Anda di halaman 1dari 17

PPh 21/26

PENGISIAN DAN
PELAPORAN SPT
KELOMPOK 7

> ANGELA CHANDRA (A031191069)

> CHERYN JESICA R (A031191088)

> FRANSISCO VALDINO R (A031191002)

> RECKY REINHARD REYNANTO (A031191175)

> WANDY SITO ANDILOLO (A031191080)


1. Pelaporan PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26
Pelaporan PPh 21/26 berpedoman pada: Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor
PER-14/PJ/2013 tentang Bentuk, Isi, Tata Cara Pengisian dan Penyampaian Surat
Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pasal 26 serta Bentuk
Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau pasal 26.
Setiap warga negara yang bekerja atau melakukan usaha dan memiliki penghasilan
di atas Pendapatan Tidak Kena Pajak (PTKP) wajib membayar pajak sesuai ketentuan
yang berlaku. Mereka ini disebut Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP). Setiap 1 tahun
sekali, wajib pajak wajib melaporkan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) Pajak
Penghasilan (PPh) Pribadi. Bahkan pelaporan SPT Pajak Penghasilan Pribadi ini pun
sangat mudah serta cepat dan praktis untuk dilakukan. 
Pelaporan SPT PPh Orang Pribadi cukup dilakukan secara online melalui e-Filing
(electronic filing).
Pemotong Pajak
Pemotong adalah Wajib Pajak orang pribadi atau Wajib Pajak badan, termasuk
bentuk usaha tetap, yang mempunyai kewajiban untuk melakukan pemotongan
pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan orang
pribadi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 dan Pasal 26 Undang-Undang Pajak
Penghasilan 
.
PENERIMA PENGHASILAN

PENERIMA PENGHASILAN YANG


PENERIMA PENGHASILAN YANG
DIPOTONG PPH26
DIPOTONG PPH21
1. Penerima Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 adalah orang pribadi dengan
status sebagai subjek pajak dalam negeri yang menerima atau memperoleh
penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apapun, sepanjang tidak
dikecualikan dalam peraturan perundang-undangan perpajakan, dari Pemotong
sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan yang
dilakukan baik dalam hubungannya sebagai pegawai maupun bukan pegawai,
termasuk penerima pensiun. 
2. Penerima Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 26 adalah orang pribadi dengan
status sebagai subjek pajak luar negeri yang menerima atau memperoleh
penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apapun, sepanjang tidak
dikecualikan dalam peraturan perundang-undangan perpajakan, dari Pemotong
sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan yang
dilakukan baik dalam hubungannya sebagai pegawai maupun bukan pegawai,
termasuk penerima pension
 
JENIS-JENIS SPT
1. Jika penghasilan kurang dari Rp60 juta/tahun

Bila penghasilan Anda kurang dari Rp60 juta per tahun, maka jenis SPT yang digunakan untuk
pelaporan adalah:

1770SS untuk Pegawai/Karyawan

1770 untuk Pegawai dengan penghasilan lain

1770 untuk Bukan Pegawai

2. Jika penghasilan di atas Rp60 juta/tahun

Bila penghasilan Anda di atas Rp60 juta per tahun, maka jenis SPT yang digunakan untuk
pelaporan adalah:

1770S untuk Pegawai/Karyawan

1770 untuk Pegawai dengan penghasilan lain

1770 untuk Bukan Pegawai


SPT Masa PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26
• Induk SPT Masa PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 - (Formulir 1721);

• Daftar Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 bagi Pegawai Tetap dan Penerima Pensiun atau
Tunjangan Hari Tua/Jaminan Hari Tua Berkala serta bagi Pegawai Negeri Sipil, Anggota
Tentara Nasional Indonesia, Anggota Polisi Republik Indonesia, Pejabat Negara dan
Pensiunannya - (Formulir 1721-I);
• Daftar Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 (Tidak Final) dan/atau Pasal 26 - (Formulir
1721-II);
• Daftar Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 (Final) - (Formulir 1721-III);

• Daftar Surat Setoran Pajak (SSP) dan/atau Bukti Pemindahbukuan (Pbk) untuk Pemotongan Pajak
Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pasal 26 - (Formulir 1721- IV);
• Daftar Biaya - (Formulir 1721-V);
Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26

Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 (Tidak Final) atau Pasal 26 - (Formulir 1721-VI);

Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 (Final) - (Formulir 1721-VII);

Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 bagi Pegawai Tetap atau Penerima Pensiun atau
Tunjangan Hari Tua/Jaminan Hari Tua Berkala - (Formulir 1721-A1);

Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 Bagi Pegawai Negeri Sipil atau Anggota Tentara
Nasional Indonesia atau Anggota Polisi Republik Indonesia atau Pejabat Negara atau
Pensiunannya - (Formulir 1721-A2);

 Cara Dapatkan Bukti Potong Pajak 

Bagi karyawan (pegawai swasta dan pegawai negeri) bukti potong pajak bisa didapatkan dari
pemberi kerja (pengusaha). Artinya, Anda bisa meminta bukti potong pajak ke divisi terkait yakni
divisi HRD (Human Resource Development)  di perusahaan tempat Anda bekerja. Bagi karyawan
yang resign dari kantor lama dan telah bekerja di kantor baru, Anda bisa mendapatkan bukti
potong pajak lama di kantor Anda sebelumnya. 
Dokumen-dokumen yang Harus Dipersiapkan

1. SPT Tahunan PPh (Sangat Sederhana/SS), yakni 11770SS

Dokumen yang diperlukan adalah:

Bukti potong 1721 A1 (untuk Pegawai Swasta)

Bukti potong 1721 A2 (untuk Pegawai Negeri)

2. SPT Tahunan PPh (Sederhana/S), yakni 1770S

Dokumen yang diperlukan adalah:

1721 A1 (untuk Pegawai Swasta)

1721 A2 (untuk Pegawai Negeri) 


3. SPT Tahunan PPh jenis 1770

Dokumen yang diperlukan adalah:

Penghasilan lain di luar pekerjaan

Bukti potong A1/A2

Neraca & lapran laba-rugi (pembukuan)

Rekapitulasi bulanan peredaran bruto dan biaya (norma)

Bentuk SPT Masa PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26


1. FORMULIR KERTAS (hard copy)
2. e-SPT.
Tata Cara Pelaporan SPT
1. Ada beberapa pilihan cara menyampaikan SPT Tahunan PPh, yakni:
2. Datang langsung ke KPP /Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi
Perpajakan (KP2KP) terdekat
3. Memasukkan melalui Drop Box (khusus SPT Tahunan)
4. menggunakan Pos Tercatat atau Jasa Pengiriman
5. Lapor SPT Tahunan melalui e-Filing
6. Dari kesemua pilihan pelaporan SPT, yang paling mudah, efektif dan efisien
tentunya lapor SPT Tahunan secara daring melalui e-Filing.
Contoh soal Perhitungan PPh Pasal 21
Bapak Budi bekerja di PT. A sebagai pegawai tetap, Beliau mendapatkan
gaji pokok 5 juta/bulan, dengan tunjangan transport dan makan 1 juta.
Beliau belum berkeluarga dan tidak memiliki tanggungan. Berapa PPh 21
Bapak Budi pada bulan Januari?
Pengahasilan
Gaji Pokok      : 5.000.000
Tunjangan       : 1.000.000
Pengurang
Biaya Jabatan  : 5%
PTKP (TK/0)    : 54.000.000
Perhitungan

Keterangan Jumlah
Gaji Pokok 5.000.000
Tunjangan   1.000.000 +
Penghasilan Bruto 6.000.000
Pengurang: Biaya Jabatan 5% x 6.000.000 = 300.000  (300.000) -
Penghasilan Neto Sebulan 5.700.000
   
Penghasilan Neto Setahun
69.000.000
(12 x 5.750.000)
PTKP TK/0  (54.000.000) -
Penghasilan Kena Pajak Setahun 15.000.000
   
PPh Terutang (Setahun)
750.000
(5%x5.000.000)
PPh Pasal 21 Bulan Juli (750.000/12) 62.500
Contoh Perhitungan PPh 26 atas Hadiah
Pak Kelik seorang atlet dari Malaysia. Ia mengikuti lomba lari maraton di Indonesia
dan berhasil meraih juara dengan hadiah uang tunai sebesar Rp200.000.000.
Karena hadiah yang diterima itu merupakan objek PPh 26 dengan tarif 20%, berikut
perhitungannya:

Rumus: PPh Pasal 26 = Penghasilan Bruto x Tarif PPh 26


Tarif PPh Pasal 26 adalah 20%
PPh 26 atas Hadiah adalah:
= Rp200.000.000 x 20%
= Rp40.000.000
Dengan demikian, dari lomba maraton yang ia ikuti itu Pak Kelik akan menerima hadiah
berupa uang tunai sebesar  Rp200.000.000 – Rp40.000.000 = Rp160.000.000
KURRE’
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, and infographics & images by
Freepik

Anda mungkin juga menyukai