Disusun oleh:
Fransisco Valdino R
A031191002
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019, Pasal 189 sampai dengan Pasal 193,
pelaporan keuangan pemerintah daerah diatur sebagai berikut:
Pelaporan keuangan Pemerintah Daerah merupakan proses penyusunan dan penyajian
laporan keuangan Pemerintah Daerah oleh entitas pelaporan sebagai hasil konsolidasi
atas laporan keuangan SKPD selaku entitas akuntansi.
Laporan keuangan SKPD disusun dan disajikan oleh kepala SKPD selaku PA sebagai
entitas akuntansi paling sedikit meliputi:
laporan realisasi anggaran;
neraca;
laporan operasional;
laporan perubahan ekuitas; dan
catatan atas laporan keuangan.
Laporan keuangan SKPD disampaikan kepada Kepala Daerah melalui PPKD paling
lambat 2 (dua) bulan setelah tahun anggaran berakhir sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Laporan keuangan Pemerintah Daerah disusun dan disajikan oleh kepala SKPKD selaku
PPKD sebagai entitas pelaporan untuk disampaikan kepada Kepala Daerah dalam rangka
memenuhi pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.
Laporan keuangan Pemerintah Daerah paling sedikit meliputi:
Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
Neraca
Laporan Operasional
Laporan Arus Kas
Laporan Perubahan Ekuitas
Catatan atas Laporan Keuangan.
Laporan keuangan Pemerintah Daerah disampaikan kepada Kepala Daerah melalui
Sekretaris Daerah paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Laporan keuangan Pemerintah Daerah dilakukan reviu oleh Aparat Pengawas Internal
Pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sebelum
disampaikan kepada Badan Pemeriksa Keuangan untuk dilakukan pemeriksaan.
Laporan keuangan Pemerintah Daerah disampaikan kepada Badan Pemeriksa Keuangan
paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
Pemeriksaan laporan keuangan oleh Badan Pemeriksa Keuangan diselesaikan selambat-
lambatnya 2 (dua) bulan setelah menerima laporan keuangan dari Pemerintah Daerah.
Dalam hal Badan Pemeriksa Keuangan belum menyampaikan laporan hasil pemeriksaan
paling lambat 2 (dua) bulan setelah menerima laporan keuangan dari Pemerintah Daerah,
rancangan Peraturan Daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD diajukan
kepada DPRD.
Kepala Daerah memberikan tanggapan dan melakukan penyesuaian terhadap laporan
hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan atas laporan keuangan Pemerintah
Daerah.
Dalam rangka memenuhi kewajiban penyampaian informasi keuangan daerah, PA
menyusun dan menyajikan laporan keuangan SKPD bulanan dan semesteran untuk
disampaikan kepada Kepala Daerah melalui PPKD sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Dalam rangka memenuhi kewajiban penyampaian informasi keuangan daerah, PPKD menyusun
dan menyajikan laporan keuangan bulanan dan semesteran untuk disampaikan kepada Menteri
Dalam Negeri dan Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Pengelolaan keuangan daerah khususnya yang berkenaan dengan akuntansi dan pertanggungjawaban
mengacu pada peraturan perundang-undangan yaitu antara lain UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara, UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara, UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintaan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor
24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Rakyat, yang dimaksutadalah kelompok masyarakat yang menaruh perhatian kepada aktivitas
pemerintah khususnya yang menerima pelayanan pemerintah daetah atau yang menerma produk
dan jasa dari pemerintah daerah. 2. Para wakil rakyat, lembaga pengawasan danlembaga pemeriksa
dewan perwakilan rakyat adalah pihak yang memberika otorisasi kepada pemerintah daerah untuk
mengelola keuangan daerah. Sedangkan lembaga pengawasan dan lembaga pemeriksaan adalah
badan yeng pelakukan pengawasan atas pengelolaan keungan daerah oleh pemerintah daerah. 3. Pihak
yang memberikan atau berperan dalm proses donasi,investasi dan pinjaman adalah badan atau
organisasi baik pemerintah, lembaga keuangan maupun lainya, baik dalam negeri maupun luar
negeri yang menyediakan sumber keuangan bagi pemerintah daerah. 4. Pemerintah pusat, laporan
keuangan ini diperlukan oleh pemerintah pusat untuk menilai kinerja Gubernur dan
Bupati/Walikota sebagai wakil pemerintah.
Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan
dan seluruh transaksi yang lakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode
pelaporan.Laporan keungan terutama digunakan untuk mengetahui nilai sumber daya ekonomi
yang di mamfaatkan untuk melaksanakan kegiatan operasional pemerintah, penilai kondisi
keuangan, mengevaluasi efektifitas dan efisiensi suatu entitas pelapor, dan membantu menentukan
ketaatannya terhadap peraturan perundang undangan.
Sesuai dengan PSAP No.1 (2010) secara spesifik tujuan pelaporan keuangan pemerintah adalah
untuk menyajikan informasi yang berguna untuk mengambilan keputusan untuk menunjukan
akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang di percayakan kepadanya.
Menurut Mardiasmo (2002 :162), tujuan umum laporan keuangan bagi organisasi pemerintah adalah :
Untuk memberikan informasi yang digunakan dalam pembuatan keputusan ekonomi, social dan
politik serta sebagai bukti pertanggungjawaban accountanbility dan pengelolaan stewardship.
2. Untuk memberikan informasi yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajerian dan
organisasional.
Dalam peraturan pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah,tujuan
laporan keuangan adalah :
2. Menyediakan informasi mengenaik kesekuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan
alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang undangan.
3. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan
entitsa pelaporan serta hasil yang dicapai.
4. Menyediakan informasi menegenai berbagai entitas pelaporan menandai selurh kegiatannya dan
mencakup kebutuhan kasnya.
5. Menyediakan informasi mengenai posisi keuanghan entitas laporan yang berkaitan dengan
sumber sumber penerimaanya, baik jangka pendek maupunjangka panjang, termasuk yang berasal
dari pungutan pajak dan pinjaman. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan
entitas pelapor apakah mengalami kenikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan
selama periode pelaporan.
Laporan Realisasi Anggaran menunjukkan kinerja pemerintah daerah sebagain penyusun dan pelaksana
APBD. Laporan realisasi anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan pemakaian sumberdaya
ekonomi yang dikelola oleh pemerintah baik pusat maupun daerah, yang menggambarkan perbandingan
antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan. Pelaporan mencerminkan kegiatan
keuangan pemerintah daerah yang menunjukkan ketaatan terhadap pelaksanaan APBD. Dengan demikian,
Laporan Realisasi Anggaran menyajikan pendapatan pemerintah daerah selama satu periode, belanja,
surplus/defisit, pembiayaan dan sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran.
b. Neraca;
Neraca adalah laporan keuangan yang menyajikan posisi keuangan entitas ekonomi pada suatu saat
(tanggal) tertentu. Laporan ini dibuat untuk menyajikan informasi keuangan yang dapat dipercaya
mengenai aktiva, utang, dan ekuitas dana.
Laporan Arus Kas menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas
pada tanggal pelaporan. Informasi ini disajikan untuk pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan.
Catatan atas Laporan Keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam Laporan Realisasi
Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas harus memiliki referensi silang dengan informasi terkait dalam
Catatan atas Laporan Keuangan.
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos
yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Termasuk pula dalam
Catatan atas Laporan Keuangan adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan
untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan, seperti kewajiban kontijensi dan komitmen-komitmen
lainnya
Komponen-komponen laporan keuangan tersebut disajikan oleh setiap entitas pelaporan, kecuali Laporan
Arus Kas yang hanya disajikan oleh unit yang memiliki fungsi perbendaharaan.
Dalam pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual( PSAP BA) 02 dalam paragraph
14 dijelaskan bahwa komponen komponen yeng terdapat dalam satu laporan keuangan terdiri dari
laporan pelaksanaan angaran dan laporan finansial sehingga seluru komponen menjadi sebagai
berikut (Tanjung, 2004:48):
Walaupun peraturan pemerintah No 71 tahun 2007 tentang Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis
Akrual telah menetapkan basis pencatatan yang digunakan adalah akrual. Namum dalam
penyusuan laporan realisasi anggaran tetap disesuaikan dengan menggunakan basis kas (PSAP BA
02 paragraf 03 dan 04 ). Struktur laporan realisasi anggaran yang menyajikan informasi realisasi
a) pendapatan-LRA, b) belanja, c) transfer, d) surplus/sefisit-LRA e) pembiayaan dan f) sisa
lebih/kurang pembiayaan anggaran (siLPA/SiKPA). Masing- masing dari struktur laporan realisasi
anggaran tersebut di definisikan dalam PSAO BA 02 paragraf 07 sebagai berikut,
(Tanjung ,2014:49-50):
2. Belanja Merupakan semua pengeluaran dari rekening kas umum Negara/ daerah yang
mengurangi saldo anggaran lebih dalam periode tahun angggaran yang bersangkutan yang menjadi
hak pemerintah tidak perluh bayar kembali ke pemerintah.
3. Transfer Merupakan penerimaan atau pengeluaran dari satuan entitas pelapor dari/kepada entitas
pelaporan lainya .Termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil.
5. Pembiayaan Merupakan setiap penerimaan yang perluh di bayar kembali dan/ atau pengelaran
yang akan di terima kembali,baik pada tahun anggaran yang besangkutan maupun tahun – tahun
anggaran berikutnya, yang dalam penggangaran pemerinta terutama di maksudkan untuk menutup
defisit atau mememfaatkan surplus anggaran.
6. (siLPA/SiKPA) Merupakan selisih kurang /lebih antaran realisasi pendapatan LRA dan belanja
serta penerimaan dan pengeluaran pembiayaan dalam APBN/APBD selama satu periode pelaporan.
Dalam PSAPBA 01 paragraf 14 dijelaskan bahwa pelaporan perubahan saldo anggaran lebih
menyajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya pos- pos berikut (tanjung 2014:52):
saldo anggaran lebih awal; pengguna saldo anggaran lebih,sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran
tahun belanja,koreksi kesalahan pembukuan tahun sebelumnya, lain lain dan saldo anggaran lebih
akhir.
c.Neraca
Merupakan komponen laporan keuangan yang mengambarkan posisis keuangan entitas pelapor
mengenai aset, kewajiban, dan, ekuitas pada tanggal tertentu (Tanjung 2014:53-55). Komponen dari
neraca adalah sebagai berikut :
1. Aset PSAP BA 01 paragraf 8, mengedentifikasikan aset sebagai sumber daya ekonomi yang
dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masalalu dan dari
mana manfaat dan/atau sosial dimasa depan diharapkan di peroleh, baik pemerintah maupun
masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termaksud sumber daya nonkeuangan yang
diperlukan untuk menyediakan jasa bagi masyarakat umum dan sumber sumber daya yang
dipelihara karena alasan sejarahdan budaya.
Aset lancar
Aset diklasifikasikan menjadi aset lancer dan Aset nonlancar, dalam PSAB BA 01 paragraf
54 di nyatakan bahwa suata aset diklasifikasikan sebagai aset lancer jika diharapkan untuk
segera direalisasikan, dipakai atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12(dua belas ) bulan
sejak tanggal pelaporan atau berupa kas dan setara kas. Semua aset yang tidak termasuk
dalam pengertian diatas diklasifikasikan sebagai aset non lancar.
Aset non lancer
Sementara itu PSAB BA 01 paragraf 56 dijelaskan bahwa aset non lancar mencakup aset
yang bersifat jangka panjang atau aset tak berwujud yang digunakan secara langsung atau
tidak langsung untuk kegiatan pemerintah atau yang digunakan oleh masyarkat.Selanjudnya
dalam paragraf 57 menyatakan bahwa aset non lancer diklasifikasikan sebagai investasi
jangka panjang, aset tetap dana cadangan dan Aset lainnya.
Aset tetap
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai manfaat lebih dari 12 (dua
belas) bulan untk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau digunakan dalam
kegiatan, masyarakat umum. Aset tetap terdiridari: stanah,peralatan dan mesin,
gedung dan bangunan,jaringan jalan dan irigasi aset tetap lainnya. Dalam kontribusi
dalam pengerjaan (PSAP BA 01 paragraf 63 dan 64).
Dana cadangan
Aset lainnya
Aset non lancar lainnya selain infestasi jangka panjang, aset tetap dana
cadangan diklasifikasikan sebagai aset lainnya yang dimaksud dengan aset lainnya
adalah aset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran jatuh tempo dari 12 bulan,aset
kerja sama pihak ketiga (kemitraan ) dan kas dibatasi penggunaannya PSAP BA 01
paragraf 66).
2. Kewajiban
ii. Kewajiban jangka panjang Jika kewajiban dibayar diharapkan lebih dari 12 bulan
setelah tanggal pelaporan diklasifikasikan sebagai jangka panjang adalah utang, utang
dalam negeri, utang obligasi, utang jangka panjang lainnya.
iii. Ekuitas Ekitas adalah kekayaan bersi pemerintah yang merupakan selisi antara aset
dan kewajiban pemerintah pada tanggal pelapor. Saldo ekuitas dineraca berasal dari
saldo ekuitas pada laporan perbahan ekuitas.
d. Laporan operasional
Laporan yang merupakan salah satu laporan yang harus di susun oleh pemerintah daerah setelah
di keluarkan Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 Tentang Standar Akntansi Pemerintah
Berbasis Akrual. Mamfaat di susunnya laporan operasional ini yaitu tersedianyainformasi mengenai
seluruh kegiatan operasional keuangan entitas pelaporan,dan dan penyajiannya dibandingkan dengan
periode sebelumnya. Sebelum digambarkan format laporan operasional, sebelumnya akan dijelaskan
terlebih dahulu definisi atau pengertian dari masing masing pos dalam laporan operasional yaitu:
Kegiatan non opersional, merupakan pendapatan atau beban yang sifatnya tidak rutin
perlu dikelompokan tersendri dalam kegiatan non opresional
Surplus /deficit sebelum pos luar biasa, merupakan penjumlahan atau pengurangan
Surplus/defisit dari kegiatan operasional dan kegiatan non operasional.
Pos luar biasa, merupakan pendapatan luar biasa atau beban luar biasa yang terjadi
karaena suatu kejadian atau transaksi yang bukan merupakan operasi biasa, tidak
diharapkan sering atau rutin terjadi, dan berada diluar kendali atau penggaruh entitas
bersangkutan.
Surplus /deficit LO, merupakan selisih antara pendapatan LO dan beban selama satu
periode pelaporan,setelah di perhitungkan Surplus/deficit dari kegiatan non operasional
dan pos luar biasa.
Laporan keuangan berikutnya harus disusun oleh pemerintah daerah berdasarka Peraturan
Pemerintah Nomor17 Tahun 2010 tentangStandar Akuntansi Berbasis Akrual adalah laporan arus
kas. Berikut ini akan lebih lanjut dari pengertian pengertian dari aktifitas yang di maksud dalam
definisi diatas:
1. Aktivitas opersional Yaitu aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang ditunjukan
untuk kegiatan opersional pemerintah selama dalam periode akuntansi.
2. Aktivitas investasi Yaitu aktifitas penerimaan dan pengeluaran kas yang ditujukan
untuk perolehan dan pelepasan aset tetap terhadap investasi lainnya yang tidak termasuk
dalam setara kas.
Laporan perubahan ekuitas merupakan laporan keuangan yang di susun oleh pemerintah daerah
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah
Berbasis Akrual.
Catatan atas laporan keuangan mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi yang dipergunakan.
Catatan atas laporan keuangan menggungkapkan atau menyajikan hal hal sebagai berikut:
Menyajikan rincian dan penjelasan masing masing pos yang di sajikan pada lembar
muka laporan keuangan
Mengungkapkan informasi yang diharuskan oleh PSAP yang belum disajikan dalam
lembar muka laporan keuangan .