaan PNBP dilaksanakan oleh
meliputi: (1) audit, (2) reviu, (3) evaluasi, BPKP selaku instansi pemeriksa berdasarkan
(4) pemantauan, dan (5) kegiatan pengawasan permintaan Menteri Keuangan selaku pengelola
lainnya. Output dari kegiatan ini adalah fiskal dan/atau Pimpinan Instansi Pengelola
laporan hasil pengawasan yang disampaikan PNBP. Pemeriksaan PNBP dilakukan terhadap:
kepada Pimpinan Instansi Pengelola PNBP (1) Wajib Bayar yang menghitung sendiri
dan Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal. kewajiban PNBP terutang, (2) Wajib Bayar
yang kewajiban PNBP terutang dihitung oleh
Pengawasan PNBP oleh Menteri Instansi Pengelola PNBP, (3) Wajib Bayar yang
Keuangan selaku pengelola fiskal dilaksanakan kewajiban PNBP terutang dihitung oleh Mitra
oleh unit yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan, Instansi Pengelola PNBP, (4) Instansi Pengelola
yaitu Direktorat Jenderal Anggaran. Pengawasan PNBP, dan (5) Mitra Instansi Pengelola PNBP.
PNBP dilaksanakan terhadap Instansi
Pengelola PNBP dalam rangka meningkatkan Output dari kegiatan ini adalah
kualitas perencanaan, pelaksanaan, dan laporan hasil pemeriksaan PNBP yang
pertanggungjawaban PNBP. Bentuk disampaikan kepada Menteri Keuangan
pengawasan PNBP meliputi: (1) verifikasi, selaku pengelola fiskal dan/atau Pimpinan
(2) penilaian, dan (3) evaluasi. Output dari Instansi Pengelola PNBP. Berdasarkan laporan
kegiatan ini adalah laporan hasil pengawasan hasil pemeriksaan PNBP tersebut, Instansi
yang disampaikan kepada Menteri Keuangan Pengelola PNBP dapat menerbitkan: (1) Surat
dan Pimpinan Instansi Pengelola PNBP. Hasil Ketetapan PNBP Kurang Bayar dan Surat
dari pengawasan PNBP ini dapat ditindaklanjuti Tagihan PNBP, (2) Surat Ketetapan PNBP
oleh Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal Lebih Bayar dan Surat Pemberitahuan, dan
dan Pimpinan Instansi Pengelola PNBP untuk (3) Surat Ketetapan PNBP Nihil dan Surat
meminta pemeriksaan PNBP kepada instansi Pemberitahuan, kepada Wajib Bayar terkait.
pemeriksa. Selain itu, Menteri Keuangan selaku
pengelola fiskal, berdasarkan laporan hasil Sistem pertahanan pengelolaan PNBP
pengawasan, dapat memberikan penghargaan yang dirancang dalam UU No. 9/2018 beserta
atau sanksi kepada Instansi Pengelola PNBP peraturan turunannya, antara lain PP No. 58
berdasarkan kinerja pengelolaan PNBP yang Tahun 2020, diharapkan dapat mengatasi
dilaksanakan oleh Instansi Pengelola PNBP. temuan-temuan berulang terkait pengelolaan
PNBP. Tujuan akhirnya adalah terwujudnya
pelayanan Pemerintah yang bersih, profesional,
4. Pemeriksaan PNBP transparan, dan akuntabel, untuk mendukung
tata kelola pemerintahan yang baik serta
Lini pertahanan terakhir dalam peningkatan pelayanan kepada masyarakat. (*)
sistem pertahanan pengelolaan PNBP adalah
pemeriksaan PNBP. Berdasarkan Pasal 47
sampai dengan Pasal 57 UU No. 9/2018, diatur
hal-hal yang berkaitan dengan pemeriksaan
PNBP, meliputi dasar pemeriksaan PNBP,
ruang lingkup pemeriksaan PNBP, pelaksanaan
pemeriksaan PNBP, dan hasil pemeriksaan PNBP.

Berdasarkan Pasal 1 angka 23 UU No.


9/2018, pemeriksaan PNBP adalah kegiatan
untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data,
dan/atau keterangan lain serta kegiatan lainnya
dalam rangka pengawasan atas kepatuhan

BULETIN INTI PNBP, Edisi 3, Desember 2020 |  11


RUBRIK UMUM

Pertanggungjawaban
PNBP
Teks: Ibnu Hasim

Gambar: Unsplash.com

P
ada tanggal 8 Oktober 2020, Presiden Jokowi telah menetapkan 2 (dua) peraturan pemerintah
(PP) sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2018 (UU No. 9/2018) tentang
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Kedua PP yang ditetapkan adalah Peraturan
Pemerintah Nomor 58 Tahun 2020 (PP No. 58/2020) tentang Pengelolaan PNBP dan Peraturan
Pemerintah Nomor 59 Tahun 2020 (PP No. 59/2020) tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian
Keberatan, Keringanan, dan Pengurangan PNBP. Secara umum, PP No. 58/2020 berisi pengaturan
mengenai perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban, dan pengawasan PNBP. Dalam tulisan ini
akan disampaikan konsep pertanggungjawaban PNBP berdasarkan UU No. 9/2018 dan PP No. 58/2020.

Konsep Pertanggungjawaban (principal), kegiatan mengelola sumber daya,


kegiatan pelaporan dan pengungkapan, media
Pertanggungjawaban atau sering dan waktu (periode) pertanggungjawaban.
disebut akuntabilitas sering dipahami sebagai
alat kontrol atas pencapaian hasil pada
pelayanan publik yang disampaikan kepada Pengaturan Pertanggungjawaban PNBP
masyarakat secara terbuka atau transparan.
Definisi pertanggungungjawaban telah banyak Dalam UU No. 9/2018, pengaturan
disampaikan oleh para ahli terutama dalam buku pertanggungjawaban PNBP dinyatakan dalam
literatur maupun jurnal yang berkaitan dengan Pasal 41 sampai Pasal 44, sedangkan dalam PP
akuntansi dan pengawasan publik. Menurut No. 58/2020 diatur dalam Pasal 60 sampai dengan
Mardiasmo (2006), pertanggungjawaban Pasal 70. Ruang lingkup pertanggungjawaban
(accountability) merupakan bentuk kewajiban PNBP berdasarkan subyek atau pelaku, meliputi:
mempertanggungjawabkan keberhasilan atau •• pertanggungjawaban oleh Instansi Pengelola
kegagalan dalam pelaksanaan misi organisasi PNBP;
dan mencapai tujuan serta sasaran yang telah •• pertanggungjawaban oleh Mitra Instansi
ditetapkan sebelumnya, melalui suatu media Pengelola PNBP;
pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara •• pertanggungjawaban oleh Wajib Bayar
periodik. Definisi lain disampaikan Mahmudi yang menghitung sendiri PNBP terutang
(2015) yang menyatakan akuntabilitas sebagai (self assessment).
kewajiban agen (pemerintah) mengelola sumber
daya, melaporkan, serta mengungkapkan Sementara berdasarkan objek/
segala aktivitas dan kegiatan yang berkaitan kegiatan, ruang lingkup pertanggungjawaban
dengan penggunaan sumber daya publik PNBP terdiri dari kegiatan:
kepada pemberi mandat (rakyat). Dari 2 (dua) •• penatausahaan PNBP; dan
definisi di atas dapat disimpulkan bahwa •• pelaporan PNBP.
pertanggungjawaban memiliki beberapa unsur
yaitu adanya agen (pemerintah), pemberi mandat

BULETIN INTI PNBP, Edisi 3, Desember 2020 |  13


RUBRIK UMUM

Penatausahaan PNBP secara berjenjang dari mulai tingkat satuan


kerja sampai dengan tingkat kementerian/
Berdasarkan Pasal 60 dan Pasal 62 PP lembaga sesuai ketentuan yang berlaku.
No. 58/2020, Instansi Pengelola PNBP, Mitra
Instansi Pengelola PNBP, dan Wajib Bayar yang
menghitung sendiri PNBP Terutang mempunyai 2. Penatausahaan PNBP pada Mitra Instansi
kewajiban untuk menatausahakan PNBP. Pengelola PNBP
Secara umum penatausahaan PNBP merupakan
kegiatan administratif baik berupa pencatatan Dalam melaksanakan tugas pengelolaan
maupun pengelolaan dokumen yang terkait PNBP, Instansi Pengelola PNBP dapat dibantu
pengelolaan PNBP yang diselenggarakan dalam oleh Mitra Instansi Pengelola PNBP untuk
wilayah yurisdiksi negara Indonesia. Adapun melaksanakan sebagian tugas Pengelolaan
ruang lingkup penatausahaan PNBP meliputi: PNBP. Mitra Instansi Pengelola PNBP
•• Penatausahaan PNBP pada Instansi yang ditunjuk Instansi Pengelola PNBP
Pengelola PNBP untuk membantu melaksanakan sebagian
•• Penatausahaan PNBP pada Mitra Instansi tugas pengelolaan PNBP wajib melakukan
Pengelola PNBP penatausahaan PNBP sesuai dengan ketentuan
•• Penatausahaan PNBP pada Wajib Bayar peraturan perundang-undangan atau perjanjian/
yang menghitung sendiri PNBP Terutang kontrak dengan Instansi Pengelola PNBP.

Berdasarkan Pasal 62 ayat (2) PP No.
1. Penatausahaan PNBP pada Instansi 58/2020, penatausahaan PNBP yang dilakukan
Pengelola PNBP oleh Mitra Instansi Pengelola PNBP meliputi
pencatatan dan pengelolaan dokumen atas:
Penatausahaan PNBP yang dilakukan a. pemungutan PNBP;
oleh Instansi Pengelola PNBP merupakan b. transaksi penyetoran PNBP;
kegiatan pencatatan transaksi dan pengelolaan c. penetapan PNBP Terutang;
dokumen yang terkait pengelolaan PNBP dalam d. penagihan PNBP Terutang; dan/atau
lingkup Instansi Pengelola PNBP bersangkutan. e. pengelolaan piutang PNBP.
Contoh penatausahaan PNBP yang dilakukan
Instansi Pengelola PNBP di antaranya adalah Mitra Instansi Pengelola PNBP
pencatatan dan pengelolaan dokumen atas merupakan pihak yang ditugaskan/melaksanakan
pemungutan PNBP, transaksi penyetoran sebagian tugas pengelolaan PNBP pada Instansi
PNBP, penetapan PNBP Terutang (termasuk Pengelola PNBP. Oleh karena itu, dalam
penagihan PNBP Terutang), pengelolaan melaksanakan penatausahaan PNBP, Mitra
piutang PNBP, dan penggunaan dana PNBP. Instansi Pengelola PNBP juga berpedoman pada
standar akuntansi dan mekanisme yang berlaku
Karena penatausahaan PNBP pada Instansi Pengelola PNBP. Hal ini dilakukan
merupakan bagian dari penatausahaan APBN agar pelaksanaan pengelolaan PNBP memiliki
yang proses bisnis dan mekanismenya sudah kualitas dan standar yang sama karena pada
diatur dalam sistem akuntansi pemerintahan hakikatnya apa yang dilaksanakan oleh Mitra
dan mekanisme yang berlaku, maka dalam Instansi Pengelola PNBP merupakan kegiatan
melaksanakan penatausahaan PNBP, Instansi yang dilaksanakan oleh Instansi Pengelola PNBP.
Pengelola PNBP juga berpedoman pada standar
akuntansi pemerintahan dan mekanisme
yang berlaku bagi Instansi Pengelola PNBP. 3. Penatausahaan PNBP pada Wajib Bayar
Dalam hal ini yang dimaksud mekanisme yang Menghitung Sendiri Kewajiban
yang berlaku bagi Instansi Pengelola PNBP PNBP Terutang
adalah mekanisme dalam rangka pelaksanaan
perbendaharaan dan anggaran negara termasuk Berdasarkan Pasal 61 ayat (2) PP No.
sistem penatausahaan PNBP yang dilakukan 58/2020, penatausahaan PNBP yang dilakukan

 14 | BULETIN INTI PNBP, Edisi 3, Desember 2020


RUBRIK UMUM

oleh Wajib Bayar yang menghitung sendiri menghitung sendiri PNBP Terutang mengacu
kewajiban PNBP terutang meliputi kegiatan: pada standar akuntansi keuangan dan/atau
a. pencatatan transaksi keuangan yang mekanisme yang berlaku bagi wajib bayar
berkaitan dengan pembayaran PNBP; dan yang menghitung sendiri kewajiban PNBP
b. penyimpanan bukti setor dan dokumen terutang. Selain melakukan pencatatan transaksi
pendukung terkait PNBP. keuangan yang terkait pembayaran PNBP, Wajib
Bayar yang menghitung sendiri PNBP Terutang
Wajib Bayar yang menghitung sendiri juga memiliki kewajiban untuk melakukan
PNBP terutang mencatat transaksi keuangan penyimpanan dokumen yang menjadi dasar
yang terkait dengan PNBP dalam bahasa penatausahaan PNBP selama 10 (sepuluh)
Indonesia dengan menggunakan satuan tahun sesuai ketentuan perundang-undangan
mata uang Rupiah atau dalam bahasa asing yang mengatur penyimpanan bukti setor dan
dengan menggunakan satuan mata uang dokumen pendukung terkait PNBP. Dalam
asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan. hal Wajib Bayar yang menghitung sendiri
PNBP terutang tidak memenuhi kewajiban
Dalam melaksanakan pencatatan penatusahaan sebagaimana disebutkan di atas,
transaksi keuangan yang berkaitan dengan dikenai sanksi administratif berupa denda
kewajiban pembayaran PNBP, Wajib Bayar yang sebesar Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).

Gambar: Pexels.com

Pelaporan PNBP
Selanjutnya Pasal 67 ayat (1) PP
Pasal 42 ayat (1) UU No. 9/2018 No. 58/2020 diamanatkan bahwa dalam
mengamanatkan bahwa dalam rangka rangka pertanggungjawaban Pengelolaan
pertanggungjawaban PNBP, Wajib Bayar PNBP sebagai bagian dalam pelaksanaan
yang menghitung sendiri PNBP Terutang APBN, Pimpinan Mitra Instansi Pengelola
wajib menyampaikan laporan realisasi PNBP PNBP wajib menyampaikan laporan
dan laporan PNBP Terutang kepada Instansi realisasi PNBP dan laporan PNBP Terutang
Pengelola PNBP. Sementara dalam Pasal 43 kepada Pimpinan Instansi Pengelola PNBP.
ayat (1) juga dinyatakan kewajiban Instansi
Pengelola PNBP untuk menyampaikan
laporan realisasi penerimaan dan penggunaan
dana PNBP dalam lingkungan Instansi
Pengelola PNBP.

BULETIN INTI PNBP, Edisi 3, Desember 2020 |  15
RUBRIK UMUM

1. Pelaporan PNBP pada Instansi Pengelola Terutang dan bukti penyetoran PNBP terkait.
PNBP
3. Pelaporan PNBP pada Wajib Bayar yang
Dalam rangka pertanggungjawaban Menghitung Sendiri Kewajiban PNBP
pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja Terutang
negara, Instansi Pengelola PNBP wajib
menyampaikan laporan realisasi penerimaan Berdasarkan Pasal 63 ayat (1) PP No.
dan penggunaan dana PNBP dalam lingkungan 58/2020 dinyatakan bahwa dalam melaksanakan
Instansi Pengelola PNBP yang bersangkutan pertanggungjawaban PNBP, Wajib Bayar yang
kepada Menteri Keuangan setiap semester. menghitung sendiri PNBP terutang wajib
Laporan realisasi penerimaan dan penggunaan menyampaikan laporan realisasi PNBP dan
dana PNBP paling sedikit memuat jenis, laporan PNBP terutang kepada Pimpinan Instansi
periode, jumlah PNBP, dan jumlah penggunaan Pengelola PNBP. Laporan realisasi PNBP dan
dana PNBP beserta data dukung terkait PNBP terutang paling sedikit memuat jenis,
realisasi PNBP dimaksud. Penyampaian periode, realisasi/jumlah pembayaran PNBP, dan
laporan realisasi penerimaan dan penggunaan jumlah PNBP terutang. Laporan realisasi PNBP
dana PNBP dilakukan paling lambat 1 (satu) dan PNBP Terutang disusun secara periodik
bulan setelah periode laporan berakhir. setiap semester dan disampaikan paling lambat
20 (dua puluh) hari setelah periode laporan
Berdasarkan Pasal 30 ayat (2) dan ayat berakhir. Penyampaian laporan PNBP dimaksud
(3) PP No. 58/2020, selain menyampaikan dilengkapi dengan data dukung terkait, misalnya
laporan realisasi penerimaan dan penggunaan berupa dasar perhitungan PNBP Terutang dan
dana PNBP, Instansi Pengelola PNBP juga bukti penyetoran PNBP terkait. Dalam hal
berkewajiban menyusun laporan pencatatan Wajib Bayar yang menghitung sendiri PNBP
piutang PNBP dan menyampaikannya terutang yang tidak menyampaikan laporan
kepada Menteri Keuangan secara periodik. realisasi PNBP dan laporan PNBP Terutang
Penyampaian laporan pencatatan piutang sampai dengan batas waktu yang ditentukan,
PNBP dapat dilaksanakan bersamaan dikenai sanksi administratif berupa denda
dengan penyampaian laporan realisasi sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah).
penerimaan dan penggunaan dana PNBP.
4. Penggunaan Sistem Informasi dalam
2. Pelaporan PNBP pada Mitra Instansi Pelaporan PNBP
Pengelola PNBP
Berdasarkan Pasal 69 PP No. 58/2020,
Berdasarkan Pasal 67 ayat (1) PP No. dalam rangka memberikan kemudahan dan
58/2020 dinyatakan bahwa dalam rangka efektivitas penyusunan dan penyampaian laporan
pertanggungjawaban Pengelolaan PNBP PNBP baik pada Instansi Pengelola PNBP, Mitra
sebagai bagian dalam pelaksanaan APBN, Instansi Pengelola PNBP, dan Wajib Bayar
Pimpinan Mitra Instansi Pengelola PNBP yang menghitung sendiri kewajiban PNBP
wajib menyampaikan laporan realisasi PNBP terutang, pelaporan PNBP dapat dilaksanakan
dan laporan PNBP terutang kepada Pimpinan menggunakan sistem informasi. Pengembangan
Instansi Pengelola PNBP. Laporan realisasi sistem informasi pelaporan PNBP pada Instansi
PNBP dan laporan PNBP terutang disusun Pengelola PNBP dilakukan oleh Kementerian
setiap semester dengan memuat paling sedikit Keuangan. Sementara Pengembangan sistem
jenis, periode, jumlah/realisasi pembayaran informasi pelaporan PNBP pada Mitra Instansi
PNBP, dan jumlah PNBP terutang. Mitra Pengelola PNBP dan Wajib Bayar yang
Instansi Pengelola PNBP menyampaikan menghitung sendiri kewajiban PNBP terutang
Laporan realisasi PNBP dan PNBP paling lama dapat dilakukan oleh Kementerian Keuangan
20 (dua puluh) hari setelah periode laporan atau Instansi Pengelola PNBP disesuaikan
berakhir dengan dilengkapi data dukung terkait, dengan karakteristik jenis PNBP pada
misalnya berupa dasar perhitungan PNBP masing-masing Instansi Pengelola PNBP. (*)

 16 | BULETIN INTI PNBP, Edisi 3, Desember 2020


RUBRIK UMUM

KEBERATAN PNBP:
Upaya Pemerintah Memberi
Kepastian Hukum Bagi Wajib Bayar
Teks: Ririn Aprilia

K
eberatan PNBP merupakan mekanisme Pengaturan keberatan PNBP terdapat
bagi Wajib Bayar yang tidak sependapat pada Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2020
dengan surat ketetapan PNBP yang tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian
diterbitkan oleh Instansi Pengelola PNBP Keberatan, Keringanan, dan Pengembalian
sesuai hasil pemeriksaan PNBP. Berdasarkan PNBP (PP No. 59/2020). Peraturan Pemerintah
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2018 tentang ini merupakan salah satu turunan UU PNBP
PNBP (UU No. 9/2018), Menteri Keuangan yang baru saja ditetapkan oleh Presiden RI pada
atau Pimpinan Instansi Pengelola PNBP dapat pertengahan Oktober 2020. Berbeda dengan
meminta instansi pemeriksa untuk melakukan pengaturan keberatan PNBP sebelumnya
pemeriksaan PNBP. Pemeriksaan PNBP dapat (Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2020
dilakukan terhadap Wajib Bayar, Instansi tentang Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan
Pengelola PNBP, atau Mitra Instansi Pengelola Penetapan PNBP yang Terutang), Wajib Bayar
PNBP. Wajib Bayar yang dapat diperiksa oleh yang dapat mengajukan keberatan PNBP tidak
instansi pemeriksa merupakan Wajib Bayar hanya Wajib Bayar yang menghitung sendiri
yang menghitung sendiri kewajiban PNBP kewajiban PNBP terutang (self assessment),
terutang (self assessment) atau Wajib Bayar namun dapat juga dilakukan oleh Wajib Bayar
yang kewajiban PNBP terutangnya dihitung yang kewajiban PNBP terutang dihitung
oleh Instansi Pengelola PNBP atau Mitra oleh Instansi Pengelola PNBP atau mitra
Instansi Pengelola PNBP (official assessment). Instansi Pengelola PNBP (official assessment).
Pemeriksaan PNBP bagi Wajib Bayar
bertujuan untuk menguji kepatuhan pemenuhan
kewajiban PNBP dan pemenuhan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang PNBP.

 18 | BULETIN INTI PNBP, Edisi 3, Desember 2020


Gambar: Tim Redaksi
RUBRIK UMUM

Dasar Keberatan PNBP lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal


surat ketetapan PNBP diterbitkan. Dokumen
Keberatan PNBP dapat dilakukan atas pendukung tersebut merupakan dokumen
Surat Ketetapan PNBP Kurang Bayar, Surat pendukung administratif yang wajib disertai
Ketetapan PNBP Nihil, atau Surat Ketetapan dalam pengajuan keberatan PNBP berupa: 1) kopi
PNBP Lebih Bayar. Atas ketiga surat ketetapan surat ketetapan PNBP; 2) kopi bukti penerimaan
PNBP tersebut dapat diajukan keberatan negara, bukti setor, atau sarana administrasi lain
PNBP jika terdapat perbedaan jumlah PNBP yang dipersamakan dengan bukti pembayaran
yang dihitung oleh Wajib Bayar dengan atas surat ketetapan PNBP kurang bayar,
jumlah PNBP yang ditetapkan oleh Instansi dalam hal PNBP terutang kurang bayar; dan
Pengelola PNBP. Dalam hal keberatan PNBP 3) rincian perhitungan jumlah PNBP terutang
dilakukan atas Surat Ketetapan PNBP Kurang yang dibuat oleh Wajib Bayar serta penjelasan
Bayar, pengajuan keberatan PNBP dilakukan atas perbedaan perhitungan Wajib Bayar.
setelah Wajib Bayar melakukan pembayaran
paling sedikit sejumlah PNBP terutang yang Keberatan PNBP dapat diajukan dalam
telah disetujui oleh Wajib Bayar dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) bulan sejak
pembahasan akhir hasil pemeriksaan PNBP. surat ketetapan PNBP diterbitkan. Batas waktu
tersebut dapat dikecualikan dalam hal Wajib
Surat ketetapan PNBP yang dapat Bayar dapat membuktikan bahwa jangka waktu
dijadikan dasar untuk pengajuan keberatan tersebut tidak dapat dipenuhi karena keadaan
PNBP merupakan surat ketetapan PNBP yang di luar kemampuan Wajib Bayar atau kondisi
diterbitkan oleh Pimpinan Instansi Pengelola kahar. Pengecualian batas waktu diberikan
PNBP atau Pejabat Kuasa Pengelola PNBP paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal surat
berdasarkan hasil pemeriksaan PNBP oleh ketetapan PNBP diterbitkan. Keadaan di luar
instansi pemeriksa. Instansi pemeriksa yang kemampuan Wajib Bayar atau kondisi kahar
dimaksud dalam PP No. 59/2020 merupakan meliputi bencana atau keadaan lain berdasarkan
badan yang menyelenggarakan urusan pertimbangan Instansi Pengelola PNBP.
pemerintahan di bidang pengawasan keuangan Keadaan bencana mengacu pada keadaan sesuai
negara dan pembangunan nasional (BPKP). Oleh dengan peraturan perundang-undangan di bidang
karena itu, Wajib Bayar yang dapat mengajukan penanggulangan bencana yang dapat berupa
keberatan PNBP sesuai ketentuan perundang- bencana alam misalnya gempa bumi dan tsunami,
undangan di bidang PNBP merupakan Wajib maupun bencana nonalam misalnya epidemi.
Bayar yang keberatan atas surat ketetapan PNBP
yang diterbitkan oleh Instansi Pengelola PNBP Sedangkan keadaan lain berdasarkan
berdasarkan hasil pemeriksaan PNBP yang pertimbangan Instansi Pengelola PNBP
dilakukan oleh BPKP. Wajib Bayar yang juga merupakan pertimbangan yang diberikan
diperiksa oleh instansi pemeriksa lain, misalnya berdasarkan penilaian objektif atas surat
BPK, tidak dapat mengajukan keberatan PNBP pernyataan dari Wajib Bayar atau bukti lain
sesuai ketentuan yang terdapat pada peraturan ini. sehingga Instansi Pengelola PNBP dapat
menyatakan bahwa suatu keadaan benar-benar di
luar kemampuan Wajib Bayar dan menyebabkan
Wajib Bayar tidak dapat memenuhi batas
Batas Waktu dan Dokumen Pendukung waktu sesuai ketentuan (tiga bulan sejak surat
Pengajuan Keberatan PNBP ketetapan PNBP diterbitkan), antara lain adanya
proses akuisisi Wajib Bayar oleh badan usaha
Wajib Bayar dapat mengajukan lain sehingga Wajib Bayar terkendala dalam
keberatan PNBP kepada Instansi Pengelola mengajukan keberatan PNBP dan melengkapi
PNBP yang disampaikan secara tertulis dalam dokumen pendukung. Dokumen pendukung
Bahasa Indonesia. Pengajuan keberatan PNBP administratif yang wajib disertai dalam keadaan
harus disertai dengan dokumen pendukung yang di luar kemampuan Wajib Bayar atau kondisi
lengkap dan disampaikan dalam waktu paling kahar sama dengan dalam kondisi normal,

BULETIN INTI PNBP, Edisi 3, Desember 2020 |  19


RUBRIK UMUM

namun ditambah dengan surat keterangan pemerintah maupun swasta; dan 3) meninjau
dari instansi yang berwenang untuk keadaan tempat Wajib Bayar atau tempat lain yang terkait.
bencana atau surat pernyataan Wajib Bayar dan Instansi Pengelola PNBP akan menyampaikan
bukti terkait untuk keadaan lain berdasarkan surat permintaan dan/atau peminjaman buku,
pertimbangan Instansi Pengelola PNBP. catatan, data dan informasi kepada Wajib Bayar
Apabila pengajuan keberatan melebihi batas dan Wajib Bayar harus memenuhi permintaan
waktu 3 (tiga) bulan (normal) atau 6 (tiga) bulan dan/atau peminjaman tersebut paling lambat 7
(keadaan di luar kemampuan Wajib Bayar atau (tujuh) hari kerja sejak surat permintaan dan/
kondisi kahar) maka Instansi Pengelola PNBP atau peminjaman diterima. Apabila Wajib
menerbitkan surat penolakan yang bersifat final. Bayar tidak dapat memenuhi permintaan
dalam batas waktu tersebut baik sebagian atau
seluruhnya, permohonan keberatan PNBP
Uji Kelengkapan Dokumen Pendukung diproses berdasarkan data yang diterima.

Keberatan PNBP yang telah diajukan


oleh wajib bayar selanjutkan akan di proses Penetapan Keberatan PNBP dan Upaya
oleh Instansi Pengelola PNBP. Proses pertama Hukum Lebih Lanjut
yang dilakukan berupa uji kelengkapan
dokumen pendukung administratif yang wajib Sesuai hasil penelitian atas substansi
disertai dalam pengajuan keberatan PNBP. keberatan PNBP yang diajukan, Pimpinan
Apabila dokumen pendukung telah lengkap Instansi Pengelola PNBP atau Pejabat Kuasa
maka akan dilanjutkan dengan penelitian atas Pengelola PNBP menerbitkan surat penetapan
substansi keberatan PNBP yang diajukan. keberatan PNBP. Penetapan atas keberatan
Apabila dokumen pendukung adminsitratif PNBP dituangkan dalam bentuk surat ketetapan
belum lengkap maka akan dilanjutkan dengan keberatan kurang bayar, surat ketetapan
penyampaian surat permintaan kelengkapan keberatan nihil, atau surat ketetapan keberatan
dokumen pendukung kepada Wajib Bayar. lebih bayar. Penetapan ini diterbitkan paling
Dokumen pendukung yang diminta harus lambat 6 (enam) bulan terhitung sejak dokumen
disampaikan dalam jangka waktu yang tidak pendukung diterima secara lengkap. Dokumen
melebihi 3 (tiga) bulan (normal) atau 6 (enam) pendukung ini merupakan dokumen pendukung
bulan (keadaan di luar kemampuan Wajib administratif yang wajib disertai dalam
Bayar atau kondisi kahar). Apabila Wajib pengajuan keberatan PNBP baik yang diajukan
Bayar tidak menyampaikan dalam jangka dalam 3 (tiga) bulan (normal) atau 6 (enam)
waktu tersebut maka Instansi Pengelola PNBP bulan (keadaan di luar kemampuan Wajib Bayar
menerbitkan surat penolakan dan bersifat atau kondisi kahar). Dokumen pendukung ini
final, ketentuan ini sama seperti pengaturan bukan merupakan dokumen pendukung yang
jika keberatan diajukan melebihi batas waktu. dimintakan ketika proses penelitian substansi
keberatan PNBP sehingga jika ada permintaan
dokumen tambahan dalam proses penelitian
Penelitian Keberatan PNBP substansi, tidak akan menambah jangka waktu
penerbitan surat ketetapan atas keberatan PNBP.
Pengajuan keberatan PNBP yang telah
memenuhi ketentuan kelengkapan dokumen Apabila Pimpinan Instansi Pengelola
akan dilanjutkan dengan penelitian atas substansi PNBP atau Pejabat Kuasa Pengelola PNBP tidak
keberatan PNBP. Dalam melaksanakan penelitian menerbitkan surat penetapan keberatan PNBP,
substansi keberatan PNBP, Instansi Pengelola permohonan keberatan PNBP yang diajukan
PNBP berwenang untuk: 1) meminta dan/atau Wajib Bayar dianggap dikabulkan. Pengaturan
meminjam buku, catatan, data dan informasi tersebut tidak menghilangkan kewajiban
dalam bentuk salinan cetak dan/atau digital Instansi Pengelola PNBP untuk menerbitkan
kepada Wajib Bayar; 2) mengonfirmasi Wajib surat ketetapan atas keberatan PNBP. Surat
Bayar dan/atau pihak yang terkait baik instansi ketetapan keberatan tetap wajib diterbitkan

 20 | BULETIN INTI PNBP, Edisi 3, Desember 2020


RUBRIK UMUM

dalam waktu paling lambat 1 (satu) bulan sejak sejak tanggal surat tagihan ketiga diterbitkan,
jangka waktu penetapan atas keberatan PNBP Pimpinan Instansi Pengelola PNBP atau Pejabat
berakhir. Pimpinan Instansi Pengelola PNBP Kuasa Pengelola PNBP melimpahkan PNBP
atau Pejabat Kuasa Pengelola PNBP yang tidak terutang kepada instansi yang berwenang
menerbitkan penetapan atas keberatan sampai melakukan pengurusan piutang negara.
dengan batas waktu dikenakan sanksi sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan. Mekanisme penagihan ketetapan
atas keberatan PNBP kurang bayar tersebut
Penetapan atas keberatan PNBP sedikit berbeda dengan pengaturan mekanisme
merupakan penetapan yang bersifat final, penagihan yang diatur dalam Peraturan
yaitu keputusan administratif yang terakhir Pemerintah Nomor 58 Tahun 2020 tentang
dari Pejabat Tata Usaha Negara. Namun, Pengelolaan PNBP (PP No. 58/2020). PP No.
apabila Wajib Bayar tidak setuju terhadap 58/2020 mengatur bahwa penerbitan surat
penetapan atas keberatan tersebut, Wajib Bayar tagihan pertama dilakukan paling lambat 10
dapat melakukan upaya hukum lebih lanjut (sepuluh) hari kerja sejak laporan diterima,
berupa pengajuan gugatan melalui Pengadilan tagihan kedua setelah 1 (satu) bulan sejak tanggal
Tinggi Tata Usaha Negara (PT TUN). surat tagihan pertama, tagihan ketiga setelah 2
(dua) bulan sejak tanggal surat tagihan ketiga,
dan apabila Wajib Bayar tidak melunasi PNBP
Penyelesaian atas Ketetapan Keberatan terutang dalam jangka waktu 3 (bulan) bulan
PNBP sejak tanggal tagihan ketiga maka Pimpinan
Instansi Pengelola PNBP atau Pejabat Kuasa
Pimpinan Instansi Pengelola PNBP Pengelola PNBP melimpahkan PNBP terutang
atau Pejabat Kuasa Pengelola PNBP yang kepada instansi yang berwenang melakukan
menerbitkan surat ketetapan atas keberatan pengurusan piutang negara. Namun, besaran
kurang bayar, juga harus menerbitkan surat sanksi administratif berupa denda memiliki
tagihan pertama sebesar pokok PNBP terutang pengaturan yang sama baik pengaturan dalam
dan sanksi administratif berupa denda. Apabila PP No. 58/2020 maupun PP No. 59/2020.
Wajib Bayar tidak melunasi PNBP terutang dalam
jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal surat Selanjutnya, apabila Pimpinan Instansi
tagihan pertama diterbitkan, Pimpinan Instansi Pengelola PNBP atau Pejabat Kuasa Pengelola
Pengelola PNBP atau Pejabat Kuasa Pengelola PNBP menerbitkan surat ketetapan atas keberatan
PNBP menerbitkan dan menyampaikan surat lebih bayar dan Wajib Bayar tidak mengajukan
tagihan kedua sebesar pokok PNBP terutang dan gugatan melalui Pengadilan Tata Usaha Negara
sanksi administratif berupa denda. Apabila Wajib (PT TUN), surat ketetapan atas keberatan
Bayar tidak melunasi PNBP terutang dalam lebih bayar dapat dijadikan dasar permohonan
jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal surat pengembalian PNBP oleh Wajib Bayar.
tagihan kedua diterbitkan, Pimpinan Instansi
Pengelola PNBP atau Pejabat Kuasa Pengelola
PNBP menerbitkan dan menyampaikan surat Penyelesaian Keberatan PNBP atas
tagihan kedua sebesar pokok PNBP terutang Keputusan Pengadilan
dan sanksi administratif berupa denda. Sanksi
administratif berupa denda dikenakan 2% (dua Apabila Wajib Bayar melakukan upaya
persen) per bulan dihitung dari pokok PNBP hukum lebih lanjut melalui PT TUN dan ditolak
terutang dan bagian bulan dihitung satu bulan serta telah memperoleh kekuatan hukum tetap,
penuh. Sanksi administratif berupa denda Pimpinan Instansi Pengelola PNBP atau Pejabat
dihitung sejak PNBP jatuh tempo sampai dengan Kuasa Pengelola PNBP berdasarkan keputusan
surat tagihan diterbitkan dan dikenakan untuk pengadilan menerbitkan surat tagihan sebesar
paling lama 24 (dua puluh empat) bulan. Apabila pokok PNBP terutang dan sanksi administratif
Wajib Bayar tidak melunasi PNBP terutang berupa denda dalam jangka waktu 14 (empat
dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung belas hari) hari kerja sejak putusan diterima.

BULETIN INTI PNBP, Edisi 3, Desember 2020 |  21


RUBRIK UMUM

Sanksi administratif berupa denda dikenakan Penutup


2% (dua persen) per bulan dihitung dari pokok
PNBP terutang dan bagian bulan dihitung Peraturan di bidang PNBP telah
satu bulan penuh. Sanksi administratif berupa menyediakan pengaturan tentang keberatan
denda dihitung sejak PNBP jatuh tempo sampai PNBP yang merupakan langkah atau upaya
dengan surat tagihan diterbitkan dan dikenakan hukum yang dapat ditempuh oleh Wajib
untuk paling lama 24 (dua puluh empat) Bayar yang tidak puas atau tidak sependapat
bulan. Apabila Wajib Bayar tidak melunasi dengan surat ketetapan PNBP yang diterbitkan
PNBP terutang dalam jangka waktu 1 (satu) oleh Instansi Pengelola PNBP sesuai hasil
bulan terhitung sejak tanggal surat tagihan, pemeriksaan BPKP. Hal ini merupakan salah
Pimpinan Instansi Pengelola PNBP atau Pejabat satu upaya pemerintah dalam memberikan
Kuasa Pengelola PNBP melimpahkan PNBP perlindungan masyarakat dan kepastian
terutang kepada instansi yang berwenang hukum agar Wajib Bayar dapat mencari
melakukan pengurusan piutang negara. keadilan untuk mendapatkan haknya. Ilustrasi
proses pengajuan dan penyelesaian keberatan
Dalam hal gugatan dikabulkan PNBP terdapat pada gambar berikut. (*)
dan telah memperoleh kekuatan hukum
tetap, penyelesaian keberatan PNBP
dilaksanakan berdasarkan putusan pengadilan.

Ilustrasi Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan PNBP

 22 | BULETIN INTI PNBP, Edisi 3, Desember 2020


RUBRIK UMUM

Gambar: Pexels.com

Keringanan PNBP
Teks: Muammar Zia Nasution

Ruang Lingkup Keringanan PNBP keringanan PNBP kepada Instansi Pengelola

P
PNBP (Kementerian/Lembaga Negara) dengan
enyempurnaan pengaturan pengelolaan didasari keadaan-keadaan sebagai berikut,
PNBP dalam UU yang baru berlandaskan 1. Keadaan di luar kemampuan Wajib Bayar
pada asas keadilan, asas kepastian hukum, atau kondisi kahar.
asas daya pikul, asas manfaat, asas keterbukaan, Keadaan ini meliputi bencana
dan asas akuntabilitas. Asas kepastian hukum dan (bencana alam dan nonalam) atau keadaan lain
asas keadilan salah satunya termanifestasi dalam berdasarkan pertimbangan Instansi Pengelola
PP Nomor 59 Tahun 2020 (PP No. 59/2020) PNBP yang dianggap sebagai kondisi luar biasa.
tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Contohnya adalah Wajib Bayar mengalami
Keberatan, Keringanan dan Pengembalian PNBP. bencana kebakaran, banjir, gempa bumi dan
Di dalam PP No. 59/2020 dijelaskan bahwa lain-lain.
Wajib Bayar dapat mengajukan permohonan

BULETIN INTI PNBP, Edisi 3, Desember 2020 |  23


RUBRIK UMUM

keuntungan yang optimal. Salah satu contohnya


adalah berupa penugasan kepada badan usaha
untuk melakukan pendistribusian bahan bakar
minyak di daerah terpencil yang menyebabkan
biaya operasional pendistribusian sangat besar.
Keringanan yang disebabkan karena
adanya kesulitan akibat kebijakan pemerintah,
permohonannya dilengkapi dengan dokumen
pendukung paling sedikit:
a. kopi dokumen tertulis kebijakan pemerintah,
dan;
b. laporan keuangan, laporan pembukuan, atau
dokumen lain yang dipersamakan dengan
laporan keuangan paling sedikit untuk tahun
berjalan.
Gambar: Tim Redaksi

Keringanan yang didasari oleh kondisi ini Meskipun secara umum PNBP Terutang
permohonannya dilengkapi dengan dokumen dapat diajukan untuk mendapatkan keringanan,
pendukung paling sedikit: terdapat beberapa jenis PNBP Terutang yang
a. surat keterangan dari instansi yang berwenang tidak dapat diajukan permohonan keringanan
atau surat pernyataan Wajib Bayar untuk atas PNBP terutangnya, yaitu yang berasal dari
keadaan lain, dan putusan pengadilan yang memiliki kekuatan
b. surat pernyataan kerugian dari Wajib Bayar. hukum tetap, PNBP Terutang berdasarkan surat
ketetapan PNBP dilakukan secara jabatan,
2. Kesulitan likuiditas. dan PNBP Terutang berdasarkan laporan hasil
Kondisi ini ditunjukkan dari kondisi pemeriksaan yang akan diajukan keberatan
keuangan Wajib Bayar yang tidak dapat PNBP.
memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Kesulitan likuiditas dibuktikan dengan pengujian Wajib bayar dapat mengajukan
atas laporan keuangan, laporan pembukuan, keringanan, baik atas pokok PNBP Terutang
atau dokumen lain yang dipersamakan dengan maupun denda sanksi administrasi. Bentuk
laporan keuangan Wajib Bayar paling sedikit keringanan yang dapat diajukan berupa
untuk tahun berjalan dan satu tahun sebelumnya. penundaan, pengangsuran, pengurangan,
Keringanan yang didasari oleh dan/atau pembebasan yang masing-masing
kesulitan likuiditas permohonannya dilengkapi bentuk tersebut memiliki konsekuensi masing-
dengan dokumen pendukung paling sedikit: masing. Pengajuan permohonan keringanan
a. laporan keuangan, laporan pembukuan, atau PNBP Terutang disertai dengan dokumen
dokumen lain yang dipersamakan dengan pendukung dapat diajukan paling lambat
laporan keuangan paling sedikit untuk tahun sebelum PNBP Terutang dilimpahkan kepada
berjalan dan satu tahun sebelumnya; dan instansi melakukan pengurusan piutang negara.
b. surat pernyataan kesulitan likuiditas atau Permohonan tersebut hanya dapat diajukan
keuangan dari Wajib Bayar. untuk satu bentuk keringanan dalam satu kali
pengajuan, kecuali untuk Wajib Bayar usaha
3. Kebijakan Pemerintah. mikro kecil yang dapat mengajukan lebih
Beberapa kebijakan pemerintah di satu dari satu bentuk keringanan. Namun, sesuai
sisi dapat menyebabkan kesulitan bagi Wajib dengan asas keadilan, Wajib Bayar masih dapat
Bayar untuk memenuhi kewajiban PNBP. mengajukan permohonan yang baru hanya jika
Kebijakan Pemerintah salah satunya mewajibkan permohonan keringanan awal telah mendapat
Wajib Bayar untuk mendukung program nasional penetapan oleh Instansi Pengelola PNBP.
yang berakibat Wajib Bayar tidak mendapatkan

 24 | BULETIN INTI PNBP, Edisi 3, Desember 2020


RUBRIK UMUM

Sebagai bentuk keberpihakan pemerintah c. meninjau tempat/lokasi Wajib Bayar, termasuk


kepada dunia usaha, ketika permohonan tempat-tempat lain yang diperlukan,
keringanan PNBP Terutang telah diajukan maka d. meminta pertimbangan dari aparat pengawas
proses penagihan dan pelimpahan atas PNBP intern pemerintah, dan:
Terutang kepada instansi yang berwenang e. meminta kepada Instansi Pemeriksa
melakukan pengurusan piutang negara ditunda. untuk melakukan Pemeriksaan PNBP atas
permohonan keringanan berupa pengurangan
atau pembebasan sesuai dengan ketentuan
Ruang Lingkup Keringanan PNBP peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan permohonan keringanan


PNBP Terutang, Instansi Pengelola PNBP Penetapan Keringanan PNBP
melakukan uji kelengkapan dokumen
pendukung dan kemudian akan melanjutkan Berdasarkan hasil tahapan penelitian,
proses penelitian keringanan PNBP apabila Pimpinan Instansi Pengelola PNBP atau Pejabat
dokumen pendukung dinyatakan lengkap. Jika Kuasa Pengelola PNBP wajib menerbitkan surat
dokumen belum lengkap, Instansi Pengelola persetujuan atau surat penolakan atas keringanan
PNBP menyampaikan surat permintaan yang diajukan. Surat persetujuan yang diberikan
kelengkapan dokumen pendukung kepada berisi bentuk-bentuk keringanan, sebagai
Wajib Bayar untuk dilengkapi dalam jangka berikut:
waktu paling lambat 7 (tujuh) hari kerja 1. Persetujuan keringanan berupa penundaan
terhitung sejak surat permintaan kelengkapan Penundaan ini diberikan kepada Wajib
dokumen diterima. Namun apabila Wajib Bayar Bayar dalam jangka waktu paling lama 6 (enam)
tidak menyampaikan kelengkapan dokumen bulan dalam tahun anggaran berjalan, terhitung
dalam batas waktu yang ditentukan, Instansi sejak surat persetujuan penundaan ditetapkan.
Pengelola PNBP akan langsung menerbitkan Namun, apabila jangka waktu penundaan
surat penolakan atas permohonan keringanan. tersebut akan melewati tahun anggaran, surat
persetujuan keringanan harus terlebih dahulu
mendapat pertimbangan Menteri Keuangan.
Penelitian Keringanan PNBP Wajib Bayar wajib melunasi PNBP
Terutang sesuai dengan jangka waktu penundaan
Tahap selanjutnya dalam pemrosesan sebagaimana ditetapkan dalam surat persetujuan
pengajuan keringanan ialah penelitian atas penundaan. Apabila Wajib Bayar tidak melunasi
substansi permohonan keringanan PNBP. PNBP Terutang dalam jangka waktu 7 (tujuh)
Dalam melakukan penelitian tersebut, Instansi hari kerja sejak berakhirnya masa penundaan,
Pengelola PNBP berwenang untuk: Pimpinan Instansi Pengelola PNBP atau Pejabat
a. meminta atau meminjam buku, catatan, data Kuasa Pengelola PNBP wajib menerbitkan dan
dan informasi dalam bentuk salinan cetak atau menyampaikan surat tagihan PNBP Terutang
atau digital kepada Wajib Bayar. Dalam sebesar pokok PNBP Terutang beserta sanksi
permintaan tersebut Instansi menyampaikan administratif berupa denda 2% (dua persen)
surat peminjaman dokumen untuk kepentingan per bulan dari pokok PNBP Terutang yang
penelitian dan Wajib Bayar harus memenuhi terhitung sejak jatuh tempo PNBP Terutang di
permintaannya paling lambat 7 (tujuh) hari saat pengajuan keringanan, Kemudian, apabila
kerja terhitung sejak surat diterima. Apabila Wajib Bayar tidak melunasi PNBP Terutang
Wajib Bayar tidak dapat memenuhinya sampai dalam jangka waktu satu bulan terhitung sejak
batas waktu, permohonan keringanan diproses tanggal surat tagihan PNBP Terutang, Pimpinan
berdasarkan data yang diterima. Instansi Pengelola PNBP atau Pejabat Kuasa
b. melakukan pembahasan dan mengonfirmasi Pengelola PNBP akan melimpahkan PNBP
hal-hal yang diperlukan dari Wajib Bayar atau Terutang kepada instansi yang berwenang
atau pihak-pihak yang terkait dengan substansi melakukan pengurusan piutang negara.
permohonan tersebut,

BULETIN INTI PNBP, Edisi 3, Desember 2020 |  25


RUBRIK UMUM

2. Persetujuan keringanan berupa pengangsuran dokumen pendukung diterima secara lengkap.


Pengangsuran diberikan kepada Wajib Persyaratan tambahan ketika permohonan
Bayar dalam jangka waktu paling lama 12 (dua keringanan disebabkan kesulitan likuiditas, surat
belas) bulan dalam tahun anggaran berjalan permintaan tersebut harus dilengkapi dengan
terhitung sejak surat persetujuan pengangsuran pertimbangan aparat pengawas intern pemerintah
ditetapkan. Bila harus melewati tahun atau rekomendasi dari Instansi Pemeriksa.
anggaran, surat persetujuan keringanan berupa
pengangsuran harus terlebih dahulu mendapat Berdasarkan permintaan tersebut,
pertimbangan dari Menteri Keuangan. Menteri Keuangan menerbitkan surat persetujuan
Dalam jangka waktu pengangsuran yang atau penolakan terhadap permintaan persetujuan
diberikan, Wajib Bayar wajib mengangsur/ berupa pengurangan atau pembebasan. Surat
membayar PNBP Terutang paling sedikit 1 (satu) persetujuan dapat berupa surat persetujuan
kali dalam 1 (satu) bulan dan sampai dengan seluruhnya atau surat persetujuan sebagian
selesainya waktu mengangsur, Wajib Bayar atas substansi surat permintaan pertimbangan
wajib melunasi seluruh PNBP Terutangnya. Bila dan surat tersebut bersifat final. Selanjutnya,
dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak berakhirnya Instansi Pengelola PNBP akan memberikan surat
setiap masa pengangsuran (per bulan) Wajib persetujuan keringanan PNBP sesuai persetujuan
Bayar belum melakukan pembayaran, Pimpinan yang diberikan oleh Menteri Keuangan atau surat
Instansi Pengelola PNBP atau Pejabat Kuasa penolakan bila pertimbangan Menteri Keuangan
Pengelola PNBP akan menyampaikan surat menyatakan ditolak selambat-lambatnya 7
tagihan PNBP Terutang sebesar pokok PNBP (tujuh) hari kerja terhitung sejak pertimbangan
Terutang ditambah sanksi administratif berupa atau persetujuan diterima.
denda 2% (dua persen) per bulan dari pokok Sebaliknya, apabila surat pengajuan
PNBP dihitung sejak jatuh tempo setiap masa keringanan ditolak oleh Instansi Pengelola
angsuran. PNBP, maka Wajib Bayar harus membayar PNBP
Selanjutnya, jika dalam jangka waktu Terutang beserta sanksi denda administratif
1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal surat sebesar 2% (dua persen) per bulan dari pokok
tagihan PNBP Terutang paling akhir (setelah PNBP Terutang yang ditolak keringanannya
selesai masa pengangsuran) Wajib Bayar tidak dihitung sejak saat jatuh tempo. Pelunasan
melunasi pengangsuran terakhir PNBP Terutang, pokok dan sanksi denda tersebut wajib dibayar
Pimpinan Instansi Pengelola PNBP atau Pejabat selambat-lambatnya 1 (satu) bulan terhitung
Kuasa Pengelola PNBP melimpahkan PNBP sejak tanggal surat penolakan.
Terutang kepada instansi yang berwenang Terbitnya PP No. 59/2020 diharapkan
melakukan pengurusan piutang negara. dapat memberikan bantuan bagi Wajib Bayar
3. Persetujuan berupa pengurangan atau yang mengalami hambatan dan kesulitan dalam
pembebasan membayar PNBP. Keringanan PNBP tersebut
Persetujuan berupa pengurangan atau diharapkan dapat memudahkan urusan finansial
pembebasan baru akan diterbitkan oleh badan usaha dan masyarakat dengan tetap
Pimpinan Instansi Pengelola PNBP atau memenuhi kewajiban PNBP, terlebih dalam
Pejabat Kuasa Pengelola PNBP setelah menghadapi tekanan ekonomi di masa pandemi
mendapatkan persetujuan Menteri Keuangan. COVID-19 saat ini. (*)
Untuk mendapatkan persetujuan tersebut,
Instansi Pengelola PNBP akan menyampaikan
surat permintaan persetujuan kepada Menteri
Keuangan dengan melampirkan dokumen
pendukung, penjelasan, dan rekomendasi
tertulis. Surat permintaan kepada Menteri
Keuangan disampaikan paling lambat 30 (tiga
puluh) hari kerja yang dihitung sejak tanggal
permohonan keringanan PNBP Terutang dan

 26 | BULETIN INTI PNBP, Edisi 3, Desember 2020


RUBRIK TEMATIK

Mencermati Amanat UU No. 9/2018


pada PP No. 58/2020
Teks: Ahmad Irsan A. Moeis

P
enjelasan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2018 (UU No. 9/2018) tentang Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP) menegaskan 2 fungsi PNBP, yaitu fungsi penganggaran (budgetary)
dan pengaturan (regulatory). Melalui fungsi tersebut, PNBP berperan sebagai salah satu pilar
pendapatan negara sekaligus alat pengendali pemanfaaatan dan pengelolaan kekayaan negara. Kedua
fungsi ini menjadikan perumusan aturan turunan dari UU No. 9/2018 penuh tantangan. Pemerintah
harus mampu menerjemahkan amanat UU tersebut secara optimal, yaitu kebijakan PNBP yang dapat
mendorong peningkatan pendapatan negara di satu sisi, namun tetap menjaga tidak terjadi eksploitasi
berlebihan yang mengancam kesinambungan atau justru berakibat pada terjadinya distorsi pasar.

Mencermati UU No. 9/2018, terdapat 5 amanat yang harus diterjemahkan


lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah. Kelima amanat tersebut adalah:
1. Pengaturan lebih lanjut terkait Mitra Instansi Pengelola PNBP (Pasal 19 ayat 3);
2. Pengaturan lebih lanjut terkait Perencanaan dalam Pengelolaan PNBP (Pasal 24);
3. Pengaturan lebih lanjut terkait Pelaksanaan atas Pengelolaan PNBP (Pasal 40);
4. Pengaturan lebih lanjut terkait Pertanggungjawaban atas Pengelolaan PNBP (Pasal 44);
5. Pengaturan lebih lanjut terkait Pengawasan atas Pengelolaan PNBP (Pasal 46 ayat 4).

Terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2020 (PP No. 58/2020) tentang
Pengelolaan PNBP ditujukan untuk melaksanakan kelima amanat tersebut. Hal ini terlihat
kelima pasal di atas dituangkan dalam bagian “menimbang” PP dimaksud. Dan jika ditelaah
lebih dalam, empat amanat dimaksud merupakan pengaturan lebih lanjut dari Pasal 21 UU No.
9/2018 yang kemudian dinyatakan ulang pada Pasal 5 PP No. 58/2020. Pendalaman lebih rinci
dari setiap pengaturan lebih lanjut dari 5 amanat UU dalam PP dapat diuraikan sebagai berikut.

Pengaturan Lebih Lanjut terkait Mitra agar Instansi Pengelola PNBP memiliki payung
Instansi Pengelola PNBP hukum untuk menyusun kriteria dan persyaratan
teknis penunjukkan sebuah Badan menjadi
Mitra Instansi Pengelola PNBP secara mitranya. Tanpa adanya pengaturan kriteria
khusus diatur dalam Pasal 86 sampai dengan strategis dan substantif pada level Peraturan
Pasal 88 PP No. 58/2020. Pengaturan dimaksud Pemerintah, maka penunjukkan atau penugasan
meliputi pembentukan, tugas, fungsi dan sanksi sebuah Badan menjadi Mitra Instansi Pengelola
yang dapat diberikan kepada Mitra Instansi tidak memiliki standar baku yang dapat dijadikan
Pengelola PNBP. Selebihnya, pengaturan dasar bagi pelaksanaan pengawasan, karena
umum terkait Mitra Instansi Pengelola PNBP penugasannnya hanya berdasarkan kontrak
ini melekat pada pengaturan pelaksanaan dan semata. Sementara tugas dan fungsinya begitu
pertanggungjawaban atas pengelolaan PNBP. luas mencakup penentuan PNBP terutang hingga
pelaksanaan koreksi atas Surat Tagihan PNBP.
Menarik di sini, PP No. 58/2020 tidak
menyusun rambu-rambu strategis dan substantif Hal kedua yang menarik adalah Pasal
terkait kriteria dan persyaratan sebuah Badan 87 ayat 2 butir (a) memberi kewenangan
Gambar: Tim Redaksi

dapat ditunjuk menjadi Mitra Instansi Pengelola kepada Mitra Instansi Pengelola PNBP
PNBP. Pengaturan tersebut penting dilakukan untuk menentukan PNBP Terutang. Namun,

 28 | BULETIN INTI PNBP, Edisi 3, Desember 2020


RUBRIK TEMATIK

tidak dilengkapi pengaturan pengawasan pendapatan negara (budgetary function). Hal


terhadap mekanisme dan proses penentuan ini terlihat pada Pasal 7 ayat 2, di mana cakupan
PNBP terutang dimaksud. Dan, karena Mitra perencanaan yang disusun dalam bentuk
Instansi Pengelola PNBP bekerja berdasarkan Rencana PNBP meliputi target PNBP atau target
kontrak/perjanjian (Pasal 86 ayat 2) dengan dan pagu penggunaan dana PNBP. Pengaturan
Instansi Pengelola PNBP, maka berpotensi ini memberi makna bahwa penekanan
cenderung mengutamakan motif ekonomi perencanaan PNBP diarahkan pada upaya
(fungsi pendapatan) dan meninggalkan fungsi memperoleh pendapatan negara yang optimal
pengaturan ekosistem dari objek PNBP yang sebagai sumber pembiayaan pembangunan.
dikelolanya agar terjaga kesinambungannya.
Padahal, UU No. 9/2018 memberi amanat dalam Tidak ditemukan satu pasal pun dari
penjelasannya bahwa salah satu arah perubahan 9 pasal yang ada, membahas bagaimana
dari Undang-Undang ini dari Undang-Undang fungsi PNBP sebagai regulatory diperankan
Nomor 20 Tahun 1997 (UU No. 20/1997) dalam perencanaan atas pengelolaan PNBP.
tentang PNBP adalah untuk mengoptimalkan Khususnya, terhadap PNBP yang diperoleh
pendapatan negara dari PNBP guna mewujudkan dari mineral, minyak dan gas bumi maupun
kesinambungan fiskal (fiscal sustainability). sumber daya alam lainnya. Dalam rangka
Selanjutnya, hal lain yang perlu dimitigasi dari memenuhi amanat UU No. 9/2018, dibutuhkan
ketiadaan pengawasan adalah akan mendorong serangkaian pengaturan dalam perencanaan
munculnya moral hazard dari pelaku ekonomi, yang mendorong bahkan mewajibkan para
dalam hal ini Mitra Instansi Pengelola PNBP. pemangku kepentingan untuk mencapai titik
optimum antara kepentingan memperoleh
pendapatan saat ini dengan kesinambungan
Pengaturan Lebih Lanjut terkait sumber daya alam penghasil PNBP.
Perencanaan dalam Pengelolaan PNBP

PP No. 58/2020 mengatur perencanaan Pengaturan Lebih Lanjut terkait


atas pengelolaan PNBP dalam 9 pasal yang Pelaksanaan dalam Pengelolaan PNBP
tertuang dari Pasal 6 sampai dengan Pasal 14.
Memperhatikan alur dan sistematika pengaturan PP No. 58/2020 mengatur secara detil dan
dalam kesembilan pasal tersebut, PP No. rigid pelaksanaan atas pengelolaan PNBP. Hal
58/2020 perlu mendapat apresiasi. Di mana, ini ditunjukkan dengan terdapatnya 45 pasal dari
pengaturan dimaksud meletakkan perencanaan PP ini yang secara runut dan lengkap membahas
PNBP terpadu dan melekat dalam siklus pelaksanaan dalam konteks pengelolaan
penganggaran sebagaimana dijelaskan dalam PNBP. Melalui PP No. 58/2020 ini terlihat
Pasal 7 ayat 1 PP No. 58/2020 yang merupakan Pemerintah begitu konsen dengan ketaatan,
pelaksanaan amanat Pasal 22 ayat 1 UU No. ketepatan, dan kebenaran pencatatan akuntansi
9/2018. Kebijakan ini berhasil mendudukkan dari pelaksanaan atas pengelolaan PNBP.
perencanaan PNBP sejalan dengan filosofi UU Pengaturan mulai Pasal 15 sampai dengan Pasal
No. 17/2003 tentang Keuangan Negara. Hal ini 59 menunjukkan keinginan kuat Pemerintah
sesuai dengan salah satu arah perubahan yang mewujudkan akuntabilitas dan transparansi
diamanatkan UU No. 9/2018, di mana pada para pemangku kepentingan dalam pelaksanaan
penjelasannya dinyatakan bahwa pendapatan atas pengelolaan PNBP. Kebijakan tersebut
di luar pajak dalam hal ini PNBP harus sangatlah tepat, mengingat peran PNBP sebagai
dipastikan dan dijaga sesuai dengan paket sumber pendapatan negara semakin signifikan
Undang-Undang di bidang Keuangan Negara. melengkapi sumber pendapatan utama lainnya
seperti penerimaan perpajakan serta penerimaan
Perlu menjadi catatan dari pengaturan bea dan cukai. Peningkatan peran PNBP tersebut
pada sisi perencanaan atas pengelolaan PNBP terlihat pada tahun 2021 PNBP ditargetkan
adalah ruang lingkup pengaturannya hanya dapat memberi kontribusi Rp298,2 triliun pada
fokus pada peran PNBP sebagai sumber sisi pendapatan negara. Angka ini meningkat

BULETIN INTI PNBP, Edisi 3, Desember 2020 |  29


RUBRIK TEMATIK

sekitar Rp4,1 triliun dibandingkan tahun 2020. Pasal 70 PP No. 58/2020. Dari 11 pasal tersebut,
pengaturan terkait pertanggungjawaban atas
Namun, seperti halnya dalam hal pengelolaan PNBP ditekankan pada hal-hal
perencanaan, pada pengaturan dari sisi yang bersifat administratif berupa pengaturan
pelaksanaan dalam pengelolaan PNBP juga penatausahaan dan pelaporan PNBP. Baik
belum menunjukkan peran regulatory PNBP yang dilakukan oleh Instansi Pengelola PNBP,
sebagai instrumen pengendali dan pengelolaan Wajib Bayar dan Mitra Instansi Pengelola
kekayaan negara termasuk sumber daya alam. PNBP. Pemberian sanksi administrasi berupa
Merujuk pada Pasal 15 PP No. 58/2020, denda juga dikenakan atas dasar kelalaian
pelaksanaan di sini meliputi penentuan PNBP dalam hal penatausahaan dan pelaporan PNBP.
terutang; pemungutan PNBP; pembayaran
dan penyetoran PNBP; pengelolaan piutang Belum terdapat pengaturan
PNBP; penetapan dan penagihan PNBP pertanggungjawaban terhadap pengelolaan
terutang; dan penggunaan dana PNBP. PNBP yang dikaitkan dengan peningkatan
kualias layanan tugas dan fungsi Pemerintahan
Satu contoh dari pengaturan pelaksanaan dan kepuasan masyarakat pengguna layanan.
dalam pengelolaan PNBP yang fokus hanya pada Juga, tidak terdapat pengaturan terkait
sisi pendapatan negara ditunjukkan oleh Pasal 53 pertanggungjawaban untuk melakukan
ayat 2 PP No. 58/2020. Di mana, Pemerintah re-investment terhadap sumber daya alam
hanya menggunakan pertimbangan ekonomi yang menghasilkan PNBP atau pengaturan
dalam memberi persetujuan atau penolakan pertanggungjawaban bahwa PNBP
terhadap usulan penggunaan dana PNBP. Terdapat yang dihasilkan bukan merupakan hasil
3 pertimbangan yang digunakan, yaitu kondisi eksploitasi berlebihan terhadap objek PNBP.
keuangan negara; kebijakan fiskal; dan/atau
kebutuhan pendanaan Instansi Pengelola PNBP.
Pengaturan lebih lanjut terkait Pengawasan
Sejatinya, Pemerintah dapat mengatur atas Pengelolaan PNBP
penggunaan dana PNBP dikaitkan dengan
upaya Instansi Pengelola PNBP dalam menjaga Pengaturan pengawasan atas
kesinambungan dan kelestarian objek PNBP pengelolaan PNBP merupakan amanat Pasal
berupa sumber daya alam; ketersediaan 46 ayat 4 UU No. 9/2018. Pasal ini memberi
kandungan dan cadangan sumber daya alam; arahan pengaturan lebih lanjut pengawasan
peningkatan kualitas pelayanan tugas dan Menteri Keuangan terhadap Instansi Pengelola
fungsi Pemerintahan; tingkat kepatuhan PNBP seperti tercantum pada ayat 1 pasal
terhadap peraturan perundang-undangan; yang sama. Selanjutnya, pada ayat 2 dijelaskan
ketertiban dan kedisiplinan dalam mengelola pengawasan Menteri Keuangan tersebut
dana. Dengan demikian, fungsi PNBP sebagai dapat dilakukan dalam 3 bentuk berupa
regulatory tools dapat berjalan seiring dengan verifikasi, penilaian, dan/atau evaluasi.
fungsi sebagai budgetary instrument dalam
konteks pelaksanaan atas pengelolaan PNBP. Amanat Pasal 46 ayat 2 UU PNBP
dimaksud diterjemahkan dalam Pasal 71 sampai
dengan Pasal 81 pada PP No. 58/2020. Namun,
Pengaturan Lebih Lanjut terkait jika memperhatikan 11 Pasal tersebut khususnya
Pertanggungjawaban atas Pengelolaan Pasal 75 sampai dengan Pasal 80, tidak terdapat
PNBP pengaturan yang lebih substantif terhadap
pengawasan atas pengelolaan PNBP. Pengaturan
Pengaturan pertanggungjawaban ini pada PP lebih bersifat pengulangan bunyi Pasal
merupakan amanat Pasal 44 UU No. 9/2018, 46 ayat 1 sampai dengan ayat 3 UU No. 9/2018.
yaitu untuk mengatur lebih lanjut bunyi
Pasal 41 sampai dengan Pasal 43. Amanat ini PP No. 58/2020 tidak menjelaskan dan
dilaksanakan oleh Pasal 60 sampai dengan mengatur lebih rinci apa yang dimaksud dengan

 30 | BULETIN INTI PNBP, Edisi 3, Desember 2020


RUBRIK TEMATIK

verifikasi, penilaian dan evaluasi. PP ini juga mengakomodir fungsi PNBP sebagai
tidak menjelaskan perbedaan ketiga bentuk pengendali dan pengelola kekayaan negara.
pengawasan pengelolaan PNBP tersebut. PP No.
58/2020 juga tidak menjelaskan kapan masing- Kedua, masih terdapat kekosongan
masing bentuk pengawasan tersebut dilakukan hukum atau pengaturan terkait pihak yang
secara terpisah dan kapan harus dilakukan bertanggungjawab terhadap kedua fungsi
secara bersamaan, mengingat Pasal 46 ayat PNBP dimaksud. Penegasan pelaksanaan
2 UU No. 9/2020 menggunakan terminologi kedua fungsi PNBP tersebut penting agar
“dan/atau”. Selanjutnya, Peraturan Pemerintah amanat UU No. 9/2018 dapat diwujudkan
ini juga menyatakan bahwa pengawasan dalam seluruh rangkaian pengelolaan PNBP.
dimaksud “dapat” dilakukan. Artinya, perlu Pemerintah dapat mempertimbangkan
pengaturan yang jelas kondisi dan kriteria penegasan pembagian tugas, di mana Menteri
yang harus dipenuhi sehingga verifikasi, Keuangan selaku Chief Financial Officer
penilaian dan/atau evaluasi “dapat” dilakukan. bertanggungjawab untuk menjalankan fungsi
budgetary PNBP dan Menteri teknis selaku
Terakhir, dapat disampaikan bahwa ada Chief Operational Officer bertanggungjawab
2 isu utama yang perlu mendapat perhatian untuk menjalankan fungsi regulatory PNBP. (*)
pemerintah dalam menyusun aturan turunan
yang diamanatkan oleh UU No. 9/2018.
Pertama, bahwa PNBP memiliki 2 fungsi yang
harus dilaksanakan secara bersamaan, yaitu
fungsi budgetary sekaligus fungsi regulatory.
Sementara, pengaturan yang ada pada
PP No. 58/2020 masih menitikberatkan
pada pelaksanaan fungsi PNBP sebagai
sumber pendapatan negara dan belum

Gambar: Unsplash.com

BULETIN INTI PNBP, Edisi 3, Desember 2020 |   31


RUBRIK TEMATIK

Pelaporan PNBP
via
SSD PNBP
Teks: M. Farouq Rosyadi

Gambar: Unsplash.com

P
emerintah terus berupaya melakukan Untuk memudahkan pengguna/
berbagai kebijakan fiskal untuk stakeholders, khususnya Instansi Pengelola
memulihkan perekonomian nasional di PNBP dalam melaksanakan kewajiban pelaporan
tahun 2020. Salah satunya melalui kebijakan tersebut, saat ini Direktorat Jenderal Anggaran
dan langkah reformatif di bidang Penerimaan (DJA) tengah mengembangkan fasilitas modul
Negara Bukan Pajak (PNBP) yang merupakan pelaporan PNBP dalam aplikasi Single Source
salah satu faktor penting dalam mendorong Database PNBP (SSD PNBP) yang dapat diakses
tata kelola keuangan negara yang lebih baik. melalui laman: https://ssdpnbp.kemenkeu.go.id.

Penyelesaian regulasi strategis di bidang Konsep pelaporan PNBP secara online


PNBP sebagai pelaksanaan Undang-Undang ini dimaksudkan agar proses penyampaian
Nomor 9 Tahun 2018 tentang PNBP (UU No. laporan realisasi PNBP dan laporan penggunaan
9/2018) diharapkan menjadi nilai tambah yang dana PNBP oleh Instansi Pengelola PNBP
mampu mendukung pengelolaan PNBP lebih di masa mendatang dapat dilaksanakan
optimal dan akuntabel. Pada bulan Oktober secara lebih efektif dan efisien, baik dari
2020, telah diterbitkan Peraturan Pemerintah segi pekerjaan, waktu, serta biaya. Modul
Nomor 58 Tahun 2020 tentang Pengelolaan pelaporan PNBP ini juga merupakan salah
PNBP (PP No. 58/2020). Aturan ini akan menjadi satu perwujudan layanan digital Kementerian
pedoman bagi Wajib Bayar, Instansi Pengelola Keuangan yang mendorong konsep paperless.
PNBP, maupun Mitra Instansi Pengelola PNBP
dalam melaksanakan pengelolaan PNBP. SSD PNBP sendiri merupakan inovasi
dari DJA yang memadukan data dan informasi
Sesuai Pasal 65 pada PP No. 58/2020, yang bersumber dari aplikasi SIMPONI, aplikasi
Pimpinan Instansi Pengelola PNBP memiliki Target PNBP (TPNBP), aplikasi SPAN, Laporan
kewajiban untuk menyampaikan laporan Realisasi PNBP, serta informasi pendukung
realisasi penerimaan dan laporan penggunaan PNBP lainnya berupa peraturan-peraturan
dana PNBP dalam lingkungan Instansi Pengelola terkait langsung maupun penunjang PNBP, serta
PNBP yang bersangkutan kepada Menteri referensi lain, termasuk tutorial terkait PNBP.
Keuangan secara periodik setiap semester.

 32 | BULETIN INTI PNBP, Edisi 3, Desember 2020


RUBRIK TEMATIK

Gambar 1. Laman Utama SSD PNBP

Langkah-Langkah Mengakses Modul Untuk mengakses menu Pelaporan PNBP,


Pelaporan PNBP pengguna dapat menuju panel menu sebelah
kiri, lalu klik Pelaporan PNBP, di dalamnya
Untuk dapat mengakses SSD terdapat 2 submenu, yaitu Pelaporan Realisasi
PNBP, pengguna cukup membuka PNBP dan Pelaporan Penggunaan Dana PNBP.
browser pada komputer, laptop, atau
smartphone, kemudian ketikkan alamat 1. Pelaporan Realisasi PNBP
ssdpnbp.kemenkeu.go.id, dan tekan enter.
Hasilnya, akan muncul tampilan awal halaman Pada submenu ini, terdapat beberapa
SSD PNBP (Gambar 1). filter yang terlebih dahulu harus diisi, yaitu
Kementerian/Lembaga, Unit Eselon I, Tahun
Pada laman tersebut, pengguna Anggaran, dan Semester. Sebagai contoh,
akan diminta untuk memasukkan username pengguna dapat memilih Kementerian
dan password. Pengguna dapat melakukan Perhubungan pada isian K/L, Direktorat Jenderal
login dengan menggunakan username yang Perhubungan Udara pada isian Unit Eselon I,
telah terdaftar pada aplikasi SIMPONI. Tahun Anggaran 2020, serta Semester II. Lalu
Instansi Pengelola PNBP dapat melakukan klik Tampilkan. Selanjutnya, diperoleh tampilan
permintaan user admin satker, Eselon I, tabel laporan realisasi PNBP sebagaimana
maupun K/L dengan menguhubungi Pusat Gambar 2, di mana terdapat kelengkapan
Layanan DJA melalui surat elektronik ke berupa kolom eselon I, akun PNBP, target
pusatlayanan.dja@kemenkeu.go.id atau melalui PNBP, Realisasi PNBP per semester, serta
pesan Whatsapp ke nomor 0811-8300-931. persentase realisasi PNBP, dan nilai total yang
Untuk masyarakat umum juga dapat mengakses tertera pada baris terbawah. Sedangkan untuk
SSD PNBP menggunakan user: tamu dan melihat realisasi PNBP pada seluruh eselon I,
password: tamu. Setelah masukkan username pengguna tidak perlu mengisikan pilihan pada
dan password, geser slider, lalu klik masuk. isian Unit Eselon I. Agar memudahkan proses
Setelah berhasil melakukan login, pengguna pelaporan, pengguna dapat mencetak laporan
akan sampai pada laman Dashboard SSD tersebut dalam format PDF maupun excel
PNBP, yang di dalamnya terdapat berbagai melalui tombol Cetak PDF maupun Cetak Excel.
menu yang dapat dimanfaatkan. Pengguna
juga dapat melihat diagram lingkaran Target
per Jenis PNBP pada tahun berjalan, diagram
batang Perbandingan Target dan Realisasi
PNBP selama 10 tahun terakhir, serta
rincian Target dan Realisasi per Jenis PNBP.

BULETIN INTI PNBP, Edisi 3, Desember 2020 |  33


RUBRIK TEMATIK

Gambar 2. Submenu Pelaporan PNBP – Laporan Realisasi PNBP

2. Pelaporan Penggunaan Dana PNBP akun belanja, pagu DIPA sumber Dana PNBP,
realisasi Penggunaan Dana PNBP, serta
Submenu pelaporan berikutnya adalah persentase realisasi penggunaan dana PNBP,
Pelaporan Penggunaan Dana PNBP. Klik panel dan nilai total yang tertera pada baris terbawah.
sebelah kiri pada menu Pelaporan PNBP, lalu
klik submenu Pelaporan Penggunaan Dana Sedangkan untuk melihat realisasi
PNBP. Sebagaimana pada submenu Pelaporan PNBP pada seluruh eselon I, pengguna
Realisasi PNBP, terdapat beberapa filter yang tidak perlu mengisikan pilihan pada isian
terlebih dahulu harus diisi, yaitu Kementerian/ Unit Eselon I. Untuk memudahkan proses
Lembaga, Unit Eselon I, Tahun Anggaran, dan pelaporan, pengguna dapat mencetak laporan
Semester. Sebagai contoh, pengguna dapat tersebut dalam format PDF maupun excel
memilih Kementerian Perhubungan pada isian melalui tombol cetak PDF dan cetak Excel.
K/L, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
pada isian Unit Eselon I, Tahun Anggaran Demikian pengenalan singkat
2020, serta Semester II. Lalu klik Tampilkan. menu Pelaporan pada aplikasi Single
Sebagai hasil, akan diperoleh tampilan tabel Source Database PNBP. Untuk info terkait
laporan penggunaan dana PNBP sebagaimana PNBP lainnya dapat diakses pada website
Gambar 3. anggaran.kemenkeu.go.id dan kanal Youtube
Direktorat Jenderal Anggaran. (*)
Dalam tampilan tersebut terdapat
kelengkapan berupa kolom eselon I,

Gambar 3. Sub Menu Pelaporan PNBP-Laporan Penggunaan Dana PNBP

 34 | BULETIN INTI PNBP, Edisi 3, Desember 2020


RUBRIK TEMATIK

Gambar: Unsplash.com

PNBP Royalti HKI - Agen Inovasi?


Sebuah Landasan Berpikir tentang Dampak Imbalan yang
Berasal dari PNBP Royalti HKI

Teks:
Suhardono Kusuma Mulia dan Tsani Aji Novarima

P
andemi COVID-19 memberikan kita yang dihasilkan waktunya sedikit mundur jika
pelajaran yang sangat berharga. Bahwa dibandingkan vaksin negara lain yaitu selesai
ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pada pertengahan 2021, sehingga kita perlu
berperan dalam kemajuan perekonomian melakukan perjanjian pembelian vaksin dari
suatu bangsa dan secara khusus juga terhadap negeri sahabat yang lebih dahulu menghasilkan
keselamatan suatu bangsa. Sampai dengan vaksin. Lebih lanjut pandemi COVID-19
November 2020 jumlah penderita COVID-19 ternyata juga berdampak pada perekonomian
dunia telah mencapai lebih dari 64 juta jiwa dunia. Lembaga-lembaga keuangan dunia
dengan kasus kematian hampir 1,5 juta jiwa telah memangkas perkiraan pertumbuhan
(worldometers.info, 30 November). Gencar ekonomi dunia tahun 2020 dan 2021.
sekali pemberitaan saat ini bagaimana kita Penurunan pertumbuhan ini tentu berdampak
sangat membutuhkan vaksin dalam rangka pada penurunan kesejahteraan masyarakat dan
menekan penyebaran COVID-19 atau bahkan sedikitnya penyediaan lapangan kerja. Indonesia
menghentikannya. Beberapa saat terakhir telah juga tak bisa lepas dari permasalahan ini.
tiba vaksin produksi negara sahabat di Indonesia.
Indonesia sebenarnya telah melakukan proses Dari kondisi tersebut, terlihat begitu
penelitian vaksin sendiri namun perkiraan vaksin pentingnya inovasi dan invensi dalam kemajuan

BULETIN INTI PNBP, Edisi 3, Desember 2020 |  35


RUBRIK TEMATIK

suatu bangsa. Sesungguhnya, bangsa Indonesia perguruan tinggi dan lembaga litbang, Peraturan
telah menyadari bahwa dalam pembangunan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2005 (PP No.
ilmu pengetahuan dan teknologi diperlukan 20/2005) tentang Alih Teknologi Kekayaan
penguasaan, pemanfaatan, dan pemajuan untuk Intelektual Serta Hasil Kegiatan Penelitian
memperkuat posisi daya saing Indonesia dalam dan Pengembangan oleh Perguruan Tinggi dan
kehidupan global (Undang-Undang Nomor 11 Lembaga Penelitian dan Pengembangan telah
Tahun 2019 (UU No. 11/2019) tentang Sistem mengatur bahwa kepemilikan atas Hak Kekayaan
Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Intelektual (HKI) serta hasil kegiatan litbang
Penjelasan). Namun demikian, kenyataannya yang dibiayai oleh Pemerintah, Pemerintah
pembangunan ilmu pengetahuan di Indonesia Daerah atau yang sebagian dibiayai oleh pihak
masih belum optimal. Hal ini bisa dilihat dari data lain, dimiliki oleh negara dan lembaga lain
Global Innovation Index (GII). Indonesia masih secara bersama-sama. Selanjutnya, mekanisme
berada di urutan ke-85 dari 131 pada GII 2020. yang dapat dilakukan dalam alih teknologi HKI
Ranking Indonesia tidak berubah sejak 2018. dan hasil kegiatan litbang dengan cara lisensi,
Meskipun nilai GII Indonesia masih dianggap kerjasama, pelayanan jasa ilmu pengetahuan
sesuai dengan tingkat perkembangannya, namun dan teknologi dan publikasi. Atas dasar lisensi
kinerja inovasi Indonesia berada di bawah rata- terhadap HKI, Pemerintah mendapatkan royalti.
rata negara ASEAN. Negara lain memiliki Royalti atas HKI merupakan PNBP (PP No.
kinerja yang jauh lebih baik melampaui tingkat 20/2005, Pasal 5 dan Pasal 20).
perkembangannya yaitu: Vietnam (42), Thailand
(44), Filipina (50). Indonesia perlu mengejar Dalam rangka mendorong minat
ketertinggalannya dalam inovasi sehingga dapat kalangan perguruan tinggi dan lembaga
mencerminkan potensi inovasi sesungguhnya litbang untuk mengembangkan potensinya di
(Anita Iskandar, 2020, dikutip dari GII 2020). bidang pemanfaatan ilmu pengetahuan dan
teknologi, telah diatur penggunaan pendapatan
Inovasi dan invensi harus dilakukan oleh yang diperoleh dari alih teknologi HKI
seluruh anak bangsa. Pemerintah dalam hal ini serta hasil kegiatan litbang oleh perguruan
telah merumuskan sistem pengelolaan inovasi tinggi dan lembaga litbang. Perguruan tinggi
dan alih teknologinya dalam UU No. 11/2019. dan lembaga litbang berhak menggunakan
Pemerintah telah berusaha menciptakan tatanan pendapatan yang diperolehnya dari hasil alih
regulasi dan tatanan budaya yang merangsang teknologi HKI serta hasil kegiatan litbang untuk
para inovator dalam menghasilkan invensi dan mengembangkan diri. Pendapatan tersebut
memungkinkan terlaksananya alih teknologi dapat langsung digunakan untuk meningkatkan
kekayaan intelektual. Di sisi Pemerintah anggaran litbang yang diperlukan untuk
sendiri juga memiliki unit-unit yang dapat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan
menghasilkan inovasi, yaitu lembaga penelitian mengembangkan invensi; memberikan insentif
dan pengembangan (litbang) dan perguruan yang diperlukan untuk meningkatkan motivasi
tinggi. Selain itu, untuk mendorong inovasi dan kemampuan invensi di lingkungannya;
yang bermutu, Pemerintah juga telah membuat memperkuat kemampuan pengelolaan dan alih
pengaturan mengenai kepemilikan terhadap teknologi HKI serta hasil kegiatan litbang;
kekayaan intelektual dan mekanisme alih melakukan investasi untuk memperkuat
teknologi dari kegiatan litbang yang dihasilkan. sumber daya ilmu pengetahuan dan teknologi
Perguruan tinggi dan lembaga litbang juga yang dimiliki; meningkatkan kualitas dan
telah diberi keleluasaan untuk menggunakan memperluas jangkauan alih teknologi HKI serta
pendapatan yang diperolehnya dari hasil hasil kegiatan litbang dan pelayanan jasa ilmu
alih teknologi kekayaan intelektual dan hasil pengetahuan dan teknologi; dan memperluas
kegiatan litbang untuk pengembangan dirinya. jaringan kerja dengan lembaga-lembaga lain
yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan
Dalam rangka alih teknologi kekayaan tanggung jawabnya, baik di dalam maupun luar
intelektual dan hasil kegiatan litbang oleh wilayah Indonesia (PP No. 20/2005, Pasal 38).

 36 | BULETIN INTI PNBP, Edisi 3, Desember 2020


RUBRIK TEMATIK

Keleluasaan ini dimaksudkan untuk fleksibilitas tahun 2019 sebesar Rp1.065,36 juta dan sampai
perguruan tinggi dan lembaga litbang pemerintah dengan Oktober 2020 sebesar Rp735,79 juta
agar mengoptimalkan sumberdayanya dalam (business intelligence DJA). Realisasi pemberian
rangka menghasilkan inovasi dan invensi imbalan kepada inventor dan pemulia hanya
yang berkualitas dan bermanfaat terhadap berkisar rata-rata 12 persen dari realisasi PNBP
perekonomian. royalt HKI. Jika dibandingkan dengan anggaran
fungsi pendidikan yang telah mencapai lebih
Selanjutnya, dalam rangka mendorong dari Rp150 triliun pada TA 2020, maka angka
inovasi yang bermutu oleh perguruan tinggi pemberian imbalan ini sangatlah kecil. Angka
dan lembaga penelitian dan pengembangan, ini sepertinya juga masih jauh dari gambaran
maka minat peneliti di kalangan ASN perlu keinginan Pemerintah untuk mengembangkan
ditingkatkan. Dalam rangka meningkatkan inovasi dan invensi di Indonesia. Mau tidak
minat peneliti dalam mewujudkan suatu inovasi, mau, dalam rangka menggali inovasi dan
salah satunya cara yang dilakukan adalah invensi, tentunya insentif atau imbalan yang
dengan pemberian insentif berupa imbalan diberikan kepada inventor haruslah sepadan
dari sebagian royalti atas HKI yang telah dengan kerja kerasnya, ini juga membentengi
dilisensikan. Pemberian imbalan dari sebagian dari kemungkinan adanya tawaran yang
royalti atas HKI telah diatur dalam Peraturan menggiurkan dari negara-negara lain. Namun
Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor mengingat pemberian imbalan ada dalam koridor
72/PMK.02/2015 (PMK No. 72/2015) tentang penggunaan dana PNBP, maka pemberian
Imbalan yang Berasal dari Penerimaan Negara imbalan juga tetap harus mempertimbangkan
Bukan Pajak Royalti Paten Kepada Inventor, dan peningkatan kualitas anggaran litbang yang
PMK Nomor 6/PMK.02/2016 (PMK No. 6/2016) diperlukan untuk kemajuan ilmu pengetahuan
tentang Pedoman Pemberian Imbalan yang dan teknologi dan mengembangkan invensi
Berasal dari Royalti Hak Perlindungan Varietas itu sendiri. Hal ini selaras dengan Pasal 53
Tanaman Kepada Pemulia Tanaman dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2020
rangka Penggunaan Sebagian Dana Penerimaan tentang Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan
Negara Bukan Pajak. Imbalan tersebut hanya Pajak.
diberikan kepada inventor atas paten dan kepada
pemulia tanaman atas perlindungan varietas
tanaman. Syarat pemberian imbalan adalah Rekomendasi Kebijakan
untuk HKI yang diatasnamakan milik negara,
telah dilisensikan, mendapatkan royalti yang Dengan melihat pelaksanaan pemberian
disetor ke Kas Negara sebagai PNBP. Pemberian imbalan yang telah dilaksanakan selama ini,
imbalan berdasarkan penyetoran royalti ke Kas banyak sekali ruang perbaikan yang bisa
Negara dan merupakan bagian dari persentase dilakukan semata-mata demi meningkatkan
penggunaan dana PNBP serta dikalikan tarif inovasi dan invensi sebagai gambaran kemajuan
imbalan. Imbalan diberikan maksimal untuk ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia,
5 Paten/Hak PVT dalam setahun dan telah dan selanjutnya akan berkorelasi positif terhadap
dicantumkan pagunya dalam RKAKL/DIPA perekonomian ke depannya. Sampai dengan
dan mekanisme pembayaran sesuai ketentuan saat ini imbalan yang telah diberikan hanya
yang berlaku (PMK No. 72/2015 dan PMK No. kepada inventor atas paten dan kepada pemulia
6/2016). tanaman atas perlindungan varietas tanaman. Di
Indonesia HKI diklasifikasikan 2 (dua) bagian
PNBP yang dihasilkan dari royalti yaitu: (1) Hak cipta (copyrights); dan (2) Hak
HKI pada tahun 2018 sebesar Rp5,52 miliar, Kekayaan Industri (Industrial Property Rights).
tahun 2019 meningkat menjadi Rp9,45 miliar, Lebih lanjut, Hak Kekayaan Industri terdiri
sedangkan sampai dengan Oktober 2020 dari: (a) Paten (Patent); (b) Merek (trademark);
hanya sebesar Rp3,57 miliar. Adapun realisasi (c) Desain industri (industrial designs);
pembayaran imbalan kepada inventor dan (d) Desain tata letak sirkuit terpadu (integrated
pemulia pada tahun 2018 sebesar Rp220,41 juta, circuits); (e) Rahasia dagang (trade secret),

BULETIN INTI PNBP, Edisi 3, Desember 2020 |  37


RUBRIK TEMATIK

(f) Indikasi Geografis (Geographical Indication); imbalan masih terlihat pembatasan-pembatasan.


dan (g) Perlindungan Varietas Tanaman Antara lain terkait pembatasan pemberian
(PVT). Dari jenis HKI di atas terlihat masih imbalan, dimana imbalan diberikan maksimal
banyak HKI yang belum diberikan imbalan untuk 5 HKI, sedangkan potensi seorang inventor
dari PNBP royalti HKI. Selain itu juga ada menghasilkan HKI bisa lebih dari 5 buah. Besaran
kekayaan intelektual yang masih dalam proses tarif imbalan juga perlu dibenahi, terutama reviu
pendaftaran/pencatatan namun telah diminati besaran tarif, nilai rupiah sebagai batas tiap tarif,
pihak swasta dan telah dilakukan perjanjian dan persetujuan pagu penggunaan atas PNBP
lisensi. Ke depan perlu dilakukan perluasan royalti HKI. Reviu besaran tarif tentunya tetap
kepada HKI yang lain untuk diberikan imbalan, harus memperhitungkan komponen biaya dalam
namun dengan tetap mendasari pada kejelasan menghasilkan suatu invensi berupa: komponen
landasan pemberian imbalan dalam UU HKI biaya pembentuk invensi itu sendiri, komponen
terkait. Perluasan juga dapat diberikan untuk biaya pengelolaan invensi, dan komponen
kekayaan intelektual yang masih dalam proses biaya pemeliharaan invensi (Achmad Fauzan
pendaftaran/pencatatan. Perluasan ini tentu akan Sirat, 2013,125). Lebih lanjut yang tidak kalah
memacu para inventor yang memiliki HKI dari penting adalah monitoring dan evaluasi secara
keseluruhan jenis HKI dan diharapkan inovasi berkala tentang pelaksanaan pemberian imbalan
dan invensi dapat muncul dari semua bidang yang dikaitkan dengan jumlah HKI milik
teknologi. Negara yang tercatat/terdaftar juga dengan
realisasi PNBP Royalti HKI. Hal ini sangat
Konsep keadilan dari HKI terutama berguna untuk melihat efektivitas implementasi
terkait dengan masa perlindungan. Masa pemberian imbalan serta melihat kondisi
pelindungan berpengaruh pada pemberian aktual atas dampak dari pemberian imbalan
royalti, karena dimungkinkan royalti diberikan terhadap pembentukan inovasi dan invensi.
pada saat inventor telah pensiun atau meninggal
dunia. Contoh ekstrem adalah pada hak cipta. Sudah saatnya kita mendukung
Masa perlindungan pencipta berlaku selama invensi dan inovasi demi kemajuan ilmu
hidup dan 70 tahun setelah pencipta meninggal pengetahuan dan teknologi di Indonesia, dan
dunia, untuk badan hukum berlaku selama demi menuju Indonesia makmur dan sejahtera.
50 tahun. Hak Cipta juga dapat beralih atau
dialihkan, baik seluruh maupun sebagian karena Ayoo. PNBP bisa !!!! (*)
pewarisan, hibah, wakaf, wasiat; perjanjian
tertulis; atau sebab lain yang dibenarkan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Dengan pembatasan pemberian
imbalan hanya kepada Aparatur Sipil Negara
(ASN), maka inventor yang telah pensiun atau
meninggal dunia tidak lagi menerima imbalan.
Kondisi ini mengakibatkan ketidakadilan antar
sesama inventor. Ke depan diperlukan perluasan
subjek penerima imbalan, yaitu menambahkan
Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang telah pensiun/
meninggal dunia dan Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang telah
mengalami pemutusan kerja dengan hormat
ataupun meninggal dunia sebagai penerima
imbalan. Perluasan ini akan mengakibatkan
PNS yang akan memasuki masa pensiun tetap
semangat untuk menghasilkan inovasi.

Pada tataran pelaksanaan pemberian

 38 | BULETIN INTI PNBP, Edisi 3, Desember 2020


RUBRIK PERCA

Tarif Nol Rupiah Jasa Penerbitan


SKA, Wujud Relaksasi PNBP di
Masa Pandemi COVID-19
Teks:
Vitri Nurmalasari

S
udah hampir sembilan bulan negara kita negara dan benua, membawa konsekuensi adanya
berjibaku menghadapi pandemi Corona pembatasan aktivitas sosial dan ekonomi di
Virus Disease 2019 (COVID-19). Sejak masyarakat. Pembatasan ini kemudian memaksa
pertama kali kasus Corona masuk ke Indonesia adanya penyesuaian pola kerja, bahkan dapat
pada awal Maret yang lalu, tidak pernah menyebabkan berhentinya aktivitas ekonomi
terbayangkan bahwa penyakit ini akan menjadi yang menyerap tenaga kerja di berbagai sektor,
pandemi global bahkan dengan periode yang tak terkecuali sektor informal. Alhasil, banyak
cukup lama. Banyak yang menjadi “korban” dari sektor dan pelaku ekonomi yang terdampak,
penyakit ini, karena tidak hanya menjadi masalah seperti pengusaha, karyawan, pedagang, buruh,
kesehatan semata, tetapi juga menimbulkan bankir, dan banyak lainnya. Roda ekonomi
permasalahan pada aspek ekonomi dan sosial. melambat, pendapatan masyarakat terkoreksi
Penambahan kasus positif yang selalu terjadi tajam, investasi terhambat, ekspor-impor
setiap hari, memaksa kita untuk melakukan terkontraksi, dan pada akhirnya membuat
penyesuaian-penyesuaian sebagai bentuk pertumbuhan ekonomi menurun tajam. Bahkan
adaptasi dengan kondisi baru, atau lebih dikenal memaksa Indonesia mengalami resesi setelah dua
dengan istilah kenormalan baru (new normal). kuartal berturut-turut mencatatkan pertumbuhan
negatif, yaitu -5,32 persen pada triwulan II-
Kenyataan bahwa penyakit COVID-19 2020 dan -3,49 persen pada triwulan III-2020.
menyebar dengan sangat cepat bahkan antar

BULETIN INTI PNBP, Edisi 3, Desember 2020 |  39


RUBRIK PERCA

Banyak upaya yang sudah dilakukan oleh Perekomian Indonesia tanggal 30 Maret 2020,
pemerintah untuk mendongkrak sektor ekonomi Bank Indonesia memproyeksikan dampak
dan keuangan khususnya. Antara lain melalui pandemi COVID-19 akan menyebabkan Defisit
paket kebijakan Stimulus Fiskal jilid I hingga Transaksi Berjalan atau Current Account Deficit
jilid III, Insentif Fiskal (berupa insentif pajak, (CAD) sebesar 2,5 persen sampai 3,0 persen
kepabeanan dan cukai) maupun Insentif Non- dari Produk Domestik Bruto (PDB). Atas
Fiskal untuk mendukung ekspor-impor. Tidak dasar itulah kemudian Menteri Perdagangan
hanya itu, pemerintah juga memberikan insentif menyampaikan permohonan penetapan tarif
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) nol Rupiah atas PNBP berupa Jasa Penerbitan
melalui relaksasi dalam berbagai bentuk, seperti: Surat Keterangan Asal (SKA) kepada Menteri
penundaan pembayaran PNBP, pengurangan Keuangan, untuk mendukung upaya akselerasi
sebagian kewajiban PNBP, penghapusan PNBP, ekspor non migas. Harapannya, dengan
serta penetapan tarif PNBP sampai dengan nol kebijakan ini dapat membantu eksportir untuk
Rupiah atau nol persen. Salah satunya melalui mengurangi biaya produksi, serta mendorong
Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 137 kinerja ekspor nasional.
Tahun 2020 tentang Penetapan Tarif Nol Rupiah
atas Jasa Penerbitan Surat Keterangan Asal Dalam Peraturan Pemerintah (PP)
yang Berlaku pada Kementerian Perdagangan Nomor 31 Tahun 2017, tarif atas jenis PNBP
karena Pandemi Corona Virus Disease 2019 dari Jasa Penerbitan SKA adalah sebesar
(COVID-19). Rp25.000,- per set. Sebagai informasi, setiap
komponen yang diekspor memerlukan dokumen
SKA. Untuk satu unit mobil misalnya, terdiri
Pertimbangan Penetapan Tarif Nol Rupiah atas beberapa komponen, maka formulir SKA
Jasa Penerbitan SKA yang dibutuhkan adalah sejumlah komponen
yang terdapat pada mobil tersebut. SKA sendiri
Presiden Joko Widodo dalam rapat kerja merupakan dokumen yang membuktikan bahwa
Kementerian Perdagangan tanggal 4-5 Maret barang ekspor Indonesia telah memenuhi
2020 menyampaikan bahwa guna merespon Ketentuan Asal Barang Indonesia (Rules of
kondisi pelemahan ekonomi global, dibutuhkan Origin of Indonesia). Dokumen ini juga memberi
sejumlah kebijakan untuk memberikan stimulus peluang bagi eksportir untuk mendapatkan
perdagangan. Selain itu, dalam Laporan fasilitas pengurangan atau pembebasan tarif

 40 | BULETIN INTI PNBP, Edisi 3, Desember 2020


RUBRIK PERCA

bea masuk di negara tujuan ekspor. Oleh karena 1. Dalam upaya mengurangi dampak COVID-19
itu, dengan penetapan tarif nol Rupiah SKA, terhadap kegiatan ekspor, jenis PNBP berupa
maka eksportir dapat berhemat pada dua sisi. Jasa Penerbitan SKA dapat ditetapkan sebesar
nol Rupiah.
Atas dasar itulah, serta memperhatikan 2. Tarif nol Rupiah Jasa Penerbitan SKA
bahwa pandemi COVID-19 merupakan kondisi diberikan kepada seluruh eksportir yang
kahar sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan mengajukan permohonan dengan mengisi
Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor formulir dalam sistem e-SKA Kementerian
12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Perdagangan.
Nonalam Penyebaran Corona Virus Disease 3. Pemberian tarif nol Rupiah jasa penerbitan
2019 (COVID-19) sebagai Bencana Nasional, SKA sampai dengan 31 Desember 2020.
maka penetapan tarif nol Rupiah Jasa Penerbitan 4. Penggunaan formulir SKA dengan tarif nol
SKA telah memenuhi ketentuan Pasal 13 UU Rupiah hanya dapat digunakan untuk kegiatan
Nomor 9 Tahun 2018 tentang Penerimaan ekspor sampai dengan 31 Desember 2020.
Negara Bukan Pajak. Pada pasal tersebut diatur 5. Tata cara pembelian dan penggunaan formulir
bahwa dalam hal tertentu, tarif atas jenis PNBP formulir SKA karena pandemi COVID-19
dapat ditetapkan sampai dengan nol Rupiah mengikuti Peraturan Menteri Perdagangan
atau nol persen. Salah satu yang dimaksud tentang Tata Cara Pembayaran Penerimaan
dengan hal tertentu adalah kondisi kahar. Negara atas Penerbitan Surat Keterangan Asal
untuk BarangAsal Indonesia secara Elektronik.
Dengan diterbitkannnya PMK tersebut, maka
Pokok Pengaturan PMK 137 Tahun 2020 eksportir dapat membeli formulir SKA
dengan tarif nol Rupiah, dan Pemerintah Daerah
Pada tanggal 23 September 2020, Menteri sebagai Instansi Penerbit Surat Keterangan
Keuangan telah menetapkan PMK Nomor 137 Asal (IPSKA) memiliki pedoman pemberian
Tahun 2020 tentang Penetapan Tarif Nol Rupiah layanan SKA dengan tarif khusus tersebut.
atas Jasa Penerbitan Surat Keterangan Asal
yang Berlaku pada Kementerian Perdagangan
karena Pandemi Corona Virus Disease 2019
(COVID-19). Beberapa pokok pengaturan
dalam PMK tersebut adalah:

BULETIN INTI PNBP, Edisi 3, Desember 2020 |  41


Dokumentasi Diskusi dan Webinar:
Relaksasi PNBP di Masa Pandemi
Sosialisasi Tarif Nol Rupiah Jasa Penerbitan COVID-19
SKA

Sebagai kebijakan yang dikeluarkan


dalam rangka mengurangi dampak COVID-19,
insentif PNBP berupa tarif nol Rupiah Jasa
Penerbitan SKA perlu untuk disosialisasikan
kepada masyarakat sebagai pengguna layanan.
Oleh karena itu, pada tanggal 19 Oktober 2020
Direktorat Penerimaan Negara Bukan Pajak
Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian
Keuangan bekerjasama dengan Politeknik
Keuangan Negara Sekolah Tinggi Akuntansi
Negara (PKN STAN) Kementerian Keuangan, Direktur Jenderal Anggaran, Askolani, sedang menyampaikan
telah menyelenggarakan Webinar dengan tema keynote speech dalam kegiatan Sosialisasi Tarif Nol Rupiah
“Relaksasi PNBP di masa Pandemi COVID-19”. Jasa Penerbitan SKA. (18/10)
Selain dilaksanakan melalui video conference
aplikasi Zoom Clouds Meeting yang dihadiri
oleh lebih dari 700 peserta, kegiatan tersebut juga
disiarkan melalui live streaming akun Youtube
Direktorat Jenderal Anggaran dengan total
pemutaran lebih dari 3000 kali. Peserta Webinar
berasal dari berbagai kalangan seperti perwakilan
Kementerian/Lembaga, Instansi Penerbit Surat
Keterangan Asal (IPSKA) pada Pemerintah
Daerah, pejabat/pegawai Kementerian
Keuangan, Widyaiswara, Mahasiswa,
Perusahaan Eksportir, serta Masyarakat
Umum. Webinar tersebut selain sebagai sarana
sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat Direktur Penerimaan Bukan Pajak Kementerian/Lembaga,
atas regulasi bidang PNBP yang dikeluarkan Wawan Sunarjo, sedang menyampaikan materi tentang
oleh Pemerintah, juga merupakan salah satu Relaksasi PNBP selaku narasumber dalam kegiatan
rangkaian peringatan Hari Oeang ke 74 tahun. Sosialisasi Tarif Nol Rupiah Jasa Penerbitan SKA. (18/10)

Dalam kegiatan Webinar tersebut,


terdapat tiga pemaparan materi yang disampaikan
oleh tiga orang narasumber, dan dilengkapi
dengan satu orang penanggap. Bertindak sebagai
pemateri adalah Direktur Penerimaan Negara
Bukan Pajak Kementerian/Lembaga (Wawan
Sunarjo), Kepala Pusat Kebijakan APBN-Badan
Kebijakan Fiskal (Ubaidi Socheh Hamidi) serta
Sekretaris Direktorat Jenderal Perdagangan Luar
Negeri-Kementerian Perdagangan (Marthin).
Sedangkan penanggap pada kegiatan tersebut
adalah Staf Khusus Menteri Keuangan bidang
Komunikasi Strategis (Yustinus Prastowo). Kepala Pusat Kebijakan APBN Badan Kebijakan Fiskal,
Ubaidi Socheh Hamidi, sedang menyampaikan materi
Dari ketiga pemaparan dan tanggapan tentang Kebijakan APBN dalam Mendukung Pemulihan
yang disampaikan, secara umum menyepakati Ekonomi Nasional selaku narasumber dalam kegiatan
bahwa pandemi COVID-19 terbukti memberikan Sosialisasi Tarif Nol Rupiah Jasa Penerbitan SKA. (18/10)

 42 | BULETIN INTI PNBP, Edisi 3, Desember 2020


Dokumentasi Diskusi dan Webinar:
Relaksasi PNBP di Masa Pandemi
COVID-19 tekanan pada perekonomian nasional baik dari
sisi supply maupun demand. Oleh karena itu,
Pemerintah bertindak cepat dengan menerbitkan
beberapa kebijakan untuk mengurangi dampak
pandemi tersebut. Salah satunya melalui
pemberian insentif fiskal baik berupa fasilitas
perpajakan, bea cukai, maupun relaksasi PNBP.
Kebijakan pemberian tarif PNBP nol Rupiah
Jasa Penerbitan SKA membuktikan bahwa
PNBP merupakan salah satu instrumen yang
digunakan oleh pemerintah untuk menjalankan
fungsi pengaturan (regulatory). Sehingga tidak
hanya berfokus pada aspek penerimaan semata,
tetapi juga berkontribusi dalam upaya pemulihan
ekonomi nasional khususnya di masa pandemi
seperti saat ini. Lebih lanjut, teknis implementasi
atas PMK 137/2020 tersebut, telah diatur dalam
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 79
Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Tahun 2020 tentang Tata Cara Pengenaan Tarif
Strategis, Yustinus Prastowo, sedang menyampaikan Nol Rupiah atas Penerimaan Negara Bukan
tanggapan atas materi yang telah disampaikan selaku Pajak yang Berasal dari Jasa Penerbitan Surat
penanggap dalam kegiatan Sosialisasi Tarif Nol Rupiah Jasa Keterangan Asal untuk Barang Asal Indonesia.
Penerbitan SKA. (18/10)
Meskipun pandemi COVID-19
membawa dampak negatif pada berbagai
aspek seperti kesehatan, ekonomi, sosial,
pendidikan, dan sebagainya, namun juga
memberikan pelajaran bagi kita. Bagaimana
seluruh komponen masyarakat, dunia usaha dan
pemerintah bekerjasama untuk menanggulangi
dan meminimalisir dampak yang terjadi.
Kerjasama yang solid antara Kementerian
Keuangan dengan Kementerian Perdagangan
menjadi salah satu contoh bahwa penanggulangan
dampak COVID-19 merupakan tanggung jawab
seluruh instansi pemerintah. Penyaluran bantuan
sosial, bantuan modal kerja, stimulus kredit
bagi UMKM, dukungan usaha bagi BUMN
dan Korporasi, dan segala bentuk insentif fiskal
yang diberikan oleh Pemerintah bermuara pada
Sekretaris Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
satu tujuan, yaitu melindungi, mempertahankan,
Kementerian Perdagangan, Marthin, sedang menyampaikan
dan meningkatkan kemampuan ekonomi para
materi tentang Pengenaan Tarif Nol Rupiah PNBP atas Jasa
pelaku usaha dalam menjalankan usahanya
Penerbitan Surat Keterangan Asal (SKA) selaku narasumber
selama pandemi COVID-19, yang pada akhirnya
dalam kegiatan Sosialisasi Tarif Nol Rupiah Jasa Penerbitan
akan menopang laju pertumbuhan dan aktivitas
SKA. (18/10)
ekonomi nasional. Memang kita tidak pernah
tahu kapan pandemi akan berakhir, namun
dengan gotong-royong dan kerjasama yang
solid, bukan tidak mungkin bahwa kita dapat
menjalani tatanan kenormalan baru yang lebih
baik ke depannya. (*)

BULETIN INTI PNBP, Edisi 3, Desember 2020 |  43


RUBRIK PERCA

Webinar PIJAR MANKEU


Sebagai Upaya Sosialisasi
Kebijakan Terbaru Terkait
PNBP
Teks: Dini Justika Istiqawaty Halik
Gambar: Unsplash.com

D
alam rangka menjalankan amanat Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2018 tentang PNBP (UU
No. 9/2018), telah ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2020 tentang Pengelolaan
PNBP (PP No. 58/2020) serta Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2020 tentang Tata Cara
Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan, Keringanan, dan Pengembalian PNBP (PP No. 59/2020).
Kedua PP ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi Wajib Bayar, Instansi Pengelola PNBP, Mitra
Instansi Pengelola PNBP, Menteri Keuangan, dan Instansi Pemeriksa PNBP terkait pengaturan
pelaksanaan PNBP.

Sebagai upaya sosialisasi kebijakan terbaru terkait PNBP, Direktorat Jenderal Anggaran,
khususnya Direktorat PNBP K/L serta Direktorat PNBP SDA dan KND bekerja sama dengan
Politeknik Keuangan Negara (PKN) STAN untuk menyelenggarakan Webinar Pintar Belajar
Manajemen Keuangan (PIJAR MANKEU) melalui aplikasi Zoom Meeting dan disiarkan langsung
melalui akun YouTube PKN STAN. Sebagai satu rangkaian program, webinar yang ditujukan untuk
dosen dan mahasiswa PKN STAN, pejabat/pegawai Kementerian Keuangan, pejabat/pegawai seluruh
Kementerian/Lembaga, dan masyarakat umum ini dilaksanakan dalam 2 tahapan waktu, yaitu tahap
pertama memuat materi penjelasan atas PP No. 58/2020, dan tahap kedua memuat materi penjelasan
atas PP No. 59/2020.

Webinar #PIJAR20: “Era Baru Pengelolaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
PNBP” reformasi di bidang pengelolaan PNBP yang
ditandai dengan terbitnya UU No. 9/2018.
PP No. 58/2020 hadir sebagai solusi PNBP merupakan salah satu pilar penerimaan
atas sejumlah permasalahan dan tantangan dan jika diarahkan dengan tepat akan menjadi
dalam pengelolaan PNBP. Pengaturan terkait sumber penerimaan negara yang luar biasa.
PP No. 58/2020 tentang Pengelolaan PNBP
dijelaskan pada webinar PIJAR MANKEU Selanjutnya, dalam keynote speechnya,
SERI#20 yang diselenggarakan pada hari Wawan Sunarjo selaku Direktur PNBP
Rabu, 25 November 2020 pukul 13.00 WIB. Kementerian/Lembaga menuturkan bahwa
Acara dibuka oleh MC dan diawali dengan UU No. 9/2018 tentang PNBP sejalan dengan
opening speech oleh Rahmadi Murwanto selaku reformasi di bidang keuangan negara. UU PNBP
Direktur PKN STAN. Rahmadi Murwanto ini merupakan penguatan landasan hukum
menyampaikan bahwa PP No. 58/2020 baik yang disesuaikan dengan UU Keuangan

 44 | BULETIN INTI PNBP, Edisi 3, Desember 2020


RUBRIK PERCA

Negara maupun Amandemen UUD. Selain itu, keberadaan UU PNBP juga ditujukan untuk peningkatan
pelayanan, optimalisasi penerimaan, peningkatan kualitas pengelolaan, serta sebagai implementasi
kebijakan Pemerintah. Dari keseluruhan amanat UU PNBP, dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat)
RPP yaitu RPP tentang Tata Cara Penetapan Tarif atas Jenis PNBP (yang telah ditetapkan menjadi
PP No. 69/2020), RPP tentang Pengelolaan PNBP (yang telah ditetapkan menjadi PP No. 58/2020),
RPP tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan, Keringanan dan Pengembalian
PNBP (yang telah ditetapkan menjadi PP No. 59/2020), serta RPP tentang Tata Cara Pemeriksaan
PNBP. Saat ini, sedang disusun paling tidak 5 (lima) RPMK turunan dari keempat PP tersebut.

Acara dilanjutkan dengan sesi pembahasan yang dipandu oleh moderator dari PKN
STAN, yaitu Muhammad Heru Akhmadi selaku Kaprodi DIII Kebendaharaan Negara. Materi
Pengelolaan PNBP disampaikan oleh Diah Dwi Utami yang merupakan Kepala Subdirektorat
Potensi, Penerimaan, dan Pengawasan Kementerian/Lembaga III. Secara garis besar, disampaikan
bahwa PP No. 58/2020 tentang Pengelolaan PNBP memuat mengenai 4 hal, antara lain:
1. Perencanaan PNBP, yang meliputi penyusunan target dan pagu penggunaan PNBP;
2. Pelaksanaan PNBP mulai dari penentuan PNBP terutang, pemungutan PNBP, hingga penggunaan
PNBP;
3. Pertanggungjawaban PNBP, yang terdiri dari penatausahaan dan pelaporan; dan
4. Pengawasan PNBP, yang dilakukan oleh Instansi Pengelola PNBP dan Menteri Keuangan.

Pemaparan sesi kedua disampaikan oleh Dosen PKN STAN, Acwin Hendra Saputra,
tentang Pengelolaan PNBP sebagai Bagian Integral Manajemen Keuangan Publik. Acwin
menyoroti bahwa pengelolaan PNBP seringkali masih dianggap sebagai pelengkap. Padahal
jika melihat data dan fakta, pengelolaan PNBP saat ini sudah bukan lagi untuk mendukung aspek
penerimaan negara saja, tapi PNBP sudah mampu digunakan sebagai instrumen kebijakan fiskal.

Usai pemaparan materi, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan diskusi
antara peserta webinar dengan narasumber, dan berakhir pada pukul 15.30 WIB.

Serangkaian Acara Webinar #PIJAR20: “Era Baru Pengelolaan PNBP”

BULETIN INTI PNBP, Edisi 3, Desember 2020 | 45


RUBRIK PERCA

Webinar #PIJAR22: “PP 59/2020, namun ada mekanisme-mekanisme lain yang


Perwujudan Keadilan Bagi Wajib Bayar” juga diupayakan agar pengelolaan PNBP ini bisa
lebih governance, fair, dan akuntabel. Secara
Selain PP No. 58/2020, telah ditetapkan umum, di PP No. 59/2020 ada 3 jenis fasilitas
PP No. 59/2020 tentang Tata Cara Pengajuan yang bisa digunakan, yaitu terkait keberatan,
dan Penyelesaian Keberatan, Keringanan dan keringanan, dan pengembalian PNBP yang
Pengembalian PNBP yang merupakan salah satu merupakan titik berat dalam PP ini.
dari 4 (empat) RPP turunan sebagaimana yang
diamanatkan dalam UU No. 9/2018. Webinar Sesi pemaparan materi terkait PP No.
PIJAR MANKEU SERI#22 yang dilaksanakan 59/2020 diisi oleh narasumber, yaitu Kepala
pada hari Jumat, 18 Desember 2020 pukul 09.00 Subdirektorat Penerimaan SDA Non Migas,
WIB membahas tentang PP No. 59/2020. John David Siburian. Beliau menyampaikan
bahwa yang terpenting dari penetapan UU No.
Sebagaimana rangkaian acara webinar 9/2018 adalah mendorong good governance
sebelumnya, acara dibuka dengan opening dalam pelaksanaan PNBP. UU PNBP
speech yang disampaikan oleh Tanda Setiya mensyaratkan agar PP ditetapkan sebagai aturan
selaku Ketua Jurusan Manajemen Keuangan. turunannya untuk dapat mendorong partisipasi
Dalam pembukaannya, Tanda Setiya publik, kepastian hukum, keseimbangan antara
menyampaikan agar peserta webinar dapat Pemerintah dan Wajib Bayar, akuntabilitas,
memahami informasi konseptual terkait PP transparansi, efektivitas, dan efisiensi dalam
No. 59/2020 secara utuh dan benar sehingga pengelolaan PNBP. Pengaturan di PP ini, akan
implementasinya dapat berjalan dengan sebaik- ada batas waktu yang harus dipenuhi oleh para
baiknya. Saat ini Pemerintah sangat memberikan pihak dan ketidakpatuhan atas waktu akan
perhatian kepada PNBP sejak lahirnya UU No. menimbulkan konsekuensi dalam bentuk sanksi.
9/2018, kemudian diterbitkan PP, hingga nanti Secara garis besar, di PP No. 59/2020 terdapat
munculnya PMK yang merupakan peraturan 6 bab pengaturan dan 51 pasal di mana setiap
yang lebih teknis agar PNBP bisa menjadi pasalnya dibagi atas materi terkait keberatan,
penopang dari pendapatan negara. keringanan, dan pengembalian PNBP.

Selanjutnya, Kurnia Chairi selaku Usai pemaparan materi, sesi tanya jawab
Direktur PNBP SDA dan KND menyampaikan dan diskusi dilakukan antara peserta webinar
keynote speech bahwa saat ini upaya untuk dengan narasumber. Antusiasme peserta
mengoptimalkan dan mereformasi PNBP terus tercermin dalam penyampaian pendapat dan
dilakukan. Sudah ada 3 Peraturan Pemerintah pertanyaan tentang keringanan, keberatan, dan
yang diterbitkan, yaitu PP No. 58/2020, PP No. pengembalian PNBP. Webinar berakhirnya pada
59/2020, dan PP No. 69/2020. Tema webinar pukul 11.10 WIB. Harapan di masa mendatang
kali ini adalah tentang bagaimana keadilan agar pengelolaan PNBP bukan saja menjadi
bagi Wajib Bayar bisa dilaksanakan melalui rezim dari penerimaan negara, tapi juga menjadi
konsep yang ada di PP No. 59/2020. Dalam bagian dari pola pengambilan kebijakan dan
mewujudkan fairness pengelolaan PNBP instrumen fiskal yang mampu berbicara banyak
sebenarnya tidak hanya melalui PP No. 59/2020, bagi pengelolaan APBN Indonesia. (*)

Serangkaian Acara Webinar #PIJAR22: “PP 59/2020, Perwujudan Keadilan Bagi Wajib Bayar”

 46 | BULETIN INTI PNBP, Edisi 3, Desember 2020

Anda mungkin juga menyukai