Kelompok 11
Disusun oleh:
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
STRATEGI
Sistem pengendalian manajemen merupakan alat untuk mengimplementasikan strategi. Tiap
organisasi memiliki strategi yang berbeda-beda, dan pengendalian harus disesuaikan dengan
syarat strategi yang spesifik. Strategi yang berbeda memerlukan prioritas tugas berbeda, factor
penentu keberhasilan berbeda, & keterampilan, perspektif, & perilaku yang berbeda pula. Oleh
karena itu, yang seharusnya diperhatikan dalam desain sistem pengendalian adalah apakah
perilaku yang didorong oleh sistem tersebut merupakan perilaku yang diperlukan oleh suatu
strategi.Strategi adalah rencana-rencana untuk mencapai tujuan organisasi, yang memberikan
konteks luas yang mana seseorang dapat mengevaluasi keoptimalan unsur-unsur sistem kendali
manajemen. Strategi yang berbeda membutuhkan prioritas tugas (task priorities), faktor sukses
kunci (key success factors), serta skill, perspektif dan perilaku yang berbeda. Jadi, rancangan
sistem pengendalian harus terus memperhatikan apakah perilaku yang disebabkan oleh sistem
adalah satu hal yang called for by the strategy.
Tujuan Strategi
Meskipun kita sering mengacu pada apa yang disebut sebagai tujuan-tujuan perusahaan,
suatu perusahaaan tidak punya tujuan ; pada hakikatnya perusahaan adalah satuan artificial
yang tidak memiliki pikiran maupun kemampuan mengambil keputusan sendiri. Tujuan yang
ada pada perusahaan adalah hasil keputusan CEO perusahaan tersebut dengan saran dari
anggota manajemen senior lainnya, atau ditentukan oleh founder perusahaan. Tujuan
“perusahaan” bisa berupa :
Profitabilitas
Memaksimalkan nilai pemegang saham
Risiko
Pendekatan multiple stakeholder
KONSEP STRATEGI
Walaupun definisi berbeda satu sama lain, ada kesepakatan umum bahwa strategi
mendeskripsikan arah umum yang akan dituju suatu organisasi untuk mencapai tujuannya. Setiap
organisasi yang dikelola dengan baik memiliki 1 strategi / lebih, walaupun mungkin tidak dinyatakan
secara eksplisit. Selebihnya dari bab ini membahas jenis-jenis umum strategi yang dapat membantu
organisasi mencapai tujuannya. Perusahaan mengembangkan strateginya dengan mencocokkan
kompetensi intinya dengan peluang industry.
Walaupun pilihan strategi berbeda pada tingkatan hierarkis yang berbeda, ada kebutuhan
yang jelas untuk konsistensi dalam strategi di seluruh tingkatan unit bisnis & organisasi
keseluruhan (korporat). Tampilan di bawah ini berisi rangkuman keprihatinan strategi
pada 2 tingkatan organisasi & opsi strategi generik (umum). Selebihnya dari bab ini
menjelaskan gagasan-gagasan yang dirangkum dalam tampilan di bawah ini dengan
adanya orientasi sistem ini, kita tidak akan mencoba analisis yang cermat dari muatan
strategi yang tepat.
Tingkatan
Tingkatan Opsi Strategi
Isu Strategi Kunci Organisasi Primer
Strategi Generik
yang Terlibat
Strategi korporat adalah mengenai keberadaan di tengah-tengah bauran bisnis yang tepat. Oleh
karena itu, strategi korporat lebih berkenaan dengan pertanyaan di mana sebaiknya bersaing dan
bukannya bagaimana bersaing dalam industri tertentu; yang merupakan strategi unit bisnis. Pada tingkat
korporat, masalahnya adalah: definisi bisnis di mana perusahaan akan berpartisipasi, dan penugasan
sumber daya antar bisnis-bisnis tersebut. Analisis strategi tingkat korporat menghasilkan keputusan yang
melibatkan bisnis yang akan ditambah, bisnis yang akan dipertahankan, bisnis yang akan ditekankan,
bisnis yang akan dikurangi perhatiannya, dan bisnis yang didivestasi (dijual).
Berkaitan dengan strategi tingkat korporat, perusahaan dapat diklasifikasikan ke dalam salah satu
dari 3 kategori. Perusahaan dengan industri tunggal beroperasi dalam 1 lini bisnis. Contohnya adalah
Exxon-Mobil yang bergerak dalam bidang industri minyak bumi. Perusahaan dengan diversifikasi yang
berhubungan beroperasi dalam beberapa industri, dan unit-unit bisnis tersebut memperoleh manfaat dari
seperangkat kompetensi inti yang umum. Contohnya adalah Procter & Gamble (P&G) di mana
perusahaan ini memiliki unit-unit bisnis dalam popok (Pampers), deterjen (Tide), sabun (Ivory), pasta gigi
(Crest), shampoo (Head & Shoulders), dan produk konsumen bermerek lainnya. P&G memiliki 2
kompetensi inti yang menguntungkan semua unit bisnisnya : yakni Keterampilan inti dalam beberapa
teknologi kimia dan Keahlian distribusi serta pemasaran produk konsumen bermerek dengan harga
rendah melalui supermarket. Perusahaan dengan bisnis yang tidak berhubungan beroperasi dalam bisnis
yang tidak saling berhubungan satu sama lain ; hubungan antara unit-unit bisnis bersifat murni finansial.
Contohnya adalah Textron. Perusahaan ini beroperasi dalam bisnis yang sangat terdiversifikasi seperti
dalam alat tulis, helikopter, gergaji besar, komponen mesin pesawat terbang, forklift, alat mesin,
penghubung khusus, dan mesin turbin gas.
Pada tingkat korporat, salah satu dimensi yang paling signifikan di mana konteks strategis
berbeda adalah tingkat dan jenis diversifikasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang berbeda,
sebagaimana yang ditunjukkan dalam tampilan di bawah ini.
Persaingan antar perusahaan dengan diversifikasi tidak berlangsung pada tingkat korporat.
Sebaliknya, unit bisnis dalam 1 perusahaan (P&G Pampers unit) bersaing dengan unit bisnis dalam
perusahaan lain (Kimberly Clark’s Huggies unit). Kantor korporat dari perusahaan dengan diversifikasi
tidak meghasilkan laba dari dirinya sendiri, melainkan pendapatan dihasilkan dan biaya ditanggung dalam
unit-unit bisnis.
Strategi unit bisnis bergantung pada 2 aspek yang saling berkaitan: yaitu Misinya (“Apakah
tujuan keseluruhannya?”) dan Keunggulan kompetitifnya (“Bagaimana sebaiknya unit bisnis bersaing
dalam industrinya untuk melaksanakan misinya ?”).
Matriks General Electric Company / McKinsey dan Company serupa dengan Matriks BCG dalam
membantu korporasi untuk menerapkan misi di seluruh unit-unit bisnisnya. Walaupun demikian,
metodologinya berbeda dengan pendekatan BCG dalam hal-hal berikut ini :
a. BCG menggunakan tingkat pertumbuhan industri sebagai wakil (proxy) untuk daya tarik
industri. Dalam matriks General Electric, daya tarik industri didasarkan pada penilaian
tertimbang atas faktor-faktor seperti besarnya pangsa pasar, pertumbuhan pasar, penghalang
untuk memasuki pangsa pasar, teknologi yang using, dan sejenisnya
b. BCG menggunakan pangsa pasar relatif sebagai proxy untuk posisi persaingan yang dimiliki
oleh unit bisnis saat ini. Matriks General Electric, di lain pihak, menggunakan beragam faktor
seperti pangsa pasar, kekuatan distribusi, dan kekuatan rekayasa untuk menilai posisi
persaingan dari unit bisnis tersebut
2. Keunggulan kompetitif unit bisnis
Setiap unit bisnis harus mengembangkan keunggulan kompetitifnya untuk dapat melaksanakan
misinya. Dalam mengembangkan keunggulan kompetitif unit bisnis, perlu diperhatikan 3 hal
yaitu Apa struktur industri di tempat unit bisnis beroperasi?, Bagaimana unit bisnis seharusnya
mengeksploitasi struktur industri?, dan Apa yang akan menjadi dasar keunggulan kompetitif unit
bisnis?
a. Analisis industri (industry analysis)
Studi menunjukkan bahwa rata-rata profitabilitas industri sejauh ini merupakan prediktor
paling signifikan dari kinerja perusahaan. Menurut Porter, struktur industri harus dianalisis
terkait dengan kekuatan kolektif dari 5 competitive forces :
Intensitas persaingan antara para competitor yang ada. Faktor-faktor yang
mempengaruhi persaingan secara langsung adalah pertumbuhan industri,
diferensiabilitas produk, jumlah dan keanekaragaman pesaing, tingkat biaya
tetap, hambatan untuk keluar dari industry, dan intermittent overcapacity.
Secara intuitif maupun teoretis, keunggulan kompetitif di pasar pada intinya berasal dari
penyediaan nilai pelanggan lebih baik untuk biaya yang sama atau nilai pelanggan yang sama
untuk biaya yang lebih rendah. Rantai nilai keunggulan kompetitif tidak diperiksa secara berarti
pada tingkat unit bisnis secara keseluruhan.Analisis rantai nilai berusaha untuk menentukan di
bagian mana dari operasi perusahaan – dari desain sampai distribusi – nilai pelanggan dapat
ditambah / dikurangi.Dengan menganalisis biaya, pendapatan, & aktiva secara sistematis, unit
bisnis dapat mencapai keunggulan diferensiasi dengan pengurangan biaya (cost-cum-
differentiation).Kerangka rantai nilai adalah metode untuk membagi rantai tersebut – dari bahan
baku dasar sampai pelanggan pemakai akhir – ke dalam kegiatan spesifik untuk dapat memahami
perilaku biaya & sumber diferensiasi. Sedikit perusahaan, bila ada, yang melaksanakan seluruh
rantai nilai dari sebuah produk dengan sumber daya sendiri. Faktanya, dalam industri yang sama,
perusahaan-perusahaan bervariasi dalam proporsi kegiatan yang dilaksanakan dengan sumber
daya sendiri.Rantai nilai membantu perusahaan untuk memahami sistem penyaluran nilai, tidak
hanya bagian dari rantai nilai di tempat perusahaan beroperasi. Pemasok tidak hanya
menghasilkan & memberikan input yang digunakan dalam kegiatan nilai perusahaan, tetapi
secara signifikan juga mempengaruhi posisi biaya / diferensiasi perusahaan. Demikian juga,
tindakan pelanggan dapat memiliki dampak yang signifikan pada keunggulan biaya / diferensiasi
perusahaan.