Disusun oleh:
Fransisco Valdino R
A031191002
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
DEFINISI ASET LAINNYA
Mengacu pada Buletin Teknis SAP 02 tentang Penyusunan Neraca Awal Pemerintah Daerah, dinyatakan
bahwa Aset Lainnya merupakan aset pemerintah daerah yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai aset
lancar, investasi jangka panjang, aset tetap dan dana cadangan. Layaknya sebuah aset, aset lainnya
memiliki peranan yang cukup penting bagi pemerintah daerah karena mampu memberikan manfaat
ekonomis dan jasa potensial (potential service) di masa depan. Berbagai transaksi terkait aset lainnya
seringkali memiliki tingkat materialitas dan kompleksitas yang cukup signifikan mempengaruhi laporan
keuangan pemerintah daerah sehingga keakuratan dalam pencatatan dan pelaporan menjadi suatu
keharusan. Semua standar akuntansi menempatkan aset lainnya sebagai aset yang penting dan memiliki
karakteristik tersendiri baik dalam pengakuan, pengukuran maupun pengungkapannya.
Kerjasama Pemanfaatan
Hak Cipta
Paten
Pihak-pihak yang terkait dalam sistem akuntansi aset lainnya antara lain adalah:
1. Bendahara Penerimaan
Dalam sistem akuntansi aset lainnya, Bendahara Penerimaan SKPD memiliki tugas menyiapkan dan
menyampaikan dokumen-dokumen atas transaksi yang terkait dengan proses pelaksanaan sistem
akuntansi aset lainnya ke PPK-SKPD.
1. Bendahara Pengeluaran
Dalam sistem akuntansi aset lainnya, Bendahara Pengeluaran SKPD memiliki tugas menyiapkan dan
menyampaikan dokumen-dokumen atas transaksi yang terkait dengan proses pelaksanaan sistem
akuntansi aset lainnya ke PPK-SKPD.
1. PPK-SKPD
Dalam sistem akuntansi aset lainnya, PPK-SKPD melaksanakan fungsi akuntansi SKPD, memiliki tugas
sebagai berikut:
a) Mencatat transaksi/kejadian aset lainnya berdasarkan bukti-bukti transaksi yang sah ke Buku
Jurnal Umum.
Dokumen yang terkait dalam prosedur akuntansi aset lainnya antara lain:
b) Keputusan Pembebanan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah dan/ atau Dokumen yang
Dipersamakan
h) Surat Lisensi dan Frenchise/Ijin dari pemegang HAKI. Hak Cipta, Paten/Dokumen yang
Dipersamakan
a. Aset Tak Berwujud dari kegiatan pengembangan yang memenuhi syarat pengakuan,
diakui sebesar biaya perolehan yang meliputi biaya yang dikeluarkan sejak memenuhi
kriteria pengakuan.
b. Pengeluaran atas unsur tidak berwujud yang awalnya telah diakui oleh entitas sebagai
beban tidak boleh diakui sebagai bagian dari harga perolehan aset tak berwujud di
kemudian hari.
c. Aset tak berwujud yang dihasilkan dari pengembangan software komputer, maka
pengeluaran yang dapat dikapitalisasi adalah pengeluaran tahap pengembangan aplikasi.
Aset yang memenuhi definisi dan syarat pengakuan aset tak berwujud, namun biaya
perolehannya tidak dapat ditelusuri dapat disajikan sebesar nilai wajar.
4. Aset Lain-Lain
Salah satu yang termasuk dalam kategori dalam aset lain-lain adalah aset tetap yang
dimaksudkan untuk dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah daerah direklasifikasi ke
dalam aset lain-lain menurut nilai tercatat/nilai bukunya.
AMORTISASI
Terhadap aset tak berwujud dilakukan amortisasi, kecuali atas aset tak berwujud yang
memiliki masa manfaat tak terbatas. Amortisasi adalah penyusutan terhadap aset tidak
berwujud yang dialokasikan secara sistematis dan rasional selama masa manfaatnya.
Amortisasi dapat dikukan dengan berbagai metode seperti garis lurus, metode saldo menurun
dan metode unit produksi seperti halnya metode penyusutan yang telah dibahas pada bab
aset tetap. Metode amortisasi yang digunakan harus menggambarkan pola konsumsi entitas
atas manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan. Jika pola tersebut tidak dapat
ditentukan secara andal, digunakan metode garis lurus. Amortisasi dilakukan setiap akhir
periode.
B. JURNAL STANDAR
1. JURNAL STANDAR DAN ILUSTRASI PADA PPKD
a. Tagihan Jangka Panjang
1) Tagihan Penjualan Angsuran
Barang milik daerah yang dipindahtangankan/dijual adalah aset tetap yang dikuasai oleh SKPD.
Sebelum proses dipindah tangankan/dijual, SKPD “menghapus” dari pembukuannya dengan
mekanisme SKPD akan menyerahkan aset tersebut kepada PPKD. PPKD menerima pelimpahan
aset yang hendak dijual ini dengan mencatatnya sebagai aset tetap/barang milik daerah yang
akan dijual.
Selanjutnya, ketika PPKD melakukan penjualan aset ini secara angsuran, maka fungsi akuntansi
PPKD akan membuat jurnal pengakuan tagihan penjualan angsuran berdasarkan dokumen
transaksi terkait penjualan dengan angsuran. Jurnal ini mencatat “Tagihan Penjualan Angsuran”
di debit dan “Surplus Penjualan Aset Non Lancar” serta “Aset Tetap” di kredit (asumsi harga
jual lebih besar daripada nilai buku barang yang dijual). Besaran tagihan penjualan angsuran
yang dicatat adalah sesuai yang ditetapkan dalam naskah/dokumen perjanjian penjualan.
Jurnal Standar-Tagihan Penjualan Angsuran
Jurnal LO Atau Neraca:
No. Kode
Tgl Uraian D K
Bukti Rek.
Tagihan Angsuran Penjualan.. xx
Akumulasi Penyusutan Gedung dan
xx
Bangunan
Surplus Penjualan Aset Xx
No. Kode
Tgl Uraian D K
Bukti Rek.
RK-PPKD xx
Akum Peny. Gedung dan Bangunan xx
Aset Tetap-Gedung & Bangunan xx
No. Kode
Tgl Uraian D K
Bukti Rek.
Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran
xx
– Rumah Dinas
Tagihan Angsuran Penjualan xx
No. Kode
Tgl Uraian D K
Bukti Rek.
Tuntutan Ganti Kerugian Daerah terhadap
xx
Pegawai Bukan Bendahara
Pendapatan Tuntutan Ganti Kerugian
Daerah terhadap Pegawai Bukan xx
Bendahara-LO
Jurnal Standar- Reklasifikasi Tuntutan Ganti Kerugian Daerah ke Bagian Lancar
Tuntutan Ganti Kerugian Daerah
Jurnal LO Atau Neraca:
No. Kode
Tgl Uraian D K
Bukti Rek.
Bagian Lancar Tuntutan Ganti Kerugian
xx
Daerah terhadap Pegawai Bukan Bendahara
Tuntutan Ganti Kerugian Daerah
xx
terhadap Pegawai Bukan Bendahara
No. Kode
Tgl Uraian D K
Bukti Rek.
Kas di Kas Daerah xx
Bagian Lancar Tuntutan Ganti
Kerugian Daerah terhadap Pegawai xx
Bukan Bendahara
Jurnal LRA:
No. Kode
Tgl Uraian D K
Bukti Rek.
Est Perubahan SAL xx
Pendapatan Tuntutan Ganti Kerugian
Daerah terhadap Pegawai Bukan xx
Bendahara-LRA
No. Kode
Tgl Uraian D K
Bukti Rek.
Kemitraan dengan Pihak Ketiga – Sewa
xx
Tanah Kantor
Aset Tetap – Tanah Lapangan Olahraga xx
Berdasarkan Nota Kredit yang diterima dari Bank, fungsi akuntansi PPKD akan menjurnal:
Jurnal LO Atau Neraca:
No. Kode
Tgl Uraian D K
Bukti Rek.
Kas di Kas Daerah xx
Hasil dari Pemanfaatan Kekayaan
xx
Daerah - Sewa – LO
Jurnal LRA:
No. Kode
Tgl Uraian D K
Bukti Rek.
Est Perubahan SAL xx
Hasil dari Pemanfaatan Kekayaan
xx
Daerah - Sewa – LRA
Pada masa perjanjian kerjasama berakhir, aset kerjasama/kemitraan harus dikembalikan
kepada Pemerintah Daerah. Berdasarkan Berita Acara Serah Terima, fungsi akuntansi PPKD
akan menjurnal:
Jurnal LO Atau Neraca:
No. Kode
Tgl Uraian D K
Bukti Rek.
Aset Tetap – Tanah Lapangan Olahraga xx
Kemitraan dengan Pihak Ketiga – Sewa
xx
Tanah Kantor
2. Kerjasama Pemanfaatan-KSP
3. Bangun Guna Serah – BGS (Build, Operate, Transfer – BOT
Jurnal Standar Pengakuan Kemitraan dengan Pihak Ketiga – Bangun Guna Serah –
BGS/BOT
Jurnal LO Atau Neraca:
No. Kode
Tgl Uraian D K
Bukti Rek.
Kemitraan dengan Pihak Ketiga – Bangun
xx
Guna Serah/BGS (BOT) atas Tanah Kantor
Aset Tetap – Tanah Lapangan Olahraga xx
d. Aset Lain-Lain
Pada saat suatu aset direklasifikasi menjadi aset lainnya, fungsi akuntansi SKPD akan membuat
jurnal pengakuan aset lain-lain dan penghapusan akumulasi penyusutan aset tetap yang
direklasifikasi. Jurnal tersebut mencatat “Aset lain-lain” dan “Akumulasi Penyusutan” di debit
serta “Aset tetap (sesuai rincian objek) di kredit berdasarkan dokumen sumber yang relevan.
Jurnal Standar Pengakuan Aset Lain-lain
Jurnal LO dan Neraca:
No. Kode
Tgl Uraian D K
Bukti Rek.
Aset lain-lain – Traktor Rusak xx
Akumulasi Penyusutan Alat-alat Besar Darat
xx
– Traktor
Alat-alat besar Darat – Traktor xx